Apakah hiperemesis gravidarum berhubungan dengan berat plasenta dan rasio berat
plasenta berat badan lahir? Studi Kohort Berbasis Populasi Norwegia
Pengantar: Penelitian telah menyatakan adanya hubungan antara berat plasenta, rasio berat plasenta / Berat lahir (Placental weight/Birth Weight; PW/BW) dan kesehatan pada masa dewasa. Hiperemesis gravidarum (HG) juga mungkin memiliki implikasi terhadap kesehatan di masa dewasa. Tidak ada studi tentang HG dan karakteristik plasenta yang telah diidentifikasi. Oleh karena itu kami menjelajahi hubungan antara HG, berat plasenta dan rasio PW/BW dalam studi kohort berbasis populasi. Metode: Kelahiran tunggal pada wanita primipara antara tahun 1999 dan 2009 dengan data pada HG, berat plasenta dan berat badan lahir di Medical Birth Registry of Norway (MBRN) menjadi dasar studi ini (n=200.390). HG didefinisikan melalui ICD-10 kode 021.0, 021.1 dan 021.9. Kurva persentil berdasarkan jenis kelamin dan usia kehamilan untuk berat plasenta dan rasio PW/BW digunakan untuk menentukan pasien yang berada di bawah persentil 10 dan di atas persentil 90 dari kedua hasil. Asosiasi antara HG dan hasil dikotomis dinilai dengan regresi logistik ganda. Regresi linier berganda diterapkan untuk menilai berat plasenta dan berat badan sebagai variabel kontinu. Keturunan pria dan wanita dianalisis secara terpisah. Hasil: Prevalensi HG adalah 1,2%. Wanita dengan HG dan keturunan wanita memiliki risiko PW/BW di atas persentil ke-90 yang lebih tinggi (OR=1,17, 95% CI: 1.031.34). HG dan rasio PW/BW di bawah persentil ke-10 berhubungan terbalik (OR=0.70, 95% CI: 0.560.89). Untuk keturunan laki-laki tidak ada hubungan yang diamati untuk HG dan rasio dan rasio PW/BW di bawah persentil 10 atau di atas 90. Diskusi/kesimpulan: Kami mengamati hubungan positif antara HG dan tingginya rasio PW/BW yang terbatas hanya pada anak perempuan saja. Tingginya rasio PW/BW menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara HG dan kesehatan di masa dewasa.
1. Pendahuluan Hiperemesis gravidarum (HG) ditandai dengan mual dan muntah berat selama kehamilan. HG mempengaruhi 0.83.2% dari seluruh wanita hamil dan menyebabkan penurunan berat badan ibu, dehidrasi dan kekurangan gizi. Anak-anak yang terkena HG selama kehidupan intrauterin dilaporkan memiliki risiko penurunan berat lahir lebih tinggi, tetapi perbedaan yang dijelaskan ringan dan tidak konsisten. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan buruk dalam rahim dapat mempengaruhi kesehatan di masa depan, meskipun berat lahir berada dalam kisaran normal. Pertumbuhan janin tergantung, bagaimanapun, pada fungsi plasenta serta lingkungan yang intrauterine yang baik. HG mungkin mengancam kondisi pertumbuhan optimal yang menyebabkan pasokan nutrisi bagi ibu dan bayi terbatas, dan kemungkinan meningkatkan stres dan memicu respon fight- or-flight. Sedikit yang diketahui tentang hubungan antara fungsi plasenta dan HG. Berat plasenta telah dijelaskan mencerminkan fungsi plasenta, di mana berat badan di kedua ujung spektrum berhubungan dengan hasil yang merugikan bagi keturunan. Berat plasenta relatif terhadap berat lahir anak (rasio PW/BW) telah diperkenalkan untuk mewakili pengukuran efisiensi plasenta. Rasio PW/BW tinggi mungkin menunjukkan ketidak seimbangan berat plasenta dibandingkan dengan berat badan anak dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes di kemudian hari. Sebuah tinjauan di Norwegia melaporkan hubungan antara tinggi rendahnya rasio PW/BW dan kematian janin. Penelitian di Swedia pada HG dan gangguan disfungsi plasenta, menemukan risiko preeklamsia meningkat dua kali lipat dan risiko placental abruption meningkat tiga kali lipat pada wanita dengan HG dibandingkan dengan wanita tanpa HG. Studi lain juga melaporkan hubungan sederhana antara HG dan preeklamsia. Karena fungsi plasenta juga diyakini mempengaruhi risiko perkembangan penyakit saraf pada keturunannya, perhatian mengenai fungsi plasenta telah mengalami peningkatan perhatian selama bertahun-tahun. Hubungan antara HG dan fungsi plasenta tidak jelas dan penelitian terbatas. Sepengetahuan kami, tidak ada studi tentang hubungan antara HG dan berat plasenta atau HG dan rasio PW/BW. Studi tersebut mungkin memberikan pengetahuan baru tentang efek jangka panjang dari HG, menjelaskan mengapa ada kebutuhan untuk melakukan sebuah studi kohort prospektif besar pada topik ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara HG dan berat plasenta dan rasio PW/BW menggunakan data yang diperoleh dari Medical Birth Registry of Norway (MBRN).
