You are on page 1of 4

Jamur Akar Putih VS Jamur Trichoderma spp

Thursday, 08 April 2010 11:06 |


Jakarta- Jeruk kok makan jeruk....kalimat ini sering sekali kita dengar, tapi.... apa
pernah dengar juga kalau jamur bisa makan jamur. Bukan makan secara harfiah
lho, tapi mereka berkompetisi. Jadi bagaimana persaingan kedua jamur ini terjadi
di pertanaman karet ?
Jamur Akar Putih (JAP) Rigidoporus lignosus merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman
karet. esuai namanya jamur ini memiliki ciri khas yaitu jaringan benang!benang (mycelium) ber"arna
putih. #iselia jamur mampu melakukan penetrasi langsung ke dalam jaringan akar. etiap tanaman
karet yang terserang oleh JAP akan mati jika tidak segera ditanggulangi.
$anaman yang mati karena JAP akan menjadi sumber inokulum bagi tanaman di sekitarnya. %ehilangan
produksi akibat serangan JAP pada pertanaman karet setiap tahunnya mencapai &!'&( (Juda"i dkk,
)**+).
alah satu pengedalian JAP adalah penggunaan agens hayati Trichoderma spp. yang memiliki
keuntungan antara lain mudah diaplikasikan, murah, efektif dan aman serta ramah lingkungan.
Trichoderma spp. merupakan jamur antagonis yang memiliki kemampuan untuk menekan
perkembangan atau penyebaran penyakit JAP.
#ekanisme kerja Trichoderma spp. (salah satunya adalah T. koningii) adalah menekan perkembangan
JAP dengan cara pembentukan antibiotik dan mikroparasitisme, kompetisi dan kolonisasi ri,omorfa.
#ekanisme penghancuran JAP terjadi melalui proses lisis miselium dan ri,omorfa. -isis merupakan
proses en,imatik oleh en,im selulose yang dihasilkan oleh T. koningii.
Penekanan pertumbuhan JAP oleh jamur T. koningii sudah bisa dilihat sejak hari ke . (di -aboratorium),
dari hari ke hari pertumbuhan JAP semakin terdesak dengan cepatnya pertumbuhan jamur T. koningii
dan kolonisasi ri,omorfa yang melilit JAP ditambah dengan keluarnya en,im selulose sehingga lama
kelamaan JAP akan mati.
/ntuk mengetahui keberhasilan tindakan pengendalian dilakukan e0aluasi yang dilakukan satu minggu
dan setiap bulan setelah aplikasi. 10aluasi minggu pertama untuk mengetahui pertumbuhan T. koningii
di sekitar tanaman sakit dan e0aluasi pada bulan ke . bertujuan untuk melihat kesembuhan tanaman,
yang ditandai dengan2
'. 3ilangnya ri,omorfa JAP yang menempel pada kulit akar4
). Pulihnya luka pada akar4 dan
.. #unculnya akar halus di sekitar leher akar atau di ujung akar yang semula membusuk.
Cara perbanyakan Trichoderma spp.
#edia perbanyakan2 serbuk gergaji5serasah daun!daun yang mulai melapuk dicincang dan
dibasahi dengan air, kemudian dicampur dengan beras5jagung5bekatul dengan perbandingan +2',
kemudian dikukus dalam dandang selama ) jam lalu didinginkan dengan cara dihamparkan pada
lembaran plastik.
6ibuat larutan5suspensi bibit (starter) Trichoderma spp. dengan cara mengencerkan biakan murni
dengan a7uades atau air steril. uspensi diinokulasikan dengan cara memercikkan suspensi ke
media perbanyakan yang telah didinginkan. ebagai perkiraan kebutuhan bibit Trichoderma spp.
sebagai berikut 2
- campuran beras5jagung 8 serbuk gergaji 2 9,& gr5'&* ml air untuk : kg media perbanyakan
- campuran beras5jagung 8 serasah5alang!alang 2 )& gr5'&* ml air untuk + kg media perbanyakan.
#edia diaduk dengan hati!hati agar bibit merata kemudian ditutup dengan lembaran plastik
transparan. etelah satu hari media diaduk kembali secara merata. 6alam .!: hari biasanya media
telah ditumbuhi jamur Trichoderma spp.
#edia yang telah diinokulasi kemudian diratakan dengan ketebalan ; ) cm lalu dibiarkan sampai
kering selama 9!'* hari.
#edia dikemas dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan kondisi. Bibit Trichoderma spp.
siap di gunakan untuk pengendalian JAP.
Aplikasi Trichoderma spp.
ebagai tindakan pre0entif pengunaan Trichoderma koningii digunakan dengan dosis2 tanaman
belum menghasilkan '** gr5pohon atau )& gr per polibag atau &* gr per lubang tanam pada saat
penanaman.
/ntuk tindakan pengobatan (kuratif) di lapangan dilakukan dengan cara2
6ibuat alur di sekeliling tanaman dengan kedalaman ; & cm dengan jarak &*!9* cm dari leher
akar. Biakan T. koningii ditaburkan dengan dosis 2
- untuk bibit tanaman karet di polibag &* gr5pohon
- untuk tanaman muda '** gr5pohon
- untuk tanaman de"asa '&*!)** gr5pohon
lubang alur ditutup kembali dan akan lebih baik apabila ditambahkan serasah dan aplikasi
dilakukan pada kondisi kelembaban yang cukup yaitu pada a"al atau akhir musim penghujan.
apabila kondisi lahan di pertanaman basa perlu ditambahkan serbuk belerang, penaburan belerang
bertujuan untuk membuat kondisi tanah menjadi asam sehingga cocok untuk pertumbuhan jamur T.
koningii.
Prepared by 10a -i,armi
http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?
option=com_content&view=article&id=56:jamur-akar-putih-v-jamur-trichoderma-
pp&catid=!5:home
Manfaat Trichoderma SP & Cara Pembiakkannya

