You are on page 1of 41

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan skenario Forum Group
Discussion (FGD) dengan judul !"#
Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
Pro$% D&% 'j% &ika (ubarniati) Dr%) (M) selaku epala "agian *lmu
edokteran omunitas Fakultas edokteran +ni,ersitas -ijaya
usuma (urabaya.
(ugiharto)dr%) Mes% (M/&() selaku pembimbing FGD.
dan teman0teman seja1at yang telah memberikan dukungan
(ehingga laporan FGD dengan judul skenario 2!" # dapat kami
selesaikan%
Penulis menyadari bah1a penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna)
oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukan demi sempurnanya tulisan
ini%
(emoga laporan ini berman$aat bagi berbagai pihak yang terkait%
(urabaya) 33 /gustus 4536
Penulis
DAFTAR ISI
/T/ PE7G/7T/& %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%i
D/FT/& *(* %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%ii
(E7/&*8%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3
"/" * PE7D/'+!+/7%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4
!atar "elakang%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%9
&umusan Masalah%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%9
Tujuan%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%9
"/" ** T*7:/+/7 P+(T//%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%;
(ekilas Mengenai !"%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%;
De$inisi %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%;
riteria erja %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%<
!angkah Penyellidikkan%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%=
Persiapan Penyelidikan%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%34
+paya Penanggulangan %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%39
Penyakit0Penyakit "erpotensi%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%36
:enis Pelaporan..............................................................................36
(ekilas Mengenai Tetanus 7eonatorum%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3>
Pengertian %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3>
Etiologi%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3?
Faktor &esiko%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3;
*munisasi Tetanus To@oidATT%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%43
Gejala linis %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3>
PenBegahan %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3?
*munisasi To@oid %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3;
"/" *** /7/!*(*( D/7 PEM"/'/(/7%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4>
!angkah0!angkah Penyelenggaraan Epidemiologi%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4>
*denti$ikasi asus Dan Paparan%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4;
Penyakit Tertentu Yang Menimbulkan !"%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4<
lasi$ikasi ejadian !" %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4=
Faktor Yang Mempengaruhi !"%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%93
Pelaksana Penyelidikkan !"%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%94
Prosedur Penanggulangan !" %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% 96
!angkah C langkah saat terjadi !" %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%9;
"/" *D E(*MP+!/7%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%63
D/FT/& P+(T// %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% 64
SKENARIO
KLB
epala Puskesmas melakukan e,aluasi laporan data insiden penyakit
terbanyak di 1ilayah kerjanya selama 9 bulan di tahun 4536%didapatkan data >
penyakit terbanyak di puskesmas E tahun 4539 sebagai berikut F
78 :/7 4536 FE" 4536 M/& 4536
3 D"D 34 3> 35
4 Typhoid Fever > < <
9 Diare 35 33 <
6 Tetanus neonatorum 4 6 =
> *(P/ < 35 35
Dari data yang ada kepala Puskesmas melihat adanya peningkatan insiden
salah satu penyakit selama 9 bulan berturut C turut sehingga perlu dilakukan
upaya penanggulangan terhadap kejadian tersebut%
1. Tujuan Pembelajaran :
a% Dokter muda mengetahui de$inisi A batasanA deskripsi !"
b% Dokter muda mengetahui kriteria kerja !"
B% Mahasis1a menentukan jenis penyakit mana dari data di atas yang
memenuhi kriteria !"
d% Dokter muda mampu menentukan keluasan penyelidikan dan
keBepatan Bara penanggulangan
e% Dokter muda mampu memberikan rekomendasi Bara penanggulangan
!" di atas
$% Mengembangkan Bara ber$ikir mahasis1a dalam pemeBahan masalah
!" seBara terpadu dari *om ( epidemiologi)
kesehatan)lingkungan)biostatistik)manajemen)metedeologi riset)
kedokteran keluarga)ilmu giGi )
g%
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belaan!
(uatu kejadian penyakit dikatakan 1abah A !" apabila terjadinya
peningkatan kasus suatu penyakit di daerah tertentu pada kelompok tertentu
dan pada periode 1aktu tertentu% Menurut ++ 7o 6 tahun 3=<6 yang dikatakan
1abah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah melebihi keadaan yang laGim pada 1aktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka% (edangkan !" adalah meningkatnya
kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna seBara epidemiologis) pada
suatu daerah dalam kurun 1aktu tertentu%
Menurut Peraturan Menteri esehatan 7o% =6=AMenkesA(AD***A4556))
ejadian !uar "iasa (!") adalah suatu kejadian kesakitanAkematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitanAkematian yang bermakna seBara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun 1aktu tertentu
(!apau) "uBhari% 455=)%
ejadian !uar "iasa (!") yaitu munBulnya penyakit di luar kebiasaan
(base line Bondition) yang terjadi dalam 1aktu relati$ singkat serta memerlukan
upaya penanggulangan seBepat mungkin) karena dikha1atirkan akan meluas)
baik dari segi jumlah kasus maupun 1ilayah yang terkena persebaran penyakit
tersebut% ejadian luar biasa juga disebut sebagai peningkatan kejadian kasus
penyakit yang lebih banyak daripada eksternal normal di suatu area atau
kelompok tertentu) selama suatu periode tertentu% *n$ormasi tentang potensi
!" biasanya datang dari sumber0sumber masyarakat) yaitu laporan pasien
(kasus indeks)) keluarga pasien) kader kesehatan) atau 1arga masyarakat%
Tetapi in$ormasi tentang potensi !" bisa juga berasal dari petugas kesehatan)
hasil analisis atau sur,eilans) laporan kematian) laporan hasil pemeriksaan
laboratorium) atau media lokal (Tamher% 4556)
(eperti yang telah disebutkan skenario di atas bah1a salah satu !" di
puskesmas tersebut adalah tetanus neonatorum%Tetanus adalah suatu penyakit
toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani) dengan tanda utama
kekakuan otot (spasme)) tanpa disertai gangguan kesadaran (*smoedijanto)
455?)% Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus
yang disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu bakteria yang mengeluarkan
toksin (raBun) yang menyerang sistem sara$ pusat ((ai$uddin) 4553)%
B. Rumu"an #a"ala$
3% "agaimanakah langkah C langkah penanggulangan tetanus neonatorumH
%. Tujuan
3% Menentukan langkah penyelidikan dan penanggulangan !" tetanus
neonatorum
BAB II
TIN&AUAN PUSTAKA
'.1 SEKILAS #ENGENAI KLB
'.1.1 De()n)")
(uatu kejadian penyakit dikatakan 1abah A !" apabila terjadinya
peningkatan kasus suatu penyakit di daerah tertentu pada kelompok
tertentu dan pada periode 1aktu tertentu% Menurut ++ 7o 6 tahun 3=<6
yang dikatakan 1abah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah melebihi keadaan yang laGim pada
1aktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka%
(edangkan !" adalah meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna seBara epidemiologis) pada suatu daerah dalam kurun
1aktu tertentu
- Deskripsi menurut tempat
Tujuan F untuk mendapatkan petunjuk populasi yang rentan kaitannya
dengan tempat . indikasi sumber penularan
asus dikelompokkan menurut ,ariabel geogra$i (tempat tinggal))
tempat pekerjaan) sekolah) kesamaan hubungan($asilitas kesehatan)
tenaga kesehatan) dll)) kesamaan hubungan kontak dari orang ke orang
A ,ektor
- Deskripsi menurut orang
asus dikelompokkan berdasarkan umur) jenis kelamin) status
imunisasi) status ekonomi) ras) dan ,ariabel lain yang berhubungan
- Deskripsi menurut 1aktu
asus dikelompokkan menurut kur,a epidemik% ur,a epidemik
adalah kur,a yang menggambarkan $rekuensi kasus%
Tujuannya adalah menentukan sumber atau Bara penularan )
menentukan 1aktu paparan atau kasus a1al
MaBam kur,a .
