You are on page 1of 12

Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004

1
BAB I. KONSEP DAN DEFINISI



I. ASPEK SARANA USAHA

1) Sawah
Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh
pematang, dapat ditanami padi dan palawija / tanaman pangan lainnya.

2) Sawah Irigasi
Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi.

3) Sawah Tadah Hujan
Sawah Tadah Hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan.

4) Sawah Sistim Surjan
Sawah Sistim Surjan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi atau
air reklamasi rawa pasang surut dan bukan pasang surut (lebak) dengan sistim tanam
padi dan palawija / hortikultura yang ditanam pada tabukan dan guludan.

5) Sawah Reklamasi Rawa Pasang Surut
Sawah Reklamasi Rawa Pasang Surut adalah sawah yang sumber air utamanya berasal
dari reklamasi rawa pasang surut.

6) Sawah Reklamasi Rawa Bukan Pasang Surut (Lebak)
Sawah Reklamasi Rawa Bukan Pasang Surut (Lebak) adalah sawah yang sumber air
utamanya berasal dari reklamasi rawa bukan pasang surut (lebak).

7) Pembukaan Lahan / Sawah Baru
Pembukaan Lahan / Sawah Baru adalah suatu usaha penambahan baku lahan pertanian
pada berbagai tipologi lahan seperti lahan irigasi, pasang surut dan tadah hujan yang
sedapat mungkin terdapat dalam satu hamparan yang memenuhi norma, kriteria,
standar teknis dan prosedur yang telah ditetapkan.

8) Lumbung Desa Modern (LDM)
Lumbung Desa Modern (LDM) adalah suatu sistim kelembagaan yang terdiri dari
konstruksi bangunan yang dilengkapi dengan alat pengering dan sarana lainnya serta
dikelola secara profesional dengan mengintegrasikan fungsi pengeringan, penyimpanan,
distribusi, pembiayaan dan stabilisasi harga gabah / beras sehingga mampu mendorong
aktivitas ekonomi di pedesaaan khususnya bagi kepentingan ekonomi petani padi dan
konsumen beras.

9) Kios Sarana Produksi Pertanian (Kios Saprodi)
Kios Sarana Produksi Pertanian (Kios Saprodi) adalah suatu unit bangunan usaha yang
digunakan untuk menyediakan dan menyalurkan sarana produksi pertanian seperti
benih / bibit, pupuk, pestisida / herbisida dan sarana pertanian lainnya, untuk
Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
2
mendukung peningkatan produksi dalam upaya penyediaan pangan dan pengembangan
agribisnis.

10) Jalan Usaha Tani (JUT)
Jalan Usaha Tani adalah suatu prasarana jalan di wilayah lahan usahatani yang berfungsi
sebagai sarana transportasi dalam pengangkutan sarana produksi pertanian, hasil
panenan dan alat mesin pertanian.

11) Akseptor IB
Akseptor IB adalah ternak betina produktif yang dikawinkan dengan IB.

12) Tenaga Inseminasi Buatan (Inseminator)
Tenaga Inseminasi Buatan ( Inseminator ) adalah tenaga yang telah mengikuti pelatihan
IB dan memenuhi kualifikasi yang ditetapkan serta mendapatkan Surat Izin Melakukan
Inseminasi Buatan (SIM IB)

13) Satuan Pelayanan IB (SP-IB)
Satuan Pelayanan IB adalah unit kerja fungsional yang menangani penyelenggaraan IB
di tingkat lapangan.

14) Pos Inseminasi Buatan (Pos IB)
Pos Inseminasi Buatan adalah bangunan sarana perkantoran bagi Tenaga IB dan dapat
juga berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan.

15) Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT)
Kebun Hijauan Makanan Ternak adalah merupakan areal atau lahan yang ditanami
jenis rumput unggul dan atau kacang-kacangan (Leguminosa) untuk memenuhi
kebutuhan pakan ternak dengan dipotong/ dipangkas secara periodik dalam interval
waktu + 30 hari (cut and carry).

