Demam Rematik Akut (DRA) adalah istilah untuk penderita demam rematik
yang terbukti dengan tanda radang akut.
Demam rematik inaktif adalah istilah untuk penderita dengan riwayat demam rematik tetapi tanpa terbukti tanda radang akut. Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah kelainan jantung yang ditemukan pada DRA atau kelainan jantung yang merupakan gejala sisa (sekuele) dari DR.
Bentuk Klinis DR : variasi sesuai dengan gejala mayor yang manifes PJR : variasi sesuai cacat katup yang dihadapi dan derajat serta luasnya karditis pada DR.
Diagnosis Dasar diagnosis Diagnosis demam rematik ditegakkan berdasarkan Kriteria WHO tahun 2003 (berdasarkan revisi kriteria Jones). Tabel 1.Kriteria WHO Tahun 2002-2003 Untuk Diagnosis Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik (Berdasarkan Revisi Kriteria Jones) Kategori Diagnostik Kriteria Demam rematik serangan pertama Dua mayor atau satu mayor dan dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA sebelumnya Demam rematik serangan rekuren tanpa PJR Dua mayor atau satu mayor dan dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA sebelumnya Demam rematik serangan rekuren dengan PJR Dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA sebelumnya Korea Sydenham Tidak diperlukan kriteria mayor lainnya atau bukti infeksi SGA PJR (stenosis mitral murni atau kombinasi dengan insufisiensi mitral dan/atau gangguan katup aorta) Tidak diperlukan kriteria lainnya untuk mendiagnosis sebagai PJR Sumber: WHO, 2004.
Manifestasi Mayor - Karditis - Poliartritis migrans - Korea - Eritema marginatum - Nodulus subkutan Manifestasi Minor Klinis: - Artralgia - Demam Laboratorium: - Peningkatan reaktan fase akut yaitu: LED dan atau CRP yang meningkat - Interval PR yang memanjang Diagnosis demam rematik di tegakkan bila terdapat 2 manifestasi mayor atau 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor dan didukung bukti adanya infeksi streptokokkus sebelumnya yaitu kultur apus tenggorok yang positif atau kenaikan titer antibodi streptokkus (ASTO) > 200. Terdapat pengecualian untuk gejala korea minor, diagnosis DR dapat ditegakkan tanpa perlu adanya bukti infeksi streptokokkus. Karditis Kriteria Karditis: Bunyi jantung melemah Adanya bising sistolik, mid diastolik di apeks atau bising diastolik di basal jantung Perubahan bising misalnya dari grade I menjadi grade II. Takikardia / irama derap Kardiomegali Perikarditis Gagal jantung kongestif tanpa sebab lain. Tabel 2. Pembagian Karditis Menurut Decourt Karditis Ringan Karditis Sedang Karditis Berat Takikardi, murmur ringan pada area mitral, jantung yang normal, EKG normal Tanda-tanda karditis ringan, bising jantung yang lebih jelas pada area mitral dan aorta, aritmia, kardiomegali, hipertropi atrium kiri dan ventrikel kiri. Ditandai dengan gejala sebelumnya ditambah gagal jantung kongestif Poliartritis Migrans Merupakan tanda khas untuk demam rematik. Biasanya mengenai sendi-sendi besar, dapat timbul bersamaan tetapi lebih sering berpindah-pindah. Sendi yang terkena menunjukkan gejala-gejala radang yang jelas yaitu merah, panas, nyeri dan fungsiolesia, kelainan sendi ini menghilang sendiri tanpa pengobatan. Korea Sydenham Korea Sydenham/korea minor adalah gerakan-gerakan cepat, bilateral, tanpa tujuan dan sukar dikendalikan. Seringkali disertai kelemahan otot dan gangguan