Professional Documents
Culture Documents
( Q
0
-Q
1
) x (P
1
P
0
)
Keterangan:
SK = perubahan surplus konsumen
Q
1
= jumlah barang yang dibeli setelah terjadinya perubahan
9
Q
0
= jumlah barang yang dibeli sebelum terjadinya perubahan
P
1
= harga yang dibayar setelah terjadi perubahan
P
2
= harga yang dibayar sebelum terjadi perubahan
b. Pendekatan surplus produsen
Pendekatan surplus produsen diukur dari sisi manfaat dan kehilangan
dari sisi produsen atau pelaku ekonomi. Dalam bentuk yang sangat
sederhana , nilai ini bisa diukur tanpa harus mengetahui kurva
penawaran dari barang yang diperdagangkan. Sebagai ilustrasi,
dimisalkan bahwa dalam kondisi pantai masih baik, berikut ini adalah
data mengenai kondisi perikanan masyarakat pesisir sebelum terjadi
pencemaran dan perusakan.
Tabel Data Kondisi Perikanan Masyarakat Pesisir sebelum Terjadi
Pencemaran dan Perusakan
Hasil tangkapan/hari (kg) 10.000(10 ton)
Harga ikan /kg ( ex-vessel) Rp. 500
Biaya penangkapan /kg Rp. 250
Total hari melaut dalam setahun 200
Total penerimaan 200x10000x500= Rp. 1 milyar
Total biaya variabel 200x250x10000=Rp. 500juta
Surplus produsen Rp. 500 juta
Dimisalkan sekarang pantai tercemar dan atau rusak yang
mengakibatkan penurunan produksi (tangkap). Kita asumsikan disini
bahwa perilaku nelayan tidak berubah banyak (jangka pendek). Maka
setelah terjadi pencemaran data sebagai berikut:
Hasil tangkapan/hari (kg) 5.000 kg (5 ton)
Harga ikan /kg ( ex-vessel) Rp. 500
Biaya penangkapan /kg Rp. 400 (biaya makin mahal)
Total hari melaut dalam setahun 200
Total penerimaan 200x5000x500= Rp. 500 juta
Total biaya variabel 200x400x5000=Rp. 400juta
Surplus produsen Rp. 100 juta
10
Pendekatan berdasarkan prinsip biaya penuh ( Full Cot
Principle Ecologycal Damage) (PBP)
Penetapan ganti rugi terhadap pencemaran dan perusakan
lingkungan yang didasarkan pada prinsip ini mengacu pada prinsip
bahwa pengguna SDAL harus membayar seluruh biaya yang
diakibatkan oleh terjadinya perubahan pada sistem SDAL. Dengan
menggunakan PBP akan memberikan signal kepada pengguna
SDAL bahawa barang dan jasa yang dihasilkan dari SDAL lama
kelamaan akan mengalami penurunan (langka) sehingga
pemanfaatannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga fungsi
ekologisnya tetap terjaga. Prinsip PBP hapir sama dengan prinsip
PPP (Polluter Pay Principle). Pada prinsip ini industri yang
mencemari lingkungan diwajibkan untuk membayar biaya
pembersihan pencemaran yang dihasilkan oleh industri tersebut.
PBP pada prinsipnya juga mengacu pada Caveat Venditor,
dimana mereka yang menyebabkan pencemaran diwajibkan
membayar ganti rugi kepada masyarakat sesuai dengan
pencemaran yang ditimbulkannnya.
Prinsip PBP relatif kompleks, namun demikian teknik
sederhana dapat dilakukan dengan memperkirakan kerusakan
lingkungan yang terjadi dan menghitung nilai Present Value dari
kerugian yang ditimbulkannya dalam jangka panjang.
Teknik Back of Envelope (BOT)
Teknik ini dikembangkan oleh Margulis (1996) pada dasarnya
adalah bagaimana memperkirakan secara kasar namun mewakili
(guess estimste) dalam mengestimasi nilai aset yang rusak untuk
klaim ganti rugi. Beberapa contoh formula dasar yang digunakan
untuk menghitung tersebut adalah:
11
Beberapa Formula Dasar Perhitungan Ganti Rugi
Tipe Kerusakan Dampak Formula Biaya
Lingkungan
Ganti Rugi
Erosi lahan Berkurangnya
produktivitas
Rata-rata berkurang
produktivitas x
Output peningkatan
penggunaan
pupuk
= Formula
Dampak kesehatan
dari pencemaran
(udara/air)
Mortality Perubahan mortality rate =
1.69/1000000 x konsentrasi
partikel tersuspensi
= Formula
Polusi air dan
limbah padat
Morbidity
Kematian
Diare
Kolera
Tingkat kejadian (incidence)x
biaya perlakuan
Jumlah kematian x harapan
hidup x nilai statistik harapan
hidup
Incidence x nilai pengurangan
diare
Incidence x nilai pengurangan
kolera
US$ 128
US$ 128
= Formula
1 nilai
statiastik
kehidupan =
US$ 75000
Perusakan hutan
Mangrove
1) Biodiversity
2) Wood
Products
3) Dampak
terhadap
Perikanan
4) Ekoturisme
Rata-rata kehilangan fungsi
pengobatan
Rata-rata kehilangan produk
kayu/ha/tahun x nilai kayu
Hilangnya produktivitas x nilai
kehilangan
Berkurangnya turis x nilai
kehilangan
US$
15/ha/tahun
US$ 30/m
3
US$ 62,6/ha
US$
10,48/kunju
ngan
= biaya
lingkungan
12
F. Contoh Perhitungan Ganti Rugi Akibat Pencemaran dan atau Perusakan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Perhitungan ganti rugi akibat pencemaran menggunakan Pendekatan Prinsip
Biaya Penuh atau full cost principle dengan teknik BASELI NE APROACH
Perhitungan Kerugian Akibat Peambahan Lahan di Hutah Lindung
Perhitungan Ganti Rugi
Berdasarkan hasil investigasi langsung di lapangan dan berdasarkan analisa
labratorium, maka perhitungan beban biaya pemulihan kerusakan dan pencemaran
lingkungan hidup akibat kerusakan Hutan Lindung seluas 1000ha yang terdiri atas
biaya kerugian ekologis, biaya kerugian ekonomi, dan biaya pemulihan ekologis.
