You are on page 1of 19

TUGAS ANATOMI VETERINER II

(Ringkasan Anatomi Unggas)











TRINI PURNAMASARI ( O11112255)
SUCI NURFITRIANI (O11112273)



PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

PENDAHULUAN
Pada umumnya dianggap, bahwa klas Aves dapat dibagi dalam 2 subklas
yaitu Archaeornithes (burung primitive) dan Neornithes (burung modern). Dalam
subklas Neornithes, terdapat 3 ordo yang mempunyai arti sangat penting bagi
manusia, yaitu Anseriformes (bebek, itik, angsa), Galliformes (ayam, burung puyuh,
kalkun), dan Columbiformes (merpati, burung dara).
Sejarah Perkembangan Ayam (GALLUS SP.)
Genus Gallus terdiri dari atas spesies yang dikenal, yaitu 1. Gallus gollus
(Gallus bankivia) atau ayam hutan merah, 2. Gallus lafayetti atau ayam hutan Ceilon,
3. Gallus varius atau ayam hutan hijau (Jawa), dan 4. Gallus sonneratii atau ayam
hutan abu-abu.
Sifat-Sifat Umum Unggas
Keistimewaan struktur. Burung (Aves) terdapat tepat di atas Reptilia. Burung
berdarah panas, ditutupi oleh bulu, sisik-sisik yang terdapat pada kaki dan jari burung
(ayam) adalah tanda-tanda peninggalan dari Reptilia. Burung mempunyai badan yang
kompak, rangka yang ringan, sayap dan kaki yang tumbuh sangat baik, yang sesuai
untuk terbang atau berlari.
Intensitas penghidupan. Ayam sebagai hewan vertebrata berdarah panas,
berbulu, bertelur, memiliki kecepatan bernafas normal antara 40-50 tarikan nafas per
menit. Oksidasinya cepat untuk mempertahankan temperature normal, yaitu 40
o
C.
jantung ayam berdetang 300 kali per menit.
Karakteristik Unggas
Manus (tangan) direduksi dengan menghilangkan jari dan konsolidasi
metacarpus. Kedua tulang clavicula bersatu dan tulang coracoideus berukuran besar
untuk memberikan stabilitas kepada gelang bahu agar dapat memberikan basis
tambahan bagi sayap. Otot-otot didaerah pectoral perlu sangat kuat dengan daerah
yang luas untuk pertautannya pada daerah yang luas dan dalam pula. Selanjutnya
untuk memberikan dasar yang lebih kokoh pada sayap, maka terdapat konsolidasi
yang kuat dari collumna vertebralis.
Burung tidak memiliki gigi, hanya dijumpai selubung tanduk yang menutupi
rahang. Oesophagus memiliki pelebaran (tembolok), tempat makanan mengalami
proses pelunakan. Lambung burung (ayam) terbagi atas dua bagian, yaitu 1. Lambung
kelenjar dangan banyak kelenjar-kelenjar pencernaan, dan 2. Lambung otot,
berdinding otot tebal berlapis tanduk, tempat makanan digiling lebih efektif lagi
melalui penghancuan makanan secara mekanik.
KULIT DAN DERIVAT KULIT
Kulit (integumentum comunae) dari unggas membentuk dan ditumbuhi oleh
bulu, berguna untuk menujang terbang dan berperan pada proses termoregulasi
(melindungi terhadap keadaan dingin). Hal ini sngat penting karena metabolism
tubuh unggas berlangsung pada temperature tinggi yaitu 40,5
o
C sampai 42,5
o
C.
Secara umum kulit ayam tidak mengandung kelenjar-kelenjar keringat.
Kelenjar kulit yang ada pada unggas adalah kelenjar minyak yang terdapat pad atiga
tempat, yaitu 1. Glandula urupygialis, kelenjar minyak yang terdapat di basis ekor, 2.
Glandula auriculares, terletak di pintu telinga luar, 3. Glandula venti, yang bermuara
di bibir kloaka. Glandula uropygialis bersifat holokrin, dipergunakan oleh unggas
untuk membersihkan bulu-bulunya dan membuatnya anti air. Adapun warna pada
kulit, paruh, dan kaki ditentukan oleh pigmen kulit. Kaki yang kuning disebabkan
oleh adanya pigmen liphocrome di dalam epidermis, sedangkan pigmen melanin tidak
terdapat.
Kulit seekor ayam yang sedang tumbuh atau sedang bertelur akan tampak
lemas dan berminyak, sedangkan jika ayam sudah tidak berproduksi lagi, dalam
keadaan tidak sehat, atau ayam-ayam yang sudah tua, kulitnya akan mengeras dan
kering.
Bulu ( Pennae). Bentuk dan warna bulu biasanya digunakan untuk
menentukan bangsa unggas. Bulu berperan dalam melindungi badan dari kerusakan
fisik dan membantu memelihara panas badan, selain itu bulu juga diperlukan untuk
terbang.
Struktur bulu secara umum dibentuk oleh 1. Scapus, sumbu yang secara
fungsional terdiri dari rachis (sumbu bebas) dan calamus (sumbu yang tertanam), dan
2. Vexilla (vexillium = bendera). Pada ujung diatal calamus terdapat sebuah lubang,
umbilicus distalis (inferior), yang membentuk lubung silinder dan berakhir pada
