You are on page 1of 11

Batubara

Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik
yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah
terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas
selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.
Pembentukan Batubara
Komposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan tumbuhan, keduanya mengandung
unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk
dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami oalifiation. Pada dasarnya pembentukkan batubara
sama dengan ara manusia membuat arang dari kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai
hasil rekayasa dan ino!asi manusia, selama jangka "aktu yang pendek, sedang batubara terbentuk oleh
proses alam, selama jangka "aktu ratusan hingga ribuan tahun. Karena batubara terbentuk oleh proses
alam, maka banyak parameter yang berpengaruh pada pembentukan batubara. #akin tinggi intensitas
parameter yang berpengaruh makin tinggi mutu batubara yang terbentuk.
$da dua teori yang menjelaskan terbentuknya batubara, yaitu teori insitu dan teori drift. %eori insitu
menjelaskan, tempat dimana batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya oalifiation dan
sama pula dengan tempat dmana tumbuhan tersebut berkembang.
%eori drift menjelaskan, bah"a endapan batubara yang terdapat pada ekungan sedimen berasal dari
tempat lain. Bahan pembentuk batubara mengalami proses transportasi, sortasi dan terakumulasi pada
suatu ekungan sedimen. Perbedaan kualitas batubara dapat diketahui melalui stratigrafi lapisan. Hal
ini mudah dimengerti karena selama terjadi proses transportasi yang berkaitan dengan kekuatan air, air
yang besar akan menghanyutkan pohon yang besar, sedangkan saat arus air mengeil akan
menghanyutkan bagian pohon yang lebih keil &ranting dan daun'. Penyebaran batubara dengan teori
drift memungkinkan, tergantung dari luasnya ekungan sendimentasi.
Pada proses pembentukan batubara atau oalifiation terjadi proses kimia dan fisika, yang kemudian
akan mengubah bahan dasar dari batubara yaitu selulosa menjadi lignit, subbitumina, bitumina atau
antrasit. (eaksi pembentukkannya dapat diperlihatkan sebagai berikut)
*&C+H,-O*' C.-H..O/ 0 1CH/ 0 2H.O 0 +CO. 0 CO
Selulosa lignit gas metan
3alam proses pembentukkan selulosa sebagai senya"a organik yang merupakan senya"a pembentuk
batubara, semakin banyak unsur C pada batubara, maka semakin baik kualitasnya, sebaliknya semakin
banyak unsur H, maka semakin rendah kualitasnya, dan senya"a kimia yang terbentuk adalah gas
metan, semakin besar kandungan gas metan, maka semakin baik kualitasnya.
Klasifikasi Batubara
#enurut $merian Soiety for %esting #aterial &$S%#', seara umum batubara digolongkan menjadi /
berdasarkan kandungan unsur C dan H.O yaitu) anthraite, bituminous oal, sub bituminous oal,
lignite dan peat &gambut'.
a. Anthracite
4arna hitam, sangat mengkilat, kompak, kandungan karbon sangat tinggi, kandungan airnya sedikit,
kandungan abu sangat sedikit, kandungan sulfur sangat sedikit.
b. Bituminous/subbituminous coal
4arna hitam mengkilat, kurang kompak, kandungan karbon relati!e tinggi, nilai kalor tinggi, kandungan
air sedikit, kandungan abu sedikit, kandungan sulfur sedikit.
c. Lignite
4arna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon sedikit, nilai kalor rendah, kandungan air tinggi,
kandungan abu banyak, kandungan sulfur banyak.
Kualitas Batubara
Batubara yang diperoleh dari hasil penambangan mengandung bahan pengotor &impurities'. Hal ini bisa
terjadi ketika proses oalifiation ataupun pada proses penambangan yang dalam hal ini menggunakan
alat5alat berat yang selalu bergelimang dengan tanah. $da dua jenis pengotor yaitu)
a. 6nherent impurities
#erupakan pengotor ba"aan yang terdapat dalam batubara. Batubara yang sudah dibakar memberikan
sisa abu. Pengotor ba"aan ini terjadi bersama5sama pada proses pembentukan batubara. Pengotor
tersebut dapat berupa gybsum &CaSO/.H.O', anhidrit &CaSO/', pirit &7eS.', silia &SiO.'. Pengotor ini
tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tetapi dapat dikurangi dengan melakukan pembersihan.
b. 8ksternal impurities
#erupakan pengotor yang berasal dari uar, timbul pada saat proses penambangan antara lain
terba"anya tanah yang berasal dari lapisan penutup.
Sebagai bahan baku pembangkit energi yang dimanfaatkan industri, mutu batubara mempunyai peranan
sangat penting dalam memilih peralatan yang akan dipergunakan dan pemeliharaan alat. 3alam
menentukan kualitas batubara perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain)
a. Heating 9alue &H9' &alorifi !alue:Nilai kalori'
Banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh batubara tiap satuan berat dinyatakan dalam kkal:kg.
semakin tingi H9, makin lambat jalannya batubara yang diumpankan sebagai bahan bakar setiap
jamnya, sehingga keepatan umpan batubara perlu diperhatikan. Hal ini perlu diperhatikan agar panas
yang ditimbulkan tidak melebihi panas yang diperlukan dalam proses industri.
b. #oisture Content &kandungan lengas'.