2 Bahan dan metode Ini adalah sebuah studi kohort berbasis populasi. Kohort MBRN didirikan pada tahun 1967 dan didasarkan pada pelaporan wajib semua kelahiran setelah minggu ke-12 kehamilan. Kami mencantumkan semua kelahiran tunggal wanita primipara, bayi yang lahir antara kehamilan minggu 23- 44, di mana berat plasenta dilaporkan antara 100 dan 2.500 g, dan berat lahir anak adalah antara 500 dan 6000 g, total 212.653 kelahiran. Kami hanya memasukkan wanita primipara karena berat lahir dan berat plasenta dapat meningkat dengan semakin meningkatnya paritas. Selain itu kami ingin menghindari ketergantungan pada data karena seperti yang kita tahu bahwa risiko HG berulang tinggi, dan potensi konsekuensi paparan HG berulang tidak diketahui. Kami mengeluarkan data yang hilang hilang atau gender tidak diketahui (n=1). Kami juga mengeluarkan data yang hilang pada berat plasenta (n=6274) dan kebiasaan merokok (n = 10,642). Wanita yang terdaftar memiliki kondisi klinis yang berkaitan dengan plasenta, yang dapat mempengaruhi pengukuran berat, juga dikeluarkan. Ini termasuk plasenta previa (n=422), solusio plasenta (n=724) dan lahir mati (n=612), dan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang rasio PW/BW berdasarkan MBRN. Sampel akhir terdiri dari 200.390 kelahiran atau 94.2% dari total sampel. HG didefinisikan dan terdaftar melalui ICD-10 kode 021.0, 021.1 dan 021.9. Variabel hasil adalah berat plasenta dan berat lahir. Informasi tentang berat plasenta mulai tersedia pada tahun 1999. Kami menggunakan kurva persentil berat plasenta dan kurva persentil untuk rasio BW/PW yang dikembangkan menggunakan data MBRN dari tahun 1999-2002. Kurva persentil untuk berat plasenta dihitung menurut usia kehamilan dan jenis kelamin tertentu, seperti kurva rasio berat plasenta dan berat badan. Agar sesuai dengan literatur yang relevan, kami membalikkan rasio, memungkinkan kami untuk menjelajahi rasio PW/BW. Untuk menyesuaikan analisis kami, kami mengumpulkan informasi tentang pendidikan ibu dan etnis dari statistik Norwegia. Pendidikan dikategorikan dalam beberapa tahun sebagai <13, 13, 14-17 dan> 17 atau hilang. Negara kelahiran Ibu dibagi menjadi kelompok budaya dan geografis seperti yang dijelaskan dalam penelitian kami sebelumnya dan dikendalikan dalam analisis .Semua juga mengendalikan usia ibu, dikategorikan sebagai <20, 20-24, 25-29, 30-34 dan 35 tahun. Merokok dikategorikan dengan perokok atau bukan perokok, di mana perokok melaporkan merokok pada akhir kehamilan. Kami juga mengendalikan berat plasenta dari berat lahir agar dapat dibandingkan dengan penelitian lain. Selain itu, kami mengendalikan semua analisa dengan kelahiran prematur, yang didefinisikan sebagai kelahiran sebelum minggu ke-37 kehamilan. Karena HG dapat terjadi lebih sering pada keturunan perempuan, dan berat plasenta berbeda-beda menurut jenis kelamin, kami melakukan analisis bertingkat berdasarkan jenis kelamin janin. Analisis bivariat antara HG dan berat plasenta dan rasio PW/BW yang berada di bawah atau di atas persentil ke-10 dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Chi Square. Analisis serupa dilakukan untuk persentil ke-90. P-value <0,05 ditetapkan sebagai cut-off untuk signifikansi statistik. Variabel hasil dianalisis sebagai variabel kontinyu (gram) dan dikotomis menggunakan analisis regresi logistik linear. Dalam analisis regresi logistic kami mengkategorikan berat plasenta dan rasio PW/BW baik di bawah-10 persentil atau di atas persentil ke-90. Rasio odds mentah dan odds yang disesuaikan dihitung sebagai perkiraan risiko relatif dengan interval kepercayaan 95% (CI). SPSS for Windows v.20.0 (SPSS Inc, Chicago, IL) digunakan untuk semua perhitungan.
