I N D O N E S I A PENGARUH SENAM TAI CHI DAN SENAM BIASA TERHADAP REDUKSI NYERI OSTEOARTRITIS LUTUT PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI GOWA TAHUN 2013
Dita Arundhati 1 , A. Zulkifli Abdullah 2 , Noer Bahri Noor 2 ,
1 Alumni Program Magister Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 2 Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 3 Bagian Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of Tai Chi and regular exercise to reduce osteoarthritis knee pain of elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa, 2013. This is a quasi experiment research nonrandomized pretest-posttest control group design. Samples were 21 elderly consisting of tai chi group, regular exercisers group and control group. Sampling is collected by purposive sampling, consider of inclusion and exclusion criteria. The data was collected using check lists, questionnaires and Lequesne index as a instrument to measure pain responders. Data were analyzed using Wilcoxon test, Mann-Whitney test and the Kruskall Wallis. The results showed that there was no significant difference (p = 0.221) of osteoarthritis knee pain reduction after and before doing Tai Chi. Regular exercise also showed no significant difference (p = 0.705) of osteoarthritis knee pain reduction after and before doing intervention. Mean difference osteoarthritis knee pain reduction of Tai Chi and regular exercise was not statistically significant (0.85).
Keywords: Tai Chi, Elderly, Osteoarthritis
PENDAHULUAN Di seluruh dunia, osteoartritis (OA) diperkirakan menjadi penyebab utama keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta penduduk amerika (Helmick et al, 2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang menderita simptom osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita osteoartritis. Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun. Aktifitas fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan menurunkan risiko terjadinya nyeri karena oasteoarthritis pada lansia. Hasil penelitian Ayu (2012) berupa terapi senam lansia yang dilakukan selama seminggu menunjukkan bahwa sebesar 86,7% lansia memiliki skala nyeri 0 atau tidak nyeri dan 13,33% lansia mempunyai skala nyeri 1 atau skala nyeri ringan. Selain senam lansia, terdapat Tai Chi adalah olah raga tradisional Cina dengan gerakan lambat, pernafasan yang dalam, dan pemusatan pikiran dengan unsur meditasi. Gerakan yang lembut dari Tai Chi ini dapat menjadi pilihan olahraga yang baik bagi para orang tua. Hal ini dapat terlihat dari dimasukkannya Tai Chi sebagai rekomendasi olahraga bagi lansia pada website osteoartritis (Arthtritis Foundation). Penelitian yang dilakukan oleh Wang (2009), di minggu ke-12 Tai Chi menunjukkan penurunan yang signifikan pada nyeri lutut sesuai dengan skala WOMAC jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu -118,80 (95% CI -183,66 to -53,94; p = 0,0005). Dibandingkan dengan senam, gerakan Tai Chi lebih lemah lembut, gemulai. Gerakan yang tenang, lambat, beraturan akan membawa emosi yang tenang pula. Itu akan mempunyai efek terapeutis pada keadaan emosi yang gelisah, bergejolak. Tampaknya sifat gerakan Tai Chi inilah yang membuatnya lebih disukai dan dinikmati masyarakat dunia. Di sinilah letak keunggulan Tai Chi terhadap jenis senam lainnya yang juga tergolong aliran garis lunak. Dan salah satu upaya kuratif dalam menanggulangi OA lutut pada lansia.
BAHAN DAN METODE Rancangan dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental dengan rancangan The Nonrandomized Pre Test Post Control Group Design, yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa, selama 6 minggu terhitung dari bulan April sampai Juli Tahun 2013. Populasi dan sampel Populasi penelitian ini adalah semua lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013, sedangkan sampel penelitian di ambil secara Purposive Sampling dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel yang akan diintervensi yaitu sebanyak 21 lansia yang kemudian masing-masing dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok senam tai chi (7 orang), kelompok senam biasa (7 orang) dan kelompok control (7 orang).
