You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, terlebih akhir-akhir ini dengan maraknya kasus kekerasan dalam
rumah tangga. Dengan demikian, kita sebagai dokter membutuhkan pemahaman yang
baik tentang luka bakar itu sendiri, baik pada korban hidup maupun korban yang telah
meninggal.
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka kami menyusun tulisan mengenai luka
bakar dengan tujuan :
1. meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang luka bakar, meliputi definisi, ciri-
ciri, dan penatalaksanaan luka bakar.
. mahasiswa mampu membuat !isum et repertum korban luka bakar, baik korban
hidup maupun korban meninggal.
"dapun manfaat yang kami harapkan dari penyusunan tulisan ini adalah agar
tulisan ini dapat menjadi contoh dalam menyusun !isum et repertum luka bakar.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api , air panas , bahan kimia , listrik dan radiasi . Luka bakar
merupakan satu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi , yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal sampai fase lanjut.
1

#"$% L&'" B"'"(:
Dalam perjalanan penyakitnya dibedakan ) fase pada luka bakar yaitu
1. #ase awal * #ase akut* #ase $yok .
+ada fase ini , problema yang ada berkisar pada gangguan saluran nafas. 'arena
adanya cedera inhalasi dan sirkulasi. +ada fase ini terjadi gangguan keseimbangan
sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis yang bersifat sistemik.
. #ase setelah syok berakhir.
#ase berlangsung setelah syok berakhir* dapat diatasi . Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan menimbulkan masalah antara lain:
a. +roses inflamasi yang terjadi pada luka bakar berbeda dengan luka sayat
elektif, proses inflamasi disini terjadi lebih hebat disertai e,udasi. dan
kebocoran protein yang mengakibatkan terjadinya system imunologik - $.($
b. .nfeksi yang dapat menimbulkan sepsis.
c. +roses penguapan cairan tubuh disertai panas yang menyebabkan perubahan
dan gangguan proses metabolisme.
). #ase lanjut
#ase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka samapi terjadi maturasi.
/asalah pada fase ini antara lain terjadi parut hipertrofi, kontraktur dan
deformitas.

'L"$.#.'"$. L&'" B"'"(


Luka bakar dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan kedalaman
kerusakan jaringan,yaitu :
a. Berdasar penyebab
Luka bakar dibedakan atas beberapa jenis antara lain
- luka bakar karena api
- air panas
- bahan kimia
- listrik dan petir
- radiasi
- frost bite
b. Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan
Luka bakar derajat .:
- 'erusakan terbatas pada lapisan epidermis
- 'ulit kering,hiperemik berupa eritem
- 0idak dijumpai bula
- 1yeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- +enyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 2-13 hari
Luka bakar derajat ..:
- 'erusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi.
- Dijumpai bula
- 1yeri karena ujung ujung saraf sensorik teriritasi
- Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak lebih tinggi diatas kulit
normal
- Dibedakan atas dua:
a.Derajat .. Dangkal:
- 'erusakan mengenai bagian superfisial dari dermis
- 4rgan organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh
- +enyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 13-15 hari
)
b.Derajat .. Dalam:
- 'erusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
- 4rgan-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh
- +enyembuhan terjadi lebih lama tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan lebih dari 1 bulan .
Luka bakar derajat ... :
'erusakan meliputi seluruh dermis dan lapisan yang lebih dalam
4rgan-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar kulit, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan . 0idak dijumpai bula.
'ulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. 'arena kering, letaknya lebih
rendah dari kulit sekitar .0erjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis
yang dikenal eskar tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-
ujung saraf sensorik mengalami kerusakan. +enyembuhan terjadi lama karena
tidak ada epitelisasi spontan dari dasar luka.

Berat ringan luka bakar ditinjau dari kedalaman dan kerusakan jaringan ini
ditentukan oleh beberapa faktor :
1. +enyebab
. Lama kontak
Bahan kimia , terutama asam dapat menyebabkan kerusakan hebat akibat reaksi
jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan
proses penyembuhan
+embagian kerusakan jaringan
1. 6ona koagulasi
. 6ona statis
). 6ona 7iperemi
'ategori penderita
Berdasarkan berat atau ringan luka bakar diperoleh beberapa kategori penderita :
1. Luka bakar berat
a. derajat ..-... lebih dari 53 8
5
b. derajat ... pada muka tangan dan kaki
c. adanya trauma pada jalan nafas tanpa memperhitungkan luka bakar
d. luka bakar listrik
e. disertai trauma lainya
. Luka bakar sedang
a. derajat .. 12 9 53 8
b. derajat ... : 13 8 kecuali muka tangan dan kaki
). Luka bakar ringan
a. derajat .. : 12 8
b. Derajat ... : 8
Temuan Forensik
Kejadian
'ematian dari kejadian kebakaran biasanya akibat dari bunuh dari atau
pembunuhan.'ematian akibat ketidaksengajaan yang diakibatkan kebakaran
kebanyakan terjadi pada bayi, anak-anak, dan dewasa. 'ematian akibat
ketidaksengajaan akibat kebakaran biasanya terjadi pada orang dalam pengaruh
obat atau alkohol yang terperangkap oleh kobaran api. +emabuk sering memulai
terjadinya kebakaran karena kelalaian tindakan. $alah satu contoh, seorang wanita
ditemukan tewas di tempat tidurnya, ) botol kosong brandy dan pak rokok
ditemukan di samping tempat tidur. Bukti menunjukkan bahwa korban telah
mabuk berat sebelum meninggal dan kemungkinan kain sprei terkena percikan
dari rokok.
/embakar diri jarang terjadi, biasanya ditemukan ;at ;at yang mudah terbakar di
tubuh korban dan pakaiannya,lalu setelah itu terjadi kebakaran.
0ubuh biasanya dibakar setelah korban meninggal untuk meninggalkan jejak luka
pembunuhan, oleh karena alasan ini otopsi komplit harus dilakukan terhadap
tubuh yang sudah dipindahkan dari lokasi kebakaran.
