You are on page 1of 18

MAKALAH EKONOMI LINGKUNGAN

VALUASI SUMBER DAYA ALAM DAN


LINGKUNGAN



Disusun oleh
Ina Tri Wahyuningrum L2J009097
Bimastyaji Surya R. 21080110120019
Amalia Karina 21080110141007
Mei Ekowati 21080110141014
Aulia Mestika Diza 21080110141016
Augestinas Puspitaning H. 21080110141023
Nurani Ikhlas 21080110141028


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kesempatan dan kemudahan dalam menyusun makalah ini dengan berusaha sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Ekonomi Lingkungan.
Di dalam makalah ini dibahas tentang Valuasi Sumber daya alam dan Lingkungan. Isi
meteri ini disesuaikan dengan kemampuan dari anggota kelompok kami. Setiap pokok
bahasan kami buat sebaik mungkin dan jelas agar memudahkan pemahaman bagi pembaca
dan pada kami khususnya. Makalah ini juga diperkuat dengan referensi-referensi buku
mengenai Penilaian sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Kami berusaha menyusun makalah ini secara urut dan rinci sehingga memudahkan
dalam pemahaman dan menambah ketertarikan dalam mata kuliah Ekonomi Lingkungan
terlebih pada materi yang kami bahas ini.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan baik
dari segi pemaparan materi ataupun penjelasan-penjelasan materi. Namun kami sudah
berusaha sebaik-baiknya untuk menyusun makalah ini sebaik mungkin. Oleh karena itulah,
dengan penuh keterbukaan, kami siap untuk menerima segala saran dan kritikan yang bisa
membangun kami ke arah yang lebih baik.
Kami berharap pembaca tidak melewatkan materi ini begitu saja, tetapi harapan kami
adalah pembaca dapat memahami akan materi ini. Kami berharap bahwa makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami penyusun, dan umumnya bagi pembaca.




Semarang, 23 Mei 2011


Penulis





2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi di segala bidang, selalu menyisakan permasalahan
eksternalitas, yaitu berupa perusakan sumber daya alam dan lingkungan. Perusakan
tersebut biasanya berujung pada permasalahan sosial seperti sengketa publik.
Berbagai peristiwa menyangkut menurunnya kualitas lingkungan seperti pembakaran
hutan, pembalakan liar, polusi udara, TPA, pencemaran pesisir dan sebagainya,
menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang hanya memenuhi keinginan pasar
semata, pada akhirnya akan mengorbankan kualitas sumber daya alam dan
lingkungan. Manakala sumber daya alam dan lingkungan telah rusak maka akan
menjadi bumerang bagi pertumbuhan ekonomi itu sendiri serta menimbulkan berbagai
konflik sosial di masyarakat.
Dalam setiap kegiatan atau kebijakan selalu timbul adanya biaya dan mamfaat
sebagai akibat dari kegiatan atau kebijakan yang berlaku. Sebagai dasar untuk
menyatakan bahwa suatu kegiatan atau kebijakan itu layak atau tidak layak diperlukan
suatu perbandingan yang suatu nilai atau rasio. Oleh karena itu diperlukan pemberian
nilai (value) terhadap dampak dari suatu kegiatan atau kebijakan terhadap lingkungan.
Dampak dari suatu kegiatan dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung, dapat
juga dampak itu dinyatakan sebagai dampak primer dan sekunder. Dampak langsung
atau dampak primer merupakan dampak yang timbul akibat dari tujuan utama
kegiatan atau kebijakan.

B. Tujuan
Pokok bahasan valuasi sumber daya alam dan lingkungan membahas tentang
tujuan penghitungan nilai sumber daya alam dan lingkungan, penghitungan nilai
sumber daya alam dan lingkungan yang dimiliki suatu negara, selain itu juga untuk
melengkapi informasi nilai penyusunan sumber daya alam dan lingkungan dan
degradasi lingkungan serta untuk menyusun rencana pembangunan nasional yang
mencakup berbagai sektor ekonomi.