Biaya Kerugian Ekologis
Akibat kegiatan konversi hutan alam menjadi hutan sekunder dan tanah
terganggu, maka sebagai pengganti fungsi tanah pada hutan alam Hutan Lindung
sebagai penyimpanan air yang rusak maka perlu dibangun tempat penyimpanan air
buatan dengan membuat reservoir buatan.
Reservoir tersebut harus mempunyai kemampuan menyimpan air sebanyak
401m
3
/ha (hasil perhitungan). Karena hutan alam yang terdegradasi seluas 1000ha
maka reservoir yang dibuat juga untuk seluas areal tersebut dengan rincian:
a. Biaya Pembuatan Reservoir
Untuk manampung air hujan sebanyak 401 m
3
/ha diperluan reservoir
berukuran lebar 15m x panjang 20m x tinggi 1.5m.
Biaya pembangunan diasumsikan per m
2
= Rp 100.000
Per hektar tanah yang rusak diperlukan biaya:
` = ((2 x 1,5m x 15m) + (2 x 1,5 m x 20 m) + (15m x 20m) x Rp 100.000/m
2
= 405 m
2
x Rp 100.000/ha
= Rp 40.500.000,-/ha
Untuk hutan alam yang hlang akibat keusakan lahan dan vegetasinya seluas
1000ha, biaya pembuatannya adalah:
CR = 1000ha x Rp 40.500.000,-/ha = Rp 4.500.000.000,-
Biaya pemeliharaan reservoir sampai lahan terdegradasi pulih menjadi hutan alam
yaitu selama seratus tahun:
13
CPR = Rp 200.000,00/th.ha x 100 th x 1000 ha = Rp 20.000.000.000,-
Biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara reservoir buatan
untuk 1000ha adalah:
CFPA = Rp 40.500.000.000,- + Rp 20.000.000.000 = Rp 60.500.000.000,-
b. Pengaturan Tata Air
Biaya pengaturan tata air didasarkan kepada manfaat air untuk keperluan budi
daya dalam ekosistem DAS menurut Maa, Wasis, Rusdiana, Arifjaya, dan
Purwowidodo (1999) untuk tanaman budidaya Rp 19.000.000,-/ha dan
penyediaan air minum Rp 3.710.000,-/ha sehingga biaya yang harus dikeluarkan
untuk pengaturan tata air untuk luas 1000ha dengan asumsi perbaikan tegakan
selama 100th sebesar
CTA = Rp 22.810.000,-/ha.th x 100 th x 1000 ha = Rp 2.281.000.000.000,-
c. Pengendalian Erosi dan Limpasan
Biaya pengendalian erosi dan limpasan akibat kontroversial hutan alam
sekunder dan tanah terbuka dengan pembuatan teras dan rorak didasarkan
perhitungan Manan sebesar Rp 6.000.000/ha.
Biaya yang dibutuhkan untuk pengendalian erosi dan limpasan seluas 1000ha
adalah:
CEL = 1000ha x Rp 6.000.000,-/ha =Rp 6.000.000.000,-
d. Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah menurut Hardjowigeno sebesar 30 ton/ha sehingga biaya
pembentukan tanah Rp 1.500.000,-/ha dikalikan dengan solum tanah yang hilang
(STH) dibagi 2,5mm, tanah yang hilang 10cm dan yang dirambah 1000ha
CPT = 100mm/2,5mm x Rp 1.500.00,-/ha x 1000ha = Rp 6.000.000.000,-
e. Pendaur Ulang Unsur Hara
Biaya hilangnya unsur hara menurut Wasis akibat permanenan tegakan hutan
Rp 10.447.000/ha. Biaya untuk pendaur ulang unsur hara seluas 1000ha
dibutuhkan dana sebesar:
CUH = 1000ha Rp 10.447.000.-/ha = Rp 10.447.000.000,-
14
f. Pengurai Limbah
Biaya pengurai limbah yang hilang karena kerusakan lahan menurut
perhitungan Pangestu dan Ahmad Rp 435.000.-/ha. Biaya yang dibutuhkan ntuk
pengurai limbah seluas 1000ha sebesar:
CPL = Rp 435.000,-/ha x 1000 ha = Rp 435.000.000,-
g. Pemulihan Biodiversity
Akibat rusaknya lahan karena konversi lahan hutan alam menjadi hutan
sekunder dan tanah terbuka maka tidak sedikit keanekaragaman hayati yang
hilang. Untuk itu biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan keanekaragaman
hayati menurut perhitungan Pangestu dan Ahmad (1998) Rp 2.700.000,-/ha.
Biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan keanekaragaman hayati seluas 1000ha
sebesar:
CPB = Rp 2.700.000,-/ha x 1000ha = Rp 2.700.000.000,-
h. Sumberdaya Genetik
Biaya pemulihan akibat hilangnya sumberdaya genetik adalah sebesar Rp
410.000,-/ha sehingga untuk lahan seluas 1000ha biaa yang dibutuhkan untuk
memulihkan sebesar:
Cgen = 1000ha x Rp 410.000,-/ha = Rp 410.000.000,-
i. Pelepasan Karbon
Biaya pelepasan karbo sebesar Rp90.000,-/ton.ha. Untuk itu biaya yang
dikeluarkan seluas 1000ha adalah:
Ccar = Rp 90.000,-/ton.ha x 1000ha = Rp 90.000.000,-/ton
TOTAL BIAYA EKOLOGIS
Ckeg = CFPA + CTA + CEL + CPT + CUH + CPL + CPB + Cgen + Ccar
= Rp 2.367.587.000.000,-
Biaya Kerugian Ekonomi
a. Nialai Kayu Tegakan hutan
Menurut Darusman (2003) nilai kayu tegakan hutan alam sebesar Rp
3.300.000,-/m
3
. Biaya yang dkeluarkan seluas 1000ha adalah:
15
CTGH = Rp 3.300.000,-/m
3
x 100m
3
/ha x 1000ha = Rp 330.000.000.000,-
b. Umur Pakai Lahan dan Hutan
Hilangnya umur pakai = 100th. Pada 1 ha tanah nilai pakai lahan untuk
budidaya tanaman sebesar Rp 32.000.000,-/ha. Biaya yang diperlukan untuk lahan
seluas 1000ha:
CUPL = 100 x Rp 32.000.000,-/ha x 1000ha = Rp 3.200.000.000.000,-
TOTAL KERUGIAN EKONOMI
CKEk = CTGH + CUPL
= Rp 3.530.000.000.000,-
Biaya Pemulihan Ekologis
1. Penyediaan air melalui pembangunan reservoir (CFPA) = Rp 60.500.000.000,-
2. Pengendalian erosi dan limpasan (CEL) = Rp 6.000.000.000,-
3. Pembentukan tanah (CPT) = Rp 6.000.000.000,-
4. Pendaur ulang unsur hara (CUH) = Rp 10.447.000.000,-
5. Pengurai limbah (CPL) = Rp 435.000.000,-
6. Pemulihan biodiversity (CPB) = Rp 2.700.000.000,-
7. Sumberdaya genetik (Cgen) = Rp 410.000.000,-
8. Pelepasan Karbon (Ccar) = Rp 90.000.000,-
Rp 86.582.000.000,-
Total Biaya Kerugian
1. Kerusakan Ekologi = Rp 2.367.582.000.000,-
2. Kerusakan Ekonomi = Rp 3.530.000.000.000,-
3. Pemulihan Ekologi = Rp 86.582.000.000,-
Rp 5.985.164.000.000,-
16
KESIMPULAN
Penilaian sumber saya alam dan lingkungan harga yang biasa digunakan adalah hasil
bersih (net price) atau sewa bersih (net rent) dan pendekatan harga dengan menggunakan
nilai sekarang (present value). Beberapa cara pemberian harga atau nilai terhadap sumber
daya alam dan lingkungan antara lain:
a. Penilaian langsung
b. Nilai pengganti
c. Kesediaan membayar atau Pengeluaran Potensial
17
DAFTAR PUSTAKA
Economy and Environtmental Program for Southest Asia (EEPSEA)
Inar Ichsana dkk. 2006. Panduan Perhitungan Ganti Kerugian Akibat Pencemaran
dan atau Perusakan Lingkungan. Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI.
Rositawati dan Aris Muharam. 2007. Senang Belajar Ilmu Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Serafy, Salah El. 1990. The Proper Calculation of Income frm Depletable Natural
Resources. Wasington D.C.: The World Bank.
Suparmoko dan Maria Suarmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE
UGM
Tietenberg, Tom. 199. Environtmental amd Natural Resources Economic. New York:
Harper Collins Publisher.