You are on page 1of 9

4 MASALAH GIZI DI INDONESIA

a. KEP (Kekurangan Energi Protein)



Tanda-tanda Biokimia :

Nilai Prealbumin dalam kaitannya dengan Status Gizi
Status gizi Nilai prealbumin /dl)
Baik *) 23,8 0,9
Gizi sedang *) 16,5 0,8
Gizi kurang *) Marasmus **) 12,4 1,0
Gizi buruk *) Marasmus-
Kwash*)
7,6 0,6

Marasmus-kwash. 3,3 0.2

Kwashiorkor **)

Ket: *) klasifikasi Waterloo , **) , *) Klasifikasi Welcome

Batasan dan interpretasi kadar serum protein dan serum albumin

senyawa (g/dl) Umur (th) kurang margin cukup
1. Serum
albumin
<1 - < 2,5 2,5+
1- 5 - < 3 3 +
6 - 16 - < 3,5 3,5+
16 + < 2,8 2,8-3,4 3,5+
Wanita hamil < 3 3 -3,4 3,5+
2.Serum protein
<1 - < 2,5 5,0+
1- 5 - < 3 5,5 +
6 - 16 - < 3,5 6,0+
16 + 6,0 6,0 - 6,4 6,5+
Wanita hamil 5,5 5,5 - 5,9 6,0+




1 1. Kwashiokor


Tanda-tanda Klinis :
Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
Wajah membulat dan sembab (Moon Face)
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok
Perubahan status mental, apatis, dan rewel
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Sering disertai:penyakit infeksi, (umumnya akut)
anemia
diare.



2. Marasmus



Tanda-tanda Klinis :
Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat
tampak seperti memakai celana longgar/baggy pants)
Perut cekung
Iga gambang
Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang),
diare

3. Marasmus-Kwashiokor


Tanda-tanda Klinis :

Tanda klinis gabungan antara marasmus dan kwashiorkor
terjadi penurunan berat badan dibawah 60 % dari normal.
Gambaran yang utama ialah kwashiorkor edema dengan atau tanpa lesi kulit, pengecilan
otot, dan pengurangan lemak bawah kulit seperti pada marasmus
Jika edema dapat hilang pada awal pengobatan, penampakan penderita akan
menyerupai marasmus.

b. Gondok


Tanda-tanda Klinis :

Grade 0 : normal. Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datara maupun tengadah
maksimal dan dengan palpasi tidak teraba
Grade I A : kelenjar gondok tidak terlihaat, baik datar maupun tengadah maksimal, tapi
dengan palpasi terasa > ruas terakhir ibu jari penderita
Grade I B : kelenjar gondok dengan inspeksi datara tidak terlihat tetapi dengan tengadah
maksimal terlihat dan dengan palpasi teraba > grade I A
Grade II : kelenjar gondok dengan inspeksi datar terlihat dan dengan palpasi teraba
lebih besar daripada grade I B
Grade III : kelenjar gondok cukup terlihat, dapat terlihat pada jarak 6m atau lebih.

Tanda-tanda Biokimia :

T a h a p 1 : g o n d o k e n d e mi k d e n g a n r a t a - r a t a l e b i h d a r i 5 0
mg / g r kreat inin di dalam urin. Pada keadaan ini supl ai hormon tiroid
cukup untuk perkembangan fisik dan mental yang cukup.

Tahap 2 : gondok endemi k dengan ekskresi yodium dalam urin rata- rata
25-50 mg/gr kreatinin pada kondisi ini sekresi hormon tiroid boleh j adi tidak cukup
sehingga menanggung risiko hipotiroidisme tetapi tidak sampai kreatinisme.

Tahap 3 : gondok endemi k dengan rata- rat a ekskresi yodium dal amu r i n
k u r a n g d a r i 2 5 mg / g r k r e a t i n i n . P a d a k o n d i s i i n i
p o p u l a s i memiliki risiko menderita kreatinisme

c. Anemia


Tanda-tanda Klinis :

1. Rambut rapuh dan halus.
2. Kuku tipis, rata, mudah patah, bentuk seperti sendok (koilonikia).
3. Atropi Papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging,
meradang dan sakit.
4. Timbul Stomatitis Angularis (pecah-pecah) dengan kemerahan dan rasa sakit di sudut-sudut
mulut).
5. Malnutrisi.
6. Cepat lelah, taki kardi, palpitasi dan takipnea pada latihan fisik

Tanda-tanda Biokimia :

1. Besi plasma kurang dari 40 mg per 100 ml.
2. Hb 6 7 mg per 100 ml.
3. Kadar Hb normal untuk wanita 12-14 gr/dl, sedangkan untuk pria 13-16 gr/dl.
4. Nilai ambang batas penentuan status Anemia menurut WHO 1975 :

Kelompok Batas nilai Hb (g/dl)
Bayi/balita 11,0
Usia
sekolah
12,0
Ibu hamil 11,0
Pria
dewasa
13,0
Wanita
dewasa
12,0

5. Batasan Anemia menurut Depkes 1995

Kelompok Batas normal
Hb (g/dl)
Anak balita 11,0
Usia
sekolah
12,0
Ibu hamil 11,0
Pria dewasa 13,0
Wanita dewasa 12,0
Ibu menyusui > 3 bl 12,0


d. KVA (Kekurangan Vitamin A)

Tanda-tanda Klinis :

Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO / USAIDUNICEF / HKI /
IVACG, 1996 sebagai berikut :

1. Buta senja = rabun senja = rabun ayam = XN

Tanda-tanda :
- Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.
- Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang
setelah lama berada di cahaya terang.
- Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tidak dapat melihat di lingkungan
yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.

Untuk mendeteksi apakah anak menderita buta senja dengan cara :
- Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/menabrak benda
didepannya, karena tidak dapat melihat.
- Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta senja.
Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat kurang cahaya
karena tidak dapat melihat benda ataupun makanan didepannya.

2. Xerosis Konjungtiva = X1 A




Tanda-tanda :
- Selaput lender bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput
dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam
- Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna menjadi
kecoklatan.

3. Xerosis Konjungtiva dan bercak bitot = X1 B


Tanda-tanda :

- Tanda-tanda xerosis konjungtiva (X1A) ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti
bsa sabun atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar.
- Bercak ni merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada
penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai criteria penentuan prevalensi kurang vitamin
A dalam masyarakat.

Dalam keadaan berat :
- Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva.
- Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut.
- Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik.

4. Xerosis Kornea = X2

Tanda-tanda :
- Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea
- Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar.
- Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita penyakit infeksi dan
sistemik lain)

5. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3A, X3B

Tanda-tanda :
- Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus.
- Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea
- Tahap X3B : bila kelainan mengenai semua atau lebih dar 1/3 permukaan kornea
- Keadaan umum penderita sangat buruk
- Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah)

6. Xeraftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea

Tanda-tanda :
- Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil
- Bila luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau
jaringan parut
- Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun dengan operasi
cangkok kornea

7. Xeroftalmia Fundus (XF)
Tanda-tanda :
- Dengan opthalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol.

Tanda-tanda Biokimia :

Penentuan Masalah Kesehatan Masyarakat (KVA) Sumber WHO, 1982
Indikator yg digunakan Batasan Prevalensi
Plasma vit A >= 10 /dl >= 5%
Liver Vit A >= 5 /dl >= 5%

You might also like