You are on page 1of 4

the

nest
Consequences of
Under- and Overnutrition
in Early Childhood
Under- and Overnutrition in the First
Thousand Days: The Importance of
the Problem and Interventions
Zul qar A. Bhutta, Toronto, Ont.
(Canada)/Karachi (Pakistan) and
Zohra Lassi, Karachi (Pakistan)
The Economic Rationale for
Micronutrient Forti cation
Patrick Detzel, Lausanne (Switzerland)
Under- and Overnutrition of Iron in
Infancy and Early Childhood
Bo Lnnerdal, Davis, CA (USA) and
Olle Hernell, Ume (Sweden)
2013, Nestl Nutrition Institute
CH1800 Vevey
Switzerland
Printed in Switzerland
No. 35 / November 2013
INFORMATION FOR THE MEDICAL
PROFESSION ONLY
This booklet is protected by copyright.
However, it may be reproduced without
the prior written permission of Nestl
Nutrition Institute or S. Karger AG, but is
subject to acknowledgement of the
original publication.
The material contained in this booklet
was submitted as previously unpublished
material, except in the instances in which
credit has been given to the source from
which some of the illustrative material
was derived.
Source of illustrations:
Nestl Nutrition Collection
Great care has been taken to maintain the
accuracy of the information contained in this
booklet. However, neither Nestl Nutrition
Institute nor S. Karger AG can be held
responsible for errors or for any conse-
quences arising from the use of the
information contained herein.
Published by S. Karger AG, Switzerland,
for Nestl Nutrition Institute
Avenue Reller 22
CH1800 Vevey
Switzerland
Copyright 2013 by
Nestl Nutrition Institute, Switzerland
ISSN 12709743
Consequences of
Under- and Overnutrition
in Early Childhood
Under- and Overnutrition in the First
Thousand Days: The Importance of
the Problem and Interventions
Zulqar A. Bhutta, Toronto, Ont.
(Canada)/Karachi (Pakistan) and
Zohra Lassi, Karachi (Pakistan)
The Economic Rationale for
Micronutrient Fortication
Patrick Detzel, Lausanne (Switzerland)
Under- and Overnutrition of Iron in
Infancy and Early Childhood
Bo Lnnerdal, Davis, Calif. (USA) and
Olle Hernell, Ume (Sweden)
2013, Nestl Nutrition Institute
CH1800 Vevey
Switzerland
Printed in Switzerland
No. 35 / November 2013
X X X X X X X X X
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
the
nest
Pesan Kunci
Baik kurang gizi maupun obesitas pada
ibu hamil adalah masalah kesehatan
masyarakat yang sangat besar yang
berkaitan dengan efek merugikan pada
hasil kehamilan.
Diperkirakan sekitar 27% dari selu-
ruh kelahiran pada negara berpendapa-
tan rendah dan menengah adalah bayi
dengan berat badan rendah menurut
umur kehamilan dan berhubungan
dengan kekurangan gizi selama ke-
hamilan.
Obesitas pada kehamilan berhubu-
ngan dengan tingginya risiko hasil ke-
hamilan yang merugikan dan kelebihan
risiko melahirkan bayi makrosomia,
asphixia saat lahir atau trauma dan ke-
matian neonatal.
Meningkatkan berat lahir dan
mempercepat pertumbuhan linear se-
jak lahir hingga usia 2 tahun berhubu-
ngan dengan meningkatnya sumber
daya manusia dengan tanpa kelebihan
risiko penyakit kardiovaskuler pada
masa dewasa.
Meskipun lingkup bagi intervensi
yang efektif telah disepakati pada 1000
hari pertama kehidupan (periode ke-
hamilan dan 2 tahun pertama usia
anak), mungkin ada manfaat dari inter-
vensi diluar lingkup ini, lebih baik diper-
oleh dari intervensi yang dilakukan
Z u l f i q a r A . B h u t t a
a, b
Z o h r a L a s s i
b
a
SickKids Center for Global Child Health,
Toronto, Ont., Canada
zulqar.bhutta@aku.edu
b
Center of Excellence in Women and Child Health,
the Aga Khan University, Karachi, Pakistan
zohra.lassi@aku.edu
2
the
nest
3
tasan untuk melakukan tindakan
intervensi (gambar 1).