3. Hasil Secara keseluruhan, 1,2% wanita terdaftar memiliki HG (2589). Dibandingkan dengan wanita tanpa HG, wanita tanpa HG lebih sering bukan perokok. Menurut usia dan tingkat pendidikan, tidak ada perbedaan yang diamati antara kelompok. Di antara wanita dengan HG, proporsi wanita keturunan non-Barat lebih besar dibandingkan dengan wanita tanpa HG (Tabel 1). Berat plasenta rata-rata sedikit lebih tinggi untuk anak laki-laki dibandingkan perempuan. Dalam analisis bivariat, tidak ada perbedaan yang diamati sesuai dengan status hiperemesis untuk plasenta ringan atau berat (di bawah Persentil 10 atau di atas persentil ke-90). Selain itu, hasil tidak berbeda secara signifikan menurut jenis kelamin keturunan. Memiliki rasio PW/BW di bawah persentil ke-10 lebih sering diamati pada wanita tanpa HG. Wanita dengan HG dengan janin perempuan kurang mungkin untuk memiliki rasio PW/BW di bawah persentil 10 dibandingkan wanita dengan janin laki - laki. Lebih banyak wanita dengan HG memiliki rasio PW/BW di atas persentil ke-90, dan risiko tertinggi ketika mengandung anak perempuan (Tabel 2). Tidak ada hubungan antara HG dan berat plasenta di bawah persentil ke-10, terlepas dari jenis kelamin janin (Tabel 3). Pengendalian berat lahir dan kelahiran prematur tidak mengubah perkiraan ini. Namun, ketika janin perempuan, HG dan plasenta berat di bawah persentil ke-10 berhubungan terbalik. Sebaliknya, HG tidak berhubungan dengan berat plasenta di atas persentil ke-90. Untuk rasio PW/BW, HG berhubungan terbalik dikaitkan rasio PW/BW pada kelompok persentil terendah, meskipun jenis kelamin janin perempuan. Sebaliknya, rasio HG dan PW/BW di atas persentil ke-90 berhubungan positif, namun terbatas hanya pada janin perempuan. Hubungan ini tetap tidak berubah setelah pengendalian pembaur potensial. Anehnya tidak ada hubungan antara HG dan rasio PW/BW untuk keturunan laki-laki. Untuk mempelajari apakah jenis kelamin janin adalah faktor yang memodifikasi asosiasi diamati, kami melakukan analisis interaksi yang mengkonfirmasi adanya interaksi yang signifikan antara rasio PW/BW berkaitan dengan persentil 10 dan persentil ke-90. Berat plasenta meningkat 5-7 g jika ibu memiliki HG, hanya sedikit meningkat ketika pembaur potensial dikendalikan (Tabel 4). Ini terlepas dari jenis kelamin janin.
