You are on page 1of 9

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan klinis merupakan tahapan yang penting dalam


prosedur perawatan gigi.Dengan dilakukannya pemeriksaan
klinis, dapat diketahui bentuk-bentuk yang tidak normal
maupun kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi,
jaringan lunak, serta jaringanpendukung pada mulut seperti
muskulus ataupun TMJ. Pemeriksaan klinis dapat
dibagimenjadi 2 bagian, yaitu:
1. Pemeriksaan ekstra oral.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan TMJ, sinus ekstraoral,
pembengkakan pada wajah,kelenjar limfe, dan tampilan
umum wajah pasien (Heasman, 2003).

2. Pemeriksaan intra oral.
Pemeriksaan ini dibagi lagi menjadi 2 tahapan, yaitu
pemeriksaan jaringan keras dan jaringan lunak.Pemeriksaan
jaringan keras gigi .Gigi yang akan dilakukan perawatan harus
diperiksa apakah terdapat karies, restorasi, diskolorisasi,
pemeriksaan mahkota, fraktur, atrisi, abrasi,dan erosi
(Heasman, 2003). Pemeriksaan pada jaringan keras pada
umumnya dilakukandengan bantuan sonde atau explorer, oleh
karena itu biasa disebut dengan sondasi. Dengan bantuan
sonde, kita dapat mengetahui adanya margin atau celah tepi
pada restorasi,kedalaman karies, serta kedalaman pit dan
fissure gigi (Stefanac, 2001).
Pemeriksaan jaringan lunak gigi (jaringan periodontal)
Mukosa oral dan gingiva diperiksa, apakah terdapat
diskolorisasi, inflamasi, ataupun pembentukan sinus
(Heasman,2003). Selain dua pemeriksaan di atas, terdapat
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yangakan membantu
dalam menentukan diagnosis dan tindakan.

Macam-macam karies:
1. Karies Email
Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan
enamel gigi (lapisan terluar danterkeras pada gigi), dan belum
terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau coklat
padaenamel. Setelah karies terbentuk proses demineralisasi
berlanjut, email mulai pecah. Sekalipermukaan email rusak
gigi tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri. Rencana
perawatankaries:Remineralisasi dengan pengulasan
fluor.Konsul diet dan factor risiko yang lain.Aplikasi
penutupan fisur.Restorasi setelah ekkavasi lesi atau preparasi
minimal.

2. Karies Dentin
Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian
pertengahan antara permukaan gigidan pulpa. Gigi biasanya
terasa sakit apabila terkena rangsang dingin, makanan masam,
danmanis. Karies sudah mencapai kedalaman dentin, dimana
karies ini dapat menyebar danmengikis dentin. Karies yang
sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau
bagianpertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi
biasanya terasa sakit apabila terkenarangsangan dingin,
makanan masam, dan manis. Jika pembusukan telah mencapai
dentin,maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan
diganti dengan tambalan (restorasi).Biasanya penumpatan
secara langsung masih bisa dilakukan dengan memberikan
bahanpelapis sebelum diberikan bahan penumpat.Dewasa ini
telah banyak dikembangkan bahan tumpatan untuk
memperbaiki gigi yangrusak. Salah satu bahan tumpatan tetap
yang pada saat ini banyak digunakan oleh doktergigi adalah
semen glass ionomer. Bahan tumpatan yang memenuhi
persyaratan estetikaadalah yang sewarna atau hampir
mendekati warna gigi, baik gigi anterior maupun
posteriortanpa mengesampingkan faktor kekuatan, keawetan,
dan biokompabilitas dari bahantersebut (Nurdin,
2001).Rencana perawatan karies email:a) Pembuatan
ragangan restorasi yang diinginkan.b) Pertimbangan resistensi
dan retensi.c) Pembuangan karies dentin dan penempatan
restorasi.d) Penyingkiran karies dentin.e) Menghaluskan
bagian dalam kavitas.f) Menghaluskan tepi preparasi.

