You are on page 1of 8

Nama : Jefri Yosafat Sinaga

Fakultas : Teknologi Pertanian


Gugus / No : 9/135

Dijaman sekarang mungkin belum cukup hanya memiliki
kepintaran atau keterampilan yang baik , tapi juga harus tata
cara bertata krama yang baik anatara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya. Karena didunia ini tidak mungkin manusia
hanya hidup sendiri, ia membutuhkan manusia yang lain untuk
saling berinteraksi untuk melangsungkan kehidupannya. Sebagai
manusia kita memiliki akal yang baik untuk menjadi pribadi
yang sangat baik, salah satunya yaitu dengan bagaimana kita
bertata krama dan bersikap baik antar sesama.
Dan bila kita ingin disenangi oleh semua orang yang ada
disekitar kita. Ada baiknya kita dalam bergaul dan bersikap
harus memiliki etika yang baik. Tidak bertindak atau bersikap
seenaknya kita saja. Dari kecil sampai kita besar nanti kita
harus memiliki tata krama yang baik dalam kehidupan sehari-
hari kita. Tidak hanya dirumah atau disekolah saja, tapi kita
harus selalu bertata krama ditempat yang kita kunjungi atau
kita singgahi.
Untuk itu kita perlu tau bagaimana cara kita bertata krama dan
memiliki sikap baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan
memiliki sikap seperti itu kita akan disenangi dan disayangi
oleh orang-orang yang telah mengenal kita nantinya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diatas, kita dapat mengambil suatu
rumusan masalah yaitu bagaimanakah kita dapat bertata krama
yang baik dan memiliki sikap baik antar sesama manusia. Dan
selalu menjadikan manusia itu memiliki sifat yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Penulisan

Karena pada hakikatnya setiap manusia yang diciptakan allah
yang maha esa memiliki kriteria sifat yang berbeda sehingga
dalam bersikap dan bertata krama yang baik harus dimiliki
sejak dini.
Karena begitu pentingnya dan dalam memenuhi tugas mata kuliah
softskill (ilmu sosial dasar) yaitu dengan judul bertata krama
dan sikap baik antar sesama maka tulisan ini dibuat. Tujuan
utama dari tulisan ini yaitu agar seseorang atau masyarakat
dapat berinteraksi dengan nyaman apabila kita sebagai manusia
itu memiliki tata krama atau sopan santun yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang
disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat.
Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat,
aturan , norma, peraturan. Krama berarti sopan santun,
kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama
berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan
santun.
Ada baiknya sebagai orang tua perlu mengajarkan anaknya sejak
dini tentang bagaimana cara dia bertata karma dimasyarakat.
Contoh kecilnya saja sebagai orang tua untuk anaknya yaitu
bagaimana dia memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan ayah
dan ibu, atau memangil saudara sekandungnya dengan kakak. Dan
setelah beranjak dewasa si anak tentu saja dapat mengenali apa
yang baik atau tidak yang ia lakukan. Misalnya tidak boleh
berkata kasar. Tapi sekarang kita lihat dilingkungan sekitar
kita anak yang masih dibawah umur sudah tahu apa saja yang
dilakukan orang dewasa atau mungkin ucapannya yang ia
keluarkan tidak pantas atau layak. Oleh karena itu anak yang
menginjak usia 6-7 tahun harus diberi pendidikan yang formal
yaitu sekolah. Karena disekolah ia diberi pendidikan yang baik
oleh seorang guru dan ia bisa berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya. Tapi hanya bersekolah saja tidak cukup karena sifat
anak itu diajarkan langsung oleh orang tuanya dirumah. Kalau
pendidikan yang ia dapat dirumahnya sangat jelek otomatis
dilingkungan masyarakat ia menjadi pribadi yang tidak baik
pula.
Agar kita dapat bertata krama dengan baik kepada orang lain,
adakalanya kita bersikap sopan dan santun kepada siapa saja.
Jangan sampai kita dinilai orang lain tidak memiliki tata
krama dan sikap baik oleh orang lain yang mengenal kita.

A. Tata Krama Dalam Bergaul

1. Hindari Penghinaan
Janganlah pernah melakukan hal-hal yang bersifat merendahkan,
ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap orang
lain, baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya,
kemampuannya dan kaadaan sosialnya. Hal ini akan menimbulkan
perasaan sakit hati dan dendam terhadap seseorang.

2. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi
Hindari ikut campur urusan pribadi orang lain yang tidak ada
manfaatnya bagi kita, bila terlibat. Karena bila kita
melakukannya, yang muncul hanyalah ketidaksuka-sukaan di salah
satu pihak.

