You are on page 1of 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kombinatorika mempunyai beberapa aspek, yaitu enumerasi, teori graf, dan
konfigurasi atau penyusunan. Enumerasi membahas penghitungan susunan berbagai
tipe. Sebagai contoh:
(i) menghitung banyaknya cara memilih 2 kartu jantung (heart) dalam satu set
kartu bridge dalam satu pengambilan,
(ii) menghitung banyaknya cara menyusun 16 siswa kelas II salah satu SMA
di Yogyakarta ke dalam 4 grup atas 4 anggota,
(iii) menyusun 12 buku berbeda dengan urutan tertentu.
Cara paling mudah melakukan enumerasi adalah mendaftar semua kemungkinan yang
terjadi. Untuk permasalahan dengan cacah bilangan yang kecil tidak menjadi
masalah, tetapi untuk permasalahan yang melibatkan cacah bilangan yang cukup
besar menjadi tidak efektif dan efisien. Kombinatorika memberikan metode untuk
mempermudah menyelesaikan permasalahan tersebut.

B. Tujuan dan Sasaran
Tulisan ini bertujuan memberi gambaran bagi para pembaca yang tertarik
dengan masalah kombinatorika, khususnya para siswa sekolah menengah atas.

C. Ruang Lingkup
Materi yang diberikan meliputi: Aturan Penjumlahan, Aturan Perkalian,
Prinsip Inklusi-Eksklusi, Permutasi dan Kombinasi, Koefisien Binomial dan
2
Multinomial, Pemilihan dengan dan tanpa pengembalian, Prinsip Sarang Merpati, dan
Relasi Rekurensi.


D. Pedoman Penggunaan Paket
Paket ini dimulai dengan pemaparan pengertian dasar dan sifat-sifatnya.
Contoh diberikan pada setiap pembahasan pengertian yang disampaikan dengan
pembahasan yang lengkap. Pembaca diharapkan mengembangkan pemahaman materi
melalui soal-soal di dalam latihan, sehingga jawaban latihan hanya merupakan kunci
saja. Di samping itu contoh dan latihan diusahakan memberikan gambaran
pemakaiannya pada beberapa masalah sehari-hari. Dari contoh dan latihan yang
dipaparkan diharapkan pembaca dapat mengerjakan masalah-masalah sejenis atau
yang dapat diselesaikan dengan materi tersebut.
3
BAB II
PENGERTIAN DASAR
Masalah di dalam kombinatorika dapat beraneka-ragam. Untuk dapat mengikuti
tulisan ini, diperlukan pengertian-pengertian dasar, seperti: himpunan, barisan aritmetika
dan barisan geometri, pembagi persekutuan terbesar (great common divisor / GCD),
induksi matematika, dan fungsi. Pada bagian ini hanya disampaikan pengertian fungsi
injektif, fungsi surjektif, dan fungsi bijektif. Pengertian bilangan modulo diberikan di
dalam pembahasan Prinsip Sarang Merpati.

A. Aturan Penjumlahan dan Perkalian
1 Aturan Penjumlahan
Prinsip ini mengambil dasar bahwa jika
k
A A A , , ,
2 1
adalah himpunan yang saling
asing dengan kardinal hingga dan

k
i
i
A A
1 =
= , maka

=
=
k
i
i
A A
1
.

2. Aturan Perkalian
Jika suatu pekerjaan melibatkan k buah langkah dengan sifat untuk setiap langkah
ke-i, , , , 3 , 2 , 1 k i = dapat dikerjakan dalam n
i
cara maka keseluruhan pekerjaan dapat
dilaksanakan dalam
k
n n n
2 1
cara.

Contoh 2.1:
1. Sekelompok siswa terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Berapa
banyaknya cara memilih satu siswa wakil pria dan satu siswa wakil perempuan?
4
Jawab: Ada 4 kemungkinan memilih satu wakil siswa laki-laki, dan 3
kemungkinan memilih satu wakil siswa permpuan. Jika dua siswa dipilih, masing-
masing 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan, maka banyaknya cara pemilihan
adalah . 12 3 4 =

2. Perpustakaan "Rajin Membaca" mempunyai 6 buah buku berbahasa Inggris, 8 buah
buku berbahasa Perancis, dan 10 buah buku berbahasa Jerman. Diketahui masing-
masing buku mempunyai judul yang berbeda. Berapa banyaknya cara memilih
a. 3 buah buku yang meliputi tiap bahasa yang berbeda?
Jawab: banyaknya cara memilih 3 buah buku, masing-masing dari bahasa
berbeda, adalah 480 10 8 6 = cara.
b. 1 buah buku?
Jawab: banyaknya cara memilih 1 buah buku adalah 6 + 8 + 10 = 24 cara.

3. Sekelompok siswa terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Berapa
banyaknya cara memilih satu siswa dari kelompok tersebut?
Jawab: Ada 4 kemungkinan memilih satu wakil siswa laki-laki, dan 3
kemungkinan memilih satu wakil siswa permpuan. Jika satu siswa dipilih, maka
banyaknya cara pemilihan adalah 4 + 3 = 7.

Latihan 2.1
1. Jika tiga dadu seimbang yang berbeda dilemparkan, berapa banyaknya
kemungkinan angka yang muncul?
2. Dua dadu berwarna merah dan putih. Berapa cara untuk mendapatkan jumlah angka
9 atau 5? 8 cara
3. Suatu pabrik makanan kaleng memberi kode pada produknya dengan kode yang
terdiri 3 huruf diikuti 4 angka (misalkan ABD2531).
a. Jika huruf maupun angka boleh berulang, berapa banyak kode yang dapat
dibuat pabrik tersebut?
5
b. Jika hanya huruf yang dapat diulang, berapa banyak kode yang dapat dibuat
pabrik tersebut?
c. Jika hanya angka yang dapat diulang, berapa banyak kode yang dapat dibuat
pabrik tersebut?
d. Jika angka dan huruf tidak boleh diulang, berapa banyak kode yang dapat
dibuat pabrik tersebut?

Jawaban Latihan 2.1:
1. 6
3
2. 8 cara 3. a. (26)
3
10
4

b. (26)
3
10

987
c. 26 25 24 10
4

d. 26 25 2410

987

B. Prinsip Inklusi-Eksklusi
Dasar prinsip inklusi-eksklusi adalah

.