JURNAL MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014 84
I N D O N E S I A Pengumpulan data Instrumen penelitian ini adalah kuesioner untuk mengisi data karakteristik responden, check list untuk mengisi data nilai pengukuran nyeri responden secara kontinyu, dan indeks Lequesne sebagai alat untuk mengukur nyeri responden. Pengukuran di lakukan sebelum senam pertama dan setelah senam ke dua belas. Selain itu, terdapat data sekunder berupa catatan medis Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa dan referensi lain yang memiliki hubungan dengan topik penelitian. Formulir persetujuan setelah penjelasan (inform consent) juga disertakan pada saat penelitian. Analisis data Data yang terkumpul akan dilakukan pemeriksaan data (data cleaning), koding, tabulasi dan selanjutnya akan diolah dengan menggunakan program spss. Data yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan hasil uji hipotesis penelitian (Uji Mann Whitney, uji Wilcoxon, dan uji Kruskall Wallis).
HASIL Karakteristik sampel Tabel 1 menujukkan karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian. Berdasarkan usia, sebagian besar responden berusia 65, yang terbagi atas: kelompok senam tai chi (71,4%), kelompok kontrol (100%) dan kelompok senam biasa (100%). Sebagian besar sampel dari kelompok Tai Chi berjenis kelamin perempuan (85,7%), begitu pula dengan kelompok senam biasa (57,1%), sedangkan pada kelompok kontrol paling banyak berjenis kelamin laki-laki (57,1%). Pada variabel pendidikan ditemukan bahwa sebagian besar responden tidak tamat SD baik pada kelompok senam Tai Chi (85,7%), senam biasa (71,4%) dan kontrol (71,4%).
Tabel 1. Karakteristik Responden Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013
Variabel (n = 21) Senam Tai Chi (n = 7) Senam Biasa (n = 7) Kontrol (n = 7) n % n % n % Umur (Tahun) <65 65 2 5 28,6 71,4 0 7 0 100 0 7 0 100 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
1 6
14,2 85,7
3 4
42,8 57,1
4 3
57,1 42,8 Pendidikan Tidak Tamat SD SD/Sederajat Tidak Tamat SMP SMP/Sederajat Tidak Tamat SMA SMA/Sederajat
6 1 0 0 0 0
85,7 14,2 0 0 0 0
5 0 0 1 0 1
71,4 0 0 14,2 0 14,2
5 0 0 1 0 1
71,4 0 0 14,2 0 14,2 Data Primer
Analisis bivariat Tabel 2 menujukkan bahwa tidak ada perbedaan penurunan nyeri lutut pada responden sebelum (p = 0,902 (p>0,05)) dan sesudah (p = 0,710 (p>0,05)), melakukan senam Tai Chi dengan yang melakukan senam biasa. Tidak ada perbedaan penurunan nyeri lutut pada responden sebelum (p = 0,805 (p>0,05)) dan sesudah (p = 0,620 (p>0,05)), melakukan senam Tai Chi dengan kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan penurunan nyeri lutut pada responden sebelum (p = 0,383 (p>0,05)) dan sesudah (p = 0,383 (p>0,05)), melakukan senam biasa dengan kelompok kontrol.
Tabel 2. Perbedaan Penurunan Nyeri Lutut Responden Pada Masing-masing Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Setelah Intervensi
Kelompok Sebelum Sesudah n Mean Rank Pvalue n Mean Rank Pvalue Senam Tai Chi Senam Biasa 7 7 7,71 7,29 0,902* 7 7 7,07 7,93 0,710* Senam Tai Chi Kontrol 7 7 7,21 7,79 0,805* 7 7 6,86 8,14 0,620* Senam Biasa Kontrol 7 7 6,43 8,57 0,383* 7 7 6,43 8,57 0,383* Data Primer *) Uji Mann Withney JURNAL MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014 85
I N D O N E S I A Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan penurunan nyeri lutut sebelum dengan sesudah melakukan senam Tai Chi (p = 0,221 (p>0,05)), tidak ada perbedaan yang signifikan penurunan nyeri lutut sebelum dengan sesudah melakukan senam biasa (p = 0,705 (p > 0,05)), dan tidak ada perbedaan yang signifikan penurunan nyeri lutut sebelum dengan sesudah pada kelompok control (p = 0,157 (p > 0,05)).
Tabel 3. Rerata Nyeri Lutut Responden Pada Masing-masing Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Setelah Intervensi
Kelompok n Mean Rank Pvalue Senam Tai Chi Pretest Posttest 14
4,00 1,50 0,221 Senam Biasa Pretest Posttest 14
4,00 2,00 0,705 Kontrol Pretest Posttest 14
00 1,50 0,157 Data Primer *) Uji Wilcoxon
Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan nyeri lutut pada responden yang melakukan senam Tai Chi, senam biasa dan kelompok kontrol, baik sebelum (p=0,727), maupun sesudah (p=0,663) dilakukan intervensi.
