Professional Documents
Culture Documents
Keterangan :
X
2
: Chi Kuadrat
fo : frekuensi yang diperoleh
fh : frekuensi yang diharapkan
3.9.3.4 Untuk mempermudah perhitungan, maka data-data hasil
penelitian disusun kedalam tabel kemudian dihitung besar
Chi Kuadrat.
Nilai X
2
hitung dibandingkan dengan nilai X
2
tabel ( = 0,05)
Kesimpulan diperoleh dengan melihat hasil sebagai berikut:
X
2
hitung X
2
tabel, maka Ho ditolak : ada hubungan
X
2
hitung < X
2
tabel, maka Ho diterima : tidak ada hubungan
(Sugiyono. 2004 : 104)
3.10 Etika Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyerahkan surat ijin
penelitian ke Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri dan diteruskan ke
bagian Rekam Medik RSUD Gambiran Kota Kediri atas rekomendasi dari
Ketua Program Studi Kebidanan.
Setelah mendapatkan izin penelitian dari pihak RSUD Gambiran
Kota Kediri, maka peneliti mulai mengadakan penelitian dengan
pengumpulan data sesuai variabel.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti juga mempertahankan
prinsip etika dalam pengumpulan data yang antara lain
3.10.1 Bebas dari eksploitasi
Yaitu informasi yang telah didapatkan tidak akan dipergunakan
untuk kepentingan yang merugikan subyek dalam bentuk apapun.
3.10.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Yaitu data yang terkumpul tidak menyebutkan nama pasien yang
bersangkutan.
3.10.3 Confidentiality
Yaitu data yang diperoleh harus dijaga kerahasiaannya.
(Nursalam. 2003 : 118)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilaksanakan tanggal
14 18 Juli 2008 di bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri. Dan sekaligus
membahas penelitian tentang Hubungan antara Paritas dengan kejadian
Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran kota Kediri
periode 1 Januari 31 Desember 2007.
4.1 Hasil Penelitian.
4.1.1 Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 14 18 Juli
2008 di bagian Rekam Medis RSUD Gambiran kota Kediri, didapatkan
29 kejadian perdarahan postpartum primer selama periode 1 Januari
31 Desember 2007.
4.1.2 Tingkat Paritas Ibu Yang Mengalami Perdarahan Postpartum Primer.
Dari tabulasi didapatkan data tentang tingkat paritas pasien yang
mengalami perdarahan postpartum primer sebagai berikut :
68,97%
31,03%
paritas >4
paritas <4
Gambar 4.1 Diagram Pie Tingkat Paritas Pasien yang Mengalami
Perdarahan Postpartum Primer
Gambar diatas menunjukkan bahwa dari 29 orang yang
mengalami perdarahan postpartum primer, terbanyak terjadi pada
grandemultipara (paritas 4) yaitu sebanyak 20 orang (68,97% %)
selebihnya pada tingkat paritas < 4 yaitu sebanyak 9 orang (31,03 %).
4.1.3 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Untuk mengetahui hubungan antara variable independen (paritas)
dan variable dependen (perdarahan postpartum primer) dengan kedua
variabel berskala nominal maka dilakukan uji koefisien kontingensi
dengan terlebih dahulu dilakukan perhitungan Chi Kuadrat (X) satu
sampel. Adapun tabel hubungan tingkat paritas dengan kejadian
perdarahan postpartum primer untuk perhitungan Chi Kuadrat (X)
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Chi Kuadrat Satu Sampel
Tingkat Paritas Frekuensi yang
diobservasi
Frekuensi Harapan
Paritas 4
(Grandemultipara)
Paritas < 4
(Primipara, Multipara)
20
9
14,5
14,5
Jumlah 29 29
Tabel 4.1 Nilai Chi Kuadrat Satu Sampel
Tingkat
Paritas
fo fh ( fo-fh ) ( fo-fh ) ( fo-fh )/ fh
4
< 4
20
9
14,5
14,5
5,5
-5,5
30,25
30,25
2,08
2,08
Jumlah 4,16
Dengan menggunakan = 0,05 dan derajat bebasnya (dk) R 1 = 2
1 ,maka didapat X tabel = 3,84. Kemudian membandingkan nilai X
Hitung dengan X tabel didapatkan nilai X Hitung > X tabel (4,16 >
3,84).
X hitung > X tabel maka H0 ditolak, ini berarti ada hubungan antara
paritas terhadap kejadian pendarahan postpartum primer.