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perhitungan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Banyak negara yang sudah menghitung sumber daya alam dan lingkungan
dalam artian fisik saja, tetapi banyak sumber daya alam daya yang menghitung dalam
arti uang. Penghitungan sumber daya alam dan lingkungan dimaksudkan sebagai
dasar bagi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang dimiliki suatu negara,
ada pula yang dimaksudkan untuk melengkapi informasi sehingga nilai penyusutan
sumber daya alam dan degradasi lingkungan dapat diperhitungkan dalam nilai Produk
Domestik Bruto dan selanjutnya nilai PDB yang telah disesuaikan itu dapat digunakan
untuk menyusun rencana pembangunan nasional yang mencakup berbagai sektor
ekonomi.
Ada empat pendekatan penghitungan sumber daya alam dan lingkungan, yaitu:
a. Pendekatan Pendapatan
b. Pendekatan Kesejahteraan
c. Penghitungan Fisik
d. Penghitungan Moneter

B. Metode Perhitungan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Pada dasarnya perhitungan SDAL dimulai dari menyajikan besarnya atau
volume persediaan sumber daya alam pada awal tahun, dikurangi dengan volume
pengambilan, kerusakan dan kehilangan ditambah dengan pertumbuhan baik alami
maupun karena usaha manusia atau penemuan baru. Mengenai pencemaran
lingkungan data yang diperoleh didasarkan pada perkiraan banyaknya emisi atau
buangan limbah cair yang dihasilkan oleh setiap jenis industri. Dengan menggunakan
estimasi dan perhitungan tertentu, akan dapat diketahui volume pencemaran yang
terjadi.

C. Penentuan Nilai (Valuation) Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Penilaian sumber daya alam dan lingkungan harga yang biasa digunakan
adalah hasil bersih (net price) atau sewa bersih ( net rent) seperti yang dilakukan oleh
Robert Repetto dalam Repetto, et al.1989. Sewa bersih atau nilai bersih adalah beda
4

antara harga jual dengan seluruh biaya produksi termasuk laba yang layak bagi usaha
produksi, tetapi termasuk di dalamnya pajak dan pungutan-pungutan lain.
Di samping itu ada pendekatan harga dengan menggunakan nilai sekarang
(present value) yang dikemukakan oleh El Serafi, et al. 1990. Dengan pendekatan
yang perlu diperhatikan adalah menentukan tingginya tingkat diskonto atau tingkat
bunga yang akan digunakan, apakah akan menggunakan tingkat bunga privat (private
rate of interest) atau tingkat sosial (social rate of interest).
Beberapa cara pemberian harga atau nilai terhadap sumber daya alam dan
lingkungan antara lain:
a. Penilaian langsung
Metode ini mendasarkan pada harga pasar atau produktivitas. Ada dua
pendekatan dalam metode ini, yaitu:
1. Produktivitas yang berubah dalam kaitannya dengan perubahan kondisi
lingkungan.
2. Menggambarkan hilangnya pendapatan dengan adanya perubahan
kondisi lingkungan.
Metode penilaian langsung dapat dibedakan menjadi :
1. Melihat perubahan produktivitas
2. Melihat hilangnya penghasilan
3. Pengeluaran untuk mempertahankan (defensive expenditure)

b. Nilai Pengganti
Metode ini menggunakan informasi pasar secara tidak langsung
1. Nilai rumah dan tanah
2. Perbedaan tingkat upah
3. Biaya perjalanan
4. Barang yang dipasarkan sebagai proxy untuk barang yang tidak
dipasarkan

c. Kesediaan Membayar atau Pengeluaran Potensial
Perkiraan manfaat dapat dilakukan dengan menghitung biaya yang
dikeluarkan untuk mengganti jasa-jasa lingkungan yang hilang atau rusak
karena adanya suatu proyek atau dapat pula dengan melihat berapa
masyarakat bersediia membayar usaha perlindungan untuk lingkungan.
5

D. Valuasi Ekonomi Penggunaan Sumber Daya Alam Terpulihkan
Valuasi ekonomi penggunaan sumber daya alam hingga saat ini telah
berkembang pesat. Di dalam konteks ilmu ekonomi sumber daya dan lingkungan,
perhitungan-perhitungan tentang biaya lingkungan sudah cukup banyak berkembang.
Menurut Hufscmidt, et al. 1992, secara garis besar metode penilaian manfaat ekonomi
(biaya lngkungan) suatu sumber daya alam dan lingkungan pada dasarnya dapat
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu berdasarkan pendekatan yang berorientasi
pasar dan pendekatan yang berorientasi survei atau penilaian hipotesis yang disajikan
berikut ini:
1. Pendekatan orientasi pasar
a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar aktual barang dan jasa (actual
based market methods) :
Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in produktivity)
Metode kehilangan penghasilan (koss of earning methods)
b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan
berapa perlindungan lingkungan:
Pengeluaran pencegahan (averted defensif expenditure methods)
Biaya penggantian (replacement cost methods)
Proyek bayangan (shadw project methods)
Analisis keefektifan biaya
c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods)
Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan
Pendekatan nilai kepemilikan
Pendekatan lain terhadap nilai tanah
Biaya perjalanan (travel cost)
Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods)
Penerimaan kompensasi/ pampasan

