Professional Documents
Culture Documents
Contoh:
C
4
H
6
O
5
+ 3O
2
4CO
2
+ 3H
2
O
Asam Malat
RQ Asam Malat = 1.3
RQ Glukosa = 1.0
RQ Asam Stearat = 0.7
Kesimpulan :
RQ rendah, substrat umumnya asam lemak,
RQ tinggi asam organik
Panas respirasi (Btu/ton/24 jam) = mg CO2/kg.jam x 220
Panas respirasi (kcal/1000kg/24jam = mg CO2/kg.jam x 61,2
2.6 Perubahan Warna Pada
Buah-buahan
Buah-buahan matang penuh, umumnya
setelah mencapai puncak klimaterik, tetapi
konsumen mengasosiasikan matang dengan
ciri-ciri buah akibat aktivitas etilen yaitu :
a. Perubahan warna : perubahan pigmen
b. Perubahan tekstur : perubahan komponen
dinding sel
c. Perubahan rasa
d. Perubahan aroma
e. Perubahan pada protein
Perubahan Warna
Pada buah matang penuh tampak :
Hilangnya warna hijau = Khlorofil,
terkecuali : alpukat, apel granny Smith.
Pada buah lain a.l. jeruk juga terjadi
degradasi khlorofil akibat suhu rendah
Timbul warna hijau lain (sintetis atau
penampakan) terutama karotenoida
yang berwarna kuning sampai merah
Degradasi khlorofil
disebabkan:
Perubahan pH (kebocoran membran
vakuola)
Oksidasi
Aktivitas enzim khlorofilase
Umumnya ketiga faktor ini bekerja
berurutan
Warna kuning-merah dari pigmen karotenoida
timbul karena :
a. Khlorofil yang menutupi warna tersebut terurai
b. Sintetis pigmen karotenoida dalam khromoplast
Pigmen karotenoid (C40 + >ikatan rangkap)
a. Karoten : -karoten, -karoten, likopen
b. Xantofil : capsantin (cabe) dan Capsorubin
(cabe)
Pigmen antosianin (merah-ungu kebiruan)
a. Ada di vakuola, terutama pada sel epidermis
b. Warnanya sering menutup warna pigmen
karotenoida dan khlorofil
Perubahan Pada Karbohidrat
Pati Gula
pada pematangan pisang (pati) turun : 22% 1%
Akumulasi gula menimbulkan rasa manis
Terjadi pada buah klimaterik dan non
klimaterik
Melibatkan enzim amilase dan fosforilase
Pati
G-1-P +UTP
G-6-P
F-6-P
Sukrosa-P + UDP
Sukrosa
Sukrosa + Fruktosa
Maltosa
Glukosa
ATP
ADP
UDP-G+PPi
Invertase
H
2
O
Pi
Fosfo-hekso
isomerase
Fosfo-Gluko
molase
Fosforilase
H
3
PO
4
Amilase
H
2
O
Maltosa
Bagan Konversi Pati Gula
Senyawa Pektat Dalam
Hemiselulosa
Penguraian senyawa pektat dan hemiselulosa
mengakibatkan :
a. Dinding sel menjadi lemah
b. Gaya kohesi yang mengikat sel berkurang
Akibatnya :
a. Mula-mula tekstur menjadi lebih disukai
b. Bila sudah berlanjut terjadi disintegrasi
jaringan = bonyok
Protopektin adalah bahan induk dari
senyawa Pektat
Protopektin adalah molekul besar
Protopektin terikat satu sama lain dengan
ikatan Ca, dan dengan gula/sakarida serta
derivat posfat dari sakarida sehingga
terbentuk molekul yang sangat besar
Selama pematangan
Protopektin Senyawa Pektat
(Tidak larut dalam air) (larut dalam air)
Laju degradasi sebanding dg laju pelunakan buah
Perubahan Pada Asam Organik
(Sumber Enargi Lain)
Umumnya selama pematangan/maturasi
kadar asam organik berkurang, karena
diubah menjadi glukosa
Kadar asam organik mencapai maksimum
pada fase pertumbuhan dan perkembangan,
kemudian menurun pada fase pematangan
dan dalam penyimpanan
kecuali :pisang dan nenas, kadar maksimum
dijumpai pada saat matang penuh
Asam organik utama :
a. As. Sitrat : jeruk, lemon,
strawberry
b. As. Malat : apel, pir, plum
c. As. Askorbat
Biasanya pada pemotongan terjadi
penurunan kadar asam organik
bersamaan dengan menurunnya
kadar pati dan meningkatnya
kadar asam.