;engas batubara ditentukan oleh jumlah kandungan air yang terdapat dalam batubara. Kandungan air
dalam batubara dapat berbentuk air internal &air senya"a:unsur', yaitu air yang terikat seara
kimia"i.
<enis air ini sulit dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan ara memperkeil ukuran butir batubara.
<enis air yang kedua adalah air eksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan butir batubara.
Batubara mempunyai sifat hidrofobik yaitu ketika batubara dikeringkan, maka batubara tersebut sulit
menyerap air, sehingga tidak akan menambah jumlah air internal.
. $sh ontent &kandungan abu'
Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organik dan senya"a anorgani, yang
merupakan hasil rombakan batuan yang ada di sekitarnya, berampur selama proses transportasi,
sedimentasi dan proses pembatubaraan. $bu hasil dari pembakaran batubara ini, yang dikenal sebagai
ash ontent. $bu ini merupakan kumpulan dari bahan5bahan pembentuk batubara yang tidak dapat
terbaka atau yang dioksidasi oleh oksigen. Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain senya"a
SiO., $l.O1, %iO1, #n1O/, CaO, 7e.O1, #gO, K.O, Na.O, P.O, SO1, dan oksida unsur lain.
d. Sulfur Content &Kandungan Sulfur'
Belerang yang terdapat dalam batubara dibedakan menjadi . yaitu dalam bentuk senya"a organik dan
anorganik. Beleranga dalam bentuk anorganik dapat dijumpai dalam bentuk pirit &7eS.', markasit
&7eS.', atau dalam bentuk sulfat. #ineral pirit dan makasit sangat umum terbentuk pada kondisi
sedimentasi ra"a &reduktif'. Belerang organik terbentuk selama terjadinya proses oalifiation. $danya
kandungan sulfur, baik dalam bentuk organik maupun anorganik di atmosfer dipiu oleh keberadaan air
hujan, mengakibatkan terbentuk air asam. $ir asam ini dapat merusak bangunan, tumbuhan dan biota
lainnya.
66... Pemanfaatan Batubara
Batubara merupakan sumber energi dari bahan alam yang tidak akan membusuk, tidak mudah terurai
berbentuk padat. Oleh karenanya rekayasa pemanfaatan batubara ke bentuk lain perlu dilakukan.
Pemanfataan yang diketahui biasanya adalah sebagai sumber energi bagi Pembangkit ;istrik %enaga =ap
Batubara, sebagai bahan bakar rumah tangga &pengganti minyak tanah' biasanya dibuat briket
batubara, sebagai bahan bakar industri keil> misalnya industri genteng:bata, industri keramik. $bu
dari batubara juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar sintesis ?eolit, bahan baku semen, penyetabil
tanah yang lembek. Penyusun beton untuk jalan dan bendungan, penimbun lahan bekas
pertambangan,> reo!ery magnetit, enosphere, dan karbon> bahan baku keramik, gelas, batu bata,
dan refraktori> bahan penggosok &polisher'> filler aspal, plastik, dan kertas> pengganti dan bahan baku
semen> aditif dalam pengolahan limbah &"aste stabili?ation'.
$da beberapa faktor yang menadi alasan batubara digunakan sebagai sumber energi alternatif, yaitu)
,. Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar luas. 3iperkirakan terdapat lebih dari @2/ milyar ton
adangan batubara terbukti &pro!en oal reser!es' di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari A-
negara.
.. Negara5negara maju dan negara5negara berkembang terkemuka memiliki banyak adangan batubara.
1. Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang stabil.
/. Harga batubara yang murah dibandingkan dengan minyak dan gas.
*. Batubara aman untuk ditransportasikan dan disimpan.
+. Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang, pembangkit listrik, atau lokasi sementara.
A. %eknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara sudah teruji dan handal.
2. Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh oleh uaa maupun hujan.
@. Pengaruh pemanfaatan batubara terhadap perubahan lingkungan sudah dipahami dan dipelajari
seara luas, sehingga teknologi batubara bersih &lean oal tehnology' dapat dikembangkan dan
diaplikasikan.
66.1. Basifikasi Batubara
Basifikasi batubara adalah sebuah proses untuk mengubah batubara padat menjadi gas batubara yang
mudah terbakar &ombustible gases', setelah proses pemurnian gas5gas karbon monoksida &CO', karbon
dioksida &CO.', hidrogen &H', metan &CH/', dan nitrogen &N.' akhirnya dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reating gas kemudian menghasilkan "ater gas
atau oal gas, gasifikasi seara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah
terendah.
=ntuk melangsungkan gasifikasi diperlukan suatu suatu reaktor. (eaktor tersebut dikenal dengan nama
gasifier. Ketika gasifikasi dilangsungkan, terjadi kontak antara bahan bakar dengan medium
penggasifikasi di dalam gasifier. Kontak antara bahan bakar dengan medium tersebut menentukan jenis
gasifier yang digunakan. Seara umum pengontakan bahan bakar dengan medium penggasifikasinya
pada gasifier dibagi menjadi tiga jenis, yaitu entrained bed, fluidi?ed bed, dan fiCed:mo!ing bed.
