SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
I.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Daging dan ikan merupakan bahan pangan hewani yang bernilai gizi tinggi. Daging umumnya mengandung air 66%, protein dengan kadar 18,8%, kalsium 11% dan komponen lainnya. Sedangkan ikan pada umumnya mengandung air 63%, protein dengan kadar 21%, protin kadarnya 14%, dan kadar lemaknya 1,41%.Oleh karena itu daging dan ikan merupakan media yang disenangi mikroorganisme untuk tumbuh. (Herudiyanto 2006) Uji mikrobiologi merupakan salah satu jenis uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Mikroogranisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroogganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniseluler yang tumbuh dengan cara pembelahan biner. Mikrobia pada bahan makanan terdiri dari berbagai spesies yang berasal dari berbagai lingkungan. Populasinya tergantung dari penerapan proses sanitasi, proses pengolahan dan kontrol yang digunakan untuk membunuh mikrobia (metoda preservasi). Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).
Daging dan ikan sering ditumbuhi oleh mikroba yang tergolong mikrobapsikrofilik, yaitu yang memiliki suhu optimum pertumbuhan 5-15 0 C, dengan suhu minimum 0 0 C dengan suhu maksimum sekitar 20 0 C.Daging dan ikan yang dijual di pasar tanpa diberi perlakuan sering terkontaminasi oleh mikroba mesofilik. Oleh karena itu untuk menghitung jumlah mikroba pada daging dan ikan digunakan suhu 20 0C C. Hal ini dengan tujuan mikroba psikrofilik dan mesofilik dapat tumbuh dengan baik Pada praktikum kali ini dilakukan penumbuhan dengan metode Pour Plate Agardan pengamatan mikroba yang tumbuh di media VRBA dan PCA dengan konsentrasi 0.1 dan 1 ml masing masing cawan petri yang dilakuakan duplo. Untuk memupukkan sampel mikroba dilakukan beberapa metode seperti metode ekstraksi, metode oles (swab), dan metode celup. Untuk mempermudah perhitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memiliki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium adalah besar kecilnya koloni, bentuk koloni, kenaikan permukaan, halus kasarnya permukaan, wajah permukaan, warna permukaan, dan kepekatan (Dwidjoseputro, 1978).
B. TUJUAN 1. Mempelajari mutu mikroklogis daging dan hasil perikanan dengan cara pengambilan contohnya 2. Menguji mutu mikrobiologis daging dan hasil perikanan. 3. Melakukan percobaan untuk mendapatkan mikroba dari sampel dengan metode swab , metode ekstraksi dan metode celup.
Hasil pengamatan pewarnaan gram dari sampel kerang yang diekstrak
Foto pengamatan terhadap mikroba yang tumbuh di medi VRBA
Foto hasil pengamatan dari mikroba dari ekstraksi kerang yang tumbuh di media PCA
BAHAN DAN ALAT A.Bahan 1. Hasil perikanan : ikan, kerang dan cumi 2. Daging : ayam B.Media dan Bahan Kimia 1. Lardfish = 63 ml (tabung 9 ml) 2. VRBA = 150 ml 3. PCA = 100ml 4. Pereaksi pewarnaan gram C.Alat 1. Gelas objek 1. Jarum osse 2. Bunsen 3. Pinset 4. Pisau 5. Mikroskop 6. Cawan petri steril = 12 buah 7. Pipet mikro 1 ml = 5 buah 8. Pipet mikro 0,1 ml = 3 buah D. Langkah kerja dari metode Pour plate Agar sampel ekstraksi kerang 1. Sampel kerang yang ada lalu dimasukkan ke plastik yang telah di sterilisasi 2. Kerang dieksrak dengan ditambahkan 18 ml lard fish ( 2 tabung 9 ml) ke plastik. Kerang diekstrak sampai warna lardfish berubah menjadi kecoklatan. Kerang sebagian besar sudah hancur. 3. Dari ekstrak kerang dipipet 1 ml dimasukkan ke lard fish 9 ml sebagai pengenceran awal 10 -1
4. Dipipet lagi 1 ml dimasukkan ke lardfish 9 ml sebagai pengenceran kedua 10 -2
5. Dipipet lagi 1 ml lalu dimasukkan ke 9 ml lard fish sebagai pengenceran ketiga dengan tingkat pengenceran 10 -3. Lalu kita pupukkan ke setiap cawan dengan konsentrasi 1 ml dan 0,1 ml un. Latuk media yang berbeda yaitu VRBA dan PCA. Lakukan hal tersebut sampai pengenceran kelima. Penambahan media dilakukan dengan metode tuang. 6. Didiamkan di\ suhu ruang selama 2 hari lalu lakukan pengamatan dan lakuakan hitungan cawan dengan metode lama dan metode baru.
