Dijaman sekarang mungkin belum cukup hanya memiliki kepintaran atau keterampilan yang baik , tapi juga harus tata cara bertata krama yang baik anatara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Karena didunia ini tidak mungkin manusia hanya hidup sendiri, ia membutuhkan manusia yang lain untuk saling berinteraksi untuk melangsungkan kehidupannya. Sebagai manusia kita memiliki akal yang baik untuk menjadi pribadi yang sangat baik, salah satunya yaitu dengan bagaimana kita bertata krama dan bersikap baik antar sesama. Dan bila kita ingin disenangi oleh semua orang yang ada disekitar kita. Ada baiknya kita dalam bergaul dan bersikap harus memiliki etika yang baik. Tidak bertindak atau bersikap seenaknya kita saja. Dari kecil sampai kita besar nanti kita harus memiliki tata krama yang baik dalam kehidupan sehari- hari kita. Tidak hanya dirumah atau disekolah saja, tapi kita harus selalu bertata krama ditempat yang kita kunjungi atau kita singgahi. Untuk itu kita perlu tau bagaimana cara kita bertata krama dan memiliki sikap baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan memiliki sikap seperti itu kita akan disenangi dan disayangi oleh orang-orang yang telah mengenal kita nantinya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diatas, kita dapat mengambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimanakah kita dapat bertata krama yang baik dan memiliki sikap baik antar sesama manusia. Dan selalu menjadikan manusia itu memiliki sifat yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Penulisan
Karena pada hakikatnya setiap manusia yang diciptakan allah yang maha esa memiliki kriteria sifat yang berbeda sehingga dalam bersikap dan bertata krama yang baik harus dimiliki sejak dini. Karena begitu pentingnya dan dalam memenuhi tugas mata kuliah softskill (ilmu sosial dasar) yaitu dengan judul bertata krama dan sikap baik antar sesama maka tulisan ini dibuat. Tujuan utama dari tulisan ini yaitu agar seseorang atau masyarakat dapat berinteraksi dengan nyaman apabila kita sebagai manusia itu memiliki tata krama atau sopan santun yang baik.
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat. Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat, aturan , norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun. Ada baiknya sebagai orang tua perlu mengajarkan anaknya sejak dini tentang bagaimana cara dia bertata karma dimasyarakat. Contoh kecilnya saja sebagai orang tua untuk anaknya yaitu bagaimana dia memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan ayah dan ibu, atau memangil saudara sekandungnya dengan kakak. Dan setelah beranjak dewasa si anak tentu saja dapat mengenali apa yang baik atau tidak yang ia lakukan. Misalnya tidak boleh berkata kasar. Tapi sekarang kita lihat dilingkungan sekitar kita anak yang masih dibawah umur sudah tahu apa saja yang dilakukan orang dewasa atau mungkin ucapannya yang ia keluarkan tidak pantas atau layak. Oleh karena itu anak yang menginjak usia 6-7 tahun harus diberi pendidikan yang formal yaitu sekolah. Karena disekolah ia diberi pendidikan yang baik oleh seorang guru dan ia bisa berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Tapi hanya bersekolah saja tidak cukup karena sifat anak itu diajarkan langsung oleh orang tuanya dirumah. Kalau pendidikan yang ia dapat dirumahnya sangat jelek otomatis dilingkungan masyarakat ia menjadi pribadi yang tidak baik pula. Agar kita dapat bertata krama dengan baik kepada orang lain, adakalanya kita bersikap sopan dan santun kepada siapa saja. Jangan sampai kita dinilai orang lain tidak memiliki tata krama dan sikap baik oleh orang lain yang mengenal kita.
A. Tata Krama Dalam Bergaul
1. Hindari Penghinaan Janganlah pernah melakukan hal-hal yang bersifat merendahkan, ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap orang lain, baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, kemampuannya dan kaadaan sosialnya. Hal ini akan menimbulkan perasaan sakit hati dan dendam terhadap seseorang.
2. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi Hindari ikut campur urusan pribadi orang lain yang tidak ada manfaatnya bagi kita, bila terlibat. Karena bila kita melakukannya, yang muncul hanyalah ketidaksuka-sukaan di salah satu pihak.
