Professional Documents
Culture Documents
Tabel data Pembentukan Entalpi Standar
Misalnya, tentukan H reaksi pembakaran C
2
H
6
jika diketahui:
H
f
C
2
H
6
= -84,7 kJ mol
-1
,
H
f
CO
2
= -393,5 kJ mol
-1
,
H
f
H
2
O = -285,8 kJ
mol
-1
Penyelesaian :
()
()
()
()
()] [
()
()]
= [2.(-393,5) + 3.(-285,8)] [-84,7 + 0] = -1559,7 kJ
Jadi, H pembakaran C
2
H
6
adalah -1559,7 kJ (Poppy,2009 : 57).
4. Energi Ikatan
Kalor reaksi juga dapat diperkirakan dari data energi ikatan pereaksi dan hasil
reaksi. Energi ikatan adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan anatar dua atom dalam senyawa. Data ini dipakai untuk menghitung energi
pengatoman senyawa (H atom), yaitu eneri yang diperlukan untuk memutuskan
semua ikatan dalam senyawa (dalam keadaan gas) menjadi atom-atomnya.
Tabel data energi ikatan
Misalnya : dengan menggunakan harga energi ikatan, hitunglah H reaksi:
()
()
() ()
Penyelesaian :
H Cl
H C H + 4Cl Cl Cl C Cl + 4H Cl
H Cl
Energi ikatan yang diputuskan: Energi ikatan yang dibentuk :
4C H = 4.415 = 1660 kJ 4C Cl = 4.330 = 1320 kJ
4Cl Cl = 4.243 = 972 kJ 4H Cl = 4.432 = 1728 kJ
2632 kJ 3048 kJ
H reaksi = 2632 kJ 3048 kJ
= -416 kJ (Poppy,2009 : 62).
Jika zat yang terlibat dalam reaksi berupa unsur bebas, maka dipakai data
energi pengatoman unsur (H atom). Energi pengatoman unsur adalah energi
yang dieperlukan untuk memutuskan ikatan antar atom dalam unsur (dalam suhu
kamar) sehingga menjadi atom-atom bebas.
+
+
Atom H atom
(kJ/mol)
Atom H atom
(kJ/mol)
Li
Br
O
N
C
H
161
112
249
473
715
218
F
Na
S
Cl
Br
I
79,1
108
454
121
112
107
Contoh energi pengatoman hidrogen, boron, dan karbon berikut ini:
() ()
() ()
() ()
Proses pengatoman bersifat endotermik karena diperlukan energi untuk
memutus ikatan. Dalam reaksi terjadi pemutusan ikatan pereaksi dan pembentukan
ikatan hasil reaksi. Dengan kata lain, pengatoman pereaksi membutuhkan energi,
sedangkan pembentukan hasil reaksi melepaskan energi. Energi pengatoman
pereaksi sama dengan energi yang dibutuhkan, dan energi pengatoman hasil reaksi
sama dengan energi yang dilepaskan. Oleh sebab itu, kalor reaksi (H) adalah
perbedaan energi yang dibutuhkan dengan yang dilepaskan (Syukri,1999).
H =energi pengatoman pereaksi energi pengatoman hasil reaksi
Contoh : tentukan kalor reaksi
C
2
H
4
(g) + H
2
(g) C
2
H6(g) H=?
Jawab:
Reaksi dengan struktur molekulnya adalah
H H
H C C H (g) + H
2
(g) H C C H (g)
H H H H
Energi ikatan yang diputuskan: Energi ikatan yang dibentuk :
4(C H) = 4.415 = 1660 kJ 6(C H) = 6.415 = 2490 kJ
1(C = C) = 1.611 = 611 kJ 1(C C) = 1.345 = 345 kJ
2H = 2.216 = 432 kJ 2835 kJ
2703 kJ
H reaksi =2703kJ 2835 kJ
= - 132 kJ (Syukri,1999:93).
