You are on page 1of 11

Skenario 1

Sasbel
1. Memahami dan menjelaskan anatomi makro dan mikro saluran pernapasan
bagian atas
1.1. Mikro
Rongga hidung
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar
nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam
vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa
nasalis (cavum nasi) ang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial! terdapat
konka (superior! media! inferior) pada masing"masing dinding lateralna. #onka
media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi! sedangkan konka superior ditutupi
oleh epitel olfaktorius ang khusus untuk fungsi menghidu$membaui. Epitel
olfaktorius tersebut terdiri atas sel penokong$sel sustentakuler! sel olfaktorius
(neuron bipolar dengan dendrit ang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan
bersilia! berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson ang bersinaps dengan
neuron olfaktorius otak)! sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar %o&man pada
lamina propria. #elenjar %o&man menghasilkan sekret ang membersihkan silia sel
olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui 'at"'at. (dana
vibrisa! konka dan vaskularisasi ang khas pada rongga hidung membuat setiap
udara ang masuk mengalami pembersihan! pelembapan dan penghangatan
sebelum masuk lebih jauh.
Sinus paranasalis
)erdiri atas sinus frontalis! sinus maksilaris! sinus ethmoidales dan sinus sphenoid!
semuana berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus"sinus tersebut
dilapisi oleh epitel respirasi ang lebih tipis dan mengandung sel goblet ang lebih
sedikit serta lamina propria ang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil
mukus ang menatu dengan periosteum. (ktivitas silia mendorong mukus ke
rongga hidung.
*aring
+asofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian ang berkontak dengan
palatum mole! sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa$gepeng.
,aring
,aring merupakan bagian ang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina
propria laring terdapat tulang ra&an hialin dan elastin ang berfungsi sebagai katup
ang mencegah masukna makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi
fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring! meluas ke faring dan memiliki
permukaan lingual dan laringeal. %agian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh
epitel gepeng berlapis! sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi
bertingkat bersilindris bersilia. -i ba&ah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa
dan serosa.
-i ba&ah epiglotis! mukosana membentuk dua lipatan ang meluas ke dalam
lumen laring. pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis)
ang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa! serta di lipatan ba&ah
membentuk pita suara sejati ang terdiri dari epitel berlapis gepeng! ligamentum
vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). /tot muskulus vokalis
akan membantu terbentukna suara dengan frekuensi ang berbeda"beda.
1.0. Makro
1idung
+ares anterior adalah saluran"saluran di dalam rongga hidung. Saluran"saluran itu
bermuara ke dalam bagian ang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi
sebagai selaput lendir ang sangat kaa akan pembuluh darah! dan bersambung
dengan lapisan farin2 dan dengan selaput lendir sinus ang mempunai lubang
masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi.
Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang ra&an! sering membengkok kesatu
sisi atau sisi ang lain! dan dilapisi oleh kedua sisina dengan membran mukosa.
-inding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian ma2illa! palatinus! dan os.
Sphenoidale. )ulang lengkung ang halus dan melekat pada dinding lateral dan
menonjol ke cavum nasi adalah . conchae superior! media! dan inferior. )ulang"
tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
-asar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum
nasi adalah celah sempit ang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale.
Membrana mukosa olfaktorius! pada bagian atap dan bagian cavum nasi ang
berdekatan! mengandung sel saraf khusus ang mendeteksi bau. -ari sel"sel ini
serat saraf mele&ati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius
nervus cranialis 3 olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak ang berhubungan melalui lubang
kedalam cavum nasi! sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa ang bersambungan
dengan cavum nasi.
,ubang ang membuka kedalam cavum nasi .
1. ,ubang hidung
0. Sinus Sphenoidalis! diatas concha superior
4. Sinus ethmoidalis! oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior
5. Sinus frontalis! diantara concha media dan superior
6. -uctus nasolacrimalis! diba&ah concha inferior.
Pada bagian belakang! cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura
nasalis posterior.
