You are on page 1of 14

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 1 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

BAB V
CATALYTIC REFORMING PROCESS/
PLATFORMING PROCESS


I . Pen d ah u l u an

Catalytic reforming (atau UOP menyebut Platforming) telah menjadi bagian
penting bagi suatu kilang di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Fungsi
utama proses catalytic reforming adalah meng-upgrade naphtha yang memiliki
octane number rendah menjadi komponen blending mogas (motor gasoline)
dengan bantuan katalis melalui serangkaian reaksi kimia. Naphtha yang
dijadikan umpan catalytic reforming harus di-treating terlebih dahulu di unit
naphtha hydrotreater untuk menghilangkan impurities seperti sulfur, nitrogen,
oksigen, halide, dan metal yang merupakan racun berbahaya bagi katalis
catalytic reformer yang tersusun dari platina.

Selain itu, catalytic reforming juga memproduksi by-product berupa hydrogen
yang sangat bermanfaat bagi unit hydrotreater maupun hydrogen plant atau
jika masih berlebih dapat juga digunakan sebagai fuel gas bahan bakar fired
heater. Butane, by-product lainnya, sering digunakan untuk mengatur vapor
pressure gasoline pool.

II. Teor i Cat al yt i c Ref or mi ng

Feed naphtha ke uni t catal yti c reformi ng bi asanya mengandung C6
s/d C11, paraffi n, naphthene, dan aromati c. Tuj uan proses catal yti c
reformi ng adal ah memproduksi aromati c dari naphthene dan
paraffi n.

Kemudi han reaksi catal yti c reformi ng sangat di tentukan ol eh
kandungan paraffi n, naphthene, dan aromati c yang terkadung dal am
naphtha umpan. Aromati c hydrocarbon yang terkandung dal am
naphtha ti dak berubah ol eh proses catal yti c reformi ng. Sebagi an
besar napthene bereaksi sangat cepat dan efi si en berubah menj adi
senyawa aromati c (reaksi i ni merupakan reaksi dasar catal yti c
reformi ng). Paraffi n merupakan senyawa pal i ng susah untuk di ubah
menj adi aromati c. Untuk apl i kasi l ow severi ty, hanya sebagi an keci l
paraffi n berubah menj adi aromat i c. Sedangkan pada apl i kasi hi gh
severi ty, konversi paraffi n l ebi h ti nggi , tetapi tetap saj a berl angsung
l ambat dan i nefi si en. Gambar beri kut menggambarkan konversi
hydrocarbon yang terj adi pada operasi typi cal catal yti c reformi ng,
yai tu untuk l ean naphtha (hi gh paraffi n, l ow naphtha content) dan
untuk ri ch naphtha (l ower paraffi n, hi gher naphthene content) :






BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Lean Reformate/ Rich Reformate/
Naphtha Platformate Naphtha Platformate


Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 2 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto


P P

P P



N A N A

A A


Keterangan :
P = Paraffin Loss : Karena cracking dan shrinkage
N = Naphthene
A = Aromatic

Gambar 1. Konversi Hydrocarbon pada Proses Catalytic Reformer

II.1. Reaksi -r eaksi yang Ter j adi di Cat al yt i c Ref or mi ng

Reaksi-reaksi yang terjadi di catalytic reforming adalah sebagai berikut :

II.1.1.Dehi dr ogenasi Napht hene

Naphthene merupakan komponen umpan yang sangat di i ngi nkan
karena reaksi dehi drogenasi -nya sangat mudah untuk memproduksi
aromati c dan by-product hydrogen. Reaksi i ni sangat endotermi s
(memerl ukan panas). Reaksi dehi drogenasi naphthene sangat
terbantu ol eh metal catal yst functi on dan temperatur reaksi ti nggi
serta tekanan rendah.