Referensi
1. Black RE, Victora CG, Walker SP, Bhutta ZA,
Christian P, de Onis M, Ezzati M, Grantham-
McGregor S, Katz J, Martorell R, Uauy R; Ma-
ternal and Child Nutrition Study Group: Mater-
nal and child undernutrition and overweight in
low-income and middle-income countries. Lan-
cet 2013;382:427451.
2.Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S,
Dewey K, Giugliani E, Haider BA, Kirkwood B,
Morris SS, Sachdev HP, Shekar M; Maternal
and Child Undernutrition Study Group: What
works? Interventions for maternal and child un-
dernutrition and survival. Lancet 2008;371:417
440.
3. Katz J, Lee AC, Kozuki N, Lawn JE, Cousens S,
Blencowe H, Ezzati M, Bhutta ZA, Marchant T,
Willey BA, Adair L, Barros F, Baqui AH, Chris-
tian P, Fawzi W, Gonzalez R, Humphrey J, Huy-
bregts L, Kolsteren P, Mongkolchati A, Mullany
LC, Ndyomugyenyi R, Nien JK, Osrin D, Rober-
froid D, Sania A, Schmiegelow C, Silveira MF,
Tielsch J, Vaidya A, Velaphi SC, Victora CG,
Watson-Jones D, Black RE; CHERG Small-for-
Gestational-Age-Preterm Birth Working Group:
Mortality risk in preterm and small-for-gesta-
tional-age infants in low-income and middle-
income countries: a pooled country analysis.
Lancet 2013;382:417425.
4. Victora CG, Adair L, Fall C, Hallal PC, Martorell
R, Richter L, Sachdev HS; Maternal and Child
Undernutrition Study Group: Maternal and child
undernutrition: consequences for adult health
and human capital. Lancet 2008;371:340357.
5. Adair LS, Fall CH, Osmond C, Stein AD, Mar-
torell R, Ramirez-Zea M, Sachdev HS, Dahly DL,
Bas I, Norris SA, Mickleseld L, Hallal P, Vic-
tora CG; COHORTS group: Associations of lin-
ear growth and relative weight gain during early
life with adult health and human capital in coun-
tries of low and middle income: ndings from
ve birth cohort studies. Lancet 2013;382:525
534.
6. Dean SH, Imam AM, Lassi ZS, Bhutta ZA: Im-
portance of intervening in the preconception
period to impact pregnancy outcomes; in Bha-
tia J, Bhutta ZA, Kalhan SC (eds): Maternal and
Child Nutrition: The First 1,000 Days. Nestl
Nutr Inst Workshop Ser. Basel, Karger, 2013,
vol 174, pp 6575.
7. Bhutta ZA, Das JK, Rizvi A, Gaffey MF, Walker
N, Horton S, Webb P, Lartey A, Black RE; Lan-
cet Nutrition Interventions Review Group; Ma-
ternal and Child Nutrition Study Group: Evi-
dence-based interventions for improvement of
maternal and child nutrition: what can be done
and at what cost? Lancet 2013;382:452477.
Kekurangan dan Kelebihan Gizi pada 1000 Hari Pertama:
Pentingnya Masalah dan Intervensi
pada prekonsepsi dan juga melanjut-
kan pencapaian dalam kesehatan dan
perkembangan kognitif bahkan setelah
usia 24 bulan.
Lancet seri terbaru tentang gizi ibu dan
anak [1,2] menyoroti pentingnya
kekurangan gizi dan obesitas pada sta-
tus kesehatan jangka pendek dan jang-
ka panjang. Selain itu terdapat hubu-
ngan yang jelas antara kekurangan gizi
pada ibu hamil dengan retardasi per-
tumbuhan fetus [3]. Diperkirakan pada
2010 ada 32.4 juta bayi lahir dengan
berat badan rendah atau sekitar 27%
dari seluruh kelahiran pada negara ber-
penghasilan rendah dan menengah.
