You are on page 1of 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaring Petri
Sistem kejadian diskrit tersusun atas beberapa node yang masing-masing saling
berinteraksi. Masing-masing node ini dapat beroperasi secara bersamaan, semisal suatu
komponen dapat melakukan suatu fungsinya pada saat yang sama di mana suatu
komponen lain juga sedang melakukan fungsinya. Sebagai contoh, seorang pemakai
Automated Teller Machine (ATM) dapat melakukan transaksi pendepositan uang, di
mana pada aktu yang sama seorang pemakai ATM lain pada jaringan sama dapat
melakukan penarikan uang. !ua aktifitas ini dari sisi pandangan sistem bukan
merupakan sistem yang masing-masing berdiri sendiri, mereka mengubah keadaan
sistem dengan cara mengubah jumlah kekayaan dari bank. Sekarang perhatikan suatu
kasus di mana dua orang pemakai ATM mengakses suatu nomer rekening yang sama,
semisal seorang suami dengan istrinya. "ersoalan akan timbul ketika kita akan
mensinkronkan kedua operasi tersebut. #arap diperhatikan baha tidak ada ketetapan
pasti urutan dari kedua sistem tersebut. "endepositan mungkin dilakukan sebelum
penarikan uang, atau penarikan uang dilakukan sebelum pendepositan. $rutan tertentu
akan menghasilkan hasil yang berbeda akan menghasilkan suatu urutan yang berbeda,
maka pihak bank harus membuat peraturan yang mendetail yang mempertimbangkan
aspek aktu dan urutan dari pendepositan dan penarikan uang. "ertanyaannya
bagaimana kita dapat menjelaskan jenis permasalahan di atas secara tepat %
&ebutuhan untuk memecahkan permasalahan kejadian beberapa proses secara
bersamaan dalam suatu sistem ini memicu Adam "etri untuk mengenalkan 'aring Petri
dalam tesis PhD nya pada tahun ()*+. 'aring Petri merupakan alat untuk melakukan
pemodelan dan analisis yang cocok untuk sistem dengan kejadian diskrit. !engan
menggunakan 'aring Petri akan diketahui deskripsi matematis dari struktur sistem yang
mana kemudian dapat dilakukan analisis terhadapnya.
2.1.1 Dasar Petri Net
&arena Petri Net merupakan suatu graph khusus, maka untuk memahami Petri
Net harus dipahami terlebih dahulu beberapa kaidah pada teori graph. Suatu graph
,
terdiri dari tiga komponen yaitu node, tepi dan cara bagaimana kedua komponen di atas
dihubungkan.
Secara rumusan-
Suatu graph ./(0,1,2) terdiri dari suatu himpunan tak kosong 0 yang disebut
himpunan node dari graph, suatu set 1 yang disebut tepi dari graph, dan
pemetaan 2 yang menghubungkan himpunan tepi 1 dan elemen 0.
'ika sepasang node yang terhubungkan oleh suatu tepi adalah berurutan, maka tepi
tersebut adalah berarah dan suatu anak panah diletakkan pada tepi untuk menunjukan
arah. .ambar berikut akan menjelaskan tipe-tipe graph di atas-

Gambar 2.1 3ontoh graph berarah dan tak berarah
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 2
!ua buah node yang dihubungkan oleh suatu tepi dalam suatu graph disebut node yang
bersebelahan. Node tidak hanya disimbulkan dengan titik saja, ia juga dapat
menggunakan lingkaran, kotak ataupun simbol lainnya.
&etika suatu graph mengandung tepi pararel, yaitu tepi-tepi yang
menghubungkan pasangan node yang sama, dan jika ia berarah, harus memiliki arah
yang sama, maka ia disebut multigraf. 3ontoh dari multigraf ditunjukan pada gambar di
baah ini.
Multigraf 4ukan Multigraf
Gambar 2.2. 3ontoh graph Multigraf
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 2
5(
5+ 5(
5+
Graph Tak 4erarah
Graph 4erarah
6
Petri Net merupakan tipe graph multigraf.