3. Karies Pulpa
Karies pulpa adalah yang telah mendekati atau telah
mencapai pulpa sehingga terjadiperadangan pada pulpa.
Biasanya terasa sakit waktu makan dan sakit secara tiba-tiba
tanparangsangan. Pada tahap ini, apabila tidak dirawat, maka
gigi akan mati dan memerlukanperawatan yang lebih
kompleks. Jika karies dibiarkan dan tidak dirawat maka
akanmencapai pulpa gigi. Disinilah dimana syaraf gigi dan
pembuluh darah dapat ditemukan.Pulpa akan terinfeksi. Abses
atau fistula (jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam
jaringanikat yang halus. Rencana perawatan dengan restorasi
dengan preparasi minimal danperawatan endodontik

Prinsip preparasi kavitas masa kini adalah sebagai berikut:
Mengambil jaringan karies sebersih mungkin.
Mempertahankan jaringan sehat sebanyak mungkin.
Preparasi yang sudah siap, bentuknya hampir sama
dengan lesi asli.
Tidak perlu extension for prevention.
Dasar kavitas tidak perlu rata; sesuai perkembangan lesi.
Sudut dasar kavitas tidak perlu tajam.
Sudut permukaan kavitas disesuaikan dengan bahan
tumpat yang digunakan.
Keuntungan preparasi minimal:
Pengeboran lebih cepat.
Ketahanan sisa jaringan gigi lebih baik.
Pengembalian bentuk anatomis lebih mudah.
Estetika lebih terjamin.
Cedera kepada jaringan pulpa minimal.
Brathall (1997) mengatakan, jika prinsip-prinsip masa kini
diterapkan secara konsekuen, pekerjaan dokter gigi akan lebih
baik, lebih mudah, lebih cepat, lebih murah, dan lebih ramah
lingkungan.

Beberapa tindakan preparasi lain yang dikembangkan
berdasarkan preparasi minimal adalah:
Preparasi terowongan.
Reventive Resin Restoration.
Atraumatic Restorative Treatment atau ART.
Preparasi Terowongan:
Untuk lesi aproksimal.
Lokasi 2,5mm dari oklusal dan 3 mm darim gingiva.
Menggunakan bor kecil.
Penumpatan dengan GIC dan resin komposit atau
amalgam diatasnya.
Preventive Resin Restoration:
Untuk kavitas oklusal atau di lokasi dengan pit dan fisur.
Pengeboran hanya pada lesi saja.
Seluruh fisur ditutup dengan penutup fisur.
Dapat juga digunakan dengan amalgam.
ART:
Tanpa pengeboran, hanya eskavasi.
Ditumpat dengan semen gelas ionomer.
Hanya untuk karies dentin tanpa keluhan.
Jika perlu dilapisi kalsium.
Karies akar gigi:
Tahap dini >>>>> poles dan diulas fluor.
Kavitas 0.5mm >>>>> dihaluskan,dipoles, dan diulas
fluor.
Kavitas >0.5mm >>>>> ditumpat setelah ekskavasi dan
tepi kavitas dihaluskan dan diulas fluor.
Kavitas sampai pulpa >>>>> perawatan endodontik.
Program pemeliharaan:
Disesuaikan dengan keadaan pasien.
Prognosis suatu perawatan tidak sama pada setiap pasien.
Keadaan dibandingkan dengan keadaan pada kunjungan
sebelumnya.
Edukasi perlu setiap kali kunjungan.
Kapan pemeriksaan ulang dilakukan disesuaikan dengan
resiko tinggi/rendah.

