Ada pula kemajuan penting pada
pengetahuan penting dari konsekuensi
obesitas maternal terhadap risiko kom-
plikasi dan hasil kehamilan yang meru-
gikan. Wanita hamil yang obes (IMT
sebelum hamil>30 kg/m2) memiliki
risiko 4 kali lipat lebih besar mengalami
gestasional diabetes dan 2 kali lipat
risiko berkembangnya pre-eklampsia
dibandingkan dengan ibu yang berat
badannya normal. Selama persalinan,
obesitas maternal berhubungan den-
gan kematian ibu, wasir, operasi Caesar
atau infeksi. Terdapat risiko yang tinggi
pada terjadinya bayi makrosomia, as-
phyxia, atau trauma dan kematian bayi
lebih cepat dari usia 0 hingga 2 tahun
menyebabkan pencapaian yang besar
terhadap kualitas sumber daya manu-
sia, namun memiliki sedikit hubungan
dengan faktor risiko penyakit kardio-
vaskuler [5].
Sementara fokus pada 1000 hari per-
tama, penting untuk memahami bahwa
konsep tersebut berasumsi bahwa ling-
kup bagi intervensi yang efektif adalah
periode selama kehamilan dan 2 tahun
pertama kehidupan. Hal ini mungkin
tidak tepat secara operasional atau si-
ologis karena beberapa intervensi yang
lebih efektif mungkin pada periode pra-
konsepsi [6], dan, saat intervensi untuk
mencegah stunting dapat efektif se-
cara maksimal pada 24 bulan pertama
setelah kelahiran [2,7], ada pencapaian
nyata pada perkembangan kognitif bah-
kan setelahnya. Penemuan ini meng-
garisbawahi pentingnya 1000 hari per-
tama sebagai ilustrasi dan bukan ba-
baru lahir. Selain itu, ada kemungkinan
kelebihan risiko obesitas pada masa
kanak-kanak dan remaja berikutnya
yang berhubungan dengan kegemukan
dan obesitas maternal selama kehami-
lan.
Kondisi awal intrauterine berperan
penting dalam pemrograman fenotipe
yang mempengaruhi kesehatan di
masa depan. Kegemukan dan obesitas
maternal pada masa kehamilan
meningkatkan risiko obesitas pada
masa balita yang berlanjut hingga
remaja dan dewasa. Data terakhir dari
konsorsium COHORT, kolaborasi para
ahli yang mengevaluasi 5 kelahiran
kohort dari negara berpendapatan ren-
dah dan menengah (India, Filipina,
Afrika Selatan, Guatemala dan Brazil)
menunjukkan pemahaman yang lebih
baik mengenai hubungan jangka pan-
jang antara penyebab dan hasilnya
pada jangka panjang. Penemuan sebe-
lumnya dari meta analisis 5 kelahiran
kohort ini menunjukkan bahwa ukuran
yang kecil saat lahir dan pada usia 2
tahun (terutama tinggi badan) ber-
hubungan dengan penurunan kualitas
sumber daya manusia: tinggi badan
dewasa yang lebih rendah, kurang pen-
didikan, menurunnya produktivitas eko-
nomi dan -bagi perempuan- berat bayi
yang dilahirkan lebih rendah [4]. Di sisi
lain, anak yang berukuran lebih besar
pada usia 24 bulan dan pertambahan
berat badan yang pesat setelah masa
bayi meningkatkan faktor risiko bagi
tingginya konsentrasi gula, tekanan da-
rah dan kadar lemak yang membaha-
yakan. Analisis lebih lanjut yang terbaru
menunjukkan berat bayi lahir yang lebih
besar dan pertumbuhan linier yang





9
bulan
6 bulan
Intervensi tidak langsung lainnya: Pertanian, Perlindungan Sosial, Air, Sanitasi, dan Kebersihan
3 bulan 6 bulan 12 bulan 18 bulan 0
Ibu (dari -9 bulan hingga 0-lahir)
Cukup nutrisi dan istirahat
Imunisasi tetanus toksoid
Pemeriksaan antenatal dan konseling
Suplementasi (asam folat, besi folat, kalsium, yodium,