R R
+ 3 H
2

Ket er angan :

S S : saturated ri ng (naphthene)


: dehydrogenated ri ng (aromati c)


R : radi kal atau rantai sampi ng yang teri kat pada
ri ng, mi sal CH
2
CH
3
, radi kal ethyl
N
Loss Loss
Dari P
Dari N
Dari P
Dari N
Dari A Dari A
N
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
II.1.2.Isomer i sasi Napt hene dan Par af f i n

Isomeri sasi cycl opentane menj adi cycl ohexane harus terj adi
terl ebi h dahul u sebel um kemudi an di ubah menj adi aromati c. Reaksi
i ni sangat tergantung dari kondi si operasi .

R R
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 3 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto




Contoh reaksi isomerisasi paraffin adalah sebagai berikut :

C

R - C - C - C - C R - C - C - C

II.1.3.Dehydr ocycl i zat i on Par af f i n

Dehydrocyclization paraffin merupakan reaksi catalytic reforming yang paling
susah. Reaksi dehydrocyclization terjadi pada tekanan rendah dan
temperature tinggi. Fungsi metal dan acid dalam katalis diperlukan untuk
mendapatkan reaksi ini.
R
S + H
2



R - C - C - C - C
R
S + H
2



II.1.4.Hydr ocr acki ng

Kemungki nan terj adi nya reaksi hydrocracki ng karena reaksi
i someri sasi ri ng dan pembentukan ri ng yang terj adi pada
al kyl cycl opentane dan paraffi n dank area kandungan aci d dal am
katal i s yang di perl ukan untuk reaksi catal yti c reformi ng.
Hydrocracki ng paraffi n rel ati ve cepat dan terj adi pada tekanan dan
temperature ti nggi . Penghi l angan paraffi n mel al ui reaksi
hydrocracki ng akan meni ngkatkan konsentrasi aromati c dal am
produk sehi ngga akan meni ngkatkan octane number. Reaksi
hydrocracki ng i ni tentu mengkonsumsi hydrogen dan menghasi l kan
yi el d reformate yang l ebi h rendah.

C C

R - C - C - C + H
2
RH + C - C - C

H

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
II.1.5.Demet al i zat i on

Reaksi demetalisasi biasanya hanya dapat terjadi pada severity operasi
catalytic reforming yang tinggi. Reaksi ini dapat terjadi selama startup unit
catalytic reformate semi-regenerasi pasca regenerasi atau penggantian katalis.

R - C - C - C - C + H
2
R - C - C CH + CH
4


dan

R-C RH
+ H
2
+ CH
4

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 4 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto



II.1.6.Deal kyl at i on Ar omat i c

Deal kyl ati on aromati c serupa dengan aromati c demethyl ati on
dengan perbedaan pada ukuran fragment yang di hi l angkan dari
ri ng. Ji ka al kyl si de chai n cukup besar, reaksi i ni dapat di anggap
sebagai reaksi cracki ng i on carboni um terhadap rantai sampi ng.
Reaksi i ni memerl ukan temperature dan tekanan ti nggi .

Reaksi-reaksi yang terjadi pada unit catalytic reforming dapat diringkas sebagai
berikut :

Tabel I. Reaksi yang Terjadi pada Unit Catalytic Reforming

Jenis Reaksi Catalyst Function Temperatur Pressure
Naphthene dehydrogenation Metal Tinggi Rendah
Naphthene isomerization Acid Rendah -
Paraffin isomerization Acid Rendah -
Parafin dehydrocyclization Metal/Acid Tinggi Rendah
Hydrocracking Acid Tinggi Tinggi
Demethylation Metal Tinggi Tinggi
Aromatic dealkylation Metal/Acid Tinggi Tinggi


II.2. Cat al yt i c Ref or mi ng Cat al yst Dual Funct i on Bal ance

Seperti terl i hat pada tabel 1 (Reaksi yang terj adi pada Uni t
Catal yti c Reformi ng), sebagi an reaksi menggunakan fungsi metal
dari katal i s dan sebagi an reaksi l ai nnya menggunakan fungsi aci d
dari katal i s. Pada uni t catal yti c cracki ng sangat penti ng untuk
memi l i ki bal ance yang sesuai antara fungsi metal dan fungsi aci d
dari katal i s, seperti terl i hat pada gambar beri kut :





BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Desired Metal-Acid Balance

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 5 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto


Pl ati na Chl ori de
(Metal Functi on) (Aci d Functi on)

Demethyl ati on Cracki ng



Dehydrogenation
Dehydrocyclization
Isomerization

Gambar 2. Desired Metal-Acid Balance

Pada proses catal yti c reformi ng, sangat penti ng untuk
memi ni mumkan reaksi hydrocracki ng dan memaksi mumkan reaksi
dehydrogenati on dan dehydrocycl i zati on. Bal ance i ni di j aga dengan
pengendal i an H
2
O/Cl yang tepat sel ama si kl us katal i s semi -
regenerati on dan dengan menggunakan tekni k regenerasi yang
tepat. Fase uap H
2
O dan HCl berada dal am keseti mbangan dengan
permukaan chl ori de dan kel ompok hydroxyl . Terl al u banyak H
2
O
dal am fase uap akan memaksa chl ori de dari permukaan katal i s
kel uar dan menyebabkan katal i s menj adi underchl ori de (fungsi aci d
dal am katal i s ti dak dapat di j al ankan dengan bai k), sedangkan
terl al u banyak chl ori de dal am fase uap akan menj adi kan katal i s
overchl ori de yang j uga ti dak bai k untuk katal i s (fungsi metal dal am
katal i s ti dak dapat di j al ankan dengan bai k).

II.3. Cat al yst Unl oadi ng

II.3.1.Cat al yst Unl oadi ng unt uk Fi xed Bed Cat al yt i c Ref or mer

Prosedur catal yst unl oadi ng untuk fi xed bed catal yst reformer
serupa dengan prosedur catal yst unl oadi ng untuk hydrotreater
(si l ahkan meruj uk ke bab hydrotreati ng process).

II.3.1.Cat al yst Unl oadi ng unt uk Cat al yt i c Ref or mer -Cont i nuous
Cat al yt i c Regener at i on

Prosedur unl oadi ng untuk catal yti c reformer-CCR l ebi h susah
di bandi ngkan prosedur unl oadi ng untuk fi xed bed catal yti c reformer.

Beberapa hal yang perl u di perhati kan saat mel akukan catal yst
unl oadi ng untuk catal yti c reformer-CCR adal ah sebagai beri kut :

Jangan pernah membi arkan udara masuk ke dal am reactor
karena akan menyebabkan spontaneous combuti on.
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 6 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

Jangan pernah membuka top dan bottom reaktor secara
bersamaan karena akan menci ptakan natural chi mney draft
effect yang akan menari k udara masuk ke dal am reactor.
Jangan menggunakan kayu, kanvas, atau materi al mudah
terbakar l ai nnya.
Yaki nkan beberapa CO
2
exti ngui sher tersedi a di seki tar l okasi
unl oadi ng dan si apkan sel ang water hydrant menj ul ur ke l okasi
unl oadi ng.
Sel ama unl oadi ng, reaktor harus di j aga dal am kondi si i nert
dengan menggunakan ni trogen bl anketti ng sehi ngga katal i s ti dak
berkontak dengan udara.
Semua orang yang masuk ke dal am reaktor harus di l engkapi
peral atan kesel amatan yang sesuai untuk confi ned space dan
kondi si i nert (breathi ng apparatus).
Gunakan drum metal sebagai penampung spent catal yst dan
seti ap drum harus di -purge dengan ni trogen sel ama proses
unl oadi ng untuk mencegah kontak katal i s dengan udara.
Semua orang yang berada di seki tar area unl oadi ng harus
menggunakan pel i ndung muka dan mata dan menggunakan baj u
l engan panj ang (j i ka mungki n yang fl ame-resi stant) karena
sewaktu-waktu spark/api dapat saj a terj adi dengan kehadi ran
pyri tes.
Ji ka ti mbul pyri te dal am reaktor sel ama proses unl oadi ng, maka
nai kkan suppl y ni trogen semaksi mal mungki n, j angan pernah
menggunakan ai r untuk memadamkannya, karena dapat merusak
struktur katal i s dan i nternal reaktor.
Setel ah drum beri si spent catal yst hasi l unl oadi ng mengal ami
pendi ngi nan al ami dan pendi ngi nan dengan suppl y ni trogen ke
dal am drum, maka drum dapat di tutup dengan penutup yang
sesuai untuk menghi ndari masuknya moi sture ke dal am drum.

