You are on page 1of 6

1

I. PENDAHULUAN

Untuk megetahui jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit dengan
menggunakan hemasitometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam proses penghitungan,
maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem. Dengan pengenceran darah 200X
menggunakan pipa toma, kemudian sel dihitung setiap 1ml darah. dibawah mikroskop
dengan glass neaubauer.
Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang berada dalam cairan
eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri dari protoporfirin, globin, dan besi
bervalensi 2 (Fe
++
= Ferro). Kadar hemoglobin dalam darah dapat diukur dengan beberapa
cara antara lain cara Sahli, kertas Talquist Adam ataupun metode Sianmethemoglobin
(spektrofotometri).
Pada metode Sahli darah ditambahkan senyawa HCl 0.1 N sehingga ertrosit akan
hemolisis, dan hemoglobin yang keluar keplasma akan tereduksi oleh HCl membentuk asam-
hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan menambahkan aquades hingga warna
asam-hemati sama dengan warna standar, maka diperolehlah kadar hb dam gr%.
Metode Talquist Adam adalah metode yang ditujuak untuk menentukan kadar hb di
lapangan, karena metode ini praktis, efsien, tetapi keakuratan (presisi) yang rendah. Cara ini
berpedoman pada intensitas warna darah pada kertas talquist dengan warna standar.
Darah terdiri dari beberapa elemen yakni bagian cair dan padat, bag. padat sediri
terdiri dari eritrosit, leukosit, dan keping darah. Dengan pengendapan (darah ditaruh dapam
pipa/tabung melalui pemusingan (sentrifuge) secara sentrifugal, maka bagian padat darah
akan mengendap pada ujung (sisi bawah tabung) yang berwarna merah. Sedangkan bagian
atas adalah plasma, dan bagian tengah yang berwarna putih keabuan yang merupakan butir
leukosit dan keping darah disebut buffy coat.
Nilai PCV adalah prosentase endapan yang berwarna merah terhadap volume total
darah (merupakan prosentase eritrosit terhadap vol. Darah)
2


Maksud dan tujuan untuk menghitung dan mempelajari jumlah eritrosit tiap 100 ml
darah, nilai padatan bagian solid darah, dan kadar hemoglobin dalam seiap 100 ml darah.


II. Materi dan metode
Alat dan bahan :
Darah sapi, babi, ayam
Larutan Hayem, Turk
Mikroskop
mikrohematokrit
Seperangkat hemasitometer
Neubauer, hemometer Sahli.
Pipet droping
Sentrifuge, mikrohematokrit reader

Metode :
- jumlah eritrosit : penghitungan langsung dengan hemositometer Neaubauer.
- Kadar Hb dengan : Sahli (komparasi warna asam hematin)
- PCV dengan sentrifugasi mikrohematokrit (pemampatan)

III. Tata kerja

a. jumlah eritrosit
1. Mengambil darah kedalam gelas arloji sebanyak kira-kira 2 ml.
2. mengIsap darah dengan pipet toma (warna pengaduk di bag. gembung warna merah)
sampai angka 0.5 (tanpa satuan), kemudian dilanjutkan dengan menghisap larutan
Hayem sampai tanda 101(tanpa satuan), pengenceran 200X.
3. Melepas selang penghisap, dan memegang kedua ujung pipet dengan ibu dan jari
tengah, megoyangkan membentuk angka 8 sampai capur benar (selama 1 menit, kec.
50/menit).
3

4. Sebelum diteteskan ke bilik hitung, cairan yang ada disepanjang ujung pipet sampai
pipet bagian gembung dibuang.
5. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan dari kotoran dan minyak dengan tisue,
lalu kamar hitung ditutup dengan gelas penutup, Diletakkan di atas meja.
6. Menuangkan dengan jalan meneteskan cairan dari pipet kira-kira 0.5 tetes. Saat
cairan masih menempel pada ujung pipet disentuhkan pada sisi atas kamar hitung
dan pinggir gelas penutup. Ditunggu sampai cairan mengisi seluruh permukaan kamar
hitung dengan cara gaya kapileritasnya (merembes dengan sendirinya). Dikerjakan
juga pada sisi kamar hitung lainnya.
7. Kelebihan cairan dapat diisap dengan jari atau dengan sesuatu yang tidak menghisap,
8. Dibiarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eritrosit mengendap dan tetap pada
tempatnya.
9. Menghitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 250, atau 400X
10. Penghitungan dilakukan pada kotak eritrosit yaitu kotak bag. dalam (bergaris kecil) =
A, B, C, D dan E. Menghitung jumlah sel dalam 5 kotak yang tiap kotak terdiri dari 16
kotak kecil (luas kotak kecil = 1/40 mm
2
)
11. Untuk menghindari hitungan ulang (ganda), caranya adalah penghitungan dilakukan
pada semua sel yang ada di dalam dan yang menyentuh garis di sisi kanan dan bawah
kotak yang bersangkutan.