16) Padang Penggembalaan
Padang Penggembalaan adalah areal atau lahan yang cukup luas dengan ditanami jenis
rumput / leguminosa tertentu yang berfungsi sebagai tempat untuk menggembalakan
ternak

17) Holding Ground
Holding Ground adalah merupakan kandang penampungan ternak sementara sebelum
ternak diangkut atau sebelum ternak dipotong.

18) Rumah Potong Hewan (RPH)
Rumah Potong Hewan adalah komplek bangunan dengan design dan konstruksi
khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai
tempat memotong hewan (sapi / kerbau / domba / kambing) bagi konsumsi
masyarakat umum.




Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
3
19) Rumah Potong Unggas (RPU)
Rumah Potong Unggas adalah komplek bangunan dengan design dan konstruksi
khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai
tempat memotong Unggas atau ayam bagi konsumsi masyarakat umum.

20) Insenerator
Insenerator adalah bangunan dengan design dan konstruksi khusus yang digunakan
sebagai tempat pembakaran bangkai ternak.


II. ASPEK PEMANFAATAN AIR IRIGASI

1) Embung
Bangunan kolam dengan ukuran relatif jauh lebih kecil dibanding waduk yang berfungsi
untuk menampung air permukan (Run-off) dari suatu areal tangkapan air yang tidak
terlalu luas di musim penghujan, kemudian dimanfaatkan airnya pada musim kemarau
pada saat diperlukan.

2) Check-dam
Bangunan pengendali sedimen hasil erosi yang dibangun pada jurang / alur drainase
alami menyerupai bendung sehingga selain berfungsi sebagai pengendap meterial dan
partikel kasar tanah, air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, budidaya
ikan, keperluan domestik, dll

3) Sumur Resapan
Bangunan sumur untuk menangkap aliran permukaan yang ada yang dapat dibangun
dihulu maupun dihilir baik dikawasan pemukiman, industri, hutan, dll. Bermanfaat
untuk: mengurangi aliran permukaan, mencegah banjir, erosi, tanah longsor,
meningkatkan penyediaan air tanah, mencegah intrusi air laut, memelihara mata air, dll.

4) B Be en nd du un ng ga an n
adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air, mengarahkan air sungai dengan
cara membendung sungai mengumpulkannya dengan reservoar sebelum dialirkan ke
saluran pembawa. Dengan demikian pada musim hujan air dapat disimpan dan
dialirkan pada musim kemarau, selain untuk air pengairan digunakan juga untuk air
minum dan energi.

5) Daerah Irigasi
adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi yang bisa disingkat
dengan D I.

6) Dam Parit
adalah Bangunan / dam yang ditempatkan pada alur-alur hidrologi alam untuk
menekan laju run-off dan menampungnya untuk dimanfaatkan sebagai sumber air
irigasi.

Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
4
7) Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah istilah umum untuk wadah
kelembagaan dari sejumlah Perkumpulan Petani Pemakai Air yang memanfaatkan
fasilitas irigasi yang bersepakat bekerjasama dalam pengelolaan suatu daerah pelayanan
irigasi.

8) Irigasi
adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang usaha pertanian.

9) Irigasi Setengah Tekhnis
Keadaan airnya dapat diukur disetiap tingkatan penyaluran dan pembagian air, biasanya
dibangun dan dikelola pemerintah.

10) Irigasi Sederhana
Keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran dan pembagian air biasanya
dibangun dan dikelola oleh petani / masyarakat.

11) Irigasi Tadah Hujan
Sumber air berasal dari air hujan jatuh langsung dipetakan, dilengkapi dengan saluran
pembawa dan pembuang di TUT.

12) Jaringan Irigasi
adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk
pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan, pembagian.

13) Jaringan Tersier
adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air di dalam petak
tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pembagi
yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang, berikut saluran bangunan turutan
serta pelengkapnya. Termasuk dalam hal ini jaringan irigasi pompa yang luas areal
pelayanan disamakan dengan areal tersier.

