You are on page 1of 29

i

KARYA TULIS ILMIAH


PENGARUH PENGGUNAAN ETHREL TERHADAP
PRODUKSI GETAH KARET

OLEH :
NAMA: YULIANA
NISN: 9944718760
KELAS: XII IA 3








DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO
2012
ii

PENGARUH PENGGUNAAN ETHREL TERHADAP PRODUKSI
GETAH KARET

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Mata Pelajaran
Keterampilan di SMA Negeri 2 Kabupaten Tebo Tahun Pelajaran 2012/2013


Oleh:
Nama: Yuliana
NISN: 9944718760
Kelas: Xii Ia 3







DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO
2012
iii

LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian berjudul Pengaruh Penggunaan Ethrel Terhadap Produksi Getah
Karet yang disusun oleh Yuliana, NISN 9944718760 telah disetujui dan disahkan
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata pelajaran keterampilan di SMA
Negeri 2 Kabupaten Tebo tahun ajaran 2012/2013.

Disetujui Oleh:

Pembimbing Teknis, Pembimbing Materi,


Dwi Ani Fitria S.Pd. Mardianto Dawim S.Pd.
NIP. - NIP. -



Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Tebo,


Edi Widodo S.Pd.
NIP. 196812201991011001
iv

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat karunia-Nya penulis apat menyelesaikan penelitian ini tepat pada
waktunya.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Ethrel Terhadap Produksi
Getah Karet disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Sekolah
dan Ujian Nasional di SMA Negeri 2 Kabupaten Tebo tahun pelajaran 2012/2013.
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menemui berbagai kendala.
Namun, kendala tersebut dapat penulis atasi berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Edi Widodo, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Kabupaten Tebo
yang telah memberikan pengesahan.
2. Ibu Dwi Ani Fitria, S.Pd selaku pembimbing teknis yang telah membantu
dan memberikan bimbingan dalam penulisan penelitian ini.
3. Bapak Mardianto Dawim, S.Pd selaku pembimbing materi yang telah
memberikan arahan dalam penulisan materi.
4. Semua pihak yang belum tersebut namanya yang telah turut membantu
dalam penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca. Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pelajar pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Rimbo Bujang, Oktober 2012

Penulis,


v

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 2
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................... 2
1.5 Batasan masalah ............................................................................ 2
1.6 Metode penelitian .......................................................................... 2
1.6.1 Data Dan Sumber Data ................................................ 2
1.6.2 Teknik pengambilan data ............................................ 2
1.6.3 Analisis data penelitian ............................................... 3
1.6.4 Lokasi penelitian .......................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Karet .............................................................................................. 4
2.2 Lateks ........................................................................................... 6
2.3 Ethrel ............................................................................................ 8
2.4 Biosintesis etilena ......................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
vi

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 11
3.2 Alat dan bahan ............................................................................... 11
3.3 Prosedur kerja ................................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 12
4.2 pembahasan ................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 17
5.2 Saran ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18
LAMPIRAN ................................................................................................... 19
BIODATA PENULIS .................................................................................... 22











vii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting di Indonesia
dalam penunjang perekonomian negara dan juga sebagai perkebunan penting bagi
Indonesia dilihat dari banyaknya petani, tenaga kerja, dan pengusaha yang terlibat
dalam pengusahaan karet alam (Nurhaimi-Haris et al. 2003 dalam Ariantari
2009). Tingginya permintaan dunia akan karet alam menyebabkan para peneliti
melakukan upaya dalam meningkatkan produksi karet alam, dan tentu juga
memacu petani terus berupaya menggenjot peningkatan produksi karet. Upaya
untuk meningkatkan produksi karet adalah dengan menggunakan obat perangsang
karet. Pada saat ini telah banyak petani yang menggunakan obat perangsang karet
tertentu, salah satunya yaitu ethrel. Obat karet tersebut sangatlah berpengaruh
terhadap produksi getah karet.
Penggunaan ethrel memang menghasilkan getah karet yang banyak,
namun jika digunakan secara berlebihan akan mengakibatkan pohon karet tersebut
mati.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh penggunaan ethrel terhadap produksi getah karet.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan penulis
bahas adalah:
1. Apa pengaruh penggunaan ethrel terhadap produksi getah karet?
viii