lubang di proksimal (umbilicus/superior) di pertemuan abtara calamus dan vexillum.
Susunan vexilla terdiri atas (1) rami atau barbae yang menjulur keluar dari
rachis, secara teratur berjalan parallel dan sejajar, dan (2) radii atau barbulae yang
terdiri atas cabang-cabang proksimal (vexillum barbae proximale) dan distal
(vexillum barbae distale) yang saling kait-mengait.
Macam-macam bulu utama, yaitu (1) bulu kontur yang terdiri atas bulu
penutup (tectrices), bulu sayap (remiges) dan bulu kemudi/ekor (retrices), (2) bulu
dons (plumae) yang terletak dibawah bulu kontur, (3) bulu dons halus(pulviplumae),
dan (4) filiplumae, bulu-bulu yang menyerupai rambut. Bulu-bulu sayap (remiges)
merupakan bulu yang terbesar dan dapat dibagi menjadi remiges primarii, remiges
secondarii, remiges alularus dan remex carpalis. Proses pelepasan atau pergantian
bulu disebut molting atau ekdyxis.
Tulang-tulang kaki muka (sayap), terdiri atas os humerus, os radius, os ulna,
os carpo-metacarpus, dan ossa diguales. Os ulna lebih besar dibandingkan dengan os
radius, namun mempunyai panjang yang hamper sama. Os digit yang paling
berkembang adalah os digit III yang mempunyai 2 ossa phalanges, sedangkan os
digit II dan os digit IV masing-masing mempunyai 1 os phalanx.
Tulang-tulang panggul (pelvis), terdiri atas os ilium, os ischium dan os pubis.
Tulang-tulang panggul membentuk hubungan yang kokoh dengan collumna
vertebrales, yaitu adanya fusi antara ossa ilii dengan os synsacrium.
Tulang-tulang kaki belakang, terdiri atas os femus, os tibiotarsus, os
tarsometatarxus dan ossa digitales. Pada ayam jantan terdapat suatu penjuluran isisi
medioplantar os tursometatarsus yang berbentuk kerucut dan sedikit membengkok,
berguna sebagai penunjang taji (processus calcaris).
SISTEM OTOT
Diaphragma pada unggas adalah rudimenter dan tidak merupakan suatu
pemisah anatara ruang thoraks dan ruang abdomen.
Myologi Umum pada Unggas
Berdasarkan kandungan myoglobinnya,, dapat dibedakan adanya serabut otot
putih dan serabut otot merah. Serabut otot merah banyak mengandung myoglobin dan
cytochrome serta banyak mitokondria yang terletak diantara myofibril. Perolehan
energy didapatkan dari proses phosporelasi oksidasi. Serabut ini berkontraksi lebih
lambat namun dapat bekerja lebih lama dan kontraksinya lebih kuat. Serabut otot
putih lebih mengandung lebih sedikit cytochrome dan myoglobin. Kandungan
mitokondria lebih sedikit tetapi lebih kaya akan myofibril. Kontraksinya cepat dan
energi diperoleh terutama melalui glokolisis anaerob.
Otot-Otot Kulit (Bulu)
Pada lapisan profundal dari corium, penyebaran otot-otot polos yang
membentuk otot kulit atau bulu sejati yang disebut Mm. nonstriati dermatis, yang
dibedakan atas dua jenis, yaitu Mm. penales dan Mm. apteriales.
Pada subcutis didekat perbatasan corium terdapat otot kulit tidak sejati
bergaris melintang. Mm. subcutanei berfungsi menegakkan atau mengerutkan kulit
termasuk patagia dan menegakkan bulu.
Otot-Otot Tubuh (Mm. trunci)
Pada waktu proses penetasan, paru-paru relative tidak mengalami perubahan
volume. Pada waktu inspirasi ossa costales akan tertarik ke cranial dan os sternum
tertarik ke ventral. Gerakan ini terjadi akibat kontraksi dari otot-otot seperti Mm.
levatores costarum, Mm. intercostales externi, m. scalenus dan m. costosternalis pars
major. Sedangkan pada fase ekspirasi akibat dari kontrsaksi Mm. intercostalis interni,
m. costosternalis pars minor, dan dibantu oleh otot-otot perut dan m. costoseptalis.
Otot-otot perut terdiri atas empat, yaitu m. obliquus abdominis externus, m.
obliquus abdominis internus, m. ractus abdominis, dan m. tranversus abdominis.
Otot-Otot Ekor (Mm. caudae)
Kelompok otot ekor terbagi dalam: 1. Otot-otot axial, yaitu m. levator caudae,
m. lateralis caudae, m. depressor caudae, dan mm. interspinales; 2. Otot-otot yang
berasal dari tulang pinggul (os. coxae), yaitu m. pubocaudalis externus, m.
pubocaudalis internus, dan m. caudo-femoralis; 3. Otot-otot yang terletak silang
menyilang diantara bulu kemudi, yaitu m. bulbi retricium dan m. adductor retricium.
Otot-otot cloaca masing-masing terdapat sepasang, yaitu mm. levator et
dilatators cloacae berperan dalam memperluas ruang cloaca pada saat kopulasi,
meletakkan telus dan defekasi; mm. tranversus et sphincter cloacae bersama-sama
