You are on page 1of 11

Vitamin A

VITAMIN

PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan
dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.

1. Vitamin A
- sumber vitamin A
susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe
merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain).
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A
rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang
tidak sehat, dan lain-lain.
2. Vitamin B1
- sumber vitamin B1
gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B2
- sumber yang mengandung vitamin B2
sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2
turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan
sebagainya.
4. Vitamin B3
- sumber yang mengandung vitamin B3
buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah
muntah dan mual-mual, dan lain-lain
5. Vitamin B5
- sumber yang mengandung vitamin B5
daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
6. Vitamin B6
- sumber yang mengandung vitamin B6
kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6
pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B12
- sumber yang mengandung vitamin B12
Telur, hati daging dan lainnya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12
kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan
sebagainya.
8. Vitamin C
- sumber yang mengandung vitamin C
jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C
mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
9. Vitamin D
- sumber yang mengandung vitamin D
minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D
gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal
yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

10. Vitamin E
- sumber yang mengandung vitamin E
ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E
bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
11. Vitamin K
- sumber yang mengandung vitamin K
susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K
darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan
sebagainya.
Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus
diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit
asalkan kulit mendapat cukup kesempatan terkena sinar matahari.
Vitamin yang larut dalam lemak, banyak terdapat dalam daging ikan, minyak ikan, dan biji-bijian
sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai, dan sebagainya. Sekali diserap dalam tubuh,
vitamin tersebut disimpan dalam hati atau jaringan-jaringan lemak. Seperti halnya lemak, vitamin
memerlukan protein pengangkut untuk memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain. Karena
sifatnya yang tidak larut dalam air, maka vitamin tersebut tidak dikeluarkan atau diekskresikan,
akibatnya vitamin ini dapat ditimbun dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Kekurangan
vitamin yang larut dalam lemak dapat terjadi bila daya serap tubuh terhadap lemak tidak baik atau bila
badan terlalu banyak mengkonsumsi minyak mineral.
Vitamin yang larut dalam air bergerak bebas dalam badan, darah dan limpa. Karena sifatnya
tersebut, vitamin akan mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut
oleh air, keluar dari bahan.
VITAMIN A
Vitamin A baru dapat diidentifikasikan pada tahun 1913, dan mekanismenya untuk memerangi
rabun ayam atau ancaman kebutaan pada anak, baru diketahui secara pasti satu dekade kemudian.
Pada tahun 1980-an dimulai era baru fungsi vitamin A, setelah diketahui vitamin ini memainkan
peranan menentukan dalam pertumbuhan dan pembelahan sel. Sejak dua dekade lalu, muncul eforia
berlebihan menyangkut khasiat vitamin A.
Penelitian selama beberapa dekade menunjukan, vitamin A merupakan unsur penting untuk
mempertahankan kondisi kesehatan yang bagus, pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh, reproduksi
dan penglihatan. Secara umum, diketahui kekurangan vitamin A pada anak-anak, terutama di negara
berkembang, merupakan penyebab utama penyakit rabun ayam atau bahkan kebutaan. Selain itu
berdasarkan jurnal Measles Related Compliations and The Role of Vitamin A Supplementation
juga dapat digunakan untuk mengurangi komplikasi dari penyakit cacar air dengan pemberian
vitamin A supplementation.