2. Pendekatan Orientasi Survey
a. Pertanyaan langsung terhadap kemauan membayar (Willingness To Pay)
b. Pertanyaan langsung terhadap kemauan dibayar (Wihmidt llingness to Accept)


6

E. Pencemaran dan atau Perusakan Sumber Daya alam dan Lingkungan
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap terhadap sifat fisik dan atau hayati yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.
Kunci untuk memahami dan mengukur perusakan SDAL adalah mengetahui
fator-faktor yang mempengaruhi dan mengubah layanan dari aset alam tersebut.
Pencemaran lngkungan merupakan akibat dari ketidak jelasan kepemilikan SDAL
sebagai barang publik yang akhirnya menimbulkan eksternalitas. Kondisi ini
menyebaban kesulitan untuk memulihkan lingkungan yang tercemar atau rusak. Hal
yang bisa dilakukan dalam kebijakan pengendalian pencemaran SDAL adalah
mencegah dan memperbaiki melalui instrumen ekonomi dan institusi.
Secara global pencemaran dan perusakan lingkungan memang sudah pada
taraf yang mengkhawatirkan. World Research Institute (2001) memperkirakan bahwa
lebih dari 50% wilayah pesisir dunia mengalami kerusakan akibat tekanan
pembangunan.
Pada era keterbukaan ini permasalahan eksternalitas berupa pencemaran
lingkungan menjadi semakin berkembang dengan adanya tuntutan ganti rugi.
Mencermati permasalahan ganti rugi pencemaran atau perusakan sumber daya alam
dan lingkungan, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melakukan suatu
analisis terhadap pencemaran dalam kaitan penyelesaian klaim biaya kompensasi
terhadap perusakan lingkungan.
Beberapa hal yang peru dianalisis antara lain:
1. Siapa yang menyebabkan pencemaran dan perusakan SDAL
2. Siapa yang terkena dampak negatifnya
3. Status kepemilikan
4. Jenis dampak
5. Besaran dampak
6. Lamanya dampak
7. Jenis SDAL yang terkena dampak
8. Nilai SDAL baik yang dinilai secara ekonomi mapun tidak.
Penghitungan gati rugi aibat pencemaran dan perusakan ingkungan hanya dapat
dilakukan apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
7

1. Adanya laporan dari masyarakat atau instansi tentang dugaan telah terjadi
pencemaran atau perusakan SDAL
2. Verifikasi tempat kejadian tentang adanya dugaan pencemaran
3. Pembuktian adanya pencemaran oleh ahli yang kometen melalui pegamatan
lapangan, penelitian dan data yang diperlukan. Bukti hukum (legal sampling)
dilakukan oleh tim yang beranggotakan penyidik, pihak perusahaan atau
perorangan yang diduga melakukan pencemaran, pihak masyarakat atau lembaga
pelapor dan ahli yang kompeten pada bidang pencemaran
4. Penyampaian hasil penelitian dan pengamatan oleh ahli tentang komponen
lingkungan apa saja yang telah mengalami pencemaran serta proses terjadinya
pencemaran.
5. Penghitungan ganti rugi oleh ahli terhadap komponen yang rusak
6. Proses ganti rugi kepada negara dan masyarakat melalui jalur pengadilan
Sebelum melakukan penghitungan ganti rugi akibat pencemaran perlu dilakukan
klarifikasi proses terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan dan identifikasi
lingkungan yang tercemar dilakukan langkah-langkah dalam penghitungan sebagai
berikut:
1. Klarifikasi terhadap proses terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan
Verifikasi dugaan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan dilakukan
melalui dua langkah yaitu:
a. Identifikasi sumber pencemaran dan atau perusakan
b. Proses terjadinya pencemaran dan atau perusakan
2. Identifikasi lingkungan yang terkena pencemaran dengan langkah-langkah:
a. Identifikasi jenis media lingkungan yang terkena dampak pencemaran atau
rusak.
b. Penghitungan lamanya pencemaran dan kerusakan berlangsung
c. Identifikasi pencemaran dan kerusakan terjadi secara langsungg atau tidak
langsung
d. Pengukuran derajat pencemaran dan kerusakan yang terjadi (menyangkut
skala spasial dan jumlah pihak yag terlibat)
e. Identifikasi status kepemilikan SDAL yang terdiri dari:
a) SDAL milik publik
b) SDAL milik perorangan,
Siapa pemilik SDAL sebenarnya
8