14) Jaringan Utama
adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem irigasi, mulai dari bangunan utama
(bendung/ bendungan) saluran induk / primer, saluran sekuder dan bangunan sadap
serta bangunan pelengkapnya.

15) Perkumpulan Petani Pemakai Air
adalah istilah umum untuk kelembagaan pengelola irigasi termasuk irigasi pompa atau
reklamasi rawa yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan
irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis.

16) S Sa al luran Sekunder
adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di saluran
primer yang berada dalam jaringan irigasi.



Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
5
III. ASPEK PUPUK DAN PESTISIDA

1) Pupuk
Setiap material baik organik maupun anorganik, alami atau sintesis yang memberikan
satu atau lebih unsur hara kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

2) Klasifikasi Pupuk

a. Berdasarkan kandungan unsur hara :
1) Pupuk makro primer (Urea, TSP, SP36, ZA, KCl)
2) Pupuk makro sekunder (Dolomit, Kiserit)
3) Pupuk mikro (Borat,dsb)

b. Berdasarkan bahan pembuatnya :
1) Pupuk Organik (tepung ikan, abu tanaman, tepung tulang, darah kering)
2) Pupuk Anorganik ( Urea, TSP, KCl, NPK, MAP, DAP)

c. Berdasarkan bentuknya :
1) Pupuk Padat :
Tepung (powder)
Butiran (Granule)
Tablet
2) Pupuk Cair

3) Pupuk An-Organik
Pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik atau biologis dan merupakan hasil
industri atau pabrik pembuat pupuk.

4) Pupuk Organik
Pupuk yang mengandung senyawa karbon yang berasal dari sisa tanaman dan atau
hewan.

5) Pupuk Tunggal
Pupuk yang mengandung 1 (satu) unsur hara primer Nitrogen (Urea, ZA), Phospat (TSP,
SP-36) atau Kalium(KCl).

6) Pupuk Majemuk
Pupuk yang mengandung 2 (dua) atau lebih unsur hara primer (NK, NP, PK, NPK).

7) Pestisida
Semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-
bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
b. Memberantas rerumputan.
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak
termasuk pupuk.
Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
6
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.
f. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan, dan atau
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman,
tanah atau air.


IV. ASPEK ALAT DAN MESIN PERTANIAN

A. ALAT DAN MESIN PETERNAKAN

1) Bak Pembeku
Alat berbentuk bak berisi air yang digunakan untuk membekukan lateks (bokar).

2) Tresher
Alat untuk memipil buah yang menghasilkan brondolan dan tandan kosong yang sering
disingkat Tangkos

3) Vacuum Dryer
Alat untuk mengeringkan minyak dengan cara hampa udara yang dilengkapi dengan
pencatat kevacuman udara dan termometer.

4) Kontainer Semen Beku
Bejana Vakumterbuat dari bahan baja atau aluminium yang berisi Nitrogen cair
digunakan untuk menyimpan sperma beku dalam jangka waktu yang relatif lama.

5) Inseminasi Gun
Alat yang digunakan untuk memasukkan mani/ semen (spermatozoa) ke dalam saluran
alat kelamin ternak betina berbentuk seperti alat suntik.

6) Alat/ Mesin Penetas Telur
Alat berbentuk kotak (box) di mana bermacam-macam telur unggas (ayam, itik, dan
puyuh) dapat ditetaskan menjadi anak selama waktu tertentu dengan pengaturan
temperatur serta kelembaban di dalam kotak tersebut. Panas bisa berasal dari bola
listrik pijar, lampu minyak tanah/ gas, dll.

7) Mesin Penggiling Butiran Pakan (Hammer Mill)
Mesin untuk menggiling butiran jagung menjadi butiran yang lebih kecil (beras jagung)
sebagai bahan pakan ternak.

8) Mesin Pencampur Pakan Konsentrat (Mixer)
Mesin yang digunakan untuk mencampur bermacam-macam bahan pakan konsentrat
sehingga homogen.


Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
7
9) Alat Pemanas Induk Buatan (Brooder)
Alat yang digunakan untuk memanaskan anak ayam umur sehari (doc) sebagai
pengganti induk ayam sampai beberapa minggu sehingga bisa tahan terhadap
perubahan temperatur rendah.

10) Alat Teropong Telur
Alat yang digunakan untuk melihat keadaan telur dengan teknik pantulan cahaya lampu,
apakah telur tersebut masih baik atau sudah rusak. Hal ini juga diperlukan dalam
penetasan telur.

11) Alat Pemotong Paruh
Alat untuk memotong paruh anak ayam (doc) supaya nanti kalau sudah besar tidak
mematuk serta melukai ayam lainnya.

12) Mesin Pemerah Susu (milking machine)
Mesin yang secara otomatis dapat mengisap air susu dari putting susu pada ternak
perah.

13) Kan Susu (milkcan)
Tempat untuk menyimpan susu sementara setelah diperah yang berbentuk ember susu,
terbuat dari bahan alumunium/ stainless steel.

14) Mesin Pendingin Susu (Milk Cooling tank)
Mesin yang digunakan untuk mendinginkan susu pada suhu 1-4
0
C supaya tidak
mudah rusak.

15) Mesin Pasteurisasi
Mesin yang digunakan untuk pasteurisasi atau proses pemanasan pada suhu di bawah
titik didih air ( 80 C) sehingga mematikan kuman-kuman penyakit tertentu.

16) Tangki Susu (milk tank)
Alat yang digunakan untuk mengangkut air susu dari tempat penampungan air susu ke
pabrik pengolahan susu. Tangki susu mempunyai dinding ganda dengan tebal minimal
2 mm, dimana antara dinding ada lapisan dengan atau tanpa isolator, dinding pendingin
serta thermometer.


B. ALAT PENGOLAHAN LAHAN

1) Traktor Roda Dua
Traktor yang digunakan untuk mengolah lahan atau menarik peralatan yang
mempunyai roda sebanyak dua buah (Power Hekker)
2) Traktor Roda Empat
Traktor yang digunakan untuk mengolah lahan atau menarik peralatan yang
mempunyai roda sebanyak empat buah. Berdasarkan sumber daya penggerak, traktor
roda 4 dapat diklasifikasikan menjadi:
Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
8
Traktor Mini (Traktor Kecil) : traktor yang dilengkapi mesin penggerak dengan
daya kurang dari 25 daya kuda (PK)
Traktor Sedang : traktor yang dilengkapi mesin penggerak dengan daya antara 25
50 daya kuda (PK)
Traktor Besar : Suatu traktor yang dilengkapi mesin penggerak dengan daya lebih
50 daya kuda (PK)


C. ALAT PEMBERANTAS JASAD PENGGANGGU

1) Hand Sprayer
Alat penyemprot dengan sistem udara yang dimampatkan tanpa menggunakan tenaga
motor sebagai daya penggerak. Udara dapat dimampatkan dalam satu kali operasi
(automatic sprayer) atau dimapatkan berturut-turut (semi automatic).

2) Knapsack Power Sprayer
Alat pengabut pestisida dalam bentuk cairan atau pengembus pestisida dalam bentuk
tepung, digunakan dengan tenaga motor, pemakaiannya dengan digendong.

3) Skid Power Sprayer
Alat penyemprot pestisida dalam bentuk cairan digunakan dengan motor, tidak
digendong tapi diangkat.

4) Swing Fog
Alat pengabut pestisida pekat dengan menggunakan poros dan tekanan gas.
Pemakaiannya biasanya digendong dan perlu bantuan angin.

5) Emposan
Alat pengembus untuk mengembus asap beracun ke dalam liang tikus, alat ini
digerakkan tenaga motor atau tenaga tangan.


