You are on page 1of 7

Solar Panel

Solar Panel atau Solar Module atau orang Indonesia biasa menyebutkannya sebagai Panel Surya,
adalah komponen terpenting dari sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Solar panel
mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Solar Panel terdiri dari sejumlah Sel silikon
(disebut juga solar cells PV) yang disinari matahari/ surya, yang lalu menghasilkan photon yang
membangkitkan arus listrik.
Sekumpulan Solar Panel dalam satu system disebut Array. Banyaknya jumlah modul yang
dapat disusun secara seri atau parallel- akan menentukan besarnya total output energi listrik yang
dihasilkan.

Apa itu PLTS?
PLTS adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Ini adalah sebuah
singkatan/istilah yang biasa digunakan di Indonesia untuk menyebutkan sebuah sistem
pembangkit listrik independen, yang bersumber bahan baku untuk membangkitkan energi
listriknya berasal dari sinar matahari.

Saya sering menemukan tulisan WP dalam kaitan dengan Panel Surya. Apa itu WP?
WP, singkatan dari Watt-Peak, adalah istilah yang memang biasa digunakan dalam dunia solar
energy. WP menggambarkan besarnya nominal Watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sebuah
solar system. Ini dikarenakan karena energi dari sinar matahari yang bisa berubah-ubah dalam
satu hari. Yang bila digambarkan dalam sebuah grafik dari hasil pengukuran laboratorium
tentang ukuran kekuatan daya listriknya per satuan waktu, akan tampak seperti gelombang. Ada
puncak (Peak) dan ada lembahnya, berdasar data-data yang diperoleh dari pengukuran dalam
jangka waktu tertentu.
Contoh :
Sebuah lampu penerang jalan bertenaga solar panel memiliki daya 60wp. Ini artinya seberapa
kuatnya sinar matahari pada saat itu sekalipun, maksimal daya yang dapat diserap atau output
energi yang dihasilkan oleh perangkat tersebut hanya 60watt.


Apa Kelebihan Listrik dari Tenaga Surya Dibanding Sumber Energi Lain?
* Energi yang terbarukan (renewable energy), tidak memerlukan BBM lagi
* Bersih, ramah lingkungan
* Umur panel surya panjang (investasi jangka panjang): 20-25 tahun
* Praktis. Mudah & murah dalam perawatan
* Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia

Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih tinggi,
dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator listrik bensin
ataupun solar. Misalnya daerah terpencil: pertambangan, perkebunan, perikanan, desa terpencil,
dll. Dari segi jangka panjang, nilai ke-ekonomian juga tinggi, karena Panel Surya memiliki daya
tahan 20 - 25 tahun. Baterai dan beberapa komponen lainnya dengan daya tahan 3 - 5 tahun.

Apakah Solar Panel produksi China dapat dipercaya kualitasnya?
Untuk merk dan asal negara pembuat, khusus di industri solar panel global, sudah tidak
berpengaruh lagi. Selain kualitas produksi, kemampuan teknologi & riset yang dikuasai sudah
sama, ini juga dikarenakan hampir semua bahan baku & bahan setengah jadi yang diperlukan
oleh manufaktur solar panel di seluruh dunia, berasal dari satu negara saja. Seperti wafer, ingot,
PhotoVoltaic Cell, dll. Jadi pada saat ini, sudah tidak ada lagi perbedaan yang signifikan dalam
soal harga dan kualitas antara buatan Jepang, Eropa, China, maupun USA.
Bahkan untuk beberapa manufaktur solar panel terbesar dunia, sudah memiliki setiap sertifikasi
kualitas baku mutu & green product tingkat international maupun lokal di negara tempat dimana
produknya dipasarkan.

Siapakah LDK SOLAR itu?
LDK Solar adalah produsen solar energy products (hulu-hilir) terbesar di dunia
Silahkan buka official website-nya di www.ldksolar.com

Apakah Sistem Panel Surya tetap dapat menghasilkan listrik bahkan ketika hari sedang
mendung?
Ya. Pada hari berawan/mendung yang normal tetap akan ada cukup cahaya yang dapat diserap
untuk menghasilkan listrik, meskipun tentu tidak sebesar ketika pada saat sinar terik. Teknologi
Panel Surya saat ini pada umumnya sudah memiliki kemampuan menyerap energi yang baik dari
intensitas cahaya yang berbeda-beda.

Apakah pada malam hari sebuah PLTS masih dapat menghasilkan listrik?
Tentu saja dapat. Karena energi matahari yang diserap di siang hari akan disimpan dalam baterai.
Energi yang disimpan dalam baterai inilah yang digunakan pada malam hari.