Mekanisme Kematian
"ngka kejadian terbanyak dari luka bakar terjadi pada 5 jam pertama. Biasanya
akibat syok dan toksaemia. 0oksemia berlangsung pada <-=> jam dan dapat
2
menyebabkan kematian. $epsis adalah faktor yang paling penting pada kematian
pada kejadian 5-2 hari*lebih setelah luka bakar. +erubahan hepar diragukan untuk
mampu menjadi penyebab kematian. "ngka kematian meningkat secara tidak
langsung akibat bronkopneumonia, pada bayi biasanya akibat erosi akut dari
duodenum dan traktus intestinal. 'erusakan fatal ginjal juga bisa menyebabkan
kematian.
Temuan Dini Otosi Pada Kematian Luka Bakar
Kelainan Khusus Patologis
Lesi eksternal Luka bakar dapat ditemukan pada pemeriksaan luar tubuh.
'eadaan, luas, sifat dasar luka harus dideskripsikan. Luas luka sebanding dengan
angka kematian.
Luka bakar biasanya dideskripsikan sesuai dengan derajat .-?., yang
diklasifikasikan oleh Dupuytren. /enurut @ilson, klasifikasi Dupuytren susah
dinilai oleh mata telanjang. @ilson menyarankan luka diklasifikasikan menjadi )
tipe yaitu dermal, dermo-epidermal,deep burn.$elain dari kegunaan beda
klinis,klasifikasi @ilson berguna untuk mendskripsikan kematian anatomis pada
laporan post mortem.
Heat rigor.Dapat ditemukan pada otot.#enomena ini dapat ditemukan pada kasus
dimana terjadi pada deep charring of the body
Liver neksrosis.$elama bertahun tahun sentrilobular neksrosis dari hepar telah
diobser!asi pada luka bakar yang fatal.Bentuk ini ditemukan pada akut toksikemi
yang menyertai luka bakar,tapi pada beberapa tahun belakangan,bukti penelitian
dan klinis menunjukkan bahwa luka ini disebabkan oleh koagulasi agen yang
dilakukan daripada luka bakar tersebut.
Kelainan Umum Patologis
'elainan ini seperti tanda perubahan kongestif organ !isceral.7emorrage
petechiae, pleura, pericardium dan endocardium.
1
Poin Tam!a"an Pada Keentin#an Medi$a% %e#a%
Apakah orang ditemukan pada kebakaran masih hidup atau sudah meninggal
pada saat api membakar dirinya?
>
4rang yang meninggal oleh kobaran api konsentrasi A4 darah mencapai 138,dan
partikel karbon ditemukan pada jalan napasnya.Dua tanda tadi tidak ditemukan
pada orang yang meninggal sebelum terjadi kebakaran. tanda diatas
menunjukkan bahwa korban tersebut masih hidup sesaat kebakaran.Bika kadar
A4-7b tinggi akan didapatkan cherry red
Penyebab kematian pada kebakaran
+enyebab kematian biasanya karena terbakar,tapi mungkin juga disebabkan
keracunan akut karbonmonoksida atau gas beracun bentuk lain,seperti
nitrogen,amoniak dan hydrogen sianida,hydrogen sulfat,sulfur,akrolin.
1
LUKA BAKA& DAN MA'AT 'AN( TE&BAKA&
Derajat luka bakar menurut @ilson :
1.
0ipe . : terbakarnya epidermis. +ada tipe ini lesi terletak di epidermis dan
menimbulkan eritema dengan atau tanpa lepuh.
.
0ipe .. : terbakarnya dermoepidermial, dimana dermis dan epidermis terpisah dan
dermis mengalami kerusakan.
).
0ipe ... : terbakarnya lapisan profunda, dimana seluruh kulit rusak dan jaringan
dibawahnya terlihat. +ada beberapa kasus, nampak pulau-pulau dermis yang intak
pada luka.
)
Cambaran histologis luka bakar :
1. Derajat . : eritema.
/erupakan derajat luka bakar yang paling ringan, dimana timbul intra!ital pada
kulit yang terpapar. 'ulit nampak merah dan sedikit bengkak, kadang hanya
terlihat secara histologis. Cambaran khas berupa !asodilatasi dan hiperemis,
terutama kapiler di stratum papilare kutis yang berlangsung selama -5 hari.
Baringan ikat di sekitarnya mengalami disagregrasi dan sering disisipi oedema
yang mengandung protein, kadang nampak serbukan leukosit.
0emuan histologis eritema dapat dilihat dengan pengecatan 7%. 0emuan
ini akan berangsur menghilang dalam beberapa hari, kebanyakan D hari, pada
<
indi!idu yang bertahan hidup dan sembuh tanpa meninggalkan bekas. %ritema
dapat muncul postmortem dalam bentuk yang lebih lemah oleh efek panas pada
kulit mayat. +ada regio li!or mortis, identifikasi histologis dari eritema akibat
panas menjadi lebih sulit karena bersuperposisi dengan hypostasis berat. 0emuan
eritema tidak dapat dipercaya sebagai efek panas intra!ital.
. Derajat .. : lepuh

$ecara histologis, lepuh berisi serum, yang merupakan tanda reaksi
peradangan yang kebanyakan mengandung sedikit limfosit, monosit, +/1..
+ada perifer dari lepuh, epitel dari epidermis yang tidak lepas nampak bengkak
dan beberapa mengalami perubahan nekrobiologis, dimana inti selnya sedikit
yang dapat di cat. +ada daerah transisi antara tepi area yang rusak dan area kutis
yang tidak berubah, inti sel dari stratum basale dan stratum granulosum
mengecil dan memanjang secara longitudinal Eelongasi inti selF.
Bentuk lepuh akut ber!ariasi, tergantung dari area kulit yang terpapar, usia
korban, dan jenis panas yang terlibat. +ada anak-anak, kulitnya tipis dan kaya
air, lebih reaktif pada luka bakar dibanding dewasa. +ada beberapa kasus pada
efek panas yang lebih kuat, pembentukan lepuh dapat meliputi seluruh epidermis
termasuk stratum germinati!um. $ecara histologis pada kasus ini, dasar lepuh
terdiri atas stratum papilare kutis yang rusak. ?askular, pada awalnya
terkontriksi dan kemudian terdilatasi dan secara ekstrim terkongesti,
mengandung eritrosit.
Diagnosa banding lepuh terbakar adalah lepuh akibat keracunan barbiturat.
