You are on page 1of 36

REKAYASA dan

MANAJEMEN
LALU LINTAS
(Traffic Engineering)
Jurusan Teknik Sipil Itenas
2014


Menganalisis Kinerja Lalulintas pada jaringan jalan
TPK
Menjelaskan Manajemen
Lalulintas
TPK
Menjelaskan Pengaturan Arus
Lalulintas di Persimpangan
TPK
Menganalisis kinerja Ruas
Jalan
TPK
Membuat Diagram Hubungan antara Parameter Lalulintas
TPK
Menjelaskan Parameter Lalulintas

TPK
Mahasiswa dapat menjelaskan unsur Lalulintas

TPK
Menganalisis kinerja
persimpangan Berlampu
Lalulintas
1
2
3
4
5
6
7
8
TPU


KINERJA
PERSIMPANGAN
BERSINYAL (APILL)
Aspek sinyal (signal aspect)
Tanda berupa warna yang ditunjukkan oleh lampu
lalu lintas. Aspek sinyal umumnya berupa urutan warna hijau
(green), kuning (amber) dan merah (red).
Beberapa Istilah dalam Perencanaan Pengaturan
Sinyal Lalu Lintas
Fase: Pemisahan arus lalu lintas berdasarkan waktu.
Konflik utama
Konflik kedua
Arus kend
Arus pej. kaki
2 fase , hanya konflik primer yang dipisah




3 fase
4 fase
FASE DASAR UNTUK PEMISAHAN KONFLIK PRIMER
MKJI:
Terlawan
(Opossed)
Terlindung
(Protected)
Gambarkan konflik yang terjadi pada
simpang berkaki empat dan diatur
dengan sinyal lalu lintas 2 fase.
Sebutkan jenis konflik yang
tejadi dan jumlahnya
Diagram waktu sinyal
Gambar yang menunjukkan warna isyarat
lalulintas secara berurutan
Waktu antar hijau (intergreen=IG)
Waktu antara berakhirnya lampu hijau pada
satu fase dan dimulainya hijau pada fase
berikutnya.
IG
c = waktu siklus
IG
AR
Waktu siklus ( cycle time ) adalah selang
waktu dari awal fase sampai awal fase yang
sama.
Berbagai istilah pada simpang bersinyal
1. Kaki pendekat
2. Fase
3. Diagram waktu sinyal
4. Waktu siklus (cycle time)
5. Waktu antar hijau (inter green)
6. Waktu merah semua (all red)
7. Arus jenuh (saturation flow)
Arus Jenuh
Effective green time
Actual
flow curve
Effective
flow curve
Saturation flow
End gain
Time
Displayed green time
Intergreen
amber all-red
Fk (terminating phase
change time)
Fi (starting phase
change time)
Start loss
red
green
amber
R
a
t
e

o
f

d
i
s
c
h
a
r
g
e

o
f

q
u
e
u
e

i
n
a

f
u
l
l
y

s
a
t
u
r
a
t
e
d

g
r
e
e
n

p
e
r
i
o
d
Phase for
the movement
Phase for the
conflicting
movements
Gambarkan diagram waktu untuk
simpang 2 fase dengan early cut off
5 detik pada pendekat Utara
1 2
g
1
= 60 det
IG = 5 det
Amber = 3 det
g
2
= 70 det
IG = 5 det
Amber = 3 det
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Berapakah waktu siklusnya?
2. Berapakah all red nya?
3. Mengapa diperlukan early cut off pada
pendekat Utara?
Arus Jenuh (Saturation Flow):
Besarnya arus keluaran maksimum dari antrian pada suatu pendekat
selama satu jam lampu hijau (satuan: smp/jam-hijau)
Effective green time
Actual
flow curve
Effective
flow curve
Saturation flow
End gain
Time
Displayed green time
Intergreen
amber all-red
Fk (terminating phase
change time)
Fi (starting phase
change time)
Start loss
red
green
amber
R
a
t
e

o
f

d
i
s
c
h
a
r
g
e

o
f

q
u
e
u
e

i
n
a

f
u
l
l
y

s
a
t
u
r
a
t
e
d

g
r
e
e
n

p
e
r
i
o
d
Phase for
the movement
Phase for the
conflicting
movements
S = S
O
x F
CS
x F
SF
x F
G
x F
P
x F
RT
x F
LT
Pengaturan Waktu Sinyal Lalu Lintas (1)
1. menghitung arus (Q) sesuai distribusi arah dalam smp/jam
2. menentukan fase
3. menghitung arus jenuh (S
j
) untuk masing-masing pendekat
(approach)
4. menghitung rasio terbesar(kritis) y = FR = Q/S untuk masing-
masing fase .
5. menghitung panjang periode intergreen
6. menghitung kehilangan waktu total simpang (L) = n I
7. menghitung waktu siklus optimum = waktu siklus sebelum
disesuaikan



8. Menghitung total waktu hijau = c
ua
L

+
=
FR 1
5 1,5xL
c
ua
Pengaturan Waktu Sinyal Lalu Lintas (2)

8. menghitung total waktu hijau = c
ua
L
9. menghitung waktu hijau


10. menghitung waktu siklus disesuaikan, c
(dengan membulatkan g)
11. menghitung kapasitas pendekat; smp perjam