menekan bibir cloaca dari atas dan dari bawah.
Otot-Otot Sayap
M. pectoralis yang berfungsi mengepakkan sayap ke bawah merupakan otot
yang paling kuat dan paling subur. M. supracoracoideus merupakan otot yang
berfungsi untuk mengangkat sayap ke atas dan merupakan otot yang jauh lebih
lemah, oleh karena itu dalam kerjanya dibantu oleh Mm. deltoidei mayor et minor.
Pembagian lipatan kulit sayap (patagia) dibagi sesuai dengan letaknya, yaitu
dibagian depan sayap (membrana cranialis alae) terdapat : patagium cervicale
propatagium dan patagium alulare, dibagian belakang sayap (membrane caudalis
alae) terdapat metapatagium dan postpatagium.
Otot-Otot Kaki
Hubungan antara daerah gelang pinggul dan collumna vertebralis sangat
kokoh, sehingga peranan otot-otot gelang pinggul tidak terlalu penting. Sedangkan
untuk ruas tulang ekor, cukup satu otot yang berjalan dari daerah paha atas (os
femur), m. caudofemoralis berfungsi untuk extensor ekor. Didaerah gelang pinggung
kearah distal terdapat sekumpulan otot yang berfungsi menggerakkan persendian lutut
dan persendian paha.
Pada berbagai jenis unggas, terutama pada kalkun, tendo otot didaerah cruris
dan kaki mengalami mineralisasi dan ossifikasi. Tendo-tendo otot ini disebut tendines
ossi ficantes.
SISTEM RESPIRASI, APPARATUS RESPIRATORIUS (SYSTEMA
RESPIRATORIA)
Perbedaan dengan mammalian terletak pada struktuk trachea, struktur paru-
paru yang konsistan, adanya kantong-kantong hawa, serta dilengkapi dengan syrinx
(organ pembentuk suara). Secara utuh system respirasi pada unggas terdiri atas cavum
nasi, larynx, trachea, syrinx, pulmo, dan sacci pneumatic.
Cavum nasi
Kedua cavum nasi yang terletak pada tulang paruh dipisahkan oleh sekat
tulang rawan keras yang disebut septum nasi. Di dalam ruang hidung terdapat 2-3
lamela berstruktur tulang rawan yang letaknya rostro-caudal secara berurutan (concha
nasalis rostralis, concha nasalis media, dan concha nasalis caudalis).
Trachea
Trachea unggas dibentuk oleh suatu saluran yang dibentuk oleh cincin-cincin
tulang rawan (cartilagines trachealis) yang dipertautkan oleh ligament yang sempit.
Jumlah cincin tulang rawan sangat bervariasi. Pada ayam termasuk cartilagines
trachealis syringis berjumlah 125 15.
Syrinx
Dahulu disebut larynx caudalis dan hanya terdapat pada unggas. Cincin
trachea terakhir (berjumlah 8 buah) disebut cartilagines trachealis syringis.
Hubungan antara trachea dan bronchi dibentuk oleh suatu membran elastis
(membrana tympaniformis lateralis dan membrane tympaniformis medialis).
Diantara kedua membrane terdapat satu pita elastis, ligamentum interbronhiale.
Variasi suara pada burung-burung penyanyi diatur oleh otot-otot syrinx yang subur,
Mm. syringeal, yang terdiri atas 7 pasang otot-otot kecil.
Pulmo
Bronchus promer/bronchus primaries, terdiri atas pars extrapulmonalis yang
pendek, terdapat pada syrinx dan pars intrapulmonalis yang relative panjang.
Parabronchi (bronchi tertier) berasal dari bronchi medioventrales di satu sisi dan
bronchi mediodorsales serta bronchi lateroventrales di sisi lainnya. Parabronchi dari
kedua sisi akan bertemu di suatu tempat datar yang disebut planum anastomoticum.
Di tempat ini parabronchi dari kedua sisi tersebut saling beranastomose.
Parabronchus merupakan satuan fungsional pada paru-paru unggas. Melalui septa
interbronchialis, parabronchi dibagi dalam area-area heksagonal. Pada septa ini
terdapat Aa./Vv. Interparabronchiales.
Kantong-kantong Hawa, sacci pneumatici
Kantong hawa terdapat 4 pasang dan satu tunggal yaitu sepasang saccus
cervicales, sepasang saccus thoracicus cranialis, sepasang saccus thoracicus
caudalis, sepasang saccus abdominalis, dan satu saccus clavicularis.
Berdasarkan fungsi ventilasi paru-paru, kantong-kantong hawa tersebut dibagi
kedalam 2 kelompok yaitu kelompok kantong hawa depan (sacci cervicales, saccus
claviculares, sacci thoracica craniales) dan kelompok kantong hwa belakang (sacci
thoracicus caudales dan sacci abdominales). Pada ayam yang baru menetas, proses
pertukaran gas dilakukan oleh chorioallantois.
Otot-otot inspirasi yaitu Mm. levator costarum, M. scalenus, M.costosternalis
pars major, dan Mm. intercostales externi. Otot-otot ekspirasi yaitu Mm. intercostales
interni, otot-otot perut, M. costosternalis pars minor dan M. costoseptalis.