&arakteristik kedua Petri Net sebagai graph adalah ia merupakan graph
bipartite. #al ini berarti ia memiliki dua jenis node. Simbol yang berbeda digunakan
untuk membedakan kedua tipe node tersebut. Tipe node pertama disebut place dan
dilambangkan dengan lingkaran atau elip. Tipe kedua disebut transisi dan dilambangkan
dengan garis lurus tebal atau kotak. Tepi dari Petri Net disebut arc dan selalu memiliki
arah. Simbol dari elemen Petri Net dapat dilihat pada gambar berikut-
Gambar 2.3. Place, Transisi, dan Arc
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 3
Graph bipartite memiliki keadaan khusus- suatu tepi hanya dapat menghubungkan dua
buah node yang memiliki tipe berbeda. 7leh karena itu hanya bisa terdapat arc dari
suatu place ke transisi, dari transisi ke place, namun tidak dari place ke place atau dari
transisi ke transisi
2.1.2 Ordinary Petri Net
Petri Net didefinisikan sebagai a bipartite directed graph yang
dinotasikan dengan suatu quadruple PN=(P,T,I,O di!ana:
P=("1,"2,#,"n ada$a% %i!"unan place te&'atas !enyatakan
kondisi o"e&asi atau status suatu ko!"onen siste!
T=(t1,t2,#,tn ada$a% %i!"unan t&ansisi te&'atas !enyatakan
ke(adian yang !enye'a'kan "e&u'a%an status siste!.
I(",t ada$a% "e!etaan P ) T (*,1 da&i place !enu(u t&ansisi
!enyatakan kondisi awa$ se'e$u! te&(adinya t&ansisi.
*
O(t," ada$a% "e!etaan T ) P (*,1 da&i t&ansisi !enu(u place
!enyatakan kondisi ak%i& sete$a% te&(adinya t&ansisi.
3ontoh dari Ordinary Petri Net adalah dalam gambar berikut-
Gambar 2.. 3ontoh Ordinary Petri Net
Sumber- A.H. Lewis, 1999: +
Petri Net di atas dapat dinyatakan dalam notasi quadruple-
2.1.3 Self Loop Dan Petri Net !urni
Suatu place p dan transisi t disebut self loop jika p adalah place input dan place
output dari t. Suatu 'aring Petri disebut murni bila ia tidak mengandung self loop.
'aring Petri Net pada gambar +., merupakan 'aring Petri murni, sedangkan 'aring Petri
pada gambar +.6 adalah bukan murni, ia mengandung self loop (t+,p8).
9

Gambar 2."- Petri Net dengan self loop (t+,p8)
Sumber- A.H. Lewis, 1999: +
2.1. Pat#
Path adalah suatu himpunan dari k nodes dan k-( arc , untuk suatu bilangan
bulat k, yang mana arc ke-i menghubungkan node ke-i dengan node ke-i:(. Suatu path
disebut berarah, jika untuk semua i/(,+,8,;,k, arc ke <i menghubungkan node ke -i
dengan node ke i:(. Suatu path dimana tidak ada arc yang dilintasi lebih dari sekali
disebut path sederhana. Suatu path di mana tidak ada node yang dilintasi lebih dari
sekali disebut path elementer.
2.1." Keter#ubungan
Suatu 'aring Petri disebut terhubung jika dan hanya jika terdapat suatu path,
tidak perlu ia berarah, dari suatu node ke suatu node lainnya.
2.1.$ Keter#ubungan Kuat
Suatu 'aring Petri dikatakan terhubung kuat jika dan hanya jika terdapat suatu
path berarah dari setiap node ke node lainnya. 'aring Petri pada gambar +., merupakan
'aring Petri terhubung namun bukan merupakan terhubung kuat, karena tidak terdapat
path berarah dari p( ke t(.
2.1.7 Directed Circuit
Directed circuit adalah suatu path berarah dari suatu node kembali ke dirinya
sendiri.
2.1.8 Directed Elementary Circuit
=
Adalah merupakan directed circuit yang mana tidak ada node yang muncul lebih
dari sekali. 'aring Petri pada gambar +., mempunyai dua directed elementary circuit:
- "1 , t2 , "3 , t- , "+ , t3 , "1
- t2 , "2 , t+ , "- , t2
2.1.% Dinami&a Petri Net
7perasional dari suatu sistem pada 'aring Petri digambarkan dengan adanya
token yang berpindah-pindah dari satu place ke place lain sesuai dengan transisinya.