Pemeriksaan diagnosis dan deteksi karies

a. Pemeriksaan klinis secara visual

1. Karies pada permukaan halus
Dapat dilakukan dengan sondasi, ketika sonde menyangkut
pada pit dan fisure maka kemungkinan sudah mulai terjadi
lesi karies. Pemeriksaan ini dapat juga dilakukan secara visual
dengan ditemukannya lesi berwarna putih atau coklat pada
permukaan halus.
2. Karies pada permukaan aproksimal
Karies aproksimal meliputi daerah serviks hingga titik kontak.
Pemeriksaan secara visual klinis sangat sulit dilakukan karena
tertutup oleh gigi yang berdekatan. Pemeriksaan dapat juga
dilakukan dengan menggunakan probe briault namun jika
dilakukan penekanan yang cukup keras maka dapat
mengakibatkan terbentuknya kavitas yang lebih lebar. Ketika
melakukan pemeriksaan probing, gigi yang diperiksa harus
benar-benar bersih dan kering agar lesi karies dapat terlihat.
3. Karies sekunder
Merupakan karies yang umumnya ditandai dengan
diskolorisasi pada tepi tumpatan. Perubahan warna ini juga
dapat disebabkan oleh korosi dari amalgam atau pantulan
cahaya dari amalgam melalui email yang relatif transparan.
Perubahan warna pada daerah sekitar tumpatan dapat juga
menunjukkan proses demineralisasi. Umunya berwarna putih
atau kecokelatan.

b. Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan radiografi yang sering dilakukan adalah
radiografi bitewing karena pemeriksaan ini memperlihatkan
daerah lesi karies yang cukup jelas. Pada film radiografi, lesi
karies terlihat lebih radiolusen daripada email dan dentin.
1. Karies pada pit dan fisure
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan bitewing. Gambaran
yang dapat dilihat hanya menunjukkan lesi pada daerah
dentin, sedangkan pada email sangat halus sehingga tidak
begitu terlihat.
2. Karies pada permukaan aproksimal
Pemeriksaan juga dilakukan dengan bitewing, gambaran yang
ditunjukkan berupa daerah segitiga gelap di email. Gambaran
radiografi ini juga dapat mendeteksi demineralisasi namun
tidak dapat mendiagnosa kegiatan lesi. Karies pada
permukaan akar aproksimal juga terlihat pada radiografi
bitewing.
3. Karies sekunder
Radiografi bitewing sangat penting dalam mendiagnosa karies
sekunder yang biasanya terjadi pada daerah servikal di area
stagnasi plak. Oleh karena itu bahan restorasi harus bersifat
radiopak.

c. Metode laser flourensis
Beberapa tahun terakhir laser flourensis dibuat secara
komersil untuk membantu deteksi karies oklusal. Alat ini akan
memancarkan sinar dengan panajang gelombang 655 nm yang
ditransmisikan melalui serat kaca ke ujung handpiece. Ujung
alat ini diletakkan pada permukaan gigi yang diperiksa. Sinar
laser akan masuk kedalam gigi. Serat yang berbeda pada
ujung akan menerima refleksi dan flourensi dari lesi yang
diduga diproduksi dari bakteri porfirin. Cahaya yang diterima
diukur dan intensitasnya mengindikasikan ukuran dan
kedalaman lesi karies. Reproduksibilitas alat ini terbukti
sangat baik tetapi memberikan nilai yang salah jika ada
pewarnaan atau kalkulus.

d. Tooth separation
Teknik ini merupakan salah satu pengembangan dari ortodonti
yang bertujuan untuk memberikan jarak antara kedua gigi
sebelum meletakkan band. Sebuah bahan cetak yang elastis
ditekan diantara titik kontak menggunakan alat khusus.
Setelah beberapa hari terdapat jarak diantara kedua gigi
sehingga dapat dilakukan probing untuk mendeteksi adanya
lesi karies. Cara lain adalah menggunakan sedikit material
elastomer yang di injeksikan diantara gigi. Setelah beberapa
menit material dapat dilepaskan dengan probing dan hasil
cetakan diperiksa apakah terdapat cetakan lesi atau tidak.

e. Transmited light
Teknik ini merupakan teknik yang sangat membantu dalam
mendiagnosa karies aproksimal. Sebuah lesi karies memiliki
indeks bias yang lebih rendah sehingga memberikan
gambaran yang lebih gelap. Pada gigi posterior digunakan
sumber cahaya yang lebih kuat dan harus menggunakan fiber
optik agar diperoleh diameter fokus yang lebih kecil sehingga
diperoleh gambaran yang lebih jelas. Teknik ini sangat baik
digunakan pada pasien gigi berjejal dan wanita hamil.

You might also like