emosional. Semua otot terkena, tetapi yang mencolok adalah otot wajah dan ekstremitas. Eritema Marginatum Merupakan kelainan kulit berupa bercak merah muda, berbentuk bulat, lesi berdiameter sekitar 2,5 cm, bagian tengahnya pucat sedang bagian tepinya berbatas tegas, tanpa indurasi, tidak gatal paling sering ditemukan pada batang tubuh dan tungkai proksimal. Nodul Subkutan Terletak di bawah kulit, keras, tidak sakit, mudah digerakkan dan berukuran 3-10 mm. Lokasinya sekitar ektensor sendi siku, lutut, pergelangan kaki dan tangan dan kaki, daerah oksipital serta di atas prosesus vertebra torakalis dan lumbalis. Langkah diagnosis Tegakkan diagnosis DR berdasarkan kriteria Jones tahun 2003 Tetapkan aktif atau inaktif Tetapkan ada karditis atau tidak Tetapkan ada kelainan pada katup jantung atau tidak Jika tidak ada tanda-tanda DR aktif dan penyebab lain kelainan pada katup jantung dapat disingkirkan dianggap PJR Tetapkan status hemodinamik jantung: dekompensasio kordis atau tidak Penatalaksanaan: 1. Antibiotika a. Untuk Eradikasi: Benzatin penisilin G : BB 27 kg = 600.000-900.000 unit BB 27 kg = 1,2 juta unit Bila tidak ada, dpt diberikan Prokain penisilin 50.000 I/kgBB selama 10 hr Alternatif lain: Penisilin V (oral) : BB 27 kg 2-3 x 250 mg BB > 27 kg 2-3 x 500 mg Amoksisilin (oral) : 50 mg/kgbb/hari, dosis tunggal (maks.1g) selama 10 hr Bila alergi terhadap penisilin dapat digunakan : - Sefalosporin spektrum sempit : sefaleksin, sefadroksil - Klindamisin : 20mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis (dosis maks. 1,8 g/hari) selama 10 hari - Azitromisin : 12mg/kgbb/hari, dosis tunggal (dosis maks. 500mg) selama 5 hari - Klaritromisin : 15 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis (maks.250 mg/kali) selama 10 hari - Eritromisin : 40 mg/kgBB/hari dibagi 2-4 kali sehari (dosis maksimum 1 g/hari) selama 10 hari
b. Untuk profilaksis sekunder: Benzatin penisilin G : BB 27 kg = 600.000 unit setiap 3 atau 4 minggu, im. BB > 27 kg = 1,2 juta unit
Alternatif lain : - penisilin V : 2 X 250 mg, oral - Sulfadiazin : BB 27 kg 500 mg sekali sehari BB > 27 kg 1000 mg sekali sehari Bila alergi terhadap penisilin dan sulfadiazin dapat diberikan : - Eritromisin - Klaritromisin - Azitromisin
Lama pemberian antibiotika profilaksis sekunder :
Kategori Lama pemberian setelah serangan terakhir Demam rematik dengan karditis dan penyakit jantung residual (kelainan katup persisten) Selama 10 tahun atau sampai usia 40 tahun, pada beberapa kondisi (resiko tinggi terjadi rekuren) dapat seumur hidup Demam rematik dengan karditis tetapi tanpa penyakit jantung residual (tanpa kelainan katup) Selama 10 tahun atau sampai usia 21 tahun Demam rematik tanpa karditis Selama 5 tahun atau sampai usia 21 tahun
2. Obat Anti Inflamasi : diberikan untuk DRA atau PJR yang rekuren Tabel 2. Rekomendasi Penggunaan Anti Inflamasi
Hanya Artritis Karditis Ringan Karditis Sedang Karditis Berat Predniso n - - 2-4 minggu * 2-6 minggu* Aspirin a. 100 mg/kg BB/hari dalam 4-6 dosis (2 minggu) b. Kemudian dosis dikurangi menjadi 60 mg/kg/har i (4-6 minggu) 3-4 minggu** 6-8 minggu 2-4 bulan Dosis : Prednison 2 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis Aspirin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4-6 dosis * Dosis Prednison ditappering (dimulai pada minggu ketiga) dan Aspirin dimulai minggu ketiga kemudian ditappering. ** Aspirin dapat dikurangi menjadi 60 mg/kgBB setelah 2 minggu pengobatan
