You are on page 1of 9

TEKNIK PEMROSESAN SINYAL MULTIMIKROFON MELALUI KORELASI

SPEKTRAL WAVELET UNTUK MENGURANGI DAMPAK REVERBERASI REKAMAN


SINYAL MUSIK YANG TERDEGRADASI KARENA PENGARUH REVERBERASI
RUANGAN

Nindy Revhenska Putri
1)
, Dr.Ir. Bambang Hidayat
2)
, Gelar Budiman ST., MT
3)

nindy.revhenska@gmail.com
1)
, bbh1951@gmail.com
2)
, glb@ittelkom.ac.id
3)

1,2,3)
Fakultas Teknik Elektro dan Komunikasi Intitut Teknologi Telkom

Abstract
Reverberation is the acoustic noise that emerges in an indoor room, its a collection of sound reflection and
diffraction from the walls and objects contained within a room. When an instrument is played in a room like a hall, a
collection of echo mix with the original sound so that it will change the spectral characteristics of the original sound
and voice that sounded not only the original sound, but sound effects that have been affected by reverberation. This
reduces the convenience of the listener to enjoy the music. Cause of the characteristic of reverberation is correlated
with original signal, it is difficult to remove so it need the right dereverberation technique to reduce reverberation
effect.
In this final project, there will be a research about dereverberation process using synthesis analyzing method
of Discrete Wavelet Transform analysis (DWT) and the Short Time Fourier Transform (STFT), with the use of
multimicrophones system in three types of rooms : small, medium and large. DWT process is used to decompose signal
into two signals that has different frequency, low and high frequency and that is in time domain. STFT process is used
to change the domain of the result of DWT signal into frequency domain and to get gain value. After the gain is given to
the result of STFT signal, then the domain will be changed again by synthesis of STFT process. Last, that signal will be
reconstructed with the high-frequency signal that is the result of DWT process by using synthesis of DWT. Finally, the
dereverberated signal is obtained.
From this research, it results that the system can work well for piano instrument in medium room with the
decrement of Mean Square Error value is 70%, the increment of Direct to Reverberation Ratio and Early to Total
Sound Energy value respectively are 9dB and 8dB from its reverberated signal. For violin instrument, the system can
work well in small room with the decrement of Mean Square Error value is 32%, the increment of Direct to
Reverberation Ratio and Early to Total Sound Energy value respectively are 4,2dB and 8,1dB from its reverberated
signal. While for combination of both instrument, the system can work well in small room with the decrement of Mean
Square Error value is 45%, the increment of Direct to Reverberation Ratio and Early to Total Sound Energy value
respectively are 6,6 dB and 9,2dB from its reverberated signal.
Keywords : reverberation, music, multimocrophone, Discrete Wavelet Transform (DWT)



1. PENDAHULUAN

Reverberasi adalah noise akustik yang muncul
pada ruangan tertutup berupa kumpulan pantulan dan
difraksi suara oleh dinding dan obyek yang terdapat
dalam suatu ruangan. Pada saat suatu alat musik
dimainkan dalam sebuah ruangan seperti hall,
kumpulan echo tercampur dalam suara asli sehingga
akan merubah karakteristik spectral suara asli dan
suara yang terdengar tidak hanya suara asli saja, tapi
suara yang telah terkena efek reverberasi. Hal ini
mengurangi kenyamanan pendengar dalam menikmati
alunan musik tersebut.
Sinyal suara yang tereveberasi ini merupakan
masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan karena
sinyal suara asli nya berkorelasi dengan efek
reverberasi. Oleh karena itu untuk mengurangi efek
reverberasi ini diperlukan suatu teknik dereverberasi
yang tepat. Melalui penggunaan dua buah mikrofon
(multimicrophone), akan diperoleh dua suara yang
mempunyai karakteristik spectral yang saling
berkorelasi. Koefisien korelasi spectral suara asli akan
lebih tinggi dibandingkan dengan level korelasi dari
sinyal reverberasinya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelit ian
yang dilakukan pada Tugas Akhir ini adalah untuk
memperoleh sinyal musik yang berkurang efek
reverberasinya dari sinyal suara asli yang terdegradasi
akibat efek reverberasi ruangan dengan menggunakan
korelasi spectral dan coherence melalui dekomposisi
subband wavelet.
Beberapa hal yang dijadikan batasan masalah pada
penelitian Tugas Akhir ini antara lain masukan berupa
suara musik dengan format penyimpanan file adalah
wave format (*.wav), 16 bit resolusi, mono, dan
frekuensi 22.050 Hz. Selain itu respon impuls
disimulasikan menggunakan Matlab dan disimulasikan
dalam 3 jenis ruangan (kecil, sedang, dan besar).