b. Kadar hemoglobin darah (hb)
1. Dimasukkan kurang-lebih 5 tetes HCl 0.1 N ke dalam tabung hemometer.
2. MengIsap darah dengan pipet hemometer sampai tanda garis 20 mm, membersihkan
darah yang menempel pada sisi luar pipet.
3. Meniuplah secara perlahan darah kedalam tabung hemometer (ujung pipet tidak
sampai menyentuh HCl), sisa darah pada sisi dalam pipet dapat dicuci dengan
menghisap HCl dalam tabung 2-3 kali. Mencatat waktunya saat darah masuk ke dalam
tabung.
4

4. Menggoyang-goyang tabung agar HCl dan darah bercampur dengan baik, warna
menjadi coklat tua, taruh pada hemometer.
5. Menambahkan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan alat pengaduk,
sampai warnanya sama dengan warna standar.
c. PCV
1. Mengmbil darah ditaruh pada gelas arloji dan sentuhkan pipa kapiler dengan posisi
horisontal, sehingga darah mengalir ke dalam pipa. Ditunggu sampai volume 3/4-6/7
penuh.
2. Menahan dengan jari pada salah satu ujung sehingga darah tidak mengalir keluar.
3. Menyumbat pipa mikrokapiler dengan malam dengan jalan ditekankan bagian bawah
pipa pada permukaan malam.
4. Ditaruh pipa ke dalam alat pemusing (sentrifuge) dengan posisi bagian yang tersumbat
disebelah luar.
5. Dipusingkan pada 5000 rpm selama 5 menit, Diambil dan dibaca dengan alat pembaca
khusus.

IV. Hasil

Darah : Sapi

No Parameter Hasil
1 Jumlah eritrosit (10
6
/l) 0.73 X 10
6
/l
2 Kadar Hb (gr%) 3.6 gr%
3 PCV (%) 10%
4 MCV (fl) 1/0.73 X 10
4
fl
5 MCH (pg) 3.6 / 0.73 X 10
6
pg
6 MCHC (%/dl) 36 %/dl











5

V. Bahasan
1. Jumlah eritrosit (10
6
/l)yang didapat adalah 0.73 X 10
6
/l

2. Kadar HB
Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang berada dalam cairan
eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri dari protoporfirin,globin, dan
besi bervalensi 2. kadar hemoglobin dalam darah dapat diukur dengan beberapa cara
salah satunya dengan metode sahli (komparasi warna asam hematin)
Metode ini ditambahkan senyawa HCl 0,1 N sehingga eritrosit akan hemolisis dan
hemoglobin akan keluar ke plasma akan tereduksi oleh HCl membentuk asam
hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan menambahkan aquades hingga
warna asam hematin sama dengan warna standar, maka diperoleh kadar Hb dalam
gr%.
Dalam percobaan kami, pembacaan pada skala hemometer warna kuning
meunjukkan angka 3.6. jadi kadar Hb tersebut 3.6 gr%

3. Hasilnya 10%
4. MCV =

10
=
10%
0.73 10
6
l
10
=
10%
0.73 10
5
l

=
1%
0.73 10
4
l

=
1
0.73 10
4





5. MCH =


=
3.6 %
0.73 10
6
l

=
3.6
0.73 10
6

6


6. MCHC =

100
=
3.6 %
10%
100
= 36 gr %
= 36 %/dl


VI. Simpulan

Darah terdiri dari beberapa elemen yakni bagian cair dan padat. Semua itu bisa diukur
oleh pengukur tertentu yakni hemasitometer untuk mengukur jumlah eritrosit,metode sahli
untuk mengetahui kadar hemoglobin. Hasinya itu dapat digunakan untuk mengukur PCV,
MCV, MCH , MCHC.

VII. Kepustakaan
Siswanto. 2008. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium Fisiologi Universitas udayana. Denpasar.

You might also like