'eduanya memperlihatkan reaksi peradangan akut yang serius. +ada lepuh
barbiturat, elongasi inti sel pada area perifer lebih sedikit. +ada setiap
pembentukan lepuh, perubahan inti sel pada area marginal menunjukkan
peregangan dan penarikan dari jaringan. +engumpulan dan fragmentasi eritrosit
dan peningkatan basofil jaringan tidak muncul pada lepuh barbiturat. Lepuh
D
akibat suhu dingin tidak dapat dibedakan secara histologis dengan lepuh
terbakar. $ecara histologis, lepuh yang membusuk nampak lapisan epidermisnya
terlepas dan kutisnya nampak, tidak nampak tanda hiperemia dan peradangan,
lepuhnya berisi protein dan tidak mengandung sel. +ada area marginal, elongasi
seluler dan inti sel dapat dilihat pada epidermis yang teregang dan terangkat dari
jaringan dibawahnya.
Lepuh terbakar dengan fibrin, lekosit, dan reaksi !askular pada jaringan
dianggap sebagai reaksi intra!ital. Lepuh di epidermis dapat disebabkan efek
panas pada waktu singkat setelah kematian, namun tidak diikuti reaksi
peradangan.
+enyembuhan dari lepuh terbakar biasanya dalam 13-1 hari jika tidak
terinfeksi. .si lepuh akan diserap, dan epidermis yang terlepas akan mengering
dan berganti. Dari area marginal akan muncul epitelialisasi baru, sering dibawah
lepuh, setelah beberapa hari akan menutupi defek epidermis.
). Derajat ... : nekrosis kulit dan subkutis
0emuan histologisnya dipengaruhi faktor biofisik, klinis, dan kronologis.
Gang paling sering ditemukan adalah pusat nekrosis yang berupa proses
koagulasi pada kulit. Di daerah sekitarnya, ada bentuk bergradasi dari kerusakan
panas yang ringan hingga jaringan yang tidak rusak : oedema selular dan inti sel,
hilangnya granulasi basofilik sitoplasma, inti sel yang piknotik, terbentuknya
!akuole intrasitoplasma dengan isi basofilik, rusaknya kromatin, dan karioreksis.
$emua perubahan selular ini bisa dianggap awal dari de!italisasi yaitu
nekrobiosis.
'utis yang terletak di sentrum kerusakan dibawah epidermis yang mencair
mengalami nekrosis. 7al yang paling sering ditemukan adalah oedema awal
yang muncul setelah beberapa menit pada ;ona perifer dari area kutis yang mati.
0erjadi !asokonstriksi !askular superfisial dan !asodilatasi pada profunda. +ada
!askular ditemukan pengumpulan eritrosit, fragmentasi termal, tanda hemolisis,
dan oklusi akibat koagulasi termal. +ada lesi termal profunda nampak reaksi
peradangan yang lambat. .nfiltrasi leukosit tidak muncul hingga >-5 jam. Buga
tidak ditemukan deposit fibrin dan perdarahan.
=
'erusakan jaringan lemak subkutis dengan pencairan berupa kolapsnya sel
dan cairan ekstraseluler, dan lemak netral teremulsi secara kasar. Batas membran
sel skeletal dan sarkoplasma menjadi kabur. %ndomysium bengkak dan serat
lintang menjadi sulit dilihat secara langsung.
+ada kasus terbakar melalui kontak dengan metal panas Ethermal
metalli;ationF nampak luka seperti luka akibat sengatan listrik.
$ulit membedakan luka bakar derajat ... baru pada intra!ital atau
postmortal. 'arena semua tampilan histologis dan histokimianya mirip.
Luka bakar post mortem terdiri atas :
Lepuh dan ka!itas kosong di epidermis
$truktur paralel seperti pita di jaringan lemak sunkutis Esesuai dengan
derajat panasF
Lepuh marginal pada !askular
Luka bakar post mortem dapat ditegakkan bila tidak didapatkan :
o 7iperemia Edi luar area li!iditas postmortalF
o Dilatasi !askular
o 4edema dinding !askular
o 0ermal koagulasi pada !askuler di korium
o #ragmentasi eritrosit
o /etakromasia
5. Derajat .? : lapisan profunda dan charring.
/eliputi terpaparnya tulang, yang diikuti karbonisasi dan destruksi seluruh
ekstremitas dan seluruh bagian tubuh. Diakibatkan oleh nyala api langsung dengan
suhu tinggi.
(enera% "eat
7epar
1ampak oedema perikapiler dan infiltrasi monosit limfositik pada trigonum
Clisson di lobulus hepar setelah beberapa jam terbakar. +ada lobulus perifer, epitel hepar
13
opak dan bengkak, nampak pemisahan sitoplasma dan distensi inti sel E6inch 1=53, (eh
1=>3F. 1ampak inti sel raksasa yang piknotik dan epitel +/1 hepar.
+ada anak-anak ditemukan infiltrasi difus dari partikel lemak berukuran besar
dan sel raksasa berinti banyak dengan akumulasi pigmen dan produk fagositosis seperti
plak yang terdiri atas asam amino.
Cinjal
0idak spesifik, nampak hiperemia dan kongesti !askular, bengkak yang opak
dan degenerasi hialin pada epitel tubulus, silinder hemoglobin, pelebaran kapsula
Bowman, lepasnya epiteltubulus dari membrana basalis, perubahan regresif epitel tubulus
menjadi nefrosis nekrositer, bertambahnya sel-sel di glomerolus, kolapsnya loop
glomerolus, glomerulohistolisis, eksudat serous pada spatium kapsulare, hilangnya
glomerolus, silinder protein, dan infiltrat septik fokal dan pencairan.
Bantung
+erubahan bentuk miokarditis serosa muncul bersama oedema fibrosa dan
bengkaknya serat lintang dan diskus interkalatum. Buga nampak area pucat fokal dan
homogen, terutama otot septum !entrikel kanan. +ada banyak kasus, terutama anak-anak,
akumulasi histiosit dan !akuole tanpa lemak peri!askuler ditemukan pada sel otot jantung
akibat hipoksia.
+aru-paru
1ampak oedema intertisisal umum, oedema fokal intra al!eolar, perdarahan intra
al!eolar, dinding !askular bengkak dan disagregrasi. +ada regio kepala ditemukan
trakheobronkhitis pseudomembranosa, bronkhiolitis, perdarahan intertisial dan al!eolar,
trombus fibrin pada arteri kecil dan arteriol, ateletaksis fokal, bronkhopneumonia, dan
emfisema akut.