2. WAVELET TRANSFORM

Wavelet adalah sebuah gelombang kecil
(small wave) yang energinya terkonsentrasi pada
selang waktu tertentu, yang kemudian dapat digunakan
untuk analisis transien, ketidakstasioneran, dan
fenomena terhadap perubahan waktu (time varying).
Sebuah wavelet dapat digunakan sebagai alat
bantu matemat is dalam proses dekomposisi sinyal
menjadi komponen-komponen frekuensi yang berbeda,
yang selanjutnya akan dipelajari menggunakan skala
resolusi yang sesuai. Karena itu wavelet dikenal
sebagai alat untuk melakukan analisis berdasarkan
skala.
Transformasi wavelet secara matematis
dijabarkan sebagai berikut
[7]

Analisis :

?

?

?


?

?


Sintesis :
?

?








dimana x(t) adalah sinyal asli dan w(t) adalah
fungsi wavelet.
Discrete Wavelet Transform (DWT) memiliki
kemampuan untuk mendekomposisi sinyal menjadi
approximation (low-pass) dan detail (high-pass).
Secara teorit is, approximation dan details dapat di
simbolkan dengan cA1 dan cD1. Berikut proses
dekomposisinya:



Gambar 1.3 Dekomposisi Sinyal dengan
Metode Discrete Wavelet Transform

Proses pendekomposisian yaitu dengan
menkonvolusikan sinyal s dengan filter lowpass atau
highpass dan setelah itu dilakukan proses
downsampling yaitu mennyimpan elemen-elemen pada
indeks genap, sehingga hasil akhirnya berupa
approximation dan detail. Analisi DWT menghasilkan
dekomposisi sinyal ke dalam beberapa beberapa
critical subband untuk memenuhi resolusi spectral
yang sesuai dengan sistem pendengaran manusia.

3. SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

STFT adalah transformasi Fourier yang
dilakukan pada sinyal pendek (short time signal),
dengan tujuan untuk membedakan sinusoidal frekuensi
dan phase pada setiap sinyal short-time yang berubah
setiap waktu. Secara sederhana pada kasus sinyal yang
kontinu, transformasi dilakukan dengan mengalikan
setiap sinyal short-time terhadap fungsi window dalam
perioda waktu tertentu.
Transformasi Fourier akan menghasilkan
short-time spectrum sinyal yang didapat dari setiap
window yang berjalan pada fungsi waktu, dan hasilnya
akan direpresentasikan ke dalam matrik 2 dimensi yang
menyatakan transformasi sinyal tiap window.
Secara matemat is dapat diformulasikan
dengan
[8]
:
untuk masukan dalam waktu kontinyu,


?

?
?
?

?



dan untuk masukan dalam waktu diskrit,


?

?


?

?




dimana x(t), dan x(n) adalah sinyal input dan
g(t), dan g(n) adalah fungsi window. Adapun fungsi
windowing yang umum digunakan adalah seperti
Hanning Window, Hamming Window, Gausian
Window, Balckman dan sebagainya. Jadi inti dari
transformasi Fourier adalah perkalian sinyal x(t), atau
x(n) dengan fungsi windownya g(t-t) atau g(n-m).
Untuk meningkatkan hasil, dapat ditambahkan
metode overlap and add pada STFT . Parameter-
parameter yang harus diperhatikan yaitu
[5]
:
Panjang blok, R.
Jenis window
Jumlah overlap antara blok
Zero Padding, jika ada

4. KORELASI

Korelasi merupakan salah satu alat
matemat ika yang biasa digunakan pada pengolahan
sinyal untuk analisis fungsi atau deret nilai, seperti
sinyal domain waktu. Korelasi biasanya digunakan
untuk menemukan pola pengulangan dari suatu sinyal,
seperti menentukan periode sinyal atau untuk
identifikasi frekuensi dasar dari sinyal yang tidak
memiliki komponen frekuensi tetapi memiliki
frekuensi yang harmonis.
[sumber]
Korelasi terdiri dari dua macam, yaitu
autokorelasi, dan korelasi silang. Autokorelasi
merupakan korelasi silang antara suatu sinyal dengan
sinyal itu sendiri. Misalnya sinyal , autokorelasi
kontinyu

?

?
selamanya diart ikan sebagai integral
korelasi silang kontinyu dari itu sendiri
[6]
.


?

?

?

?

?

?
?
?

?

?

?


?
?

?

?

?



dimana

menunjukkan conjugate dari


bilangan kompleks serta menunjukkan konvolusi.
Untuk fungsi real,

.
Autokorelasi diskrit ditunjukkan dengan
persamaan di bawah ini
[8]
.



?

?

?


??


?


Korelasi dua buah sinyal hasil STFT, dimana
untuk setiap sampel n akan diperoleh X
1
(k) sebagai
hasil STFT dari x
1
(n) dan X
1
(k) sebagai hasil STFT
dari x
2
(n) untuk setiap frekuensi k, dapat dihitung
melalui rumus berikut
[8]
:





?

?



?

?

? ??







Nilai korelasi yang diperoleh akan digunakan
untuk mengkoreksi spectral dari sinyal tereverberasi.
Spectral yang telah dikoreksi dengan gain tersebut
akan disintesis menjadi sinyal suara dalam domain
waktu. Koreksi spectral akan disesuaikan dengan
standar kenyamanan dari sinyal musik yang akan
didengarkan.