3% ur,a Bommon sourBe
4% ur,a propaggated
9% ur,a Bampuran
'.1.' Kr)ter)a Kerja
Timbul suatu penyakit yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
Penigkatan kejadian penyakit A kematian terus menenrus selama 9
kurun 1aktu berturut0turut menurut jenis penyakitnya
Peningkatan kejadian A kematian I4@ dibandingkan periode
sebelumnya
:umlah penderita baru dalam 3 bulan menunjukkan kenaikan I4@
bila dibandingkan dengan angka rata0rata per bulan tahun
sebelumnya
/ngka rata0rata perbulan selama 3 tahun menunjukkan kenaikan
I4@ dibandingkan angka rata0rata per bulan dari tahun sebelumnya
JF& suatu penyakit dalam kurun 1aktu tertentu menunjukkan
kenaikan >5 K atau lebih dibandingkan JF& periode sebelumnya
Proposional rate penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan I4@ dibandingkan periode yang sama dan
kurun 1aktu A tahun sebelumnya
'.1.* Lan!a$ Pen+ell),)an
Persiapan
Pemastian !"
Pemastian diagnosis etiologis
Pengidenti$ikasian kasus dan paparan
Pengidenti$ikasian !"
Penanggulangan sementara
Pengidenti$ikasian sumber dan Bara penyebaran
Pengidenti$ikasian keadaan penyebab
PerenBanaan penelitian yang lebih strategis
Penetapan saran Bara penBegahan dan penanggulangan
Penetapan sistem penemuan !" atau !" dengan
komplikasi
!aporan
'.1.- Per")a.an Pen+el),)an :
3% on$imasi in$ormasi
a% /sal in$ormasi !" ( -3) -4) 'asil lab) !ap% &() !ap% Masy% )
b% *si F
0 Gambaran penyakit yang sedang berjangkit
0 ondisi geogra$i
4% Pembuatan renBana kerja
a% De$inisi kasus
T*PE /(+( &*TE&*/
L epastian diagnosis
asus pasti
/danya kepastian pemeriksaan lab
dengan atau tanpa d@ klinis
asus mungkin Tanda dan gejala sesuai penyakit tanpa
lab lengkap
asus tersangka Tanda dan gejala sesuai penyakit
dengan lab lengkap
L 'ub epidemiologi
asus primer asus yang sakit karena paparan
pertama
asus sekunder asus sakit yang terjadi karena kontak
dengan kasus pertama
asus tidak ada hubungan Terjadinya sakit bukan karena paparan
pertama ataupun kontak dengan kasus
b% 'ipotesis a1al
a% MaBam dan sumber data
b% (trategi renBana kerja
B% (aran dan tenaga yang diperlukan
'.1./ U.a+a Penan!!ulan!an KLB
- Tahapan upaya penanggulangan F
Menghilangkan atau mengurangi sumber in$eksi
Memutuskan rantai penularan
Melindungi populasi berisiko
'ubugan kepastian etiologi) sumber dan Bara penularan dengan keluasan
penyelidikan dan keBepatan Bara penanggulanga
(umber dan Jara Penularan
Etiologi
Tahu
Tahu Tidak Tahu
Penyelidikan M Penyelidikan MMM
Penanggulangan MMM Penanggulangan M
Tidak Tahu
Penyelidikan MMM Penyelidikan MMM
Penanggulangan MMM Penanggulangan M
eterangan tanda M# F
&endah M
(edang MM
Tinggi MMM
'.1.0 Pen+a)t1Pen+a)t Ber.2ten")
Penyakit arantinaApenyakit 1abah pentingF holera) Pes) Yello1
Fe,er
Penyakit potensi 1abahA!" yng menjalar dalam 1aktu
BepatAmempunyai mortalitas tinggi N penyakit yang masuk program
eradikasiAeliminasi dan memerlukan tindakan segera F
D'F)Jampak)&abies) Tetanus neonatorum) Diare) Pertusis)
Poliomyelitis%
Penyakit potensial 1abahA!" lainnya dan beberapa penyakit penting
F Malaria) Frambosia) *n$luenGa) /nthra@) 'epatitis) Typhus
abdominalis) Meningitis) eraBunan) EnBephalitis) Tetanus%
Penyakit0penyakit menular yang tidak berpotensi 1abah dan atau
!")
tetapi masuk program F eBaBingan) usta) Tuberkulosa) (yphilis)
Gonorrhoe) Filariasis) dll
'.1.3 &en)" Pela.2ran
% !aporan ke1aspadaan
!aporan ejadian !uar "iasaA-abah (-3)
!aporan Penyelidikan !" N &enBana Penanggulangan !"
!aporan Penanggulangan !"
!aporan mingguan -abah (-4)
!aporan bulanan !" (!"0!")
'.' Se)la" tentan! Tetanu" Ne2nat2rum
'.'.1 Pen!ert)an
7eonatus adalah bayi baru lahir yang berusia di ba1ah 4< hari
((toll) 455;)% Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut yang
disebabkan oleh Clostridium tetani) dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme)) tanpa disertai gangguan kesadaran (*smoedijanto) 455?)% Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang
disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu bakteria yang mengeluarkan
toksin (raBun) yang menyerang sistem sara$ pusat ((ai$uddin) 4553)%
'.'.' Et)2l2!)
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang) berukuran 40>
@ 5)605)> milimikron yang hidup tanpa oksigen (anaerob)) dan membentuk
spora% (pora de1asa mempunyai bagian yang berbentuk bulat yang
letaknya di ujung) dan memberi gambaran penabuh genderang (drum stick)
("leBk) 4555)% (pora ini mampu bertahan hidup dalam lingkungan panas)
antiseptik) dan di jaringan tubuh% (pora ini juga bisa bertahan hidup
beberapa bulan bahkan bertahun% (&itar1an) 4556)% "akteria yang
berbentuk batang ini sering terdapat dalam kotoran he1an dan manusia)
dan bisa terkena luka melalui debu atau tanah yang terkontaminasi (/rnon)
455;)% Clostridium tetani merupakan bakteria Gram positi$ dan dapat
menghasilkan eksotoksin yang bersi$at neurotoksik% Toksin ini
(tetanospasmin) dapat menyebabkan kekejangan pada otot ((uraatmaja)
4555)%
'.'.* Fat2r R)")2
Terdapat > $aktor risiko utama terjadinya tetanus neonatorum) yaituF
a. Fat2r R)")2 Pen4emaran L)n!un!an F)") ,an B)2l2!)