Dikenal serangkaian faktor yg akan berpengaruh dan akan menentukan terbentuknya batu bara (Hutton dan Jones,
1995 dalam Sukandarrumidi, 2005) diantaranya :
Posisisi Geoteknik : letak suatu tempat yg merupakan cekungan sedimentasi yg keberadaannya dipengaruhi oleh
tektonik lempeng. Makin dekat cekungan sedimentasi batu bara terbentuk/terakumulasi, terhadap posisi kegiatan tektonik
lempeng, kualitas batu bara yg dihasilkan akan semakin baik
Keadaan topografi daerah : Daerah tempat tumbuhan berkembang baik, merupakan daerah yg relative tersedia
air,yaitu daerah dengan topografi yg relative rendah. Keadaan topografi ini ika dipengaruhi oleh gaya tektonik, maka akan
berpengaruh terhadap luas penyebaran tanaman yg merupakan bahan utama pembentuk batu bara, hal inilah yg
menyebabkan penyebaran terbentuknya batu bara.
Iklim daerah : iklim berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. !ada daerah beriklim tropis pada masa lampau
dimungkinkan terbentuk endapan batu bara yg banyak. "ebab pada daerah dgn iklim tropis hampir semua enis tumbuhan
dapat hidup dan proses pelapukan dapat mudah teradi.
Proses Penurunan Cekungan Sedimen : cekungan sedimentasi di alam bersifat dinamis (dasar cekungan dpt
mngalami penurunan atau pengankatan), apabila proses penurunan dasar cekungan lebih banyak teradi akan menambah
luas permukaan tempat tanaman mampu hidup dan berkembang, uga diprediksi batu bara yg terbentuk akan tebal. dengan
proses hal ini terlihat di !. "umetera dan Kalimantan.
Umur Geologi : Di #ndonesia batu bara didapat pada ckungan sedimen yg berumur tersier ( $% t tahun yg lalu), hal ini
masih muda ika dibanding dengan aman karbon, sehingga mempengaruhi tingkat pembatubaraan/rank batu bara yg
terbentuk. Makin tua lapisan batu bara, makin tinggi rank batu bara yg diperoleh.
Jenis tumbuh-tumbuhan : &enis kayu yg keras (mis' lamtoro) dan berumur tua akan menghasdilkan mutu arang yg
bagus (dalam proses pembuatan arang) ika dibanding dengan enis kayu yg agak lunak dan berumur muda (mis' gliricidae).
Di #ndonesia khususnya !. "umatera dan Kalimantan didapatkan enis batu bara (itumina dlm umlah yg besar, Peat yg
dikenal g sebgai gambut yg banyak terdapat di Kalimantan dan "umatera yg terbentuk dri tanaman semak dan rumput.
proses Dekomposisi : "etelah tanaman mati proses degradasi biokimia lebih berperan, proses pembusukan akan teradi
akibat kinera mikrobiologi dalam bentuk bakteri anaerobic (enis bakteri yg bekera tanpa oksigen). "elama proses biokimia
berlangsung dalam keadaan kurang oksigen (kondisi reduksi) mengakibatkan : keluarnya air ()*+) dan unsur,unsur karbon
akan hilang dalam bentuk -+*, -+, dan metana (-).). akibatnya umlah unsur karbon (-) relative akan bertambah.
kecepatan pembentukan gambut tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan proses pembusukannya.
semakin tumbuhan yg telah mati tertutup oleh air dan sedimen berbutir halus dgn cepat maka proses disintegrasi/
penguraian olh mikrobia anaerobic ini lebih intensif, berbeda dgn tumbuhan yg terlalu lama berada diudara terbuka.
Sejarah Pengendapan : Makin dekat posisi cekungan sedimentasi dengan posisi geoteknik yg selalu dinamis, akan
mempengaruhi perkembangan batu baradan cekungan letak batu bara, selama itu pula proses geokimia dan metamorfisme
organic akan ikut berperan dalam mengubah gambut menadi batu bara. apabila dinamika geoteknik
memungkinkan terbentuknya perlipatan pada lapisan batu bara yg mengandung batu bara dan
teradi pensesaran maka proses ini akan mempercepat terbentuknya batu bara dgn rank yg lebih tinggi, uga pada daerah
cekungan yg dekatdgn intrusi magmatis. proses,proses tersebut akan mempercepat teradinya
prosescoalification/proses permuliaan batu bara. )asil akhir dari proses ini akan menghasilkan batu bara dgn kandungan -
yg tinggi dan )*+ yg relative rendah.
Struktur geologi ekungan : -ekungan sedimen akan mengalami deformasi yg lbh hebat oleh tektonik apabila berada
pada sistem /eantiklin dan geosinklin. apabila teradi tektonik batu bara bersamaan dgn bt.sedimen yg merupakan
perlapisan diantaranya akn terlipat dan tersesarkan yg akan menghasilkan panas yg akan mengakibatkan metamorfosis batu
bara dan bt.bara akan menadi lbh keras dan lapisannya terpatah,patah
!etamorfisme "rganik : tingakat kedua dlam proses pembentukan batu bara adalah penimbunan dan penguburan oleh
sedimen baru, apabila penimbunan telah teradi maka proses biokimia tidak berperan lagi, tetapi mulai digantikan dengan
prosesdinamokimia# ini akan menyebabkan perubahan gambut menadi bt.bara dlm berbagai mutu. selama proses ini
teradi akan teradinya pengurangan air lembab, oksigen, dan senya0a kimia lainnya antara lain : -+, -+*, -). dan gas
lainnya, disaping itu akan teradi peningkatan persentase karbon (- ), belerang (") dan kandungan abu. peningkatan muu
batu bara sangat ditentukan oleh faktor tekanan dan 0aktu
(. 1eaksi !embentukan (atu (ara
(t. (ara terbentuk dari sisa tumbuhan yg sudah mati dng komposisi utama terdiri dari -ellulosa. !roses
pembentukan batu bara disebut Coalification/pembatubaraan. 2aktor fisika dan kimia akan mengubah -ellulosa menadi
lignit,subbitumina, bitumina atau antrasit. 1eaksinya sebagai berikut :
3(-4)5%+3) -*%)**+. 6 7-). 6 8)*+ 6 4-+* 6 -+
-ellulosa 9ignit /as Metan
Keterangan :
-ellulosa (senya0a organic), merupakan senya0a pembentuk batu bara
:nsur - pd lignit umlahnya relative sedikit dibanding pd bitumina
:nsur ) pd lignit relative lbih bnyk dibanding pd bitumina, semakin bnyak unsur ) pd lignit semakin rendah kualitasnya
"enya0a gas metan (-).)pd lignit umlahnya relative lebih sedikit dibanding pada bitumina, semakin bnyak -). lignit
semakin baik kualitasnya.