5. MAGNI TUDE SQUARED COHERENCE
(MSC)

Fungsi coherence merupakan ukuran
kesamaan/kemiripan dari dua sinyal. Penggunaan
coherence dapat mengurangi efek pengganggu pada
suara dalam suatu ruangan, yaitu mengurangi efek
reverberasi ruangan, dimana coherence digunakan
untuk memperoleh gain yang lebih tepat. Sinyal hasil
dereverberasi dapat diperoleh dengan menggunakan
algorit ma dari fungsi coherence tersebut. Fungsi
coherence banyak digunakan dalam teknik
dereverberasi.
Hal mendasar yang harus diperhatikan saat
menggunakan sistem multimikrofon, dimana
digunakan 2 buah mikrofon yang setara, yaitu posisi
atau letak mikrofon terhadap sumber suara. Salah satu
mikrofon diletakkan sedemikian rupa, relat if terhadap
sumber suara sehingga mikrofon mampu menangkap
sinyal suara langsung yang dapat meningkatkan SNR
(Signal to Noise Ratio). Sedangkan posisi mikrofon
yang lain dibuat sedemikian rupa sehingga dapat tepat
terhubung ke efek reverberasi ruangan dan
karakteristik sinyal suara.
Magnitude Squared Coherence (MSC) dengan
dua sinyal x
1
dan x
2
dihitung dengan:
[8]

?

?






?

?
?


?

?



?

?



?

?

?

?


dimana


merupakan sinyal yang telah
tereverberasi pada mikrofon 1, dan


merupakan
sinyal yang telah tereverberasi pada mikrofon 2.

6. METODOLOGI PENELITIAN

Berikut ini adalah diagram gambaran system
secara umum.

Gambar 6.1 Diagram alur sistem

Sistem terdiri dari 6 proses utama, yaitu
penyiapan data berupa pemberian Room Impulse
Response (RIR), analisis DWT (Discrete Wavelet
Transform), analisis STFT (Short Time Fourier
Transform), pemberian gain, sintesis STFT dan sintesis
DWT. Sistem akan diberi masukan berupa instrumen
musik (piano, biola dan piano-biola). Sinyal masukan
yang berupa sinyal musik akan diberi efek ruangan
(RIR) kecil, sedang dan besar yang menghasilkan
sinyal tererverberasi.
Analisis DWT akan dilakukan pada sinyal asli
yang telah terkena efek reverberasi dari dua buah
mikrofon. Kemudian dari hasil DWT ini akan
didapatkan dua buah sinyal yang berbeda frekuensi
untuk masing-masing mikrofon, yaitu sinyal dengan
frekuensi rendah dan sinyal dengan frekuensi tinggi.
Yang akan diproses dengan overlap STFT adalah
sinyal low frequency saja, karena umumnya efek
reverberasi banyak terjaadi pada sinyal dengan
frekuensi rendah. Setelah itu sinyal tersebut akan diberi
gain. Nilai gain diperoleh dari korelasi kedua sinyal
masukan tadi. Jika nilai korelasi yang diperoleh adalah
besar, maka diasumsikan sinyal tersebut adalah sinyal
suara asli, namun jika nilai korelasi yang diperoleh
adalah kecil, maka sinyal tersebut diasumsikan sebagai
sinyal yang telah terkena efek reverberasi.
Sinyal dengan nilai korelasi yang besar akan
diberi gain yang besar untuk dikuatkan, sedangkan
sinyal dengan korelasi yang kecil akan diberi gain yang
kecil pula untuk diredam. Setelah itu dilakukan ISTFT
pada sinyal hasil perkalian dengan gain tadi. Oleh
karena sinyal yang telah diproses adalah sinyal dengan
frekuensi rendah saja, maka diperlukan proses IDWT
untuk merekonstruksi sinyal tersebut dengan sinyal
frekuensi tinggi dari salah satu mikrofon sebelumnya.
Setelah didapatkan sinyal suara yang telah dibersihkan
melalui proses di atas, maka sinyal suara tersebut akan
diuji dengan beberapa parameter, yaitu parameter
objekif yang terdiri dari MSE (Mean Square Error),
DRR (Direct to Reverberation Ratio), Early to Total
Sound Energy Ratio, dan parameter subjektif yang
berupa MOS (Mean Opinion Score).




