Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari isolasi trimiristin dari biji pala dengan cara refluks. 2. Mempelajari hidrolisis trimiristin menjadi asam miristat pada kondisi basa. Pendahuluan Tanaman pala memiliki hasil utama yang terdiri dari buah dan biji. Daging atau buah pala biasanya dibuat manisan pala dan sirup pala. Biji pala kebanyakan digunakan sebagai rempah-rempah dan merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Biji pala juga biasa disuling untuk diambil minyaknya. Biji pala kering mengandung -1! minyak. Biji pala merupakan tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak. Minyak kelapa dan kelapa sa"it mempunyai peran ekonomi yang sangat penting yaitu sebagai bahan industri seperti bahan baku industri kosmetik# industri obat-obatan# industri tekstil# industri logam# industri makanan ternak dan sumber kebutuhan minyak goreng maupun sebagai sumber penghasil de$isa lainnya. %&inarno# 1''1(. Minyak pala merupakan salah satu minyak atsiri yang banyak diekspor Indonesia. )kspor minyak pala Indonesia pada tahun 2*11 tercatat sebesar +** ton dengan nilai ,-D 2+ juta. Berdasarkan -tandar Internasional %I-.# 2**2(# minyak pala yang paling banyak dihasilkan dari penyulingan biji adalah biji pala jenis Myristica fragrans atau dikenal dengan sebutan /ala Banda. 0enis pala tersebut banyak dibudidayakan dan diolah di daerah Maluku# -ula"esi ,tara# 1ceh# -umatera Barat# dan /ulau 0a"a %2usli# 2**2(. Biji buah pala mengandung trimiristin. Trimiristin adalah salah satu senya"a bahan alam golongan lemak yang ditemukan pada biji buah pala. Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala merupakan lemak yang juga dapat ditemukan beberapa jenis sayuran lain yang kaya akan minyak dan lemak terutama pada biji-bijian. Trimiristin adalah ester yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala kering kira-kira beratnya 2!-3*!. Trimiristin merupakan bentuk kental dan tidak ber"arna serta tidak larut dalam air. Trimiristin merupakan ester yang larut dalam alkohol# eter# kloroform# dan ben4ena. 5adar masing-masing komponen6 7 sebanyak 8+#83!# 9 sebanyak /araf 1sisten 11#'' !# dan . sebanyak 12#28 !. -truktur senya"a trimiristin adalah sebagai berikut6 CH 3 O O O O O O CH 3 CH 3 %&ilco:# 1''(. 1sam miristat yang terkandung dalam trimiristin pertama kali di isolasi oleh /layfair pada tahun 1;+1 dan sekaligus menemukan bah"a asam miristat merupakan komponen utama biji pala ditemukan pula bah"a asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan pala. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata biji pala mengandung 83 ! gliserida jenuh yang terdiri atas komponen- komponen asam lemak 6 asam laurat 1# !# asam miristat 8<#< !# asam palmitat 1*# !# asam oleat 1*# ! dan asam linoleat 1#3 !. /roporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bah"a senya"a trigliserida# dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam miristat. 0ika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan relatif terhadap asam miristat# maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 88! atau ! dari lemak total. Bomer dan )bark berhasil mengisolasi +* !trimiristin dengan cara mentransasi biji pala. 1sam miristat memiliki sifat larut dalam alkohol dan eter# namun tidak dapat larut dalam air. -ifat ini digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin. 5egunaan asam miristat adalah untuk sabun# kosmetik# farfum# dan ester sintesis untuk flafor dan aditif pada makanan %=ieser# 1'8(. /enentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan menggunakan so:let apparatus. 7ara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak. )kstraksi dengan alat so:let apparatus merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut yang dipergunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat yang umumnya membutuhkan pelarut yang lebih banyak. /enentuan kadar minyak atau lemak# sampel yang diuji harus cukup kering dan biasanya digunakan sampel dari bekas penentuan air# jika sampel masih basa selain memperlambat proses ekstraksi# air dapat turun ke dalam labu suling %labu lemak( sehingga akan mempersulit penentuan berat tetap dari labu suling %5etaren# 1';<(. Prini! Kerja /rinsip percobaan ini yaitu pemisahan trimiristin dari biji pala dengan menggunakan ekstraksi pelarut yang selanjutnya dimurnikan melalui proses rekristalisasi. )kstraksi trimiristin dari biji pala harus mengunakan pelarut yang sesuai# agar