D. Kalor Pembakaran Berbagai Bahan Bakar
Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah
pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas
alam, minyak bumi dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan sisa
organisme, baik tumbuhan ataupun hewan dan pembentukannya memerlukan waktu
jutaaan tahun (Purba,2006).
Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa hidrokarbon. Gas alam terdiri atas
alkana suku rendah terutama metana dan sedikit etana, propana dan butane. Seluruh
senyawa itu merupakan gas yang tidak berbau. Oleh karena itu, ke dalam gas alam
ditambahkan suatu zat yang berbau tidak sedap, yaitu merkaptan sehingga dapat
diketahui jika ada kebocoran. Gas alam dari beberapa sumber mengandung hydrogen
(H
2
S), suatu kontaminan yang harus disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai
bahan bakar karena dapat mencemari udara. Beberapa sumur gas juga mengandung
helium (Purba,2006).
+
+
Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan jenis senyawa, terutama
alkana, dari metana hingga yang memiliki atom karbon mencapai lima puluhan. Dari
minyak bumi diperolah bahan bakar LPG (liquefied petroleum gas), bensin, minyak
tanah, kerosin, solar, dan lain-lain. Pemisahan komponennya dilakukan dengan
destilasi bertingkat. Adapun batu bara adalah bahan bakar padat, yang terutama terdiri
atas hidrokarbon suku tinggi. Batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa
dari oksigen, nitrogen dan belerang (Purba,2006)..
Bahan bakar fosil terutama minyak bumi telah digunakan dengan laju yang jauh
lebih cepat daripada proses pembentukannya. Sehingga persediannya semakin
menipis dan tidak lama lagi akan habis. Untuk menghemat penggunaannya dan untuk
mempersiapkan bahan bakar pengganti, telah dikembangkan berbagai bahan bakar
lain, missal gas sintesis (sin-gas) dan hydrogen (Purba,2006).
Gas sintesis diperoleh dari gasfikasi batu bara. Batu bara sebenarnya adalah
bahan bakar fosil yang paling melimpah yaitu sekitar 90% dari cadangan bahan bakar
fosil. Akan tetapi penggunaan batu bara menimbulkan berbagai masalah, antara lain
karena pembakaran batu bara menimbulkan polusi udara yang lebih hebat. Disamping
itu juga ada keterbatasan dalam penggunannya karena bentuknya yang padat. Oleh
karena itu para ahli berupaya mengubahnya menjadi gas sehingga penggunaannya
lebih luwes dan bersih(Purba,2006).
Batu bara + Uap air
Batu bara H
2
+ C + CH
4
C + H
2
O CO + H
2
C + 2H
2
CH
4
CO + H
2
O CO
2
+ H
2
C, CO, CO
2
Pengotor lain seperti senyawa belerang
3H
2
+ CO
Katalis
CH
4
+ H
2
O
CH
4
Pemisahan pengotor, CO
2
dan H
2
O
H
2
CH
4
CO
Pemanasan
Pemisahan
Gambar : Proses gasfikasi batu bara untuk membuat gas sintesis (sin-gas)
Gasnifikasin batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas dengan
uap air panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO, H
2
, dan CH
4
. Proses
selanjutnya memperbanyak kadar gas metana. Bahan bakar sintesis lain yang juga
banyak dipertimbangkan adalah hydrogen. Hidrogen cair bersama-sama dengan
oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulak-alik sebagai bahan bakar roket
pendorongnya. Pembakaran hydrogen sama sekali tidak member dampak negative
pada lingkungan karena hasil pembakarannya adalah air. Hidrogen dibuat dari air
melalui reaksi endoterm berikut (Purba,2006).
2H
2
O(l) 2H
2
(g) + O
2
(g) H
0
= 572 kJ
Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal dari bahan
bakar fosil, maka hydrogen bukanlah bahan bakar yang komersial. Tetapi saat ini
sedang dikembangkan penggunaan energy nuklir atau energy surya. Matahari
sebenarnya adalah sumber energy terbesar bumi, tetapi teknologi pengguanaan energi
surya belumlah komersial. Salah satu kemungkinan penggunaan energy surya adalah
menggunakan tanaman yang dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian diperoleh
dengan membakar tumbuhan itu. Dewasa ini, penggunaan energy surya yang cukup
komersial adalah untuk pemanasan air rumah tangga (Purba,2006).