7. HASIL DAN ANALISIS

Analisis Pengaruh Ukuran Ruangan terhadap
Kualitas Sinyal Dereverberasi dari Tiap Jenis
Instrumen yang Digunakan

Dari simulasi 15 data masukan yang ada, nilai
MSE hasil simulasi pada tiga jenis ruangan dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.1 Perbandingan Nilai MSE rat a-rat a Tiap Ruangan


Gambar 7.1 Perbandingan Nilai MSE t iap Instrumen pada t iap
Ruangan

Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen piano pada setiap jenis ruangan mengalami
penurunan, berarti sistem telah bekerja dengan baik
untuk semua jenis ruangan. Dapat disimpulkan bahwa
sistem memberikan hasil maksimal untuk instrumen
piano pada ruangan sedang.
Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen biola pada setiap jenis ruangan mengalami
penurunan, berarti sistem telah bekerja dengan baik
untuk semua jenis ruangan. Dapat disimpulkan bahwa
sistem memberikan hasil maksimal untuk instrumen
biola pada ruangan besar.
Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen piano-biola pada setiap jenis ruangan
mengalami penuruna, berarti sistem telah bekerja
dengan baik untuk setiap jenis ruangan. Dapat
disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil maksimal
untuk instrument piano-biola pada ruangan besar.

Dari simulasi 15 data masukan yang ada, nilai
MSE hasil simulasi pada tiga jenis ruangan dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.1 Perbandingan Nilai MSE rat a-rat a Tiap Ruangan
Jenis
ruangan
instrumen
DRR
Reverb (dB) Dereverb (dB)
Small
Piano 9.2286 16.13754693
Biola 9.2286 13.51568234
Piano-biola 9.2286 15.84986696
Medium
Piano 10.3851 19.39793751
Biola 10.3851 12.6187032
Piano-biola 10.3851 14.41235755
Large
Piano 14.2283 14.68294204
Biola 14.2283 13.79784414
Piano-biola 14.2283 13.28619383


Gambar 7.2 Perbandingan Nilai DRR rat a-rat a t iap Instrumen
pada Tiap Ruangan

Jika nilai DRR dereverberasi lebih besar
daripada nilai DRR reverberasinya, maka hal ini
menunjukkan adanya pengurangan efek reverberasi
sehingga sinyal dereverberasi lebih mirip dengan sinyal
masukan. Berdasarkan grafik di atas, nilai DRR rata-
rata pada setiap jenis ruangan mengalami kenaikan,
berarti sistem telah bekerja dengan baik untuk semua
jenis ruangan.
Berdasarkan grafik diatas, nilai DRR rata-rata
instrumen biola pada setiap jenis ruangan mengalami
kenaikan kecuali ruangan besar, berarti sistem tidak
bekerja dengan baik pada saat di ruangan besar. Hal ini
terjadi karena pada ruangan besar, efek reverberasi dan
koefisien pantul ruangan juga besar sehingga lebih
banyak efek reverberasi dan sistem t idak dapat
mengurangi efek reverberasi tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil maksimal
untuk instrumen biola pada ruangan kecil.
Berdasarkan grafik diatas, nilai DRR rata-rata
instrumen piano-biola pada setiap jenis ruangan
mengalami kenaikan kecuali ruangan besar, berarti
sistem tidak bekerja dengan baik pada saat di ruangan
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
s
m
a
l
l
l
a
r
g
e
m
e
d
i
u
m
s
m
a
l
l
l
a
r
g
e
Piano Biola Piano-
Biola
M
S
E
Perbandingan Nilai MSE rata-rata
tiap Instrumen pada tiap Ruangan
Reverb
Dereverb
0
5
10
15
20
25
s
m
a
l
l
l
a
r
g
e
m
e
d
i
u
m
s
m
a
l
l
l
a
r
g
e
Piano Biola Piano-
Biola
D
R
R

(
d
B
)
Perbandingan Nilai DRR rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Ruangan
Reverb
Dereverb
jenis
ruangan
instrumen
MSE
Reverb
Dereverb
Small
Piano 0.0142886 0.0076549
Biola 0.00435004 0.00293926
Piano-biola 0.00977056 0.00532102
medium
Piano 0.02212674 0.00651524
Biola 0.004114364 0.00268482
Piano-biola 0.01018694 0.00506064
large
Piano 0.01177358 0.00673384
Biola 0.00325237 0.00209101
Piano-biola 0.00863202 0.00401684
besar. Hal ini terjadi karena pada ruangan besar, efek
reverberasi dan koefisien pantul ruangan juga besar
sehingga lebih banyak efek reverberasi dan sistem
tidak dapat mengurangi efek reverberasi tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil
maksimal untuk instrumen piano-biola pada ruangan
kecil.

Dari simulasi 15 data masukan yang ada, nilai
EtT hasil simulasi pada tiga jenis ruangan dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.3 Tabel Nilai EtT rat a-rat a t iap Inst rumen pada Tiap
Ruangan
Jenis
ruangan
instrumen
EtT
Reverb (dB) Dereverb (dB)
Small
Piano 0.026673 8.34699381
Biola 0.026673 8.1674416
Piano-biola 0.026673 9.27354795
Medium
Piano 0.011804 8.06612815
Biola 0.011804 7.47742033
Piano-biola 0.011804 8.11773744
Large
Piano 0.097091 9.57005321
Biola 0.097091 10.2806241
Piano-biola 0.097091 10.1635947



Gambar 7.3 Perbandingan Nilai EtT rat a-rat a t iap Inst rumen
pada t iap Ruangan

Berdasarkan tabel 7.3, nilai EtT dereverberasi
jauh lebih besar dari nilai EtT reverberasi untuk setiap
jenis instrumen dan ruangan, berarti sistem telah
bekerja dengan baik untuk setiap jenis instrumen dan
ruangan. Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
sistem memberikan hasil maksimal untuk instrumen
piano, biola dan piano-biola pada saat di ruangan besar.