!ingkungan yang mempunyai sanitasi yang buruk akan memyebabkan
Clostridium tetani lebih mudah berkembang biak% ebanyakan penderita
dengan gejala tetanus sering mempunyai ri1ayat tinggal di lingkungan
yang kotor% Penjagaan kebersihan diri dan lingkungan adalah amat
penting bukan sahaja dapat menBegah tetanus) malah pelbagai penyakit
lain%
b. Fat2r Alat Pem2t2n!an Tal) Pu"at
Penggunaan alat yang tidak steril untuk memotong tali pusat
meningkatkan risiko penularan penyakit tetanus neonatorum% ejadian
ini masih lagi berlaku di negara0negara berkembang dimana bidan0bidan
yang melakukan pertolongan persalinan masih menggunakan peralatan
seperti pisau dapur atau sembilu untuk memotong tali pusat bayi baru
lahir (-'8) 455<)%
4. Fat2r %ara Pera5atan Tal) Pu"at
Terdapat sebagian masyarakat di negara0negara berkembang masih
menggunakan ramuan untuk menutup luka tali pusat seperti kunyit dan
abu dapur% (eterusnya) tali pusat tersebut akan dibalut dengan
menggunakan kain pembalut yang tidak steril sebagai salah satu ritual
untuk menyambut bayi yang baru lahir% Jara pera1atan tali pusat yang
tidak benar ini akan meningkatkan lagi risiko terjadinya kejadian tetanus
neonatorum (Jhin) 4555)%
,. Fat2r Keber")$an Tem.at Pela+anan Per"al)nan
ebersihan suatu tempat pelayanan persalinan adalah sangat
penting% Tempat pelayanan persalinan yang tidak bersih bukan sahaja
berisiko untuk menimbulkan penyakit pada bayi yang akan dilahirkan)
malah pada ibu yang melahirkan% Tempat pelayanan persalinan yang ideal
sebaiknya dalam keadaan bersih dan steril (/brutyn) 455<)%
e. Fat2r Keebalan Ibu Ham)l
*bu hamil yang mempunyai $aktor kekebalan terhadap tetanus
dapat membantu menBegah kejadian tetanus neonatorum pada bayi baru
lahir% /ntibodi terhadap tetanus dari ibu hamil dapat disalurkan pada bayi
melalui darah) seterusnya menurunkan risiko in$eksi Clostridium tetani%
(ebagian besar bayi yang terkena tetanus neonatorum biasanya lahir dari
ibu yang tidak pernah mendapatkan imunisasi TT (Jhin) 4555)%
'.'.- Pat2!ene")"
Pertolongan persalinan dan pemotongan tali pusat yang tidak steril
akan memudahkan spora Clostridium tetani masuk dari luka tali pusat dan
melepaskan tetanospamin% Tetanospamin akan berikatan dengan reseptor
di membran prasinaps pada motor neuron% emudian bergerak melalui
sistem transpor aksonal retrograd melalui sel0sel neuron hingga ke medula
spinalis dan batang otak) seterusnya menyebabkan gangguan sistim sara$
pusat (((P) dan sistim sara$ peri$er (/rnon) 455;)% Gangguan tersebut
berupa gangguan terhadap inhibisi presinaptik sehingga menBegah
keluarnya neurotransmiter inhibisi) yaitu asam aminobutirat gama
(G/"/) dan glisin) sehingga terjadi epilepsi) yaitu lepasan muatan listrik
yang berlebihan dan berterusan) sehingga penerimaan serta pengiriman
impuls dari otak ke bagian0bagian tubuh terganggu (/brutyn) 455<)%
etegangan otot dapat bermula dari tempat masuk kuman atau pada otot
rahang dan leher% Pada saat toksin masuk ke sumsum tulang belakang)
kekakuan otot yang lebih berat dapat terjadi% Dijumpai kekakuan
ekstremitas) otot0otot dada) perut dan mulai timbul kejang% (ebaik sahaja
toksin menBapai korteks serebri) penderita akan mengalami kejang
spontan% Pada sistim sara$ otonom yang diserang tetanospasmin akan
menyebabkan gangguan proses perna$asan) metabolisme) hemodinamika)
hormonal) penBernaan) perkemihan) dan pergerakan otot% ekakuan laring)
hipertensi) gangguan irama jantung) berkeringat seBara berlebihan
(hiperhidrosis) merupakan penyulit akibat gangguan sara$ otonom%
ejadian gejala penyulit ini jarang dilaporkan karena penderita sudah
'.'./ Gejala Kl)n)"
7eonatus yang terin$eksi Clostridium tetani masih menunjukkan
perilaku seperti menangis dan menyusui seperti bayi yang normal pada
dua hari yang pertama% Pada hari ke09) gejala0gejala tetanus mula
kelihatan% Masa inkubasi tetanus umumnya antara 9 C 34 hari) namun
dapat meBapai 3 C 4 hari dan kadang0kadang lama melebihi satu bulan.
makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis% Terdapat hubungan
antara jarak tempat masuk kuman Clostridium tetani dengan susunan sara$
pusat) serta inter,al antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit
semakin jauh tempat in,asi) semakin panjang masa inkubasi% Gejala klinis
yang sering dijumpai pada tetanus neonatorum adalahF
a% Terjadinya kekakuan otot rahang sehingga penderita sukar
membuka mulut% ekakuan otot pada leher lebih kuat akan menarik mulut
keba1ah) sehingga mulut sedikit ternganga% adang0kadang dapat
dijumpai mulut meBuBu seperti mulut ikan dan kekakuan pada mulut
sehingga bayi tak dapat menetek (Jhin) 4555)%
b% Terjadi kekakuan otot mimik muka dimana dahi bayi kelihatan
mengerut) mata bayi agak tertutup) dan sudut mulut bayi tertarik ke
samping dan ke ba1ah%
B% ekakuan yang sangat berat menyebabkan tubuh melengkung
seperti busur) bertumpu pada tumit dan belakang kepala% :ika dibiarkan
seBara berterusan tanpa ra1atan) bisa terjadi $raktur tulang ,ertebra%
d% ekakuan pada otot dinding perut menyebabkan dinding perut
teraba seperti papan% (elain otot dinding perut) otot penyangga rongga
dada (toraks) juga menjadi kaku sehingga penderita merasakan kesulitan
untuk berna$as atau batuk% :ika kekakuan otot toraks berlangsung lebih
dari > hari) perlu diBurigai risiko timbulnya perdarahan paru%
e% Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan perna$asan akibat
kekakuan yang terus0menerus dari otot laring yang bisa menimbulkan
sesak na$as% E$ek tetanospamin dapat menyebabkan gangguan denyut
jantung seperti kadar denyut jantung menurun (bradikardia)) atau kadar
denyut jantung meningkat (takikardia)% Tetanospasmin juga dapat
menyebabkan demam dan hiperhidrosis% ekakuan otot polos pula dapat
menyebabkan anak tidak bisa buang air keBil (retensi urin)%
$% "ila kekakuan otot semakin berat) akan timbul kejang0kejang
umum yang terjadi setelah penderita menerima rangsangan misalnya
diBubit) digerakkan seBara kasar) terpapar sinar yang kuat dan sebagainya%
!ambat laun) masa istirahat# kejang semakin pendek sehingga
menyebabkan status epileptikus) yaitu bangkitan epilepsi berlangsung terus
menerus selama lebih dari tiga puluh menit tanpa diselangi oleh masa
sedar. seterusnya bisa menyebabkan kematian (7ingsih) 455;)%
'.'.0 Pen4e!a$an
Tindakan penBegahan serta eliminasi tetanus neonatorum adalah
bersandarkan pada tindakan menurunkan atau menghilangkan $aktor0
$aktor risiko% Pendekatan pengendalian lingkungan dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan lingkungan% Pemotongan dan pera1atan tali
pusat 1ajib menggunakan alat yang steril (-'8) 455?)% Pengendalian
kebersihan pada tempat pertolongan persalinan perlu dilakukan dengan
semaksimal mungkin agar tidak terjadi kontaminasi spora pada saat proses
persalinan) pemotongan dan pera1atan tali pusat dilakukan% Praktik 9
"ersih perlu diterapkan) yaitu bersih tangan) bersih alat pemotong tali
pusat) dan bersih alas tempat tidur ibu) di samping pera1atan tali pusat
yang benar sangat penting dalam kurikulum pendidikan bidan% (elain
persalinan yang bersih dan pera1atan tali pusat yang tepat) penBegahan
tetanus neonatorum dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi TT
kepada ibu hamil (Djaja) 4559)% Pemberian imunisasi TT minimal dua kali
kepada ibu hamil dikatakan sangat berman$aat untuk menBegah tetanus
neonatorum (Dandaler) 4559. -'8) 455<)%
0. Imun)"a") Tetanu" T262), 7TT8
Pen!ert)an
*munisasi TT adalah suntikan ,aksin tetanus untuk meningkatkan
kekebalan sebagai upaya penBegahan terhadap in$eksi tetanus (*danati)
455>)%
#an(aat
Man$aat imunisasi TT pada ibu hamil adalahF
a% Dapat melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum (Jhin)
4555)%
b% Dapat melindungi ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya tetanus
apabila terluka (Depkes &*) 4555)%
edua0dua man$aat tersebut adalah penting dalam menBapai salah satu
tujuan dari program imunisasi seBara nasional yaitu) eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum (Depkes) 4556)%
&umla$ ,an D2")" Imun)"a") TT untu Ibu Ham)l
*munisasi TT untuk ibu hamil diberikan 4 kali ((ai$uddin) 4553))
dengan dosis 5)> BB disuntikkan seBara intramuskuler atau subkutan
(Depkes &*) 4555)% (ebaiknya imunisasi TT diberikan sebelum kehamilan
< bulan% (untikan TT3 dapat diberikan sejak diketahui posti$ hamil dimana
biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana
kesehatan (Depkes &*) 4555)% :arak pemberian (inter,al) imunisasi TT3
dengan TT4 adalah minimal 6 minggu ((ai$uddin, 4553. Depkes &*)
455>)%
'.'.3 E(e Sam.)n!