2. Bagaimana cara kerja ethrel dalam memproduksi getah karet?
3. Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan ethrel?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan ethrel terhadap produksi getah karet
2. Mengetahui cara kerja ethrel dalam memproduksi getah karet
3. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan ethrel
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terutama bagi petani yang menggunakan ethrel sebagai obat
perangsang getah karet.
1.5 Batasan Masalah
Dalam pembahasan ini penulis membatasi ruang lingkup masalah agar
tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan untuk mendapatkan suatu
gambaran tentang apa yang akan diuraikan dalam penulisan ini nanti. Adapun
ruang lingkup permasalahannya, mengenai penggunaan ethrel pada pohon karet
yang berumur lebih kurang 25 tahun.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Data dan Sumber Data
Data yang diteliti diperoleh dari hasil getah karet akibat penggunaan
ethrel sebagai obat perangsang getah karet oles.
1.6.2 Teknik Pengambilan Data
ix

Untuk mendapatkan data penelitian, peneliti mengambil data dengan
melakukan observasi serta mencari data-data pada buku-buku yang relevan.
1.6.3 Analisis Data Penelitian
Analisis data penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data
kualitatif adalah suatu penelitian yang mengelola data yang berasal dari
lapangan kemudian dijadikan dalam bentuk kata kata atau dideskripsikan
sesuai keadaan sebenarnya.
1.6.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jalan 32, Desa Perintis, Kecamatan Rimbo
Bujang.













x

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Karet (Hevea brasiliensis)
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup
besar. Pada awalnya, tanaman karet merupakan tanaman liar yang tumbuh di
pedalaman Amerika. Tahun 1898 adalah awal dirintisnya perkebunan karet di
Asia oleh perusahaan The Nort Borneo Trading Company. Tanaman yang
menghasilkan lateks ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pembuatan bola
tenis, alas kaki, tempat air, bola karet, pakaian tahan air, dan karet penghapus
sebagai penghasilan tambahan.
Hevea brasiliensis yang tumbuh liar tingginya dapat mencapai 40 m dan
hidup lebih dari 100 tahun. Sedangkan untuk tanaman karet dewasa yang
dibudidayakan mempunyai tinggi 15-25 m dengan umur relatif singkat, yaitu 25-
35 tahun (Ariantari 2009). Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki
percabangan yang tinggi. Daun karet berwarna hijau. Apabila rontok warna daun
menjadi kuning atau merah. Tanaman karet umumnya rontok pada musim
kemarau. Daun karet terdiri atas tangkai utama dan tangkai anak daun. Tangkai
utama memiliki panjang 3-20 cm dan tangkai anak daun memiliki panjang 3- 10
cm (Tim Penulis Penebar Swadaya 1999 dalam Ariantari 2009).
Bunga karet terdiri atas bunga jantan dan betina. Bunga betina berambut
vilt dan ukurannya lebih besar dari bunga jantan. Selain itu, bunga betina
mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi
dalam posisi duduk berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh
xi

benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam dua
karangan dengan susunan satu lebih tinggi dari yang lain. Paling ujung adalah
bakal buah yang tidak tumbuh sempurna. Buah karet memiliki pembagian ruang
yang jelas, masing-masing ruang berbentuk setengah bola yang terdiri dari 3-6
ruang.
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada
tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit
keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai
dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini
mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Lebih
lengkapnya, struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea braziliensis (APP,2008 dalam Ariantari 2009)
Hevea brasiliensis merupakan sumber penghasil karet alam (cis-1,4-
polisoprena) di dunia. Selain itu, Hevea brasiliensis dikenal sebagai tanaman
komersil karena setiap bagian yang dimilikinya mempunyai nilai ekonomi
terutama lateks. Oleh karena itu, tanaman ini merupakan penghasil devisa negara
xii