Perubahan Pada Aroma
Zat aroma bersifat volatil (BM<250),
terbentuk pada fase pematangan
Zat volatil yang dihasilkan :
a. Etilen (sebagian besar)
b. Zat aroma (1090 mg/g bahan basah)
umumnya zat-zat aroma bahan klimaterik
lebih aromatis daripada buah non klimaterik
Perubahan Pada Sayuran
Pada sayuran tidak ada peningkatan aktivitas
metabolisme setara dengan klimaterik pada
buah
Perubahan pada sayuran kecambah (taoge):
a. Perubahan anatomi
b. Perubahan komposisi : kadar gula naik,
hasil penguraian lemak atau KH
Perubahan Pada Sayuran Biji
dan Polong
Polong-polongan yang dikonsumsi sbg bahan
makanan pokok memiliki kadar air rendah shg
aktivitas metabolisme rendah. Panen pada
umumnya pada k.a 15%
Biji-bijian dan polong-polongan yang
dikonsumsi sebagai sayuran antara lain sweet
corn, kapri, buncis, memiliki aktivitas
metabolisme yang tinggi
Kualitasnya ditentukan oleh citarasa dan
tekstur (bukan umur fisiologisnya)
umumnya ketika masih muda lebih manis dan
empuk
Panen pada sayuran umumnya pd k.a 70%
Sayuran Akar dan Umbi
Organ ini adalah organ persediaan
makanan untuk pertumbuhan
Laju metabolisme saat panen memang
rendah dan selama penyimpanan,
dengan kondisi penyimpanan tertentu
dormansi dapat diperpanjang
Sayuran batang, daun, tunas
dan bunga
Aktivitas metaboliknya sangat berbeda,
karena itu umur simpannya juga berbeda
Sayuran batang dan daun cepat mengalami
senesensi, sehingga nilai inderawi dan nilai
gizinya berkurang
Umumnya tekstur merupakan faktor penentu
untuk saat panen dan kualitas
Cita rasa alami komoditas ini kurang
diperhatikan karena pada umumnya
dikonsumsi setelah dimasak dan diberi
bumbu
Penyimpanan Sayur dan Buah-buahan
Tujuan : menyediakan suplai yang
cukup sepanjang tahun untuk
konsumen dan industri
pengolahan
Cara penyimpanan : Refrigerasi,
Controlled Atmosphere Storage (CAS)
Micro-environment Packaging
Refrigerasi
Metode yang sudah dikenal
lama
Tiap komoditas mempunyai
suhu dan Rh optimal sendiri-
sendiri
Suhu rendah
Controlled Atmosphere
Komposisi atmosphere diubah untuk
memperlambat respirasi dan proses biokimia
lain
O
2
diturunkan
CO
2
dinaikan
Catatan udara :
Na 78.08%
O2 20.95%
CO2 0.03%
Pada apel :
O
2
= 1-3%
CO
2
= 1-5%
Sayuran yang disimpan dengan CA :
Apel (50% produksi), Alpukat, Pisang
Sayuran yang disimpan dengan CA :
Kol, Lettuce dan Asparagus
Catatan :
Refrigerasi dan CA memerlukan
fasilitas yang mahal
Micro-environment Packaging
Pengemasan bahan satu per satu dengan :
PE densitas tinggi atau PVC
Sering juga diberi pelapisan dengan
lilin/minyak
Efek :
a. Mengurangi keriput
b. Mengurangi susut berat
c. Mengurangi cacat