II.4. Cat al yst Loadi ng

II.4.1.Cat al yst Loadi ng unt uk Fi xed Bed Cat al yt i c Ref or mer

Prosedur catal yst l oadi ng untuk fi xed bed catal yst reformer serupa
dengan prosedur catal yst l oadi ng untuk hydrotreater (si l ahkan
meruj uk ke bab hydrotreati ng process).

II.4.1.Cat al yst Loadi ng unt uk Cat al yt i c Ref or mer -Cont i nuous
Cat al yt i c Regener at i on

Terdapat 3 metode catal yst l oadi ng untuk catal yti c reformer-CCR,
yai tu:
Reactor by reactor l oadi ng procedure
Entire Reactor Stack Loading Procedure
Pneumatic Catalyst Loading Procedure

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 7 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

Karena prosedur keti ga metode catal yst l oadi ng di atas sangat
rumi t dan sangat techni cal , maka keti ga metode catal yst l oadi ng
tersebut ti dak akan di urai kan di si ni .

II.5. Cat al yst Poi son

Beberapa racun katal i s catal yti c reformi ng adal ah sebagai beri kut :

Sul fur

Konsentrasi sul fur maksi mum yang di i j i nkan dal am umpan
naphtha adal ah 0,5 wt-ppm. Bi asanya di usahakan kandungan
sul fur dal am umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk
menj ami n stabi l i tas dan sel ekti vi tas katal i s yang maksi mum.

Beberapa sumber yang membuat kandungan sul fur dal am
umpan naphta ti nggi adal ah : proses hydrotreati ng yang ti dak
bai k (temperature reactor kurang ti nggi atau katal i s sudah harus
di ganti ), recombi nati on sul fur dari naphtha hydrotreater (dan
terbentuknya sedi ki t ol efi n) aki bat temperature hydrotreater
yang ti nggi dan tekanan hydrotreat er yang rendah, hydrotreater
stri pper upset, memproses feed yang memi l i ki end poi nt ti nggi .

Ni trogen

Konsentrasi ni trogen maksi mum yang di i j i nkan dal am umpan
naphtha adal ah 0,5 wt-ppm. Kandungan ni trogen dal am umpan
naphtha akan menyebabkan terbentuknya deposi t ammoni um
chl ori de pada permukaan katal i s.

Beberapa sumber yang membuat kandungan ni trogen dal am
umpan naphtha ti nggi adal ah : proses hydrotreati ng yang ti dak
bai k (temperature reactor kurang ti nggi atau katal i s sudah harus
di ganti ), penggunaan fi l mi ng atau neutral i zi ng ami ne sebagai
corrosi on i nhi bi tor di sel uruh area yang ti dak tepat guna.

Water

Kandungan ai r dal am recycl e gas sebesar 30 mol -ppm sudah
menunj ukkan excessi ve water, di ssol ved oxygen, atau combi ned
oxygen di uni t catal yti c reformi ng. Ti ngkat moi sture di atas l evel
i ni dapat menyebabkan reaksi hydrocracki ng yang excessi ve
dan j uga dapat menyebabkan coke l aydown. Lebi h l anj ut l agi ,
kondi si i ni akan menyebabkan chl ori de ter-stri p dari katal i s,
sehi ngga mengganggu keseti mbangan H
2
O/Cl dan menyebabkan
reaksi menj adi terganggu.

Beberapa sumber yang membuat kandungan ai r dal am system
ti nggi adal ah : proses hydrotreati ng yang ti dak sesuai ,
kebocoran heat exchanger yang menggunakan pemanas/
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 8 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

pendi ngi n steam/water di upstream uni t, system i nj eksi water
catal yti c reformi ng, kebocoran naphtha hydrotreater stri pper
feed effl uent heat exchanger, proses dryi ng yang ti dak cukup di
dryi ng zone di dal am regenerati on tower, dan kebocoran steam
j acket di regenerati on secti on.