B A B A B A + = (1)
Selanjutnya, prinsip (1) diperluas menjadi
. ) 1 (
1
1
1 1


n
i
i
n
k j i
k j i
j i
j i
n
i
i
n
i
i
A A A A A A A A
=

= = = = =
+ + + =

(2)
Dengan induksi matematika, tunjukkan pernyataan di dalam (2)!
Contoh 2.2:
1. Tentukan banyaknya bilangan bulat positif yang kurang atau sama dengan () 100
yang habis dibagi 3 atau 7!
Jawab: Katakan A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kurang atau sama
dengan () 100 yang habis dibagi 3 dan B adalah himpunan bilangan bulat positif
yang kurang atau sama dengan () 100 yang habis dibagi 7.
Diperoleh A = {3, 6, 9, 12, 15, 18, ..., 99}, B = { 7, 14, 21, 28, ..., 98}, dan
6
A B = {21, 42, 63, 84}. Berarti, |A| = 33, |B| =14, dan | A B| = 4, sehingga
| A B| = |A| + |B| | A B| = 33 + 14 3 = 44.
Jadi banyaknya bilangan bulat positif yang kurang atau sama dengan () 100 yang
habis dibagi 3 atau 7 adalah 44 bilangan.
2. Tentukan banyaknya bilangan bulat positif yang kurang atau sama dengan () 100
yang habis dibagi 3 atau 4 atau 7!
Jawab: Gunakan prinsip
| A B C| = |A| + |B| + |C| | A B | A C| | B C| + | A B C|.

C. Relasi dan Fungsi
Pembahasan bagian ini hanya sebatas yang diperlukan untuk memahami tulisan di
dalam pembahasan berikutnya.
Diberikan himpunan tak kosong A dan B. Relasi R dari A ke B adalah aturan yang
mengawankan anggota-anggota A ke anggota B.

Contoh 2.3: Diketahui A = {Tini, Tono, Tata, Teteh} dan B = {a, i, u, e, o}. Aturan yang
mengawankan anggota A ke anggota B diberikan dengan setiap nama anggota A
dikawankan dengan huruf hidup yang termuat di dalam nama yang bersesuaian.
Dengan menggunakan diagram panah, relasi tersebut dapat digambarkan dalam Gambar
2.1.






A B
Gambar 2.1
- Tini
- Tono
- Tata
- Teteh
- a
- i
- u
- e
- o
7
Relasi f dari A ke B dengan sifat bahwa setiap anggota A mempunyai kawan tunggal
di B disebut fungsi. Selanjutnya, A disebut domain fungsi f (dituliskan D
f
) dan B disebut
kodomain f. Daerah hasil (range) fungsi f, dituliskan R
f
, didefinisikan dengan
}. , ), ( / { B y A x x f y y R
f
e e = =
Penulisan R
f
dinyatakan juga seperti berikut
}. ), ( : { A x x f y B y R
f
e = e =
Perhatikan bahwa R
f
_ B. Jika fungsi f mempunyai daerah hasil sama dengan kodomain (R
f

= B), fungsi f dikatakan surjektif atau onto. Lebih lanjut, jika fungsi f mempunyai sifat
bahwa setiap anggota R
f
menjadi kawan tunggal anggota A, fungsi f dikatakan injektif.
Fungsi yang sekaligus surjektif dan injektif disebut fungsi bijektif.

Pada Contoh 2.3, relasi yang diberikan pada Gambar 2.1 merupakan fungsi, sebab
setiap anggota A mempunyai kawan tunggal di B. Katakan fungsi tersebut dinyatakan
dengan f. Perhatikan bahwa R
f
= {a, i, e, o}. Fungsi tersebut merupakan fungsi injektif
sebab setiap anggota R
f
menjadi kawan tunggal anggota A. Karena R
f
B, maka fungsi
tersebut bukan fungsi surjektif. Akibatnya, fungsi tersebut bukan fungsi bijektif.

Contoh 2.4: Diketahui A = {Tini, Tono, Tata, Teteh} ke C = {Laki-laki, Perempuan}.
Fungsi g dari A ke C diberikan di dalam diagram panah pada Gambar 2.2!






A C
Gambar 2.2

Pada Contoh 2.4 ini, fungsi g mempunyai R
g
= {Laki-laki, Perempuan} = C. Berarti g
merupakan fungsi surjektif. Namun, perhatikan bahwa anggota dari C, yaitu Laki-laki,
tidak menjadi kawan tunggal dari anggota A. Dengan demikian, g bukan fungsi injektif.
Akibatnya, g bukan fungsi bijektif.
- Tini
- Tono
- Tata
- Teteh
- Laki-laki

- Perempuan


- o
8

Contoh 2.5: Diketahui A = {Tini, Tono, Tata, Teteh} ke D = {Ta, Te, Ti, To}. Fungsi h
dari A ke D diberikan di dalam diagram panah pada Gambar 2.3!





A D
Gambar 2.3

Fungsi h mempunyai R
h
= { Ta, Te, Ti, To } = D. Berarti g merupakan fungsi surjektif.
Perhatikan bahwa setiap anggota anggota R
h
= D menjadi kawan tunggal dari anggota A.
Dengan demikian, h fungsi injektif. Akibatnya, h fungsi bijektif.

Latihan 2.2:
Diketahui S = {x : x bilangan bulat di antara -3 dan 7}, T = { x : x huruf hidup}, dan
U = { x : x bilangan bulat positif yang kuadratnya kurang dari 36}.

1. Buatlah fungsi
a. dari S ke T!
b. dari T ke S!
c. dari S ke U!
d. dari T ke U!

2. Dapatkah Anda membuat fungsi surjektif
a. dari S ke T?
b. dari T ke S?
c. dari S ke U?
d. dari T ke U?

- Tini
- Tono
- Tata
- Teteh
- Ta
- Te
- Ti
- To

- o
9
3. Dapatkah Anda membuat fungsi injektif
a. dari S ke T?
b. dari T ke S?
c. dari S ke U?
d. dari T ke U?