3. Hindari Memotong Pembicaraan
Janganlah suka memotong pembicaraan orang lain, jika hal ini
dilakukan dalam bergaul akan berkembang menjadi ketidaksukaan
bahkan kebencian dapat bersarang ditubuh seseorang. Karena
betapa tidak enaknya bila kita sedang bicara kemudian tiba-
tiba dipotong dan disangkal oleh orang lain.

4. Hindari Membanding-bandingkan

Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja membanding-
bandingkan orang lain, baik itu berupa jasa, kebaikan
penampilan, perbuatan, harta dan sebagainya. Jika orang
tersebut mendengarkan menyebabkan dia merasa dirinya tidak
berharga, merasa rendah diri atau sampai terhina.

5. Jangan membela musuhnya dan mencaci kawannya.

Setiap orang mempunyai kawan yang disukai maupun yang dibenci.
Bila membela musuhnya, maka kita akan bergabung dengan
musuhnya. Sedangkan apabila kita membenci kawannya maka kita
akan dianggap sedang mencaci dirinya. Karena orang itupun akan
merasa terhina bila temannya dihina. Sebaiknya bersikaplah
netral untuk kebaikan semua pihak. Sementara itu, dalam
bergaul seharusnya kita prioritaskan adalah memperbanyak kawan
bukan lawan.

6. Hindari Merusak Kebahagiaan

Bila seseorang tengah suka cita, gembira dan bahagia jangan
sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kebahagiaan
atau kegembiraannya saat itu juga.

7. Jangan Mengungkit masa Lalunya

Janganlah pernah mengungkit kesalahan, aib atau kekurangan
yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kelemahan di
masa lalu sudah terhapus dengan ia bertaubat. Belajarlah untuk
selalu bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih putih,
bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan
kebaikan demi kebaikan.

8. Hati-hati dengan marah

Kemarahan yang tak terkendali dapat menghasilkan kata dan
perilaku yang keji, yang akan melukai perasaan orang lain. Hal
ini tentunya dapat merusak atau menghancurkan hubungan baik di
lingkungan manapun.

9. Hindari Menertawakan Orang lain.

Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena menyaksikan
kekurangan orang lain. Sikap, penampilan dan wajah terkadang
membuat sebagian orang tertawa karena terlihat lucu dimata
mereka. Ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya akan
mengundang rasa sakit hati dan merasa terhina.

Ciri seseorang memiliki sikap yang baik yaitu :

1. Percaya pada diri sendiri

Percaya pada diri sendiri itu sangat penting sekali karena
kita bisa mengasah atau memahami apa yang kita punya dalam
diri. Jangan selalu bergantung pada kemampuan yang dimiliki
orang lain. Orang yang tidak percaya diri akan membuat dirinya
berfikir bahwa kemampuan yang ia miliki selalu kurang dari
orang lain. Tidak heran bila ahli psikologi Dr. Joyce Brothers
mengatakan, Bukan sesuatu yang dibesar-besarkan untuk
mengatakan bahwa pemandangan diri yang positif dan kuat adalah
persiapan yang paling bagus untuk menuju kehidupan yang
sukses. Jadi percaya lah pada kemampuan yang kita miliki.

2. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab adalah sikap dimana kita bisa merelakan
sikap benar atau salah yang kita lakukan. Banyak sekali orang-
orang yang tidak berani mempertanggung jawabkan perbuatannya
seperti para koruptor-koruptor dinegara ini yang tidak mau
mengakui perbuatannya yang selalu merampas atau mengambil hak
dari orang lain. Tak heran dinegara kita masih banyak sekali
orang miskin karena masih banyak sekali koruptor-koruptor yang
tidak mau bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Oleh
karena itu sejak dinilah kita bisa bertanggung jawab atas apa
yang kita lakukan baik perbuatan yang benar atau perbuatan
yang salah.