*aring (tekak)
Pallatum mole membagi faring menjadi dua bagian! aitu regio nasofaring dan regio
orofaring. Pada nasofaring! terdapat jaringan limfoid ang membentuk lingkaran7
adenoid termasuk di dalamna. )onsil ang terletak antara tenggorok anterior dan
posterior membatasi rongga mulut dengan orofaring.
*aring adalah pipa berotot ang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambunganna dengan oesopagus pada ketinggian tulang ra&an krikoid. Maka
letakna di belakang larin2 (larin2"faringeal). /rofaring adalah bagian dari faring
merupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
,aring (tenggorok)
)erletak pada garis tengah bagian depan leher! sebelah dalam kulit! glandula
troidea! dan beberapa otot kecila! dan didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.
,aring merupakan struktur ang lengkap terdiri atas.
1. cartilago aitu cartilago throidea! epiglottis! cartilago cricoidea! dan 0 cartilago
artenoidea
0. Membarana aitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.
1oideum! membrana mukosa! plika vokalis! dan otot ang bekerja pada plica
vokalis
8artilago troidea 9 berbentuk :! dengan : menonjol kedepan leher sebagai jakun.
;jung batas posterior diatas adalah cornu superior! penonjolan tempat melekatna
ligamen throhoideum! dan diba&ah adalah cornu ang lebih kecil tempat
beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana )roide 9 mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hoideum.
Membrana cricothroideum 9 menghubungkan batas ba&ah dengan cartilago
cricoidea.
0. Memahami dan menjelaskan <siologi pernapasan
0.1. Mekanisme pernapasan normal
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan!
aitu pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida. Respirasi eksternal adalah
proses pertukaran gas /0 dan 8/0 antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi
internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan.
Pertukaran gas memerlukan empat proses ang mempunai ketergantungan satu
sama lain.
:E+)3,(S3 " menangkut volume udara ang bergerak masuk dan keluar dari
hidung atau mulut dalam proses bernapas.
-3S)R3%;S3 " udara ang telah memasuki saluran napas didistribusikan ke seluruh
paru7 kemudian masuk ke dalam alveoli.
PER*;S3 " adalah sirkulasi darah dalam pembuluh kapiler paru. (liran darah di
dalam paru mempunai tekanan lebih rendah (16 mm1g) jika dibandingkan dengan
tekanan darah sistemik ang saat diastole => mm1g! tekanan di kapiler paru kira"
kira seperlimana.
-3*;S3 " secara umum diartikan sebagai peristi&a perpindahan molekul dari suatu
daerah ang konsentrasina tinggi ke daerah ang konsentrasina lebih rendah.
Peristi&a difusi dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli
melintasi membrana kapiler alveolar! lalu melintasi plasma darah! selanjutna
menembus dinding sel darah merah! dan akhirna masuk ke interior sel darah
merah sampai berikatan dengan hemoglobin.
Pengendalian Pernapasan (#ontrol +eurokimia)
1. Pengendalian oleh saraf
Pusat otomatik dalam medulla oblongata mengeluarkan impuls eferen ke blok
pernapasan! melalui radik saraf servikalis diantarkan ke diafragma oleh saraf
premikus.
0. Pengendalian secara kimia
Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi frekuensi kecepatan dan
dalamna gerakan pernapasan! pusat pernapasan dalam sumsum sangat peka!
sehingga kadar alkali harus tetap dipertahankan! karbondioksida adalah produksi
asam dari metabolisme dan bahan kimia ang asam ini merangsang pusat
pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf ang bekerja atas otot pernapasan.
#ecepatan pernapasan pada &anita lebih tinggi dari pada pria.
#ebutuhan tubuh terhadap /0
5 menit saja tidak terdapat /0! maka akan mengakibatkan kerusakan pada otak
ang tidak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian.
%ila /0 tidak mencukupi maka darah merahna hilang berganti kebiru"biruan
misakna ang terjadi pada bibir! telinga! lengan dan kaki disebut sianosis.