3. Hindari Memotong Pembicaraan Janganlah suka memotong pembicaraan orang lain, jika hal ini dilakukan dalam bergaul akan berkembang menjadi ketidaksukaan bahkan kebencian dapat bersarang ditubuh seseorang. Karena betapa tidak enaknya bila kita sedang bicara kemudian tiba- tiba dipotong dan disangkal oleh orang lain.
4. Hindari Membanding-bandingkan
Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja membanding- bandingkan orang lain, baik itu berupa jasa, kebaikan penampilan, perbuatan, harta dan sebagainya. Jika orang tersebut mendengarkan menyebabkan dia merasa dirinya tidak berharga, merasa rendah diri atau sampai terhina.
5. Jangan membela musuhnya dan mencaci kawannya.
Setiap orang mempunyai kawan yang disukai maupun yang dibenci. Bila membela musuhnya, maka kita akan bergabung dengan musuhnya. Sedangkan apabila kita membenci kawannya maka kita akan dianggap sedang mencaci dirinya. Karena orang itupun akan merasa terhina bila temannya dihina. Sebaiknya bersikaplah netral untuk kebaikan semua pihak. Sementara itu, dalam bergaul seharusnya kita prioritaskan adalah memperbanyak kawan bukan lawan.
6. Hindari Merusak Kebahagiaan
Bila seseorang tengah suka cita, gembira dan bahagia jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kebahagiaan atau kegembiraannya saat itu juga.
7. Jangan Mengungkit masa Lalunya
Janganlah pernah mengungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kelemahan di masa lalu sudah terhapus dengan ia bertaubat. Belajarlah untuk selalu bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih putih, bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan kebaikan demi kebaikan.
8. Hati-hati dengan marah
Kemarahan yang tak terkendali dapat menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang akan melukai perasaan orang lain. Hal ini tentunya dapat merusak atau menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun.
9. Hindari Menertawakan Orang lain.
Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena menyaksikan kekurangan orang lain. Sikap, penampilan dan wajah terkadang membuat sebagian orang tertawa karena terlihat lucu dimata mereka. Ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya akan mengundang rasa sakit hati dan merasa terhina.
Ciri seseorang memiliki sikap yang baik yaitu :
1. Percaya pada diri sendiri
Percaya pada diri sendiri itu sangat penting sekali karena kita bisa mengasah atau memahami apa yang kita punya dalam diri. Jangan selalu bergantung pada kemampuan yang dimiliki orang lain. Orang yang tidak percaya diri akan membuat dirinya berfikir bahwa kemampuan yang ia miliki selalu kurang dari orang lain. Tidak heran bila ahli psikologi Dr. Joyce Brothers mengatakan, Bukan sesuatu yang dibesar-besarkan untuk mengatakan bahwa pemandangan diri yang positif dan kuat adalah persiapan yang paling bagus untuk menuju kehidupan yang sukses. Jadi percaya lah pada kemampuan yang kita miliki.
2. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab adalah sikap dimana kita bisa merelakan sikap benar atau salah yang kita lakukan. Banyak sekali orang- orang yang tidak berani mempertanggung jawabkan perbuatannya seperti para koruptor-koruptor dinegara ini yang tidak mau mengakui perbuatannya yang selalu merampas atau mengambil hak dari orang lain. Tak heran dinegara kita masih banyak sekali orang miskin karena masih banyak sekali koruptor-koruptor yang tidak mau bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Oleh karena itu sejak dinilah kita bisa bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan baik perbuatan yang benar atau perbuatan yang salah.