SISTEM PENCERNAAN, APPARATUS DIGESTORIUS (SYSTEMA
DIGESTORIA)
Secara umum perbedaan dengan mammalia terletak pada: cavum oris,
oesophagus dengan temoloknya, bentuk lambung, dan adanya sepasang caeca (usus
buntu). Susunan alat pencernaan pada unggas terdiri atas: ruang mulut (cavum oris)
dan cavum pharyngis, canalis alimentarius, (oesophagus dengan temboloknya,
lambung kelenjar dan lambung otot, usus halus, usus besar, cloaca dan anus, dan
kelenjar asesoris (hati dan pancreas))
Ruang Mulut (cavum oris) dan Pharynx (cavum pharyngis)
Pada bangsa ayam, lidah berebntuk runcing (apex linguae) dan melebar ke
arah caudal (radix linguae). Pada itik dan bebek, apex linguae berbentuk tumpul.
Disepanjang radix linguae dan corpus linguae terdapat penjuluran-penjuluran
(papillae linguales) yang berguna untuk mendorong makanan ke dalam oesophagus
dan untuk menahan air pada saat ayam (unggas) itu minum.
Cavum pharyngis melanjutkan ruang mulut ke arah caudal. Di langit-langit
atas terdapat celah-celah yang sempit (infundibulum pharyngotimpanicum). Di bagian
sisi infundibulum terdapat papilla pharyngeal berbentuk kerucut.
Kelenjar-kelenjar ludah (Glandulae salivares) banyak terdapat di cavum oris
dan cavum pharyngis. Glandulae oris terdiri atas 2 macam kelenjar yaitu kelenjar
monostomatis dan kelenjar polystomatis. Glandulae pharyngis seluruhnya berupa
kelenjar polystomatis.
Oesophagus
Oesophagus merupakan suatu saluran transport makanan yang bersifat elastic,
sehingga pakan yang ukurannya relative besar dapat ditelan sekaligus. Berdasarkan
letaknya terdiri atas pars cervicales dan pars thoracica. Pada pintu masuk thorax
terdapat suatu pelebaran oesophagus yaitu tembolok (ingluvies), sebagai tempat
penampungan makanan.
Secara umum epitel oesophagus pada kebanyakan spesies unggas terdiri atas
4 lapisan yaitu stratum basale dengan sel-sel isoprismatis (kubus), stratum spinosum
dengan sel-sel poligonal, stratum disjunctivum dengan sel-sel pipih, dan stratum
superficial, lapisan superficialis (tidak semua burung memilikinya.
Tunica muscularis terdiri atas 2 lapis otot yaitu bagian profundal berupa lapis
otot sirkuler dan bagian superficial berupa lapis otot longitudinal.
Tembolok
Ingluvies merupakan suatu pelebaran dari bagian ventral dinding oesophagus
yang dapat mencapai besar tertentu sesuai dengan fungsinya sebagai tempat
penampungan makanan sementara.
Pada bangsa ayam, ingluvies terletak di bagian dorsal furcula dan melebar
sampai di bawah kulit, sehingga dapat diraba. Pada jenis burung merpati
(Columbiformes) terdiri atas sepasang kantong yang disebut diverticulum dextrum et
sinistrum ingluviale. Sedangkan bangsa Anseriformes (bebek, itik ) tidak mempunyai
tembolok dan pada suatu tempat tersebut, oesophagus berbetuk seperti gelondong
(kumparan) yang meluas.
Pada beberapa jenis burung (parkit, nuri, kakatua, gelatik) biasa memberikan
makan anak-anaknya dengan makanan yang bersal dari isi tembolok yang sudah
dihaluskan.
Pada burung merpati, tembolok mempunyai peran khusus dalam masa
pengeraman sampai penetasan. Kedua jenis kelamin dapat mengeluarkan suatu bahan
makanan yang disenut dengan susu tembolok untuk diberikan kepada anak-
anaknya.