Sumber Gambar: b#. admin
Pupuk Bioligis dan Biofungisida $richoderma, sp
%etergantungan kita terhadap bahan!bahan kimia (pupuk kimia) apalagi bahan yang bersifat racun
(insektisida, fungisida, bakterisida) harus segera kita tinggalkan. %ita harus menggali bahan!bahan
disekitar kita yang bisa kita manfaatkan untuk mengganti bahan kimia tersebut. udah saatnya kita
kembali ke alam, banyak mikroorganisme yang dapat kita manfaatkan untuk proses kelestarian
lingkungan kita.
alah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida
adalah jamur $richoderma, sp, mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi
dari perakaran tanaman lapangan. $richoderma, sp disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula
berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. $richoderma, sp dapat
menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti
cenda"an <igdiforus lignosus, =usarium o>ysporum, <i,octonia solani, =usarium monilifome, sclerotium
rolfsii dan cenda"an clerotium rilfisil. Penggunaan pupuk biologis dan agen hayati $richoderma, sp
sangat efektif mencegah penyakit busuk pangkal batang, busuk akar yang menyebabkan tanaman layu,
dan penyakit jamur akar putih pada tanaman karet.
Penggunaan pupuk biologis dan biofungisida $richoderma, sp memang tidak memperlihatkan dampak
manfaatnya secara langsung seperti pupuk ataupun fungisida kimia. 6engan penggunaan rutin secara
berkala pupuk biologis dan biofungisida $richoderma, sp akan memberikan mafaat yang lebih baik
daripada pupuk dan fungisida kimia.
%ondisi ?ptimum $richoderma, sp
$richoderma, sp merupakan cenda"an (fungi) yang termasuk dalam kelas ascomycetes, dimana
$richoderma, sp banyak ditemukan di dalam tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada tunggul
kayu. $richoderma, sp akan tumbuh dengan baik pada suhu +o@ sampai dengan :'o@ dengan ph
optimum . sampai dengan 9 dan ukrosa dan glukosa merupakan karbon utama. /ntuk
berkembangbiak cenda"an ini menggunakan konidia (spora).
@ara Pembiakkan $richoderma, sp
elain berkembangbiak secara alami di alam bebas, $richoderma, sp dapat juga dibiakkan secara
buatan. Proses pembiakkan cenda"an ini melalui dua tahapan yaitu starter dan pembiakkan pada
media tanah (kompos).
Pada tahap starter, bahan yang butuhkan adalah beras, sekam padi, dan biang $richoderma, sp. Biang
$richoderma, sp dapat diperoleh pada Balai Proteksi $anaman Perkebunan 6inas Perkebunan. proses
pembiakan starter dia"ali dengan mengukus campuran .* kg beras dan ',& kg sekam padi selama satu
setengah jam, diperkirakan beras telah lengket tapi tidak terlalu masak. @ampuran beras dan sekam
padi yang telah dikukus dimasukan dalam kantong plastik ukuran 'kg sebanyak setengah dari kantong
plastik kemudian dikukus kembali selama satu jam. Angkat dan dinginkan dalam ruangan yang bersih
(steril) selama ') jam. #asukan biang $richoderma, sp A petri kedalam kantong plastik berisi campuran
beras dan sekam kemudian dikocok sampai tercampur rata. etelah kantong plastik diikat rapat, susun
dan simpan pada ruangan bersih dan terhindar dari sinar matahari. $richoderma, sp akan terlihat
tumbuh setelah satu sampai dua minggu. $richoderma, sp yang telah tumbuh pada media beras dan
sekam disebut dengan starter beras yang selanjutnya dapat dibiakkan pada media tanah.
Pembiakan $richoderma, sp pada media kompos dibutuhkan bahan!bahan berupa kompos, kotoran
sapi, epektif mikro organism (1#!:), gula merah, air, dan starter beras. -angkah a"al adalah dengan
mencampur + #. kompos dengan . #. kotoran sapi lalu, di siram dengan campuran satu botol 1#!:, &
%g gula merah, yang dilarutkan dengan '** liter air. Penyiraman ini dilakukan serata mungkin setelah itu
di tutup dengan terpal selama dua sampai dengan empat hari, sampai bau kotoran sapi hilang.
@ampurkan starter beras pada media kompos dengan perbandingan ' #. media kompos dicampur
dengan )& %g starter beras. Aduk secara merata, kemudian tutup dengan terpal. etelah satu bulan
$richoderma, sp akan tumbuh dengan ditandai munculnya benang!benang halus ber"arna putih pada
permukaan media kompos. %etika media telah ditumbuhi cenda"an $richoderma, sp , media tanah
dapat disimpan pada karung plastik berukuran )* kg atau di aplikasikan langsung sebagai pupuk
biologis dan biofungisida. 3al yang paling penting dalam proses pembiakkan cenda"an $richoderma, sp
adalah kebersihan lingkungan dan peralatan yang digunakan.
@ara Aplikasi Pupuk Biologis dan Biofungisida $richoderma, sp
Pada Pembibitan %aret Batang Ba"ah
$richoderma, sp ditabur merata diantara barisan tanaman umur . ! + bulan hingga kepangkal batang.
%emudian ditutup dengan tanah menggunakan kaki. 6osis +** kg per hektar.
Pada Bibit %aret Polibag
$richoderma, sp sebanyak )& gram (satu genggam) ditabur secara merata dari pangkal kemudian
ditutup dengan tanah setebal ' ! ) @m.
Pada $anaman %aret Belum #enghasilkan ($B#) dan $anaman #enghasilkan ($#)
$aburkan $richoderma, sp secara merata dari pangkal batang hingga radius &* ! 9* @m kemudian
ditutup dengan tanah setebal ' ! ) @m. 6osisi penggunaan untuk tanaman umur ' ! . tahun '** gr per
pohon dan pada tanaman umur lebih dari empat tahun '&* gr per pohon. Penaburan diulangi setiap
enam bulan.

