You are on page 1of 10

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits


Yogyakarta

TUGAS ULUMUL QUR’AN


Tugas ini disusun guna memenuhi Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah: Ulumul Qur’an

Dosen pengampu: Prof. Dr. Mohammad Chirzin

Disusun Oleh:
 Ali Farhan (07530007)

JURUSAN TAFSIR HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009

1
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#


1) Penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an

Ketika membaca ayat tafsir ini para pembaca akan sangat sering mendapatkan ayat-
ayat Al-Qur’an lainnya yang terkait dengan ayat-ayat yang ditafsirkan. Ayat itu adalah
yang menurutnya dapat menopang penjelasan dan maksud ayat-ayat yang sedang di
tafsirkan, atau ayat-ayat yang mengandung persesuaian arti.1

 Surat Al-Baqarah, ayat ke 2


y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu‘ ¡ Ïm‹Ïù ¡ “W‰èd z`ŠÉ)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Artinya:
“Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa[12],

[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al
Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

Penjelasan
Kata z`ŠÉ)FßJù=Ïj9“W‰èd Al-Qur’an petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, dalam
surat Al-Baqarah (2): 2. ayat ini di tafsirkan dengan ayat-ayat lain, yang diantaranya:
1. Surat Qs. Al-Fussilat (41): 44
öqs9ur çm»oYù=yèy_ $ºR#uäöè% $|‹ÏJygõƒr& (#qä9$s)©9 Ÿwöqs9 ôMn=Å_Áèù ÿ¼çmçG»tƒ#uä ( @‘ÏJygõƒ-
#uä @’Î1ttãur 3 ö@è% uqèd šúïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä ”W‰èd Öä!$xÿÏ©ur ( šúïÏ%©!$#ur Ÿw šcqãYÏB÷sãƒ
þ’Îû öNÎgÏR#sŒ#uä ֍ø%ur uqèdur óOÎgøŠn=tæ ‘¸Jtã 4 šÍ´¯»s9'ré& šc÷ryŠ$uZム`ÏB ¥b%s3¨B 7‰‹Ïèt/
ÇÍÍÈ

.Artinya: 44. Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?"
Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab?
Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.
dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al
Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang
dipanggil dari tempat yang jauh".

1
Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir (Teras; Yogyakarta, 2004) hlm 139

2
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

2. Surat Al-Isra’ (17): 82


ãAÍi”t\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷qu‘ur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9   Ÿwur ߉ƒÌ“tƒ
tûüÏJÎ=»©à9$# žwÎ) #Y‘$|¡yz ÇÑËÈ

Artinya: 82. “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.”
[1334] Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi
mereka.
3. Surat Qs Yunus (10):8 5
sù ’n?tã «!$# $uZù=©.uqs? $uZ/u‘ Ÿw $uZù=yèøgrB ZpuZ÷FÏù ÏQöqs)ù=Ïj9 šúüÏJÎ=»©à9$# ÇÑÎÈ)qä9$s#(
Artinya: 85. “Lalu mereka berkata: "Kepada Allahlah Kami bertawakkal! Ya Tuhan
kami; janganlah Engkau jadikan Kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim”2

 Surat Al-An’am, ayat 36

yJ¯RÎ) Ü=‹ÉftGó¡o„ tûïÏ%©!$# tbqãèyJó¡o„ ¢ 4’tAöqyJø9$#ur ãNåkçZyèö7tƒ ª!$# §NèO$ *


Ïmø‹s9Î) tbqãèy_öãƒ ÇÌÏÈ
.Artinya: 36. Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah),
dan orang-orang yang mati (hatinya)[471], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian
kepadaNyalah mereka dikembalikan