Tabel 4. Distribusi Rata-rata Nyeri Lutut Responden pada masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol
Kelompok n Pretest Posttest Mean Rank Pvalue Mean Rank Pvalue Senam Tai Chi Senam Biasa Kontrol 21 10,93 9,71 12,36 0,727* 99,3 10,36 12,71 0,663* Data Primer *) Uji Kruskall Wallis
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada penurunan nyeri lutut sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam Tai Chi. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Hall et all (2009) yakni suatu studi meta analisis yang menilai delapan penelitian randomized control trial ternyata Tai Chi hanya mempunyai nilai positif yang kecil untuk mengurangi nyeri pada lutut. Peneliti menduga, tidak adanya penurunan nyeri lutut sebelum dan sesudah dilakukan intervensi ini disebabkan karena selama enam minggu intervensi senam Tai Chi hanya dilakukan dua belas kali atau dengan kata lain senam hanya dilakukan dua kali dalam seminggu, sedangkan untuk mendapatkan hasil yang efektif senam Tai Chi harus dilakukan setiap hari selama dua belas minggu sebagaimana penelitian yang dilakukan Wang (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok senam Tai Chi rata-rata mengalami penurunan nyeri lutut yang lebih besar dibanding dengan kelompok senam biasa. Bila dibandingkan antara kelompok senam tai chi dan senam biasa, maka intervensi untuk penurunan nyeri lutut dengan senam tai chi jauh lebih baik bila dibandingkan dengan hanya melakukan senam biasa. Senam Tai Chi yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan tonus otot dan memperkuat otot- otot yang lemah sehingga otot sendi lebih fleksibel dan orang akan merasakan kenyamanan dan rasa nyeri akan lebih banyak berkurang. Penelitian Lam dan Horstman (2002), yang melakukan intervensi dengan modifikasi gaya Tai Chi Excersice for Arthritis (TCEA) pada lansia menunjukan bahwa ada peningkatan kekuatan otot, keseimbangan, kelenturan atau fleksibilitas dan mampu meningkatkan ambang nyeri, serta memperbaiki quality of life secara keseluruhan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Chenchen Wang et all (2009) pada 20 orang lansia yang menilai efektifitas senam tai chi terhadap penurunan osteoarthritis menunjukan bahwa selam dua minggu perlakuan ternyata senam tai chi dapat mengurangi rasa nyeri, depresi, dan meningkatkan fungsi fisik, kemampuan diri dan kesehatan.
JURNAL MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014 86
I N D O N E S I A KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rerata penurunan nyeri penderita Osteoartritis lutut sebelum dan sesudah dilakukan senam Tai Chi maupun senam biasa pada lansia. Selain itu, perbedaan rerata penurunan nyeri penderita Osteoartritis lutut pada senam Tai Chi dengan senam biasa tidak signifikan secara statistik. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan penerapan latihan senam Tai Chi untuk meningkatkan kualitas pernafasan pada orang tua yang berusia diatas 50 tahun, dimana dengan gerakannya yang halus dan lembut sangat cocok untuk kondisi fisik orang tua. Diharapkan pula adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yg lebih besar, kelompok umur yang berbeda, dan waktu yang lebih lama untuk mengetahui efek lain dari senam Tai Chi ini.
DAFTAR PUSTAKA Ayu, D. A. (2012. Pemberian Intervensi Senam Lansia pada Lansia dengan Nyeri Lutut. Jurnal Nursing Studies. 1 (1) : 60-65. Hall, A. dkk. (2009). The Effectiveness of Tai Chi for Chronic Musculoskeletal Pain Condition : A systematic Review and Meta-Analysis. Arthritis & Rheumatism (Arthritis Care & Research) Vol. 61, No. 6, pp 717-724. Helmick, dkk. (2008). Estimates of the Prevalence of Arthritis and Other Rheumatic Conditions in the United States. DOI Vol. 58, No. 1, pp 1525. Lam, P. & Horstman, J. (2002). Overcoming Arthritis. New York: DK Publishing, Inc. Wang, dkk. (2009). Tai Chi is Effective in Treating Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. NIH Public Access, 61(11): 15451553. doi:10.1002/art.24832.