D. POMPA AIR

1). Pompa Air
Alat untuk memanfaatkan air dengan memindahkan dari sumber air ke tempat yang
membutuhkan air, biasanya ke tempat yang lebih tinggi. Berdasarkan prinsip kerja
impeller untuk memindahkan air, pompa itu dibedakan atas :
1. pompa axial
2. pompa sentrifugal dan
3. mixed flow.

E. ALAT PANEN

1) Sabit Bergerigi
Alat yang digunakan untuk memanen padi atau kedelai. Berdasarkan variasi jumlah
gerigi pada bilah pisau, sabit bergerigi dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
9
- Gerigi halus : jumlah gerigi lebih dari 14 - 16 gerigi dalam 1 inchi
- Gerigi sedang : jumlah gerigi antara 14 - 16 gerigi dalam 1 inchi
- Gerigi kasar : jumlah gerigi kurang dari 14 - 16 gerigi dalam1 inchi

2) Reaper
Alat yang digunakan untuk memanen/ memotong padi yang digerakkan oleh tenaga
mekanis (traktor). Dapat digolongkan atas :
Reaper (Windrover) adalah alat pemanen/ pemotong padi yang fungsinya hanya
memotong pangkal padi dan jatuh dalam barisan;
Collection Type Reaper (Reaper Tipe Pengumpul) adalah alat
pemanen/ pemotong padi yang fungsinya hanya memotong pangkal batang padi dan
dikumpulkan;
Reaper Binder (Windrover) adalah alat pemanen yang memotong dan mengikat
batang padi.

3) Combined Harvester
Alat yang digunakan untuk memanen padi, merontokkan gabah dan memisahkan gabah
dari kotoran-kotoran yang dilakukan pada waktu mesin ini bekerja di lapangan. Ada 2
jenis combine harvester, yaitu :
tipe operator berjalan di belakang
tipe dikendarai


F. ALAT PENGOLAH PADI

1) Thresher
Alat yang digunakan untuk merontokkan butiran padi dari tangkainya dan juga dapat
digunakan untuk merontokkan kedelai maupun jagung. Berdasarkan penggeraknya
thresher dibedakan atas :

Pedal Thresher, jika digerakkan oleh tenaga manusia
Power Thresher, jika digerakkan oleh tenaga mekanik (motor)

2) Paddy Cleaner
Alat untuk memisahkan gabah dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan seperti
potongan jerami, kerikil, dan benda-benda asing lainnya.

3) Dryer
Alat yang dapat menurunkan kadar air gabah atau biji-bijian lainnya dengan
menggunakan udara yang dipanaskan.

4) Rice Milling Unit (RMU) atau Rice Unit (RU)
Penggilingan Padi yang merupakan satu unit antara pemisah kulit (husker) dan pemutih
(polisher) menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan sehingga proses dari gabah
langsung keluar dalam bentuk beras.


Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
10
5) Perusahaan Penggilingan Padi Besar (PPB)
Penggilingan padi yang mempunyai Kapasitas giling lebih besar 1500 kg beras/ jam.

6) Perusahaan Penggilingan Padi Skala Kecil (PPK)
Penggilingan padi yang mempunyai kapasitas giling sampai dengan 1500 kg beras/ jam.

7) Penggilingan Padi Engelberg (PPE)
Alat pengolahan padi dengan cara giling tanpa menggunakan rubber roll untuk
mengolah biji padi (gabah) menjadi beras.

8) Penyosoh Beras Pecah Kulit (Polisher)
Alat yang berfungsi untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi beras putih.

9) LDM
Singkatan dari Lumbung Desa Modern, merupakan kelembagaan yang mengelola
pengeringan, penyimpanan gabah, pengolahan dan pemasaran hasil yang dikelola secara
profesional.


V. ASPEK PEMBIAYAAN

A. KREDIT KETAHANAN PANGAN

1). Pengertian Kredit Ketahanan Pangan (KKP)
Kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada
petani, peternak, nelayan dan petani ikan, kelompok dalam rangka pembiayaan
intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, pengembangan budidaya tebu,
peternakan sapi potong, ayam buras, ayam ras, itik, usaha penangkapan ikan dan
budidaya ikan serta kepada koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah,
jagung dan kedelai.