"iasanya hanya terjadi gejala0gejala ringan seperti nyeri) kemerahan dan
pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes &*) 4555)% TT adalah
antigen yang sangat aman untuk 1anita hamil% Tidak ada bahaya bagi janin
apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT ((ai$uddin) 4555)% E$ek
samping tersebut berlangsung 304 hari dan akan sembuh sendiri tanpa
diperlukan tindakanApengobatan (Depkes &*) 4555)%
Tem.at Pela+anan
Pelayanan imunisasi TT dapat dujumpai diF
a% Puskesmas)
b% Puskesmas pebantu)
B% &umah sakit)
d% &umah bersalin)
e% Polindes)
$% Posyandu)
g% &umah sakit s1asta)
h% Dokter praktik) dan
i% "idan praktik (Depkes &*) 4556)%
'.'.9 Pr2!ram e)m)na") tetanu" maternal ne2nate" In,2ne")a
+paya sistematis untuk menghiangkan T7 dimuai dengan
imunisasi T7 ibu mengandung dan Baon pengantin dengan program
pengembangan imunisasi (EP*)) yang diperkenakan pada tahun 3=;=%
emudian tahun 3=<6 imunisasi tetanus daam bentuk ,aksin DT dan
,aksin TT muai diberikan pada anak sekoah dasar sebagai bentuk strategi
jangka panjang pengendaian T7% Tahun 3==< imunisasi pada anak sekoah
dasar ini kemudian dikembangkan menjadi "adan *munisasi /nak (ekoah
("*/()% (ejak tahun 4533) daam rangka penangguangan kejadian uar biasa
Di$teri di *ndonesia) maka ,aksin TT untuk anak sekoah dasar diganti
menjadi ,aksin Td%
Menanggapi inisiati$ goba untuk mengeiminasi T7) *ndonesia
menghadapi tiga pendekatan imunisasi untuk memberikan perindungan
terhadap tetanus bagi ibunya dan bayinya%
() jangka pendek dosis Tetanus Toksoid (TT) untuk ibu hami diberikan
pada imunisasi rutin saat peayanan antenatal) dan TT dosin Baon pengantin
diberikan pada perempuan yang mau atau baru menikah%
() jangka panjang F 9 dosis ,aksin Di$teri Pertussis dan Tetanus (DPT9)
diberikan pada bayi meaui imunisasi rutin) satu dosis uanganApenguat
,aksin Tetanus daam bentuk ,aksin di$teri tetanus (DT) diberikan kepada
sis1a keas 3 sekoah dasar) dan satu dosis uanganApenguat ,aksin tetanus
Td diberikan kepada sis1a keas 4 dan 9% arena Badangan DPT9 teah
O;5K sejak 3==?) dan Bakupan anak masuk sekoah dasar O=5K untuk
sis1a sekoah) sejak tahun 3==5) strategi ini memberikan perindungan
tetanus untuk semua penduduk sampai usia de1asa muda dengan usia ebih
dari 45 tahun%
() strategi jangka panjang (ET7) Eiminiasi Tetanus 7eonatorum teah
diakukan meaui peayanan dasar pada bayi serta "*/( ("adan *munisasi
/nak (ekoah)% 7amun dengan hanya mengandakan strategi ini keompok
yang terindungi hanya usia diba1ah 3? tahun sehingga penBapaian ET7
akan menjadi ama% +ntuk itu diperukan akseerasi (perBepatan) imunisasi
TT -+( khususnya di 1iayah resiko tinggi sebagai strategi jangka
pendek%
() akseerasiF tiga putaran imunisasi tambahan dengan sasaran 1anita usia
subur (3>09= tahun) di daerah dimana Bakupan imunisasi TT dan persainan
bersih rendah% Peaksanaan komponen ini dimuai tahun 3==? dengan tiga
putaran imunisasi tambahan di 35> dari 946 kabupaten yang diidenti$ikasi
sebagai daerah beresiko tinggi untuk T7>
() Pemiihan strategi akseerasi di *ndonesia teah diakui oeh +7*JEF
bersedia membantu kegiatan operasionanya di daerah resiko tinggi% Guna
me1ujudkan kegiatan ini sangat diperukan perenBanaan yang seksama
sehingga tidak ada satupun daerah resiko tinggi yang tertingga untuk
diinter,ensi% Pemberian *munisasi TT sebanyak > dosis dengan minima%
*nter,al tertentu telah menjadi target yang harus dipenuhi% Diyakini
bah1a dengan telah makin baiknya akses pelayanan kesehatan) rata0rata
setiap -+( telah memperoleh imunisasi minimal 9 kali% Dengan demikian
output yang ingin diBapai adalah melengkapi setiap -+( memperoleh >
d5sis serta mengurangi proporsi -+( yang masih memiliki status *T
kurang dari 9 dosis%
(ejalan dengan strategi imunisasi *T untuk mengeliminasi tetanus
pada maternal dan bayi) pelayanan kesehatan pada ibu dan anak juga di
perkuat dengan program safe motherhood yang telah dilaksanakan di
*ndonesia sejak 3=<<% Pada tahun 4555 diperkenalkan The Making
Pregnancy Safer, program agar kehamilan aman) yang menekankan
perlunya petugas terampil untuk persalinan) kunjungan pera1atan neonatal
dan inter,ensi lain untuk mengurangi kematian ibu dan bayi%
!ebih jelas dapat dilihat pada gra$ik diba1ah ini)
Gambar 4 F Trend Presentase Jakupan *munisasi DPT9 "ayi dari Data &utin
(ur,ei Tahun 455; C 4533
(umber F PP NP! 455; C 4533) &iskesdas tahun 455; dan 4535
Imun)"a") TT )bu $am)l ,an 5an)ta u")a "ubur
(trategi jangka panjang ET7 (Eliminasi Tetanus 7eonatorum) telah
dilakukan melalui pelayanan dasar pada bayi serta "*/( ("ulan *munisasi /nak
(ekolah)% 7amun dengan hanya mengandalkan strategi ini kelompok yang
terlindungi hanya usia diba1ah 3? tahun sehingga penBapaian ET7 akan menjadi
lama% +ntuk itu masih diperlukan imunisasi bagi 1anita usia subur (-+()
termasuk ibu hamil) serta di perlukan akselerasi imunisasi TT untuk -+(
khususnya di1ilayah resiko tinggi sebagai strategi jangka pendek%
%au.an TT': )bu $am)l
Jakupan imunisasi TT4M ibu hamil seBara nasional dari tahun 4554 C 4533
ber$luktuasi% Dari tahun 4554 C 455; terus menurun dari ?<)3K 0 4?K% Dari tahun
455; C 455= meningkat dan kembali menurun sampai tahun 4533 menjadi ?9)?K)
yang dapat dilihat pada gambar 6% Tahun 455? terjadi penurunan Bakupan yang