4. Dapatkah Anda membuat fungsi bijektif
a. dari S ke T?
b. dari T ke S?
c. dari S ke U?
d. dari T ke U?

Jawaban Latihan 2.2:
2 a. Bisa 3 a. Tidak bisa 4 a. Tidak bisa
b. Tidak bisa b. Bisa b. Tidak bisa
c. Bisa c. Tidak bisa c. Tidak bisa
d. Bisa d. Bisa d. Bisa

10

BAB III
PERMUTASI DAN KOMBINASI SERTA PEMAKAIANNYA

A. Permutasi dan Kombinasi
Pembahasan permutasi dan kombinasi mendasarkan pada pengertian faktorial.
Untuk bilangan asli n, didefinisikan
. 3 2 1 ! n n =
Selanjutnya, didefinisikan
1 ! 0 = .

Permasalahan permutasi adalah menentukan banyaknya penyusunan yang berbeda
dalam pengaturan obyek-obyek. Permutasi merupakan bentuk khusus dari penggunaan
aturan perkalian. Jika banyaknya obyek yang disusun adalah n, maka urutan pertama
dipilih dari n obyek, urutan ke-2 dipilih dari (n-1) obyek, urutan ke-3 dipilih dari (n-2)
obyek, dan seterusnya hingga urutan ke-n dipilih dari 1 obyek. Dengan menggunakan
aturan perkalian, banyaknya permutasi n obyek adalah
n(n-1)(n-2) . (2)(1) = n!.

Permutasi r dari n elemen, P(n, r), adalah banyaknya kemungkinan urutan r buah elemen
yang dipilih dari n buah elemen, dengan r n, yang dalam pemilihan ini urutan
diperhatikan. Dalam permutasi susunan ab berbeda dengan susunan ba.

Perhatikan bahwa pada permutasi r dari n elemen,urutan pertama ditempati oleh satu
elemen dari n elemen, urutan ke-2 ditempati oleh satu elemen dari (n-1) elemen, urutan ke-
3 ditempati oleh satu elemen dari (n-2) elemen, dan seterusnya hingga urutan ke-r ditempati
oleh satu elemen dari (n-r+1) elemen. Dengan demikian, banyaknya permutasi r dari n
elemen adalah
11
n(n-1)(n-2) . (n-r+1) =
)! (
!
r n
n

.
Jadi
)! (
!
) , (
r n
n
r n P

= .


Persoalan kombinasi C(n, r) =
|
|
.
|

\
|
r
n
adalah menghitung banyaknya himpunan
bagian dengan r elemen yang dapat dibentuk dari himpunan dengan n elemen. Dengan
demikian beberapa himpunan dengan elemen-elemen sama (meskipun urutan berbeda)
merupakan himpunan yang sama, sehingga dihitung sekali. Perhatikan bahwa himpunan
{a,b} dapat juga dituliskan dengan {b, a}.
Perhatikan bahwa ada sebanyak r! buah himpunan atas r elemen yang sama. Dengan
demikian,
C(n, r) r! = P(n, r),
sehingga
C(n, r) =
)! ( !
!
!
) , (
r n r
n
r
r n P

= .
Jadi
)! ( !
!
) , (
r n r
n
r
n
r n C

=
|
|
.
|

\
|
= .
Kombinasi C(n, r) =
|
|
.
|

\
|
r
n
dapat juga dipandang sebagai banyaknya cara pemilihan r
buah elemen dari n buah elemen. Pada kombinasi urutan tidak diperhatikan, ab dipandang
sama dengan ba.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah penyusunan dilakukan dalam suatu deret
atau dalam lingkaran. Dalam penyusunan dalam lingkaran, dua pengaturan atau lebih
12
dikatakan sama jika urutan di sebelah kiri dan kanan tidak berubah. Jadi ketiga pengaturan
di Gambar 3.1 adalah sama.





Gambar 3.1

Perluasan permutasi dan kombinasi diberikan sebagai berikut.
Diketahui n obyek terdiri dari k item dengan cacah masing-masing item berturut-turut
adalah
1
n item pertama,
2
n item ke-dua, .,
k
n item ke-k. Banyaknya cara pengaturan n
obyek tersebut adalah .
! ! !
!
2 1 k
n n n
n


Perhatikan bahwa
). , , , ; ( ) , , , ; (
! ! !
!
2 1 2 1
2 1
k k
k
n n n n C n n n n P
n n n
n

= =

Contoh 3.1:
1. Seorang pelatih volley akan memilih pemain-pemain di dalam tim utama, tanpa
memperhatikan komposisi pemain, yang akan diturunkan dalam suatu
pertandingan. Ada 12 orang yang dapat dipilih. Berapa cara tim yang dapat
dibentuknya?
Jawab: Dalam pemilihan ini tidak diperhatikan komposisi pemain, sehingga
banyaknya cara adalah
|
|
.
|

\
|
6
12
= 924 cara.
2. Dalam suatu acara pariwisata ke pulau Bali, 20 orang berminat naik bus I. Bus I
hanya diijinkan untuk 40 penumpang dan ternyata sudah ada 32 orang di bus I.
Berapa banyak cara memilih 8 orang yang dapat naik di bus I?

C
A
B


A
B
C


B
C
A

13
Jawab: Dari 20 orang dipilih 8 orang. Jadi banyaknya cara memilih adalah
|
|
.
|

\
|
8
20
.
3. Dalam suatu perlombaan menggambar hadir 15 peserta. Panitia hanya ingin
mengambil 3 pemenang saja. Berapa banyak cara memilih 3 pemenang dari peserta
tersebut untuk diberi gelar juara I, II, dan III?
Jawab: Perhatikan bahwa dalam masalah ini urutan diperhatikan, karena seseorang
menjadi juara I dan juara II tidaklah sama. Jadi banyaknya cara melakukan
pemilihan adalah P(15, 3) = 2730 cara.
4. Suatu kelompok terdiri dari 7 pria dan 3 wanita. Ada berapa cara berbaris yang
mungkin jika ketiga wanita tersebut harus berdiri bersebelahan satu sama lain?
Jawab: Cara mengatur wanita untuk selalu berbaris bersebelahan adalah 3! = 6
cara. Dengan demikian, banyaknya cara berbaris dengan syarat ketiga wanita selalu
bersebelahan adalah 6(8!) = 241920 cara.