Penjelasan
Bahwa pada kata 4’tAöqyJø9$#ur mayoritas ulama’ tafsir menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan orang-orang mati pada ayat ini adalah orang kafir. Hal ini juga di
tafsiri oleh ayat-ayat lain dalam kitabullah, seperti firma-Nya:
1) Surat Al-An’am ayat 122
tBurr& tb%x. $\GøŠtB çm»oY÷uŠômr'sù $oYù=yèy_ur ¼çms9 #Y‘qçR ÓÅ´ôJtƒ ¾ÏmÎ/ †Îû Ĩ$¨Y9$# `yJx.`
¼ã&é#sW¨B ’Îû ÏM»yJè=—à9$# }§øŠs9 8l͑$sƒ¿2 $pk÷]ÏiB 4 šÏ9ºx‹x. z`Îiƒã— tûï̍Ïÿ»s3ù=Ï9 $tB
(#qçR%x. šcqè=yJ÷ètƒ ÇÊËËÈ

.Artinya: 122. Dan Apakah orang yang sudah mati[502] kemudian Dia Kami
hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya
itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan

2
Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir (Teras; Yogyakarta, 2004) hlm 139

3
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat
keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang
baik apa yang telah mereka kerjakan.

[502] Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya Yakni orang-orang kafir dan
sebagainya.

2) Surat Al-Fathir, ayat 22


tBur “ÈqtGó¡o„ âä!$u‹ômF{$# Ÿwur ÝVºuqøBF{$# 4 ¨bÎ) ©!$# ßìÏJó¡ç„ `tB âä!$t±o„ ( !$tBur |MRr&$
8ìÏJó¡ßJÎ/ `¨B ’Îû ͑qç7à)ø9$# ÇËËÈ
.Artinya: 22. Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang
yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang
didalam kubur dapat mendengar[1254].

[1254] Maksudnya: Nabi Muhammad tidak dapat memberi petunjuk kepada orang-
orang musyrikin yang telah mati hatinya.3

 Surat Al-Maidah, ayat 6


qßJ£Ju‹tFsù #Y‰‹Ïè|¹ $Y6ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3ƒÏ‰÷ƒr&ur çm÷YÏiB 4#(
.Artinya: Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu.
Penjelasan
Pada lafadz ‫( ِم ْن‬min) dari ayat ini mengandung arti “sebagian” sehingga harus di
tentukan dalam bertayammum akan adanya debu halus yang menempel ditangan. Jika
bisa berfungsi sebagai permulaan dari batas akhir. Yakni permulaan mengusap dari
yang suci. Maka tidak ditentukan harus adanya debu halus. (penj. Imam syafi’I dan
ahmad)
Pada ayat di atas di tafsirkan kembali oleh Abu Hanifah dan Malik pada surat Al-
Maidah ayat 6
tB ߉ƒÌãƒ ª!$# Ÿ@yèôfuŠÏ9 Nà6ø‹n=tæ ô`ÏiB 8ltym$
.Artinya: Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
3
SyaikhAsy-Syanqithi, Tafsir Adwa’ul Bayan; Tafsir Al-qur’an dengan Al-Qur’an Juz 2, (Pustaka Azzam;
Jakarta, 2007) hlm 9

4
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

Firma-Nya: (ô8 ltym `ÏiB) Adalah nakirah (indefinit), dalam konteks kalimat negatif,
ditambahkan sebelumnya ‫( ِم ْن‬dari). Kalimat nakirah yang seperti itu merupakan satu
teks untuk sesuatu yang bersifat umum sebagaimana yang telah di tetapkan didalam
ushul fiqh.
Maka ayat tersebut menunjukkan penafsiran secara umum dari segala macam
kesulitan. Dan yang cocok dengan hal itu adalah menjadikan min (dari) sebagai
permulaan dari batas akhir (ibtida’al ghayah), karena banyak negeri-negeri yang
hannya ada pasir atau gunung, makanya adanya keharusan memakai debu yang
menempel ditangan tidak lepas dari kesullitan secara umum.
Di dalam hadits yang di riwayatkan oleh imam bukhari dan muslim juga di
tafsirkan

‫ وجعلت يل‬،‫ نصرت بالعب مسرية شهر‬:‫اعطيت مخسا مل يعطهن احد من االنبياء قبلي‬
‫ فعنده‬:‫ ويف لفظ‬.‫ فأميا رجال من اميت ادرركته الصالة فاليصل‬،‫االرض مسجدا وطهورا‬
‫مسجده وطهره‬