Bagaimana Cara Kerja Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?

Dari gambar diatas, beberapa solar panel di-paralel-kan untuk menghasilkan arus listrik yang
lebih besar. Combiner pada gambar diatas menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan
panel surya lainnya. Kaki/ kutub negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki
positif panel surya dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya
dihubungkan ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya yang dihasilkan akan
digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat
AC (alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai disupply oleh
inverter.

Charge controller
Digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimun yang dihasilkan
solar cells panel pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak
baterai.
Inverter
Adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC - direct current) menjadi
tegangan bolak balik (AC - alternating current).
Baterai
Adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi
surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.

Ada berapa macam jenis/tipe panel surya ?
Ada berbagai macam jenis. Ada yang disebut Morpheus dan Compound. Namun yang paling
popular saat ini adalah Polycrystal dan Monocrystal.
Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya / solar cell yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.
Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling
tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan
berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis
dalam cuaca berawan.

Berikut adalah perbandingan dari beberapa jenis panel surya:
Jenis
Efesiensi
Perubahan
Daya
Daya
Tahan
Biaya Keterangan Penggunaan
Mono Sangat Baik
Sangat
Baik
Baik
Kegunaan Pemakaian
Luas
Sehari-hari
Poly Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Cocok untuk produksi
massal di masa depan
Sehari-hari
Amorphous Cukup Baik
Cukup
Baik
Baik
Bekerja baik dalam
pencahayaan
fluorescent
Sehari-hari &
perangkat komersial
(kalkulator)
Compound
(GaAs)
Sangat Baik
Sangat
Baik
Cukup
Baik
Berat & Rapuh
Pemakaian di luar
angkasa


Catatan tambahan :
Monocrystaline type lebih terutama lebih banyak diproduksi di China dibanding di negara lain.
-->Daya serap tinggi di kala terik, namun dikala mendung/berawan agak kurang optimal
menyerap cahayanya

Polycrystaline diproduksi oleh hampir semua Negara produsen besar solar panel seperti China,
Jepang & Negara-negara Eropa.
-->Berlawanan dengan Monocrystalline, daya serap tipe poly berada dibawah type mono di kala
matahari terik, namun tetap dapat menyerap energy dengan baik di kala mendung/berawan.
-->Biasanya harganya lebih mahal dibanding type monocrystaline. Namun untuk di Indonesia,
harganya relatif sama

Berapa perkiraan besarnya biaya yang harus saya keluarkan untuk sebuah PLTS?
Harga panel surya tergantung dari beberapa faktor:
* Type panel/ teknologi/ efisiensi
* Ukuran panel dan daya dalam Watt yang dihasilkan per jam

Sebagai komponen utama dari sebuah PLTS, mari kita lihat dari sisi solar panelnya dulu.
Biasanya dalam penentuan harga sebuah solar panel didasarkan pada perhitungan harga per watt
peak (wp). Kita misalkan saja, harga solar panel per watt-peak adalah Rp 1. Jadi harga solar
panel 60 wp adalah Rp.60. Demikian seterusnya. Walupun misalnya kapasitas terpasang
mencapai hitungan MegaWattPeak (1.000.000 WP), tetap digunakan harga satuan yang sama per
WPnya. Kalaupun ada perbedaan, harga antara yang ber-WP besar dengan yang ber-WP kecil,
tidak akan terlalu jauh per WPnya.

Kembali ke soal berapa besarnya biaya yang diperlukan, saat ini (November 2011) diperkirakan
untuk harga solar panelnya sendiri di Jakarta adalah rata-rata sekitar Rp.30.000/wp atau
USD3/wp (kalau di LDK Indonesia, harganya dibawah IDR27.500/wp).
Harga ini tentu saja belum termasuk:
Battery
Charge Controller
Inverter
Penambahan kabel (diluar paket standar) dan asessoris-asesoris lainnya
Biaya instalasi
Biaya delivery ke daerah
Pajak, perijinan dan lain-lain

Bagaimana cara memanfaatkan energi listrik dari PLTS secara lebih efektif & efisien?
Karena PLTS sangat tergantung kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat
diperlukan. Perencanaannya terdiri dari:
1. Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt-hour).
2. Berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
3. Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan
penggunaan tanpa sinar matahari.