4tak
Gang penting adalah oedema. Buga ditemukan fibrinolisis berat dan
pembentukan sel shadow, oedema akut dan homogenisasi sel ganglion.
'elenjar adrenal
7iperplasia korteks adrenal eksterna dan peningkatan produksi aldosteron dan
adrenalin beberapa jam setelah terbakar E#ain 1=>5F. 0erjadi penurunan jumlah lipid dan
kholesterol. $etelah -5 hari, temuan ini berbalik dan terjadi perubahan distrofia.
11
+ankreas
+ada luka bakar jarang diperiksa namun sering diperiksa pada kondisi syok.
Ditemukan trombus fibrin pada kapiler dan arteriol, perdarahan, nekrosis sel parenkim
dan kadang-kadang sekelompok nekrosis.
Caster dan intestinum
&lkus gaster dan duodenum dengan komplikasi fatal, seperti ulkus akibat syok.
&lkus terbentuk segera pada mukosa mencapai tunika muskularis dalam submukosa.
"dalah sulit untuk menilai sebab perdarahan dan perforasi pada dewasa, karena hal ini
dapat ditimbulkan oleh trauma sistemik setelah terbakar.
#rekuensi ulkus gastrointestinal H 28 dari peristiwa kebakaran yang dikenal
sebagai efek Aurling EDruner dan Cro;inger 1=<F.
/orfologi sindroma syok E(emmel 1=<2, $elles 1=>2F muncul ketika terjadi :
/ikrotrombus intra!askuler di paru-paru, hati, ginjal, dan saluran
gastrointestinal
1ekrosis epitel hati dan ginjal
Distensi tubulus renalis
"kumulasi sel myelopoetik intra!askular di ginjal
%rosi mukosa saluran gastrointestinal
'ematian akibat paparan panas tinggi dan panas yang dihirup memberikan karakter yang
khas yaitu :
(uptura dengan perdarahan dan pelepasan fibrin di jaringan paru
+embengkakan dan pelepasan lepuh epitel trakhea dan bronkhus
4edema intraal!eolar dan peri!askular pada paru-paru
+embengkakan dan agregasi tunika intima dan septum !askular kecil di
paru-paru
+embengkakan tunika parietalis arteri kecil dan arteriol di kortek ginjal
0anda hipoksia pada epitel al!eolus dan organ berparenkim.
'adang-kadang destruksi total mukosa trakheobronkhial dengan reaksi
peradangan dan oedema parietal.
1
Ma)at )an# ter!akar
%fek panas sering berlanjut dalam waktu kematian dan menghancurkan temuan
jaringan yang berhubungan dengan penentuan sebab kematian. 1ampak perubahan pada
bronkus cabang kedua dan ketiga dan pada jaringan paru pada luka bakar inhalasi
intra!ital yang meliputi :
+embengkakan dan nekrosis koagulasi epitel silindris berlapis superfisial
%longasi inti sel epitel dan pembentukan struktur palisade
%!aginasi kelenjar mukosa superfisial
#ragmentasi dan pengumpulan eritrosit di mukosa !askular
4edema submukosa
7iperemia mukosa ginjal
+ada luka bakar inhalasi nampak oedema parenkim paru dengan perdarahan
berbintik. Di dalam oedema ini, ada pneumosit makrofag yang bengkak dengan granula
pigmen coklat seperti plak yang mungkin terbentuk dari hemoglobin.
$udah diketahui secara luas bahwa ada partikel jelaga pada mukosa traktus
respiratorius profunda dan al!eoli. +ada kasus kematian akut akibat api dan efek asap,
partikel ini tidak menyatu dengan jaringan, pada paparan intra!ital partikel jelaga
menempel secara longgar di atas membrana mukosa atau mengelilingi cairan mukus.
'adang-kadang ditemukan ;ona merah seluas >-D mm pada tepi area yang
terbakar post mortem. "ntara ;ona ini dan perifer ada area dermis pucat seluas beberapa
milimeter. $ecara histologis, pita merah ini terdiri atas !askular yang terdistensi oleh
darah pada lapisan superfisial kutis dan subkutis. 7al ini bisa juga dimunculkan dalam
eksperimen pada mayat.
%mboli lemak merupakan tanda intra!ital pada mayat yang terbakar. 7al ini juga
dapat dihasilkan dalam eksperimen pada mayat dengan efek panas terhadap seluruh tubuh
mayat atau paparan langsung pada hepar E$chollmeyer 1=>F.
+emeriksaan histologis pada otak jarang dilakukan sekalipun ada karbonisasi
eksterna dan kerusakan parsial pada area sentral. 'arena kehilangan cairan dan
pengerutan, struktur otak menjadi lebih padat EDot;auer dan Bacob 1=2F. 1ampak proses
koagulasi intra!askular dengan pembentukan globulus fibrin, demineralisasi area
peri!askular dibentuk oleh sel glia, dan homogenisasi dinding !askular EBacob 1=2>F.
1)
Epidural burn hematoma terbentuk postmortal setelah efek lokal yang hebat
pada tengkorak dan dapat dibedakan dengan hematom yang sama pada intra!ital secara
makroskopis. $ecara histologis, burn hematoma nampak sebagai struktur yang
didominasi lemak yang mencair dan masa gelatin dan sedikit komponen darah.
+emeriksaan hitologis pada tulang yang terbakar cukup sulit. Dari penelitian
didapatkan penurunan stabilitas mekanik seiring dengan peningkatan paparan panas.
$tabilitas minimal tercapai pada suhu 533
3
A. +ada suhu <33
3
A, terjadi fusi dari kristal-
kristal mineral tulang, struktur lamelar tulang memfasilitasi homogenisasi E7ermann
1=<), 1=<2F. #usi kristal mineral membutuhkan hilangnya !olume dan penyusutan khas
tulang sebanyak 13-128.
HEAT DEATH
.dentifikasi kematian akibat panas tanpa tanda terbakar adalah sulit. 0idak ada
perbedaan yang berarti antara luka bakar menyeluruh dengan efek lesi termal pada organ
dalam EIburning sickness, general hyperpyrexiaF.