Pada $unggul
$unggul bekas tanaman tua atau tanaman lainnya di areal perkebunan karet ditaburi $richoderma, sp
sebanyak '** gr per tunggul setiap + bulan sekali sampai tunggul habis terurai (lapuk). Aplikasi ini
bertujuan agar jamur parasit yang tumbuh pada tunggul dapat ditekan penyebaranya.
Penggunaan $richoderma, sp sebagai pupuk biologis dan biofungisida pada tanaman karet akan
mengurangi infeksi penyakit jamur akar putih dan dapat meningkatkan produksi karet sampai dengan
)&(. elain pada tanaman karet $richoderma, sp dapat juga di aplikasikan pada semua jenis tanaman.
#engenai cara dan dosis penggunaan tentunya disesuaikan dengan jenis tanaman. Pada prinsipnya
aplikasi cenda"an ini sama halnya dengan pemberian pupuk organik pada tanaman.
Penggunaan agen hayati $richoderma, sp di harapkan dapat melepaskan ketergantungan kita pada
bahan kimia. 3al penting yang harus kita ketahui, saat ini tanah kita sedang sakit akibat penggunaan
pupuk kimia yang berlebihan. elain itu miliaran mikroorganisme mati akibat penggunaan pertisida
(racun) yang berlebihan. %ondisi demikian tentunya harus kita sikapi secara bijak, biasakan
menggunakan pupuk organik dan biofungisida agar alam kita tetap lestari.BBB
Ir. Suryanti Ngesti Rahayu Ridho Yahya
http://cybex.deptan.g.id/l!alita/"an#aat-trichder"a-sp-cara-pe"bia!!annya

You might also like