besar) namun bila dibandingkan dengan hasil sur,ei FM +* Bakupan TT4M ibu
hamil lebih tinggi ;K% "ila dibandingkan laporan rutin TT4M ibu hamil dengan
TT4M ibu hamil dari sur,ei &iskesdas tahun 4535) terdapat perbedaan Bakupan
sebanyak 44)9K) dimana Bakupan &iskesdas lebih rendah% Terdapat perbedaan
Bakupan yang sangat besar menBapai 6;)>K dari Bakupan tertinggi dengan
terendah dalam 35 tahun% 'al ini menunjukkan terdapat masalah dengan kualitas
data Bakupan TT4M ibu hamil% emungkinan disebabkan adanya perbedaan
persepsi terhadap de$inisi operasional Bakupan TT4M ibu hamil yang dilaporkan)
permasalahan pada $ormat penBatatan dan pelaporan dan lain0lain% (ehingga perlu
ada upaya untuk menata sistem penBatatan dan pelaporan TT4M ibu hamil%
Gambar 6 F Trend Persentasi *munisasi TT4M *bu 'amil dari Data &utin dan
(ur,ei di *ndonesia tahun 455; C 4533
(umber F Ditjen PP N P! tahun 455; C 4533) &iskesdas tahun 4535) (ur,ei
Bakupan FM +* 455;
Per"al)nan Ber")$ ,an Pera5atan Tal) Pu"at
Jakupan persalinan bersih dan pera1atan tali pusat dapat tergambarkan
dengan indikator Bakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan jumlah tenaga
kesehatan bidan yang terlatih) serta Bakupan kunjungan neonatal dini (50; hari)%
"erdasarkan laporan rutin) persalinan oleh tenaga kesehatan seBara
nasional dari tahun 4556 C 4533 terus meningkat% "ila dilihat berdasarkan sur,ei
&iskesdas tahun 4535 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tidak terlalu
jauh berbeda) perbedaan hanya sebesar 4)><K yaitu pada data rutin <6)<;K dan
&iskesdas 4535 sebesar <4)4K) yang dapat dilihat pada gambar ?% Tampak
kualitas data persalinan nakes Bukup baik berdasarkan konsistensi data dari tahun
ke tahun dan terhadap hasil sur,ei%
Gambar ? F Trend Jakupan Pertolongan Persalinan 8leh Tenaga esehatan data
rutin dan unjungan 7eonatal !engkap tahun 4556 C 4533 dan &iskesdas tahun
4533%
(umber F Ditjen "ina GiGi dan */) kemenkes &* tahun 4556 C 4533 dan
&iskesdas tahun 4535%
BAB III
ANALISIS DAN PE#BAHASAN
A. LANGKAH1LANGKAH PEN;ELENGGARAAN EPIDE#IOLOGI
3% Persiapan
(umber data yang dikumpulkan F
!aporan dari &umah (akit ('ospital "ased (ur,eilans)
0 (etiap ada kasus tetanus neonatorum yang dira1at) rumah sakit
harus segera melaporkan ke Dinas esehatan abupatenAota
setempat) maupun Dinas esehatan abupatenAota di tempat
penderita tinggal (dalam 1aktu 46 jam)%
0 !aporan disampaikan melalui telpon) 'PA(M() (("A'T kurir)
surat atau dengan sarana komunikasi terBepat dan dibuatkan
laporan -3 A D &(%
0 Dinas esehatan abupatenAota meneruskan ke Puskesmas untuk
segera dilakukan pelaBakan%
0 Petugas (ur,eilans Dinas esehatan abupatenAota melakukan
kunjungan ke &() satu kali seminggu) untuk mendapat in$ormasi
apakah ada kasus Tetanus neonatorum atau penyakit potensial !"
lainnya yang dira1at%
0 "ila ditemukan kasus Tetanus neonatorum yang dira1at) segera
in$ormasikan ke Puskesmas untuk segera dilakukan pelaBakan%
!aporan unjungan &a1at :alan Puskesmas (&egister harian
penyakit)
0 "ila ada kunjungan kasus Tetanus neonatorum) segera rujuk ke
&umah (akit%
0 (elanjutnya petugas Puskesmas melakukan pelaBakan ke tempat
tinggal penderita dengan menggunakan kuesioner pelaBakan untuk
mengetahui $aktor resiko terjadinya kasus Tetanus neonatorum%
0 :ika persalinannya ditolong dukun bayi) lakukan pelaBakan ke
dukun yang bersangkutan dengan menggunakan kuesioner%
!aporan dari masyarakat
0 Masyarakat diharapkan melapor setiap kasus tersangka Tetanus
neonatorum% Dari pihak Puskesmas perlu memberikan penyuluhan
kepada masyarakat agar segera memba1a anaknya ke Puskesmas
atau rumah sakit bila anaknya menderita panas) tidak mau menetek)
kejang%
0 "ila ada laporan dari masyarakat) Puskesmas perlu mengeBek
kebenaran dari laporan tersebut%
0 Pengolahan Data F
Data kasus Tetanus neonatorum diolah berdasarkan ,ariabel tempat
dan 1aktu F
Distribusi kasus Tetanus neonatorum per desa menurut bulan%
Distribusi kasus Tetanus neonatorum menurut status imunisasi%
'ubungan kasus Tetanus neonatorum dengan Bakupan
imunisasi%
'ubungan kasus Tetanus neonatorum dengan penolong
persalinan%
/nalisa Data
(etiap ditemukan 3 (satu) kasus Tetanus neonatorum sudah merupakan
!"% (egera ditindaklanjuti%
PelaBakan lapangan dan tindakan
PelaBakan kasus Tetanus neonatorum dengan menggunakan $orm
pelaBakan% PelaBakan di lapangan dimaksudkan untuk menBari $aktor
resiko terjadinya T7%
Pelaksanaan penanggulangan F
Tindakan yang dilakukan F
-a1anBara terhadap keluargaAorang tua kasus (*bu) dan penolong
persalinan dengan mengunakan kuesioner T3 dan T4%
Penyuluhan kesehatan masyarakat) terutama kepada keluarga
kasus) penolong persalinan (dukun bayi) dan pamong desa setempat%
Pembinaan dukun bayi%
Pendampingan persalinan%
esimpulan
Data hasil penyelidikan lapangan diolah dan dianalisa untuk disimpulkan F
DitribusiApenyebaran kasusAkematian menurut ,ariabel orang)
tempat dan 1aktu%
Faktor penyebab%
(umber penularAin$eksi%
Pelaporan F
(etelah selesai penanggulangan !") perlu dilaporkan ke instansi yang
lebih atas seBara berjenjang (Dinas esehatan abAota setempat dan
propinsi%
B. IDENTIFIKASI KASUS DAN PAPARAN
1. De"r).") Ka"u"
........................................................................................
