You are on page 1of 13
Prinsip-prinsip Pemotongan Benda-benda yang pejal umumnya yang digamberkan hanya pandangan- pandangan yang nyata kelihatan. Benda yang pejal atau yang tidak pejal seluruhnya bentuk dari ruangan dalam (bagian yang tidak kelihatan) sukar untuk dibayangkan. Pada gambar teknik bagian-bagian yang tidak kelihatan dilukiskan dengan garis strip-strip (putus-putus) kadang-kadang garis ini sukar menjelaskan bentuknya dan sering membingungkan, menyebabkan agak sult gambar tesebut untuk dibaca atau di pahami. ‘Agar gambar mudah untuk dibaca dan di pahami maka bagian-bagian benda ‘yang tidak kelihatan harus diberi pemotongan sehingga bagian-bagian tersebut jelas, kelihatan, Apabila bidang potong memotong objek benda dalam arah memanjang, penampang yang diperoleh disebut penampang memanjang. Namun bila arahnya melintang disebut penampang melintang. Ada kalanya tidak seluruhnya benda mesti dipotong,’ perancang harus dapat menentukan apakah sesuatu gambar perl. di Jelaskan dengan potongan atau tidak. Tujuan dan Maksud Pemiotongan: 1. Agar dapat menjelaskan bentuk-bentuk bagian dalam suatu benda yang membingungkan/ sult untuk dipahami. 2. Agar bagian dalam dapat diberi ukuran, Ager dapat melihatkan bentuk penampang yang sebenarnya.. 3.1 Simbol/ Tanda Pemotongan Bidang yang akan di potong ditunjukkan dengan garis strip-titik dan kedua Uujungnya diberi tanda panah dan ditebalkan. 7 Jka bidang potongan berubah arah, bagian yang berubah tersebut _harus di tebalkan. sika bidang potong melalui suatu garis sumbu maka garis sumbu dianggap 4garis potongan, ot. uh wicgie’ 2 Dinan Sng, ee somone i FT pistngien fee Bogan rea 23 Gambar 3.1 Prinsip Pemotongan — sg ConocoPhillips bprnigas 32 3.2 Bentuk dan Jenis-jenis Potongan 3.2.1 Potongan Penuh 3.2.2. Potongan Separo (Setengah) 3.2.3. Potongan Lokal 3.2.4 Potongan Offset (Belokan) 3.2.1 Potongan Penuh Adalah bidang potong yang memotong penampang sepenuhnya melalui objek benda, tampang yang dihasilkan akan tampak seluruhnya, sekalipun bidang biasanya lewat sepanjang sumbu utama, namun arah bidang dapat dibelokkan. 3.2.2 Potongan Separo (Setengah) Adalah bidang potong untuk penampang separo , menghasilkan seperempat bagian objek. Bidang itu memotong separo. Bagian tembus sampai sumbu atau garis sumbu sehingga separo tampang penampang Jadi tampak dalam penampang dan yang separo lagi tampak sebagai tampang luar. 3.2.3 Potongan Lokal/ Sobek/ Pecah ‘Adalah potongan yang dipakai untuk menampakkan bagian dalam ‘objek yang di kontruksi demikian rupa sehingga diperiukan kurang dari separo penampang untuk mengambarkannya. Bantuk paris yang manasa Lek ° Gambar 3.2 Jenis Tampang Penampang 33 3.2.4 Potongan Offset (Belokkan) Potongan ini disebut juga potongan bercabang. Pada garis pembelokkan potongan garis itu di tebalkan, arah tanda panah menunjukkan penampang yang dikehendaki, jumlah potongan kalau dikehendaki bisa lebih dari satu potongan offset. Gambar 3.3 Bidang Potong Offset (Bengkok) 3.3 Bidang Potong Pada Flens 3.3.1 Pemotongan Pada Satu Bidang Gambar 3.4 Pemotongan Satu Bidang we ConocoPhillips bpmigas 4 3.3.2 Pemotongan Pada Dua Bidang Sejajar Gambat 3.5 Pemotongan Dua Bidang Sejajar 3.3.3 Pemotongan pada 3 Bidang Potong yang Berdekatan Gambar 3.6 Pemotongan Pada 3 Bidang ConocoPhillips bprnigas 3.3.4Pemotongan Pada Dua Bidang yang Berpotongan Satu Bidang Terlihat Diputar Pada Bidang Proyeksi yang Sama Gambar 3.7 Pemotongan Pada Bidang yang Diputar 3.4Pemotongan yang Berturut-turut Jika tidak ada tempat pengambaran, potongan yang berturut tidak dapat disusun seperti gambar A tetapi disusun seperti gambar B. Gambar 3.8 Gambar Pemotongan yang Berturut-turut, 9, ConocéPhillips bprnieis 38 Pengertian Ukuran Gamber detail disamping memberikan bentuk komponen harus menyediakan informasi, jarak antara permukaan, Iokasi lubang, finishing dan sebagainya. Ungkapan informasi ini pada gambar dengan memahami garis, simbol dan angka dan dikenal sebagai penunjuk ukuran. Komponen apapun dapat ditunjukan ukurannya dengan mudah dan dengan sistematik, Penunjukan ukuran dapat dilaksanakan dengan penunjukan ukuran tiap-tiap bentuk dasar. Gambar teknik/ mesin membutuhkan dua tipe ukuran : ukuran besarnya dan ukuran lokasi. Ukuran Besar: Memberikan besarnya potongan, besarnya bagian komponen, besar lubang/ alur. Ukuran Lokasi: Menetapkan hubungan antara bagian komponen, lubang, alur dan bentuk yang lain yang penting. 