Kemudian dilakukan penghitungan nilai C sebagai berikut :
C =
2
2
X n
X
+
=
16 , 4 29
16 , 4
+
=
16 , 33
16 , 4
= 125 , 0
= 0,35
Dan untuk mengukur hubungan, maka nilai C dibandingkan dengan
nilai C max dengan rumus sebagai berikut :
C max =
m
m 1
m = jumlah minimal baris atau kolom
=
1
1 1
=
1
0
= 0
= 0
Dengan semakin dekat nilai C ke C max, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar hubungan antara tingkat paritas dengan kejadian
perdarahan postpartum primer.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Dari hasil penelitian pada tanggal 14 18 Juli 2008 didapatkan
bahwa kejadian perdarahan postpartum primer pada periode 1 Januari
31 Desember 2007 terdapat 29 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh
selama penelitian (terlampir dalam lampiran 5) dapat diketahui bahwa
penyebab terbanyak dari perdarahan postpartum primer adalah atonia
uteri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hellen Farrer (1999) bahwa
penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah kegagalan uterus
untuk mencapai atau mempertahankan status kontraksi yang biasa
disebut atonia uteri.
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar yang
meningkatkan sirkulasi ke sana, atonia uteri menyebabkan kontraksi
uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak
menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus.
(http://anggrekidea. blogspot.com. 2007). Gejala yang selalu ada pada
atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dan lembek serta
perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan postpartum primer).
(http://anggrekidea.blogspot.com).
Atonia uteri merupakan penyebab utama dalam kasus perdarahan
postpartum primer. Keadaan ini berhubungan erat dengan kondisi
uterus yang sudah menurun sehingga kontraksi uterus jelek sehingga
tidak bisa mengantisipasi terjadinya perdarahan postpartum primer.
Itulah sebabnya atonia uteri lebih banyak terjadi pada seorang wanita
dengan jumlah kelahiran atau paritas yang tinggi sehingga rentan terjadi
perdarahan postpartum.
Tetapi sebaliknya, jika kontrol perdarahan dari tempat plasenta
atau uterus dicapai dengan kontraksi yang lama dan retraksi serat
miometrium yang saling memilin serta uterus yang kuat dan
berkontraksi dengan baik maka tidak akan terjadi perdarahan
postpartum.
Dari hasil penelitian (terlampir dalam lampiran 5) diperoleh bahwa
penyebab kedua perdarahan postpartum primer yang terjadi di RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari 31 Desember 2007 adalah
tertinggalnya plasenta (sisa plasenta). Sisa plasenta dapat disebabkan
oleh perlekatan yang abnormal. Sewaktu suatu bagian dari plasenta
(satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi
secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.
.(http//fkunsri.wordpres.com.2007). Perlekatan plasenta yang abnormal
atau retensio plasenta bisa disebabkan juga oleh atonia uteri. Uterus
tidak berkontraksi sebagaimana mestinya sehingga plasenta tidak bisa
lahir. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta atau retensio plasenta.
Dari hasil penelitian (terlampir dalam lampiran 5) diperoleh bahwa
penyebab ketiga dari perdarahan postpartum primer yang terjadi RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari 31 Desember 2007 adalah robekan
jalan lahir. Ini dikarenakan bahwa trauma jalan lahir seperti episiotomi
yang lebar, laserasi perineum dan ruptur uteri juga menyebabkan
perdarahan karena terbukanya pembuluh darah. (http://anggrekidea.
blogspot.com. 2007).
Dengan demikian pada perdarahan yang kontinyu, walaupun
kontraksi uterus pascapartum efisien, jalan lahir harus diinspeksi ulang
karena perdarahan yang kontinyu akibat sebab minor sama bahayanya
dengan kehilangan sejumlah besar darah secara tiba-tiba. Hal ini
merupakan suatu ancaman utama bagi wanita pada saat persalinan
karena perdarahan ini sering kali mempunyai sifat perdarahan yang
berulang dan jika diacuhkan bisa mengarah pada keadaan syok
hemoragi sampai kematian.
Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama morbiditas
maternal. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 663). Dan kematian
maternal tersebut lebih banyak terjadi setelah persalinan, tepatnya
dalam 24 jam pertama postpartum yang penyebab utamanya adalah
perdarahan.(Rukmini, LK Wiludjeng. 2007). Disamping menyebabkan
kematian, perdarahan postpartum memperbesar kemungkinan infeksi
puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Oleh karena itu
diperlukan penanganan secara cepat dan tepat.