terbesar bagi Indonesia. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-2 terbesar
penghasil karet alam (Budiman 2005 dalam Ariantari 2009).
2.2 Lateks
Lateks berupa cairan getah seperti susu, merupakan emulsi kompleks yang
mengandung protein, alkaloid, pati, gula, minyak, tanin, resin, dan gum.
Umumnya lateks lengket dan berwarna putih seperti susu namun ada pula yang
berwarna kuning, jingga, dan merah. Lateks termasuk ke dalam hormone
isoprenoid seperti giberelin maupun asam absisat. Proses polimerisasi rangkai
isoprene merupakan proses alami yang umum dan proses ini terdapat pada proses
pembentukan karet alam.
Lateks diperoleh dengan cara penyadapan atau pelukaan pada bagian kulit
batang tanaman karet. Proses sadap akan membuka pembuluh lateks pada kulit
pohon agar lateks dapat mengalir cepat. Kecepatan aliran lateks berkurang apabila
takaran cairan lateks pada kulit berkurang. Kesalahan proses sadap akan
mengurangi produksi lateks. Adapun syarat lateks yang baik sebagai berikut,
disaring dengan saringan berukuran 40 mesh, tidak terdapat kotoran atau benda-
benda lain seperti daun atau kayu, tidak bercampur dengan bubur lateks, air,
ataupun serum lateks, warna putih dan berbau karet segar, serta bermutu dengan
kadar karet kering untuk mutu 1 adalah 28% dan mutu 2 dengan kadar karet
kering 20% (Tim Penulis Penebar Swadaya 1999 dalam Ariantari 2009).
Menurut Hess dalam Dalimunthe (2004), terdapat 2000 spesies tanaman
yang menghasilkan lateks tetapi hanya beberapa spesies yang memiliki kualitas
baik terutama famili Apocynaceae, Asclepiadaceae, Compositae, Euphorbiaceae
xiii

dan Moraceae. Selain itu, lateks merupakan hasil fotosintesis dalam bentuk
sukrosa yang ditranslokasikan dari daun melalui pembuluh tapis ke dalam
pembuluh lateks. Di dalam pembuluh lateks terdapat enzim seperti invertase yang
akan mengatur proses perombakan sukrosa untuk pembentukan karet.
Biosintesis lateks berlangsung dalam sel-sel pembuluh lateks dengan
bahan dasar berupa sukrosa yang ditranport dari daun sebagai hasil fotosintesis
yang telah mengalami perubahan secara enzimatik melalui asam mevalonat, asam
mevalonat-5-fospat, asam mevalonat-5- pirofospat, sehingga isopentenil
pirofospat (IPP) merupakan sumber penting produksi lateks (Dalimunthe 2004
dalam Ariantari 2009).
Latek memiliki tiga bagian utama dari hasil sentrifugasi, yaitu fraksi atas
(partikel karet), fraksi tengah (serum C/sitosol), dan fraksi dasar (partikel lutoid).
Fraksi atas berwarna putih dan mengandung sekitar 36% hidrokarbon karet berupa
molekul cis-1,4- poliisoprena yang berbentuk bulat berukuran 5 nm-3 m. Fraksi
ini mengandung bahan yang bukan karet, seperti fosfolipid, lemak, lilin, protein,
logam, dan enzim rubber transferase yang berfungsi dalam pembentukan partikel
karet. Fraksi tengah merupakan cairan bening yang kaya akan kandungan protein
dan mudah teroksidasi sehingga warnanya dapat berubah menjadi cokelat.
Lutoid merupakan fraksi dasar lateks yang banyak mengandung kation.
Apabila lutoid pecah kation-kation ini akan bereaksi dengan partikel karet yang
bermuatan negatif sehingga terjadi koagulasi (Junaidi et al 2007 dalam Ariantari
2009).
xiv