Analisis Pengaruh Level Discrete Wavelet Transform
(DWT) terhadap Kualitas Sinyal Dereverberasi
dari Tiap Jenis Instrumen yang Digunakan

Dari simulasi 9 data masukan yang ada, nilai
MSE hasil simulasi dari ketiga jenis level DWT dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.4 ilai MSE rat a-rata t iap Instrumen pada tiap Level
Dekomposisi Wavelet


Gambar 7.4 Perbandingan Nilai MSE t iap Instrumen pada Tiap Level
Dekomposisi Wavelet

Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen piano pada setiap level dekomposisi wavelet
mengalami penurunan, berarti sistem bekerja dengan
baik pada setiap level. Dapat disimpulkan bahwa
sistem memberikan hasil paling maksimal untuk
instrumen piano pada level 1 dekomposisi wavelet.
Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen biola pada setiap level dekomposisi wavelet
mengalami penurunan, kecuali pada level 3, berarti
sistem tidak bekerja dengan baik pada level 3Hal ini
disebabkan oleh pada saat level 3 pendekomposisian
sinyal, bandwidth dari tiap sinyal makin kecil dan
menyebabkan sinyal yang diproses menjadi berkurang
dan pada saat direkonstruksi kembali terdapat sinyal
yang elemennya di beri nilai 0 (nol), sehingga akan
semakin berbeda jauh dengan sinyal masukan. Dapat
disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil maksimal
pada saat level 1 dekomposisi wavelet.
Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen piano-biola pada setiap level dekomposisi
wavelet mengalami penurunan, kecuali pada level 3,
berarti sistem tidak bekerja dengan baik pada level 3.
Hal ini disebabkan oleh pada saat level 3
pendekomposisian sinyal, bandwidth dari tiap sinyal
makin kecil dan menyebabkan sinyal yang diproses
menjadi berkurang dan pada saat direkonstruksi
kembali terdapat sinyal yang elemennya di beri nilai 0
0
2
4
6
8
10
12
s
m
a
l
l
l
a
r
g
e
m
e
d
i
u
m
s
m
a
l
l
l
a
r
g
e
Piano Biola Piano-
Biola
E
t
T

(
d
B
)
Perbandingan Nilai EtT rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Ruangan
reverb
dereverb
0
0.005
0.01
0.015
l
e
v
e
l

1
l
e
v
e
l

3
l
e
v
e
l

2
l
e
v
e
l

1
l
e
v
e
l

3
Piano Biola Piano-
Biola
M
S
E
Perbandingan Nilai MSE rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Level Dekomposisi
Wavelet
Reverb
Dereverb
Level
DWT
Instrumen
MSE
Reverb Dereverb
Level 1
Piano 0.012315 0.0065316
Biola 0.00296303 0.0017938
Piano-biola 0.00275703 0.0014598
Level 2
Piano 0.012315 0.0072334
Biola 0.00296303 0.0023292
Piano-biola 0.00275703 0.0021653
Level 3
Piano 0.012315 0.0088171
Biola 0.00296303 0.0031109
Piano-biola 0.00275703 0.0034868
(nol), sehingga akan semakin berbeda jauh dengan
sinyal masukan. Dapat disimpulkan bahwa sistem
memberikan hasil maksimal pada saat level 1
dekomposisi wavelet.

Dari simulasi 9 data masukan yang ada, nilai
DRR hasil simulasi untuk tiga jenis level DWT dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.5 Nilai DRR rat a-rat a t iap pada t iap Level Dekomposisi
Wavelet


Gambar 7.5 Perbandingan Nilai DRR rat a-rat a t iap Instrumen pada
t iap level Dekomposisi Wavelet

Berdasarkan data-data yang diperlihatkan
pada tabel 7.5, nilai DRR reverberasi sama untuk
semua jenis level yaitu 9,2286 dan nilai DRR
dereverberasi lebih besar daripada nilai DRR
reverberasinya. Pada level 2 dan 3 DWT, nilai DRR
dereverberasi lebih besar daripada nilai DRR
reverberasi pada level 1, tapi ketika didengarkan
kualitas dari sinyal tersebut terdengar kurang bagus
bila dibandingkan dengan sinyal reverberasi pada level
1. Ini terjadi karena semakin besar level
pendekomposisian sinyal, maka akan semakin kecil
bandwidth dari tiap sinyal. Hal ini menyebabkan sinyal
yang diproses menjadi berkurang dan pada saat
direkonstruksi kembali terdapat sinyal yang hilang,
sehingga akan semakin berbeda jauh dengan sinyal
masukan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
sistem memberikan hasil paling maksimal untuk semua
jenis masukan instrumen yang ada, baik itu instrumen
piano, biola dan komposit piano-biola pada saat level 1
DWT .
Dari simulasi 9 data masukan yang ada, nilai
EtT hasil simulasi untuk tiga jenis level DWT, dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.6Tabel Nilai EtT rat a-rata pada Tiap level Dekomposisi
Wavelet