Latihan 3.1
1. Tunjukkan bahwa untuk bilangan bulat r, 0 r n, berlaku
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|
r n
n
r
n
.
2. Tunjukkan bahwa untuk bilangan bulat positif r, r n, berlaku
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
| +
1
1
r
n
r
n
r
n
.
3. Suatu komite dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan pemilihan presiden. Komite
tersebut beranggotakan 8 orang. Jika tersedia 12 orang wanita dan 15 orang pria,
berapa banyak cara penyusunan komite jika
a. komite terdiri dari 4 pria dan 4 wanita?
b. paling sedikit 1 pria di dalam komite tersebut?
c. komite mempunyai anggota pria lebih banyak daripada anggota wanita?
4. Sepuluh Perdana Menteri negara penghasil minyak di dunia duduk dalam rapat meja
bundar di Kuwait. Sebuah kursi tertentu sudah ditandai untuk Perdana Menteri
14
Kuwait. Berapa banyak cara penyusunan tempat duduk untuk kesepuluh perdana
menteri tersebut?
5. Ada n pelamar sedang antri wawancara tahap I untuk suatu pekerjaan tertentu. Pada
tahap ini hanya seleksi administratif sehingga wawancara dilakukan r pelamar dapat
masuk sekaligus untuk didudukkan dalam kursi berbentuk lingkaran dengan r kursi.
Berapa banyaknya cara pemilihan r pelamar tersebut untuk wawancara yang
dilakukan dalam sususnan lingkaran?
6. Perhatikan papan catur 5 5 dengan aturan tambahan yang menyatakan: "Suatu
bidak hanya boleh bergerak ke kanan dan ke atas saja". Jika bidak tersebut
ditempatkan di diagonal kiri bawah, berapa banyaknya cara yang dapat dilakukan
untuk membawa bidak ke diagonal atas kanan?
7. Berapa banyak cara menyusun kata berdasarkan huruf-huruf di dalam kata
"COMMITTEE"?
8. Diberikan 12 kertas akan diwarnai sehingga 3 berwarna hijau, 2 berwarna merah, 5
bernwarna kuning, dan sisanya biru. Berapa banyaknya cara pewarnaan?
9. Diketahui A = {1, 2, 3, ., m} dan B = {p, q}. Berapa banyaknya
a. fungsi yang dapat dibuat dari A ke B?
b. fungsi surjektif yang dapat dibuat dari A ke B?
c. fungsi tidak surjektif yang dapat dibuat dari A ke B?
d. fungsi injektif yang dapat dibuat dari A ke B?
e. fungsi bijektif yang dapat dibuat dari A ke B?

10. Berapa banyaknya bilangan bulat positif yang merupakan faktor 30030?
(Jawab: 2
6
)
11. Sepuluh siswa, termasuk Tono dan Tina, mengumpulkan tugas membuat kliping
kebersihan kota. Berapa cara yang dapat dilakukan agar supaya kliping milik Tono
dan Tina tertentu tidak berurutan?
12. Buktikan bahwa
n
k
n
k
k
k n
2
2
1
0
=
|
|
.
|

\
| +

=
.
15
Jawaban Latihan 3.1: Hanya diberikan untuk nomor genap!
4. Banyaknya cara penyusunan tempat duduk adalah 9! = 362880.
6. Ada
|
|
.
|

\
|
5
10
= 252 cara.
8. Ada
! 2 ! 2 ! 1 ! 2 ! 1 ! 1
! 12
= 1386 cara pewarnaan.
10. Ada 2
6
= 64.

B. Koefisien Binomial dan Multinomial
Pada kombinatorika, koefisien Binomial dapat diturunkan menggunakan kombinasi.
Perhatikan rumus Binomium Newton
( )
.
1 2 1 0
1 2 1 0
1 1 2 2 1 1
1 1 2 2 1 1
n n n n n
n o n n n o n n
b
n
n
b a
n
n
b a
n
b a
n
a
n
b a
n
n
b a
n
n
b a
n
b a
n
b a
n
b a
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
= +

.
Permasalahan yang dapat diturunkan dengan menggunakan koefisien binomial disebut
masalah binomial dan proses penurunannya disebut proses binomial. Terkait dengan
koefisien binomial adalah Segitiga Pascal.

Selanjutnya, koefisien binomial diperluas menjadi koefisien multinomial berdasarkan
prinsip multinomial.
( )
k
k
q
n
q q
n q q q k
n
n
x x x
q q q
n
x x x

2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
! ! !
!

= + + +
= + + + .

Contoh 3.2:
1. Berapa koefisien
2.
3 2
y x dalam penjabaran ( )
5
y x + ?
Jawab: . 10
2
20
! 3 ! 2
! 5
= =
16
3. Berapa koefisien
3 2
y x dalam ( )
5
4y x ?
Jawab: . 640 10 ) 64 (
! 3 ! 2
! 5
) 4 (
3
= =
4. Berapa koefisien z y x
3 2
dalam ( )
6
2 z y x + ?
Jawab: . 480 ) 60 )( 8 (
! 1 ! 3 ! 2
! 6
) 1 ( ) 2 (
3
= =


C. Pemilihan dengan atau tanpa pengembalian
Pemilihan beberapa obyek dari keseluruhan obyek yang tersedia dapat dilakukan
dengan memberikan syarat:
1. pengembalian (sesudah mengambil dikembalikan lagi). Pemilihan dengan cara ini
memungkinkan obyek yang sudah terpilih dapat terpilih lagi.
2. tanpa pengembalian (sesudah mengambil tidak boleh dikembalikan lagi). Jadi yang
sudah terambil tidak akan terpilih lagi.

Berikut diberikan contoh permasalahan yang menggunakan prinsip ini.
Suatu kotak berisi 5 buah bola berwarna merah, 3 buah bola berwarna biru, dan 4 buah
bola berwarna hijau. Diambil 3 buah bola dari kotak tersebut. Tentukan banyaknya
cara untuk mendapatkan bola dengan ketiga warna tersebut jika pemilihan dilakukan
a. satu-persatu dengan pengembalian.
b. sekaligus.