PERM;,((+ RESP3R(S3 . #/+)R(#S3 /)/) 3+SP3R(S3
/tot inspirasi utama adalah diafragma dan otot interkostal eksternal. -iafragma
adalah suatu lembaran otot rangka ang membentuk lantai rongga toraks dan
disara< oleh saraf frenikus. #etika berkontraksi diafragma turun dan memperbesar
volume rongga toraks dengan meningkatkan ukuran vertikal. ?6@ pembesaran
rongga toraks se&aktu bernapas tenang dilakukan oleh kontraksi diafragma. /tot
interkostal eksternal terletak diatas otot interkostal internal. #etika berkontraksi otot
interkostal eksternal mengangkat iga lalu sternum ke atas dan ke depan. Saraf
interkostal mengaktifkan otot"otot interkostal ini.
Sebelum inspirasi! akhir ekspirasi sebelumna! tekanan intra alveolus sama dengan
tekanan atm! sehingga tidak ada pertukaran udara. Se&aktu rongga toraks
membesar paru juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga toraks ang lebih
besar. ,alu tekanan intra"alveolus turun karena jumlah molekul udara ang sama
kini menempati volume paru ang lebih besar. Pada gerakan inspirasi biasa!
tekanan intra"alveolus turun 1mm1g menjadi ?6A mm1g. karena tekanan di dalam
menjadi lebih rendah! maka udara mengalir ke paru"paru. ;dara terus masuk
sampai tekanan intra"alveolus sama dengan tekanan atm.
PERM;,((+ E#SP3R(S3 . RE,(#S(S3 /)/) 3+SP3R(S3
Pada akhir inspirasi! otot melemas. -iafragma mengambil posisi normalna ang
seperti kubah. #etika otot interkostal eksternal melemas! sangkar iga ang
sebelumna terangkat! turun karena gravitasi. Se&aktu paru kembali mengecil!
tekanan intra"alveolus kembali meningkat! karena jumlah molekul udara ang
banak ang a&alna terkandung di dalam volume paru ang besar pada akhir
inspirasi kini termampatkan ke dalam volume ang lebih kecil. Pada ekspirasi
normal! tekanan intra alveolus meningkat sekitar 1 mm 1g menjadi ?B1 mm 1g.
;dara kini meninggalkan paru menuruni gradien tekananna ke tekanan atmosfer
ang lebih rendah. (liran udara ang keluar berhenti ketika tekanan intra"alveolus
sama dengan tekanan atm dan gradien tekanan tidak ada lagi.
0.0. Mekanisme pertahanan sistem pernapasan
Mekanisme pertahanan tubuh ang melindungi paru berupa .
" Mekanisme ang berkaitan dengan faktor <sik! anatomik! dan <siologik.
" Mekanisme eskalasi mukus dan mucus blanket
" Mekanisme fagositik dan inCamasi
" Mekanisme respon imun
ReCe2 batuk dan reCeks tekak
%atuk merupakan mekanisme reCeks ang penting untuk menjaga agar jalan napas
tetap terbuka dengan cara meningkirkan hasil sekresi! dan untuk menghalau
benda asing (corpus alienum) ang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.
Mekanisme eskalasi mukus
Eskalasi mukosiliar melibatkan silia dan mukus. Silia dapat ditemukan pada dinding
saluran pernapasan mulai dari laring sampai bronkiolus terminal. Silia bergerak
15kali perdetik. Mukus ang lengket dan berbentuk gel mengapung diatas mukus
ang lebih encer ! terdorong ke arah cephalad karena gerak silia. Partikel menempel
pada mukus sehingga partikel juga keluar bersama mukus.
Mekanisme fagositik dan inCamasi
Partikel dan mikroorganisme ang terdeposisi akan difagositosis oleh sel ang
bertugas mempertahankan tubuh! aitu sel makrofag dan sel polimorfonuklear
(PM+). Sel makrofag adalah sel perkembangan dari sel monosit (circulating
monocte) ang diproduksi di sumsum tulang. Makrofag mampu mengeluarkan
substansi antigenik.