4.1 Simbol dan Garis-garis Pembantu Ukuran Mata Panah : Digambarkan untuk tiap-tiap garis_ukuran, ujungnya —harus —dihitamkan dan _ tidak. diperkenankan melewati garis penunjukan ukuran. Perbandingan antara mata panah dengan batas anah Garis Ukuran + Garis tipis yang dihentikan pada tiap-tiap ujungnya oleh mata panah. Garis Penunjukan Ukuran : Garis tipis yang memanjang dari tampang untuk menunjukan tingkat pengukuran dan dilebihkan dari mata panah sekitar 2 - 3mm. 2. oe ConocoPhillips bprnicas ‘Angka Ukuran Jarak Garis Ukuran Basis Ukuran : Angka ukuran harus dituliskan mendatar atau vertikal distas dari Garis Ukutan dan betada di tengah-tengah harus sama besar dan tingginya, Jika aris. ukuran tegak, maka harus di letakan sebelah kiri dari garis ukuran, : Jarak garis ukuran diambil pada bidang yang paling luar dari tampang dan harus sama. Jaraknya antara 8 + 10mm. + Acuan/ referensi dari pengukuran yang dilakukan gris ukuran yang lain harus mengikuti garis, ‘ukuran yang ditentukan, ConocoPhillips bprnicias 4.2 Sistim Pengukuran 40 Sistim pengukuran yang dilakukan 3 macam: Sistim Paralel Sistim Seri Sistim Kombinasi tim Paralel Pengukuran dilakukan yang searah, ukuran. garis-garis _ukuran mengikuti-garis Contoh: - oo 66-6 anaes votes ale ee “| ] se se | . ai ae Tiean nal a es Sistim Seri (Berantai) Pengukuran yang dilakukan secara berarti, garis ukuran mengikuti gris ukuran yang lainnya. Sistim ini umumnya diberikan untuk pengukuran lubang. Contoh: Gambar 4.2 Sistim Seri Ce eee eee 9, a ConocoPhillips bprniaas — 41 ‘© Sistim Kombinasi Pengukuran yang dilakukan kombinasi antara parallel dengan seri. Contoh: Gambar 4.3 Sistim Kombinasi 4.3 Penempatan Ukuran 4.3.1 Penempatan garis ukuran Garis ukuran yang lebih panjang ditempatkan pada sebelah Ivar dari aris ukuran pendek. Gambar 4.4 Penempatan Garis Ukuran 4.3.2 Penempatan Bentuk Radius Untuk menunjukan penampang yang berbentuk lengkung (radius) tanda panah diarahkan menuju titik pusat kelengkungan. Jika penampang berbentuk lingkaran panah (bulat) maka ciberi tanda diameter 9. SEE ConocoPhillips bpmigas: Gambar 4.5 Penempatan Radius 4.3.3 Penempatan Bentuk Sudut Jika busur dipakai sebagai garis ukuran, untuk pengukuran sudut, pakai titik puncak sudut sebagai titik pusat. Gambar 4.6 Penempatan Sudut 4.3.4 Penempatan Bentuk Penampang yang Sempit Bentuk penampang yang sempit dapat dilakukan dengan membuat gambar detail atau mengganti tanda panah dengan titik. B22 5) ey Gambar 4.7 Penempatan Penampang Sempit eX) ConocéPhillips bprrigaas 43 4.3.5 Penempatan Bentuk Champers ‘Gambar 4.8 Champer 4.3.6 Penempatan Lubang dan Poros Berulir Gambar 4.9 Lubang dan Poros Berulir 4.3.7 Ukuran Dengan Ordinat dan Absis (x,y) Ukuran-ukuran yang saling berdekatan dapat ditunjukan dengan ordinat dan tabel. 4\5 es ee bo T wd 2s Gambar 4.10 Ukuran Dengan Ordinat dan Absis ConocoPhillips pricy 44 4.3.8 Perpanjangan Jenis Penunjuk Ukuran Garis ukuran ditarik tegak lurus terhadap bidang yang akan ditunjukan vukurannya atau ditarik miring tetapi sejajar satu sama lain. HEE Gambar 4.11 Perpanjangan Garis Ukuran 4.3.9 Penunjuk Ukuran Khusus Penunjukkan khusus terhadap permukaan suatu bidang yang akan dikerjakan dengan pengerjaan lanjut. Gambar 4.12 Penunjukan Ukuran Khusus 4.3.10 Penunjukan Ukuran Jarak yang Sama Sika penunjukan jarak yang sama atau beraturan dapat digambarkan seperti gambar 4,13. ConocoPhillips bprnigjaas

You might also like