4.2.2 Paritas Ibu yang Mengalami Perdarahan Postpartum.
Dari gambar 4.1 tentang tingkat paritas Ibu yang mengalami
perdarahan postpartum primer didapatkan bahwa dari 29 orang yang
mengalami perdarahan postpartum primer, terdapat 20 orang (68,97%)
adalah paritas 4 (grandemultipara) dan 9 orang (31,03%) dengan
tingkat paritas < 4.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kejadian perdarahan
postpartum primer banyak terjadi pada tingkat paritas 4
(grandemultipara) dibandingkan dengan tingkat paritas < 4. Tingkat
paritas tinggi (grandemultipara) yang termasuk di dalamnya adalah
merupakan tingkat paritas yang paling sering mengalami perdarahan
postpartum primer. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Erica
Royston (2001) bahwa perdarahan postpartum primer yang sebagian
besar mengarah pada kematian,17 % adalah pada ibu yang melahirkan
untuk pertama kalinya dibandingkan dengan 44 % dari ibu yang
melahirkan 4 kali atau lebih.
Kejadian perdarahan postpartum primer lebih banyak terjadi pada
tingkat paritas tinggi karena pada tingkat paritas tinggi (multiparitas dan
grandemultiparitas), fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot
uterus terlalu teregang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal
sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum menjadi lebih
besar.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingginya paritas yang
dihasilkan oleh kehamilan viabel dapat menyebabkan peningkatan
resiko terjadinya perdarahan postpartum primer. Hal ini bukan saja
berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang telah menurun, tetapi
juga riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya atau riwayat
anemia yang bisa menyebabkan perdarahan postpartum dan akan
menambah resiko bila disertai pula dengan tingginya paritas.
4.2.3 Hubungan Paritas dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji koefisien
kontingensi dengan = 0,05 dan dk = 1, didapatkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian perdarahan
postpartum primer.
Selama periode 1 Januari 31 Desember 2007 terdapat 29 kejadian
perdarahan postpartum primer dan terbanyak terjadi pada tingkat paritas
tinggi.
Menurut dr Sunitri (2008), Ibu dengan tingkat paritas tinggi (lebih
dari 1) mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami perdarahan
postpartum terutama perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
pascapersalinan. Sedangkan paritas satu merupakan paritas paling aman
ditinjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat
mengakibatkan kematian maternal.
Hal tersebut sesuai dengan data WHO tahun 2006, bahwa kematian
ibu paling banyak terjadi pada 24 jam pertama postpartum dan
terbanyak dikarenakan oleh perdarahan yang semua itu dipicu oleh
peningkatan jumlah kelahiran (paritas). (Rukmini, LK Wiludjeng.
2007).
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pernyataan diatas
menunjukkan bahwa terjadinya perdarahan postpartum primer sangat
berhubungan dengan faktor paritas. Hal tersebut bisa dilihat pada
seorang ibu yang sering melahirkan atau dalam arti paritasnya tinggi
mempunyai resiko mengalami anemia jika tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk
ibu dan janin yang dikandungnya. Sehingga dengan adanya riwayat
anemia selama kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum karena wanita dengan anemia tidak dapat
mentoleransi terjadinya kehilangan darah saat persalinan seperti pada
wanita yang sehat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran atau paritas, maka akan meningkatkan resiko
perempuan untuk mendapatkan masalah kesehatan seperti perdarahan
postpartum yang bisa berakhir dengan kematian.
Banyak upaya yang telah dicoba dan dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat untuk mengurangi risiko kematian yang sangat
memilukan itu. Komitmen dan dana juga sudah banyak ditumpahkan.
Upaya-upaya ini sekaligus erat kaitannya dengan upaya menurunkan
angka kelahiran yang di masa lalu yang juga sangat tinggi yaitu
program Keluarga Berencana yang programnya terus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Perkembangan keterpaduan itu sekaligus memberikan kesan bahwa
program KB tidak lagi anti anak tetapi justru sayang kepada anak yang
berkualitas. Sementara itu, dengan partisipasi dalam KB yang makin
membesar, angka kelahiran juga terus menurun dengan tajam. Angka
kelahiran, yang biasa diukur dengan angka kelahiran per wanita subur
atau Total Fertility Rate (TFR) yang pada tahun 1970-an masih sebesar
5,6 anak, menurun menjadi sekitar 3,0 anak pada tahun 1990, dan 2,6
anak pada tahun 2002-2003. (Suyono, Haryono.2004)
Penurunan ini dipandang sangat signifikan, karena dengan adanya
tanda-tanda kesadaran akan minat upaya menurunkan tingkat kematian
ibu yang tinggi, kesadaran akan bahaya ledakan penduduk yang tinggi ,
menunjukkan bahwa upaya menurunkan tingkat kematian ibu bersalin
terus berlangsung dan mendapat dukungan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Jumlah kejadian perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin
RSU USD Gambiran Kediri Periode 1 Januari 31 Desember 2007
adalah 29 kasus.