TRINI PURNAMASARI. S


Lambung (Gaster)
Lambung pada unggas dibedakan dalam 2 tipe, yaitu:
a. Lambung tipe 1 dengan jaringan otot yang tidak subur dan bentuk kantong
lambung berbeda dengan tipe lambung 2 yang disesuaikan dengan fungsinya
untuk menambpung makanan berupa ikan dan daging.
b. Lambung tipe 2 terdiri dari lambung kelenjar dan lambung otot yang
merupakan karakteristik untuk unggas pemakan tumbuhan, biji-bijian, dan
plankton yang memerlukan proses fisik dan kimia dalam proses
pencernaannya.

Lambung Kelenjar (Pars glandularis/Proventriculus)
Pada ayam, lambung kelenjar merupakan organ berbentuk seperti gelendong
dengan panjang sekitar 40 mm. Dinding lambung kelenjar terdiri dari 4 lapisan yaitu
tunica mucosa gastris, tela submucosa gastris, tunica muscularis, dan tunica serosa
gastris. Fungsi dari lambung kelenjar adalah sebgai stasiun antara sebelum
makanan diteruskan ke lambung otot. Pada saat ini makanan dilapisi dengan asam
lambung yang dihasilkan oleh kelenjar profundal lambung untuk kemudian dicerna
di lambung otot. Perubahan keadaan selaput lendir (mukosa) lambung kelenjar bisa
dijadikan tanda sehat atau tidaknya unggas karena salah satu ciri dari penyakit ND
(New Castle Disease) adalah adanya perdarahan pada tunica mucosa ini.

Lambung Otot (Pars Muscularis/Ventriculus)
Dinding lambung otot terdiri atas jaringan otot tebal, kuat, berwarna merah
kebiruan. Lapisan dinding lambung otot sama seperti lambung kelenjar yang
terbagi menjadi 4 lapis. Pada tunica mucosae, terdapat lapisan tanduk yang tebal
dan mengandung cuticula gastrica dengan fungsi sebagai lapisan penggesek
pada proses pencernaan mekanis sekaligus melindungi dinding lambung otot dari
pengaruh asam lambung.
Pada lambung, selalu dijumpai pepsin bersama dengan HCL yang melaukan
pencernaan protei secara kimiawi. Makanan yang sudah dicerna dan lunak akan
diteruskan menuju melalui pylorus.

Usus (Intestinum)
Usus pada unggas secara umum relatif lebih pendek dibandingkan dengan
mamalia. Panjang usus ini bergantung pada umur, ras, jenis dan jumah
makanannya. Ukuran diameter saluran usus mulai dari pylorus sampai dengan
cloaca makin lama makin mengecil. Rata rata panjang usus yang diukur dari
pylorus sampai dengan cloaca dibandingkan dengan panjang badan adalah pada
ayam kurang lebi 5-6 kalinya. Terdapat penjuluran epite usus (villi intestinale)
disepanjang usus halus dan usus besar kecuali pada bagian caecum.



Usus Halus (Intestinum Tanue)
Usus halus terutama berfungsi dalam proses pencernaan dan penyerapan
makanan. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.

Duodenum
Duodenum dimulai dari ostium pyloricum dan berakhir di flexura
duodenojejunalis. Pada Duodenum, terdapat suatu lengkungan berbentuk U yang
disebut ansa duodenalis dengan dua sisi yaitu sisi yang menurun (pars
descendens) dan sisi yang melengkung ke atas (pars ascendens). Diantara ansa
duodenalis terdapat pancreas.
Di bagian distal duodenum, makanan akan bercampur dengan sekreta produk
pankreas dan hati yang kemudian diteruskan ke jejunum. Pada bagian ini terdapat
pula mekanisme antiperistaltik, sehingga makanan yang sudah dicerna dapat
kembali ke lambung otot, lambung kelenjar, bahkan ke dalam tembolok.
Jejunum dan Ileum
Secara morfologis tidak terdapat batas yang jelas antara jejunum dan ileum.
Sebagai titik orientasi untuk menentukan batas antara kedua bagian usus halus
tersebut biasa digunakan patokan dari NAA (1979) berdasarkan letak dari
diverticulum vitellimun (Meckels diverticle).
Pada jejunum dan ileum terjadi proses pencernaan dan penyerapan makanan
yang sebenarnya dengan bantuan dari kelenjar-kelenjar asesoris. Oleh karena itu
bagian usus ini merupakan bagian yang terpanjang dari saluran pencernaan dan
tersusun secara berkelok-kelok.
Usus besar (intestinum crassum)
Usus besar secara umum lebih kecil dari usus halus. Terdiri dari sepasang
usus buntu (caeca) dan rectum yang pendek.