Metal

Karena efek reaksi i rreversi bl e, maka kontami nasi metal ke
dal am katal i s catal yti c reformi ng sama sekal i ti dak di bol ehkan,
sehi ngga umpan catal yti c reformer ti dak bol eh mengandung
metal sedi ki t pun.

Beberapa sumber kandungan metal dal am umpan naphtha
adal ah : arseni c (ppb) dal am vi rgi n naphtha, l ead mungki n
ti mbul aki bi at memproses ul ang off-spec l eaded gasol i ne atau
kontami nasi umpan dari tangki yang sebel umnya di gunakan
untuk l eaded gasol i ne, produk korosi , senyawa water treati ng
yang mengandung zi nc, copper, phosphorous, kandungan
si l i con dal am cracked naphtha yang berasal dari si l i con based
anti foam agent yang di i j eksi kan ke dal am coke chamber untuk
mencegah foami ng, dan i nj eksi corrosi on i nhi bi tor yang
berl ebi han ke stri pper naphtha hydrotreater.

Hi gh feed end poi nt

Catal yti c reformi ng di di sai n untuk memproduksi aromati c
hydrocarbon. Produksi aromati c i ni ti dak dapat terj adi tanpa
kondensasi si ngl e ri ng aromati c menj adi mul gi -ri ng pol ycycl i c
aromati c, yang merupakan petunj uk adanya coke. Endpoi nt
naphtha maksi mum yang di i j i nkan sebagai umpan catal yti c
reformi ng adal ah 204
o
C. Pada endpoi nt > 204
o
C, konsentrasi
pol ycycl i c aromati c dal am umpan naphtha akan meni ngkat
taj am.

Ji ka umpan catal yti c reformi ng merupakan hasi l bl endi ng dari
berbagai sumber (strai ght run naphtha, hydrocracker naphtha,
cracked naphtha), maka ti ap arus umpan harus di anal i sa secara
terpi sah dan ti ap stream ti dak bol eh memi l i ki endpoi nt > 204
o
C.
Hasi l bl endi ng antara hi gh end poi nt stream dengan l ow end
poi nt stream akan mengaburkan kandungan fraksi endpoi nt
yang ti nggi .

III. Feed dan Pr oduk Cat al yt i c Ref or mi ng Uni t

Feed uni t catal yti c reformi ng adal ah heavy naphtha yang berasal
dari uni t naphtha hydrotreati ng yang tel ah mengal ami treati ng untuk
menghi l angkan i mpuri ti es seperti sul fur, ni trogen, oxygen, hal i da,
dan metal yang merupakan racun bagi katal i s catal yti c reformi ng.
Boi l i ng range umpan heavy naphtha antara 70 s/d 150
o
C.

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Produk uni t catal yti c reformi ng berupa hi gh octane motor gasol i ne
component (HOMC) yang di gunakan sebagai komponen bl endi ng
motor gasol i ne. Produk uni t catal yti c reformi ng i ni mempunyai
RONC > 95 dan bahkan dapat mencapai RONC 100. Produk l ai n
adal ah LPG dan byproduct hydrogen. Produk LPG di ki ri m ke tangki
produk (j i ka sudah memenuhi spesi f i kasi produk LPG) atau di ki ri m
ke uni t Ami ne-LPG recovery terl ebi h dahul u. By product hydrogen
di ki ri m ke uni t hydrotreater dan hydrogen pl ant.