5.1.2 Tingkat paritas ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer
yang terbanyak di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kediri Periode 1
Januari 31 Desember 2007 adalah tingkat paritas 4
(grandemultipara) yaitu sebanyak 20 orang, selebihnya pada tingkat
paritas < 4yaitu sebanyak 9 orang.
5.1.3 Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan kesimpulan bahwa terdapat
hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum
primer
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian tentang hubungan antara paritas
dengan kejadian perdarahan postpartum primer di kamar Bersalin RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari 31 Desember 2007 dan diperoleh hasil
dari penelitian tersebut, peneliti memberikan saran kepada :
5.2.1 Lahan Penelitian
Dengan banyaknya kejadian perdarahan postpartum primer pada
paritas`tinggi, maka diharapkan rumah sakit dapat memberikan
pelayanan yang lebih intensif. Tindakan pencegahan harus sudah
dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik
serta pemberian informasi tentang terjadinya perdarahan postpartum
primer dan memperhatikan faktor-faktor predisposisi atau riwayat
terjadinya perdarahan postpartum primer.
5.2.2 Peneliti Selanjutnya
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dibahas lebih mendalam
mengenai faktor-faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum primer misalnya : umur, jarak kehamilan
yang pendek dan tentunya dengan jumlah responden yang lebih
besar sehingga hasil uji lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed3-cet-2). Jakarta :
Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.,
(Rev.Ed). Jakarta : Rineka Cipta
Chalic, TMA. (1998). Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya
Medika
Dorland. (2002). Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Farrer, Hellen. (1999). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Hacker, Neville. (1992). Esentials of Obstetrics and Gynecology, Nugroho Edi.
(2001) (Alih Bahasa). Jakarta : Hipokrates
Hasan, Iqbal. (2004). Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi
Aksara
James,D.K. (2001). High Risk Pregnancy. Jakarta : EGC
Jensen, Bobak, Lowdermilk. (1995). Keperawatan Maternitas, Wijayariani,
Maria. (2004) (Alih Bahasa). Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri, jilid I. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : PT
Ardi Mahasatya
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Retnasih, Nenny. (2003). Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup. Internet
Available from http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=2920-23k accesed
April 3th 2008
Royston, Erica. (1994). Pencegahan Kematian Ibu Hamil, R.F Maulany. (2001)
(Alih Bahasa). Jakarta : Binarupa Aksara
Rukmini, LK Wiludjeng. (2007).Gambaran Penyebab Kematian Maternal di
Rumah Sakit (RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman. RSUD
Sikka, RSUD Larantuka, RSUD Serang. Internet Available from
http://www.kalbe.co.id/files/158_10_Gbrpenyebabkematianmaternalrs.pdf/1
58_10_Gbrpenyebabkematianmaternalrs.html-87k accesed April 23th 2008
Suyono, Haryono. (2004). Memacu Gerakan Ibu Sehat Sejahtera. Internet
Available from http//:bkkbn.go.id accesed July 21th 2008
____________. (2002). Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan : Menangani
Persalinan Kala III. Internet Available from
http://www.path.org/files/Indonesian19-3pdf.php?id=2920-23k. accesed
April 3th 2008
____________. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 1. Internet Available
from http://fkunsri-wordpress.com/2007/08/10/perdarahan-pasca-persalinan
-part-2/-37k accesed April 9th 2008
____________. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 2. Internet Available
from http://fkunsri-wordpress.com/2007/07/25/perdarahan-pasca-persalinan
-part-1/-37k accesed April 9th 2008
____________. (2007). PerdarahanPostpartum. Internet Available from
http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/perdarahan-post-partum_15html
accesed April 9th 2008
Lampiran 1
INFORMASI PENELITIAN
Dengan ini saya :
Nama : DIAN MILARASWATI
NIM : 0502200047
Institusi : Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Kediri
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Kebidanan Kediri, akan
melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian
Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSU USD Gambiran Kota
Kediri Periode 1 Januari 31 Desember 2007 .