+ada hipertermia penyebab kematian sulit ditentukan, hanya ditemukan tanda
morfologis dari kegagalan kardio!askular, sianosis keseluruhan, kongesti !askular, dan
aspirasi ini perut E/aulhardt 1=<2F.
KEMATIAN AKIBAT HIPOTE&MIA
+emeriksaan histologi pada frost bite, menimbulkan efek postmortal yaitu
pembentukan es pada jaringan organ berparenkim dan otot skeletal mayat. 7al ini
menyebabkan pembentukan ka!itas dan kerusakan jaringan yang luas dengan efek
merugikan dalam perbandingan data histologis. 'adang-kadang kerusakan ini disebabkan
penyimpanan mayat dalam suhu yang terlalu rendah E: 3
3
AF.
Local frostbite
0erbentuk pada area kontak dengan konduktor dingin dan area akral yang
terpapar dingin seperti telinga, hidung dagu, dan ekstremitas. 1ampak erupsi lepuh yang
secara histologis tidak bisa dibedakan dengan lepuh akibat panas. 'erusakan syaraf
perifer karena dingin mengganggu iner!asi dinding !askular. 0erjadi peningkatan
permeabilitas tunika intima menyebabkan influks cairan pada lapisan profunda !askular
15
disertai trombopati. 'ondisi kulit sendiri tidak bisa die!aluasi sebagai indikator trauma
dingin yang sesungguhnya.
+enelitian #ischer dan /Jller E1=<1F dan $hafer dan 0homsen E1=22F
menunjukkan adanya efek yang tertunda akibat bekunya organ perifer.
'omplikasi fatal dari trauma dingin perifer yaitu emboli lemak pada paru-paru
ketika kedua ekstremitas bawah membeku E7ardmeier 1=>)F. %mboli ini berasal dari
nekrosis jaringan lemak pada area yang beku.
General frostbite (fatal hypothermia)
0emuan pada hipotermia fatal sedikit dan tidak khas E7irno!en 1=<>F. 1ampak
oedema kutis dan subkutan wajah dan eksteremitas, eritema dan lepuh pada area kontak,
perdarahan berbintik kasar pada mukosa lambung dan intestinum, nekrosis lemak di
pankreas, hemorrhagic pancreatitis, mikroinfark pada hampir semua organ dalam
diinduksi oleh koagulasi eritrosit pada !askular kecil dan bronkopneumonia sebagai
komplikasi akhir. +erdarahan intrapulmoner terjadi pada anak-anak E/ant 1=>5, 1=>=K
7./Jller 1=<1F. Buga terjadi deplesi glikogen pada hati, degenerasi lemak pada epitel
tubulus proksimal ginjal, lepasnya protein pada kapsula Bowman, dan perdarahan pada
endokardium dan pleura.
0anda !ital yang khas pada kematian akibat hipotermia adalah perdarahan pada
otot iliopsoas EDirnhofer dan $igrist 1=<=K $chneider dan 'lug 1=D3F. "danya perdarahan
diapedesis akibat gangguan permeabilitas sister !askular terminal pada area otot. Lebih
jauh, tanda hipoksia dinding !askular dalam bentuk degenerasi !akuolar ditemukan pada
sel-sel lapisan medial.
1ampak perubahan degeneratif pada serat otot jantung berupa eosinifilia,
pembengkakan oedematik, pembentukan !akuol, piknosis inti sel, dan nekrosis fokal
E/Jller 1=<2K $huda 1=>5K $arajas 1=>5F. +ada kelenjar adrenal terjadi deplesi lipoid dari
kortek dan deplesi !akuol dari medula. 0erjadi umpan balik negatif terhadap hipofise
berupa resorpsi koloid, hiperemia kapiler, dan desLuamasi epitel pada kelenjar tiroid
E$imon dan /Jller 1=>1F.
)
PENATALAKSANAAN LUKA BAKA&
12
0indakan pertama dan utama menolong kasus luka bakar adalah menghentikan
kontak dengan sumber panas yaitu mematikan api misalnya dengan menutup bagian yang
terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi api yang menyala. 'ontak dengan
bahan yang panas juga harus cepat diakhiri misalnya dengan mencelupkan bagian yang
terbakar atau menceburkan diri ke air dingin, atau melepaskan baju yang tersiram air
panas. Bila penyebab luka bakar tsb adalah listrik segera putuskan aliran listrik.
5
+roses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung
terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. +roses ini dapat dihentikan
dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada
jam pertama. 4leh karena itu merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit
pertama dalam air sangat bermanfaat dalam menurunkan suhu jaringan sehingga
kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. +encelupan atau penyiraman dapat dilakukan
dengan air apa saja yang dingin, tidak usah steril.
+ertolongan pertama setelah sumber panas dipadamkan terdiri dari merendam
daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-
kurangnya 12 menit. 0idak benar melakukan pertolongan dengan memberikan minyak,
margarin, kopi, dsb karena akan menimbulkan reaksi dengan jaringan yang menambah
derajat kerusakan jaringan, termasuk infeksi.
+ada luka bakar sederhana prinsip penanganan utama adalah mendinginkan
daerah yang terbakar dengan air, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel
epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka. Luka dapat dirawat secara
tertutup atau terbuka.
+ada luka bakar berat selain penanganan umum seperti pada luka bakar ringan
kalau perlu dilakukan resusitasi segera bila penderita menunjukan gejala syok. Bila
penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan nafas, diberikan campuran udara lembab
dan oksigen. 'alau terjadi udem laring dipasang pipa endotrakhea atau dilakukan
trakeostomi.0rakeostomi berfungsi untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi ruang
mati dan memudahkan pembersihan jalan nafas dari lendir atau kotoran.
+erawatan lokal dilakukan dengan mengoleskan luka dengan antiseptik dan
membiarkannya terbuka untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan pembalut
1>
steril untuk perawatan tertutup. $elanjutnya diberikan "0$ dan*atau toksoid. "nalgesik
diberikan bila penderita kesakitan.
