Professional Documents
Culture Documents
= A
o c i h
i c o h
o c i h i c o h
LMTD
t t
t t
t t t t
T
, ,
, ,
, , , ,
ln
(3)
Kesetimbangan Energi
Kesetimbangan energi menggambarkan besarnya jumlah kalor yang dilepas oleh aliran
fluida panas (hot side) sebanding dengan jumlah kalor yang diterima oleh aliran fluida dingin (cold
side). Kesetimbangan energi untuk kedua aliran fluida tersebut masing-masing dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
( ) ( )
ci co c cold in
T T cp m Q = .
,
(4)
( ) ( )
hi ho h hot in
T T cp m Q = .
,
(5)
Dimana m adalah laju aliran massa fluida (kg/s), cp adalah kalor spesifik fluida, dan T
merupakan suhu fluida. Indeks c dan h masing-masing menunjukkan fluida dingin (cold), dan
panas (hot). Sedangkan indeks i dan o menunjukkan sisi aliran masuk (in), dan keluar (out).
Beberapa persamaan lain yang digunakan untuk perhitungan dalam penelitian ini
adalah:
a. Laju aliran massa: V m
= (kg/s) (6)
b. Penurunan tekanan : ( ) h p
air HG
A = A (N/m
2
) (7)
c. Catu daya aliran : V p P
A = (W) (8)
d. Efisiensi : 100 1
|
|
.
|
\
|
=
Q
P
q (%) (9)
e. Bilangan Reynolds :
vD
= Re (10)
Metode Penelitian
Heat exchanger dibuat dari dua jenis pipa, yaitu pipa paralon (D = 1 in) untuk shell dan
pipa aluminium (d = in) untuk tube. Tube disisipi dengan buffle jenis disk and donut dari bahan
aluminium. Heat exchanger diisolasi menggunakan aluminium foil dan stereofoam untuk
menghindari terjadinya kerugian aliran kalor. Sebagai fluida kerja adalah air tawar.
Gambar 2. Buffle jenis disk and donut
Pengujian menggunakan seperangkat alat penukar kalor seperti terlihat pada gambar 3.
Sebelum dilakukan pengujian, air pada reservoar di sisi tube dipanaskan hingga mencapai suhu
80
0
C menggunakan heater dan dipertahankan konstan. Kemudian pompa-pompa dihidupkan
sambil mengatur arah aliran dan besarnya debit aliran fluida baik pada sisi tube maupun pada sisi
shell. Air yang mengalir pada sisi shell dipertahankan pada suhu kamar yaitu 28
0
C. Pengukuran
tekanan aliran fluida menggunakan manometer air raksa sedangkan pengukuran temperatur
menggunakan termokopel dan dibaca pada digital termometer. Debit aliran fluida diukur dengan
flowmeter. Pengujian ini dilakukan pada lima macam debit fluida Semua instrumen yang
digunakan terkalibrasi.
Gambar 3. Skema pengujian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menguraikan tentang implikasi keberadaan buffle pada alat penukar kalor
terhadap koefisien perpindahan kalor total (U), penurunan tekanan (Ap), catu daya, dan efisiensi
(q). Untuk mendapatkan informasi tersebut, telah dilakukan eksperimen yang melibatkan buffle
dengan bentuk disk and donut. Selain itu juga dilakukan percobaan pada alat penukar kalor tanpa
menggunakan buffle. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan dan perhitungan yang
disajikan dalam bentuk grafik.
Gambar 4 menunjukkan profil koefisien perpindahan kalor total (U) pada berbagai debit
aliran fluida. Secara umum, nilai koefisien perpindahan kalor total mengalami peningkatan seiring
dengan meningkatnya debit aliran fluida.
Dari gambat tersebut terlihat bahwa keberadaan buffle jenis disk and donut memiliki
nilai koefisien perpindahan kalor total yang lebih besar dibandingkan dengan alat penukar kalor
T3
T4
T1 T2
V
1
2
3
3
3
3
4
5
7 8
9
6
6
2
1
P1
P
2
P3
P4
Keterangan:
1. Reservoar 6. Flowmeter
2. Pompa 7. Tube
3. Katup 8. Shell
4. Tangki 9. Buffle
5. Pemanas elektrik (heater)
yang tidak menggunakan buffle. Nilai koefisien perpindahan kalor total rerata dari kedua
spesimen yang diuji tersebut berturut-turut adalah 4,274 kW/m
2
.
0
C dan 2,205 kW/m
2
.
0
C.
Perolehan nilai koefisien perpindahan kalor total yang tinggi pada bentuk disk and donut
tersebut dimungkinkan karena memiliki pola aliran fluida yang tidak teratur sepanjang shell,
sebagaimana diketahui bahwa pola aliran yang acak akan menghasilkan nilai koefisien
perpindahan kalor total yang besar. Selain itu, bentuk disk and donut yang khas yaitu memiliki
pembesaran dan pengecilan penampang secara sirkular mengakibatkan distribusi kecepatan
aliran fluida bervariasi sepanjang pipa dan memberikan lintasan partikel fluida yang lebih
panjang.
Gambar 4. Profil koefisien perpindahan kalor total
Sesuai teori lapis batas bahwa aliran fluida pada daerah pengecilan luas penampang
akan mengalami peningkatan kecepatan dengan menurunnya tekanan, dan kecepatan akan
menurun dengan meningkatnya tekanan aliran fluida pada daerah pembesaran luas penampang.