Vitamin A merupakan jenis vitamin yang larut dalam minyak. Vitamin A merupakan jenis vitamin
yang aktif dan terdapat dalam beberapa bentuk :
1. Vitamin A alkohol (retinol)
2. Vitamin A aldehida (retinal)
3. Vitamin A asam (asam retinoat)
4. Vitamin A ester (ester retinil)
Karoten
Vitamin A (retinol) terutama terdapat pada minyak ikan, hati, kuning telur, mentega dan krim.
Sayuran berdaun hijau dan sayuran berwarna kuning mengandung karoten (misalnya beta-karotin),
yang secara perlahan akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A. Berdasarkan pada jurnal
Biofortified Carrot Intake Enhances Liver Antioxidant Capacity and Vitamin A Status in
Mongolian Gerbils Tanaman sumber karotenoid provitamin A biasanya mengandung senyawa
bioaktif tambahan dengan manfaat kesehatan putatif. Beberapa yang terbaik ditandai dengan
yang paling banyak dipelajari yaitu karotenoid dan polifenol yang ada pada wortel berbagai warna.
Selain karotenoid provitamin A dan senyawa fenolik yang ditemukan di jenis wortel oranye, wortel
varietas ungu mengandung anthocyanins, sedangkan varietas merah mengandung lycopene dan
konsentrasi dari fiitokimia ini telah meningkat secara dramatis dalam wortel sebagai hasil dari upaya
biofortification untuk meningkatkan kualitas gizi. Biofortification melibatkan pembiakan selektif
tanaman pangan untuk meningkatkan konsentrasi mikro biologis, seperti karotenoid provitamin A,
seng, dan besi.
Karotenoid provitamin A wortel telah menunjukkan fungsi antiproliferatif, antiinflamasi, dan
efek antioksidan. biofortificants wortel lain seperti lycopene, anthocyanin, dan polyacetylenes juga
bioaktif, mungkin melalui manipulasi ekspresi gen. Bekerja sendirian, senyawa ini secara positif dapat
mempengaruhi kesehatan dan gizi, namun bila dikonsumsi secara bersamaan dari sumber makanan,
ada potensi untuk mengakibatkan interaksi bioaktivitas berkurang atau ditingkatkan.
Sumber makanan karotenoid provitamin A mengandung senyawa bioaktif yang dapat
memberikan manfaat kesehatan tambahan selain pemeliharaan status vitamin A yang memadai.
Biofortification wortel telah meningkatkan konsentrasi senyawa bioaktif, yaitu karotenoid dan
polifenol. Senyawa bioaktif dalam wortel berwarna, seperti-karoten, b-karoten, likopen, dan
antosianin, mungkin telah meningkatkan kapasitas antioksidan baik hati dengan bertindak sebagai
antioksidan langsung atau tidak langsung oleh tokoferol, yang lebih tinggi pada gerbil makan wortel
berwarna dari pada mereka diberi makan wortel putih dan dilengkapi dengan vitamin A. Hati adalah
salah satu organ paling metabolik aktif, akuntansi, 20% dari oksigen total yang dikonsumsi oleh tubuh
meskipun merupakan hanya 2 - 5% dari berat badan. Sebagai generator yang produktif spesies
oksigen reaktif, hati dapat mengambil manfaat dari dukungan antioksidan tambahan dari makanan
untuk melengkapi pertahanan endogen seperti superoksida dismutase, glutathione peroksidase, dan
enzim katalase. Kehadiran anthocyanin tidak mempengaruhi efisiensi konversi karotenoid provitamin
A menjadi vitamin A. Seluruh strategi foodbased memanfaatkan makanan fungsional seperti wortel
biofortified tumbuh dalam popularitas , karena mereka memiliki potensi untuk mencegah penyakit
kronis selain defisiensi mikronutrien dan harus, oleh karena itu, akan dipromosikan di kedua negara
berkembang dan dikembangkan.
Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat
yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama
udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik. Pada jurnal Pengaruh praktek pengolahan tradisional
isi total karotenoid, / 3-karoten, c-karoten dan aktivitas vitamin A dari sayuran Tanzania yang
dipilih telah dinyatakan bahwa praktek-praktek pengolahan tradisional dari penjemuran dan
penyimpanan dalam wadah ventilasi yang menghasilkan (p < 0,05) penurunan signifikan pada
konsentrasi total karotenoid, -karoten dan -karoten untuk semua sayuran. Pemudaran konvensional
dan memasak menghasilkan (p < 0,05) peningkatan signifikan pada konsentrasi karotenoid dalam
kacang tanah, kacang tunggak dan daun labu sementara dalam daun bayam dan ubi jalar, pengolahan
termal menghasilkan (p < 0,05) penurunan signifikan pada konsentrasi nutrisi ini. Pemucatan
mengakibatkan hilangnya provitamin A karotenoid dalam kentang daun bayam dan manis sedangkan
pada kacang tunggak, kacang tanah dan daun labu ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi nutrisi.
Meskipun kerugian PROVITAMIN A akibat pemucatan dalam beberapa sayuran, telah dilaporkan
untuk menjadi pretreatment penting ketika sayuran harus diproses oleh pengeringan dan disimpan.
Memasak meningkatkan konten PROVITAMIN A dalam kacang tunggak, kacang tanah dan daun
labu, sayuran dimasak merupakan sumber yang lebih baik dari provitamin A karotenoid dari bentuk
mentah.
Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan
nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin
A. Dalam tanaman terdapat beberapa jenis karoten, namun yang lebih banyak ditemui adalah -, -,
dan - karoten; mungkin juga terdapat kriptoxantin.
Dalam bahan makanan terdapat vitamin A dalam bentuk karoten sebagai ester dari vitamin A dan
sebagai vitamin A bebas. Keaktifan biologis karoten jauh lebih rendah dibandingkan dengan vitamin
A. Karena karoten merupakan sumber utama vitamin A bagi masyarakat di negara yang sedang
berkembang, maka absorbsi dan ketersediaan karoten perlu diketahui.
Sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyak mengandung
karoten. Ada hubungan langsung antara derajat kehijauan sayuran dengan kadar karoten. Semakin
hijau daun tersebut semakin tinggi kadar karotennya, sedang daun-daunan yang pucat seperti selada
dan kol miskin akan karoten. Wortel, ubi jalar, dan waluh kaya akan karoten.
Dari penelitian yang dilakukan terhadap orang-orang india pria didapat bahwa kisaran
kemampuan menyerap karoten yang berasal dari sayuran hanya 33%-58% atau rata-rata 50%. Tidak
semua karoten yang terserap tersebut akan diubah menjadi vitamin A. Kelompok FAO-WHO telah
mengadakan perhitungan bahwa separuh dari karoten yang terserap tersebut akan diubah menjadi
vitamin A, jadi kira-kira hanya 1/6 dari kandungan karoten dalam bahan makanan yang akhirnya akan
dimanfaatkan oleh tubuh.
Dalam menentukan kadar vitamin dalam bahan pangan perlu diperhatikan jumlah vitamin yang
aktif, atau keaktifan vitaminnya. Sebagai contoh keaktifan vitamin A (retinol) dalam bahan pangan
dinyatakan sebagai berikut :
Aktivitas retinol = g retinol +
karoten merupakan pro-vitamin A yang terdapat dalam tanaman hijau. Perubahan karoten
dalam tubuh terutama terjadi dalam mukosa dinding kecil manusia. Diperkirakan setiap 6g
karoten mempunyai aktivitas biologis 1 g retinol. Karena alasan tersebut, aktivitas vitamin A bahan
makanan biasanya dinyatakan sebagai ekuivalen retinol, yang dilakukan dengan cara menambahkan
kandungan retinol yang ada dengan 1/6 kandungan karoten.
Satuan takaran untuk vitamin A yang digunakan adalah international unit (IU) atauSatuan
Internasional (SI). Telah banyak disarankan agar satuan takaran itu diganti denganretinol
ekuivalen (RE), karena satuan ini lebih tepat serta dapat memberikan gambaran keadaan yang
sesungguhnya, termasuk pertimbangan masalah, penyerapan karoten, serta derajat konversinya
menjadi vitamin A.
1 RE = 1 g retinol (3,33 IU)
1 RE = 1 g -karoten (10 IU)
1 RE = 12 g karotenoid (10 IU)
Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan dalam hati, terutama dalam sel-sel parenkim,
yaitu dalam bentuk butir-butir lemak yang berisi campuran rantai-rantai ester retinil (retinil palmitat
(50%), retinin stearat, retinil oleat). Sebelum dilepaskan sebagai vitamin A, ester-ester tersebut
mengalami hidrolisis menjadi retinol. Di hati, vitamin A terdapat dalam bentuk retinol, tetapi dalam
darah retinol terikat dalam protein spesifik yang disebut retinol binding protein (RBP) dan diangkut
ke jaringan-jaringan tepi seperti mata, usus, serta kelenjar ludah.
Terlalu banyak konsumsi vitamin A dapat menyebabkan hipervitaminosis, suatu keadaan
keracunan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya konsumsi vitamin A, yaitu bila mengkonsumsi
75000-500000 SI (45-300 mg -karoten) setiap hari untuk jangka beberapa bulan.