-. !enciri 9apisan (atu (ara ;ebal
"alah satu syarat agar terbentuknya batu bara yg tebal adalah apabila cekungan sedimentasi tempat batu bara
terbentuk mengalami proses penutunan lebih dominan oleh tektonik. penurunan dasar cekungan selalu diikuti oleh
perluasan sisi pinggir dari cekungan. keadaan ini akan menambah luasnya tempat bagi bahan baku pembentuk batu bara
yaitu tumbuhan. <pabila semua faktor yg mempengaruhi pembentukan batu bara telah terpenuhi, hasil yg diperoleh akan
diperoleh lapisan (t. bara yg tebal. "alah satu !enciri kemungkinan disuatu daerah terdapat lapisan (t, bara tebal adalah :
apabila diantara lapisan bt.bara yg relative tebal( 3 m) terdapat lapisan dlm bentuk batu lempung (Clay band atau clay
pating). Keberadaan batu bara selalu berselang seling dgnclay band. dapat g ditemukan batu gamping pd lapisan bt.bara.
ini menunukkan bah0a cekungan bt.bara tersebut pernah berhubungan dg laut.
J$%IS D&% &%&'IS& (&)U (&*&
&# Klasifikasi (atu (ara
+# Klasifikasi Seara Umum
"ecara umum batu bara digolongkan menadi 3 bagian (dari tingkat yg paling tinngi hingga tingkat yg rendah).
!enggolongan ini menekankan pada kandungan relative antara unsur - dan )*+, diantaranya:
a !nt"racite
#arna $ Hitam, sangat mengkilat
%ekompkan $ kompak
%andungan %arbon $ sangat tinggi
%andungan air $ sangat sedikit
%andungan abu $ Sangat sedikit
%andungan sulfur $ Sangat sedikit
b &ituminous'sub bituminous coal
#arna $ Hitam mengkilap
%ekompkan $kurang kompak
%andungan %arbon $ relatif tinggi
%andungan air $ sedikit
%andungan abu $ sedikit
%andungan sulfur $ sedikit
c lignite (bro)n coal*
#arna $ Hitam,
%ekompkan $ sangat rapu"
%andungan %arbon $ sedikit
%andungan air $ tinggi
%andungan abu $ banyak
%andungan sulfur $sedikit
&uga biasa terdapat istilah pengklasifikasian (atu bara berdasarkan +olatile matter,terdiri atas dua :
,ong -laming Coal $ (atu bara dengan .olatile matter tinggi, apabila batu bara dalam keadaan serbuk dibakar dalam tanur
putar, maka akan terurai dengan segera dan menghasilkan nyala yang pendek dan suhunya uga rendah.
S"ort -laming Coal $ (atu bara dengan +olatile matter rendah.
Di dunia uga dikenal istilah "ard coal : yaitu batu bara yg dapat mengghasilkan/ross Calorific .alue lebih dari
3.$%% Kkal /Kg (kalornya lebih tinggi dari batu bara enis bituminous dan sub bituminous). &enisnya dibagi dua :
&ika kandungan =at terbang/.olatile matter hingga 77> (? 77>) termasuk kelas 5,3.
&ika kandungan @at terbang/.olatile matter (A 77>). termasuk kelas 4,B.
,# Klasifikasi (atu bara berdasarkan atas nilai kalornya -
(atu bara tingkat tinggi ("ig" rank) : meta anthtacite, anthracite, semi anthracite)
(atu bara tingkat menengah (moderate rank) : lo) .olatile &ituminous coal, "ig" .olatile bituminous
(atu bara tingkat rendah (lo) rank): "ub bituminous coal, lignite.
.# Klasifikasi menurut &S)!