Peningkatan tekanan tersebut memungkinkan terbentuknya daerah aliran terpisah (separated
flow-region) sehingga terjadi resirkulasi aliran fluida, yang selanjutnya pola aliran fluida menjadi
tidak teratur dan acak yang dapat memperbesar koefisien perpindahan kalor total.
Gambar 5 menunjukkan profil penurunan tekanan (Ap) pada berbagai debit aliran fluida.
Dari grafik terlihat bahwa penurunan tekanan mengalami peningkatan dengan meningkatnya
debit aliran fluida. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pergerakan partikel fluida yang semakin
acak dan cepat sehingga energi total aliran lebih didominasi oleh energi mekanik dibanding
energi tekanan. Dengan kata lain, energi yang dibutuhkan untuk mendorong fluida di dalam shell
semakin besar jika debit fluida ditingkatkan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberadaan buffle jenis disk and donut di dalam
shell menyebabkan penurunan tekanan aliran fluida meningkat. Harga penurunan tekanan rerata
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
0.23 0.25 0.27 0.29 0.31 0.33 0.35 0.37
Debit (m
3
/s)
U
(
W
/
m
2
.
o
C
)
Disk & Donut
Non-Buf f le
dari kedua spesimen yang diuji berturut-turut adalah 58,292 kN/m
2
dan 26,947 kN/m
2
. Tingginya
penurunan tekanan pada alat penukar kalor yang disisipi buffle jenis disk and donut tersebut
disebabkan oleh fluida yang mengalir sepanjang pipa mengalami gangguan dan terhambat karena
adanya buffle.
Gambar 5. Profil penurunan tekanan
Gambar 6 merupakan profil catu daya aliran fluida. Gambar ini menunjukkan energi yang
dibutuhkan untuk menggerakkan fluida sepanjang sisi shell. Terlihat bahwa penggunaan buffle
jenis disk and donut memiliki catu daya yang lebih besar. Catu daya rerata masing-masing sebesar
17,211 kW dan 8,221 kW. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mendorong fluida pada alat
penukar kalor yang disisipi buffle jenis disk and donut tersebut merupakan implikasi dari
tingginya penurunan tekanan. Artinya, semakin tinggi penurunan tekanan maka semakin besar
pula catu daya.
Gambar 6. Profil catu daya aliran fluida
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
0.23 0.25 0.27 0.29 0.31 0.33 0.35 0.37
Debit (m
3
/s)
A
P
(
N
/
m
2
)
Disk & Donut
Non-Buf f le
0
2500
5000
7500
10000
12500
15000
17500
20000
22500
25000
0.23 0.25 0.27 0.29 0.31 0.33 0.35 0.37
Debit (m
3
/s)
C
a
t
u
D
a
y
a
(
W
)
Disk & Donut
Non-Buf f le
Dalam proses perancangan dan pemilihan alat penukar kalor, faktor penurunan tekanan
perlu dipertimbangkan secara matang. Hal ini terkait dengan kehandalan alat penukar kalor yang
dirancang, dimana alat penukar kalor yang baik adalah memiliki koefisien perpindahan kalor total
yang besar, namun penurunan tekanannya sekecil mungkin. Kedua aspek variabel tersebut dapat
ditunjukkan dalam bentuk efisiensi sebagai gambaran terhadap unjuk kerja alat penukar kalor
yang dirancang. Efisiensi merupakan perbandingan energi netto terhadap jumlah kalor yang
dapat diserap secara aktual.
Gambar 7. Profil efisiensi
Profil efisiensi pada berbagai bilangan Reynolds ditunjukkan pada gambar 7. Secara
umum, efisiensi meningkat dengan meningkatnya bilangan Reynolds. Artinya proses transfer
kalor akan semakin baik pada bilangan Reynolds yang semakin tinggi. Efisiensi terbesar diperoleh
pada alat penukar kalor tanpa disisipi buffle dengan efisiensi rerata 26,61 %. Sedangkan pada alat
penukar kalor yang disisipi buffle jenis disk and donut hanya memiliki efisiensi rerata sebesar
15,85 %. Hasil ini menunjukkan bahwa keberadaan buffle jenis disk and donut justru akan
menurunkan unjuk kerja alat penukar kalor.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa koefisien perpindahan kalor total,
penurunan tekanan, dan catu daya meningkat dengan dipasangnya buffle jenis disk and donut.
Peningkatan tersebut masing-masing sebesar 93,82 %, 116,32 %, dan 109,36 %. Namun, secara
umum unjuk kerja alat penukar kalor yang ditunjukkan dalam bentuk efisiensi akan menurun
dengan dipasangnya buffle jenis disk and donut. Penurunan efisiensi tersebut mencapai 40,44 %
dari alat penukar kalor tanpa buffle.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
6500 7500 8500 9500 10500 11500 12500 13500
Re
q
(
)
Disk & Donut
Non-Buf f le
Daftar Pustaka
Bergels. 1988
Ebru Kavak Akpinar. 2004. Evaluation Of Heat Transfer and Exergy Loss in A Concentric Double
Pipe Exchanger Equipped with Helical Wires, Journal Energy Conversion and
Management, http://www.sciencedirect. com/science
Ekadewi Anggraini Handoyo. 2001. Pengaruh Penggunaan Buffle pada Shell-and-Tube Heat
Exchanger. http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/mech03-01-01-4baru.php
Incropera, F.P. dan DeWitt, D.P. 1996. Fundamentals of Heat Transfer, Ed. 2. John Willey & Sons,
New York.
Joule. 1891
Newton. 1701
Soenadi. 1995