'. Karater)"t) KLB
........................................................................................................................
..
*.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
%. PEN;AKIT TERTENTU ;ANG #ENI#BULKAN KE&ADIAN LUAR
BIASA 7KLB8
"erdasarkan Permenkes &* 7o%3>53AMenkesAPerAEA4535 "ab ** pasal 4 penyakit
tertentu yang menimbulkan !" F
a) holera
b) Pes
B) Demam berdarah
d) Jampak
g) Pertusis
h) &abies
i) Malaria
j) /,ian *n$luenGa
'>73
m) 'epatitis
n) *n$luenGa '373
o) Meningitis
p) Yello1 Fe,er
e) Polio
$) Di$teri

k) /ntraks
l) !eptospirosis

P) Jhikungunya

Pen+a)t1Pen+a)t ber.2ten") <aba$=KLB :
Penyakit karantinaApenyakit 1abah pentingF holera) Pes) Yello1 Fe,er%
Penyakit potensi 1abahA!" yang menjalar dalam 1aktu
BepatAmempunyai memerlukan tindakan segera F D'F) Jampak) &abies)
Tetanus neonatorum) Diare) Pertusis) Poliomyelitis
Penyakit potensial 1abahA!" lainnya dan beberapa penyakit penting F
Malaria) Frambosia) *n$luenGa) /nthra@) 'epatitis) Typhus abdominalis)
Meningitis) eraBunan) EnBephalitis) Tetanus%
Penyakit0penyakit menular yang tidak berpotensi 1abah dan atau !")
tetapi masuk program F eBaBingan) usta) Tuberkulosa) (yphilis)
Gonorrhoe) Filariasis) dan lain0lain%

D. KLASIFIKASI KE&ADIAN LUAR BIASA 7KLB8
"erdasarkan klasi$ikasinya ejadian !uar "iasa dibagi berdasarkan
penyebab dan sumbernya) yakni sebagai berikut F
a8 Ber,a"aran Pen+ebab
3) To@in
Entero to@in) misal yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus) i!rio)
holera) "schorichia) Shigella
E@oto@in (bakteri)) misal yang dihasilkan oleh Clostridium !otulinum)
Clostridium perfringens
Endoto@in
4) *n$eksi
Dirus
"aBteri
ProtoGoa
JaBing
9) To@in "iologis
&aBun jamur%
/l$ato@in
Plankton
&aBun ikan
&aBun tumbuh0tumbuhan
6) To@in imia
Qat kimia organikF logam berat (seperti air raksa) timah)) logam0logam lain
Byanida) nitrit) pestisida%
Gas0gas beraBunF J8) J84) 'J7) dan sebagainya ("ustan) 4554)%
b8 Ber,a"aran "umber
3) (umber dari manusia
MisalnyaF jalan napas) tangan) tinja) air seni) muntahan seperti F
salmonella) shigella) hepatitis%
4) "ersumber dari kegiatan manusia
Misalnya F to@in dari pembuatan tempe bongkrek) penyemprotan
penBemaran lingkungan%
9) "ersumber dari binatang
Misalnya F binatang peliharaan) rabies dan binatang mengerat
6) "ersumber pada serangga (lalat) keBoak )
Misalnya F salmonella, staphylococcus, streptococcus
>) "ersumber dari udara
Misalnya F staphylococcus, streptococcus ,irus
?) "ersumber dari permukaan benda0benda atau alat0alat
Misalnya F salmonella
;) "ersumber dari makanan dan minuman
Misalnya F keraBunan singkong) jamur) makanan dalam kaleng
("ustan) 4554)%
E. FAKTOR ;ANG #E#PENGARUHI TI#BULN;A KE&ADIAN
LUAR BIASA 7KLB8
a) #erd $mmunity yang rendah
(alah satu $aktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
!"A-abah adalah 'erd *mmunity% (eBara umum dapat dikatakan
bah1a herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh sebagian
penduduk yang dapat menghalangi penyebaran% 'al ini dapat
disamakan dengan tingkat kekebalan indi,idu yaitu makin tinggi
tingkat kekebalan seseorang) makin sulit terkena penyakit tersebut%
Demikian pula dengan herd immunity) makin banyak proporsi
penduduk yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity0nya
hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit%
emampuan mengadakan perlingangan atau tingginya herd
immunity untuk menghindari terjadi epidemi ber,ariasi untuk tiap
penyakit tergantung padaF
3) Proporsi penduduk yang kebal)
4) emampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier
9) ebiasaan hidup penduduk
Pengetahuan tentang herd immunity berman$aat untuk mengetahui
bah1a menghindarkan terjadinya epidemi tidak perlu semua penduduk
yang rentan tidak dapat dipastikan) tetapi tergantung dari jenis
penyakitnya) misalnya ,ariola dibutuhkan =5K0=>K penduduk kebal%
b) Patogenesitas
emampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu
sehingga timbul sakit%
B) !ingkungan Yang "uruk
(eluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi
mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan organisme
tersebut (7otoatmojo) 4559)%
F. PELAKSANAAN PEN;ELIDIKAN KE&ADIAN LUAR BIASA 7KLB8
Tujuan umum dari pelaksanaan Penyelidikan ejadian !uar "iasa
(!") adalah untuk mendapatkan in$ormasi dalam rangka penanggulangan
dan pengendalian Penyelidikan ejadian !uar "iasa (!")% +ntuk
menBapai tujuan umum tersebut) maka dirumuskan tujuan khusus sebagai
berikut F
a) Memastikan diagnosis penyakit
Dalam memastikan diagnosis penyakit) terlebih dahulu dijelaskan
tingkatan kasus penyakit yang bersangkutan
3) epastian diagnosis
asus pasti F adanya kepastian laboratorium serologi) bakteriologi)
,irologi atau parasitologi dengan atau tanpa gejala klinis%
asus mungkin F Tanda atau gejala sesuai penyakitnya tanpa
dukungan laboratorium
asus tersangka F Tanda atau gejala sesuai penyakitnya tetapi
pemeriksaan laboratorium negati$
4) 'ubungan epidemiologi
asus primer F kasus yang sakit karena paparan pertama
asus sekunder F kasus yang sakit karena adanya kontrak dengan
kasus primer
asus tak ada F terjadinya sakit bukan karena paparan pertama
ataupun hubungan kontrak dengan kasus
9) Pada 1aktu melakukan penyelidikan ejadian !uar "iasa (!")
dilapangan) diagnosis penyakit hanya didasarkan pada penyesuaian dari
gejala dan tanda penyakit yang bersangkutan yang sudah dipelajari dari
kepustakaan atau oleh guruAdosen yang bersangkutan% 7amun tidak begitu
mudah memastikan diagnosis penyakit atas dasar penyesuaian gejala dan
tanda ini% arena itu di lapangan pemastian diagnosis penyakit didasarkan
pada F
+rutan $rekuensi tertinggi sampai terendah dari gejala dan tanda
penyakit
Gejala atau tanda patognomosis yaitu gejala dan tanda yang khusus
untuk penyakit tertentu
Perimbangan antara sensiti,itas dan spesiti$itas
b) Penetapan Penyelidikan ejadian !uar "iasa (!")