Marking, atau penandaan, merupakan penempatan sejumlah token pada sejumlah place
pada 'aring Petri. Secara matematis, marking $ adalah >ektor yang elemen ke-i, ui,
menyatakan banyaknya token yang berada pada place yang ke-i. !alam diagram 'aring
Petri, token digambarkan dengan titik kecil sebanyak tokennya, atau angka, di dalam
place. "roses pemindahan token dilakukan dengan firing, atau penyalaan, yang
menyatakan suatu keadaan yang memungkinkan suatu transition untuk memindahkan
token dari place input ke place output. &eadaan yang memungkinkan tersebut hanya
dapat tercapai bila jumlah token pada place input dari suatu firing transition sama
dengan banyaknya anak panah yang menuju transisi tersebut. Suatu transisi yang
mengalami firing akan memindahkan semua token yang ada pada place input menuju
place output sebanyak panah berarah yang dimilikinya. !engan demikian firing akan
menyebabkan marking berubah. $raian diatas menunjukkan state space dari 'aring
Petri adalah himpunan semua marking yang dapat terjadi pada 'aring Petri tersebut.
4erpindahnya suatu 'aring Petri dari suatu state ke state yang lain dalam state space
nya adalah melalui firing. 4erikut ini adalah contoh dinamika dari 'aring Petri -
Gambar 2.$. Petri Net dengan marking aal (t( aktif)
Sumber- A.H. Lewis, 1999: .
)
Gambar 2.' &eadaan Petri Net setelah firing pertama(t( fire,t+ aktif)
Sumber- A.H. Lewis, 1999: .
Gambar 2.( &eadaan Petri Net setelah firing kedua(t+ fire,t8 aktif)
Sumber- A.H. Lewis, 1999: /
Gambar 2.%- &eadaan Petri Net setelah firing ketiga(t8 fire, tidal ada transisi aktif)
Sumber- A.H. Lewis, 1999: +
Sebagaimana tampak pada pada gambar +.*, t( mengalami keadaan enable, namun t+
tidak karena salah satu masukan placenya p+ tidak mengandung token. &etika t(
dinyalakan maka terdapat perpindahan token dari place p( ke place p+ (gambar +.9).
Sekarang t+ enable, karena pada kedua place masukannya,p+ dan p8, terdapat token.
(?
&etika t+ dinyalakan maka token pada p+ dan p8 akan dipindahkan dan token baru akan
ada di p8 dan p, sebagaimana yang ditunjukan pada gambar +.=. Token pada p8 tidak
mengalami perubahan karena p8 dan t+ membentuk self loop. Transisi t8 kini dapat
diaktifkan, sehingga token berpindah dari t, ke t6 (gambar +.)). "ada saat ini tidak ada
lagi transisi yang dapat diaktifkan sehingga dinamika dari 'aring Petri berakhir.
2.1.1) Urutan Penya*aan
$rutan penyalaan dari transisi t(,t+,;. dilambangkan dengan -
@s/t(At+A;Ats-(Ats
#impunan dari keseluruhan urutan penyalaan dilambangkan dengan TA. Sebagai
contoh pada gambar +.* sampai gambar +.) urutan penyalaan adalah @3 = t1 0 t2 0
t3
2.1.11 Himpunan ketercapaian
reachability-set B(3,$) adalah kumpulan marking pada 'aring Petri 3 yang
dapat dicapai (reachable) dari suatu marking aal $. Suatu marking $C adalah anggota
dari B apabila ada urutan firing yang dapat mengubah marking $ menjadi marking $C.
!alam merancang sistem, ketercapaian ini sangat diperhatikan karena menentukan
kemampuan operasional dari sistem. #impunan ketercapaian dari contoh pada gambar
+.* dengan marking aal M?/D(?(??E terdiri dari tiga marking yaitu-
gambar +.9- M(/D?((??E
gambar +.=-M+/D??((?E
gambar +.)-M8/D??(?(E
2.1.12 Si+at,si+at *ain dari Petri Net
2.1.12.1 Safeness
afeness (aman) yaitu bila banyaknya token pada tiap place pada 'aring Petri
tidak lebih dari satu.
2.1.12.2 Lifeness
!i"eness (hidup) yaitu bila semua transisi dapat diaktifkan melalui firing terus
menerus. #al yang berkaitan erat dengan li"eness adalah deadlock. Deadlock terjadi bila
satu atau lebih transisi dalam jaringan tidak bisa mengalami penyalaan. Menurut
((
definisi dari li"eness maka bila suatu transisi tidak deadlock maka ia pasti li"e. Flustrasi
keadaan deadlock dapat dilihat pada gambar berikut-
Gambar 2.1) !eadlock pada Petri Net
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 11
!igunakan marking aal 1* = 21 * * * * * * *3T. 1aka t1 akan enable,
dan ketika ia dinya$akan, !aka token akan ti!'u$ "ada "2 dan "3.
marking 'a&u ada$a% 11=2* 1 1 * * * * *3. 4a&ena tidak te&da"at
token "ada "5 dan ". !aka t&ansisi t2 dan t3 !enga$a!i dead$o6k.