Gambar 7.6 Perbandingan Nilai EtT rat a-rat a t iap Inst rumen pada
t iap Level Dekomposisi Wavelet

Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen biola pada setiap level dekomposisi wavelet
mengalami penurunan, kecuali pada level 3, berarti
sistem tidak bekerja dengan baik pada level 3. Ini
terjadi karena semakin besar level pendekomposisian
sinyal, maka akan semakin kecil bandwidth dari tiap
sinyal. Hal ini menyebabkan sinyal yang diproses
menjadi berkurang dan pada saat direkonstruksi
kembali terdapat sinyal yang hilang, sehingga akan
semakin berbeda jauh dengan sinyal masukan. Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa sistem memberikan
hasil paling maksimal untuk semua jenis masukan
instrumen yang ada, baik itu instrumen piano, biola dan
komposit piano-biola pada saat level 1 DWT .

Analisis Pengaruh Nilai gain terhadap Kualitas
Sinyal Dereverberasi dari Tiap Jenis Instrumen
yang Digunakan

0
5
10
15
20
25
l
e
v
e
l

1
l
e
v
e
l

3
l
e
v
e
l

2
l
e
v
e
l

1
l
e
v
e
l

3
Piano Biola Piano-
Biola
D
R
R

(
d
B
)
Perbandingan Nilai DRR rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Level
Dekomposisi Wavelet
Reverb
Dereverb
0
2
4
6
8
10
12
l
e
v
e
l

1
l
e
v
e
l

3
l
e
v
e
l

2
l
e
v
e
l

1
l
e
v
e
l

3
Piano Biola Piano-
Biola
E
t
T

(
d
B
)
Perbandingan Nilai EtT rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Level
Dekomposisi Wavelet
Reverb
Dereverb
Level
dwt
Instrumen
DRR
Reverb(dB) Dereverb(dB)
Level 1
Piano 9.2286 17.32160276
Biola 9.2286 12.63804944
Piano-biola 9.2286 16.11212317
Level 2
Piano 9.2286 18.65546165
Biola 9.2286 14.93679022
Piano-biola 9.2286 16.97920897
Level 3
Piano 9.2286 19.27550595
Biola 9.2286 15.82515483
Piano-biola 9.2286 17.48188153
Level
DWT
Instrumen
EtT
Reverb(dB) Dereverb(dB)
Level 1
Piano 0.026673 8.41458718
Biola 0.026673 8.06267524
Piano-biola 0.026673 9.17098134
Level 2
Piano 0.026673 8.26508887
Biola 0.026673 9.39986287
Piano-biola 0.026673 9.90268776
Level 3
Piano 0.026673 9.10583857
Biola 0.026673 9.7974054
Piano-biola 0.026673 10.6421826
Masing-masing instrumen akan dianalisis
untuk tiga nilai gain, yaitu , ?


dan ?


. Analisis dilakukan
pada ruangan berukuran besar dan pada level 1 DWT.
Adapun parameter yang akan diukur adalah MSE,
DRR dan EtT.
Dari simulasi 9 data masukan yang ada, nilai
MSE hasil simulasi dari ketiga jenis gain dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.7 Nilai MSE rat a-rat a t iap Inst rumen pada Tiap Gain



Gambar 7.7 Grafik Nilai MSE rat a-rat a t iap Inst rumen pada t iap
Gain

Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen piano hanya mengalami penurunan pada saat
diberi gain yang besar (gain1). Nilai MSE rata-rata
dereverberasinya pada saat diberi gain2 dan gain3
mengalami kenaikan yang menyatakan bahwa sistem
tidak bekerja dengan baik pada saat diberi gain
tersebut. Hal ini terjadi karena semakin kecil gain yang
diberikan maka semakin besar efek reverberasi yang
teredam. Sedangkan sesuai dengan karakteristiknya,
musik akan lebih bagus terdengar ketika terdapat
sedikit efek reverberasi pada musik tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil
maksimal untuk instrumen piano pada saat diberi
.
Berdasarkan grafik pada di atas, nilai MSE
rata-rata instrumen biola hanya mengalami penurunan
pada saat diberi gain yang besar (gain1). Nilai MSE
rata-rata dereverberasinya pada saat diberi gain2 dan
gain3 mengalami kenaikan yang menyatakan bahwa
sistem tidak bekerja dengan baik pada saat diberi gain
tersebut. Hal ini terjadi karena semakin kecil gain yang
diberikan maka semakin besar efek reverberasi yang
teredam. Sedangkan sesuai dengan karakteristiknya,
musik akan lebih bagus terdengar ketika terdapat
sedikit efek reverberasi pada musik tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil
maksimal untuk instrumen biola pada saat diberi
.
Berdasarkan grafik di atas, nilai MSE rata-rata
instrumen piano-biola hanya mengalami penurunan
pada saat diberi gain yang besar (gain1). Nilai MSE
rata-rata dereverberasinya pada saat diberi gain2 dan
gain3 mengalami kenaikan yang menyatakan bahwa
sistem tidak bekerja dengan baik pada saat diberi gain
tersebut. Hal ini terjadi karena semakin kecil gain yang
diberikan maka semakin besar efek reverberasi yang
teredam. Sedangkan sesuai dengan karakteristiknya,
musik akan lebih bagus terdengar ketika terdapat
sedikit efek reverberasi pada musik tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa sistem memberikan hasil
maksimal untuk instrumen piano-biola pada saat diberi
.
Dari simulasi 9 data masukan yang ada, nilai
DRR hasil simulasi dari ketiga jenis gain dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.8 Tabel Nilai DRR rat a-rat a pada Tiap Gain