;abel 5. Klasifikasi batu bara menurut <";M (/eiger and /ibson,5B85)
Co. -lass /rup
2iDed -arbon
9imit, > (dry Min.
matter 0ater free
basis)
Eol.Matter 9imit >
(dry min.mat.0ater
free basis)
-alory value limit
(moist. min.0ater
free basis)
<gglomerating
character
F G A ? F G
5 <nthacite 5. Meta anthrac. B8 , , * , , Con
<gglomerating <ntrac. B* B8 * 8 , ,
"emi antrac. 84 B* 8 5. , ,
*. (ituminous 5. 9o0.Eol.(it.-oal $8 84 5. ** , ,
*. Med.Eol.bit.coal 4B $8 ** 75 , ,
7. )igh Eol.< bit.coal , 4B 75 , 5.%%% , commonly
.. )igh Eol.( bit.coal , , , , 57%%% 5.%%% agglomerating
3. )igh Eol.- bit.coal , , , , 55%%% 57%%% <gglomerating
7. "ub(it "ubbit. < -oal , , , , 5%3%% 553%% Con agglomerating
*. "ubbit ( coal , , , , B3%% 5%3%%
7. "ubbit - coal , , , , 87%% B3%%
. 9ignite 9ignite < , , , , 47%% 557%%
9ignite ( , , , , , 47%%
(# KU&'I)&S (&)U (&*&
(atu bara yang diperoleh dari hasil penambangan pasti mengandung bahan pengotor (impurities). Dikenal dua enis
impurities yaitu :
a. #nherent #mpurities : merupakan pengotor ba0aaan yg terdapat dalam batu bara. ketika batu bara dibakar habiss, maka
akam menyisahkan abu, pengotor ba0aan ini teradi bersama,sama pada 0aktu pada 0aktu proses pembentukan batu bara.
diantara pengotor tersebut ' gypsum (-a"+.*)*+), anhidrit (-a"+.), !yrit (2e"*), "ilika ("i+*)dapat uga berupa tulang
binatang (yg diketahui adanya kualitas !hosfor pada abu). !engotor ba0aan ini tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi
dapat dikurangi dengan pembersihan (teknologo batu bara bersih).
b. HDternal #mpurities : !engotor yg berasal dari luar, teradi pada saat proses penambangan, antara lain terba0anya tanah
dari hasil penambanganyg berasal dari tanah penutup. (atu bara merupakan endapan organic yg mutunya sangat
ditentukan oleh beberapa faktor: tempat terdapatnyacekungan, umur, banyaknya pengotor/kontaminasi.
Dalam memperhatikan mutu batu bara perlu diperhatikan beberapa hal :
/eating 0alue 1Calorofi 2alue3nilai kalor4 ' dinyatakan dalam Kkal/Kg. banyaknya umlah kalori yg dihasilkan
oleh batu bara tiap satuan berat (dalam Kg). Dikenal nilai kalor dalam net (0et calorific .alue atau lo) "eating calorific
.alue) yaitu nilai kalor dari hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan gas. Cilai kalor gross ( gross
calorific .alue atau "ig" "eating .alue*yaitu nilai kalor hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan uud
cair. semakin tinggi nilaiHeating +alue ()E), maka makin lambat alannya batu bara yg diumpan sebagai bahan bakar
setiap amnya. oleh karena itu kecepatan umpan batu bara (coal feeder) perlu disesuaikan.
!oisture Content 1kandungan lengas4 : &umlah lengas dalam batu bara akan mempengaruhi penggunaan udara
primer. semakin tinggi umlah lengasnya akan memerlukan lebih banyak udara primer untuk mengeringkan batu bara
tersebut. 9engas batu bara ditentukan oleh umlah kandungan air yg terdapat dalam batu bara. enis air yg terdapat dalam
batu bara :
<ir #nternal (air senya0a/unsur) yaitu air yg terikat secara kimia0i. enis air ini sulat untuk dilepaskan tapi dapat dikurangi
dgn cara memperkecil ukuran butir batu bara.
<ir eDternal (mekanikal) : air yg menempel pada permukaan batu bara. "atu hal yg menguntungkan bah0a batu bara
memeiliki sifat "ydrop"obic: apabila batu bara dikeringkan, maka batu bara tersebut sulit menyerap air, sehingga tidak
akan menambah air internal.
&sh Content 1kandungan &bu4- Komposisi batu bara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organic (berasal dari
tumbuhan) dan senya0a anorganik yang merupakan hasil rombakan batuan yg ada disekitarnya, bercampur selama proses
transportasi, sedimentasi dan proses pembatubaraan (coalification). <pabila batu bara dibakar senya0a anorganik yg ada
diubah menadi senya0a oksida berukuran butir halus dalam bentuk abu, <bu hasil batu bara ini dikenal dengan as"
content (kandungan abu). <bu ini merupakan kumpulan dari bahan,bahan pembentuk batu bara yg tidak dapat terbakar
(non conbusitible materials) atau yg dioksidasi oleh oksigen. (ahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain: senya0a
"i+*, <l+7, ;i+*, Mn7+., -a+, 2e*+7, Mg+, K*+, Ca*+, !*+, "+7 dan oksida unsur lain, selain itu terdapat uga abu dari
bahan organic yg terbakar. kualitas abu sangat berperan dalam penggunaannya pada industry misalnya pada industry semen
ika abu (dalam bentuk padatan) bercampur dengan klinker dan akan mempengaruhi kualitas semen yg dihasilkan, apabila
abu ini bercampur dengan udara makaa akan menimbulkan korosi/karatan pada peralatan yg dilaluinya.

Sulfur Content 1kandungan belerang4 : (elerang dalam batu bara dibedakan menadi *' dalam bentuk senya0a
anorganik (Mineral pirit (2e"*), markasit (2es*)) dan senya0a organic yg terbentuk selama teradinya
proses coalification <danya " dalam batu bara akan berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin (bagian luar) yg teradi
pd element pemanas udara, uga berpengaruh terhadap efektivitas peralatan penangkap abu (electrostatic presipitator).
adanya kandungan " di atmosfir dipicu oleh keberadaan air huan yg mengakibatkan terbentuknya air asam (dlm dunia
pertambangan batu bara dikenal sbgai air asam tambng, dgn p) G $).