4. Diskusi Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama mengenai HG dan berat plasenta dan rasio PW/BW. Temuan utama kami adalah bahwa wanita dengan HG dengan janin perempuan secara signifikan memiliki rasio PW/BW lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa HG. Wanita tersebut memiliki peningkatan risiko memiliki rasio PW/BW dibawah persentil 10 sebesar 20%. Demikian pula, HG berhubungan terbalik dengan memiliki rasio PW/BW di bawah persentil ke-10 dibandingkan dengan wanita tanpa HG. Hal ini juga terbatas pada keturunan perempuan. Ketika menjelajahi berat plasenta, wanita yang terpapar HG memiliki plasenta yang sedikit lebih berat, terlepas dari jenis kelamin janin, yang mungkin menunjukkan bahwa pengukuran ini harus mempertimbnagkan hubungan dengan berat lahir anak. Temuan kami menunjukkan bahwa HG mungkin berhubungan dengan pola penyakit keturunan dalam kehidupan dewasa. Kekuatan utama penelitian ini adalah ukuran sampel dan studi berbasis populasi. Pendaftaran di MBRN seragam dan wajib, dan disesuaikan dengan Central Person Registry untuk memastikan kehadiran lengkap. Pedoman standar digunakan untuk semua variabel hasil yang diukur. Untuk mengurangi risiko kesalahan sistematis, semua analisis telah mengendalikan pembaur potensial. Studi validitas HG dari data MBRN baru-baru ini dilakukan. Disimpulkan bahwa bahwa validitas data HG dapat diterima untuk studi epidemiologi skala besar. Mengingat banyak kasus HG yang tidak dilaporkan dan mungkin ada kesalahan klasifikasi, mungkin ada efek HG yang di underestimasi dalam penelitian kami. Keterbatasan lain studi kami adalah perbedaan dalam cara dan kapan plasenta ditimbang di rumah sakit yang berbeda. Waktu penjepitan tali pusat dapat mempengaruhi volume darah dan juga mempengaruhi berat plasenta. Sayangnya kami tidak memiliki data yang memungkinkan kami untuk mengendalikan persiapan plasenta seperti ditunjukkan oleh penulis lain. Namun, jika bias tersebut ada, maka kemungkinan besar akan non-diferensial dan tidak mempengaruhi hasil pengukuran kami. Informasi mengetahui cara konsepsi lain seperti teknik reproduksi terbantu, dapat mempengaruhi berat lahir, berat plasenta dan prevalensi HG, sayangnya tidak tersedia di MBRN. Artikel acuan oleh Thompson et al., yang kami gunakan untuk menghitung kurva persentil untuk berat plasenta dan rasio PW/BW, memiliki kriteria eksklusi sedikit berbeda daripada yang tersedia dalam MBRN (ekstraksi manual plasenta, plasenta tidak lengkap dan kuretase plasenta tidak tersedia). Namun, tidak mungkin bahwa variabel-variabel ini akan berbeda sesuai dengan status HG. Selain itu, mengingat insidennya yang rendah, dampak pada kurva persentil diyakini minimal. Penggunaan rasio PW/BW sebagai penanda untuk pertumbuhan janin telah menerima beberapa skeptisisme. Perhatian utama adalah bahwa rasio tinggi hanya menggambarkan faktor ibu dan lingkungan, seperti obesitas, etnis dan merokok, yang dapat mempengaruhi risiko hasil kesehatan yang merugikan. Kami telah mengendalikan analisis kami, sesuai dengan merokok dan etnis. Informasi tentang berat badan ibu pra- kehamilan dan BMI tidak tersedia di MBRN. Rasio PW/BW telah diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk intoleransi glukosa dan mortalitas kardiovaskular jangka panjang. Hal ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kecil untuk usia kehamilan (SGA) dan pertumbuhan janin terhambat. Rasio PW/BW mencerminkan hubungan antara berat plasenta dan berat lahir anak. Rasio yang tinggi bisa menjadi hasil dari besar plasenta dibandingkan dengan berat lahir anak atau disebabkan oleh bayi besar dengan berat plasenta yang sesuai. Oleh karena itu kami juga mengeksplorasi berat lahir (hasil tidak ditampilkan). Bayi-bayi dengan rasio PW/BW (>persentil ke-90) memiliki rata-rata berat lahir di bawah 4000 g. Ini berarti bahwa tinggi rasio PW/BW tinggi yang kami amati, kemungkinan besar disebabkan oleh berat plasenta yang tidak proporsional. Jenis kelamin janin ditemukan menjadi faktor yang memodifikasi hubungan antara HG dan rasio PW/BW. Mengapa hubungan antara HG dan rasio PW/BW tinggi terbatas pada keturunan perempuan, tidak diketahui. Temuan serupa belum pernah dilaporkan dalam penelitian sebelumnya. HG ditemukan lebih sering terjadi jika keturunan perempuan, dan meningkatkan risiko dirawat di rumah sakit karena HG. Berat lahir diketahui bervariasi menurut jenis kelamin, seperti berat plasenta, di mana perempuan memiliki berat lahir