E. Langkah Kerja dari pewarnaan gram sampel kerang yang di ekstraksi 1. Teteskan beberapa tetes sampel kerang di kaaca preparat. 2. Lalu tambahkan kristal violet, diamkan selama 1 menit lalu bilas menggunakan akuades 3. Lalu tambahkan iodin lugol lalu diamkan selam 1 menit lalu bialas lagi menggunakan akuades. 4. Lalu tambahkan alkohol 90% diamkan slam 30 detik lalu bilas menggunakan akuades 5. Lalu tambahkan safranin diamkan selama 30 detik lalu bilas menggunkan akuades 6. Keringkan preparat menggunakan ketas serap 7. Lalu amti mikroba yang terlihat dari hasil pewarnaan dengan 5 areal pandang dengan 3 kali ulangan preparat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil
B. PEMBAHASAN Bahan pangan segar seperti kerang dan berbagai jenis ikan sering ditumbuhi oleh mikroba terutama bakteri. Bahan pangan tanpa diberi perlakuan seperti yang ditemui dipasar sering terkontaminasi oleh mikroba. Terdapatnya bakteri pathogen pada perairan laut menandakan adanya kontak dengan buangan limbah yang mengandung zat kimia seperti timbal, merkuri dan logam berat lainya yang sulit teruraikan, dimana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan berkembang bila kondisi perairan tersebut memungkinkan, selanjutnya dari keadaan ini akan mempengaruhi biota perairan yang nantinya akan dikonsumsi oleh manusia. Pada praktikum ini, dilakukan uji mikrobiologi pada kerang menggunakan metode tuang. Kerang yang telah dipisahkan dari cangkangn ya di ekstraksi dengan cara kerang dimasukan ke dalam plastik yang berisi larutan fisiologis sebanyak 18 mL dan dihancurkan secara manual. Kemuadian dilakukan pengenceran sampai 10. Hal ini karena diperkirakan koloni yang terbentuk berada pada jumlah yang dapat dihitung pada pengenceran tersebut. Selain itu, perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Kemudian dilakukan pemupukan menggunakan
medium PCA dan VRBA (overlay) masing-masing 3 cawan (triplo) secara aseptis, hal ini untuk meminimalisasi kemungkinan kontaminasi pada pertumbuhan mikroba. Media PCA baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena didalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substensi nitrogen komplek lainya serta ekstrak yeast menyuplai vitamin B kompleks Setelah agar membeku, cawan diingkubasi selama 2 hari agar jumlah mikroba maksimal yang dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir ingkubasi. Selama masa ingkubasisel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata. Cawan petri yang diamati adalah cawan dengan pengenceran 10, 10 dan 10. Dari data hasil pengamatan pertumbuhan mikroba yang ditumbuhkan pada media PCA dan VRBA didapatkan hasil perhitungan untuk media PCA 1,2 x 10 cfu/ml, sedangkan pada media VRBA 1,9 x 10 cfu/ml. Dari data hasil pengamatan, pada sampel positif mengandung mikroba. Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran semakin rendah jumlah koloni bakteri. Dengan kata lain tingkat pengenceran berbanding terbalik dengan jumlah koloni bakteri. Pengamatan dilanjutkan dengan pewarnaan gram dengan mengambil cairan yang terdapat pada permukaan kerang menggunakan ose, kemudian di oleskan ke gelas objek dan difiksasi. Kemudian dilakukan pewarnaan menggunakan larutan kristal violet (1 menit), iodine (1 menit), alkohol (30 detik), dan safranin (30 detik). Setelah itu diamati di bawah mikroskop perbesaran 1000x menggunakan lensa minyak emersi. Setelah mengamati beberapa bidang pandang, didapatkan hasil yaitu pada ulangan pertama dari lima area pandang, terdapat bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Namun presentase bakteri gram negatif jauh lebih banyak dari bakteri gram positif. Ciri-ciri dari bakteri gram negatif yaitu terlihat warna merah pada bakteri, sedangkan untuk bakteri gram positif bakteri berwarna biru keunguan. Untuk ulangan kedua, presentase bakteri gram negatif lebih banyak dari gram positif. Pada ulangan ketiga, pada areal pandang satu sampai lima, presentase bakteri gram negatif lebih banyak jika dibandingkan bakteri gram positif.
KESIMPULAN Untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan pangan segar dapat menggunakan metode celup, metode ekstraksi dan metode swab sesuai dengan kegunaanya. Pada metode celup sampel dicelupkan kedalam larfis. Metode ini digunakan untuk sampel yang berukuran kecil. Metode ekstraksi dilakukan dengan cara menghancurkan sampel yang telah dimasukkan kedalam larutan fisiologis. Sedangkan metode swab dengan mengoleskan batang swab diatas permukaan sampel dengan ukuran tertentu. Berdasarkan hasil praktikum dan identifikasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel kerang yang dianalisis positif mengandung bakteri S. Aureus dan E. Coli. Bakteri S.aureus pada pewarnaan gram berwarna merah (gram negatif) dan bakteri E. Coli pada pewarnaan gram berwarna biru keunguan (gram positif).
DAFTAR PUSTAKA Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta. Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-dasar Mikrobiolo gi. Penerbit Djambatan; Jakarta.