Tipe hak pemilikan (individu, komunal, sewa, hak milik
dll)
Durasi kepemilikan
Inensitas pemanfaatan dengan kepemilikan SDAL

Jika hal diatas tidak dilaksanakan maka penilaian kerusakan (damage
assessment) dilakukan atas nama publik dan penyelesaian ganti rugi harus
dilakukan melalui penyelesaian publik ( public settlement) yang dapat dilakukan
dengan musyawarah dan mufakat antara masyarakat dengan pemerintah atau
masyarakat dengan masyarakat. Sebaliknya jika hak pemilikan terdefinisi dengan
jelas maka langkah berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap hak
pemilikan yang menyangkut tipe hak pemilikan , lamanya durasi kepemilikan ,
dan intensitas pemanfaatan dengan kepemilikan SDAL. Jika langkah ini sudah
dilakukan baru kemudian dilakukan penilaian kerusakan ( damage assessment)
dapat dilakukan dan penentuan ganti rugi dapat dilakukan melalui private
settlement (antara pihak yang terlibat) seperti antara industri (pabrik dengan
pemilik lahan) dan sejenisnya .
3. Perhitungan dan Penetapan Ganti Rugi
Perhitungan ganti rugi akibat pencemaran dan perusakan SDAL dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan , dilakukan dengan 4 pendekatan umum :
a. Pendekatan Kesejahteraan
Pendekatan ini digunakan apabila pencemaran dan perusakan SDAL
yang terjadi dapat dilihat melalui perubahan dalam hal kesejahteraan
masyarakat. Hal tersebut dapat diukur melalui perubahan pendapatan
(income) yaitu terjadinya perubahan surplus konsumen dan surplus
produsen (pelaku ekonomi). Pendekatan surplus konsumen
menggambarkan nilai rupiah pencemaran dan perusakan SDAL yang
dapat digunakan untuk menentukan ganti rugi.
Rumus perhitungan nilai rupiah adalah sebesar:
SK = Q
1
x (P
1
-P
o
) +

( Q
0
-Q
1
) x (P
1
P
0
)
Keterangan:
SK = perubahan surplus konsumen
Q
1
= jumlah barang yang dibeli setelah terjadinya perubahan
9

Q
0
= jumlah barang yang dibeli sebelum terjadinya perubahan
P
1
= harga yang dibayar setelah terjadi perubahan
P
2
= harga yang dibayar sebelum terjadi perubahan
b. Pendekatan surplus produsen
Pendekatan surplus produsen diukur dari sisi manfaat dan kehilangan
dari sisi produsen atau pelaku ekonomi. Dalam bentuk yang sangat
sederhana , nilai ini bisa diukur tanpa harus mengetahui kurva
penawaran dari barang yang diperdagangkan. Sebagai ilustrasi,
dimisalkan bahwa dalam kondisi pantai masih baik, berikut ini adalah
data mengenai kondisi perikanan masyarakat pesisir sebelum terjadi
pencemaran dan perusakan.
Tabel Data Kondisi Perikanan Masyarakat Pesisir sebelum Terjadi
Pencemaran dan Perusakan
Hasil tangkapan/hari (kg) 10.000(10 ton)
Harga ikan /kg ( ex-vessel) Rp. 500
Biaya penangkapan /kg Rp. 250
Total hari melaut dalam setahun 200
Total penerimaan 200x10000x500= Rp. 1 milyar
Total biaya variabel 200x250x10000=Rp. 500juta
Surplus produsen Rp. 500 juta

Dimisalkan sekarang pantai tercemar dan atau rusak yang
mengakibatkan penurunan produksi (tangkap). Kita asumsikan disini
bahwa perilaku nelayan tidak berubah banyak (jangka pendek). Maka
setelah terjadi pencemaran data sebagai berikut:
Hasil tangkapan/hari (kg) 5.000 kg (5 ton)
Harga ikan /kg ( ex-vessel) Rp. 500
Biaya penangkapan /kg Rp. 400 (biaya makin mahal)
Total hari melaut dalam setahun 200
Total penerimaan 200x5000x500= Rp. 500 juta
Total biaya variabel 200x400x5000=Rp. 400juta
Surplus produsen Rp. 100 juta