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer di kamar bersalin RSU
USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari 31 Desember 2007.
Untuk keperluan di atas, saya memohon kesediaan petugas di bagian
Rekam Medis RSU USD Gambiran Kota Kediri untuk memberikan data dalam
penelitian ini. Data yang telah terkumpul akan dirahasiakan dengan tanpa nama.
Demikian informasi penelitian ini saya buat, atas perhatian dan
partisipasinya saya ucapkan terimakasih.
Kediri, Juli 2008
Peneliti
DIAN MILARASWATI
NIM. 0502200047
Lampiran 3
TABEL CHI KUADRAT
Taraf signifikasi
dk
50% 30% 20% 10% 5% 1%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0,455
0,139
2,366
3,357
4,351
5,348
6,346
7,344
8,343
9,342
10,341
11,340
12,340
13,332
14,339
15,338
16,337
17,338
18,338
19,337
20,337
21,337
22,337
23,337
24,337
25,336
26,336
27,336
28,336
29.336
1,074
2,408
3,665
4,878
6,064
7,231
8,383
9,524
10,656
11,781
12,899
14,011
15,19
16,222
17,322
18,418
19,511
20,601
21,689
22,775
23,858
24,939
26,018
27,096
28,172
29,246
30,319
31,391
32,461
33,530
1,642
3,219
4,642
5,989
7,289
8,558
9,803
11,030
12,242
13,442
14,631
15,812
16,985
18,151
19,311
20,465
21,615
22,760
23,900
25,038
26,171
27,301
28,429
29,553
30,675
31,795
32,912
34,027
35,139
36,250
2,706
3,605
6,251
7,779
9,236
10,645
12,017
13,362
14,684
15,987
17,275
18,549
19,812
21,064
22,307
23,542
24,785
26,028
27,271
28,514
29,615
30,813
32,007
33,194
34,382
35,563
36,741
37,916
39,087
40,256
3,481
5,591
7,815
9,488
11,070
12,592
14,017
15,507
16,919
18,307
19,675
21,026
22,368
23,685
24,996
26,296
27,587
28,869
30,144
31,410
32,671
33,924
35,172
35,415
37,652
38,885
40,113
41,337
42,557
43,775
6,635
9,210
11,341
13,277
15,086
16,812
18,475
20,090
21,666
23,209
24,725
26,217
27,688
29,141
30,578
32,000
33,409
34,805
36,191
37,566
38,932
40,289
41,638
42,980
44,314
45,642
46,963
48,278
49,588
50,892
Sumber : Sugiyono, 2004
Lampiran 4
TABEL TABULASI DATA
KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
DI KAMAR BERSALIN RSU USD GAMBIRAN
PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008
Tingkat Paritas No Usia
Kehamilan
No.Reg Tanggal/Jam
Paritas <4 Paritas 4
(grandemultipara) (primipara,multipara)
Persalinan
Tanggal/Jam
Terjadi
Perdarahan
Jumlah
Perdarahan
1 39 6/7 minggu 12 49 71 08-01-2007
( 15.00 )
08-01-2007
( 17.00 )
500 cc
2 40 1/7 minggu 12 53 26 20-01-2007
( 13.45 )
20-01-2007
( 14.30 )
600 cc
3 42 minggu 12 89 29 05-03-2007
( 00.55 )
05-03-2007
( 01.45 )
500 cc
4 37 6/7 minggu 12 85 77 12-03-2007
( 02.00 )
12-03-2007
( 04.00 )
500 cc
5 38 5/7 minggu 12 99 18 15-03-2007
( 23.15 )
16-03-2007
( 01.30 )
750 cc
6 39 3/7 minggu 12 99 70 16-03-2007
( 23.50 )
17-03-2007
( 00.50 )
500 cc
7 40 5/7 minggu 13 04 60 23-03-2007
( 07.00 )
23-03-2007
( 08.10 )
500 cc
8 41 2/7 minggu 13 15 83 06-04-2007
( 21.30 )
06-04-2007
( 22.10 )
600 cc
9 39 3/7 minggu 10 35 91 20-04-2007
( 08.15 )
20-04-2007
( 09.00 )
500 cc
10 40 6/7 minggu 13 27 83 22-04-2007
( 23.30 )
23-04-2007
( 00.30 )
500 cc
11 39 1/7 minggu 13 33 03 30-04-2007
( 00.20 )
30-04-2007
( 01.30 )
500 cc
12 39 2/7 minggu 13 41 78 09-05-2007
( 22.30 )
09-05-2007
( 00.00 )
700 cc