reaksi menjadi lebih cepat maka digunakan refluks. /rinsip dari metode refluks adalah pelarut $olatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi# namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam "adah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Ala" Timbangan# mortar# labu alas bulat 1** m># kondensor refluks# termometer# corong penyaring# gelas ukur 1* m># pipet mohr 1* m># penangas air# ice bath# o$en# alat penentu titik leleh. Bahan Diklorometana# kertas saring# aseton. Proedur Kerja -erbuk buah pala yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak g lalu dimasukan ke dalam labu 1** m> %labu 1( dan ditambahkan diklorometana sebanyak * m>. >abu 1 dihubungkan dengan kondensor pendingin# dan dipanaskan dengan refluks selama 3* menit dengan suhu tidak lebih dari <* ? 7. 7ampuran tersebut didinginkan beberapa menit# kemudian disaring dalam kondisi hangat ke dalam erlenmeyer 1** m>. /adatan pada kertas saring dibilas dengan m> diklorometana. /elarut diuapkan dengan penangas air# namun tidak sampai kering. /elarut didinginkan hingga tersisa sedikit. /elarut sisa ditambah 1* m> aseton sambil diaduk lalu di didinginkan dalam icebath. )ndapan disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. )ndapan dibilas dengan 1* m> aseton dan dikeringkan dengan o$en suhu rendah lalu ditimbang lagi. /resentase rendemen dihitung dan ditentukan titik lelehnya. #a$"u %an& dibu"uh$an @o. /ercobaan &aktu 1. /reparasi sampel 1* menit 2. /roses 2efluks 3* menit 3. /roses )kstraksi +* menit +. /roses /engeringan 1 menit Total "aktu yang dibutuhkan 1 jam 2 menit Da"a dan Perhi"un&an @o /erlakuan 5eterangan 1 /endinginan menggunakan ice bath Terbentuk kristal be"arna putih 2 Massa kertas saring a"al Massa kertas saring A serbuk Massa serbuk *#* gram *#<< gram *#1< gram Massa trimiristin teori B gram : 2*! B 1 ! ! 2endemen B : 1**! B : 1**! B 1< ! 'ail @o /erlakuan Cambar 5eterangan 1 /roses ekstraksi menggunakan refluks /roses refluks yang dilakukan selama 3* menit dan penyaringan dengan kertas saring diperoleh larutan diklorometana dan lemak pala yang be"arna kuning dan memiliki bau yang cukup menyengat. 2 /endinginan menggunakan ice bath Terbentuk kristal be"arna putih 2 Massa kertas saring a"al Massa kertas saring A serbuk Massa serbuk *#* gram *#<< gram *#1< gram Massa trimiristin teori B gram ! 2endemen B 1< ! Pe(bahaan 'ail /ercobaan ini membahas tentang isolasi trimiristin dari biji pala. Tanaman pala %Myristica ftagrans( merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang banyak terdapat di Indonesia. Biji buah pala mengandung trimiristin yang merupakan salah satu senya"a bahan alam golongan lemak. Trimiristin adalah ester yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Trimiristin atau disebut juga gliserol trimiristat#merupakan suatu kristal polimorf . Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala kering memiliki berat kira-kira 2*!-2!. 5andungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga pemisahan trimiristin bisa diperoleh dengan cara ekstraksi yang sederhana dan kristalisasi. Isolasi trimiristin dari buah pala dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai. /elarut yang sesuai yang digunakan pada praktikum ini adalah diklorometana. /enggunaan diklorometana ini disebabkan karena diklorometana bersifat non polar yang dapat digunakan untuk melarutkan trimiristin yang juga merupakan gliseraldehid bersifat non polar dan diklorometana mampu melarutkan trimistin secara maksimal pada suhu tinggi. Diklorometana bersifat $olatil sehingga untuk melarutkannya perlu menggunakan refluks. /rinsip dari metode refluks adalah pelarut $olatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi# namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam "adah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. /roses dalam refluks berlangsung selama 3* menit dengan suhu tidak lebih dari <* o 7# hal ini untuk menghindari terjadinya penguapan pada trimiristin. /roses ekstraksi dilakukan dengan cara memasukkan pelarut diklorometana dengan serbuk pala dalam labu bundar dan ditambahkan pula dengan batu didih yang bertujuan untuk menjaga tekanan dan suhu larutan agar tetap stabil. /roses selanjutnya yaitu proses penyaringan. /roses penyaringan ini dilakukan ketika larutan masih panas agar larutan tidak sampai mengkristal yang berakibat pada tertahannya kristal yang diharapkan pada kertas saring# oleh karena itulah