Caeca
Secara umum terdapat sepasang caeca, namun bentuk dan keberadaan usus
buntu pada unggas sangat bervariasi. Burung kakatua tidak mempunyai caecum, dan
pada burung bangau hanya mempunyai satu caecum. Pada ayam, berkembang dengan
sangat baik dan dapat dibagi atas baxis caeci, corpus caeci, dan apex caeci.
Baxis caeci kebanyakan sempit dan berdinding tebal dan dilengkapi dengan
adanya otot sirkuler, m.sphincter caecalis. Corpus caeci berdinding tipis dan
tergantung. Isinya seperti kantong. Pada apex caeci terdapat lymphonoduli aggregate
yang lazim disebut dengan lymphonoduli caecales atau tonsila caecalis.
Pada caeca ini dijumpai bahan tidak tercerna yang mengandung selulosa dan
biasanya homogen berwarna kecoklatan. Meskipun fungsi caeca belum diketahui
benat, terlihat bahwa berlangsung proses pencernaan terutama absorpsi (penyerapan)
Rectum
Rectum berjalan hampir lurus ventral vertebrae, menghubungkan ileum dan cloaca.

Cloaca
Merupakan muara dari apparatus urogenitalis. Pada ayam mempunyai
panjang 25mm dengan diameter 20mm yang secara umum lebih luas daripada rectum
berbentuk seperti lonceng atau kantong. Selain sebagai tempat penampungan kotoran
(faeces) juga sebagai koridor bagi produk-produk organ kelamin, terutama unggas
betina pada perletakan telur. Cloaca dibentuk oleh 2 lipatan mukosa menjadi 3
ruangan. Ruangan pertama yang terbesar adalah ruangan kotoran, coprodaeum yang
merupakan lanjutan dari rectum. Ruangan kedua yang tekrcil adalah ruang urine,
urodaeum yang mempunyai permuaraan ureter dan permuaraan saluran genital.
Ruangan ketiga adalah ruang akhir proctodaeum yang berhubungan dengan dunia
luar. Di atap dari proctodaeum terdapat bursa Fabricii yang berfungsi sebagai organ
pada sistem imun. Di bagian ventral di dasar proctodaeum pada unggas jantan
terdapat suatu penonjolan yang sangat variatif dan spesifik untuk tiap jenis spesies
yaitu phallus (organ kopulasi mirip penis). Proctodaeum ini diakhiri dan ditutup oleh
suatu lubang keluar cloaca yang disebut ventus.
Cloaca secara teknis dipergunakan untuk membedakan jenis kelamin anak
ayam (sexing). Ada dua cara yaitu (1) dengan membuka cloaca dan mencari
penonjolan di dinding ventral tempat terdapatnya phallus, dan (2) dengan
memasukkan suatu alat (senter) melalui cloaca untuk melihat adanya testes atau
ovarium. Biasa dilakukan pada anak ayam umur satu hari (DOC).
Kelenjar pencernaan asesoria
Pancreas (Pancreas)
Pankreas merupakan jaringan ikat berwarna kuning pucat sampai merah pucat
(rosa) yang terletak di antara lengkungan duodenum. Pada ayam, itik, dan angsa
berkisar antara 80-140 mm. terdiri atas setidaknya 3 bagian (gelambir). Bagian dorsal
(lobus pancreatis dorsalis), terletak parallel terhadap pars descendens duodeni. Dan
bagian ventral (lobus pancreatic ventralis) Kedua lobus ini dihubungkan oleh
jembatan parenchyma secara tidak konstan. Bagian ketiga adalah lobus pancreatic
splenalis (lienalis), yang mencapai kea rah limpa.
Hati (hepar)
Unggas mempunyai hati yang related lebih besar. Facies parietalis hati yang
berbentuk konvex membujur diantara tulang dada (os sternum) dan tulang rusuk (os
costales) diantara lengkungan duodenum dan lambung otot. Pada ayam umumnya
mempunyai berat berkisar antara 30-50 g. pada saat baru menetas warna hati kuning,
dua minggu berubah menjadi coklat kemerahan pada unggas dewasa mencapai merah
coklat sampai coklat cerah.
Hati terdiri dari lobus hepatis sinister dan lobus hepatis dexter. Kedua gelambir ini
dibentuk melalui adanya taktik yang sempit, incisura interlobaris cranialis dan takik
yang dalam, incisura interlobaris caudalis. Kantong empedu (vesica fellea) terletak
di facies visceralis dari gelambir kanan hati. Cairan empedu akan dikeluarkan dari
vesica fellea melalui ductus cysticoentericus dan bermuara pada papilla duodenalis
yang terletak di pars ascendens duodenum.