Hanya Artritis Karditis Ringan Karditis Sedang Karditis Berat Tirah baring 1-2 minggu 3-4 minggu 4-6 minggu Selama masih terdapat gagal jantungkongestif Ambulasi bertahap (boleh rawat jalan bila tidak mendapat steroid) 1-2 minggu 3-4 minggu 4-6 minggu 2-3 bulan 4. Penanganan gagal jantung kongestif sesuai tatalaksana gagal jantung kongestif 5. Tatalaksana Korea Sydenhams: a. Kurangi aktivitas fisik dan stres b. Untuk kasus berat dapat digunakan: - Fenobarbital: 15-30 mg setiap 6-8 jam atau - Haloperidol dimulai dengan dosis 0,5 mg dan ditingkatkan setiap 8 jam sampai 2 mg 6. Pasien dengan gejala sisa berupa PJR, memerlukan tatalaksana tersendiri (akan dirujuk) tergantung pada berat ringannya penyakit, berupa: a. Tindakan dilatasi baloon perkutan (balloon mitral valvulotomy) untuk mitral stenosis b. Tindakan operasi katup jantung berupa valvuloplasti atau penggantian katup Indikasi pulang: Dekompensasio kordis telah teratasi Jadwal tirah baring dan terapi steroid telah selesai
BENTUK KLINIS Berdasarkan gambaran klinis: - Malaria tanpa komplikasi. - Malaria berat - Malaria cerebral Berdasarkan pola demam - Malaria tertiana : panas timbul dengan interval 48 jam - Malaria aquartana: panas timbul dengan interval 72 jam - Malaria tropica : panas timbul tidak khas dapat terus menerus
DIAGNOSIS 1. Anamnesis - Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal - Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria - Riwayat tinggal di daerah endemik malaria - Riwayat sakit malaria - Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir - Riwayat mendapat transfusi darah - Gejala klinis pada anak dapat tidak jelas 2. Pemeriksaan fisik - Demam (perabaan atau pengukuran dengan termometer) - Pucat pada konjungtiva palpebra atau telapak tangan - Splenomegali - Hepatomegali 3. Pemeriksaan laboratorium - Pemeriksaan dengan mikroskop : sediaan darah tepi tebal dan tipis, untuk menentukan : a. ada tidaknya parasit malaria b. spesies dan stadium plasmodium c. kepadatan parasit : semi kuantitatif dan kuantitatif Pada penderita tersangka malaria berat : Plasmodium Falcifarum (tertiana) Terjadi 2 minggu setelah terinfeksi Demam setiap 2 hari Menyebabkan anemia hemolitik berat Plasmodium Vivax(kuartana) Suhu tubuh naik secara bertaab kemudian tiba- tiba turun Demam setiap 4 hari Berlangsung selama 20-36 jam Plasmodium malariae Gejala pertama setelah 18-40 hari Berulang setiap 3-4 hari Plasmodium Ovale Gejala ringan dan dapat sembuh sendiri Jarang mengancam kehidupan Plasmodium knowlesi Demam berlangsung setiap hari Gejala-gejala tidak khas a. Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut b. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis malaria disingkirkan. c. Bila pada pemeriksaan darah tebal ditemukan parasit malaria, maka pemeriksaan diulang pada hari ke 4, 7, 14, 21, dan 28. - Tes diagnostik lain : deteksi antigen parasit malaria imunokromatografi, dalam bentuk dipstik. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat : 1) Kimia darah : gula darah, serum bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase, albumin, globulin, ureum, kreatinin, elektrolit, AGD (atas indikasi) 2) EKG 3) Foto thoraks 4) Analisa LCS 5) Biakan darah dan uji serologi, urinalisis