SUMBER VITAMIN A
Vitamin A dapat diperoleh dari berbagai sumber, dan terdapat dalam dua macam bentuk,
yakni retinol dan beta-carotene. Retinol lazim disebut vitamin A yang sebenarnya, karena dapat
langsung dimanfaatkan oleh tubuh. Sumber retinol kebanyakan dari makanan hewani, seperti hati,
telur atau minyak ikan. Sementara beta-carotene disebut pro-vitamin A, karena harus diolah dulu oleh
tubuh, untuk menjadi retinol. Sumber beta-carotene kebanyakan berasal dari makanan nabati,
terutama yang berwarna oranye atau hijau tua seperti wortel, ubi dan mangga. Tubuh menyimpan
retinol maupun beta-carotene di dalam hati, dan mengambilnya dari tempat penimbunan tersebut, jika
tubuh membutuhkannya.
Sebagian besar vitamin A disimpan di hati. Salah satu bentuk dari vitamin A (retinal) merupakan
komponen dari fotoreseptor (sel-sel saraf yang peka terhadap cahaya) dalam retina mata. Bentuk lain
dari vitamin A (asam retinoat) berperan dalam menjaga kesehatan kulit, lapisan paru-paru, usus dan
saluran kemih.
Obat-obatan yang berhubungan dengan vitamin A (retinoid), digunakan untuk mengobati jerawat
yang parah dan masih dalam penelitian untuk mengobati jenis kanker tertentu.
There are various factors that effect the absorptionAda berbagai faktor yang mempengaruhi
penyerapanof vitamin A ie, type and amount of fat in the diet, vitamin Ayaitu, jenis dan jumlah
lemak dalam makanan,interfering substances in diet such as nitrites, amount campur zat dalam
makanan seperti nitrit, jumlahof zinc, protein, vitamin E and drugs (65). seng, protein, vitamin E dan
obat-obatan (65). Other factors Faktor laininclude respiratory, renal and intestinal disease of
man. termasuk, ginjal dan usus penyakit pernapasan manusia.
Vitamin A esters, after hydrolysis in small intestineMetabolism Vitamin A ester, setelah
hidrolisis dalam usus kecil(lumen) are converted into retinol. (Lumen) akan dikonversi menjadi
retinol. It is again esterified Hal ini lagi esterifikasiafter passes through the mucosal cell wall and is
stored setelah melewati dinding sel mukosa dan disimpanin the liver as retinyl esters. dalam hati
sebagai ester retinil.-Carotene is converted -Carotene merupakan dikonversiinto retinyl esters after
absorption, other carotenoids menjadi ester retinil setelah penyerapan, karotenoid lainare only
partially absorbed. hanya sebagian diserap. Such absorption is effectedpenyerapan tersebut
dipengaruhiby the presence of bile salt and lipases. oleh adanya garam empedu dan lipase. It may be
due Ini mungkin disebabkanto that vitamin A is a fat soluble vitamin, bile salt and vitamin A adalah
vitamin yang larut lemak, garam empedu danlipases also effecting the absorption of fat. lipase juga
mempengaruhi penyerapan lemak.
Vitamin A as fat soluble vitamin, is carried to theVitamin A sebagai vitamin larut lemak, dibawa
keliver with lipids as lipoproteins and chylomicrons in the hati dengan lipid sebagai lipoprotein dan
kilomikron dilymph. getah bening. Retinol leaves the liver in the form of retinolRetinol daun hati
dalam bentuk retinolbinding protein (RBP) and RBP complexes with serummengikat protein (RBP)
dan kompleks RBP dengan serumpre-albumin. pre-albumin. It is then circulated in the blood and
may Hal ini kemudian beredar dalam darah dan mungkin be removed from circulation by the
kidney.dihapus dari peredaran oleh ginjal. SufficientCukupamount of zinc and dietary protein are
essential for jumlah seng dan protein diet sangat penting untukproper mobilization of retinal. tepat
mobilisasi retina. Figure 4 shows the path-