mikronutrien)
Makanan
Berhenti merokok aktif maupun pasif
Pengobatan cacingan
Pencegahan malaria dan pencegahan pengobatan
intermiten
Pencegahan obesitas
Ibu (periode antara 0-6 bulan)
Cukup nutrisi dan istirahat
Zat besi
Vitamin A
Dukungan pada pemberian ASI di rumah
dan tempat kerja
Bayi (sejak 0-6 bulan)
Inisiasi Menyusu Dini
ASI eksklusif
Perawatan bayi baru lahir
Imunisasi
Monitor pertumbuhan
Pencegahan malaria
Penanganan demam
Bayi (dari 6 bulan hingga 24 bulan)
ASI
MP-ASI
Suplementasi/fortifikasi (vitamin A, zink, zat besi)
Imunisasi lengkap
Monitor pertumbuhan
Pengobatan cacingan
Manajemen diare, pemberian makan, suplementasi zink
Lingkungan yang bersih, air, sanitasi dan kebersihan
Pencegahan malaria dan perawatan
Pencegahan obesitas
24
bulan
the
nest

P a t r i c k D e t z e l
Public Health Nutrition Department, Nestl
Research Center, Lausanne, Switzerland
Patrick.Detzel@rdls.nestle.com
Pesan Kunci
Desiensi mikronutrien merupakan
tantangan berat di era kesehatanglobal.
Desiensi tidak hanya mempunyai
dampak merugikan pada kualitas hidup
manusia, tetapi juga mempengaruhi
perkembangan dan sosial.
Mengurangi desiensi mikronu-
trien melalui peraturan dan strategi in-
tervensi nutrisi yang efektif dapat
membawa manfaat kesehatan yang
besar untuk orang, sehingga mem-
bawa dampak positif pada ekonomi
lokal.
Desiensi mikronutrien merupakan
tantangan berat di era kesehatan global.
Desiensi tidak hanya mempunyai
dampak merugikan pada kualitas hidup
manusia, tetapi juga mempengaruhi
perkembangan dan sosial.
Mengurangi desiensi mikronutrien
melalui peraturan dan strategi inter-
vensi nutrisi yang efektif dapat mem-
bawa manfaat kesehatan yang besar
untuk orang, sehingga membawa dam-
pak positif pada ekonomi lokal.
Beban malnutrisi dan desiensi mikro-
nutrien merupakan tantangan berat di
era kesehatan global, di masyarakat
berpenghasilan rendah, juga di negara
berkembang [1]. Badan Kesehatan
Dunia WHO memperkirakan bahwa
lebih dari 2 miliar orang mengalami de-
siensi vitamin dan mineral esensial,
terutama vitamin A, yodium, zat besi
dan zink [2]. Wanita hamil, menyusui
the
nest
dan anak kecil sangat rentan terkena
desiensi [3].
Desiensi zat besi merupakan de-
siensi nutrisi yang paling umum [4].
WHO mengestimasikan bahwa sekitar
1.62 miliar orang mengalami anemia.
Anak prasekolah (47%) dan wanita
hamil (42%) mempunyai prevalensi
anemia yang tertinggi.
Di negara Filipina, prevalensi de-
siensi mikronutrien yang paling tinggi
pada zat besi, vitamin A dan zink terjadi
pada anak Filipina berusia 6-23 bulan
yang hidup di strata sosioekonomi ren-
dah (gambar 1).
Dikarenakan zat besi mempunyai
berbagai fungsi biologis, desiensi
ringan pada zat besi dapat menyebab-
kan efek merugikan seperti hasil ke-
hamilan yang buruk, performa motorik
dan mental yang buruk pada anak,
serta produktivitas pekerjaan yang bu-
4
ruk pada dewasa [4]. Hal ini dapat
mempengaruhi kualitas hidup keselu-
ruhan manusia dan mempengaruhi
ekonomi lokal.
Pada tahun 2003, Horton dan Ross
[4] mengestimasikan kerugian ekonomi
yang disebabkan oleh desiensi zat
besi pada 10 negara yang sedang
berkembang. Kerugian median yang
disebabkan oleh hilangnya kemam-
puan sik dan kognitif adalah USD
16.78 per kapita (4.05% dari GDP).