10

Pendekatan berdasarkan prinsip biaya penuh ( Full Cot
Principle Ecologycal Damage) (PBP)
Penetapan ganti rugi terhadap pencemaran dan perusakan
lingkungan yang didasarkan pada prinsip ini mengacu pada prinsip
bahwa pengguna SDAL harus membayar seluruh biaya yang
diakibatkan oleh terjadinya perubahan pada sistem SDAL. Dengan
menggunakan PBP akan memberikan signal kepada pengguna
SDAL bahawa barang dan jasa yang dihasilkan dari SDAL lama
kelamaan akan mengalami penurunan (langka) sehingga
pemanfaatannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga fungsi
ekologisnya tetap terjaga. Prinsip PBP hapir sama dengan prinsip
PPP (Polluter Pay Principle). Pada prinsip ini industri yang
mencemari lingkungan diwajibkan untuk membayar biaya
pembersihan pencemaran yang dihasilkan oleh industri tersebut.
PBP pada prinsipnya juga mengacu pada Caveat Venditor,
dimana mereka yang menyebabkan pencemaran diwajibkan
membayar ganti rugi kepada masyarakat sesuai dengan
pencemaran yang ditimbulkannnya.
Prinsip PBP relatif kompleks, namun demikian teknik
sederhana dapat dilakukan dengan memperkirakan kerusakan
lingkungan yang terjadi dan menghitung nilai Present Value dari
kerugian yang ditimbulkannya dalam jangka panjang.
Teknik Back of Envelope (BOT)
Teknik ini dikembangkan oleh Margulis (1996) pada dasarnya
adalah bagaimana memperkirakan secara kasar namun mewakili
(guess estimste) dalam mengestimasi nilai aset yang rusak untuk
klaim ganti rugi. Beberapa contoh formula dasar yang digunakan
untuk menghitung tersebut adalah:






11

Beberapa Formula Dasar Perhitungan Ganti Rugi
Tipe Kerusakan Dampak Formula Biaya
Lingkungan
Ganti Rugi
Erosi lahan Berkurangnya
produktivitas
Rata-rata berkurang
produktivitas x
Output peningkatan
penggunaan
pupuk
= Formula
Dampak kesehatan
dari pencemaran
(udara/air)
Mortality Perubahan mortality rate =
1.69/1000000 x konsentrasi
partikel tersuspensi
= Formula
Polusi air dan
limbah padat
Morbidity


Kematian



Diare

Kolera
Tingkat kejadian (incidence)x
biaya perlakuan
Jumlah kematian x harapan
hidup x nilai statistik harapan
hidup
Incidence x nilai pengurangan
diare
Incidence x nilai pengurangan
kolera
US$ 128


US$ 128




= Formula


1 nilai
statiastik
kehidupan =
US$ 75000
Perusakan hutan
Mangrove
1) Biodiversity


2) Wood
Products

3) Dampak
terhadap
Perikanan

4) Ekoturisme
Rata-rata kehilangan fungsi
pengobatan

Rata-rata kehilangan produk
kayu/ha/tahun x nilai kayu

Hilangnya produktivitas x nilai
kehilangan


Berkurangnya turis x nilai
kehilangan
US$
15/ha/tahun

US$ 30/m
3


US$ 62,6/ha


US$
10,48/kunju
ngan
= biaya
lingkungan
12

F. Contoh Perhitungan Ganti Rugi Akibat Pencemaran dan atau Perusakan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Perhitungan ganti rugi akibat pencemaran menggunakan Pendekatan Prinsip
Biaya Penuh atau full cost principle dengan teknik BASELI NE APROACH

Perhitungan Kerugian Akibat Peambahan Lahan di Hutah Lindung
Perhitungan Ganti Rugi
Berdasarkan hasil investigasi langsung di lapangan dan berdasarkan analisa
labratorium, maka perhitungan beban biaya pemulihan kerusakan dan pencemaran
lingkungan hidup akibat kerusakan Hutan Lindung seluas 1000ha yang terdiri atas
biaya kerugian ekologis, biaya kerugian ekonomi, dan biaya pemulihan ekologis.