Pemberian airan !ntravena
$ebelum pemberian cairan intra!ena dilakukan, luas dan dalamnya luka bakar
harus ditentukan secara teliti. 'emudian jumlah cairan infus yang akan diberikan
dihitung. "da beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan salah satunya dengan
cara %!ans yaitu :
1. Luas luka dalam 8 , BB dalam kg menjadi ml 1aAl per 5 jam.
. Luas luka dalam 8 , BB dalam kg menjadi ml plasma per 5 jam. 'eduanya
merupakan pengganti cairan yang hilang akibat edema. +lasma diperlukan untuk
mengganti plasma yang keluar dari pembuluh darah dan meninggikan tekanan
osmosis sehingga mengurangi perembesan dan menarik kembali cairan yang keluar.
). $ebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan diberikan 333 cc glukosa 2
8 per 5 jam.
$eparuh dari jumlah 1HH) diberikan dalam D jam pertama, sisanya diberikan dalam 1>
jam berikutnya. +ada hari kedua diberikan separuh jumlah cairan hari pertama. +ada hari
ketiga diberikan separuh jumlah cairan hari kedua. 'alau diuresis pada hari ketiga
memuaskan dan penderita dapat minumtanpa keulitan infus dapat dikurangi bahkan
dihentikan.
Aara lain yang lebih sederhana dengan rumus Ba,ter yaitu 8 , BB , 5 ml.
$eparuh dari jumlah cairan diberikan dalam D jam pertama sisanya diberikan dalam 1>
jam. 7ari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu (inger laktat karena terjadi defisit
ion 1a.
"bat#"batan
"ntibiotik sistemik spektrum luas diberikan untuk mencegah infeksi. Gang
dipakai adalah golongan "minoglikosida yang efektif terhadap pseudomonas. Bila ada
infeksi, antibiotik diberikan berdasarkan hasil biakan dan uji kepekaan kuman. "ntasid
diberikan untuk pencegahan tukak stres dan antipiretik diberikan bila panas.
1<
'ebutuhan penderita luka bakar meliputi :
1. minuman :
segera setelah peristaltik menjadi normal
2 ml*kgBB*hari
$ampai diuresis minimal )3 ml*jam
. makanan oral:
segera setelah dapat minum tanpa kesulitan
233 kalori*hari
133-123 gram protein*hari
). sebagai tambahan diberikan perhari:
?itamin ", B dan D
?itamin A 233 mg
#e sulfat 233 mg
"ntasid
Penatalaksanaan luka bakar ringan
7al yang perlu diperhatikan adalah :
1. /engatasi rasa nyeri
'ompres air dingin minimal 12 menit. $uhu yang rendaah memberi efek
anestesi karena terjadi !asokonstriksi. +emberian preparat mengandung
!ehiculum jel memberi rasa nyaman E misal Bioplasenton F
"nalgetik
. +enatalaksanaan luka
Luka bakar derajat . cukup dirawat dengan !aselin atau krim pelembab, tanpa
harus memberikan antibiotik.
Luka bakar derajat .. superfisial
1. Luka bakar yang termasuk kategori ini ditandai dengan adanya bula.
Bila ukuran bula relatif kecil cukup dibiarkan dan akan mengalami
1D
penyembuhan spontan. Bila mengganggu, cairan bula dilakukan
aspirasi tanpa melakukan pembuangan lapisan epidermis yang
menutupinya. 'emudian tutup dengan tulle dan kassa adsorben atau
hidrofil.
. Bagian tubuh terkena biasanya perlu diistirahatkan EimmobilisasiF
dalam tenggang waktu tertentu untuk mempercepat proses
penyembuhan.
). Dalam hal diet, tidak ada pantangan
Penatalaksanaan luka bakar sedang dan berat
Luka bakar sedang dan berat merupakan indikasi untuk dirawat*dirujuk ke rumah
sakit yang memiliki fasilitas perawatan luka bakar dengan tim penanganan luka bakar
terpadu, ahli bedah plastik atau ahli bedah yang terlatih menangani luka bakar.
+ada luka bakar dalam perlu diusahakan secepat mungkin membuang jaringan kulit yang
mati dan memberi obat topikal. +erawatan setempat dapat dilakukan secara terbuka
maupun tertutup.
'euntungan perawatan terbuka adalah mudah dan murah, permukaan luka yang
selalu terbuka menjadi dingin dan kering sehingga kuman sulit berkembang . $edapat
mungkin luka dibiarkan terbuka setelah diolesi obat.
+erawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan yang dimaksudkan untuk
menutup luka dari kemungkinan kontaminasi. 'euntungan perawatan tertutup adalah
luka tampak rapi dan terlindung.
"ntiseptik yang dipakai adalah nitras argenti E betadin F 3,2 8. 'ompres nitras
argentiyang selalu dibasahi tiap jam efektif sebagai bakteriostatikuntuk semua kuman.
4bat lain yang banyak dipakai adalah ;il!ersulfadiasin dalam bentuk krim 1 8.
+ada luka bakar derajat .. sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi kering. 'eropeng ini
akan terlepas sendiri setelah <-1 hari. $edang pada luka bakar derajat ... sebaiknya
keropeng dibiarkan kering selama 13-1D hari. 'emudian keropeng dapat diepaskan dan
dilakukan cangkok kulit.
+engangkatan keropeng atau eskarotomi dilakukan juga pada lukabakar derajat ... sebab
pengerutan keropeng dan pembengkakan yang terus berlangsung dapat mengakibatkan
1=
penjepitan yang membahayakan sirkulasi sehingga bagian distal mati. 0anda dini
penjepitan berupa nyeri kemudian kehilangan daya rasa pada ujung-ujung distal.
Luka bakar yang telah dibersihkan atau luka granulasi dapat ditutup dengan cangkok kulit
yang umumnya diambil dari kulit penderita sendiri.
5
LUKA BAKA& AKIBAT LIST&IK DAN PETI&
L&'" B"'"( L.$0(.'
Listrik dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat perubahan energi listrik
menjadi energi panas. +engaruh sengatan listrik terhadap kerusakan jaringan tubuh sangat
bergantung pada beberapa hal, yaitu :
1. Benis arus : arus searah E$irect urrentF, atau arus bolak-balik EAlternating urrentF.
Disebutkan dalam kepustakaan bahwa arus bolak-balik lebih IefektifM menyebabkan
luka bakar daripada arus searah, dan hal ini masih dipengaruhi oleh frekuensi listrik.
/orit; menuliskan bahwa arus listrik berfrekuensi >3 7;, seperti yang banyak
digunakan dalam rumah tangga dan industri, telah dapat mencederai jantung.