3) Distribusi kasus menurut 1aktu
"ila dibuat kur,e dimana 1aktu merupakan absisnya dan $rekuensi
kasus merupakan ordinatnya) maka ada tiga jenis kur,e epidemi yaitu F
Common source epidemic) yang menunjukan adanya sumber
penyakit yang sama%
Propagated epidemic, yang menunjukan terjadinya penyebaran
penyakit dari orang ke orang seBara langsung atau melalui
lingkungan%
ombinasi Common source epidemic dan Propagated epidemic.
(!apau) "uBhari% 455=)%
G. PROSEDUR PENANGGULANGAN KE&ADIAN LUAR BIASA 7KLB8
a) Masa pra !"
*n$ormasi kemungkinan akan terjadinya !"A1abah adalah dengan
melaksanakan (istem e1aspadaan Dini seBara Bermat) selain itu
melakukan langkah0langkah lainnya F
Meningkatkan ke1aspadaan dini di puskesmas baik (D) tenaga dan
logistik%
Membentuk dan melatih T*M Gerak Jepat puskesmas%
Mengintensi$kan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
Memperbaiki kerja laboratorium
Meningkatkan kerjasama dengan instansi lai
b) Tim Gerak Jepat (TGJ)
(ekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan
pengamatan dan penanggulangan 1abah di lapangan sesuai dengan data
penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis% Tugas
Akegiatan F
3) PenBarian penderita lain yang tidak datang berobat%
4) Pengambilan usap dubur terhadap orang yang diBurigai terutama
anggota keluarga% Pengambilan Bontoh air sumur) sungai) air
pabrik dan lain0lain yang diduga terBemari dan sebagai sumber
penularan%
9) PelaBakan kasus untuk menBari asal usul penularan dan
mengantisipasi penyebarannya% PenBegahan dehidrasi dengan
pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di
lapangan%
6) Penyuluhan baik perorang maupun keluarga dan membuat
laporan tentang kejadian 1abah dan Bara penanggulangan
seBara lengkap%
B) +paya penanggulangan 1abah dapat meliputiF
Penyelidikan epidemiologis.
Mengetahui sebab0sebab penyakit 1abah
Menentukan $aktor penyebab timbulnya 1abah
Mengetahui kelompok masyarakat yang teranBam terkena
1abah
Menentukan Bara penanggulangan 1abah
egiatan yang dilakukan dengan penyelidikan epidemiologis
adalah sebagai berikut F
Mengumpulkan data morbiditas dan mortalitas penduduk
Pemeriksaan klinis) $isik) laboratorium dan penegakan
diagnosis
Pengamatan terhadap penduduk) pemeriksaan) terhadap
makhluk hidup dan benda0benda yang ada di suatu 1ilayah
yang diduga mengandung penyebab penyakit 1abah
4) Pemeriksaan) pengobatan) pera1atan) dan isolasi penderita) termasuk
tindakan karantina) tujuannya adalah F
Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan
menBegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan%
Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat) tetapi
mengandung penyebab penyakit sehingga seBara potensial dapat
menularkan penyakit (carrier%.
9) PenBegahan dan pengebalan . tindakan0tindakan yang dilakukan untuk
memberi perlindungan kepada orang0orang yang belum sakit) tetapi
mempunyai resiko terkena penyakit%
6) Pemusnahan penyebab penyakit) terutama pemusnahan terhadap bibit
penyakitAkuman dan he1an tumbuh0tumbuhan atau benda yang
mengandung bibit penyakit%
>) Penanganan jenaGah akibat 1abah . penanganan jenaGah yang
kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan 1abah atau
jenaGah yang merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan
1abah harus dilakukan seBara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa
meninggalkan norma agama serta harkatnya sebagai manusia%
Penanganan seBara khusus itu meliputi pemeriksaan jenaGah oleh
petugas kesehatan dan perlakuan terhadap jenaGah serta sterilisisasi
bahan0bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan jenaGah
dia1asi oleh pejabat kesehatan%
?) Penyuluhan kepada masyarakat) yaitu kegiatan komunikasi yang
bersi$at persuasi$ edukati$ tentang penyakit yang dapat menimbulkan
1abah agar mereka mengerti si$at0si$at penyakit) sehingga dapat
melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena) tidak
menularkannya kepada orang lain% Penyuluhan juga dilakukan agar
masyarakat dapat berperan serta akti$ dalam menanggulangi 1abah%
;) +paya penanggulangan lainya adalah tindakan0tindakan khusus
masing0masing penyakit yang dilakukan dalam rangka penanggulangan
1abah% (TimmreBk) Thomas J% 455>)

H. Lan!a$ > Lan!a$ "aat terja,) Keja,)an Luar B)a"a 7KLB8
!angkah penBegahan kasus dan pengendalian ejadian !uar "iasa (!")
dapat dimulai sedini mungkin setelah tersedia in$ormasi yang memadai% "ila
in,estigasi atau penyelidikan ejadian !uar "iasa (!") telah memberikan $akta
yang jelas mendukung hipotesis tentang penyebab terjadinya ejadian !uar "iasa
(!")) sumber agen in$eksi) dan Bara transmisi yang menyebabkan ejadian !uar
"iasa (!")) maka upaya pengendalian dapat segera dimulai tanpa perlu
menunggu pengujian hipotesis% Tetapi jika pada in,estigasi ejadian !uar "iasa
(!") belum memberikan $akta yang jelas maka dilakukan langkah0langkah
sebagai berikut F
a8 #en!),ent)()a") Keja,)an Luar B)a"a 7KLB8
ejadian !uar "iasa (!") merupakan peningkatan kejadian kasus
penyakit yang lebih banyak daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau
pada suatu kelompok tertentu) selama suatu periode 1aktu tertentu% *n$ormasi
tentang terjadinya ejadian !uar "iasa (!") biasanya datang dari sumber0
sumber masyarakat) yaitu laporan pasien) keluarga pasien) kader kesehatan) atau
1arga masyarakat% Tetapi in$ormasi tentang terjadinya ejadian !uar "iasa
(!") bisa juga berasal dari petugas kesehatan) laporan kematian) laporan hasil
pemeriksaan laboratorium) atau media lokal (surat kabar dan tele,isi)% Pada
dasarnya ejadian !uar "iasa (!") merupakan penyimpangan dari keadaan
normal karena itu ejadian !uar "iasa (!") ditentukan dengan Bara
membandingkan jumlah kasus sekarang dengan rata0rata jumlah kasus dan
,ariasinya di masa lalu (minggu) bulan) tahun)% enaikan jumlah kasus belum
tentu mengisyaratkan terjadinya ejadian !uar "iasa (!") (Jhandra) "udiman%
455;)%
Terjadinya ejadian !uar "iasa (!") dan teridenti$ikasinya sumber dan
penyebab ejadian !uar "iasa (!") perlu ditanggapi dengan tepat% :ika terjadi
kenaikan signi$ikan jumlah kasus sehingga disebut ejadian !uar "iasa (!"))
maka pihak dinas kesehatan yang ber1e1enang harus membuat keputusan apakah
akan melakukan in,estigasi ejadian !uar "iasa (!")% "eberapa penyakit
menimbulkan mani$estasi klinis ringan dan akan berhenti dengan sendirinya (sel$0
limiting diseases)) misalnya $lu biasa% *mplikasinya) tidak perlu dilakukan
in,estigasi ejadian !uar "iasa (!") maupun tindakan spesi$ik terhadap
ejadian !uar "iasa (!")) keBuali ke1aspadaan% Tetapi) ejadian !uar "iasa
(!") lainnya akan terus berlangsung jika tidak ditanggapi dengan langkah
pengendalian yang tepat (Jhandra) "udiman% 455;)%
b8 #elauan In?e"t)!a") Keja,)an Luar B)a"a 7KLB8
Pada *n,estigasi ejadian !uar "iasa (!") dilakukan dua in,estigasi)
yaitu in,estigasi kasus dan in,estigasi penyebab% Pada in,estigasi kasus) peneliti
melakukan ,eri$ikasi apakah kasus0kasus yang dilaporkan telah didiagnosis
dengan benar (,alid)% Peneliti ejadian !uar "iasa (!") mende$inisikan kasus
dengan menggunakan seperangkat kriteria sebagai berikutF
3) riteria klinis (gejala) tanda) onset)
4) riteria epidemiologis karakteristik orang yang terkena) tempat dan 1aktu
terjadinya ejadian !uar "iasa (!")