Biaya Kerugian Ekologis
Akibat kegiatan konversi hutan alam menjadi hutan sekunder dan tanah
terganggu, maka sebagai pengganti fungsi tanah pada hutan alam Hutan Lindung
sebagai penyimpanan air yang rusak maka perlu dibangun tempat penyimpanan air
buatan dengan membuat reservoir buatan.
Reservoir tersebut harus mempunyai kemampuan menyimpan air sebanyak
401m
3
/ha (hasil perhitungan). Karena hutan alam yang terdegradasi seluas 1000ha
maka reservoir yang dibuat juga untuk seluas areal tersebut dengan rincian:
a. Biaya Pembuatan Reservoir
Untuk manampung air hujan sebanyak 401 m
3
/ha diperluan reservoir
berukuran lebar 15m x panjang 20m x tinggi 1.5m.
Biaya pembangunan diasumsikan per m
2
= Rp 100.000
Per hektar tanah yang rusak diperlukan biaya:
` = ((2 x 1,5m x 15m) + (2 x 1,5 m x 20 m) + (15m x 20m) x Rp 100.000/m
2
= 405 m
2
x Rp 100.000/ha
= Rp 40.500.000,-/ha
Untuk hutan alam yang hlang akibat keusakan lahan dan vegetasinya seluas
1000ha, biaya pembuatannya adalah:
CR = 1000ha x Rp 40.500.000,-/ha = Rp 4.500.000.000,-
Biaya pemeliharaan reservoir sampai lahan terdegradasi pulih menjadi hutan alam
yaitu selama seratus tahun:
13

CPR = Rp 200.000,00/th.ha x 100 th x 1000 ha = Rp 20.000.000.000,-
Biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara reservoir buatan
untuk 1000ha adalah:
CFPA = Rp 40.500.000.000,- + Rp 20.000.000.000 = Rp 60.500.000.000,-

b. Pengaturan Tata Air
Biaya pengaturan tata air didasarkan kepada manfaat air untuk keperluan budi
daya dalam ekosistem DAS menurut Maa, Wasis, Rusdiana, Arifjaya, dan
Purwowidodo (1999) untuk tanaman budidaya Rp 19.000.000,-/ha dan
penyediaan air minum Rp 3.710.000,-/ha sehingga biaya yang harus dikeluarkan
untuk pengaturan tata air untuk luas 1000ha dengan asumsi perbaikan tegakan
selama 100th sebesar
CTA = Rp 22.810.000,-/ha.th x 100 th x 1000 ha = Rp 2.281.000.000.000,-

c. Pengendalian Erosi dan Limpasan
Biaya pengendalian erosi dan limpasan akibat kontroversial hutan alam
sekunder dan tanah terbuka dengan pembuatan teras dan rorak didasarkan
perhitungan Manan sebesar Rp 6.000.000/ha.
Biaya yang dibutuhkan untuk pengendalian erosi dan limpasan seluas 1000ha
adalah:
CEL = 1000ha x Rp 6.000.000,-/ha =Rp 6.000.000.000,-

d. Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah menurut Hardjowigeno sebesar 30 ton/ha sehingga biaya
pembentukan tanah Rp 1.500.000,-/ha dikalikan dengan solum tanah yang hilang
(STH) dibagi 2,5mm, tanah yang hilang 10cm dan yang dirambah 1000ha
CPT = 100mm/2,5mm x Rp 1.500.00,-/ha x 1000ha = Rp 6.000.000.000,-

e. Pendaur Ulang Unsur Hara
Biaya hilangnya unsur hara menurut Wasis akibat permanenan tegakan hutan
Rp 10.447.000/ha. Biaya untuk pendaur ulang unsur hara seluas 1000ha
dibutuhkan dana sebesar:
CUH = 1000ha Rp 10.447.000.-/ha = Rp 10.447.000.000,-