0olatille !atter 1bahan mudam menguap4 : Kandungan EM terkait dgn proses pembatu baraan akibat
adanya o.erburden pressure, kandungan air dlm batu bara akan berkurang, sebalinya calorific .alue akan meningkat. pada
saat bersamaan batu bara mengalami proses de2olatisation5 diman semua sisa oksigen, hydrogen, sulfur dan nitrogen
berkurang sehingga kandungan EM g berkurang. Kandungan EM akan mengurangi kesemournaan pembakaran dan
intensitas nyala api. Kesempurnaan nyala api dinyatakan oleh -i1ed carbon.
)ubungan antara -uel ratio, fi1ed carbon dan EM.
Fixed carbon
Fuel Ratio =
Volatile matter

nilai 21 :ntuk ant"racite I (5%,4%)' semi ant"rac"ite I (4,5%),, semi bituminous I(7,$), bituminous I(%,3,7).
6i7ed Carbon : merupakan material yg tersisa setelah berkurangnya moisture, EM dan as" hubungan ketiganya
ditunukkan sebagai berikut :
Fixed Carbon (%) = 100 % - moisture content ash content

<pabila nilai moisture content dan ash disamakan dgn nilai EM, persamaan tersebut diats mnadi :
Fixed Carbon (%) = 100 - Volatile matter (%)

dari rumus diatas tampak bah0a makin berkurang kandungan air berarti moisture content makin kecil, nilai -C makin
tinggi.
/ardgro2e Grindability Index (HGI): "uatu bilangan yg menunukkan mudah atau sukarnya batu bara
digiling/digerus menadi bahan bakar serbuk. makin kecil nilai )/# maka makin keras keadaan batu baranya :
HG ! 1"#$ ! $#%" &

dimana J adalah berat (gram) dari batu bara halus berukuran *%% mesh, sebagai catatan harga )/# di #ndonesia
berkisar antara 73,4%. Dalam penelitian <mperiadi (*%%3) terhadap batu bara dari daerah sebulu, Kalimantan ;imur
didapatkan nilai )/# antara .5,.3.
&sh 6usion Charater of Coal- (atu bara apabila dipanaskan bersama,sama terutama material anorganik impurities
akan melebur/meleleh . apabila hal ini sampai teradi akan berpengaruh pada tingkat pengotor (fouling) , pembentukan
terak (slagging) dan akan teradi gangguan pd blo)er
SI6&) (&)U (&*& D&% D&!P&K P$!&%6&&)&%%8&
(atu bara di &lam
(atu bara berasal dari tumbuh,tumbuhan, melalui proses coalification yg cukup lama akan terbentuk batu bara,
pada saat yg sama akan membentuk gas metana (-).) yg mudah terbakar ika dipicu dengan panas misalnya pergesekan.
"ecara alamiah dalam batu bara terdapat kandungan sulfur anorganik (pirit dan markasit) dan " organik yg ketika
beraeaksi dgn oksigen dan air huan secara bersama,sama akan membentuk larutan asam sulfat ()*"+.). ika air dgn
kandungan asam sulfat ini (p) 3,4) mengalir ke badan air ("ungai dan ra0a) maka akan mematikan biota air, oleh karena
itu salah satu cara yg dilakukan adalah dgn menetralkan air tsb dgn menggunakan kapur tohor.
(atu bara mulai ditambang
'and learing, dalam proses ini batu bara akan bnyak bercampur dgn tanah pengotor. pada
saat penambangan berlangsung, masih terikut kotoran dlm bentuk fragmen batu lempung, fragmen batu pasir,. pengetor
tsb pd saat proses grinding bt. bara akan menadi debu yg akan mengotori butiran batu bara. !enambangan batu bara dapat
dilakukan secara terbuka (surface mining) atau tambang ba0ah tanah (underground mining. satu hal yg perlu
diperhatikan dalam tambang ba0ah tanah adalah pengadaan ventilasi udara untuk para penambang batu bara,sebab ika
tidak maka akan teradi tekanan gas metana (-).) yg terakumulasi dan ketika akumulasi gas itu bereaksi dgn oksigen maka
itulah yg menyebabkan timbulnya ledakan, disamping itu sangat mungkin timbulnya gas -+* yg beracun dan mematikan.