9) riteria laboratorium (hasil kultur dan 1aktu pemeriksaan)
6) *dentitas diri (nama) alamat) nomer telepon jika ada)
>) Demogra$is (umur) seks) ras) pekerjaan)
?) emungkinan sumber) paparan) dan kausa
;) Gejala klinis (,eri$ikasi berdasarkan de$inisi kasus) Batat tanggal onset
gejala untuk membuat kur,a epidemi) Batat komplikasi dan kematian
akibat penyakit)
<) Pelapor (berguna untuk menBari in$ormasi tambahan dan laporan balik hasil
in,estigasi)% Pemeriksaan klinis ulang perlu dilakukan terhadap kasus yang
meragukan atau tidak didiagnosis dengan benar (misalnya) karena kesalahan
pemeriksaan laboratorium (Jhandra) "udiman% 455;)%
48 #ela"anaan .enan!anan Keja,)an Luar B)a"a 7KLB)
"ila in,estigasi kasus dan penyebab telah memberikan $akta tentang
penyebab) sumber) dan Bara transmisi) maka langkah pengendalian hendaknya
segera dilakukan) tidak perlu melakukan studi analitik yang lebih $ormal%
Prinsipnya) makin Bepat respons pengendalian) makin besar peluang keberhasilan
pengendalian% Makin lambat respon pengendalian) makin sulit upaya
pengendalian) makin keBil peluang keberhasilan pengendalian) makin sedikit
kasus baru yang bisa diBegah (Jhandra) "udiman% 455;)%
,8 #eneta.an Bera$)rn+a Keja,)an Luar B)a"a 7KLB8
Pada tahap ini) langkah yang dilakukan sama dengan langkah pada
mengidenti$ikasi ejadian !uar "iasa (!")% Pada tahap ini) dilakukan dengan
menBari in$ormasi tentang terjadinya ejadian !uar "iasa (!") biasanya datang
dari sumber0sumber masyarakat) yaitu laporan pasien) keluarga pasien) kader
kesehatan) atau 1arga masyarakat% *n$ormasi juga bisa berasal dari petugas
kesehatan) laporan kematian) laporan hasil pemeriksaan laboratorium) atau media
lokal (surat kabar dan tele,isi)% 'al ini untuk menganalisis apakah program
penanganan ejadian !uar "iasa (!") dapat menurunkan kasus yang terjadi
(Jhandra) "udiman% 455;)%
e8 Pela.2ran Keja,)an Luar B)a"a 7KLB8
Peneliti ejadian !uar "iasa (!") memberikan laporan tertulis dengan
$ormat yang laGim) terdiri dariF introduksi) latar belakang) metode) hasil0hasil)
pembahasan) kesimpulan) dan rekomendasi% !aporan tersebut menBakup langkah
penBegahan dan pengendalian) Batatan kinerja sistem kesehatan) dokumen untuk
tujuan hukum) dokumen berisi rujukan yang berguna jika terjadi situasi serupa di
masa mendatang (Jhandra) "udiman% 455;)%
Peneliti ejadian !uar "iasa (!") perlu melakukan e,aluasi kritis untuk
mengidenti$ikasi berbagai kelemahan program maupun de$isiensi in$rastruktur
dalam sistem kesehatan% E,aluasi tersebut memungkinkan dilakukannya
perubahan0perubahan yang lebih mendasar untuk memperkuat upaya program)
sistem kesehatan) termasuk sur,eilans itu sendiri (Jhandra) "udiman% 455;)%
BAB III
KESI#PULAN
3% Menurut Peraturan Menteri esehatan 7o% =6=AMenkesA(AD***A4556))
ejadian !uar "iasa (!") adalah suatu kejadian kesakitanAkematian dan
atau meningkatnya suatu kejadian kesakitanAkematian yang bermakna
seBara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun 1aktu
tertentu%
4% riteria suatu kejadian dikatakan ejadian !uar "iasa adalah Timbulnya
suatu penyakitAkesakitan yang sebelumnya tidak adaAtidak diketahui)
meningkatnya kejadian penyakitAkematian terus menerus selama 9 kurun
1aktu berturut0turut menurut jenis penyakitnya (jam) hari) minggu) dst)
serta Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun 1aktu tertentu
menunjukkan >5K atau lebih dibandingkan JF& dari periode sebelumnya%
9% Terdapat beberapa $aktor yang mempengaruhi ejadian !uar "iasa (!")
yaitu #erd $mmunity yang rendah) patogenesitas) dan lingkungan yang
buruk%
6% Prosedur penanggulangan !" dapat dikategorikan menjadi tiga) yakni
sebagai berikut Masa Pra !" dengan melaksanakan (istem
e1aspadaan Dini seBara Bermat) memberdayakan Tim Gerak Jepat
(TGJ)) menanggulangi 1abah dengan Penyelidikan Epidemiologis)
Pemeriksaan Medis) PenBegahan dan Pengebalan) Pemusnahan Penyebab
Penyakit) Penangan jenajah akibat 1abah) Penyuluhan kepada masyarakat
serta +paya penanggulangan lainya adalah tindakan0tindakan khusus
masing0masing penyakit yang dilakukan dalam rangka penanggulangan
1abah%
DAFTAR PUSTAKA
&. (ubangkit% "adan Penelitan dan Pengembangan esehatan &*) Pusat
Penelitian dan Pengembangan "iomedis dan Farmasi Departemen
esehatan &epublik *ndonesia% 4534% 'e(adian )uar *iasa Campak di
$ndonesia tahun +,,- JD03=3R,ol9=Rno9Rth4534%indd 3=4%
+. "uBhari) !apau% Prinsip dan Metode "pidemiologi% Fakultas edokteran
+ni,ersitas *ndonesia% :akarta
.. "ustan) 4554% Pengantar "pidemiologi% PT% &ineka Jipta% :akarta
/. Jhandra) "udiman% 455;% Pengantar 'esehatan )ingkungan% "uku
edokteran EGJ% :akarta
0. E$$endi) Ferry% 455=% epera1atan esehatan omunitas% (alemba
Medika% :akarta
1. Entjang) 4555% $lmu 'esehatan Masyarakat% PT% Jitra /ditya "akti%
:akarta
-. 7otoatmojo) 4559% $lmu 'esehatan Masyarakat. Prinsip Prinsip Dasar%
PT% &ineka Jipta% :akarta
2. Permenkes &* 7o%3>53AMenkesAPerAEA4535 "ab ** pasal 4% 3enis Penyakit
Menular Tertentu 4ang Dapat Menim!ulkan 5a!ah Dan 6paya
Penanggulangan
7. Tamher% 4556. Flu *urung 8spek 'linis dan "pidemiologi% (alemba
Medika% :akarta
&,. TimmreBk)Thomas J% 455>% "pidemiologi Suatu Pengantar "disi +% "uku
edokteran EGJ% :akarta

You might also like