13 40 4/7 minggu 13 50 66 22-05-2007
( 14.30 )
22-05-2007
( 16.30 )
500 cc
14 38 minggu 13 50 76 22-05-2007
( 14.30 )
22-05-2007
( 18.30 )
700 cc
15 40 3/7 minggu 13 54 04 26-05-2007
( 23.35 )
27-05-2007
( 01.00 )
500 cc
16 41 4/7 minggu 13 89 91 18-07-2007
( 17.55 )
18-07-2007
( 17.55 )
500 cc
17 39 1/7 minggu 13 99 89 05-08-2007
( 11.30 )
05-08-2007
( 19.10 )
500 cc
18 38 6/7 minggu 12 93 58 08-08-2007
( 22.00 )
08-08-2007
( 23.05 )
500 cc
19 42 minggu 14 26 79 22-09-2007
( 04.15 )
22-09-2007
( 05.30 )
500 cc
20 39 2/7 minggu 14 33 23 30-09-2007
( 12.40 )
30-09-2007
( 13.00 )
750 cc
21 40 3/7 minggu 10 08 94 01-10-2007
( 16.00 )
01-10-2007
( 22.00 )
500 cc
22 38 2/7 minggu 14 39 83 13-10-2007
( 17.15 )
13-10-2007
( 19.10 )
600 cc
23 39 5/7 minggu 14 50 80 31-10-2007
( 16.05 )
31-10-2007
( 16.30 )
750 cc
24 40 2/7 minggu 14 52 37 04-11-2007
( 12.50 )
04-11-2007
( 14.15 )
600 cc
25 38 6/7 minggu 00 74 58 28-11-2007
( 16.55 )
28-11-2007
( 17.30 )
500 cc
26 40 3/7 minggu 14 06 31 29-11-2007
( 00.30 )
29-11-2007
( 01.05 )
500 cc
27 41 1/7 minggu 14 72 08 06-12-2007
( 06.45 )
06-12-2007
( 08.30 )
500 cc
28 34 5/7 minggu 14 83 11 19-12-2007
( 21.30 )
19-12-2007
( 22.30 )
500 cc
29 35 1/7 minggu 14 86 76 28-12-2007
( 21.00 )
28-12-2007
( 22.00 )
500 cc
Lampiran 5
TABULASI DATA
PENYEBAB KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
DI KAMAR BERSALIN RSU USD GAMBIRAN
PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008
Keterangan : - Nomor urut sama dengan nomor register pasien
PENYEBAB PERDARAHAN TINGKAT PARITAS No.
Atonia
Uteri
Sisa
Plasenta
Ruptur
Jalan Lahir
Paritas <4 Paritas 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
25
27
28
29
Lampiran 6
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No. Kegiatan Waktu
1. Informasi Penyusunan KTI Januari Februari 2008
2. Pengajuan Judul 3 6 Maret 2008
3. Penyusunan Proposal 31 April 17 April 2008
4. Pengumpulan Proposal 18 April 2008
5. Ujian Proposal 21 April 2008
6. Revisi Proposal 28 April 2 Mei 2008
7. Pengambilan Data 18 Juli 20 Juli 2008
8. Penyusunan Hasil 21 Juli 3 Agustus 2008
9. Pengumpulan KTI 4 Agustus 2008
10. Ujian Sidang 6 Agustus 8 Agustus 2008
11.
12.
Revisi Hasil
Yudisium
9 Agustus 15 Agustus 2008
15 Agustus 2008
LEMBAR KONSULTASI
Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047
Judul Proposal : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN
PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR
BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE
1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes
Pembimbing II : L.A. Wijayanti, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat
No Tanggal / Jam Rekomendasi Tanda Tangan
BERITA ACARA PERBAIKAN PROPOSAL
Nama : DIAN MILARASWATI
NIM : 0502200047
Judul Usulan Penelitian : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN
KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM
PRIMER DI KAMAR BERSALIN RSUD
GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE
1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes
Pembimbing II : L.A. Wijayanti, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat
No Nama Dosen
Penguji
Usulan Perbaikan Keterangan Tanda
Tangan