serta berat plasenta rendah. Berat plasenta rendah juga tercermin dalam hasil penelitian kami, meskipun perbedaan ini kecil. Ini berarti bahwa rasio PW/BW yang diamati antara keturunan perempuan, lebih mungkin karena berat plasenta tidak proporsional dibandingkan dengan berat lahir anak. Namun, hipotesis sebelumnya mengenai etiologi HG telah menyarankan bahwa tingkat sirkulasi estrogen yang lebih tinggi dan hCG yang sebagian besar diproduksi oleh plasenta, bertanggung jawab untuk penyakit ini. Anak perempuan dikaitkan dengan peningkatan hormon serta peningkatan prevalensi dan keparahan HG. Apakah rasio PW/BW mencerminkan peningkatan produksi hormon karena berat plasenta tidak diketahui. Selain itu, jika HG mempengaruhi plasentasi atau jika hubungannya adalah sebaliknya, plasentasi yang memicu HG, belum diketahui. Desain penelitian ini tidak memungkinkan kami untuk membedakan antara keduanya. Pemahaman mekanisme yang mendasari menjelaskan kejanggalan antara berat plasenta dan berat lahir masih rendah. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa keterbatasan diet maternal selama kehamilan dapat mempengaruhi ukuran dan efisiensi plasenta. Sebuah studi yang dilakukan tentang efek Ramadan pada berat plasenta dan rasio PW/BW; menemukan bahwa wanita di trimester kedua atau ketiga yang berpuasa selama bulan Ramadhan memiliki rasio PW/BW lebih rendah dan berat plasenta lebih rendah dibandingkan dengan wanita lain. Hal ini ditafsirkan sebagai upaya untuk mempertahankan pertumbuhan janin melalui pengurangan pertumbuhan plasenta dan meningkatkan efisiensi plasenta. Tampaknya bahwa pertumbuhan plasenta merespon fluktuasi asupan makanan ibu. Namun, kurang gizi ibu terutama yang dikaitkan dengan bayi yang memiliki berat lebih rendah, meskipun hal yang sebaliknya telah diamati untuk berat plasenta. Berat plasenta yang lebih tinggi dapat dijelaskan oleh adanya kompensasi hipertrofi, sebagai upaya fisiologis untuk mempertahankan transfer nutrisi yang optimal meskipun akses terbatas. Dapat dibuat hipotesis bahwa pola pertumbuhan akhirnya bisa mengakibatkan plasenta tidak efektif. HG dapat dianggap sebagai periode kelaparan selama awal kehamilan. Menurut "hipotesis pemrograman janin", janin "kelaparan dalam uterus" selama ibu mengalami kelaparan, dan karena itu stimulus negatif selama periode kritis perkembangan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan jangka panjang. Studi yang dilakukan setelah masa kelaparan di Belanda menunjukkan bahwa anak-anak yang berada di rahim selama periode tersebut ini memiliki risiko mengalami berbagai penyakit di kemudian hari bahkan meskipun berat lahir berada dalam kisaran normal. Obesitas, intoleransi glukosa, hipertensi dan penyakit jantung koroner adalah beberapa hubungan yang diamati. Dalam studi ini, titik waktu pemaparan terhadap kelaparan ditekankan sebagai faktor yang paling penting dalam kaitannya dengan penyakit tersebut, bukan berat badan lahir. HG paling umum terjadi di trimester pertama kehamilan sehingga efek pada berat lahir bisa menjadi sederhana, seperti yang ditunjukkan dalam kajian sistematis di tahun 2011. Plasenta diyakini memainkan peran kunci dalam pemrograman janin. Telah diusulkan bahwa mekanisme epigenetik berperan ketika lingkungan di dalam rahim tidak memungkinkan, sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup awal. Adaptasi jaringan pembuluh darah plasenta dan terganggunya metabolisme mungkin akibat dari upaya janin untuk mengamankan pasokan gizi yang optimal bagi janin. Hal ini membuat seolah-olah mekanisme adaptasi memiliki implikasi yang merugikan bagi kesehatan jangka panjang. Beberapa studi telah menunjukkan peningkatan tingkat sirkulasi glukokortikoid sebagai stimulus utama dalam pemrograman penyakit dewasa, bukan kurang gizi ibu. Peningkatan kadar glukokortikoid terlihat pada periode stres ibu dan obesitas ibu. HG telah dikaitkan dengan peningkatan tingkat ACTH dan kortisol, dibandingkan dengan wanita tanpa HG. Kesimpulannya, kami menemukan hubungan antara HG dan rasio PW/BW tinggi pada wanita dengan janin perempuan, menggunakan sebuah studi dengan sampel besar berbasis populasi, dan kualitas data terjamin. Penjelasan untuk temuan ini masih belum jelas. Mengingat rasio PW/BW tinggi, ini dapat menunjukkan bahwa HG berhubungan dengan risiko kesehatan jangka panjang untuk anak perempuan. Penelitian lebih lanjut diperlukan terutama sehubungan dengan asosiasi spesifik gender yang kami laporkan di sini.