. Besarnya arus listrik E . F 9 dengan satuan "mpere - yang melalui tubuh, yang
dipengaruhi oleh hal:
- +otensial listrik E ? F dinyatakan dalam ?olt
- (esistensi tubuh E ( F dinyatakan dalam 4hm
). Lintasan arus listrik dalam tubuh.
'ematian akan lebih mudah terjadi jika jantung atau batang otak berada dalam
lintasan arus listrik yang melalui tubuh.
5. Durasi kontak dengan sumber listrik.
Derajat keparahan luka bakar akibat listrik ini berbanding sejajar dengan durasi
kontak.
Dengan demikian, listrik bertegangan tinggi E133-333 ?F bisa jadi tidak menimbulkan
akibat yang fatal jika durasi kontak singkat, kontak yang buruk antara kulit dan
konduktor eksternal, atau organ !ital tidak berada dalam perlintasan arus listrik. Di lain
pihak, listrik bertegangan 113 ? dapat berakibat fatal jika terdapat kontak yang baik
antara kulit dan konduktor eksternal, durasi kontak yang lama, atau organ !ital berada
dalam perlintasan arus listrik.
3
'erusakan jaringan tubuh pada luka bakar listrik ini terjadi karena beberapa hal,
antara lain:
1. "rus listrik merupakan energi dalam jumlah besar.
Dari luka masuk 9 bagian tubuh yang kontak dengan sumber listrik*konduktor
eksternal 9 arus listrik mengalir melalui bagian tubuh yang memiliki resistensi paling
rendah 9 yaitu cairan: darah*pembuluh darah 9 menuju bumi melalui bagian tubuh
yang kontak dengan permukaan bumi EgroundF.
'erusakan jaringan tubuh ini dapat bersifar ekstensif lokal maupun sistemik.
. Loncatan energi yang ditimbulkan oleh udara, yang berubah menjadi api.
). 'erusakan jaringan trjadi secara lambat tapi pasti, dan tidak dapat diperkirakan
luasnya. 7al ini disebabkan oleh kerusakan sistem pembuluh darah E trombosis,
oklusi kapiler F di sepanjang bagian tubuh yang dialiri listrik.
Dalam klasifikasi derajat berat-ringannya luka bakar, maka luka bakar akibat listrik dan
petir menempati urutan teratas dengan kategori luka bakar derajat berat*kritis.
'ekhususan pada luka bakar listrik adalah adanya luka bakar masuk dan luka
bakar keluar. +ada luka bakar masuk, gambaran klinisnya sama dengan luka bakar pada
umumnya, namun terdapat perbedaan pendapat mengenai gambaran histologisnya :
sebagian ahli berpendapat tidak ada perbedaan antara luka bakar listrik dan luka bakar
biasa, sebagian lainnya berpendapat terdapat perbedaan yang nyata antara ke- jenis luka
bakar ini terutama pada sel-sel epidermis.
+ada korban hidup maka tata laksana luka bakar listrik adalah sama dengan luka
bakar biasa.
'ematian pada luka bakar listrik dapat terjadi segera setelah kejadian, dapat pula
terjadi beberapa jam kemudian. $ebab kematian segera pada luka bakar listrik adalah
karena gagal jantung, dan gagal nafas. Dalam hal ini gagal jantung terjadi karena adanya
fibrilasi !entrikel ataupun stimulasi kuat pada pusat 1er!us ?agus di medulla oblongata.
+ada kasus luka bakar listrik yang tidak diikuti kematian segera, korban biasanya tidak
sadarkan diri EpingsanF meskipun otak tidak berada dalam jalur perlintasan arus listrik
dan seringkali disertai tanda dan gejala gagal sirkulasi dan gagal pernafasan. +ingsannya
penderita dikarenakan adanya hipoksia serebri sebagai akibat gagal sirkulasi dan gagal
nafas seperti telah disebutkan di atas.
1
L&'" B"'"( +%0.(
+ada luka bakar akibat sambaran petir biasanya ditemukan lesi pada kulit, yang
oleh $pencer diklasifikasikan menjadi ) jenis:
1. Luka bakar linear
Berbentuk linear, berukuran lebar >-2 mm dan panjang ,2-)3 cm atau lebih. Lebih
sering ditemukan pada daerah kulit yang lembab, antara lain pada lipatan kulit.
. Luka bakar arborescent
Cambaran luka bakar jenis ini menyerupai cabang-cabang pohon: gambaran
berkelok-kelok ireguler yang tipis dan superfisial.
). Luka bakar permukaan
Benis luka ini terjadi di bawah benda-benda metal yang dikenakan korban, dan
seringkali terjadi pula magnetisasi benda-benda logam tersebut. +akaian dan alas
kaki*sepatu yang dikenakan korban sambaran petir seingkali ikut terbakar dan robek.
Bisa jadi luas luka bakar permukaan berkorelasi dengan luas pakaian yang
terbakar*robek.
1,
*ONTOH +ISUM et &EPE&TUM LUKA BAKA&
A41047 ?.$&/ L&'" B"'"( L.$0(.' +"D" '4(B"1 /%1.1CC"L
A. #"'0" D"(. +%/%(.'$""1 0&B&7 B"C."1 L&"(
1. +ermukaan 'ulit 0ubuh
a. 'epala :
@ajah : kebiruan
i. "nggota Cerak
"nggota gerak atas:
N 'anan:-lecet di lengan atas sebelah luar berbentuk garis, panjang tiga sentimeter
-lecet di lengan atas sebelah depan berbentuk garis, panjang dua
setengah sentimeter
-lecet di atas siku berbentuk garis, panjang tiga sentimeter

-luka berupa kulit terkelupas pada pangkal jari kelingking, berukuran


satu kali setengah sentimeter, batas tegas, tepi tidak rata, dasar jaringan
ikat, berwarna pucat, dengan perabaan keras.
-luka berupa kulit terkelupas di antara pangkal jari manis dan
kelingking, berukuran tiga kali dua sentimeter, batas tegas, tepi tidak
rata, dasar jaringan ikat, warna pucat, dengan perabaan keras.
-luka berupa kulit terkelupas di punggung ruas kedua jari manis,
berukuran satu setengah kali satu sentimeter, batas tegas, tepi tidak rata,
dasar jaringan ikat, warna pucat, dengan perabaan keras.