dilakukan penyaringan dalam keadaan panas# sehingga yang tertinggal pada kertas saring hanya 4at pengotor yang tidak diharapkan. =iltrat yang diperoleh tersebut kemudian diuapkan diatas penangas namun tidak sampai kering. /emanasan ini bertujuan untuk menghilangkan pelarut diklorometana yang masih tersisa dalam filtrat. /roses selanjutnya yaitu penambahan aseton kedalam sampel. /enggunaan aseton ini bertujuan untuk memisahkan 4at pengotor dari 4at murni dari biji pala# dan proses pemisahan ini disebut rekristalisasi. /emilihan aseton dalam percobaan ini karena pelarut ini tidak bereaksi dengan 4at yang terkandung serbuk biji pala selain itu kriteria pelarut yang baik dalam proses rekristalisasi adalah pelarut yang tidak memiliki titik didih melebihi titik leleh 4at padatnya dan pelarut hanya sedikit melarutkan 4at padat padam suhu kamar# tetapi sangat mudah melarutkan pada suhu didihnya. 1seton memiliki titik didih lebih rendah dibandingkan titik leleh 4at yang terkandung dalam biji pala yaitu titik leleh aseton berdasarkan literatur adalah <#2 o 7 sedangkan titik leleh trimiristin adalah < o D 8 o 7. /enambahan aseton menghasilkan endapan be"arna putih yang kemudian dimasukkan kedalam ice bath yang berfungsi untuk mempercepat terbentuknya kristal. 5ristal yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara disaring menggunakan kertas saring dan dicuci dengan aseton yang bertujuan agar melarutkan 4at-4at yang bersifat polar yang masih terdapat dalam kristal karena sifat aseton yang juga polar sehingga diperoleh kristal kering trimiristin yang ber"arna putih kekuning-kuningan. /roses yang terakhir yaitu proses pengeringan menggunakan o$en. /roses ini bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan kristal sehingga massa kristal trimiristin dapat diketahui. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa trimiristin yang terpisahkan sebesar *#1< gram sedangkan berdasarkan literatur komposisi trimiristin pada biji pala sebesar 2*! sehingga untuk pala seberat gram seharusnya menghasilkan 1 gram trimiristin. 2endemen yang dihasilkan pada percobaan ini yaitu sebesar 1<!. 9asil rendeman trimiristin yang diperoleh cukup sedikit# hal ini mungkin disebabkan karena bentuk serbuk biji pala yang digunakan masih kurang terlalu halus karena besar kecilnya ukuran partikel mempengaruhi koefisien ekstraksi# semakin halus serbuk sampel maka semakin efisien karena semakin halus serbuk maka semakin banyak kontak dengan pelarut sehingga semakin efisien ekstraknya dan hasilnya lebih optimal. /enyebab lain dapat disebabkan oleh proses penyaringan yang kurang maksimal sehingga trimiristin masih tertinggal dalam kertas saring. 5ristal yang telah diperoleh diukur titik lelehnya dan dibandingkan dengan literatur untuk mengetahui bah"a kristal yang dihasilkan merupakan kristal trimiristin apabila titik lelehnya sama antara literatur dengan percobaan# maka dapat dinyatakan bah"a kristal tersebut adalah trimiristin. Berdasarkan percobaan diperoleh bah"a titik leleh kristal adalah < * 7# sedangkan dari literatur titik leleh trimiristin memiliki trayek antara * * 7 - 8 * 7. Titik leleh dari hasil percobaan sama dengan literatur jadi kemungkinan kristal yang diperoleh merupakan kristal trimiristin. Kei(!ulan Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bah"a6 1. Trimiristin dapat dipisahkan dari biji pala menggunakan metode ekstraksi dengan refluks dan untuk mendapatkan kristal trimiristin dapat diperoleh dengan metode rekristalisasi. 2. /ersen rendemen yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebesar 1<! Re)ereni =ieser# >ouis. 1'8. Experiment in Organic Chemistry 3nd edition. Boston6 D.7. 9ealth and 7ompany. 5etaren# -. 1';8. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. 0akarta 6 Balai /ustaka. 2usli# -. 2**2. Diversifikasi agam dan Peningkatan M!t! Minyak Atsiri. 0akarta6 Depertemen /erindutrian dan /erdagangan. Tim 5imia .rganik. 2*1+. Pet!n"!k Praktik!m #imia Organik. 0ember6 =MI/1 ,ni$ersitas 0ember. &ilco:# 7.=. 1''. Experimental Organic Chemistry$ % edition. @e" 0ersey 6 /rentice 9all. &inarno# =.C. 1''8. #imia Pangan dan &i'i. 0akarta6 /T Cramedia /ustaka ,tama. Saran 1. /ala yang digunakan hendaknya lebih halus agar trimiristin yang terlarut lebih banyak. 2. /raktikan hendaknya lebih hati-hati dan menggunakan masker dalam laboratorium karena bahan-bahan kimia tersebut banyak yang bersifat toksi. Na(a Pra$"i$an >ailatul Badriyah 121;1*3*1*3<