You are on page 1of 10

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Vitamin merupakan senyawa organic yang jumlahnya relative sangat sedikit didalam
suatu bahan pangan. Ada banyak jenis vitamin, tetapi pada umumnya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang larut dalam lemak. Kelompok
vitamin yang larut dalam airyaitu vitamin C (asam askorbat) dan beberapa vitamin B
(vitamin B1, B2, B6 dan B12) yang sering disebut sebagai vitamin B kompleks. Sedangkan
kelompok vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K (Legowo, dkk, 2004)
Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya
tahan tubuh. Sumber vitamin C yang terbaik terdapat pada sayuran seperti Bayam, daun
pepaya, daun ubi dan juga pada buah seperti buah Naga, tomat, jeruk, mangga, apel dan lain
lain.
Vitamin C dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pengatur yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh dalam proses metabolisme. Tetapi kelebihan Vitamin C didalam tubuh tidak akan
disimpan didalam tuuh tetapi akan dibuan melalui sekresi. Maka setiap harinya kkit harus
mengkomsumsi vitamin C yng dibutuhkan tubuh tiap gramnya perhari. Dalam pengujian
vitamion C maka akan diketahui berapa kadar vitamin C pada buah-buahan dan pangan
sehinga kita dapat mengimbangi kebutuhan vitamin C yang harus kita konsumsi perharinya.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penentuan vitamin C pada bahan pangan
2. Menetapkan kadar vitamin C dengan metode titrasi iod





BAB 2 BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA

2.1 Bahan
2.1.1 Bahan yang digunakan
a. Jeruk nipis
Jeruk nipis merupakan salah satu jenis citrus (jeruk) yang asal usulnya adalah
dari India dan Asia Tenggara. Adapun sistematika jeruk nipis adalah sebagai berikut
(Setiadi, 2004) :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Gereniales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus
Jenis : Citrus aurantifolia
Tanaman jeruk nipis merupakan pohon yang berukuran kecil. Buahnya berbentuk
agak bulat dengan ujungnya sedikit menguncup dan berdiameter 3-6 cm dengan kulit
yang cukup tebal. Saat masih muda, buah berwarna kuning. Semakin tua, warna buah
semakin hijau muda atau kekuningan. Rasa buahya asam segar. Bijinya berbentuk bulat
telur, pipih, dan berwarna putih kehijauan. Akar tunggangnya berbentuk bulat dan
berwarna putih kekuningan (Astarini et al, 2010).
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat. Misalnya:
limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Selain memiliki kandungan
vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan,
lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,
linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Asam sitrat secara alamiahnya terdapat pada
buah-buahan. Dahulu asam sitrat ini diisolasi dari buah-buahan yang mempunyai rasa
asam seperti buah jeruk. Asam sitrat dihasilkan dalam bentuk Kristal monohidrat
(C6H8O7H2O) yang tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai rasa yang sangat asam,
dan mudah larut dalam air dingin (Setiadi dan paramin,2004).
b. Tomat
Tanaman tomat merupakan termasuk tanaman semusim ordo solanales, family
sokanaceae, genus lycopersicon, spesies lycopersicon Mill. Tomat sangat bermanfat bagi
tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
kesehatan. Buah tomat mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori (Pudjiatmoko,
2008). Kandungan gizi buah tomat segar tiap 180 gr bahan yaitu vitamin C 34,38 mg,
vitamin A 1121,40 IU, vitamin K 14,22 mcg, molybdenum 9,00 mcg, kalium 399,6 mg,
mangan 0,19 mg, serat 1,98 g, kromium 9,00 mcg, vitamin B1 0,11 mg, vitamin B6 0,14
mg, folat 27,00 mcg, tembaga 0,13 mg, vitamin B3 1,13 mg, vitamin B2 0,09 mg,
magnesium 19,80 mg, besi 0,81 mg, vitamin B5 0,44 mg, fosfot 43,20, vitamin E 0,68
mg, trytophan 0,01 g, protein 1,53 g (Tonucci dkk,1995)

2.1.2 Bahan kimia
a. Amilum
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin. Pati dapat diperoleh daribiji-bijian, umbi-umbian,
sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami patiantara lain adalah jagung, labu,
kentang,ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras,sagu, amaranth, ubi kayu,
ganyong, dan sorgum.
b. Iodin
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada
suhu kamar menjadigas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk
senyawa dengan banyak unsur, tapi tidaksereaktif halogen lainnya, yang
kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod
mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang
kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut
dalam air.Keelektronegatifan halogen (terkecuali iodin) yang lebih besar dari
keelektronegatifan atom karbonberarti bahwa pasangan elektron dalam ikatan
karbon-halogen akan tertarik ke ujung halogen, sehingga membuat halogen sedikit
bermuatan negatif (-) dan atom karbon sedikit bermuatan positif (+) - kecuali
untuk ikatan karbon-iodin.