Fraksi dasar ini bersifat kental seperti gelatin dan diselubungi oleh
membrane semipermeabel yang berisi cairan serum B. Cairan ini mengandung
ion-ion kalsium dan magnesium yang bermuatan positif (Ariantari 2009).
2.3 Ethrel
Etefon (Ethrel) (CEPA, asam-2-kloroetilfosfonat) merupakan stimulan
atau perangsang tanaman karet. Etefon secara umum telah terbukti dapat
mendorong peningkatan produksi lateks selama periode tertentu. Pengaruh
pemberian etefon yang spesifik pada tanaman karet memiliki kaitan yang luas
dengan reaksi-reaksi enzimatis yang kompleks (Sumarmadji et al 2004 dalam
Ariantari 2009).
Stimulasi etefon yang merupakan generator bagi etilena dapat
menginduksi ekspresi protein tertentu pada tanaman karet. Kemudian protein akan
menginduksi reaksi berantai yang bermuara pada bentuk peningkatan produksi
lateks. Etilena dari etefon, baik secara endogen ataupun eksogen berperan sebagai
penginduksi perubahan fisiologis dalam sistem sel pembuluh lateks. Perlakuan
etefon yang berakibat penundaan penggumpalan lateks justru meningkatkan
ekspresi protein (Sumarmadji et al 2004 dalam Ariantari 2009).
Pemakaian etefon yang berlebihan dapat mengakibatkan penyimpangan
proses metabolisme, seperti penebalan kulit batang, nekrosis, terbentuknya
retakan pada kulit, dan timbulnya bagian yang tidak produktif pada irisan sadap
(Paranjothy et al 1979 dalam Ariantari 2009). Selain itu, pemakaian etefon yang
berlebihan juga dapat menghentikan aliran lateks yang disebabkan oleh koagulasi
xv

partikel yang dikenal dengan kering alur sadap (KAS) (Tistama & Siregar 2005
dalam Ariantari 2009).
2.4 Biosintesis Etilena
Etilen adalah salah satu hormon yang mempengaruhi proses pertumbuhan
tanaman dan pematangan buah terutama buah yang tergolong klimaterik, respon
terhadap cekaman biotik dan abiotik, mempengaruhi proses perkecambahan biji,
serta pemanjangan akar tanaman dan mempengaruhi lama aliran lateks pada
tanaman karet (Jones et al 1999; Bleecker et al 2000; Michelle et al 1999;
Salibury & Ross 1995; Li N et al 1996 dalam Ariantari 2009).
Biosintesis etilena pada tanaman dibagi dalam tiga tahap utama, yaitu
pembentukan Sadenosil metionin (SAM) dari metionin dengan bantuan SAM
sintetase (EC 2.5.1.6) yang membutuhkan 1 molekul ATP. Tahap kedua adalah
perubahan SAM menjadi asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat (ACC) yang
dikatalisis oleh ACC sintase (EC 4.4.1.14). Pada tahap ini juga dihasilkan
metiltioadenosin (MTA) yang akan digunakan kembali untuk pembentukan
metionin, sehingga konsentrasi metionin selular dapat tetap terjaga ketika terjadi
peningkatan laju biosintesis etilena.
SAM merupakan precursor dalam lintasan biosintesis poliamin (spermidin
atau spermin) dan juga donor bagi molekulmolekul selular contohnya asam
nukleat, protein, dan lipid. Tahap terakhir adalah oksidasi ACC menjadi etilena
yang dikatalisis oleh enzim ACC oksidase atau dikenal juga sebagai ethylene
forming enzyme (EFE). Untuk mencegah efek toksik dari akumulasi sianida yang
xvi

terbentuk dalam tahap ini, sianida akan diubah menjadi -sianoalanin oleh -
sianoalanin sintase (-CAS, EC 4.4.1.9) (Wang et al 2002 dalam Ariantari 2009).





















xvii

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jalan 32 Desa Perintis pada tanggal 30
September sampai 5 Oktober 2012.
3.2 Alat dan Bahan
Ethrel
Air
Sikat gigi yang sudah tidak dipakai
Pisau deres
Timbangan
3.3 Prosedur Kerja
1) Tambahkan cairan ethrel 1 gram dengan sedikit air.
2) Aduk sampai merata.
3) Hilangkan getah tarik dari alur sadap.
4) Celupkan sikat gigi ke dalam ethrel sebanyak lebih kurang 1 gram.
5) Oleskan secara perlahan dan merata dialur sadap, untuk memastikan
cairan meresap dengan sempurna.
6) Biarkan setidaknya 4 jam tidak terkena air hujan dan 24 jam untuk
dapat dilakukan penyadap



xviii

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan percobaan di atas didapat perbedaan antara pohon karet yang
menggunakan ethrel dengan pohon karet yang tidak menggunakan ethrel
dalam tabel di bawah ini.
No.
Perbedaan dilihat dari
sisi
Pohon karet yang
Menggunakan
ethrel
Tidak menggunakan
ethrel
1. Jumlah tetesan dalam
satu menit
32 tetes 15 tetes
2. Berat getah karet 100 gram 40 gram
3. Lama aliran lateks 10 jam 5 jam
4. Kondisi getah karet Permukaan getah
berwarna kuning
pudar, bagian
dalam belum
mengental dan
seperti air yang
encer
Kondisi getah yaitu
kental, tidak encer