SISTEM UROGENITALIS, APPARATUS UROGENITALIS (SYSTEMA
UROGENITALIA)
Sistem Urinaria
Terdiri atas dua yaitu ginjal (Renes) dan dua saluran urine (ureter). Unggas
tidak mempunyai kantong air seni, urine mengalir dari ginjal melalui ureter langsung
ke kloaka. Di dalam kloaka urine bercampur dengan faeces dan dikeluarkan dari
kloaka bersama-sama. Seperti pada mamalia, satuan fungsional ginjal adalah nephron
yang terdiri atas corpusculus renalis dan tubulus renalis. Diameter corpusculus
renalis pada unggas lebih kecil dibandingkan pada mamalia, tapi secara jumlah per
satuan volume jaringan ginjal lebih banyak. Penyaluran urine ke kloaka dilakukan
oleh ureter yang akan bermuara di urodaeum melalui ostium cloacale ureteris. Pada
unggas betina, ureter kiri bermuara di dinding kloaka sebelah medial dari muara
oviduk.

Sistem Genitalia
Organa Genitalia Masculina
Alat kelamin jantan terdiri atas sepasang organ pembentuk spermatozoa
(testes). Secara umum testis kiri lebih besar dari kanan, organ penyimpanan dan
pendewasaan spermatozoa (epididymes), organ penyalur spermatozoa (ductus
deferens) dan organ kopulasi (phallus) dengan alat bantunya yaitu corpus vasculare
paracloacale, ligamentum elasticum, dan M. retractor phalli.

Organa Genitalia Feminina
Ssitem genitalia embrio betina terdiri dari sepasang ovarium dan oviductus,
setelah menetas ovarium dan oviductus kanan mengalami degenerasi sehingga pada
ayam dewasa kelamin hanya ada ovarium idan oviduct kiri, sedangkan kanan masih
dapat dikenali sisa-sisanya. Ovarium terlihat sebagai suatu gundukan segitiga yang
terdiri dari kumpulan kuning telur, bertaut pada dinding dorsal collumna vertebralis
pada ujung cranial ginjal kiri. Secara morfologis oviduct terbagi dalam beberapa
bagian secara beururutan yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina.

Ovulasi Pembentukan Telur
Kuning telur yang sedang berkembang dibungkus di dalam membrane tipis
dan halus disebut folikel. Membrane folikel merupakan suatu anyaman kapiler yang
halus dan banyak, dipertautkan ke ovarium dan batang folikel. Pembuahan terjadi di
dalam infundibulum.

Telur Unggas
`Telur unggas terdiri atas (1) sel telur (kuning telur), baik yang dibuahi atau
tidak dibuahi, diselaputi oleh dua lapis kulit kuning telur; (2) putih telur, yang
mengelilingi kuning telur dalam tiga lapis dengan viskositas berbeda; (3) tali spiral
(chalazen) yang berhubungan dengan kulit kuning telur dan menjulur ke daerah putih
telur; (4) dua lapis selaput kulit telur, pada ujung telur yang tumpul ke dua selaput
kulit telur akan berpisah membentuk kamar udara; (5) kerabang telur yang
mengandung pori-pori diselaputi cuticula.
Adapun telur-telur abnormal: Telur dengan kuning telur ganda, telur dengan
titik-titik darah, telur dengan titik-titik daging, telur dengan kerabang yang lembek,
telur tanpa kuning telur, dan telur di dalam telur.

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN SISTEM LIMFATIKA
Darah
Darah merupakan campuran yang terdiri dari cairan (75%) dan zat-zat padat
(25%) mengalir melalui system sirkulasi. Sebahian sel-sel dara dibagi menjadi dua
tipe yaitu eritrosit dan leukosit. Eritrosit pada unggas mempunyai inti dan bentuk
lonjong. Leukosit berukuran lebih besar dari eritrosit, namun jumlahnya lebih sedikit.
Bila hewan sakit, maka jumlah leukosit dalam darah akan meningkat.