IV. Al i r an Pr oses Cat al yt i c Ref or mi ng

IV.1. Al i r an Pr oses Semi -Regener at i ve Cat al yt i c Ref or mi ng (Fi xed
Bed Cat al yt i c Ref or mi ng)

Process Flow Diagram Fixed Bed Catalytic Reforming dapat dilihat pada
gambar berikut :


Gambar 3. Process Flow Diagram Fixed Bed Catalytic Reforming

IV.2. Al i r an Pr oses Cat al yt i c Ref or mi ng-Cont i nuous Cat al yt i c
Regener at i on/CCR

Process Flow Diagram Catalytic Reforming-Continuous Catalytic Regeneration
dapat dilihat pada gambar berikut :
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 9 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Gambar 4. Process Flow Diagram Catalytic Reforming-CCR (Seksi Reaktor)



Gambar 5. Process Flow Diagram Catalytic Reforming-CCR (Seksi CCR)
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 10 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 11 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

V. Var i abel Pr oses Cat al yt i c Ref or mi ng Uni t

Beberapa vari abel proses yang berpengaruh pada operasi Catal yti c
Reformi ng adal ah sebagai beri kut :

V.1. Cat al yst Type

Ti pe katal i s berpengaruh terhadap operasi catal yti c reformi ng
terutama dal am hal basi c catal yst formul ati on (metal -aci d l oadi ng),
chl ori de l evel , pl ati num l evel , dan acti vator l evel .

V.2. Temper at ur Reaksi

Catal yti c reformer reactor catal yst bed temperature merupakan
parameter utama yang di gunakan untuk mengendal i kan operasi
agar produk dapat sesuai dengan spesi fi kasi . Katal i s catal yti c
reformer dapat beroperasi hi ngga temperatur yang cukup ti nggi ,
namun pada temperatur di atas 560
o
C dapat menyebabkan reaksi
thermal yang akan mengurangi reformate dan hydrogen yi el d serta
meni ngkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan
katal i s.

Temperatur reactor dapat di defi ni si kan menj adi 2 macam, yai tu :
Wei ghted Average Inl et Temperature (WAIT), yai tu total (fraksi
berat katal i s dal am bed di kal i temperature i nl et bed).
Wei ghted Average Bed Temperature (WABT), yai tu total (fraksi
berat katal i s dal am bed di kal i rata-rata temperatur i nl et dan
outl et).

Dari kedua macam defi ni si tersebut di atas, WAIT pal i ng seri ng
di gunakan dal am perhi tungan karena kemudahan perhi tungan,
wal aupun WABT sebenarnya adal ah ukuran yang l ebi h bai k dari
kondi si reaksi dan temperatur katal i s rata-rata.

V.3. Space Vel oci t y

Space vel oci ty merupakan ukuran j uml ah naphtha yang di proses
untuk j uml ah katal i s yang tertentu sel ama waktu tertentu. Ji ka
vol ume umpan naphtha per j am dan vol ume katal i s yang di gunakan,
i sti l ah yang di gunakan adal ah Li qui d Hourl y Space Vel oci ty (LHSV).
Sedangkan j i ka berat umpan naphtha per j am dan berat katal i s yang
di gunakan, maka i sti l ah yang di gunakan adal ah Wei ght Hourl y
Space Vel oci ty (WHSV). Satuannya sama, yai tu 1/j am

Semaki n ti nggi space vel oci ty atau semaki n rendah resi dence ti me,
maka semaki n rendah octane number (RONC) produk atau semaki n
rendah j uml ah reaksi yang terj adi pada WAIT yang tetap. Ji ka space
vel oci ty nai k, untuk mempertahankan RONC produk, maka
kompensasi yang di l akukan adal ah dengan menai kkan temperatur
reaktor.
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 12 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

V.4. React or Pr essur e

Sebenarnya l ebi h tepat mengatakan hydrogen parti al pressure
sebagai vari abel proses di bandi ngkan reactor pressure, namun
untuk kemudahan penggunaan, maka reactor pressure dapat
di gunakan sebagai vari abel proses (hydrogen parti al pressure =
puri ty hydrogen x tekanan reactor). Penyederhanaan i ni dapat
di teri ma karena hydrogen yang ada dal am si stem merupakan
produk sampi ng reaksi sehi ngga j uga tergantung tekanan reaktor,
berbeda dengan di uni t hydrocracker yang menggunakan suppl y
hydrogen dari hydrogen pl ant.