3. Kejujuran
Mungkin dijaman sekarang sikap kejujuran itu mahal harganya. Bagaimana tidak banyak orang-orang yang memilih untuk berbohong daripada untuk berkata jujur. Contohnya saja hal kecil disekitar kita yaitu banyak sekali penipuan merajala lelah itu karena didalam dirinya tidak mau berkata jujur. Pernah tidak anda membayangkan kalau kita berkata jujur itu, kita akan disenangi orang banyak. Kita bisa menjadi orang yang sangat dipercayai oleh orang lain. Jadi tidak salah kita menanamkan sikap kejujuran itu didalam diri kita sendiri. Jangan berbohong karena akibatnya kita akan dijauhi atau bahkan dihina oleh masyarakat. 4. Kegigihan Don B. Owens, Jr., menyatakan, Banyak orang gagal dalam hidup karena percaya di dalam pepatah: Jika kamu tidak berhasil, cobalah lainnya. Sukses mengelak dari mereka yang mengikuti nasihat semacam itu Impian yang menjadi kenyataan terjadi karena orang-orang itu tetap menggenggamambisi mereka. Mereka menolak untuk kehilangan semangat. Mereka tidak pernah membiarkan kekecewaan menghambat mereka. Tantangan hanya memacu supaya lebih berusaha. Karakter seperti kemampuan untuk bertahan, mengatasi keraguan, dan terus maju di depan kekecewaan, semuanya merupakan hasil sikap baik. Ketika Anda mempunyai sikap positif, lebih mudah untuk bertahan. Jika Anda mengira sukses itu sudah dekat, Anda terus berjalan. Ketika Anda percaya bahwa segala sesuatu terjadi untuk yang terbaik, Anda tidak keberatan dengan sedikit ketidaknyamanan. Ketika segala sesuatu menjadi rusak, Anda tetap bertahan jika Anda memiliki sikap positif. Lagipula, Anda percaya pertolongan akan segera datang.
5. Berfokus pada Solusi Orang yang bersikap positif memfokuskan waktu dan perhatian mereka pada solusi, bukan pada masalah. Hampir semua orang bisa melihat masalah. Itu tidak membutuhkan sesuatu yang istimewa. Tetapi, orang positif memiliki pikiran yang terpaku pada solusi, melihat solusi di setiap masalah dan kemungkinan di setiap sesuatu yang tidak mungkin. Seperti yang diucapkan oleh Louis D. Brandeis
hakim Supreme Court yang namanya digunakan untuk mendirikan Brandeis University, Kebanyakan hal-hal di dunia ini sebelumnya telah dinyatakan tidak mungkin sebelum dilakukan.
1. Kemauan untuk Melihat yang Terbaik di Dalam Diri Orang Lain.
Saya tidak pernah mengenal orang positif yang tidak mengasihi sesama dan mencoba melihat kebaikan di dalam mereka. Satu cara efektif untuk menolong Anda melihat di dalam orang lain adalah melakukan apa yang saya namakan meletakkan nilai 10 di atas kepala orang. Inilah maksud saya: Kita semua mengharapkan sesuatu dari orang lain. Kita bisa memilih harapan itu negatif atau positif. Kita bisa berpendapat orang lain itu tidak berguna sama sekali atau sangat hebat. Ketika kita membuat keputusan untuk mengharapkan yang terbaik, dan kita melihat pada kebaikan daripada keburukan, maka kita melihat mereka sebagai nilai 10. Kemampuan untuk melakukannya dengan orang lain sangat penting berdasarkan sepasang alasan ini. Pertama, biasanya Anda melihat diri orang lain untuk apa yang Anda harapkan. Jika Anda terus menerus mengharapkan dan melihat kebaikan di dalam orang lain, akan lebih mudah mempertahankan sikap positif. Kedua, pada umumnya orang bertambah tinggu untuk memenuhi tingkat yang Anda harapkan. Jika Anda memperlakukan mereka secara positif, merekapun cenderung memperlakukan Anda dengan cara yang sama. Jika Anda mengharapkan mereka menyelesaikan pekerjaan dan Anda memperlihatkan keyakinan Anda di dalam diri mereka, biasanya mereka akan berhasil. Pada saat-saat tertentu, ketika ada orang yang tidak memperlakukan Anda dengan baik, mudah bagi Anda untuk tidak menganggap tingkah laku mereka secara serius sebab Anda tahu telah melakukan yang terbaik dan Anda dapat terus maju tanpa membiarkan hal itu mempengaruhi sikap anda.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini yaitu bahwa setiap manusia harus tau bagaimana cara bertata krama dan bersikap baik dilingkungan masyarakatnya. Dan selalu menggormati baik yang lebih muda ataupun yang lebih tua dari kita. Sehingga dengan begitu orang akan merasa nyaman dan meminilai pribadi kita baik.
B. SARAN
Dari penulisan tentang bertata krama antar sesama, penulis memberi saran sebagai berikut : 1. Selalu baik dalam bertutur kata. 2. Menghormati orang yang lebih tua dari kita terutama kepada kedua orang tua. 3. Belajar dan beretika baik antar sesama agar dapat tercipta interaksi yang baik antar sesama.