2). Sumber Pendanaan , Suku Bunga dan Resiko KKP
Pendanaan KKP berasal dari Bank Pelaksana (9 Bank Umum dan 20 BPD).
Ketentuan lama suku bunga KKP yang berlaku mulai 1 Agustus 2003 sampai
dengan 31 Juli 2004 adalah untuk intensifikasi tanaman pangan yang harus dibayar
petani sebesar 9 % per tahun, dan untuk KKP peternakan, tebu, pengadaan pangan
dan perikanan sebesar 13 % per tahun.
Ketentuan baru yang berlaku mulai 1 Agustus 2004 tentang suku bunga KKP
untuk intensifikasi tanaman pangan yang harus dibayar petani sebesar 7 % per
tahun dengan dasar tingkat suku bunga pasar 14,5 % dan subsidi suku bunga 7,5 %,
dan untuk KKP peternakan, tebu, pengadaan pangan dan perikanan sebesar 10 %
per tahun dengan dasar suku bunga pasar 14,5 % dan subsidi suku bunga 4,5 %.
KKP berlaku sampai dengan Desember 2005.
Resiko KKP ditanggung oleh Bank Pelaksana dengan ketentuan sebagian dapat
dijaminkan dengan membayar premi tertentu kepada lembaga penjamin yang
didukung oleh pemerintah.

Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
11

B. KREDIT TASKIN AGRIBISNIS

1). Sasaran Kredit Taskin Agribisnis
Penerima Kredit Taskin Agribisnis adalah kelompok taskin (Prasejahtera dan Sejahtera
I) yang dinilai memiliki usaha layak. Sektor usaha mencakup seluruh usaha agribisnis.

2). Plafon dan Suku Bunga Kredit Taskin Agribisnis
Plafon kredit maksimum Rp. 50 juta / kelompok atau Rp. 2 juta / anggota dengan
suku bunga 12% per tahun.

3). Pelaksana Taskin Agribisnis
Bank BPD (15 propinsi: Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Lampung, NTT, Aceh, NTB,
Sumsel, Sulsel, Sumut, Sumbar, Kalteng, Kalsel dan Sulteng)


C. MODAL VENTURA

1). Tujuan Modal Ventura
Membantu pembiayaan pengusaha kecil dan menengah untuk pengembangan usahanya
dengan sistem bagi hasil.

2). Cakupan Modal Ventura
Semua jenis usaha yang prospektif untuk berkembang.

3). Plafon dan Suku Bunga Modal Ventura
- Disesuaikan dengan kebutuhan.
- Modal Ventura yang didanai oleh PT. Bahana Artha Ventura, maksimum Rp. 500 juta
/ entity (satu entity dapat berupa satu perusahaan atau kelompok)
- Modal Ventura yang didanai oleh PT. MVD adalah Rp. 100 juta/ entity (satu entity
dapat berupa satu perusahaan atau kelompok)
- Suku bunga berdasarkan bagi hasil dengan jangka waktu 3 6 tahun.

4). Pelaksana Modal Ventura
PT. Bahana Artha Ventura (Pusat) dan PT. Modal Ventura Daerah (seluruh propinsi).


D. DANA LABA BUMN

1). Tujuan Dana Laba BUMN
Melakukan pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana laba BUMN

2). Sasaran Dana Laba BUMN
Penerima kredit yaitu seluruh usaha kecil dan koperasi dengan sektor usaha mencakup
semua sektor ekonomi.


Buletin Sarana Pertanian Edisi Desember 2004
12
3). Plafon dan Suku Bunga Dana Laba BUMN
Plafon kredit maksimum Rp. 25 juta dengan bunga 6-12 % per tahun dan jangka waktu
2 tahun.

4). Pelaksana dan Sumber Pendanaan Dana Laba BUMN
Pelaksana yaitu BUMN setempat dengan sumber pendanaan dari sebagian laba BUMN.

You might also like