Dari sini kita lalu menentukan, apakah kita menginginkan FULL OUTPUT atau PEAK
energy saja. Bila yang kita butuhkan adalah FULL OUTPUT, maka akan diperlukan banyak
battery & untuk perhitungan-perhitungan kebutuhannya nanti, akan ada semacam Faktor-faktor
Angka Pengali yang digunakan.
Jika kebutuhannya hanya PEAK saja, artinya ini akan meminimalisir penggunaan battery (atau
tanpa battery sama sekali) & energi yang dihasilkan terutama untuk penggunaan di siang hari
saja (Hybrid System. Dikombinasikan dengan listrik PLN, genset atau sumber energy lain). Tipe
PEAK ini jauh lebih ekonomis dengan ROI yang lebih cepat. Cocok sekali untuk kalangan
Industry (Pabrik, UKM, dll), Commercial (Mall, Gedung Perkantoran, dll) serta
Telecommunication (BTS).
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh perhitungannya :

Perhitungan kebutuhan 2200watt FULL OUTPUT:

Asumsi 1 :
Dibutuhkan untuk dapat menyala 24jam
Maka jumlah daya yang dibutuhkan untuk pemakaian sehari-hari adalah :
2200wp x 24jam = 52.800 watt-hour per hari

Asumsi 2 :
Menggunakan Solar panel @ 100wp

Asumsi 3 :
Lama penyinaran dalam 1 hari adalah 4 jam
--> Ini berdasarkan perhitungan energi surya dari jam 7 pagi s/d jam 5 sore ( 10 jam ) dan asumsi
konversi energi minimal 4 jam sehari (menggunakan konstruksi solar panel terpasang fixed
menghadap 1 arah mata angin saja)

Asumsi 4 :
Menggunakan battery kering type 12volt 100ah (ah = ampere hour)
Dalam tataran ideal, digunakan faktor angka pengali 2 & 3 untuk menghitung kebutuhan
battery, atau secara total angka pengalinya adalah 6 (dari 2 x 3).
Angka pengali 2 (dua), timbul karena battery tidak boleh lebih dari 50% kehilangan kapasitasnya
bila ingin battery-nya tahan lama, terutama untuk battery kering seperti type gel dan AGM.
Dengan kata lain diusahakan agar DOD ( Depth of Discharge ) tidak melampaui 50% karena
akan sangat mempengaruhi life time dari battery itu sendiri.
Faktor angka pengali 3 (tiga) adalah untuk kebutuhan Battery. Angka 3 ini adalah kemungkinan
terburuk dari jumlah hari yang diasumsikan terjadi hujan/mendung/tidak ada sinar matahari
selama 3 hari berturut-turut
Namun ada juga yang menghitung langsung faktor angka pengalinya 4 atau 5 saja

Maka berdasar asumsi 1, 2 , 3 & 4, diperoleh perhitungan untuk :
1. Banyaknya solar panel yang diperlukan :
1. Banyaknya solar panel yang diperlukan :

52.800
= 132 pcs
100wp x 4jam
2. Banyaknya Battery yang diperlukan :
52.800 x 2 x 3 = 316.800

316.800
= 264 pcs
1200 (dari 12v x 100ah)

Harga panel surya tergantung dari beberapa faktor:
Type panel/ teknologi/ efisiensi
Ukuran panel dan daya dalam Watt yang dihasilkan per jam
Berapa perkiraan besarnya biaya yang harus saya keluarkan untuk sebuah PLTS?
Sebagai komponen utama dari sebuah PLTS, mari kita lihat dari sisi solar panelnya dulu.
Biasanya dalam penentuan harga sebuah solar panel didasarkan pada perhitungan harga per watt
peak (wp). Ini juga yang berlaku di pasar internasional untuk penentuan harga sebuah solar
panel.
Kita misalkan saja, harga solar panel per watt-peak adalah Rp 2. Jadi harga solar panel 60 wp
adalah Rp120. Demikian seterusnya. Walupun misalnya kapasitas terpasang mencapai hitungan
MegaWattPeak (1.000.000 WP), tetap digunakan harga satuan yang sama per WPnya. Kalaupun
ada perbedaan, harga antara yang ber-WP besar dengan yang ber-WP kecil, tidak akan terlalu
jauh harga per WPnya.
Kembali ke soal berapa besarnya biaya yang diperlukan, saat ini (November 2011) diperkirakan
untuk harga solar panelnya sendiri di Jakarta adalah rata-rata sekitar Rp.30.000/wp atau
USD3/wp (kalau di LDK Indonesia, harganya dibawah IDR27.500/wp).
Harga ini tentu saja belum termasuk:
Battery
Charge Controller
Inverter
Penambahan kabel (diluar paket standar) dan asessoris atau additional options lainnya
Biaya instalasi
Biaya delivery ke daerah
Pajak, dan lain-lain
Tapi biasanya harga yang berlaku di Indonesia, sudah termasuk Import duty & delivery cost dari
negara asalnya

You might also like