Nilai kalor dari berbagai jenis bahan bakar sebagai berikut.
Jenis Bahan Bakar Komposisi (%) Nilai Kalor
(kJ/g) C H O
Gas alam
Batu bara (antrasit)
Batu bara (bituminous)
Minyak mentah
Bensin
Arang
Kayu
Hidrogen
70
82
77
85
85
100
50
0
23
1
5
12
15
0
6
100
0
2
7
0
0
0
44
0
49
31
32
45
48
34
18
142
Contoh:
Pembakaran dalam mesin kendaraan atau dalam industri umumnya berlangsung tidak
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil)
membentuk karbon dioksida dan uap air. Pemabakaran tidak sempurna isooktana
mengahasilkan karbon dioksida dan air.
C
8
H
18
(l) + 12O
2
(g) 8CO
2
(g) + 9H
2
O(g) H = -5.460 kJ
Pembakaran tak sempurna isooktana menghasilkan karbon dioksida dan air. Semakin
tak sempurna pembakaran, semakin banyak karbon monoksida yang dihasilkan.
Selain itu, pada pembakaran tak sempurna mungkin saja sebagian dari hidrokarbon
(bahan bakar) tidak terbakar atau menghasilkan partikel karbon (yang merupakan
komponen asap). Berikut beberapa kemungkinan pembakaran tak sempurna
isooktana.
C
8
H
18
(l) + 12O
2
(g) 7CO
2
(g) + CO(g) + 9H
2
O(g) H = -5.170,2 kJ
C
8
H
18
(l) + 11O
2
(g) 6CO
2
(g) + 2CO(g) + 9H
2
O(g) H = -4.887,2 kJ
C
8
H
18
(l) + 8O
2
(g) 8CO
2
(g) + 2CO(g) + 9H
2
O(g) H = -2.924,4 kJ
Seperti terlihat dari contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar.
Kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon
monoksida (CO) yang bersifat racun, oleh karena itu akan mencemari udara
(Purba,2006).
E. Soal dan Pembahasan
1. 10 g NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi 150 g air. Jika kalor
jenis air 4,2 J/g C dan selisih suhu sebelum dan sesudah reaksi 5 C, maka
hitunglah:
a. Kalor pelarutan NaOH, bila jumlah kalor dari kalorimeter diabaikan.
b. Kalor pelarutan NaOH, bila menggunakan bejana aluminium dan tanpa
mengabaikan banyaknya kalor dari kalorimeter (kapasitas kalor dari
kalorimeter = 9,1 kJ/ C)
Penyelesaian:
Diketahui : Massa NaOH = 10 g
Massa H2O = 150 g
Massa larutan = 160 g
c = 4,2 J/g C
C = 9,1 kJ/ C
T = 5 C
Ditanyakan : q...?
Jawab :
a. Bila kalor dari kalorimeter diabaikan, maka:
q = m c T
= 160 g x 4,2 J/g C x 5 C = 3360 J
Jadi, kalor pelarutan NaOH adalah 3360 J.
b. q = q larutan NaOH q kalorimeter.
Karena dalam pelarutan NaOH terjadi kenaikan suhu, maka sistem melepaskan
kalor. Oleh karena itu, tanda untuk larutan NaOH negatif, sehingga:
q = - (q larutan + q kalorimeter)
= - (m c T larutan + C T kalorimeter)
= -((160 g 4,2 J/g C 5 C) + (9,1 kJ/ C 5 C))
= 3360 J + 45500 J
= 48860 J
Jadi, kalor pelaruan NaOH adalah 48860 J
2. Diketahui:
CO
2
(g) + 2SO
2
(g) CS
2
(g)+3O
2
(g) H=+1.110 kJ
C(s)+O
2
(g) CO
2
(g) H= -394kJ
S(s) + O
2
(g) SO
2(
g) H = -297 kJ
Berapa nilai H reaksi pembentukan CS
2
(g) ?