Sel PM+ berperan ketika mela&an mikroorganisme ang menginfeksi paru terutama
di distal paru. -alam keadaan normal! ada beberapa PM+ di saluran pernapasan
dan alveoli. Dika mikroorganisme ang masuk tidak dapat diatasi oleh makrofag!
mikroorganisme akan berkembang biak di alveoli menebabkan pneumonia dan
proses inCamasi. Dika makrofag terpajan partikel atau mikroorganisme! materi asing
dari partikel atau mikroorganisme tsb akan menempel pada dinding makrofag ang
berupa membran. Membran tsb akan melakukan invaginasi dan membentuk
cekungan untuk menelan benda asing! melalu pembentukan fagosom sitoplasmik.
4. Memahami dan menjelaskan rhinitis alergi
4.1. -e<nisi dan klasi<kasi
Rinitis alergi adalah penakit inCamasi ang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi ang sebelumna sudah tersensitisasi dengan alergen ang sama serta
dilepaskanna suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen
spesi<k tersebut (von PirEuet! 1A=B).
%erdasarkan rekomendasi dari F1/ 3nitiative (R3( tahun 0>>>! menurut sifat
berlangsungna rinitis alergi dibagi menjadi.
G 3ntermiten! aitu bila gejala kurang dari 5 hari$minggu atau kurang dari 5 minggu.
G Persisten! aitu bila gejala lebih dari 5 hari$minggu dan$atau lebih dari 5 minggu.
Sedangkan untuk tingkat berat ringanna penakit! rinitis alergi dibagi menjadi.
G Ringan! aitu bila tidak ditemukan gangguan tidur! gangguan aktivitas harian!
bersantai! berolahraga! belajar! bekerja dan hal"hal lain ang mengganggu.
G Sedang atau berat! aitu bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di
atas.
4.0. Epidemiologi
Rinitis alergi adalah salah satu penakit ang paling umum ditemukan pada
manusia.
-iperkirakan sekitar 0>@ H 4>@ populasi orang de&asa (merika dan lebih dari 5>@
anak"anak menderita penakit ini. Rinitis alergi sering diasosiasikan dengan asma!
rinosinusitis! infeksi telinga media! radang polip!infeksi saluran nafas! dan maloklusi
ortodontik.
4.4. Etiologi
Rinitis alergi dan atopi secara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien ang
secara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan. Ienetik secara jelas
memiliki peran penting. Pada 0> H 4> @ semua populasi dan pada 1> H 16 @ anak
semuana atopi. (pabila kedua orang tua atopi! maka risiko atopi menjadi 5 kali
lebih besar atau mencapai 6> @. Peran lingkungan dalam dalam rinitis alergi aitu
alergen! ang terdapat di seluruh lingkungan! terpapar dan merangsang respon
imun ang secara genetik telah memiliki kecenderungan alergi.
(dapun alergen ang biasa dijumpai berupa alergen inhalan ang masuk bersama
udara pernapasan aitu debu rumah! tungau! kotoran serangga! kutu binatang!
jamur! serbuk sari! dan lain"lain.
4.5. Pato<siologi
Reaksi (lergi *ase 8epat
Reaksi cepat terjadi dalam beberapa menit! dapat berlangsung sejak kontak dengan
alergen sampai 1 jam setelahna. Mediator ang berperan pada fase ini aitu
histamin! tiptase dan mediator lain seperti leukotrien! prostaglandin (PI-0) dan
bradikinin. Mediator"mediator tersebut menebabkan keluarna plasma dari
pembuluh darah dan dilatasi dari anastomosis arteriovenula hidung ang
menebabkan terjadina edema! berkumpulna darah pada kavernosus sinusoid
dengan gejala klinis berupa hidung tersumbat dan oklusi dari saluran hidung.
Rangsangan terhadap kelenjar mukosa dan sel goblet menebabkan hipersekresi
dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. Rangsangan pada
ujung saraf sensoris (vidianus) menebabkan rasa gatal pada hidung dan bersin"
bersin.