“Diberikan kepadaku lima perkara yang tidak di berikan kepada nabi-nabi sebelum
aku, di berikan kepadaku kemenangan dengan ketakutan dalam perjalanan satu bulan,
di jadikan bumi/tanah bagiku sebagai masjid dan tempat yang suci, siapasaja
seseorang dari ummatku yang datang kepadanya waktu shalat maka hendaknya ia
sholat. Dalam lafadz lain: “Maka baginya tempat sujud dan tempat bersucinya.
Teks ini secara jelas menunjukkan bahwa siapa saja yang berkewajiban melakukan
shalat disuatu tempat yang tidak terdapat apa-apa kecuali gunung-gunung atau
pepasiran, maka tanah yang bersih, yang berupa bebatuan atau pasir adalah alat
bersucinya dan tempat sholatnya.4

 Surat Al-A’raf, ayat 80


Ûqä9ur øŒÎ) tA$s% ÿ¾ÏmÏBöqs)Ï9 tbqè?ù's?r& spt±Ås»xÿø9$# $tB Nä3s)t7y™ $pkÍ5 ô`ÏB 7‰tnr& »$
šÆÏiB tûüÏJn=»yèø9$# ÇÑÉÈ

4
SyaikhAsy-Syanqithi, Tafsir Adwa’ul Bayan; Tafsir Al-qur’an dengan Al-Qur’an Juz 2, (Pustaka Azzam;
Jakarta, 2007) hlm 42

5
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

.Artinya: 80. Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala
Dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu[551],
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"

Penjelasan
Allah menjelaskan bahwa yanng dimaksud dengan ‫ الفحشة‬adalah liwat berdasarkan tafsir
ayat-ayat yang lain:
a. Surat Al-A’raf, ayat 81
öNà6¯RÎ) tbqè?ù'tGs9 tA$y_Ìh9$# Zouqöky `ÏiB Âcrߊ Ïä!$|¡ÏiY9$# 4 ö@t/ óOçFRr& ×Pöqs% šcqèù̍ó¡•B ÇÑÊÈ
.Artinya: 81. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.
b. Surat Asy-Syu’ara’, ayat 165
tbqè?ù's?r& tb#tø.—%!$# z`ÏB tûüÏJn=»yèø9$# ÇÊÏÎÈ
.Artinya: 165. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,

c. Surat Al-Ankabut, ayat 29


öNä3§Yάr& šcqè?ù'tFs9 tA%y`Ìh9$# tbqãèsÜø)s?ur Ÿ@‹Î6¡¡9$# šcqè?ù's?ur ’Îû ãNä3ƒÏŠ$tR tx6ZßJø9$# (
$yJsù šc%x. šU#uqy_ ÿ¾ÏmÏBöqs% HwÎ) br& (#qä9$s% $oYÏKø$# É>#x‹yèÎ/ «!$# bÎ) |MZà2 z`ÏB tûüÏ%ω»¢Á9$#
ÇËÒÈ
.Artinya: 29. Apakah Sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun[1149]
dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya
tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada Kami azab Allah, jika kamu
Termasuk orang-orang yang benar".5

 Surat Al-Anfal, ayat 35


tBur tb%x. öNåkèEŸx|¹ y‰YÏã ÏMøt7ø9$# žwÎ) [ä!%x6ãB ZptƒÏ‰óÁs?ur 4 (#qè%rä‹sù z>#x‹yèø9$# $yJÎ/$
óOçFZä. šcrãàÿõ3s? ÇÌÎÈ
.Artinya: 35. Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan
tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.
Kata ä!%x6ãB artinya suara tiupan peluit, sedangkan kata ptƒÏ‰óÁs?u artinya tepuk tangan.
Sebagian ulama’ berkata, bahwa yang dimaksud disini adalah bunyi tiupan peluit dan tepuk
tangan yang berbarengan, hingga manusia tidak mendengar Al-Qur’an dari Nabi SAW. Hal
ini juga di jelaskan oleh firman Allah Surat Al Fushshilat, ayat 26