Gambar 7.8 Grafik Nilai DRR rat a-rat a t iap Inst rumen pada t iap
Gain
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
g
a
i
n
1
g
a
i
n
3
g
a
i
n
2
g
a
i
n
1
g
a
i
n
3
Piano Biola Piano-
Biola
M
S
E
Perbandingan Nilai MSE rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Gain
Reverb
Dereverb
0
5
10
15
20
25
g
a
i
n
1
g
a
i
n
3
g
a
i
n
2
g
a
i
n
1
g
a
i
n
3
Piano Biola Piano-
Biola
D
R
R

(
d
B
)
Perbandingan Nilai DRR rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Gain
Reverb
Dereverb
Gain Instrumen
MSE
Reverb Dereverb
Gain1
Piano 0.0125533 0.0073445
Biola 0.00256095 0.0016339
Piano-biola 0.00991933 0.0049244
Gain2
Piano 0.0125533 0.0170908
Biola 0.00256095 0.0030809
Piano-biola 0.00991933 0.0142181
Gain3
Piano 0.0125533 0.0260462
Biola 0.00256095 0.0046578
Piano-biola 0.00991933 0.0211923
Gain Instrumen
DRR
Reverb (dB)
Dereverb
(dB)
Gain1
Piano 14.2283 15.15133824
Biola 14.2283 12.21334129
Piano-biola 14.2283 14.44448592
Gain2
Piano 14.2283 18.59876063
Biola 14.2283 18.62879066
Piano-biola 14.2283 20.96833297
Gain3
Piano 14.2283 19.32400964
Biola 14.2283 19.1672035
Piano-biola 14.2283 21.33590608
Berdasarkan data-data yang diperlihatkan
pada tabel 7.8, nilai DRR reverberasi untuk semua
jenis gain sama yaitu (14.2283) dan nilai DRR
dereverberasi lebih besar daripada nilai DRR
reverberasinya. Pada gain2 dan gain3, nilai DRR
dereverberasi lebih besar daripada nilai DRR
reverberasi pada gain1, tapi ketika didengarkan suara
dereverberasinya terdengar lebih kecil dan tipis, hal ini
disebabkan karena gain mempengaruhi besar efek
reverberasi yang teredam. Semakin kecil gain yang
diberikan maka semakin besar efek reverberasi yang
teredam. Sedangkan sesuai dengan karakteristiknya,
musik akan lebih bagus terdengar ketika terdapat
sedikit efek reverberasi pada suara tersebut. Oleh
karena itu semakin besar gain yang diberikan, maka
kualitas suara yang diperoleh akan semakin bagus.
Dari simulasi 9 data masukan yang ada, nilai
EtT hasil simulasi dari ket iga jenis gain dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 7.9 Nilai EtT rat a-rat a t iap Instrumen pada t iap Gain


Gambar 7.9 Perbandngan Nilai EtT rat a-rat a t iap Inst rumen pada t iap
Gain

Berdasarkan data-data yang diperlihatkan
pada tabel 4.14, nilai EtT dereverberasi lebih besar
daripada nilai EtT reverberasinya. Pada gain2 dan
gain3, nilai DRR dereverberasi lebih besar daripada
nilai DRR reverberasi pada gain1, tapi ketika
didengarkan suara dereverberasinya terdengar lebih
kecil dan tipis, hal ini disebabkan karena gain
mempengaruhi besar efek reverberasi yang teredam.
Semakin kecil gain yang diberikan maka semakin
besar efek reverberasi yang teredam. Sedangkan sesuai
dengan karakteristiknya, musik akan lebih bagus
terdengar ketika terdapat sedikit efek reverberasi pada
suara tersebut. Oleh karena itu semakin besar gain
yang diberikan, maka kualitas suara yang diperoleh
akan semakin bagus.