Reaksi (lergi *ase ,ambat
Reaksi alergi fase cepat terjadi setelah 5 H = jam setelah fase cepat. Reaksi ini
disebabkan oleh mediator ang dihasilkan oleh fase cepat beraksi terhadap sel
endotel postkapiler ang akan menghasilkan suatu :ascular 8ell (dhesion Mollecule
(:8(M) dimana molekul ini menebabkan sel leukosit seperti eosino<l menempel
pada sel endotel. *aktor kemotaktik seperti 3,6 menebabkan in<ltrasi sel"sel
eosino<l! sel mast! limfosit! baso<l! neutro<l dan makrofag ke dalam mukosa
hidung. Sel"sel ini kemudian menjadi teraktivasi dan menghasilkan mediator lain
seperti Eosinophilic 8ationic Protein (E8P)! Eosinophilic -erived Protein (E-P)! Major
%asic Protein (M%P) dan Eosinophilic Pero2idase (EP/) ang menebabkan gejala
hiperreaktivitas dan hiperresponsif hidung. Iejala klinis ang ditimbulkan pada fase
ini lebih didominasi oleh sumbatan hidung.
4.6. Manifestasi
Manifestasi alergi pada hidung paling sering terjadi dibandingkan dengan organ
lain! karena fungsi hidung sebagai penaring partikel dan alergen hirup untuk
melindungi saluran pernapasan bagian ba&ah. Partikel ang terjaring di hidung
akan dibersihkan oleh sistem mukosilia.
4.B. -iagnosis! pemeriksaan lab dll.
-iagnosis rinitis alergika berdasarkan pada keluhan penakit! tanda <sik dan uji
laboratorium. #eluhan pilek berulang atau menetap pada penderita dengan ri&aat
keluarga atopi atau bila ada keluhan tersebut tanpa adana infeksi saluran nafas
atas merupakan kunci penting dalam membuat diagnosis rinitis alergika.
Pemeriksaan <sik meliputi gejala utama dan gejala minor. ;ji laboratorium ang
penting adalah pemeriksaan in vivo dengan uji kulit goresan! 3gE total! 3gE spesi<k!
dan pemeriksaan eosino<l pada hapusan mukosa hidung. ;ji Provokasi nasal masih
terbatas pada bidang penelitian.

-3(I+/S( %(+-3+I
Rinitis alergika harus dibedakan dengan .
Rinitis vasomotorik
Rinitis bakterial
Rinitis virus

-iagnosis rhinitis alergi ditegakkan berdasarkan .
1. (namnesis
Iejala rhinitis alergi ang khas adalah terdapatna serangan bersin berulang! rinore
ang encer dan banak! hidung tersumbat! hidung dan mata gatal ang kadang
disertai dengan banakna air mata kelur (lakrimasi).
0. Pemeriksaan *isik
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema! basah! ber&arna pucat atau livid
disertai adana sekret encer ang banak. %ila gejala persisten! mukosa inferior
tampak hipertro<. Iejala spesi<k lain pada anak adalah allergic shiner! allergic
salute! dan allergic crease! serta facies adenoid. -inding posterior faring tampak
granuler dan edema (cobblestone appearance)! serta dinding lateral faring
menebal. ,idah tampak seperti gambaran peta (geographic tongue).
4. Pemeriksaan Penunjang
G 1itung jenis . peningkatan kadar 3g E
G R(S) (Radio 3mmuno Sorbent (ssa )est)
G E,3S( (En'me ,inked 3mmuno Sorbent (ssa )est)
G Pemeriksaan stologi hidung
G Prick test
G Skin End"point )itration(SE))
G 3ntracutaneus Provocative -ilutional *ood )est (3P-*))
G -iet eliminasi dan provokasi (8hallenge )est)
4.?. )erapi
)erapi rinitis alergi umumna berdasarkan tahap"tahap reaksi alergi! aitu.
G )ahap terjadina kontak antara alergen dengan kulit atau mukosa hidung. )ahapan
ini diterapi dengan penghindaran terhadap alergen penebab.
G )ahap penetrasi alergen ke dalam jaringan subkutan$submukosa menuju 3gE pada
permukaan sel mast atau baso<l. )ahapan ini diterapi secara kompetitif dengan
imunoterapi.