3. Kejujuran

Mungkin dijaman sekarang sikap kejujuran itu mahal harganya.
Bagaimana tidak banyak orang-orang yang memilih untuk
berbohong daripada untuk berkata jujur. Contohnya saja hal
kecil disekitar kita yaitu banyak sekali penipuan merajala
lelah itu karena didalam dirinya tidak mau berkata jujur.
Pernah tidak anda membayangkan kalau kita berkata jujur itu,
kita akan disenangi orang banyak. Kita bisa menjadi orang yang
sangat dipercayai oleh orang lain. Jadi tidak salah kita
menanamkan sikap kejujuran itu didalam diri kita sendiri.
Jangan berbohong karena akibatnya kita akan dijauhi atau
bahkan dihina oleh masyarakat.
4. Kegigihan
Don B. Owens, Jr., menyatakan, Banyak orang gagal dalam hidup
karena percaya di dalam pepatah: Jika kamu tidak berhasil,
cobalah lainnya. Sukses mengelak dari mereka yang mengikuti
nasihat semacam itu Impian yang menjadi kenyataan terjadi
karena orang-orang itu tetap menggenggamambisi mereka. Mereka
menolak untuk kehilangan semangat. Mereka tidak pernah
membiarkan kekecewaan menghambat mereka. Tantangan hanya
memacu supaya lebih berusaha. Karakter seperti kemampuan
untuk bertahan, mengatasi keraguan, dan terus maju di depan
kekecewaan, semuanya merupakan hasil sikap baik.
Ketika Anda mempunyai sikap positif, lebih mudah untuk
bertahan. Jika Anda mengira sukses itu sudah dekat, Anda terus
berjalan. Ketika Anda percaya bahwa segala sesuatu terjadi
untuk yang terbaik, Anda tidak keberatan dengan sedikit
ketidaknyamanan. Ketika segala sesuatu menjadi rusak, Anda
tetap bertahan jika Anda memiliki sikap positif. Lagipula,
Anda percaya pertolongan akan segera datang.

5. Berfokus pada Solusi
Orang yang bersikap positif memfokuskan waktu dan perhatian
mereka pada solusi, bukan pada masalah. Hampir semua orang
bisa melihat masalah. Itu tidak membutuhkan sesuatu yang
istimewa. Tetapi, orang positif memiliki pikiran yang terpaku
pada solusi, melihat solusi di setiap masalah dan kemungkinan
di setiap sesuatu yang tidak mungkin. Seperti yang diucapkan
oleh Louis D. Brandeis

hakim Supreme Court yang namanya digunakan untuk mendirikan
Brandeis University, Kebanyakan hal-hal di dunia ini
sebelumnya telah dinyatakan tidak mungkin sebelum dilakukan.

1. Kemauan untuk Melihat yang Terbaik di Dalam Diri Orang
Lain.

Saya tidak pernah mengenal orang positif yang tidak mengasihi
sesama dan mencoba melihat kebaikan di dalam mereka. Satu cara
efektif untuk menolong Anda melihat di dalam orang lain adalah
melakukan apa yang saya namakan meletakkan nilai 10 di atas
kepala orang. Inilah maksud saya: Kita semua mengharapkan
sesuatu dari orang lain. Kita bisa memilih harapan itu negatif
atau positif. Kita bisa berpendapat orang lain itu tidak
berguna sama sekali atau sangat hebat. Ketika kita membuat
keputusan untuk mengharapkan yang terbaik, dan kita melihat
pada kebaikan daripada keburukan, maka kita melihat mereka
sebagai nilai 10.
Kemampuan untuk melakukannya dengan orang lain sangat penting
berdasarkan sepasang alasan ini. Pertama, biasanya Anda
melihat diri orang lain untuk apa yang Anda harapkan. Jika
Anda terus menerus mengharapkan dan melihat kebaikan di dalam
orang lain, akan lebih mudah mempertahankan sikap positif.
Kedua, pada umumnya orang bertambah tinggu untuk memenuhi
tingkat yang Anda harapkan. Jika Anda memperlakukan mereka
secara positif, merekapun cenderung memperlakukan Anda dengan
cara yang sama. Jika Anda mengharapkan mereka menyelesaikan
pekerjaan dan Anda memperlihatkan keyakinan Anda di dalam diri
mereka, biasanya mereka akan berhasil. Pada saat-saat
tertentu, ketika ada orang yang tidak memperlakukan Anda
dengan baik, mudah bagi Anda untuk tidak menganggap tingkah
laku mereka secara serius sebab Anda tahu telah melakukan yang
terbaik dan Anda dapat terus maju tanpa membiarkan hal itu
mempengaruhi sikap anda.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini yaitu bahwa
setiap manusia harus tau bagaimana cara bertata krama dan
bersikap baik dilingkungan masyarakatnya. Dan selalu
menggormati baik yang lebih muda ataupun yang lebih tua dari
kita. Sehingga dengan begitu orang akan merasa nyaman dan
meminilai pribadi kita baik.

B. SARAN

Dari penulisan tentang bertata krama antar sesama, penulis
memberi saran sebagai berikut :
1. Selalu baik dalam bertutur kata.
2. Menghormati orang yang lebih tua dari kita terutama kepada
kedua orang tua.
3. Belajar dan beretika baik antar sesama agar dapat tercipta
interaksi yang baik antar sesama.

You might also like