Teorema 3.1: Banyaknya pemilihan tak berurutan sebanyak r dari n yang
memperbolehkan pengulangan adalah
|
|
.
|

\
| +
r
r n 1
.
17
Bukti: Pada pembuktian, yang dimaksud
i
x 0s adalah 00.0 dengan banyaknya komponen
0 adalah
i
x .
Sebarang pemilihan akan terdiri dari
1
x pemilihan obyek pertama,
2
x pemilihan obyek ke-
dua, dan seterusnya dengan r x x x
n
= + + +
2 1
. Dengan demikian, banyaknya pemilihan
adalah banyaknya penyelesaian bilangan bulat non-negatif persamaan
r x x x
n
= + + +
2 1
.
Penyelesaian
n
x x x , , ,
2 1
dapat dinyatakan dalam barisan biner:
s x s x s x
n
0 , , 0 , 0
2 1
.
Angka 1 menunjukkan suatu perpindahan dari satu obyek ke obyek berikutnya. Sebagai
contoh, penyelesaian 1 , 2 , 0 , 2
4 3 2 1
= = = = x x x x dari 5
4 3 2 1
= + + + x x x x
berkorespondensi dengan barisan biner 00110010. Pada r x x x
n
= + + +
2 1
, terdapat (n-
1)1s dan r0s, sehingga setiap barisan mempunyai panjang n+r-1 yang memuat tepat r buah
digit 0. Perhatikan bahwa, r buah digit 0 dapat berada di n+r-1 tempat, sehingga
banyaknya pemilihan tak berurutan dengan pengembalian diperbolehkan adalah
|
|
.
|

\
| +
r
r n 1
, yaitu banyaknya cara memilih r tempat dari n+r-1.

Akibat 3.2: Banyaknya penyelesaian bilangan bulat tak negatif persamaan
r x x x
n
= + + +
2 1
adalah
|
|
.
|

\
| +
r
r n 1
.

Contoh 3.3:
1. Banyaknya penyelesaian bulat tak negatif dari 20
3 2 1
= + + x x x adalah
.
20
22
20
1 20 3
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
| +

2. Berapa banyaknya penyelesaian bulat tak negatif dari 20
3 2 1
= + + x x x , dengan
0
1
> x ?
18
Jawab: Karena 0
1
> x , berarti 0 1
1
> x . Dengan mengambil 1
1
*
1
= x x , maka
masalah menjadi 19
3 2
*
1
= + + x x x . Dengan demikian, banyaknya bilangan bulat
yang dicari adalah .
19
21
19
1 19 3
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
| +

3. Berapa banyaknya penyelesaian bulat tak negatif dari 20
3 2 1
= + + x x x , dengan
9 0
1
< < x ?
Jawab: Jawaban adalah nilai di jawaban soal no 2 dikurangi nilai dari cacah
penyelesaian bulat tak negatif dengan syarat 9
1
> x .


Latihan 3.2
1. Berapa banyaknya penyelesaian bulat tak negatif dari 25
4 3 2 1
= + + + x x x x ?
2. Berapa banyaknya penyelesaian bulat tak negatif dari 15 4
3 2 1
= + + x x x dengan
syarat 2
1
> x dan 0
2
> x ?
3. Berapa banyaknya penyelesaian bulat tak negatif dari 0 = + + z y x dengan syarat
1 > x , 2 > y , dan 3 > z ?
4. Berapa banyaknya cara menyusun 8 tanda + dan 3 tanda dalam suatu baris
sehingga tidak ada 2 tanda yang berdampingan?

Jawaban Latihan 3.2:

1. Ada 3.276 buah penyelesaian.

2. Ada 136 buah penyelesaian.

3. Ada 10 buah penyelesaian.

4. Ada 84 cara.
19
BAB IV
PRINSIP SARANG MERPATI ( PI GEONHOLE PRI NCI PLE)
Prinsip ini hanya digunakan untuk menunjukkan adanya item (obyek) dengan
sifat tertentu, bukan untuk menemukan obyeknya atau banyaknya obyek dengan sifat
yang telah ditentukan.
Prinsip ini mempunyai 3 versi, yaitu:
Bentuk I: sebanyak r merpati masuk ke dalam n sangkar, dengan r > n, maka
terdapat paling sedikit satu sangkar yang terisi dua ekor atau lebih merpati.
Bentuk II: Jika f adalah fungsi dari himpunan berhingga X ke himpunan berhingga Y
dan |X| > |Y|, maka terdapat , , ,
2 1 2 1
x x x x = dengan ) ( ) (
2 1
x f x f = .
Pada bentuk II, X menyatakan himpunan merpati dan Y menyatakan himpunan
sangkar.

Pada bentuk III berikut, yang dimaksud dengan
(
(
(

m
n
adalah bilangan bulat terbesar
yang lebih kecil dari
m
n
.

Bentuk III: Jika f adalah fungsi dari himpunan berhingga X ke himpunan berhingga
Y dengan |X| = n, |Y| = m, dan k =
(
(
(

m
n
, maka terdapat X x x x x x
k
e = , , , ,
2 1 2 1

dengan ) ( ) ( ) (
2 1 k
x f x f x f = = = .
Permasalahan menggunakan prinsip ini memerlukan penalaran yang cukup di-
samping pengertian fungsi. Pengertian lain terkait dengan permasalahan ini adalah
pengertian modulo.
Dua bilangan bulat x dan y dikatakan kongruen modulo n, dituliskan
x y (mod n),
jika x y habis dibagi n.
20

Catatan: x y (mod n) dibaca x kongruen dengan y modulo n.

Sifat 4.1: Untuk setiap bilangan bulat x, y, dan z berlaku
(i) x x(mod n).
(ii) jika x y (mod n) maka y x (mod n).
(iii) jika { x y (mod n) dan y z (mod n)}, maka x z (mod n).

Contoh 4.1: Tunjukkan bahwa pernyataan berikut benar: Dari 52 buah bilangan
bulat, maka terdapat 2 buah bilangan yang jumlah atau selisihnya habis dibagi 100.