KEKURANGAN VITAMIN A
Kekurangan vitamin A banyak ditemukan di beberapa daerah seperti Asia Tenggara, dimana padi
yang digiling menjadi beras (yang mengandung sedikit vitamin A) merupakan makanan pokok.
Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam menyerap lemak dan vitamin
yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya kekurangan vitamin A.
Penyakit tersebut adalah:
- Penyakit Seliak
- Fibrosa kistik
- Penyumbatan saluran empedu.
Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek yang sama.
Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja.
Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan
kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa menyebabkan kebutaan
yang menetap.
Malnutrisi pada masa kanak-kanan (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan
xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena kekurangan kalori
dan protein menghambat pengangkutan vitamin A. Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran
kemih bisa mengeras.
Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan meningkatkan
kemungkinan terkena infeksi. Beberapa penderita mengalami anemia. Pada kekurangan vitamin A,
kadar vitamin A dalam darah menurun sampai kurang dari 15 mikrogram/100 mL (kadar normal 20-
50 mikrogram/100 mL).
Kekurangan vitamin A diobati dengan pemberian vitamin A tambahan sebanyak 20 kali dosis
harian yang dianjurkan selama 3 hari. Lalu diikuti dengan pemberian sebanyak 3 kali dosis harian
yang dianjurkan selama 1 bulan. Setelah itu diharapkan semua gejala sudah hilang.
Penderita yang gejala-gejalanya tidak hilang dalam 2 bulan setelah pengobatan, harus segera
dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan adanya malnutrisi.
Di beberapa daerah (Kamboja), sampai dengan 8% dari wanita mengalami kebutaan malam
disebabkan oleh kekurangan vitamin A selama kehamilan. Kebutaan malam adalah ujung dari
gunung es, yang menunjukkan bahwa banyak proporsi yang lebih besar dari populasi menderita dari
sub-klinis kekurangan vitamin A (Underwood, 2004). Penyebab utama dari tingginya prevalensi
mikronutrien kekurangan gizi, termasuk kekurangan vitamin A, yang miskin kualitas gizi makanan,
karena kurangnya keanekaragaman dan rendah asupan makanan sumber hewani.