Pengangkutan batu bara

Dari tempat penambangan, fragmen batu bara dgn berbagai ukuran diangkut dgn truk ke tempat penimbunan (stock
pile). biasanya batu bara yg diangkut dgn truk akan ditutup oleh terpal agar batu bara tidak berceceran dialan, sebab
fragmen batu bara di alan apabila diinak oleh kendaraan akan hancur dan menghasilkan debu. di stock pilebatu bara akan
digiling dengan mesin penggiling/penghancur (crus"er) yg bekera dgn ayakan (sie.e), batu bara yg dihasilkan dgn ukuran
tertentu sesuai permintaan buyer. <pabila batu bara hasil penggilingan belum diangkut disarankan agar timbunan batu bara
tsb. diaduk dgn )"eel loader, agar udara dlm tumpukan batu bara dapat dikendalikan shingga tidak timbul panas, ika hal
itu tidak dilakukan boleh d akan timbulnya kebakaran sebab salah satu sifat batu bara adalah Self 2gnition (terbakar
sendirinya). (atu bara yg digiling, diangkut oleh belt con.eyor kemudian dicurahkan ke pontoon. arak vertical uung
akhir belt con.eyor ke pontoon antara 3,5% m. pada arak tsb. saat batu bara dicurahkan, maka debu batu bara secara
alamiah tertiup angin, hasil yg diperoleh batu bara yg tertampung di ponon menadi bersih
(atu (ara ditempat timbunan konsumen
Konsentrasi gas metan (-).) yg tinggi sngat memungkinkan sbgai salah satu penyebab kebakaran batu bara, oleh
karena itu diperlukan pengontrolan suhu pada onggokan batu bara. "alah satu metode yg paling sederhana adalah sebagai
berikut :
!ada onggokan batu bara ditanamkan secara vertical batang pipa pralon yg dindingnya sudah dilubangi , panang pipa
pralon sama dgn tinggi tumpukan onggokan batu bara, disarankan tinggi dari tumpukan onggokan batu bara tidak lebih dari
7 m.
9ubang pada pipa pralon dimaksudkan supaya udara yg berada dalam onggokan batu bara dapat masuk kedalam ruang
pipa pralon, diasumsikan udara yg ada didalam onggokan fragmen batu bra sama dgn udara yg masuk kedalam ruang pipa
pralon.
Didalam pipa pralon digantungkan thermometer alcohol(yg dpt menunukkan temperature maksimum). pada angka yg
menunukkan temperature kritis dipasang rangkaian kabel, yg dihub dgn alat penyemprot air otomatis
<pabila telah mencapai temp. kritis maka secara otomatis aliran listrik akan menggerakkan kelep penutup penyemprot air
dan air akan memancar pada tumpukan batu bara. Camun demikian usaha mengaduk,aduk onggokan batu bara g tetap
dilakukan.

)$K%"'"GI D$SU'6U*IS&SI P&D& P')U 9 (&)U (&*&
!9;: (atu bara merupakan salah satu enis pembangkit listrik yg paling banyak menghsailkan debu, "+* dan C+D. Hmisi
debu dan gas tersebut apabila tidak dikendalikan dan berhasil lepas ke atmosfer akan mengakibatkan dampak lingkungan
oleh karena itu perlu dikembangkan teknologi Desulfurisasi pada !9;: batu bara.
!emnafaatan teknologi desulfurisasi boiler batu bara / minyak telah dikenal seak pertengahan tahun 5B4% diepang. "aat ini
dikenal 7 tipe desulfurisasi, adalah sebagai berikut :
<. ;ipe (asa
Dikatakan tipe basa sebab dalam proses pengurangan gas "+*. gas tsb. disemprotkan dgn air yg telah dicampur dgn
kpur tohor yg akan menghasilkan gypsum dan limbah air. beberapa modelnya yg dikenal
Model limestone 3 gypsum process
dgn menggunakan limestone/lime sbgai absorben. medel enis ini umumnya digunakan pada pembangkit listrik dgn
kapasitas 53% MJ atau lebih. secara umum desulfurisasi enis ini berlangsung sebagai berikut:
-a-o7 6 "+7 ,,,,, -a"+7 6 -+*
-a(+))* 6 "+* ,,,, -a"+7 6 )*+
-a"o7 6 K +* ,,, -a"+.*)*+
dari persamaan tersebut, terlihat bah0a gypsum diperoleh dgn menyemprotkan udara kedalam slurry sulfit yg terbentuk
dari hasil ikatan antara sulfur dioksida dgn kapur.
!rinsip kera Model ini :
melalui pencampuran limestone/lime dalam tangki air yg membentuk slurry dan diteruskan kedalam scrubber, ditempat ini
slurry akan disemburkan dan beraeaksi dgn gas buang hasil pembakaran batu bara dari boiler guna mengurangi kandungan
"+* dari gas buang tersebut.
Di &epang dikembangkan 7 enis scrubber untuk 2lue gas Desulfurisasi (2/D), diantaranya:
&enis packet to)er Dikembangkan oleh 4itsubis"i Hea.y 2ndustries (M)#)' menghasilkan kontak antara gas dan liLuid
(slurry* yg sangat baik. teknologinya sederhana dgn permukaan licin sehingga tidak mengahasilkan scaling (terak)
Jet &ubbling 5eactor
Scrubber 61ide7er System
banyak florida dan alumina yg dapat menurunkan efisiensi pengurangan gas buang dan kadar abu. untuk menaggulanginya
ditambahkan =at additi.ies (=at tambahan) seperti sodium, magnesium, dan senya0a lainnya yg g memiliki kemampuan yg
sama.
"istem 2 tidak mempunyai o1idi7er yg dapat mempengaruhi kualitas gypsum. :ntuk itu perlu pengaturan proses oksidasi
melalui pengaturan p) sekitar 3 dan konsentrasi gas sebesar 5.%%% ppm.