2.2 Persiapan bahan















Disiapkan bahan yang akan digunakan yaitu tomat dan jeruk nipis. Tomat dan
jeruk nipis dipotong untuk memperkecil ukuran. Dihaluskan menggunakn mortal dan alu
yang berfungsi untuk memperluas permukaan. Disaring menggunakan kertas saring agar
ekstrak terpisah dari residu. Kemudian ditimbang.





Bahan
Dipotong
Dihaluskan
Disaring
Ditimbang






2.3 Prosedur analisa
2.3.1 Skema kerja


















15 gram sampel
Ditimbang BG
+50 ml aquades
Distirer 10 menit
Disentrifugasi 10 menit
Disaring dalam 100 ml labu takar
Ditera
Diambil 25 ml
+2ml larutan pati





Pertama disiapkan bahan yang akan digunakan untuk analisis vitamin yaitu jeruk nipis dan
tomat. Masukkan kedalam beaker glass dan ditimbnga menggunakan neraca analitik. Sampel
ditambahkan 50 ml aquades yang berfungsi untuk mempermudah pelarutan vitamin C.
Kemudian di stirrer selama 10 menit yang berfungsi untuk melarutkan vitamin C. Disentrifuge
selama 10 menit yang berfungsi untuk memisahkan vitamin C dan non vitamin C. Disaring
dengan menggunakan kertas saring yang berfungsi untuk memisahkan atara larutan dan residu.
Kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml yang berfungsi untuk mendapatkan vitamin C.
Ditera sampai volume mencapai 100 ml yang berfungsi untuk mengencerkan. Diambil 25 ml lalu
ditambahkan 2 larutan pati yang berfungsi untuk indicator vitamin C Dititrasi iodium 1% yang
berfungsi untuk mengetahui kadar vitamin C.










Dititrasi larutan yodium 1 %
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data pengamtan dan hasl perhitungan
Dari data diatas dapat dihasilkan data sebagai berikut :


Ulangan
Berat awal Volume iodium Kadar vitamin C
Tomat
Jeruk
nipis
Tomat
Jeruk
nipis
Tomat Jeruk nipis
1 15
15 3,5 3,9 82,13333333 91,52
2
15 15 3,2 4,2 75,09333333 98,56
3
15 15 3,7 3,9 86,82666667 91,52
Rata-
rata
15 15 3,4666667 4 81,3511111 93,866667
SD

5,905648269 4,0645459
RSD 7,2594562 4,33012702

3.2 Pembahasan
Dari data pengamatan yang telah diperoleh maka dapat dibuat dalam grafik sebagai berikut :



0
20
40
60
80
100
120
tomat jeruk
Series1
Dari data diatas dapat Dari gambar grafik diatas dapat diketahui kandungan vitamin C dari
beberapa bahan. Nilai kandungan vitamin C yang terdapat pada bahan jeruk sebanyak
93,86666667%, pada bahan tomat 81,35111111%. Menurut literatur kadar vitamin C didalam
jeruk sebanyak 27%, sedangkan literature kadar vitamin C pada tomat 0,0191%. Hal ini
dikarenakan ada perbedaan prosedur analisa dibutuhkan 200-300 gram bahan, sedangkan pada
praktikum dibutuhkan 15 gram. Menurut literatur sebelum dilakukan proses titrasi diambil
sampel sebanyak 5-24 ml sedangkan pada praktikum diambil 25 ml. Hal ini menyebabkan nilai
standart berbeda dengan nilai praktikum.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai RSD pada kadar vitaminpada tomat sebesar
7,259456188% sedangkan pada jeruk nipis 4,330127019%. Menurut literatur semakin rendah
niali RSD yang didapat maka semakin baik yang diperoleh. RSD maksimum yang dapat dimiliki
oleh data adalah 5% sehingga data untuk analisis kadar vitamin pada tomat kurang baik
sedangkan jeruk nipis memiliki data yang baik. Pada data tomat memiliki ketelitian yang kurang
baik hal ini dikarenakan tidak teliti dalam proses titrasi.
Dari grafik yang telah dibuat sudah sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
kandungan vitamin C yang paling banyak yaitu bahan jeruk, setelah itu tomat yang paling rendah
kandungan vitamin C














BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Vitamin C merupakan sekelompok senyawa
organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari hasil praktikum didapatkan nialai adar
vitamin C untuk tomat dan jeru menghasilkan nilai yang berbeda. Faktor yang mempengaruhi
analisis vitamin yaitu preparasi sampel, dan proses titrasi.
4.2 Saran
Sebaiknya pada saat perlakuan titrasi benar-benar diperhatikan, sehingga data yang
dihasilkan presisi.














DAFTAR PUSTAKA
Legowo,A.M., dan Nurwantoro.2004.Analisis Pangan. Semarang : Fakultas Peternakan ,
Universitas Diponegoro.
Setiadi & Paramin.2004. Jeruk Masam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tonucci, L., M.J. Holden, G.R. Beecher, F. Khacik, C.S. Davis, and G Mulokozi.
1995.carotenoid content of thermally processed tomato based food product, J.
Agric, Food Chem., (43):579-586.

You might also like