KELEBIHAN VITAMIN A
Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan keracunanan, baik itu terjadi pada satu kali pemberian
(keracunan akut) ataupun dalam jangka waktu lama (keracunan kronis). Selain itu,asupan vitamin A
yang berlebihan dapat mengakibatkan Hypervitaminosis A dan suplemen vitamin A dapat memiliki
efek samping, terutama jika jumlah berlebihan diberikan keliru.
Keracunan Akut
Penjelajah Kutub Utara mengalami ngantuk, mudah tersinggung, sakit kepala dan muntah dalam
beberapa jam setelah memakan hati beruang kutub atau hati anjing laut, yang banyak mengandung
vitamin A.
Tablet yang mengandung vitamin A sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan, yang
digunakan untuk pencegahan dan meringankan penyakit kulit, kadang menyebabkan gejala serupa,
bahkan jika diminum sesuai petunjuk.
Keracunan Kronis
Keracunan kronis pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa biasanya merupakan akibat
mengkonsumsi vitamin A dosis besar (10 kali dosis harian yang dianjurkan) selama berbulan-bulan.
Keracunan vitamin A dapat terjadi pada bayi dalam beberapa minggu.
Gejala awal dari keracunan kronis adalah:
- rambut yang jarang dan kasar
- kerontokan pada sebagian bulu mata
- bibir yang pecah-pecah
- kulit yang kering dan kasar.
- Sakit kepala hebat, peningkatan tekanan dalam otak dan kelemahan umum terjadi kemudian.
- Pertumbuhan tulang dan nyeri sendi sering terjadi, terutama pada anak-anak.
- Hati dan limfa dapat membesar.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi isotretinoin (vitamin A buatan yang digunakan
untuk mengobati kelainan kulit) selama kehamilan bisa memiliki cacat lahir.
Diagnosa keracunan vitamin A ditegakkan berdasarkan gejala dan tingginya kadar vitamin A dalam
darah. Gejala akan menghilang dalam 4 minggu setelah penghentikan pemakaian vitamin A
tambahan.
Beta-karoten terdapat dalam sayuran seperti wortel, diubah secara perlahan oleh tubuh menjadi
vitamin A dan dapat dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa menyebabkan keracunan.
Walaupun kulit akan berubah menjadi kuning tua (karotenosis), terutama kulit di telapak tangan dan
telapak kaki, tetapi tidak menimbulkan efek samping lainnya.
High dose of vitamin A may be toxic and hypercal-Dosis tinggi vitamin A mungkin beracun dan
hypercal-caemia (194-198) has been reported.caemia (194-198) telah
dilaporkan. Hypervitaminosis Hypervitaminosismay results in cartilage destruction, bone lesions,
hem- mungkin mengakibatkan kerusakan tulang rawan, lesi tulang, ujung-orrhages in the spleen,
bladder and pectoral muscles orrhages di kandung kemih, limpa dan otot-otot dadaand congenital
malformation (199-203). dan kelainan bawaan (199-203). In 16th centuryPada abad ke-16it was
recognized that eating polar bear liver (3,900- itu diakui bahwa makan hati beruang kutub (3.9005,400
RE/g) is toxic and causes irritability, headaches,-5.400 RE / g) adalah beracun dan menyebabkan
iritasi, sakit kepala,vomiting and drowsiness (193). muntah dan mengantuk (193). The adverse effect
ofDampak buruk darihigh dose of vitamin A are usually related with total dosis tinggi vitamin A
biasanya terkait dengan totalserum vitamin A levels that exceed 1500 g/g tissue serum vitamin A
level yang melebihi 1500 mg / g jaringanand liver storage of retinol or its esters at levels which dan
hati menyimpan retinol atau esternya pada tingkat yangexceed 3000 g/g tissue, a value that is some
ten melebihi 3000 mg / g jaringan, sebuah nilai yang sepuluhtimes the normal concentration
(204). kali konsentrasi normal (204).
ISOLASI VITAMIN A
Isolasi vitamin A dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Ekstraksi
Contoh : pada jurnal Ascorbic acid, vitamin A, and mineral composition of banana(Musa sp.) and
papaya (Carica papaya) cultivars grown in Hawaii yaitu disebutkan sampel Pisang dan karotenoid
pepayawere extracted under low light and cold temperatures. diekstraksi di bawah cahaya rendah dan
suhu dingin.
2. Ekstraksi dengan metode Petterson & Johnson
Contoh : pada jurnal Effect Of Traditional Open Sun-Driying and Solar Cabinet Driying on Carotene
Content and Vitamin A Activity of Green Leavy Vegetables

ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN A
Analisis kandungan vitamin A dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. HPLC
Contoh : HPLC digunakan untuk memisahkan dan mengukur provitaminA pigments (b-carotene, a-
carotene, and b-cryptoxanthin), Sebuah pigmen (-karoten, -karoten, dan -cryptoxanthin),as well as
lycopene and lutein. serta lycopene dan lutein.
2. HPLC fase terbalik
Digunakan methyl-t-buthyl ether: methanol: air (56: 40: 4) seb\agai fase diam dan detector UV-Vis
ssebagai detektornya.
Contoh : pada jurnal Effect Of Traditional Open Sun-Driying and Solar Cabinet Driying on Carotene
Content and Vitamin A Activity of Green Leavy Vegetables

Pengaruh praktek pengolahan tradisional isi total karotenoid, / 3-karoten, c-karoten dan
aktivitas vitamin A dari sayuran Tanzania yang dipilih

-karoten, / provitamin -karoten dan total karotenoid provitamin A dan pengaruh praktik
pengolahan tradisional pada retensi PROVITAMIN ini dipelajari dengan menggunakan bayam,
kacang tunggak, kacang tanah, labu dan daun ubi jalar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kandungan total karotenoid,-karoten dan -karoten berada di kisaran 26,79-44,74 mg, 4,16-19,12
mg, dan 0,99-10,26 mg per 100 g sayuran kering, masing-masing. Aktivitas vitamin A 4,042; 3,124;
0,829; 2,025 dan 1,581 mg RE per 100 g bayam kering, kacang tunggak, kacang tanah, labu dan daun
ubi jalar, masing-masing. Praktek-praktek pengolahan tradisional dari penjemuran dan penyimpanan
dalam wadah ventilasi yang menghasilkan (p <0,05) penurunan signifikan pada konsentrasi total
karotenoid, -karoten dan -karoten untuk semua sayuran.
Pemudaran Konvensional dan memasak menghasilkan (p <0,05) peningkatan signifikan pada
konsentrasi karotenoid dalam kacang tanah, kacang tunggak dan daun labu sementara dalam daun
bayam dan ubi jalar, pengolahan termal menghasilkan (p <0,05) penurunan signifikan pada
konsentrasi nutrisi ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayam kering, kacang tunggak, kacang tanah, labu dan
ubi jalar daun mengandung konsentrasi tinggi dari provitamin A karotenoid. Berdasarkan aktivitas
vitamin A (mg RE), suatu asupan 100 gram kacang tunggak kering, mentah atau dimasak bayam,
kacang tanah, labu atau ubi jalar hijau dapat menyediakan jumlah yang cukup asupan harian yang
direkomendasikan (RDI) untuk vitamin A untuk kedua anak-anak dan orang dewasa. Namun, praktek-
praktek pengolahan tradisional mengeringkan sayuran hijau dengan matahari dan menyimpan daun
kering dalam kemasan berventilasi pada temperatur ambien mengakibatkan kerugian parah
PROVITAMIN A.
Mengenai efisiensi retensi provitamin A dan stabilitas penyimpanan, naungan pengeringan dan
penyimpanan sayuran dalam kemasan kedap udara umumnya lebih efektif daripada pengeringan
matahari terbuka dan penyimpanan kontainer berventilasi. Pemucatan mengakibatkan hilangnya
provitamin A karotenoid dalam kentang daun bayam dan manis sedangkan pada kacang tunggak,
kacang tanah dan daun labu ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi nutrisi. Meskipun kerugian
PROVITAMIN A akibat pemucatan dalam beberapa sayuran, telah dilaporkan untuk menjadi
pretreatment penting ketika sayuran harus diproses oleh pengeringan dan disimpan. Memasak
meningkatkan konten PROVITAMIN A dalam kacang tunggak, kacang tanah dan daun labu, sayuran
dimasak merupakan sumber yang lebih baik dari provitamin A karotenoid dari bentuk mentah.