Jawab: Katakan a
1
, a
2
, ., a
52
adalah 52 buah bilangan bulat yang dimaksud.
Dicari bilangan bulat i dan j dengan 1 s i = j s 52 dengan sifat
a
i
+ a
j
atau a
i
a
j

habis dibagi 100.
Katakan r
i
a
i
(mod 100). Dengan kata lain, r
i
adalah sisa pembagian a
i
oleh 100.
Berarti a
i
= q
i
100 + r
i
untuk suatu q
i
e Z, untuk i = 1, 2, ., 52.
Didefinisikan

>
s
=
. 50 , 100
50 ,
i i
i i
i
r r
r r
s
Ada 50 + 1 = 51 kemungkinan nilai s
i
, yaitu 0, 1, 2, ., 50. Karena ada 52 buah
bilangan bulat, maka ada i dan j dengan i = j dan

= =
= =
= =
. 100
100 100
j j i i
j i j i
j i
r s dan r s
r r atau r r
s s
- Perhatikan bahwa terdapat q
i
,q
j
e Z,
a
i
= q
i
100 + r
i

a
j
= q
j
100 + r
j

21
- Jika s
i
= r
i
= r
j
= s
j
, berarti
a
i
= q
i
100 + r
i

a
j
= q
j
100 + r
j
= q
j
100 + r
i

sehingga a
i
- a
j
habis dibagi 100.
- Jika s
i
= s
j
, dengan 100 r
i
= 100 r
j
, maka r
i
r
j
= 0. Akibatnya,
a
i
- a
j
= (q
i
q
j
) 100.
Jadi a
i
- a
j
habis dibagi 100.
- Jika s
i
= r
i
, dengan s
j
= 100 r
j
.
Karena s
i
= s
j
, maka r
i
= 100 r
j
r
i
+ r
j
= 100.
Akibatnya, a
i
+ a
j
= q
i
100 + r
i
+ q
j
100 + r
j
= (q
i
+ q
j
+ 1) 100.
Jadi a
i
+ a
j
habis dibagi 100.


Latihan 4.1
1. Buktikan Sifat 4.1!
2. Diketahui n buah bilangan bulat. Tunjukkan bahwa ada salah satu atau jumlah
beberapa bilangan tersebut habis dibagi n!
3. Diambil (n+1) anggota dari himpunan A = {1, 2, 3, ., 2n}. Tunjukkan bahwa
a. terdapat x, y e A dengan x, y relatif prima!
b. Terdapat x, y e A dengan x | y atau y | x !
4. Dua puluh lima team bola basket memasuki turnamen yang akan berlangsung 10
hari. Tunjukkan bahwa pada akhir hari ke-4, paling sedikit satu dari dua puluh
lima team memainkan sebanyak genap pertandingan!
5. Jika ada 13 orang yang menghadiri ulang tahun Pak Andi yang ke-40, maka
tunjukkan bahwa paling sedikit terdapat 2 orang yang mempunyai bulan kelahiran
yang sama!
6. Dalam satu kelompok yang terdiri dari 10 orang, maka tunjukkan terdapat dua
umur yang jumlah atau selisihnya habis dibagi 16.
22
7. Tujuh buah bilangan diambil dari bilangan 1 sampai dengan 12, maka tunjukkan
terdapat dua bilangan yang jumlahnya 13.
8. Dipilih 8 buah bilangan bulat positif, tunjukkan terdapat 2 bilangan yang
mempunyai sisa pembagian yang sama saat dibagi 7!
9. Diberikan sebelas buah bilangan bulat berbeda. Buktikan bahwa dua di antara
bilangan-bilangan tersebut memiliki selisih yang merupakan kelipatan 10!




23
BAB V
RELASI REKURENSI

Penulisan barisan bilangan {a
n
} dapat diberikan dalam 3 (tiga) cara, yaitu:
(i) cara mendaftar
Beberapa anggota didaftar dengan memperhatikan bahwa tidak boleh
terjadinya keraguan untuk penentuan suku-suku berikutnya.
Contoh 5.1:{
n
a } = {3, 5, 7, .} belum memberikan gambaran yang jelas
untuk penentuan suku ke-4. Hal ini disebabkan perbedaan persepsi yang
mungkin terjadi mengenai barisan tersebut. Barisan tersebut dapat ditafsirkan
sebagai barisan bilangan prima dimulai dengan 3 atau dapat juga ditafsirkan
sebagai barisan bilangan bulat positif ganjil mulai 3. Jika yang dimaksud
adalah barisan bilangan ganjil atas bilangan bulat positif mulai 3, maka
barisan tersebut akan dituliskan
{
n
a } = {3, 5, 7, 9, .}.
(ii) cara eksplisit
Pada cara ini, suku ke-n,
n
a , diberikan secara eksplisit. Barisan {
n
a } pada
Contoh 1, dapat dinyatakan secara eksplisit, yaitu barisan dengan
1 2 + = n a
n
.
(iii) cara rekurensi
Suku ke-n,
n
a , tidak lagi diberikan secara eksplisit tetapi diberikan dalam
perumusan yang memanfaatkan satu atau beberapa suku sebelumnya.
Penulisan barisan pada Contoh 1, secara rekurensi dapat dituliskan sebagai
berikut
. 2 , 2 , 3
1 1
> + = =

n a a a
n n

Pada umumnya, perumusan rekurensi lebih mudah dan lebih sederhana.
Selanjutnya, dari perumusan rekurensi dengan penurunan suku-sukunya
24
diperoleh perumusan eksplisitnya. Permasalahan terkait dengan perumusan
rekurensi yang seringkali muncul adalah masalah menara Hanoi dan barisan
Fibonnaci. Perhatikan barisan 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, .. Barisan tersebut
dikenal sebagai barisan Fibonacci yang mempunyai perumusan rekurensi
. 1 ,
2 1 2 1
= = + =

f f f f f
n n n


Permasalahan yang muncul di dalam relasi rekurensi adalah menentukan perumusan
eksplisit suku ke-n dari barisan yang bersesuaian. Penentuan rumus eksplisit dapat
dilakukan dengan cara melakukan penurunan ke suku yang lebih rendah, sehingga
dapat digunakan suku-suku yang diketahui. Cara ini dikenal dengan cara backward.
Untuk keperluan cara backward ini, pada umumnya, diperlukan jumlahan n-buah
suku pertama barisan/deret aritmetika atau geometri. Beberapa deret yang sering
digunakan, di antaranya adalah:
.
2
) 1 (
4 3 2 1
+
= + + + + +
n n
n
.
6
) 1 2 )( 1 (
4 3 2 1
2 2 2 2 2
+ +
= + + + + +
n n n
n
,
1
) 1 (
1
3 2
r
r a
ar ar ar ar a
n
n

= + + + + +
+
untuk |r| < 1.
,
1
) 1 (
1
3 2


= + + + + +
+
r
r a
ar ar ar ar a
n
n
untuk |r| > 1.