(. ;ipe kering
tipe ini dalam pengoperasiaannya banyak memerlukan limestone/lime untuk mengikat gas "+*. <bserben batu
kapur diineksikan kedalam ruang pembakaran (boiler' semacam ketel uap), sedangkan absoben kapur diineksikan
kedalam duct( pipa/saluran buangan). disamping itu air dalam proses ini tidak diperlukan, sehingga setelah pengineksian
limestone atau lime, gas buang tsb. langsung diteruskan kecerobong untuk dibuang ke atmosfer. Jalaupun teknologi ini
cukups sederhana, namun kenyataanyan tidak banyak Cegara yg memanfaatkan teknologi tsb. hal ini disebabkan oleh:
Hfisiensi pengurangan gas "+* sangat tergantung dari volume ineksi limestoneatau lime (semakin banyak
ineksi limestone'lime, semakin besar efisiensi pengurangan gas "+*
"Hmakin memperbesar penurunan produksi listrik yg diakibatkan oleh endapan yg teradi di boiler atau duct.
produk sampingan berupa gypsum kurang dapat dimanfaatkan seab bnyak mengandung abu terbang, kapur, kasium sulfat
dan sulfit.
-. ;pe "emi Kering
"istem ini merupakan pengembangan dari sistem kering ke sistem basah, yg menggunakan limestone/lime sebagai
absorben serta air yg disemprotkan kedalam spray cooler. guna membantu proses pendinginan gas buang hingga mecapai
$%
o
-. pada dasranya tipr ini bekera dengan dua tahap desulfurisasi yaitu yg berlangsung diruang pembakaran dan yg
beralngsungdi spray cooler

"+* 6 )*+ ,,,,,,,,,, )*"+. MMMMMMMMMMMMMMM (5)
)*"+7 6 -a+ ,,,,,,,, -a"+7 6 K )*+ 6 )*+ MMMMMMMMMMMM (*)
-a+ 6 )*+ ,,,,,,,, -a(+))* MMMMMMMMMMMM (7)
-a(+))* 6 "+* ,,,,,, -a"+7.5/* )*+ 6)*+ MMMMMMMMMMMM(.)
Hfisiensi Desulfurisasi tipe semi kering dapat dicapai hingga 8% >.
D$SU'6U*IS&SI (&)U (&*& S$C&*& !IK*"(I&'
"ulfur dalam btubara dibedakan dalam * enis' sulfur anorganik (sulfur sulfat dan besi disulfida' pirit (2e*") dan markasit
dan sulfur organic. "ulfur sulfat tidak akan terlibat dalam pembentukan oksida sulfur ("oD), yg merupakan salah satu polusi
udara. meskipun harga batu bara relative murah, penggunaan batu bara sebagai bahan ebergi melalui pembakaran
menghasilkan limbah berupa gas yg dianggap sebagai bahan polusi, diantaranya' gas nitrogen dioksida (C+*) dan oksida
sulfur ("+D). banyak penelitian telah dilakukan untuk menurunkan kadar oksida sulfur dari hasil pembakaran batu bara.
;eknologi pemisahan batuabara dpt dilakukan pd tahap sebelumnya, selama atau sesudah pembakaran atau kombinasi
diantaranya.
Ditinau dari prosesnya desulfurisasi selalu melibatkan proses kimia, fisika dan biologi atau kombinasi ketiga proses. "aat
sekarang teknik desulfurisasi batu bara yg umum dilakukan adalah dgn pembersihan secara fisik seperti pembusaan (frot"
flotation), penggumpalan dgn minyak (oil !ngglomeratin) dan pemisahan scr gravitasi (gra.itasi separation) (4in and
#"eellock,1988 dalam sukandarrumidi *%%3)
-rot" flotation dan oil anglomerating menggunakan teknik pemisahan akibat dari perbedaan sifat permukaan batu bara
dan partikel mineral anorganik yg terendapkan dalam air. pada -rot" flotation partikel batu bara yg
bersifat "ydrop"obic (yg sulit mengikat air) dgn partikel batu bara yg bersifat "ydrop"ilic (mudah mengikat air)
Dalam proses oil anglomerating partikel batu bara secara selektif dilapisi dan digumpalkan oleh minyak, kemudian
dipisahkan dgn alan penyaringan. pemisahan secara gravitasi dapat menghasilkan yg tinggi untuk partikel batu bara yg
kasar (ukuran besar) dan kurang selectif untuk batu bara dgn ukuran kecil, oleh sebab itu pemisahan secara gravitasi
merupakan proses pelengkap pd cara pembersihan dgn cara pengapungan maupun penggumpalan minyak.
Jalaupun demikian tidak satu pun pemisahan csra fisik ini akan bekera secara efektif kecuali kotoran mineral hrus
dibersihkan dari batubara terlebih dahulu. Kerugian utama dari pembersihan secara fisik adalah kehilangan energy secara
tidak langsung dalam pemisahan partikel batubara yg mengandung sulfur pirit halus dan terikat didalam batu bara.
!roses desulfurisasi kedua adalah dgn metode kimia. !roses tsb antara lain : proses Meyers ()amersma.5B$$), desulfurisasi
dgn oksidasi 2riesnab, 5B$$) hidrodesulfurisasi,(9ening, 5B$$).
!roses Meyers merupakan proses leacing secara kima menggunakan cairan sulfat besi, yg digunakan untuk mengambil
kandungan sulfur pirit dan bukan sulfur organic.
!roses desulfurisasi dgn oksidasi yaitu dgn udara. Dimana kadar " dikurangi melalui konversi dengan udara. menamin
hasil yg mudah menguap (terutama sulfur dioksida) dan sulfat,sulfat yg mudah larut dan dapat dipindahkan dgn medium
air pencuci pada tahap berikutnya.

You might also like