You are on page 1of 5

DETEKTOR GEIGER MULLER (GM)

I. TUJUAN
Pada praktikum ini para peserta diharapkan dapat mengetahui karakteristik
pencacah. Geiger-Muller serta dapat melakukan pencacahan radiasi
menggunakan sistem pencacah dengan detektor Geiger-Muller.
Adapun tujuan operasionalnya adalah sebagai berikut :
1. Menggambar daerah plato serta menentukan tegangan kerja detektor.
2. Menguji kestabilan sistem pencacah yang digunakan.
3. Menentukan waktu mati detektor.
4. Menentukan efisiensi detektor.
5. Menentukan aktivitas suatu sumber radiasi.

II. DASAR TEORI
Detektor Geiger Muller merupakan detektor yang sangat banyak
digunakan baik sebagai sistem pencacahan maupun dalam kerja lapangan
(surveymeter). Detektor ini termasuk keluarga detektor tabung isian gas yang
bekerja berdasarkan ionisasi gas.
Keuntungan dari detektor ini dapat menghasilkan pulsa listrik yang relatif
besar dibandingkan dengan detektor jenis lain akan tetapi detektor ini tidak
dapat membedakan energi radiasi yang mengenainya.
Tegangan kerja (HV) yang diberikan pada detaktor GM dapat
mempengaruhi laju cacah yang dihasilkan. Hal ini merupakan salah satu
karakteristik dari setiap detektor GM. Adapun perubahan laju cacahnya
mengikuti kurva karakteristik seperti gambar 1 berikut ini,
Tegangan kerja detektor dipilih pada daerah plato atau tepatnya pada 1/3 lebar
plato.

Gambar 1. Kurva plato detektor GM
Kemiringan daerah Plato juga perlu diketuhui untuk melihat keandalan
detektor. Hal ini dapat ditentukan dengan persamaan 1. berikut ;
( )
% 100
1 1 2
1 2

=
R V V
R R
Lp
(1)
Dengan
Lp
= Kemiringan plato (% per Volt atau % per 100 Volt).

1
R
= Laju cacah pada awal daerah plato,
1
V
(cpm/cps) .

2
R
= Laju cacah pada akhir daerah plato
2
V
(cpm/cps) .

Nilai kemiringan yang masih dianggap baik adalah lebih kecil
daripada 0,1 % per volt.

Kestabilan suatu alat ukur radiasi dapat ditentukan dengan menggunakan
prinsip 'Chi Square Test'. Nilai chi-square nya dapat dihitung dengan
persamaan 2. berikut.

|
.
|

\
|
= X

n
i
R R
R
1
2
2
1
(2)
Dengan :
2
X
= nilai chi square

R
= laju cacahan rata-rata (cpm atau cpd)
i
R
= laju cacahan setiap pengukuran (cpm atau cpd)

Untuk pengujian dengan melakukan 10 kali pengukuran berulang (N =
10), sistem pencacah masih dapat dikatakan stabil bila nilai chi square-nya
berkisar antara 3,33 dan 16,9.

Detektor GM termasuk detektor yang "lambat" sehingga untuk
pencacahan aktivitas tinggi, hasil cacahnya harus dikoreksi terhadap waktu
mati (
t
) detektor tersebut, yang dapat ditentukan dengan persamaan 3.
berikut ini:
2
2
2
1
2
12
12 2 1
R R R
R R R R
b

+
= t
(3)
Dengan

t
= Waktu mati detektor (menit atau detik).

1
R
= Laju cacah sumber 1 (cps) .
2
R
= Laju cacah sumber 2 (cps).

12
R
= Laju cacah sumber 1 dan sumber 2 bersama-sama (cps)

b
R
= Laju cacah latar belakang (cps)
Adapun untuk mengoreksi hasil cacah terhadap waktu digunakan
persamaan 4. berikut ini:

t . 1 Ro
Ro
Rc

=
(4)

Dengan

c
R
= Laju cacah setelah dikoreksi (menit atau detik).