5
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir (Bina Ilmu; Surabaya)

6
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿw (#qãèyJó¡n@ #x‹»olÎ; Èb#uäöà)ø9$# (#öqtóø9$#ur ÏmŠÏù ÷/ä3ª=yès9


tbqç7Î=øós? ÇËÏÈ
.Artinya: 26. Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan
sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu
dapat mengalahkan mereka".6

2) ayat yang mengandung bilangan ‫اطيعوا‬ ،‫ اضرب‬،‫ اهد‬،‫ قل‬،‫كن‬

a. ‫كن‬
Surat Yasin, ayat 82
yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sŒÎ) yŠ#u‘r& $º«ø‹x© br& tAqà)tƒ ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÑËÈ$!
Artinya: 82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.

Penjelasan:

Bahwa kata ‫كن‬ adalah bentuk fi'il amar, disini menunjukkan amr yang bermakna ‫التك وين‬

(pengadaan).7
Bahwa Allah ta’ala dalam mengadakan sesuatu tak lain hanyalah berkata kepada
sesuatu yang hendak dia adakan itu, “jadilah”, maka sesuatu itupun jadi dan terbentuk
seketika tanpa tertangguh 8

b. ‫قل‬
Surat Al-Ikhlas, ayat 1
ö@è% uqèd ª!$# î‰ymr& ÇÊÈ
Artinya: 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Penjelasan:

Bahwa kata ‫ قل‬disini menunjukkan amr yang bermakna pengakuan

6
SyaikhAsy-Syanqithi, Tafsir Adwa’ul Bayan; Tafsir Al-qur’an dengan Al-Qur’an Juz 2, (Pustaka Azzam;
Jakarta, 2007) hlm 569
7
Hakim Abd Hamid, “Mabadi Awwaliyah fi Ushul al-Fiqh wa al-Qawa’idi al-Fiqhiyah”.(Jakarta; Maktabah
Sayyidah Putra) hlm 8
8
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (CV Toha Putra; Semarang) hlm 60

7
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

Inilah pokok pangkal aqidah puncak dari kepercayaan mengakui bahwa yang di
pertuhankan itu Allah namanya dan itu adalah nama dari satu. Tidak ada tuhan selain dia
maha esa, tunggal tidak bersekutu yang lain dengan dia.
Pengakuan atas kesatuan atau kekuasaan atau tunggalnya tuhan dan namanya ialah
Allah kepercayaan itulah yang di namai tauhid, berarti menyusun fikiran yang suci murni,
tulus ikhlas bahwa tidak mungkin tuhan itu lebih dari satu, sebab pusat kepercayaan
didalam pertimbangan akal yang sehat dan berfikir teratur hannya sampai kepada satu.9

c. ‫اهد‬
tRω÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ$
Artinya: 6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud
dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

Penjelasan
$tRω÷d$#– Ihdina (Tunjukkanlah kepada kami).
Perkataan ini berasal dari ‫دي‬55‫ ه‬dan menurut Ibn Manzur ra ialah membawa maksud "
Memohon hidayah pertunjuk dari Allah swt " . Ayat ini didatangkan atas sighah (uslub) doa
atau permintaan dan menggunakan dhamir ‫ نا‬yang bererti "kami" yakni secara jamak
(ramai). Ianya datang dengan uslub ‫( الرجاء‬harap) dan ‫( الطالب‬permintaan) seperti yang
diperjelaskan oleh Imam At-Tabari dan menambah ianya bahkan dapat difahami juga
sebagai " tambahkanlah hidayah ‫زدنا‬, tunjukkan ‫ ارشدنا‬dan bimbinglah ‫ دلنا‬seperti dalam
firman Allah swt :

tûïÏ%©!$#ur (#÷ry‰tG÷d$# óOèdyŠ#y— “W‰èd

"Dan mereka yang dibawah pertunjuk kami maka kami akan tambahkan mereka akan
hidayah (pertunjuk) itu" 10

d. ‫اضرب‬
9
Syaikh Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah (Hamka), Tafsir Al-Azhar , juz 30 hlm 275
10
Ustadz Emran Ahmad Yaman, Tafsir Surah Al-Fatihah & Ringkasan Muqadimah Tafsir,