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan di atas, untuk pohon karet yang tidak
menggunakan ethrel lama aliran lateks yaitu 5 jam, dan jumlah tetesan dalam satu
menit yaitu 15 tetes. Hal ini disebabkan karena pohon karet tersebut tidak
menggunakan ethrel yang di dalamnya mengandung etefon.
Sedangkan untuk pohon karet yang menggunakan ethrel lama aliran lateks
yaitu 10 jam, dan jumlah tetesan dalam satu menit yaitu 32 tetes. Hal ini
disebabkan karena adanya etefon (Ethrel) (CEPA, asam-2-kloroetilfosfonat) yang
xix

dapat mendorong peningkatan produksi lateks selama periode tertentu.
(Sumarmadji et al 2004 dalam Ariantari 2009). Banyaknya tetesan dan lamanya
aliran lateks tentu juga akan meningkatkan getah karet yang diproduksi.
Jadi, ethrel adalah stimulan atau perangsang tanaman karet. Ethrel dikenal
juga sebagai etefon. Etefon merupakan nama komersial dari senyawa penghasil
etilena yang efektif untuk memacu produksi lateks dengan cara memperpanjang
waktu aliran lateks (Sumarmadji et al. 2004 dalam Arlyny Fitri Astuti 2008).
Penggunaan ethrel sangat berpengaruh terhadap karet maupun produksi
getah karet. Penggunaan ethrel akan meningkatkan getah karet dalam jumlah yang
banyak.
4.2.1 Cara Kerja Ethrel Dalam Memproduksi Getah Karet
Dalam memproduksi getah karet, etefon yang terdapat dalam ethrel
melepaskan gas etilena eksogen ke jaringan kulit tanaman yang berfungsi
sebagai agen anti penyumbatan pembuluh lateks. Lalu etilena menstabilkan
lutoid dengan cara meningkatkan permeabilitas membrannya (Arlyny Fitri
Astuti 2008).
Lutoid merupakan fraksi dasar lateks dan banyak mengandung kation. Peran
stabilisasi lutoid sangat penting karena jika lutoid pecah, maka kation-kation
akan bereaksi dengan partikel karet yang bermuatan negatif sehingga terjadi
koagulasi. Proses koagulasi menyebabkan lateks berhenti menetes.
Etefon memperpanjang waktu aliran lateks yang menunda terbentuknya
sumbat pada pembuluh-pembuluh lateks dan memperluas areal drainase lateks
(Arlyny Fitri Astuti 2008).
xx

Penggunaan ethrel memiliki dampak positif dan dampak negatif. Berikut
ini ada beberapa bentuk dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan
ethrel, diantaranya yaitu:
4.2.2 Dampak Positif Penggunaan Ethrel
Dampak positif penggunaan ethrel, antara lain yaitu:
1. Peningkatan produksi akibat lama aliran lateks yang meningkat secara tajam
setelah aplikasi gas stimulan (gas etilen).
2. Konsumsi kulit pohon karet dalam penyadapan lebih kecil.
3. Hemat tenaga.
Demikianlah dampak positif dan manfaat yang didapat dari penggunaan
ethrel dalam memproduksi getah karet.
4.2.3 Dampak Negatif Penggunaan Ethrel
Tidak banyak petani yang mengetahui dampak negatif dari penggunaan
ethrel tersebut. Para petani hanya mengetahui penggunaan ethrel akan
menghasilkan getah dalam jumlah yang banyak.
Penggunaan ethrel yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi
tanaman karet. Penggunaan ethrel yang berlebihan akan mempercepat tanaman
karet mati. Memang getah karetnya banyak, tetapi getahnya lebih banyak
mengandung air dan tingkat kekentalan getah karetnya rendah. Hal tersebut
telah dibuktikan pada hasil percobaan. Berikut gambar hasil pengamatan.