G )ahapan ikatan (g"3gE di permukaan mastosit$baso<l! sebagai akibat lebih lanjut
reaksi (g"3gE dimana dilepaskan histamin sebagai mediator. )ahapan ini dinetralisir
dengan obat H obatan antihistamin ang secara kompetitif memperebutkan reseptor
11 dengan histamin.
G )ahap manifestasi klinis dalam organ target! dimana ditandai dengan timbulna
gejala. )ahapan ini dapat diterapi dengan obat"obatan dekongestan sistematik atau
lokal.
Secara garis besar penatalaksanaan rinitis terdiri dari 4 cara! aitu.
Menghindari atau eliminasi alergen dengan cara edukasi! farmakoterapi! dan
imunoterapi! sedangkan tindakan operasi kadang diperlukan untuk mengatasi
komplikasi seperti sinusitis dan polip hidung.
4.=. Prognosis
4.A. Pencegahan
Pada dasarna penakit alergi dapat dicegah dan dibagi menjadi 4 tahap! aitu.
1. Pencegahan primer untuk mencegah sensitisasi atau proses pengenalan dini
terhadap alergen. )indakan pertama adalah mengidenti<kasi bai ang mempunai
risiko atopi. Pada ibu hamil diberikan diet restriksi (tanpa susu! ikan laut! dan
kacang) mulai trimester 4 dan selama menusui! dan bai mendapat (S3 eksklusif
selama 6"B bulan. Selain itu kontrol lingkungan dilakukan untuk mencegah pajanan
terhadap alergen dan polutan.
0. Pencegahan sekunder untuk mencegah manifestasi klinis alergi pada anak
berupa asma dan pilek alergi ang sudah tersensitisasi dengan gejala alergi tahap
a&al berupa alergi makanan dan kulit. )indakan ang dilakukan dengan
penghindaran terhadap pajanan alergen inhalan dan makanan ang dapat diketahui
dengan uji kulit.
4. Pencegahan tersier untuk mengurangi gejala klinis dan derajat beratna penakit
alergi dengan penghindaran alergen dan pengobatan.
5. Memahami dan menjelaskan toharoh
J(nak kunci kepada shalat itu adalah bersuciJ
K Ri&aat (bu -aud dan )irmid'i L
-ari hadits di atas! dapat dimahami bah&a bersuci adalah anak kunci shalat. )idak
sah shalat seseorang apabila dia tidak bersuci dari hadats kecil ataupun dari hadats
besar! bukan saja ibadah shalatna tidak diterima tetapi juga bisa jatuh berdosa!
dan kalau seseorang itu tidak dapat mensucikan batinna dari segala sifat"sifat
terkeji seperti sombong! riak! ujub! hasad dan lain"lain! kalau dia shalat maka dia
termasuk kedalam golongan orang ang lalai dalam shalatna! dan orang ang lalai
dalam shalat ini akan dimasukkan kedalam +eraka Fail. Seterusna ang bisa kita
pahami dalam masalah bersuci ini adalah seperti sabda Rasulullah S(F ang
artina .
J%ersuci adalah setengah dari imanJ
K Ri&aat )irmid'i dan Muslim L
F;-1;
-isunnatkan bagi setiap muslim menggosok gigi (bersi&ak) sebelum memulai
&udhuna! karena Rasulullah bersabda .
JSekirana aku tidak memberatkan umatku! niscaa aku perintah mere"ka bersi&ak
(menggosok gigi) setiap kali akan ber&udhu.J
KRi&aat (hmad dan dishahihkan oleh (l"(lbani dalam (l 3r&aM (?>)L
-isunnatkan pula mencuci kedua telapak tangan tiga kali sebelum ber&udhu!
sebagaimana disebutkan di atas (lihat gambar)! kecuali jika setelah bangun tidur!
maka hukumna &ajib mencucina tiga kali sebelum ber&udhu. Sebab! boleh jadi
kedua tanganna telah menentuh kotoran di &aktu tidurna sedangkan ia tidak
merasakanna. Rasulullah bersabda.