14

f. Pengurai Limbah
Biaya pengurai limbah yang hilang karena kerusakan lahan menurut
perhitungan Pangestu dan Ahmad Rp 435.000.-/ha. Biaya yang dibutuhkan ntuk
pengurai limbah seluas 1000ha sebesar:
CPL = Rp 435.000,-/ha x 1000 ha = Rp 435.000.000,-

g. Pemulihan Biodiversity
Akibat rusaknya lahan karena konversi lahan hutan alam menjadi hutan
sekunder dan tanah terbuka maka tidak sedikit keanekaragaman hayati yang
hilang. Untuk itu biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan keanekaragaman
hayati menurut perhitungan Pangestu dan Ahmad (1998) Rp 2.700.000,-/ha.
Biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan keanekaragaman hayati seluas 1000ha
sebesar:
CPB = Rp 2.700.000,-/ha x 1000ha = Rp 2.700.000.000,-

h. Sumberdaya Genetik
Biaya pemulihan akibat hilangnya sumberdaya genetik adalah sebesar Rp
410.000,-/ha sehingga untuk lahan seluas 1000ha biaa yang dibutuhkan untuk
memulihkan sebesar:
Cgen = 1000ha x Rp 410.000,-/ha = Rp 410.000.000,-

i. Pelepasan Karbon
Biaya pelepasan karbo sebesar Rp90.000,-/ton.ha. Untuk itu biaya yang
dikeluarkan seluas 1000ha adalah:
Ccar = Rp 90.000,-/ton.ha x 1000ha = Rp 90.000.000,-/ton

TOTAL BIAYA EKOLOGIS
Ckeg = CFPA + CTA + CEL + CPT + CUH + CPL + CPB + Cgen + Ccar
= Rp 2.367.587.000.000,-

Biaya Kerugian Ekonomi
a. Nialai Kayu Tegakan hutan
Menurut Darusman (2003) nilai kayu tegakan hutan alam sebesar Rp
3.300.000,-/m
3
. Biaya yang dkeluarkan seluas 1000ha adalah:
15

CTGH = Rp 3.300.000,-/m
3
x 100m
3
/ha x 1000ha = Rp 330.000.000.000,-

b. Umur Pakai Lahan dan Hutan
Hilangnya umur pakai = 100th. Pada 1 ha tanah nilai pakai lahan untuk
budidaya tanaman sebesar Rp 32.000.000,-/ha. Biaya yang diperlukan untuk lahan
seluas 1000ha:
CUPL = 100 x Rp 32.000.000,-/ha x 1000ha = Rp 3.200.000.000.000,-
TOTAL KERUGIAN EKONOMI
CKEk = CTGH + CUPL
= Rp 3.530.000.000.000,-

Biaya Pemulihan Ekologis
1. Penyediaan air melalui pembangunan reservoir (CFPA) = Rp 60.500.000.000,-
2. Pengendalian erosi dan limpasan (CEL) = Rp 6.000.000.000,-
3. Pembentukan tanah (CPT) = Rp 6.000.000.000,-
4. Pendaur ulang unsur hara (CUH) = Rp 10.447.000.000,-
5. Pengurai limbah (CPL) = Rp 435.000.000,-
6. Pemulihan biodiversity (CPB) = Rp 2.700.000.000,-
7. Sumberdaya genetik (Cgen) = Rp 410.000.000,-
8. Pelepasan Karbon (Ccar) = Rp 90.000.000,-

Rp 86.582.000.000,-

Total Biaya Kerugian
1. Kerusakan Ekologi = Rp 2.367.582.000.000,-
2. Kerusakan Ekonomi = Rp 3.530.000.000.000,-
3. Pemulihan Ekologi = Rp 86.582.000.000,-

Rp 5.985.164.000.000,-





16

KESIMPULAN

Penilaian sumber saya alam dan lingkungan harga yang biasa digunakan adalah hasil
bersih (net price) atau sewa bersih (net rent) dan pendekatan harga dengan menggunakan
nilai sekarang (present value). Beberapa cara pemberian harga atau nilai terhadap sumber
daya alam dan lingkungan antara lain:
a. Penilaian langsung
b. Nilai pengganti
c. Kesediaan membayar atau Pengeluaran Potensial
























17

DAFTAR PUSTAKA

Economy and Environtmental Program for Southest Asia (EEPSEA)
Inar Ichsana dkk. 2006. Panduan Perhitungan Ganti Kerugian Akibat Pencemaran
dan atau Perusakan Lingkungan. Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI.
Rositawati dan Aris Muharam. 2007. Senang Belajar Ilmu Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Serafy, Salah El. 1990. The Proper Calculation of Income frm Depletable Natural
Resources. Wasington D.C.: The World Bank.
Suparmoko dan Maria Suarmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE
UGM
Tietenberg, Tom. 199. Environtmental amd Natural Resources Economic. New York:
Harper Collins Publisher.

You might also like