xxi

Gambar 1. Kondisi getah yang encer






Pemakaian ethrel yang berlebihan dapat mengakibatkan penyimpangan
proses metabolisme, seperti penebalan kulit batang, nekrosis, terbentuknya
retakan pada kulit, dan timbulnya bagian yang tidak produktif pada irisan sadap
(Paranjothy et al 1979 dalam Ariantari 2009). Selain itu, pemakaian etefon yang
berlebihan juga dapat menghentikan aliran lateks yang disebabkan oleh
koagulasi partikel yang dikenal dengan kering alur sadap (KAS) (Tistama &
Siregar 2005 dalam Ariantari 2009). Berikut adalah gambar pohon karet yang
terkena penyakit kering alur sadap (KAS).
Gambar 2. Pohon karet yang mengalami KAS







xxii

Tahapan gejala penyakit KAS:
Tidak keluar getah di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian
keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan getah.
Getah menjadi encer dan Kadar Karet Kering (K3) berkurang.
Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke panel sebelahnya.
Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat dan kadang-
kadang terbentuk gum (blendok).
Pada gejala lanjut seluruh panel / kulit bidang sadap kering dan pecah-
pecah hingga mengelupas.
Jadi itulah beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan
ethrel. Bukan hanya dampak positif yang menguntungkan, namun juga ada
dampak negatifnya. Maka dari itu, kita harus lebih berhati-hati dalam merawat
atau menjaga hasil kebun kita agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.










xxiii

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ethrel merupakan stimulan atau perangsang tanaman karet.
Dalam ethrel tersebut terkandung etefon yang dapat meningkatkan produksi getah
karet.
Penggunaan ethrel memberikan sejumlah dampak positif, diantaranya
yaitu dapat meningkatkan produksi getah karet, konsumsi kulit pohon karet dalam
penyadapan lebih kecil, dan hemat tenaga.
Penggunaan ethrel yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi
petani maupun bagi tanaman karet tersebut, seperti penyimpangan proses
metabolisme, penebalan kulit batang, nekrosis, terbentuknya retakan pada kulit,
menyebabkan penyakit KAS, dan timbulnya bagian yang tidak produktif pada
irisan sadap.

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat penulis cantumkan dalam penelitian ini, yaitu
dalam menggunakan ethrel, seharusnya menggunakan takaran yang sesuai untuk
setiap satu pohon karet, dan jangan berlebihan dalam menggunakan ethrel.


xxiv

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Arlyny Fitri. 2008. Ekspresi Gen Responsif Terhadap Reactive Oxygen
Spesies Pada Hevea Brasiliensis Akibat Pelukaan Dan Etilena Eksogen.
Bogor: Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor. Tinjauan Pustaka.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/
handle/123456789/16986/G09rar3_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pd
f?sequence=7 (31 Agustus 2012)
Jaya. Pengaruh Pemupukan Kalium Dan Penyemprotan Ethrel Terhadap Hasil
Rimpang Jahe Badak (Zingiber officinale Rocs.).
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/29357/A90JAY_abst
ract.pdf?sequence=1. (04 september 2012)
Setyaningsih, Retno B. Sadarkah petani karet berapa kerugian yang disebabkan
karena getah karet tidak keluar .............!
http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&
view=article&id=73:sadarkah-petani-karet-berapa-kerugian-yang-
disebabkan-karena-getah-karet-tidak-keluar-&catid=15:home (25 Agustus
2012)
Anonymous,Uraian Teoritis.https://docs.google.com/viewer?a=v&q=
cache:WGTL9hfP97IJ:repository.usu. (31 Agustus 2012)






xxv




















xxvi








Gambar 1. Pisau penyadap Gambar 2. Sebotol ethrel







Gambar 3. Menghilangkan getah tarik Gambar 4. Pengolesan ethrel







Gambar 3. Hasil getah karet tanpa ethrel Gambar 6. Hasil getah karet
yang menggunakan ethrel
xxvii