12. Menghitung derajat kejenuhan DS = Q/Cj
) ( L c
y
y
g
ua
i
i
=

c
g
x S C
i
j j
=



LANGKAH C: PENENTUAN WAKTU SINYAL
C-1: Tipe Pendekat
C-2: Lebar pendekat efektif
C-3: Arus jenuh dasar
C-4: Faktor penyesuaian
C-5: Rasio arus/arus jenuh
C-6: Waktu siklus dan waktu hijau

LANGKAH D: KAPASITAS
D-1: Kapasitas
D-2: Keperluan untuk perubahan

LANGKAH A: DATA MASUKAN
A-1: Geometrik, pengaturan lalu lintas dan Kondisi
lingkungan
A-2: Kondisi arus lalu lintas
LANGKAH B: SINYALISASI
B-1: Penentuan Fase Sinyal
B-2:Waktu Pengosongan & Waktu hilang
PERUBAHAN:
Ubah penentuan fase,
lebar pendekat dsb
LANGKAH E: TINGKAT KINERJA
E-1: Persiapan
E-2: Panjang Antrian
E-3: Kendaraan terhenti
E-4: Tundaan
Tabel emp untuk persimpangan bersinyal
Tipe
Kendaraan
emp
Pendekat terlindung Pendekat terlawan
LV
HV
MC
1,0
1,3
0,2
1,0
1,3
0,4
Lev
Lav
max
AV
AV
EV
EV EV
V
L
V
) (L
(

+
=

ALL RED
ARUS JENUH
S = S
O
x F
CS
x F
SF
x F
G
x F
P
x F
RT
x F
LT
ARUS JENUH DASAR; SO = 600 x W
E
smp/jam hijau
untuk tipe pendekat PROTECTED
Gambar Arus Jenuh
Dasar Pendekat Tipe
O Tanpa lajur Belok
Kanan Terpisah
Faktor koreksi ukuran kota F
CS

Penduduk Kota
(Juta Jiwa)
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
F
CS

>3,0
1,0-3,0
0,5-1,0
0,1- < 0,5
<0,1
1,05
1,00
0,94
0,83
0,82
Lingkungan
Jalan
Hambatan Samping Tipe Fase Rasio Kendaraan tidak Bermotor
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25
Komersial
(COM)
Tinggi

Sedang

Rendah
Terlawan
Terlindung
Terlawan
Terlindung
Terlawan
Terlindung
0,93
0,93
0,94
0,94
0,95
0,95
0,88
0,91
0,89
0,92
0,90
0,93
0,84
0,88
0,85
0,89
0,86
0,90
0,79
0,87
0,80
0,88
0,81
0,89
0,74
0,85
0,75
0,86
0,76
0,87
0,70
0,81
0,71
0,82
0,72
0,83
Permukiman
(RES)
Tinggi
Sedang
Rendah
Terlawan
Terlindung
Terlawan
Terlindung
Terlawan
Terlindung
0,96
0,96
0,97
0,97
0,98
0,98
0,91
0,94
0,92
0,95
0,93
0,96
0,86
0,92
0,87
0,93
0,88
0,94
0,81
0,89
0,82
0,90
0,83
0,91
0,78
0,86
0,79
0,87
0,80
0,88
0,72
0,84
0,73
0,85
0,74
0,86
Akses
terbatas (RA)
Tinggi/Sedang/
Rendah
Terlawan
Terlindung
1,00
1,00
0,95
0,98
0,90
0,95
0,85
0,93
0,80
0,90
0,75
0,88
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping F
SF

Faktor Penyesuaian Kelandaian F
G

Faktor Penyesuaian Parkir, Fp
g
1
W
1
x g)
3
L
( x 2) (W
3
L
F
A
P
A
P
P (

=
Faktor penyesuaian belok kanan (F
RT
) Tanpa median;
jalan dua arah (untuk tipe pendekat P)
FRT = 1,0 + p
RT
x 0,26
Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) tanpa LTOR
(untuk tipe P)
F
LT
= 1,0 p
LT
x 0,16
S = S
O
x F
CS
x F
SF
x F
G
x F
P
x F
RT
x F
LT

FR = Q/S
IFR = E (FR
CRIT
)
LTI = n.I



IFR 1
5 1,5xLTI
c
UA

+
=
Tabel penentuan waktu siklus yang disarankan

Tipe pengaturan
Waktu siklus yang layak
(detik)
Pengaturan dua-fase
Pengaturan tiga-fase
Pengaturan empat-fase
40-80
50-100
80-130
Waktu Hijau
gi = (c
UA
LTI) x PRi
Waktu siklus yang disesuaikan (c)
c = Eg + LTI
Kapasitas
c
g
Sx C =
Derajat kejenuhan DS =
S
Q

Beberapa variasi dari sinyal 2
fase
Penyetopan awal
Penyetopan Awal ( Early cut off)
Arus lalu lintas tertentu dihentikan lebih awal
(Penyetopan awal) dari arus lainnya dalam
fase yang sama.
Penyetopan
akhir
Penyetopan Akhir (Late cut off)
Arus lalu lintas tertentu dihentikan lebih akhir
(Penyetopan akhir) dari arus lainnya dalam
fase yang sama.
Mulai Awal (Early start)
Arus lalu lintas tertentu berjalan lebih
awal (mulai awal) dari arus lainnya dalam
fase yang sama.
Mulai awal
Mulai Terlambat (Late Start)
Arus lalu lintas tertentu berjalan lebih
terlambat (Mulai akhir) dari arus lainnya
dalam fase yang sama.
Mulai terlambat
Lanjut ke modul berikutnya

You might also like