Contoh 5.2: Salah satu contoh terkenal persamaan rekurensi adalah Permasalahan
Menara Hanoi. Menurut legenda, ada sebuah kuil Budha yang di dalamnya terdapat 3
buah tiang berdiameter kecil terbuat dari permata, katakan tiang A, B, dan C. Ada 64
buah cakram dengan ukuran diameter berbeda-beda di tiang A, tersusun dari bawah
ke atas dari diameter terbesar ke terkecil. Permasalahannya adalah memindahkan
cakram-cakram tersebut ke tiang C dengan bantuan tiang B dengan syarat sebagai
berikut: pemindahan hanya boleh dilakukan satu-persatu (tidak boleh
25
memindahkan beberapa cakram sekaligus), dan pada setiap keadaan, cakram
yang berdiameter lebih kecil harus berada di atas cakram berdiameter lebih
besar. Berapa banyaknya langkah yang ditempuh untuk memindahkan cakram-
cakram dari tiang A ke tiang C tersebut?
Jawab: Jika diketahui cara memindahkan (k-1) cakram dari satu tiang ke tiang lain
(dengan tetap memenuhi syarat yang ada), maka cara paling efisien untuk
memindahkan k buah cakram dari tiang A ke tiang C adalah sebagai berikut.
Langkah I: pindahkan (k-1) buah cakram dari tiang A ke tiang B. Jika k > 2, perlu
dilakukan sejumlah proses untuk memindahkan cakram satu-persatu. Karena
menggunakan metode rekursif, proses-proses tersebut tidak perlu dirisaukan.

Langkah II: pindahkan cakram yang terletak paling bawah dari tiang A ke tiang C.

Langkah III: pindahkan (k-1) buah cakram dari tiang B ke tiang C. Lakukan seperti
langkah I.

Katakan m
n
menyatakan banyaknya langkah minimal untuk memindahkan n buah
cakram dari satu tiang ke tiang lain. Perhatikan bahwa m
n
tidak tergantung oleh asal
dan tujuan tiang ataupun banyaknya cakram yang terletak di bawah n buah cakram
yang dipindahkan tersebut.

Langkah I memerlukan
1 k
m kali perpindahan.
Langkah II memerlukan 1 kali perpindahan.
Langkah III memerlukan
1 k
m kali perpindahan.
Jadi keseluruhan perpindahan minimal adalah
. 1 2 1
1 1 1
+ = + + =
k k k k
m m m m
26
Syarat (kondisi) awal terjadi jika k = 1 (jumlah langkah minimal untuk memindahkan
1 buah cakram dari tiang A ke tiang C). Jadi hanya diperlukan diperlukan 1 kali
perpindahan, atau m
1
=1. Dengan demikian diperoleh persamaan rekursif

=
+ =

. 1
1 2
1
1
m
m m
k k

Untuk memindahkan
- 2 buah cakram, diperlukan sebanyak 3 1 ) 1 ( 2 1 2
1 2
= + = + = m m langkah.
- 3 buah cakram, diperlukan sebanyak 7 1 ) 3 ( 2 1 2
2 3
= + = + = m m langkah.
- 4 buah cakram, diperlukan sebanyak 15 1 ) 7 ( 2 1 2
3 4
= + = + = m m langkah, dan
seterusnya.
Akhirnya untuk memindahkan 64 buah cakram, dihitung m
64
.

Persamaan eksplisit permasalahan Menara Hanoi adalah sebagai berikut:
1 2
1
+ =
k k
m m dengan m
1
=1.
= 1 2 2 1 ) 1 2 ( 2
2
2
2
+ + = + +
k k
m m
= 1 2 2 2 1 2 ) 1 2 ( 2
2
3
3
3
2
+ + + = + + +
k k
m m
= 1 2 2 2 2
2 3
4
4
+ + + +
k
m
= .
= 1 2 2 2 2 2
2 3 2
) 1 (
1
+ + + + + +

k k
k k
k
m
= 1 2 2 2 2 2
2 3 2
1
1
+ + + + + +

k k k
m
= 1 2 2 2 2 2
2 3 2 1
+ + + + + +

k k k

= . 1 , 1 2
1 2
) 1 2 ( 1
> =

k
k
k

Sekarang dengan induksi matematika ditunjukkan bahwa untuk bilangan Asli k > 1,
1 2 =
k
k
m
- Perhatikan bahwa untuk k = 1, m
1
=1.
27
- Jika rumus benar untuk k, yaitu 1 2 =
k
k
m benar, maka
. 1 2 1 2 2 1 ) 1 2 ( 2 1 2
1 1
1
= + = + = + =
+ +
+
k k k
k k
m m
Berarti rumus benar untuk k+1.
Jadi terbukti bahwa 1 2 =
k
k
m untuk k > 1.
Dengan demikian, ) 1 2 (
64
64
= m .

Latihan 5.1
1. Diberikan suatu barisan {a
n
} dengan
n
n
n
a
a
a
1
2
1
+
+
+
= . Tentukan
1998
a !
2. Pada barisan Fibonacci tunjukkan bahwa
1 2
2 2
1 + +
= +
n n n
f f f !
3. Pada penyimpanan uang di bank, biasanya bank memberikan bunga yang
dihitung per tahun, katakan i. Jika bunga diberikan per periode tertentu dan
dalam satu tahun ada m kali periode, maka besarnya bunga per periode adalah
m
i
. Untuk k > 1, P
k
menyatakan jumlah tabungan pada akhir periode ke-k.
Jika P
o
menyatakan besar tabungan mula-mula, Nyatakan P
k

a. menggunakan rumus rekurensi!
b. Menggunakan rumus eksplisitnya!
4. Seorang penjahit, yang sangat gemar memotong kain, mempunyai sepuluh
potong bagian. Dia memutuskan untuk memotong beberapa dari potongan-
potongan ini menjadi masing-masing sepuluh potong. Lalu dia memotong
beberapa dari potongan-hasil menjadi masing-masing sepuluh potongan. Lalu
dia memotong beberapa dari potongan-hasil masing-masing menjadi sepuluh
potongan. Dia melanjutkan cara ini sampai dia akhirnya lelah dan berhenti.
Dia mulai menghitung jumlah total potongan kain yang sekarang dimilikinya;
setelah bekerja beberapa menit dia menetapkan jumlah 1984. Buktikan bahwa
hitungannya salah!
28
5. Dari satu buah bujursangkar dapatkah anda mendapatkan 1993 bujursangkar?