DAFTAR ISTILAH

Etefon (Ethrel) : merupakan stimulan atau perangsang tanaman karet.
Etilen : adalah salah satu hormon yang mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman dan pematangan buah terutama buah
yang tergolong klimaterik, respon terhadap cekaman biotik
dan abiotik, mempengaruhi proses perkecambahan biji,
serta pemanjangan akar tanaman dan mempengaruhi lama
aliran lateks pada tanaman karet.
Lateks : cairan getah seperti susu, merupakan emulsi kompleks
yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula, minyak,
tanin, resin, dan gum.
Lutoid : fraksi dasar lateks yang banyak mengandung kation.
Kering Alur Sadap : adalah penyakit pada tanaman karet yang semula
mengeluarkan getah tetapi lambat laun stop tidak
mengeluarkan getah lagi.
Proses koagulasi : adalah proses yang menyebabkan lateks berhenti menetes.
Sadenosil metionin : merupakan precursor dalam lintasan biosintesis poliamin
(spermidin atau spermin) dan juga donor bagi molekul-
molekul selular contohnya asam nukleat, protein, dan lipid.



xxviii

BIODATA PENULIS
Nama : Yuliana
Tempat Tanggal Lahir: Rimbo Bujang, 20 Desember 1994
Alamat : Jalan 32 Desa Perintis
Pendidikan : TK Pertiwi Kabupaten Tebo
SD Negeri 73/VIII Kabupaten Tebo
SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo
SMA Negeri 2 Kabupaten Tebo















xxix

Sedikit oret2an dri pnulis.:
Assalamualaikummm..(heheh..)
Emphuffttt,, akhir na klar uga nih KI. Duh rasa na tuh lega
baanngeeed yahh alhamdulilah yach,, meskipun pontang-panting, kcna-kmari
nyari sumber informasi tuk nyelesain nih KI. Bahkan, mkn tag enak, tdur pun tag
nyenyak uga, (hedeh-hedeh.yak ape aje?)
Hmmpi cmua na tuh malah bkin seru & sneng gtuh, coz knpa? ? coz,
slma ngrjain nih KI, paz nyari narasumber , tw ndak? Gw (haah.. gw ? sjak kpn
loe d jkarte? Heheh) eh, saye pey bolak-balik k tko tkag pnjual ethrel tuh (sbut ja
nma na pakde), (eh tp knpa gw kstu? Coz gw ndak tw cpa yang pke ethrel
gtuh..loh, n dijalur gw yang pke ethrel sgad jrag.) hmsyang na pakde ndak tw
nma mreka yg srig bli ethrel tuh, nah gw mntak tlong ma pakde tuh wat nanyain
cp nma org yg pke ethrel tuh n dmnkah mreka tggal?? Hmmm... biz tuh gw balik,
tyuzz gw kctu agi lbih krag 1 bulan dengan optmiz (???) optmiz bkalan dpet
nrasmber gtuh, wah sneg dech rsa na pi paz gw tnya,,, & jwban na adlah
(jeng-jeng-jeng.) yeee. (pa?) hm pakde na ndak tw coz orag yag sring bli
ethrel kt4 na blum uga nongol eeewaduhhyah sdah lah dgan tgan hmpa gw
balik krmh dgandgan..( ?? ) dgn ndak papa (heheh). So, akhrna gw gk pke mtde
wwncra, gw plih metode kjian pstka & uga mlkkan prcbaan scra lgsung. Dan
alhmdlilahhh berhasil(I did ityeyeee) :D
Hm,,untuk sneg, tuh krena gw ngrjain nih KI hsil krja gw ndren nge-
bwa kbggaan bgi dri gw..heheh
So,,untuk adik2 q, yg skrag lg ngrjain tgas KI, bwat lah KI yang bgus tntu
na, bwt tuh emg bner2 hsil kryamu ndiri yachh, coz rsa bgga tmbul dri hsil krja qt
ndri..biarpun gmna nlai na mw ckup/krag, tuh lbih mnynagkan, pi untuk kdpan na
hruz lbih baik lg yahoceehhh??
Yah udah dch, sgtu aja oret2an nahamsamidaaa(jiahh,,sok korea lu,
hehe)..
Wassalamualaikum....

You might also like