System Vaskular
System vascular unggas terdiri atas jantung dengan 4 ruangan, pembuluh-
pembuluh arteria dan vena, pembuluh kapiler dan darah. Jantung bertindak sebagai
pompa, terdiri atas dua ventrikel berotot kanan dan kiri dan dua atrium yang
berdinding tipis yang terletak di atas ventrikel yang sesuai.
Darah yang mengalir melalui cabang-cabang arterial mencapai kapiler-kapiler
yang halus dari kaki, saluran pencernaan, hati, dan kepala. Darah kemudian dialirkan
ke dalam vena cava untuk dikembalikan ke jantung, dipompakan ke paru-paru
kemudian dikembalikan ke jantung melalui vena pulmonalis. Arteri mulanya berasal
dari aorta yang dilepaskan oleh jantung. Aorta bercabang dua yaitu aorta ascendens
dan arcus aortae. Aorta ascendens merupakan pangkal arteri untuk tubuh bagian
depan, sedangkan arcus aortae yang akan dilanjutkan oleh aorta descendens
merupakan pangkal arteri untuk tubuh bagian belakang.
Daerah kepala, leher, dan sebagian extremitas cranialis terutama otot-otot
sayap divaskulkarisasi oleh truncus brachiocephalicus dextra et sinistra. A. subclavia
dextra et sinistra dilepaskan oleh aorta ascendens yang kemudian akan bercabang
menjadi a.axillaris yang kecil dan truncus pectoralis yang besar. Aorta descendens
yang merupakan pangkal arteri untuk tubuh bagian belakang mempunyai 6 cabang
utama, yaitu a. coeliaca, a.mesenterica cranialis, a.renalis cranialis, a.iliaca externa,
a.ishciadica dan a. mesenterica yang merupakan lanjutan aorta descendens ke caudal
dan mensuplai darah ke rectum, cloacae dan bursa Fabricii.

System Limfatika
System ini penting sebagai alat pertahanan tubuh, karena mempunyai
mekanisme untuk membuat sel-sel darah putih.

Limpa
Limpa berbentuk bulat, kecil, berwarna seperti hati. Pada unggas dewasa,
limpa penting dalam pembentukan beberpa tipe-tipe sel darah putih, yaitu limfosit
dan sel-sel plasma. Limpa dianggap sebagai saringan yang mengeluarkan racun dari
tubuh.

Kelenjer Thymus
Terdapat yang terlihat sebagai gelambir-gelambir berwarna merah muda.
Terletak paralel dengan ocsa vertebrae cervicales. Kelenjer thymus terdiri dari
jaringan limfoid dan merupakan bagian dari system limfosit kecil yang berperan
dalam system imun. Pada unggas dewasa limfosit-limfosit kecil dibuat di limpa dan
jaringan limfoid lainnya.

Bursa cloacalis (Febricii)
Jaringan ini merupakan suatu alat yang berongga yang terletak di dorsal
kloaka, dengan suatu saluran yang bermuara di dalamnya. Bagian luar dari bursa
terlihat licin, sedangkan rongga di dalamnya mengandung banyak lipatan-lipatan.
Bursa terdiri dari jaringan limfoid. Membuat imunitas terbesar, menghasilkan
limfosit-limfosit besar dan sel-sel plasma. Bursa febricius ini pada unggas dewasa
akan menghilang (involusi) dan fungsinya digantikan oleh limpa dan jaringan limfoid
lainnya.
SISTEM SYARAF (SYSTEMA NERVOSA)
System nervosa terdiri atas system syaraf pusat (systema nervorum central)
dan system syaraf otonom (systema nervosum autonomicum)
Sistem Syaraf Pusat
System syaraf pusat terdiri dari otak (encephalon) dan medulla spilanis
system ini juga mencakup syaraf-syaraf cranial (nervi craniales) dan syaraf-syaraf
spinal (nerva spinales). Medulla spinalis unggas mempunyai dua pembesaran, plexus
brachianlis dan plexus lumbosacralis. plexus brachianlis otot-otot di daerah
membrum thoracium (extremitas cranialis), sedangkan plexus lumbosacralis,
memberikan inervasi untuk otot-otot di daerah membrum pelvicum. Penamaan,
jumlah, dan fungsi dari nervi cranialies sama seperti mammalia, Kedua belas nervi
craniales tersebut adalah N. Olfactorius (I), N. opticus (II), N, oculomotorius (III), N,
trochlears (IV). N, trigeminus (V). N, abducens (VI) N, facialis (VII). N,
vestibulocochelearis (VIII), N. glossoppharyngeus (IX), N. vagus (X). N. accessorius
(XI) dan N. hypoglossus (XII)
Sistem Syaraf Otonom
Selain sistem pusat dengan syaraf-syaraf spinal dan kranialnya, terdapat
syaraf visceral yang berasal dari otak dan medulla spinalis yang tidak dipengaruhi
oleh rangsangan menurut kemauan dari otak. Syaraf-syaraf ini disebut syaraf otonom
dan meneruskan rangsangan yang dibutuhkan untuk berfungsi berbagai organ visceral
vascular dan berbagai bagian-bagian kelenjer dari tubuh. Sistem syaraf otonom dibagi
menjadi sympaliucus (divisio thoracolumbalis) dan parasympathicus (divisio
cramosacralis).
SUCI NURFITRIANI

You might also like