Jawaban Latihan 5.1

1.
1
2
1998
1
a
a
a
+
= .

3. a.
1
1

|
.
|

\
|
+ =
k k
P
m
i
P untuk k 1.
b.
o
k
k
P
m
i
P |
.
|

\
|
+ = 1 untuk k 1.

5. Tidak bisa. (Petunjuk: 1993 tidak merupakan jumlahan deret geometri dengan suku
awal 1 dan rasio 4).
29
BAB IV
PENUTUP
Permasalahan kombinatorika di dalam olimpiade matematika di satu negara
dengan negara yang lain sangatlah beragam. Pada umumnya, permasalahan berada di
sekitar permutasi, kombinasi dan gabungan keduanya. Di Indonesia, masalah di
sekitar permutasi dan kombinasi mendominasi permasalahan kombinatorika,
baik di tingkat propinsi maupun di tingkat nasional. Di Colorado persoalan
kombinatorika mendominasi permasalahan olimpiade matematika di negara tersebut.
Permasalahan di negara ini lebih banyak terkait dengan Prinsip Sarang Merpati. Di
Kanada prosentase masalah kombinatorika sangat kecil. Di Singapura prosentase
masalah kombinatorika sedang dengan materi yang mengaitkan bilangan Bell dan
Stirling disamping pengertian di sekitar permutasi dan kombinasi.
Pada umumnya prinsip kombinasi dan permutasi dengan cepat dapat dikuasai.
Sebaiknya disadari bahwa banyak permasalahan yang merupakan gabungan dari
permasalahan kombinasi dan permutasi, tidak berdiri sendiri-sendiri. Selain itu, perlu
diperhatikan permasalahan yang merupakan permasalahan multinomial. Pada
permasalahan multinomial perlu diperhatikan apakah diperbolehkan adanya
pengulangan atau tidak.
Banyak masalah tidak dapat langsung diselesaikan dengan rumus-rumus yang
tersedia, tetapi merupakan gabungan dari beberapa rumus. Dengan demikian,
pemahaman soal menjadi bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan.
Selain penalaran menjadi dasar yang penting, ketelitian dan ketangguhan
(daya juang) merupakan unsur yang tidak boleh dilepaskan. Banyak masalah yang
diberikan dalam soal cerita yang agak panjang, demikian juga dengan
penyelesaiannya. Dengan demikian, diperlukan pemahaman, ketelitian, dan
ketahanan berpikir. Ketangguhan yang baik akan membuat tidak segera menyerah
dengan soal yang diberikan. Unsur ketelitian sangat membantu menyelesaikan soal-
soal dengan penurunan yang cukup panjang.
30


DAFTAR PUSTAKA
Pustaka pendukung yang membahas materi kombinatorika banyak diberikan dalam
buku matematika diskrit. Berikut diberikan tiga buah buku yang dapat digunakan
sebagai acuan pemahaman materi-materi di atas.

Anderson, I., 2001, A First Course in Discrete Mathematics, London: Springer-
Verlag London Limited.

Cohen, D.I.A, 1978, Basic Techniques of Combinatorial Theory, New York: John
Wiley and Sons.

Johnsonbaugh, R., 1997, Discrete Mathematics, International Edition, Fourth Edition,
New Jersey: Prentice Hall International.

31
Lampiran
Contoh Soal Seleksi Bidang Kombinatorika

Penjelasan:
Notasi
|
|
.
|

\
|
k
n
menyatakan banyaknya cara memilih k unsur dari suatu himpunan
dengan n unsur.

BAGIAN PERTAMA
1. Suatu delegasi yang terdiri dari 5 orang akan dibentuk dari 10 siswa laki-laki
dan 8 siswa perempuan. Banyaknya pilihan tim yang dapat dibentuk yang
memuat paling sedikit 2 siswa perempuan adalah ......................

2. Sebuah kelas terdiri dari 30 siswa. Di kelas tersebut 12 siswa menyukai
matematika, 14 menyukai biologi, 13 menyukai kimia, 5 siswa menyukai
matematika dan biologi, 7 siswa menyukai biologi dan kimia, dan 4 siswa
menyukai matematika dan kimia. Kemudian 4 siswa tidak menyukai satu pun
dari ketiga matapelajaran itu. Banyaknya siswa yang menyukai matematika,
biologi, dan kimia adalah ........

3. Banyaknya penyelesaian bilangan asli bagi pertidaksamaan 11 < + + + d c b a
adalah .........

4.

=
|
|
.
|

\
|
1002
0
2
2004
n
n
= ........

32
5. Banyak titik minimal yang harus diambil dari sebuah persegi dengan panjang
sisi 2, agar dapat dijamin senantiasa terambil dua titik yang jarak antara
keduanya tidak lebih dari 2
2
1
adalah .......

6. Diberikan hubungan rekursi
. 1 ), 0 ( ,
3
1
2
1
= > =
o n n
a n n a a

Bentuk eksplisit untuk
n
a adalah ................

7. Seekor semut berjalan dari titik asal koordinat O(0, 0) ke titik P(4, 5). Semut
tersebut hanya berjalan pada arah horisontal ke kanan dan vertikal ke atas saja.
Berapa banyak cara yang dapat ditempuh semut tersebut dari titik O ke titik P?


BAGIAN KE-DUA

1. Diberikan sebelas buah bilangan berbeda. Buktikan bahwa dua di antara bilangan-
bilangan tersebut memiliki selisih yang merupakan kelipatan 10.

2. Buktikan bahwa
. 2
2
1
n
n
o k
k
k
k n
=
|
|
.
|

\
| +

You might also like