Analisis Perbandingan Kualitas Sinyal
Dereverberasi secara Subjektif
Dari pengujian secara subjektif terhadap 30
irang koresponden, didapatkan hasil sebagai berikut:


Gambar 7.10 Grafik Nilai MOS rat a-rata pada Tiap Ruangan

Berdasarkan data dari tabel B.1 pada lampiran
B, Dari hasil penilaian rata-rata dari 30 orang
koresponden dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
sistem bekerja paling optimal dan memberikan hasil
maksimal pada ruangan berukuran kecil untuk
instrumen piano dan komposit piano-biola, dan pada
ruangan berukuran sedang untuk instrumen biola.



Gambar 7.11 Grafik Nilai MOS rat a-rata pada Tiap Level
Dekomposisi Wavelet

Berdasarkan data pada tabel B.2 pada
lampiran B, menurut 30 orang koresponden, sistem
bekerja paling optimal dan memberikan hasil maksimal
pada level 1 DWT untuk semua jenis instrumen.

0
2
4
6
8
10
12
14
16
g
a
i
n
1
g
a
i
n
3
g
a
i
n
2
g
a
i
n
1
g
a
i
n
3
Piano Biola Piano-
Biola
E
t
T

(
d
B
)
Perbandingan Nilai EtT rata-rata tiap
Instrumen pada tiap Gain
Reverb
Dereverb
0
2
4
6
M
O
S
Jenis Ruangan
Perbandingan nilai MOS dari tiap
instrumen pada tiap ruangan
piano
biola
piano-biola
0
2
4
6
M
O
S
Jenis Level DWT
Perbandingan nilai MOS dari tiap
instrumen pada tiap level DWT
piano
biola
piano-biola
Gain Instrumen
EtT
Reverb (dB) Dereverb (dB)
Gain1
Piano 0.097091 10.309177
Biola 0.097091 9.77621245
Piano-biola 0.097091 10.72878
Gain2
Piano 0.097091 12.3813865
Biola 0.097091 12.4533538
Piano-biola 0.097091 13.886296
Gain3
Piano 0.097091 12.6948553
Biola 0.097091 12.6428115
Piano-biola 0.097091 14.008286

Gambar 7.12 Grafik Nilai MOS rat a-rata pad Tiap Gain

Berdasarkan data pada tabel B.3 pada
lampiran B, Menurut 30 orang koresponden, sistem
bekerja paling optimal dan memberikan hasil maksimal
pada saat diberi untuk semua jenis
instrumen.

8. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan analisis
uyang diperoleh, dapat disimpulkan beberapa hal,
antara lain:
1. Sinyal hasil dereverberasi yang diperoleh
berkurang efek reveberasinya berdasarkan
parameter pengukuran yang digunakan seperti
MSE (Mean Squared Error), DRR (Direct to
Reverberation Ratio), EtT (Early to Total Sound
Energy Ratio) dan parameter subjektif yaitu MOS
(Mean Opinion Square).
2. Sistem memberikan hasil maksimal untuk
instrumen piano dan piano-biola pada ruangan
berukuran sedang, untuk instrumen biola pada
ruangan berukuran kecil berdasarkan nilai MSE
rata-rata, DRR rata-rata dan EtT rata-rata.
3. Sistem memberikan hasil maksimal untuk tiap
instrumen pada level 1 dekomposisi wavelet dan
pada saat diberi berdasarkan nilai
MSE rata-rata, DRR rata-rata dan EtT rata-rata
dan nilai MOS rata-rata.
4. Sistem memberikan hasil maksimal untuk
instrumen piano dan piano-biola pada ruangan
berukuran kecil, untuk instrumen biola pada
ruangan berukuran medium berdasarkan nilai
MOS rata-rata

9. REFERENSI

[1] Alvin Koh Swee Leong, Qian Ji.Modeling
of Accoustic Room. M. S. thesis, SIM
University, 2007.
[2] Ambardar, Ashok.1999.Analog and digital
Signal Processing.2nd
Edition.USA.Brooks/coken Publishing
Company.
[3] Bishnu S. Atal, Vladimir Cuperman, and
Geisha A., 1993. Speech and Audio Coding
for Wireless and Network Applications.
Kluwer academic publisher:
Boston/Dordrecth/London
[4] Habets, Emanuel A.P.2007.Single- and Multi-
Microphone Speech Dereverberation using
Spectral Enhancement.Eindhoven University
Press.
[5] Xing He., Scordilis, Micheal
S.Psychoacoustic Music Analysis Based on
the Discrete Wavelet Packet
Transform.Hindawi Publishing Corporation
Research Letters in Signal Processing Volume
2008,Art icle ID 346767,5 pages.
[6] Jae S. Lim and Oppenheim Allan, 1988,
Advanced Topic in Signal
Processing.Englewood Cliffs, New Jersey.
Akbari Azirani, R. Le Bouquin, and G.
Faucon, Enhancement of Speech Degraded
by Coherent and Incoherent Noise Using A
Cross-Spectral Estimator. IEEE Trans.
Speech, and Audio Processing, vol. 5, no. 5,
pp. 484-487, 1997.
0
2
4
6
gain1
gain2
gain3
M
O
S
Jenis Gain
Perbandingan nilai MOS dari tiap
instrumen pada tiap gain
piano
biola
piano-biola

You might also like