Vitamin merupakan senyawa organic yang jumlahnya relative sangat sedikit didalam suatu bahan pangan. Ada banyak jenis vitamin, tetapi pada umumnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang larut dalam lemak. Kelompok vitamin yang larut dalam airyaitu vitamin C (asam askorbat) dan beberapa vitamin B (vitamin B1, B2, B6 dan B12) yang sering disebut sebagai vitamin B kompleks. Sedangkan kelompok vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K (Legowo, dkk, 2004) Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya tahan tubuh. Sumber vitamin C yang terbaik terdapat pada sayuran seperti Bayam, daun pepaya, daun ubi dan juga pada buah seperti buah Naga, tomat, jeruk, mangga, apel dan lain lain. Vitamin C dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pengatur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolisme. Tetapi kelebihan Vitamin C didalam tubuh tidak akan disimpan didalam tuuh tetapi akan dibuan melalui sekresi. Maka setiap harinya kkit harus mengkomsumsi vitamin C yng dibutuhkan tubuh tiap gramnya perhari. Dalam pengujian vitamion C maka akan diketahui berapa kadar vitamin C pada buah-buahan dan pangan sehinga kita dapat mengimbangi kebutuhan vitamin C yang harus kita konsumsi perharinya. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui cara penentuan vitamin C pada bahan pangan 2. Menetapkan kadar vitamin C dengan metode titrasi iod
BAB 2 BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA
2.1 Bahan 2.1.1 Bahan yang digunakan a. Jeruk nipis Jeruk nipis merupakan salah satu jenis citrus (jeruk) yang asal usulnya adalah dari India dan Asia Tenggara. Adapun sistematika jeruk nipis adalah sebagai berikut (Setiadi, 2004) : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Gereniales Suku : Rutaceae Marga : Citrus Jenis : Citrus aurantifolia Tanaman jeruk nipis merupakan pohon yang berukuran kecil. Buahnya berbentuk agak bulat dengan ujungnya sedikit menguncup dan berdiameter 3-6 cm dengan kulit yang cukup tebal. Saat masih muda, buah berwarna kuning. Semakin tua, warna buah semakin hijau muda atau kekuningan. Rasa buahya asam segar. Bijinya berbentuk bulat telur, pipih, dan berwarna putih kehijauan. Akar tunggangnya berbentuk bulat dan berwarna putih kekuningan (Astarini et al, 2010). Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat. Misalnya: limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Asam sitrat secara alamiahnya terdapat pada buah-buahan. Dahulu asam sitrat ini diisolasi dari buah-buahan yang mempunyai rasa asam seperti buah jeruk. Asam sitrat dihasilkan dalam bentuk Kristal monohidrat (C6H8O7H2O) yang tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai rasa yang sangat asam, dan mudah larut dalam air dingin (Setiadi dan paramin,2004). b. Tomat Tanaman tomat merupakan termasuk tanaman semusim ordo solanales, family sokanaceae, genus lycopersicon, spesies lycopersicon Mill. Tomat sangat bermanfat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori (Pudjiatmoko, 2008). Kandungan gizi buah tomat segar tiap 180 gr bahan yaitu vitamin C 34,38 mg, vitamin A 1121,40 IU, vitamin K 14,22 mcg, molybdenum 9,00 mcg, kalium 399,6 mg, mangan 0,19 mg, serat 1,98 g, kromium 9,00 mcg, vitamin B1 0,11 mg, vitamin B6 0,14 mg, folat 27,00 mcg, tembaga 0,13 mg, vitamin B3 1,13 mg, vitamin B2 0,09 mg, magnesium 19,80 mg, besi 0,81 mg, vitamin B5 0,44 mg, fosfot 43,20, vitamin E 0,68 mg, trytophan 0,01 g, protein 1,53 g (Tonucci dkk,1995)
2.1.2 Bahan kimia a. Amilum Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas amilosa dan amilopektin. Pati dapat diperoleh daribiji-bijian, umbi-umbian, sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami patiantara lain adalah jagung, labu, kentang,ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras,sagu, amaranth, ubi kayu, ganyong, dan sorgum. b. Iodin Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadigas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidaksereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.Keelektronegatifan halogen (terkecuali iodin) yang lebih besar dari keelektronegatifan atom karbonberarti bahwa pasangan elektron dalam ikatan karbon-halogen akan tertarik ke ujung halogen, sehingga membuat halogen sedikit bermuatan negatif (-) dan atom karbon sedikit bermuatan positif (+) - kecuali untuk ikatan karbon-iodin.
2.2 Persiapan bahan
Disiapkan bahan yang akan digunakan yaitu tomat dan jeruk nipis. Tomat dan jeruk nipis dipotong untuk memperkecil ukuran. Dihaluskan menggunakn mortal dan alu yang berfungsi untuk memperluas permukaan. Disaring menggunakan kertas saring agar ekstrak terpisah dari residu. Kemudian ditimbang.