J(pabila seorang di antara kamu bangun tidur! maka hendakna tidak mencelupkan
kedua tanganna di dalam bejana air sebelum mencucina terlebih dahulu tiga kali!
karena sesungguhna ia tidak me"ngetahui di mana tanganna berada (ketika ia
tidur).J KRi&aat MuslimL
-isunnatkan keras di dalam meng"hirup air dengan hidung! sebagaimana dijelaskan
di atas.
-isunnatkan bagi orang muslim mencelah"celahi jenggot jika tebal ketika
membasuh muka.
-isunnatkan bagi orang muslim mencelah"celahi jari"jari tangan dan kaki di saat
mencucina (lihat gambar)! karena Rasulullah bersabda.
J8elah"celahilah jari"jemari kamuJ. KRi&aat (bu -aud dan dishahihkan oleh (l"
(lbani dalam Shahih (bi -a&ud (B0A) L
Mencuci anggota &udhu ang kanan terlebih dahulu sebelum mencuci anggota
&udhu ang kiri. Mencuci tangan kanan terlebih dahulu kemudian tangan kiri! dan
begitu pula mencuci kaki kanan sebelum mencuci kaki kiri.
Mencuci anggota"anggota &udhu dua atau tiga kali dan tidak boleh lebih dari itu.
+amun kepala cukup diusap tidak lebih dari satu kali usapan saja.
)idak berlebih"lebihan dalam pema"kaian air! karena Rasulullah ber&udhu dengan
mencuci tiga kali! lalu bersabda .
J%arangsiapa mencuci lebih (dari tiga kali) maka ia telah berbuat kesalahan dan
ke'halimanJ. KRi&aat (bu -aud dan dishahihkan oleh (l"(lbani dalam (l 3r&aM
(11?) L
1al"hal Nang Membatalkan Fudhu.
Fudhu seorang muslim batal karena hal"hal berikut ini.
#eluarna sesuatu dari Eubul atau dubur! baik berupa air kecil atau" pun air besar.
#eluar angin dari dubur (kentut).
1ilang akalna! baik karena gila! pingsan! mabuk atau karena tidur ang nenak
hingga tidak menadari apa ang keluar darina. (dapun tidur ringan ang tidak
menghilangkan perasaan! maka tidak membatalkan &udhu.
Menentuh kemaluan dengan tangan dengan sah&at! apakah ang disentuh
tersebut kemaluan"na sendiri atau milik orang lain! karena Rasulullah bersabda.
J%arangsiapa ang menentuh kemaluanna hendaklah ia ber&udhuJ. KRi&aat
3bnu Majah dan dishahihkan oleh (l"(lbaniL
Memakan daging unta! #arena ketika Rasulullah ditana.
J(pakah kami harus ber&udhu karena makan daging untaO +abi menja&ab . Na.J
KRi&aat MuslimL
%egitu pula memakan usus! hati! babat atau sumsumna adalah membatalkan
&udhu! karena hal tersebut sama dengan dagingna.
(dapun air susu unta tidak membatalkan &udhu! karena Rasulullah pernah
menuruh suatu kaum minum air susu unta dan tidak menuruh mereka ber&udlu
sesudahna. KMuttafaE MalaihL
;ntuk lebih berhati"hati! maka sebaikna ber&udhu sesudah minum atau makan
kuah daging unta.
1al"hal ang haram dilakukan oleh ang tidak ber&udhu.
(pabila seorang muslim berhadats kecil (tidak ber&udhu)! maka haram melakukan
hal"hal berikut ini.
Menentuh mushaf (l"PurMan! karena Rasulullah mengatakan di dalam suratna
ang beliau kirimkan kepada penduduk negeri Naman.
J)idak boleh menentuh (l"PurMan selain orang ang suciJ. KRi&aat (d"-aruEutni
dan dishahihkan oleh (l"(lbani dalam (l 3r&aM (100)L
(dapun membaca (l"PurMan dengan tidak menentuhna! maka hal itu boleh
dilakukan oleh orang ang berhadats kecil.