Tidak ada $agi akti7tas $ain yang !ungkin di$akukan.
2.1.12.3 K-n+*i& .ada Petri Net
&eberadaan suatu place yang menjadi input place bagi lebih dari satu transisi
akan menimbulkan konflik.

Gambar 2.11 3ontoh dari konflik
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 11
(+
"ada gambar +.(( tampak baha p( merupakan preset dari transisi t( dan t+. kedua
transisi tersebut akan enable dengan adanya token pada p(. jika t( dinyalakan maka t+
tidak lagi enable, begitu juga sebaliknya jika t+ dinyalakan maka t( tidak lagi enable.
3ontoh terjadinya konflik yang lebih komplek lagi dapat dilihat pada ilustrasi berikut-
Gambar 2.12 3ontoh terjadinya konflik yang lebih komplek
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 12
Secara umum, dalam setiap perancangan tidak dikehendaki adanya konflik.
Adanya konflik menunjukan adanya keambiguan dalam model. Terdapat dua pilihan
untuk mengatasi hal ini yaitu-
- Membuat suatu aturan yang akan memutuskan manakah diantara transisi
yang mengalami keadaan enable secara bersamaan tersebut akan dinyalakan
terlebih dahulu.
- Mendesain ulang model sistem untuk menghilangkan konflik tersebut.
&etika konflik disebabkan adanya place yang menjadi input place bagi lebih dari satu
transisi, confusion melibatkan urutan penyalaan. #onfusion terjadi ketika keberadaan
transisi yang mengalami enable secara bersama, penyalaan salah satu transisi akan
menyebabkan konflik, sedangkan yang lainnya tidak. .ambar berikut akan melukiskan
terjadinya confusion.
(8

Gambar 2.13 Terjadinya confusion
Sumber- A.H. Lewis, 1999: 12
Transisi t( dan t8 mengalami keadaan enable pada saat yang bersamaan. "ada saat ini
masih belum terdapat konflik. 'ika transisi t8 dinyalakan terlebih dahulu, kemudian t(
dinyalakan maka eksekusi akan berakhir karena tidak ada lagi transisi yang mengalami
keadaan enable. 5amun jika t( dinyalakan terlebih dahulu, maka keberadaan token pada
p8 akan menyebabkan terjadinya konflik. 4aik konflik maupun confusion disebabkan
adanya transisi yang mengalami keadaan enable secara bersama-sama.
(,
2.2 Pem-de*an Sistem !anu+a&tur dengan Jaring Petri
!alam tugas akhir ini dibahas penggunaan 'aring Petri untuk analisis sistem
manufaktur, dalam hal ini diambil unit proses produksi pengepresan bahan baku bubur
coklat yang prosesnya dapat diuraikan seperti gambar di baah ini. Skema proses
produksi dapat dilihat pada gambar +.(,.
Gambar 2.1 "roses pengolahan bubur coklat
Sumber- Abdullah Alkaff, 2**1: 11
4ubur coklat yang telah dihasilkan dari unit proses sebelumnya harus dikondisikan
terlebih dahulu oleh agiator pompa M* dan dosing pump M9 di dalam tangki
(6
penampung yang dapat dideteksi oleh sebuah temperatur sensor S6. etelah kondisi
tercapai kemudian dialirkan melalui sebuah mass filling pump M+ menuju proses
pengepresan yang dilakukan oleh main pump M( dan pompa hidrolik M= berdasarkan
kondisi buka dan kondisi tutup yang diamati oleh pro$imity s%itch S(. !ari sini
dihasilkan minyak coklat sebagai hasil utama dan ampas coklat yang merupakan hasil
sampingnya. $ntuk menghasilkan minyak coklat setelah pengoperasian mesin pres yang
dilanjutkan dengan mengalirkan ke dalam butter tank menggunakan butter pump M8
dan hasilnya diamati oleh sitch sensor S8. Sedangkan ampas coklatnya dihancurkan
oleh motor breaker M6 dan kemudian diangkut oleh transport con"eyor M, yang
hasilnya diamati oleh limit s%itch S,.

.
(*

You might also like