Biofortified Carrot Intake Enhances Liver Antioxidant Capacity and Vitamin A Status in
Mongolian Gerbils

Karotenoid provitamin A merupakan sebuah sumber vital dari vitamin A untuk banyak populasi
dunia. Menggunakan model provitamin Gerbil Mongolia (Meriones unguiculatus). Biokonversi
karotenoid menjadi vitamin A, kami telah menunjukkan dengan konsisten bahwa asupan sederhana
dari provitamin A dari sumber-sumber tumbuhan dapat cukup mempertahankan/ memelihara keadaan
vitamin.
Asupan vitamin A yang berlebihan dapat mengakibatkan Hypervitaminosis A dan suplemen
vitamin A dapat memiliki efek samping, terutama jika jumlah berlebihan diberikan keliru. Selain itu,
tanaman sumber karotenoid provitamin A biasanya mengandung senyawa bioaktif tambahan dengan
manfaat kesehatan putatif. Beberapa yang terbaik ditandai dan paling banyak dipelajari yaitu
karotenoid dan polifenol yang ada pada wortel berbagai warna. Selain karotenoid provitamin A dan
senyawa fenolik yang ditemukan di jenis wortel oranye, wortel varietas ungu mengandung
anthocyanins, sedangkan varietas merah mengandung lycopene dan konsentrasi dari fiitokimia ini
telah meningkat secara dramatis dalam wortel sebagai hasil dari upaya biofortification untuk
meningkatkan kualitas gizi. Biofortification melibatkan pembiakan selektif tanaman pangan untuk
meningkatkan konsentrasi mikro biologis, seperti karotenoid provitamin A, seng, dan besi.
Karotenoid provitamin A wortel telah menunjukkan fungsi antiproliferatif, antiinflamasi, dan
efek antioksidan. biofortificants wortel lain seperti lycopene, anthocyanin, dan polyacetylenes juga
bioaktif, mungkin melalui manipulasi ekspresi gen. Bekerja sendirian, senyawa ini secara positif dapat
mempengaruhi kesehatan dan gizi, namun bila dikonsumsi secara bersamaan dari sumber makanan,
ada potensi untuk mengakibatkan interaksi bioaktivitas berkurang atau ditingkatkan.
Sumber makanan karotenoid provitamin A mengandung senyawa bioaktif yang dapat
memberikan manfaat kesehatan tambahan selain pemeliharaan status vitamin A yang memadai.
Biofortification wortel telah meningkatkan konsentrasi senyawa bioaktif, yaitu karotenoid dan
polifenol. Senyawa bioaktif dalam wortel berwarna, seperti-karoten, b-karoten, likopen, dan
antosianin, mungkin telah meningkatkan kapasitas antioksidan baik hati dengan bertindak sebagai
antioksidan langsung atau tidak langsung oleh tokoferol, yang lebih tinggi pada gerbil makan wortel
berwarna dari pada mereka diberi makan wortel putih dan dilengkapi dengan vitamin A. Hati adalah
salah satu organ paling metabolik aktif, akuntansi, 20% dari oksigen total yang dikonsumsi oleh tubuh
meskipun merupakan hanya 2 - 5% dari berat badan. Sebagai generator yang produktif spesies
oksigen reaktif, hati dapat mengambil manfaat dari dukungan antioksidan tambahan dari makanan
untuk melengkapi pertahanan endogen seperti superoksida dismutase, glutathione peroksidase, dan
enzim katalase. Kehadiran anthocyanin tidak mempengaruhi efisiensi konversi karotenoid provitamin
A menjadi vitamin A. Seluruh strategi foodbased memanfaatkan makanan fungsional seperti wortel
biofortified tumbuh dalam popularitas , karena mereka memiliki potensi untuk mencegah penyakit
kronis selain defisiensi mikronutrien dan harus, oleh karena itu, akan dipromosikan di kedua negara
berkembang dan dikembangkan.