Mengerjakan shalat. /rang ang berhadats tidak boleh melakukan shalat kecuali
setelah ber&udhu terlebih dahulu! karena Rasulullah bersabda.
J(llah tidak menerima shalat ang dilakukan tanpa &udhuJ. KRi&aat MuslimL
%oleh bagi orang ang tidak ber&udhu melakukan sujud tila&ah atau sujud sukur!
karena keduana bukan merupakan shalat! sekalipun lebih afdhalna adalah
ber&udhu sebelum melakukan sujud.
Melakukan tha&af. /rang ang berhadats kecil tidak boleh melakukan tha&af di
#aQbah sebelum ber&udhu! karena Rasulullah telah bersabda .
J)ha&af di %aitullah itu adalah shalatJ. KRi&aat )urmud'i dan dinilai shahih oleh (l"
(lbani dalam (l" 3r&aM (101)L
-an juga karena +abi ber&udhu terlebih dahulu sebelaum melakukan tha&af.
KMuttafaE MalaihL
)aamum
1;#;M -(+ #E-;-;#(+ )(N(M;M
(dapun ang berkaitan dengan bersuci taamum! maka taamum itu adalah
pengganti air. -alilna adalah <rman (llah .
JMaka jika kamu tidak mendapatkan air! maka bertaamumlah dengan debu ang
suci.J ((l Maidah . B).
Sabda Rasulullah "shallallahu Malaihi &a sallam".
J)elah dijadikan bagiku bumi sebagai mesjid dan alat untuk bersuci.J K1. R. %ukhari
dan MuslimL
Maka bertaamaum dibolehkan dalam dua kondisi . saat tidak mendapati air dan
saat tidak mampu untuk memakai air disebabkan sakit atau semisalna.
%ertaamum dilakukan untuk kedua macam hadats! hadats kecil seperti kencing!
berak atau buang angin! dan hadats besar seperti bersetubuh atau keluar mani.
-an dibolehkan bertaamum dengan setiap apa menjadi pemukaan bumi! seperti
tanah! pasir dan selainna! sampai"sampai kalau seandaina bumi itu terdiri dari
batu ang tidak ada dipermukaanna sedikit tanah dan tidak juga pasir! maka ia
boleh bertaamum denganna. %erdasarkan hadits ang diri&aatkan oleh Dabir
"semoga (llah meridhaina" sesungguhna Rasulullah "shallallahu Ralaihi &a sallam"
bersabda.
J)elah dijadikan bagiku bumi sebagai mesjid dan sebagai ang mensucikan! maka
siapa saja dari umatku mendapatkan &aktu sholat maka shalatlah! maka disisina
didapatkan mesjidna dan alat untuk bersuci! dan terkadang &aktu shalat masuk
sedangkan ia di daerah pasir atau terkadang &aktu shalat masuk sedangkan ia di
daerah batu! maka dalam kondisi ini diperintahkan untuk bertaamum dengan
(permukaan) bumi (daerah ini).J
N(+I MEM%()(,#(+ )(N(M;M
-an taamum itu batal dengan perkara"perkara ang membatalkan &udhuk! dan
ditambah dari itu adalah kalau ada air. Dika ada air! maka &ajiblah bagina untuk
ber&udhuk! &alaupun taamumna tidak batal disebabkan oleh hal"hal ang
membatalkan &udhuk! berdasarkan hadits (bi 1urairah "semoga (llah meridhaina"
ia berkata . Rasulullah "shallallahu Malaihi &a sallam" bersabda.
J(s shaMiid adalah &udhukna muslim! &alaupun ia tidak mendapatkan air selama
sepuluh tahun! jika air ada! maka bertak&alah (takutlah) kepada (llah! dan
basahilah air itu ke kulitna.JK1.R %a''ar dan hadits ini mempunai sahid dari
hadits (bi -'ar semisalnaL
Maka dengan hadits (bi -'ar ini maka hadits (bu 1arairah menjadi shaih! hana
saja shalat"shalat ang sudah dilakukan dengan taamum tidak diulang lagi.

You might also like