0
R
= Laju cacah sebelum dikoreksi (menit atau detik).

Oleh karena tidak seluruh radiasi yang dilepaskan sumber dapat tercacah oleh
detektor, maka perlu menentukan efisiensi detektor yang menunjukkan korelasi
antara nilai cacah yang ditunjukkan sistem pencacah GM dan aktifitas sumber
sebenarnya. Nilai efisiensi ini dapat ditentukan dengan persamaan 5. berikut ini:
p A
R
.
= q
(5)

Dengan : q = efisiensi detektor (cpd/Bq ) .
R = laju cacah (cpd).
A = aktifitas sumber sebenarnya ( Bq )
p = probabilitas pemancaran radiasi

Nilai efisiensi dari setiap detektor sangat dipengruhi oleh faktor geometri
antara sumber dan detektor, sehingga apabila jarak antara sumber dan detektor
berubah, nilai efisiensinya juga berubah.

III. ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT
3.1.1. Detektor Geiger Muller

3.2. BAHAN

IV. LANGKAH KERJA
4.1. Menentukan daerah Plato
4.1.1. Peralatan di rangkai seperti . kemudian sistem pencacah dinyalakan dan
ditunggu 10 menit.
4.1.2. Sebuah pemancar beta, dapat menggunakan Cs - l37 , Co - 60 atau
sumber lain, diletakkan pada ruang pencacahan
4.1.3. Penala waktu diatur untuk waktu cacah 2 menit (sesuai dengan petunjuk
Pembimbing Praktikum)
4.1.4. Pencacahan dimulai dengan menekan tombol count ' pada pencacah
dan start' pada penala waktu.
4.1.5. Bersamaan dengan langkah 4 di atas, sumber tegangan tinggi dinaikkan
secara perlahan-lahan dan perhatikan penunjuk cacahan (digit) pada
pencacah.
4.1.6. Apabila pada penunjuk cacahan telah menunjukkan perubahan nilai,
yang semula nol, turunkan lagi tegangan tingginya 50 Volt sampai
memperoleh nilai yang bulat, misalnya 400 Volt,
4.1.7. Penala waktu diatur untuk waktu cacah 100 detik.
4.1.8. Pencacahan dilakukan lagi dan catat nilai cacahnya untuk setiap
kenaikkan tegangan tinggi sebesar 25 Volt. (sesuai dengan petunjuk
Pembimbing Praktikum)
4.1.9. Apabila nilai cacah menunjukkan kenaikkan yang cukup besar,
berarti sudah mencapai daerah break down, dan pencacahan
dihentikan.
4.1.10. Tegangan tinggi diturunkan sampai ke tegangan kerja detektor (lihat
teori untuk penentuan tegangan kerja)

Catatan.
- Untuk pencacahan selanjutnya tegangan tinggi diatur tetap pada
tegangan kerja.


4.2. Menguji Kestabilan Sistem Pencacah
Untuk mengetahui laju cacah latar belakang, dilakukan pencacahan selama 4
menit tanpa menggunakan sumber radiasi. Nilai yang diperoleh merupakan
cacahan latar belakang yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
4.2.1. Sebuah sumber radiasi diletakkan di tempat pencacahan.
4.2.2. Penala waktu diatur untuk pencacahan 1 menit.
4.2.3. Pencacahan dilakukan sebanyak 10 kali dan catat nilai cacahnya.

4.3. Menentukan Waktu Mati Detektor
4.3.1. Persiapkan sumber radiasi 2 buah ( R
1
dan R
2
).
4.3.2. Penala waktu diatur untuk pencacahan 2 menit.
4.3.3. Pencacahan dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali untuk sumber 1,
sumber 1 dan sumber 2 bersama-sama dan berikutnya sumber 2
sendiri.

Catatan
- Posisi sumber 1 dan sumber 2 pada masing-masing pencacahan hendaknya
tidak berubah.

4.4. Menentukan Efisiensi Detektor
4.4.1. Sumber radiasi beta (Tl-204) yang sudah diketahui aktivitas awalnya
diletakkan di ruang pencacahan.
4.4.2. Penala waktu diatur untuk pencacahan 10 menit.
4.4.3. Pencacahan dilakukan cukup 1 kali.

4.5. Menentukan Aktivitas Suatu Sumber
4.5.1. Suatu sumber radiasi beta (dari asisten) diletakkan di ruang pencacahan.
4.5.2. Penala waktu diatur untuk pencacahan 10 menit.
4.5.3. Pencacahan dilakukan sebanyak 10 kali.

You might also like