Tekanan reaktor akan mempengaruhi struktur yi el d produk,
kebutuhan temperatur reaktor, dan kecepatan pembentukan coke
pada permukaan katal i s. Menurunkan tekanan reaktor akan
meni ngkatkan j uml ah hydrogen dan yi el d reformate, mengurangi
kebutuhan temperatur untuk membuat produk dengan octane
number yang sama, dan meni ngkatkan kecepatan pembentukan
coke pada permukaan katal i s.

V.5. Hydr ogen/Hydr ocar bon Rat i o

Hydrogen/hydrocarbon rati o di defi ni si kan sebagai mol recycl e
hydrogen per mol naphtha umpan. Kenai kan H
2
/HC rati o akan
menyebabkan naphtha mel al ui reaktor dengan l ebi h cepat
(resi dence ti me l ebi h si ngkat), sehi ngga akan menurunkan
kecepatan pembentukan coke pada permukaan katal i s dengan
pengaruh yang keci l terhadap kual i tas dan yi el d produk.

VI. Tr oubl eshoot i ng

Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang terjadi di
Catalytic Reforming Unit dapat dilihat dalam table II berikut ini :
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 13 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

Tabel II. Contoh Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting Catalytic Reforming Unit

Permasalahan Penyebab Troubleshooting
T reaktor rendah Umpan kurang naphthenic.
Kontaminasi sulfur.
Kontaminasi metal.
Injeksi chloride yang berlebihan.
Bad temperature indicator.
Tidak perlu troubleshooting.
Cari sumber kontaminasi.
Cari sumber kontaminasi.
Kurangi injeksi chloride.
Perbaiki atau ganti temperature indicator.
T reaktor tinggi
Umpan lebih naphthenic.
Kontaminasi nitrogen.
Tidak perlu troubleshooting.
Cari sumber kontaminasi.
Produksi H2 purity-nya
rendah
Umpan kurang naphthenic.
Kontaminasi sulfur.
Injeksi chloride yang berlebihan.
Kontaminasi metal.
Kontaminasi water.
Tidak perlu troubleshooting.
Cari sumber kontaminasi.
Kurangi injeksi chloride.
Cari sumber kontaminasi.
Cari sumber kontaminasi.
Yield reformate rendah
Umpan kurang naphthenic.
Kontaminasi sulfur.
Injeksi chloride yang berlebihan.
Water tinggi.
Tidak perlu troubleshooting.
Cari sumber kontaminasi.
Kurangi injeksi chloride.
Kurangi injeksi water dan cari sumbernya.
Kecepatan pembentukan
coking yang tinggi
H
2
/HC ratio rendah.
Umpan sangat parafinic.
Naikkan recycle rate.
Tidak perlu troubleshooting.
P reaktor tinggi
Internal screen plugging.
Excessive coke level.
Bad pressure indicator.
Shutdown dan cleaning reaktor.
Shutdown dan cleaning reaktor.
Perbaiki atau ganti pressure indicator.
P reaktor rendah
Loss of catalyst bed.
Bad pressure indicator.
Shutdown dan repair reaktor.
Perbaiki atau ganti pressure indicator.
Loss of chloride injection
Pompa injeksi stop atau valve tertutup.
Suction atau discharge plugging.
Restart pompa dan line up jika perlu.
Stop pompa dan repair suction/discharge.

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
VII. Ist i l ah-i st i l ah

Mogas Motor gasol i ne
RONC Research Octane Number Cl ear (unl eaded)
Strai ght run naphtha Naphtha yang berasal dari uni t naptha
hydrotreater

VIII. Daf t ar Pust aka

1. Operating Manual CCR-Platforming Unit PERTAMINA Unit Pengolahan II
Dumai.
2. Operation Manual for Unit 300 Platforming Process Unit, Pakistan-Arabian
Refinery Limited, Mid-Country Refinery Project (PARCO), Mahmood Kot,
Pakistan.


Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 14 dari 14 Kontributor : Adhi Budhiarto

You might also like