Bahan Dipotong Dihaluskan Disaring Ditimbang
2.3 Prosedur analisa 2.3.1 Skema kerja
15 gram sampel Ditimbang BG +50 ml aquades Distirer 10 menit Disentrifugasi 10 menit Disaring dalam 100 ml labu takar Ditera Diambil 25 ml +2ml larutan pati
Pertama disiapkan bahan yang akan digunakan untuk analisis vitamin yaitu jeruk nipis dan tomat. Masukkan kedalam beaker glass dan ditimbnga menggunakan neraca analitik. Sampel ditambahkan 50 ml aquades yang berfungsi untuk mempermudah pelarutan vitamin C. Kemudian di stirrer selama 10 menit yang berfungsi untuk melarutkan vitamin C. Disentrifuge selama 10 menit yang berfungsi untuk memisahkan vitamin C dan non vitamin C. Disaring dengan menggunakan kertas saring yang berfungsi untuk memisahkan atara larutan dan residu. Kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml yang berfungsi untuk mendapatkan vitamin C. Ditera sampai volume mencapai 100 ml yang berfungsi untuk mengencerkan. Diambil 25 ml lalu ditambahkan 2 larutan pati yang berfungsi untuk indicator vitamin C Dititrasi iodium 1% yang berfungsi untuk mengetahui kadar vitamin C.
Dititrasi larutan yodium 1 % BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Data pengamtan dan hasl perhitungan Dari data diatas dapat dihasilkan data sebagai berikut :
Ulangan Berat awal Volume iodium Kadar vitamin C Tomat Jeruk nipis Tomat Jeruk nipis Tomat Jeruk nipis 1 15 15 3,5 3,9 82,13333333 91,52 2 15 15 3,2 4,2 75,09333333 98,56 3 15 15 3,7 3,9 86,82666667 91,52 Rata- rata 15 15 3,4666667 4 81,3511111 93,866667 SD
5,905648269 4,0645459 RSD 7,2594562 4,33012702
3.2 Pembahasan Dari data pengamatan yang telah diperoleh maka dapat dibuat dalam grafik sebagai berikut :
0 20 40 60 80 100 120 tomat jeruk Series1 Dari data diatas dapat Dari gambar grafik diatas dapat diketahui kandungan vitamin C dari beberapa bahan. Nilai kandungan vitamin C yang terdapat pada bahan jeruk sebanyak 93,86666667%, pada bahan tomat 81,35111111%. Menurut literatur kadar vitamin C didalam jeruk sebanyak 27%, sedangkan literature kadar vitamin C pada tomat 0,0191%. Hal ini dikarenakan ada perbedaan prosedur analisa dibutuhkan 200-300 gram bahan, sedangkan pada praktikum dibutuhkan 15 gram. Menurut literatur sebelum dilakukan proses titrasi diambil sampel sebanyak 5-24 ml sedangkan pada praktikum diambil 25 ml. Hal ini menyebabkan nilai standart berbeda dengan nilai praktikum. Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai RSD pada kadar vitaminpada tomat sebesar 7,259456188% sedangkan pada jeruk nipis 4,330127019%. Menurut literatur semakin rendah niali RSD yang didapat maka semakin baik yang diperoleh. RSD maksimum yang dapat dimiliki oleh data adalah 5% sehingga data untuk analisis kadar vitamin pada tomat kurang baik sedangkan jeruk nipis memiliki data yang baik. Pada data tomat memiliki ketelitian yang kurang baik hal ini dikarenakan tidak teliti dalam proses titrasi. Dari grafik yang telah dibuat sudah sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa kandungan vitamin C yang paling banyak yaitu bahan jeruk, setelah itu tomat yang paling rendah kandungan vitamin C
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari hasil praktikum didapatkan nialai adar vitamin C untuk tomat dan jeru menghasilkan nilai yang berbeda. Faktor yang mempengaruhi analisis vitamin yaitu preparasi sampel, dan proses titrasi. 4.2 Saran Sebaiknya pada saat perlakuan titrasi benar-benar diperhatikan, sehingga data yang dihasilkan presisi.
DAFTAR PUSTAKA Legowo,A.M., dan Nurwantoro.2004.Analisis Pangan. Semarang : Fakultas Peternakan , Universitas Diponegoro. Setiadi & Paramin.2004. Jeruk Masam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tonucci, L., M.J. Holden, G.R. Beecher, F. Khacik, C.S. Davis, and G Mulokozi. 1995.carotenoid content of thermally processed tomato based food product, J. Agric, Food Chem., (43):579-586.