Ikan air tawar sebagai sumber makanan dari vitamin A di Kamboja

Kekurangan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat di kalangan anak-anak dan
perempuan. Umumnya spesies ikan Kamboja, disampel dan diskrining untuk menentukan kandungan
vitamin A. Kandungan senyawa aktif vitamin A pada ikan tawar kamboja (semua trans-retinol, semua
trans-dehydroretinol, 13-cis retinol, 13-cis dehydroretinol dan -karoten) yang ditentukan oleh HPLC
(high-performance liquid chromatography) dalam sampel bahan baku, seluruh ikan dari 29 spesies
mentah, bagian yang dapat dimakan hanya dari 24 spesies. Mereplikasi sampel yang dianalisis di
tujuh spesies yang dipilih. Dua spesies, Parachela siamensis dan Rasbora tornieri memiliki kandungan
vitamin A yang sangat tinggi > 1500 RAE/100 g baku, ikan utuh, dan enam spesies (Barbodes Altus,
Barbodes gonionatus, Dermogenys pusilla, Puntioplites proctozysron dan Thynnichthys thynnoides )
mempunyai kadar tinggi 500-1500 RAE/100 g baku, ikan utuh. Dua spesies, Puntioplites
proctozysron dan Thynnichthys thynnoides memiliki vitamin A isi baku, bagian yang dapat dimakan,
setelah memanfaatkan kebiasaan membersihkan secara tradisional. (RAE: Jumlah vitamin A senyawa
aktif dalam makanan dinyatakan sebagai aktivitas setara retinol (RAE),
didefinisikan sebagai bioefficacy relatif terhadap semua-trans-retinol [West, C. E., & Eilander, A.
(2002). Konsekuensi dari perkiraan perbaikan karotenoid bioefficacy untuk kontrol kekurangan
vitamin A di negara-negara berkembang. Journal of Nutrition, 132, 2920S-2926S]. Dehydroretinoids
(vitamin A2) tidak dikonversi ke semua trans-retinol tetapi memiliki fungsi metabolisme yang sama.
Dalam paper ini, RAE mengacu pada bioefficacy fungsional seperti yang didefinisikan oleh Brouwer
et al. [Brouwer, I. A., Dusseldorp, M. V., West, C. E., & Steegers-Theunissen, R. P. M. (2001).
Bioavailabilitas dan bioefficacy folat dan asam folat dalam manusia. Nutrition Research Review, 14,
267-293]).

Measles Related Compliations and The Role of Vitamin A Supplementation

Cacar air dihubungkan dengan tingginya angka komplikasi dan berperan pada bagian utama
dengan keadaan yang tidak sehat dan kemungkinan kematian pada masa kanak-kanak. Peran dari vit
A supplementation dalam pengaturan masalah cacar air dan pencegahan komplikasi masih dimengerti
secara parsial dan tidak didukung penuh oleh data epidemiological. Makalah ini menganalisa
kemungkinan peran dari vitamin A supplementation dalam pencegahan yang berhubungan dengan
komplikasi cacar air dan kematian.
Dengan menggunakan metode penelitian silang daerah setempat dilaksanakan selama
penjangkitan cacar air di Shivpuri, India. Suatu total populasi 193.000 telah didata dengan kunjungan
dari rumah ke rumah dan para pemerhati menyatakan jumlah keseluruhan 1204 kasus cacar, termasuk
214 kasus dengan komplikasi, diwawancarai dengan menggunakan jadwal wawancara semi struktur.
Analisis data dilakukan dengan mnggunakan info Epi.
Laju serangannya adalah 6,7% dan laju komplikasi pada 17,8% ditemukan pada penelitian ini.
Pemenuhan dengan vaksin cacar air dengan rutin dan vitamin A supplementation adalah 18,3% an
28,9% berturut-turut. Pengendalian kasus cacar air sangat rendah yaitu dengan hanya 15,8% kasus
menerima dosis terapetik dari vit. A. Keduanya , laju komplikasi dan laju kematian telah meningkat
diantara anak-anak yang tidak menerima vit. A supplementation dalam 6 bulan sebelumnya (p<0.05).
Vaksin cacar air juga ditemukan untuk mempunyai efek pencegahan pada pengembangan komplikasi
(p<0.05).
Kesimpulannya adalah dengan memberikan vitamin A supplementation secara rutin dan
vaksinasi cacar secara rutin dapat mengurangi peluang dari komplikasi diantara kasus-kasus cacar air.
Peran VAS menjadi lebih penting ketika masalah pengendalian sangat rendah.




DAFTAR PUSTAKA
http://organisasi.org/pengertian_dan_definisi_vitamin_fungsi_guna_sumber_akibat_kekurangan_mac
am_dan_jenis_vitamin
http://www.hanyawanita.com/_health/article.php?article_id=5006
http://www.indonesiaindonesia.com/f/10972-kekurangan-kelebihan-vitamin/
Journal Food Chemistry 103 (2007) 1104-1111, www.sciencedirect.com
Journal of Food Composition and Analysis 19 (2006) 434445
Journal of Islamic Academy of Sciences 7:4, 221-236, 1994
Ashok, Mishra. 2008. Measles Related Complications and the Role of Vitamin A Supplementation.
Indian Journal o Pediatrics. Volume 75

G. Mulokozi. 2003. Effect of Traditional Open Sun-Drying and Solar Cabinet Drying on Carotene
Content and Vitamin A Activity of Green Leafy Vegetables . Plant Foods for Human Nutrition 58: 1
15

T.C, Mosha. 1997. Effect of Traditional Processing Practices on the Content of Total
Carotenoid,/3-Carotene, C -Carotene And Vitamin A Activity of Selected Tanzanian Vegetables .
Plant Foods for Human Nutrition 50: 189-201

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

You might also like