8
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

Surat Al-Baqarah, ayat 60


όÎ)ur 4’s+ó¡oKó™$# 4†y›qãB ¾ÏmÏBöqs)Ï9 $oYù=à)sù >ΎôÑ$# š‚$|ÁyèÎn/ tyfyÛø9$# ( ôNtyfxÿR$$sù *
çm÷ZÏB $tFt^øO$# nouŽô³tã $YZøŠtã ( ô‰s% zOÎ=t㠑@à2 <¨$tRé& óOßgt/uŽô³¨B ( (#qè=à2
(#qç/uŽõ°$#ur `ÏB É-ø—Íh‘ «!$# Ÿwur (#öqsW÷ès? †Îû ÇÚö‘F{$# tûïωšøÿãB ÇÏÉÈ

Artinya: 60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua
belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-
masing]. Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu
berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

Penjelasan

Bentuk kata ‫ْ اض رب‬ (pukulah) adalah bentuk fi'il amar (kata kerja perintah) yang

bermakna (‫ )االرشاد‬petunjuk
Pada permulaan ayat ini Allah SWT, Mengisahkan, bagaimana musa as berdo’a
kepada allah swt, mendapatkan air minun bagi para pengikutnya itu, yang terdiri dari dua
belas suku kata. Allah mengabulkan do’a tersebut, lalu memerintahkan Nabi Musa as
memukulkan tongkatnya kesebuah batu besar yang ada di padang pasir itu. Tiba-tiba
memancarlah air itu dari batu sebanyak dua belas sumber dua belas sumber, sehingga
masing-masing suku dari kaum nabi Musa mendapatkan air minum dengan cukup.

e. ‫اطيعو‬
Surat Annisa’, ayat 59
pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãè‹ÏÛr& ©!$# (#qãè‹ÏÛr&ur tAqߙ§9$# ’Í<'ré&ur$
͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt“»uZs? ’Îû &äóÓx« çnr–Šãsù ’n<Î) «!$# ÉAqߙ§9$#ur bÎ) ÷LäêYä.
tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöqu‹ø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ
Artinya: 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.

Penjelasan

9
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadits
Yogyakarta

ْ ‫( أَ ِطيع‬Ta'atilah) adalah bentuk fi'il amar (kata kerja perintah) yang


Bentuk kata ‫ُوا‬
bermakna wajib (al wujub). Kalimat ini menuntut setiap muslim untuk ta'at secara mutlaq
kepada Allah dan Rasul tanpa ada pembedaan sama sekali apakah hanya perlu ta'at pada
perintah Allah saja atau perintah Rasul saja atau perintah keduanya.
Ayat ini menjadikan keta’atan kepada Allah sesuatu keta’atan dasar dan
menjadikan keta’atan kepada rasul-Nya juga sesuatu keta’atan dasar, kerana
beliau diutuskan oleh Allah. Kemudian ia menjadikan keta’atan kepada
pemerintah-pemerintah dari golongan Mu’minin itu sebagai keta’atan yang
mengikut keta’atan kepada Allah dan keta’atan kepada rasul-Nya. Oleh sebab
itulah al-Quran tidak mengulangi kata-kata “ta’at” ketika menyebut “pemerintah-
pemerintah” sebagaimana ia mengulanginya ketika menyebut Rasulullah s.a.w.
Ini untuk menjelaskan bahawa keta’atan kepada pemerintah-pemerintah itu
adalah diambil dari keta’atan kepada Allah dan keta’atan kepada rasul-Nya
setelah al-Qur’an menjelaskan bahawa pemerintah-pemerintah itu hendaklah dari
golongan orang-orang yang beriman yang mengikut syarat-syaratnya. 11

11
Sayyid Qutb, Tafsir fi dzilalul Qur’an; ayat-ayat Pilihan, (Beirut; Maktabah An-Nur Al-Ilmiyah, 1991)

10

You might also like