Jumlah ini menyamai pengeluaran ke-
sehatan di India pada tahun 2011 [6].
Fortikasi pada makanan merupak-
an strategi yang aman dan hemat biaya
untuk membantu mencegah desiensi
mikronutrien pada populasi yang luas
[5]. Sebuah kajian sistematis menun-
jukkan bahwa fortikasi menghasilkan
peningkatan secara nyata pada konsen-
trasi mikronutrien di serum pada anak
Rasional Ekonomi
untuk Fortikasi Mikronutrien
5
gobatan yang melambung (gambar 2).
Biaya medis dari desiensi ini di Filipina
mencapai 30 juta USD, hilangnya
produksi sebanyak 618 juta USD, dan
biaya tidak terukur berupa 4000 rent-
ang hidup lengkap (dalam DALYS- dis-
ability adjusted life year) [10].
Estimasi biaya ini menunjukkan
bahwa strategi fortikasi dan nutrisi
yang direncanakan sejak awal sangat-
lah penting, terutama untuk wanita dan
anak-anak. Mengurangi desiensi mik-
ronutrien melalui peraturan dan inter-
vensi dapat membawa manfaat kese-
hatan yang menguntungkan untuk
orang, sehingga secara positif mendu-
kung ekonomi lokal.
Referensi
1. Hoeft B, Weber P, Eggersdorfer M: Micronutri-
ents a global perspective on intake, health
benets and economics. Int J Vitam Nutr Res
2012;82:316320.
2. WHO: World Health Report. Geneva, World
Health Organization, 2000.
3. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Cauleld LE, De
[7]. Kajian sistematis selanjutnya mem-
perkuat gagasan bahwa pemberian
susu dan serealia yang difortikasi ber-
bagai mikronutrien termasuk zat besi
mengurangi risiko anemia hingga 57%
pada bayi dan anak dibandingkan
makanan yang tidak difortikasi [8].
Walau sudah banyak manfaat kes-
ehatan dari fortikasi yang dilaporkan,
penelitian terkini telah mulai meng-
evaluasi manfaat dari fortikasi dari sisi
ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Model ekonomi kesehatan dapat digu-
nakan untuk mengevaluasi efektitas
dari strategi fortikasi mikronutrien,
termasuk biaya dan beban yang dise-
babkan oleh penyakit. Pendekatan ini
sedang diterapkan di negara Filipina,
dimana prevalensi desiensi mikronu-
trien (zat besi, vitamin A dan zink) [9]
pada anak berusia 6-23 bulan dan 24-
59 bulan di strata sosial ekonomi yang
lebih rendah menyebabkan biaya pen-
Gambar 1. Prevalensi desiensi mikronutrien berdasarkan strata sosial-ekonomi
pada anak negara Filipina berusia 6-23 tahun.
Prevalensi Defisiensi Menurut SES
pada Anak berusia 6-23 Bulan
35
30
25
20
15
10
5
0
1
Rendah Tinggi
Defisiensi Zink Defisiensi Vitamin A Anemia defisiensi zat besi
2 3 4 5 6 7 8 9 10
P
r
e
v
a
le
n
s
i (%
)
Onis M, Ezzati M, Mathers C, Rivera J: Mater-
nal and child undernutrition: global and regional
exposures and health consequences. Lancet
2008;371:243260.
4. Horton S, Ross J: The economics of iron de-
ciency. Food Policy 2003;28:5175.
5. Das JK, Salam RA, Kumar R, Bhutta ZA: Micro-
nutrient fortication of food and its impact on
woman and child health: a systematic review.
Syst Rev 2013;2:67.
6. The World Bank: Health expenditure per capita.
http://data.worldbank.org/country/india.
7. Bhutta ZA, Das JK, Rizvi, et al: Evidence-based
interventions for improvement of maternal and
child nutrition: what can be done and at what
cost? Lancet 2013;382:452477.
8. Eichler K, Wieser S, Rthermann I, Brgger U:
Effects of micronutrient fortied milk and ce-
real food for infants and children: a systematic
review. BMC Public Health 2012;12:506.