N 'iri : -sebuah luka berupa kulit terkelupas pada pergelangan tangan, berukuran
delapan kali tujuh sentimeter, bentuk tidak teratur, batas tegas, tepi tidak
rata, dasar jaringan ikat, dengan perabaan keras.
- luka berupa kulit terkelupas di telapak tangan, berukuran lima kali lima
sentimeter, bentuk tidak teratur, batas tegas, tepi tidak rata, dasar
jaringan ikat, dengan perabaan keras.
"nggota gerak bawah:
N'anan :-sebuah luka lecet pada lutut kanan, berukuran tiga kali dua sentimeter.
-sebuah luka berbentuk lubang pada telapak kaki, berukuran dua
milimeter, batas tegas, tepi tidak rata.
N'iri : -luka lecet pada telapak kaki kiri,berukuran dua setengah sentimeter kali
dua milimeter.
. Bagian 0ubuh 0ertentu
a. /ata :
Nselaput kelopak mata: - atas : pucat, tamapk pelebaran pembuluh darah
- bawah : kebiruan
b. /ulut :
N Bibir atas : biru gelap
N Bibir bawah : biru gelap
N $elaput lendir mulut : pucat
N Lidah : merah kebiruan
)
'%$./+&L"1 :
Dari fakta-fakta yang kami temukan sendiri dari pemeriksaan atas jena;ah tersebut
maka kami simpulkan bahwa telah diperiksa jena;ah seorang laki-laki berumur dua
puluh delapan tahun. Dari pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda luka bakar derajat
tiga, dan tanda-tanda mati lemas. $ebab kematian tidak dapat ditentukan dari
pemeriksaan luar sesuai permintaan penyidik.
A41047 ?.$&/ L&'" B"'"( "+. +"D" '4(B"1 7.D&+
". #"'0" D"(. +%/%(.'$""1 +%(0"/" '"L. tanggal D Ban 332
1. 'eadaan &mum:
- 0ingkat kesadaran : sadar penuh, tampak kesakitan
- 0ekanan darah : seratus tiga puluh per delapan puluh lima milimeter air raksa
- Denyut nadi : seratus dua belas kali permenit
- +ernapasan : dua puluh empat kali permenit
- $uhu badan : tidak diukur
. 'elainan-kelainan #isik
- Ditemukan sebuah luka bakar berupa kulit terkelupas pada paha kanan sisi
depan hingga sisi luar, ujung terendah sepuluh sentimeter di atas lutut, ujung
tertinggi tiga puluh sentimeter di atas lututK bentuk tidak teraturK panjang dua
puluh sentimeter, lebar tujuh belas setengah sentimeterK garis batas luka tidak
teratur, tepi tidak rata, tebing luka tidak rata, dasar luka berupa jaringan ikat
berwarna kemerahan terlihat basah dan mengkilat.
- Ditemukan sebuah luka bakar berupa kulit terkelupas pada tungkai bawah kanan
sisi luar hingga sisi dalam , ujung terendah delapan sentimeter di atas tumit dan
ujung tertinggi lima sentimeter di bawah lutut, berukuran panjang dua puluh lima
sentimeter dan lebar empat belas sentimeter, bentuk tidak teratur, garis batas luka
tidak teratur, tepi tidak rata, tebing luka tidak rata, dasar luka berupa jaringan ikat
berwarna kemerahan terlihat basah dan mengkilat.
- Ditemukan sebuah luka bakar berupa kulit terkelupas pada tungkai bawah kiri
sisi depan, ujung terendah lima belas sentimeter di atas tumit dan ujung tertinggi
dua puluh lima sentimeter di atas tumit, berukuran panjang sepuluh sentimeter
5
dan lebar delapan sentimeter, bentuk tidak teratur, garis batas luka tidak teratur,
tepi tidak rata, tebing luka tidak rata, dasar luka berupa jaringan ikat berwarna
kemerahan terlihat basah dan mengkilat.
- Ditemukan sebuah luka bakar berupa gelembung pada lengan bawah kanan sisi
dalam, sepuluh sentimeter di bawah siku, berukuran tiga kali empat kali satu
sentimeter, bentuk tidak teratur, garis batas luka tidak teratur, berisi cairan bening,
sekitar gelembung tampak kemerahan.
B. #"'0" G"1C D."L"/. $%L"/" +%("@"0"1
A. #"'0" D"(. +%/%(.'$""1 0%("'7.( tanggal D Ban 332
1. #akta yang berkaitan dengan kondisi jasmaniahnya : diharapakan dapat
sembuh sempurna dalam kurun waktu satu bulan
. #akta yang berkaitan dengan pekerjaannya : menimbulkan halangan dalam
menjalankan pekerjaan mata pencaharian selama kurang lebih satu bulan
'%$./+&L"1:
Dari fakta-fakta yang kami temukan sendiri dari pemeriksaan orang tersebut maka
kami simpulkan bahwa telah diperiksa seorang laki-laki berusia tiga puluh satu tahun,
berkulit sawo matang. Dari pemeriksaan luar ditemukan beberapa buah luka bakar
derajat dua dalam, akibatnya korban tidak dapat menjalankan mata pencahariannya
sebagai sopir selama beberapa waktu dan luka diharapkan dapat sembuh sempurna
dalam kurun waktu satu bulan.
2
BAB III
PENUTUP
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api , air panas , bahan kimia , listrik dan radiasi . Luka
bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab, dan kedalaman kerusakan jaringan di
mana pada klasifikasi ini luka bakar memiliki ) derajat dengan ciri-ciri tersendiri seperti
telah diuraikan dalam bab ...
>
BAB I+
DAFTA& PUSTAKA
1. Cordon ., $hapiro 7 ", Berson $ D. #orensic medicine a guide
to principles. London : Ahurchill Li!ingstone. 1=DD : 1)2-5=
. /oenadjat G. Luka Bakar +engetahuan 'linis +raktis. Bakarta :
Balai +enerbit #' &.. 331 : 1-<, =2-=D
). Banssen @. #orensic hystopathology. Berlin : $pringer-?erlag.
1=D5 : )2->3
5. @im de jong.Buku "jar .lmu bedah.Bakarta +enerbit Buku
'edokteran %CA.1==<:D1-=1,1<>
<

You might also like