9. Food and Nutrition Research Institute, Depart-
ment of Science and Technology (FNRI-DOST):
Philippine Nutrition Facts and Figures 2008.
Taguig City, FNRI-DOST, 2010.
10. Wieser S, Plessow R, Eichler K, et al: Burden
of micronutrient deciencies by socio-econom-
ic strata in children aged 6 months to 5 years in
the Philippines. BMC Public Health, submitted.
Biaya Medis dan Hilangnya Produksi
Berdasarkan SES di Anak berusia 6-59 bulan
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IDA = Iron-deficiency anemia
VAD = Vitamin A deficiency
ZnD = Zinc deficiency
J
u
t
a
U
S
$
Strata Sosio Ekonomi
Gambar 2. Biaya medis dan hilangnya produksi berdasarkan
strata sosio-ekonomi pada anak berusia 6-59 bulan di negara
Filipina. Biaya yang disebabkan oleh desiensi mikronutrien
banyak dipengaruhi oleh usia spesik dan kelompok
penghasilan, dengan biaya tertinggi berada pada strata
sosio-ekonomi yang lebih rendah.
the
nest
the
nest
6
B o L n n e r d a l
a

O l l e H e r n e l l
b
a
Department of Nutrition, University of
California, Davis, Calif. USA
bllonnerdal@ucdavis.edu
b
Pediatrics, Department of Clinical Sciences,
Ume University, Ume, Sweden
olle.hernell@pediatri.umu.se
Pesan Kunci
Suplementasi/fortikasi zat besi dapat
mencegah desiensi besi dan anemia
desiensi besi pada banyak bayi yang
membutuhkan besi, tetapi bayi dengan
status besi cukup dan tetap diberikan
besi mungkin dapat mengakibatkan
hasil yang tidak diinginkan.
Kekurangan zat besi atau yang sering
kita sebut dengan Desiensi Besi,
merupakan desiensi mikronutrisi yang
sering terjadi pada bayi diatas 6 bulan
dan balita baik pada Negara maju mau-
pun berkembang [1]. Hal ini disebabkan
oleh kebutuhan zat besi tinggi karena
adanya pertumbuhan cepat, kekuran-
gan zat besi pada makanan/makanan
dengan bioavailabiltas zat besi rendah.
Desiensi Besi dikabarkan merupakan
penyebab anemia desiensi besi dan
merupakan faktor risiko kesehatan bu-
ruk [2]. Anemia Desiensi Besi dapat
menyebabkan keterlambatan perkem-
bangan kognitif dan motorik [3], dan
gangguan ini bersifat ireversibel, con-
tohnya bahkan dengan pengobatan zat
besi pun desiensi masih dapat terjadi
pada anak usia lebih dewasa. Untuk
mencegah pengaruh jangka panjang
pada perkembangan, pemberian suple-
mentasi [4] dan fortikasi [5] besi pada
makanan sehari-hari direkomendasi-
kan, bersamaan dengan pemberian
saran mengenai bagaimana memilih
makanan kaya zat besi.
Kemungkinan kelebihan zat besi,
misalnya pemberian zat besi berlebi-
han, tidak mendapatkan perhatian cu-
kup. Walaupun zat besi dapat menye-
babkan keracunan karena sifat tok-
siknya, hal ini dipercaya bahwa bahwa
pemberian suplementasi/fortikasi
besi harus diberikan dalam jumlah
sewajarnya dimana kelebihannya dapat
diekskresi. Bagaimanapun, beberapa
studi menyarankan pemberian zat besi
ke bayi dengan simpanan besi cukup
dapat memberikan pengaruh buruk.
Drops zat besi yang diberikan ke bayi
usia 4-9 bulan dengan kadar zat besi
baik di Honduran dan Swedia memberi-
kan hasil yang signikan dalam penu-
runan pertumbuhan panjang badan [6].
Pengaruh buruk ini tidak diobservasi
pada bayi yang sebelumnya memiliki
status besi rendah. Beberapa studi lain
pada Negara berkembang [7,9] menun-
jukkan penurunan berat badan pada
bayi dengan kadar zat besi baik pada
saat awal suplementasi. Pada populasi
ini, status nutrisi pada bayi secara
umum buruk dan pertumbuhan mereka
memburuk, hal ini menjelaskan men-
gapa pengaruhnya terlihat pada berat
badan tetapi tidak pada tinggi badan.
Mekanisme dibalik bagaimana zat besi
dapat mempengaruhi pertumbuhan
masih belum diketahui. Pada mikroo-
ra saluran cerna bayi dengan kadar zat
besi baik dan diberikan suplementasi
besi mungkin saja berbeda dengan
bayi desiensi besi dan diberikan su-
plementasi besi. Bahkan, mikroora
saluran cerna belakangan ini terlihat
dapat mempengaruhi penggunaan en-
ergi di saluran cerna [10].
Observasi diatas dilakukan pada
bayi yang mendapatkan drops besi
(medicinal iron). Telah dipikirkan bahwa
7
Kelebihan dan Kekurangan
Zat Besi pada Masa Bayi dan Balita
Referensi
1. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Cauleld LE,
DeOnis M, Ezzati M, Mathers C, Rivera J: Ma-
ternal and child undernutrition: global and re-
gional exposures and health consequences.
Lancet 2008;371:243260.
2. World Health Organization: Reducing risks, pro-
moting healthy life. The World Health Report
2002. Geneva, World Health Organization,
2002.
3. Lozoff B: Iron deciency and child development.
Food Nutr Bull 2007;28(suppl 4): S560S571.
4. Iannotti L, Tielsch, Black MM, Black RE: Iron
supplementation in early childhood: health ben-
ets and risks. Am J Clin Nutr 2006;84:1261
1276.
5. Hurrell RF: Iron fortication: its efcacy and
safety in relation to infections. Food Nutr Bull
2007;28(suppl 4):S585S594.
6. Dewey KG, Domellf M, Cohen RJ, Landa Ri-
vera L, Hernell O, Lnnerdal B: Iron supplemen-
tation affects growth and morbidity of breast-
fed infants: results of a randomized trial in
Sweden and Honduras. J Nutr 2002;132:3249
3255.
7. Idjradinata P, Watkins WE, Pollitt E: Adverse ef-
fect of iron supplementation on weight gain of
penambahan besi pada formula bayi
tidak selalu memiliki pengaruh buruk
dikarenakan hanya relatif sedikit zat
besi terabsorbsi. Belakangan ini terlihat
pemberian formula bayi dengan forti-
kasi zat besi 12.7mg/l dibandingkan
dengan 2.3 mg/l untuk bayi 6-12 bulan
memberikan perkembangan kognitif
yang lebih baik saat usia 10 tahun di-
mana kadar hemoglobin mereka lebih
rendah dari 105g/l pada awal intervensi,
tetapi hasil lebih buruk saat kadarnya
lebih tinggi dari 128g/l [11]. Bagaimana-
pun, mekanisme dibalik observasi ini
masih belum diketahui. Bila diambil
kesimpulan, terlihat nyata pemberian
zat besi berlebih pada bayi dengan sta-
tus besi cukup harus dilakukan secara
hati-hati.
iron-replete young children. Lancet
1994;343:12521254.
8. Majumdar I, Paul P, Talib VH, Ranga S: The ef-
fect of iron therapy on the growth of iron-re-
plete and iron-deplete children. J Trop Pediatr
2003;49:8488.
9. Lind T, Seswandhana R, Persson LA, Lnnerdal
B: Iron supplementation of iron-replete Indone-
sian infants is associated with reduced weight-
for-age. Acta Paediatr 2008;97:770775.
10. Ley RE, Turnbaugh PJ, Klein S, Gordon JI: Mi-
crobial ecology: human gut microbes associat-
ed with obesity. Nature 2006;444:10221023.
11. Lozoff B, Castillo M, Clark KM, Smith JB: Iron-
fortied vs low-iron infant formula: develop-
mental outcome at 10 years. Arch Pediatr Ado-
lesc Med 2012;166:208215.
Ketersediaan Zat Besi
Keuntungan
Dari bayi dengan defisiensi besi Dari bayi dengan kadar besi baik
Risiko
Anemia
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Fungsi Kognitif Perkembangan
Infeksi

You might also like