Penyelesaian:
CO
2
(g) + 2SO
2
(g) CS
2
(g)+3O
2
(g) H=+1.110 kJ
C(s)+O
2
(g) CO
2
(g) H= -394kJ
2S (s) + 2O
2
(g) 2SO
2
(g) H = -594 kJ
C(s) + 2S(s) CS
2
(g) H= +122 kJ
3. Tentukan nilai H
2
untuk persamaan reaksi termokimia dalam siklus sebagai
berikut:
+
Reaksi a H
1
= -650 kJ
2P(s) + 3Cl
2
(g) 2PCl
3
(l)
Reaksi b
H
2
= -574 kJ H
3
= ?
2PCl
3
(g)
Penyelesaian :
Hr a = Hr b
H1 = H2 +H3
-640 kJ = -574 kJ +H3
H3 = -66 kJ
Jadi, nilai H3 pada reaksi pembentukan 2PCl3(g) adalah -66 kJ.
4. Entalpi pembakaran asetilena C
2
H
2
adalah -1300 kJ/mol. Jika entalpi
pembentukan CO
2
dan H
2
O masing-masing -395 dan -285 Kj, maka berapakah
entalpi pembentukan asetilena ?
Penyelesaian:
Persamaan reaksi :
C
2
H
2 (g)
+ 5/2 O
2
(g) 2 CO
2 (g)
+ H
2
O(l)
H reaksi = H
f
hasil reaksi H
f
pereaksi
-1300 = {2(-395) + (-285)}- (H
f
C
2
H
2
)
H
f
C
2
H
2
= +225 kJ
5. Hitunglah entalpi pembakaran metanol menjadi formaldehid dengan reaksi berikut :
()
() ()
()
Diketahui energi ikatan rata-rata dari CH = 415 kJ
CO = 356 kJ
OH = 463 kJ
O=O = 498,3 kJ
C=O = 724 kJ
Penyelesaian :
H
H C O H + 1/2O O H C O + H O H
H H
Energi ikatan yang diputuskan: Energi ikatan yang dibentuk :
3C H = 3.415 = 1245 kJ 2C H = 2.415 = 830 kJ
1C O = 1.356 = 356 kJ 1C = O = 1.724 = 724 kJ
1O H = 1.463 = 463 kJ 2O H = 2.463 = 926 kJ
O O = .498 = 249 kJ 2480 kJ
2313 kJ
H reaksi = 2313 kJ 2480 kJ
= -167 kJ
Jadi entalpi pembakaran metanol adalah -167 kJ.
+
+
KESIMPULAN
Pada tekanan tetap kalor yang dberikan sama dengan perubahan dalam sifat
termodinamika yang lain dari sistem yaitu entalpi (H). Entalpi hanya bergantung pada
keadaan sistem, sehingga entalpi merupakan fungsi keadaan yang hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir, tidak bergantung pada jalan yang dilalui sistem. Sehingga, entalpi
tidak dapat diketahui, kita hanya dapat mengetahui perubahnnya saja (H).
Cara untuk mengukur H adalah dengan mengukur perubahan energi dalam dengan
kalorimetr bom, kemudian mengubah nilai U menjadi H. Untuk mengetahui kalor reaksi
yang reaksinya tidak terjadi H dapat ditentukan dengan cara pendekatan tidak langsung,
yang didasarkan pada hukum penjumlahan kalor (Hukum Hess) yang menyatakan bahwa
kalor yang menyertai suatu reaksi tidak bergantung pada jalan yang ditempuh, tetapi hanya
pada keadaan awal dan keadaan akhir. Selain itu dapat juga dengan menggunakan data
entalpi pembentukan standar dan data energi ikatan.
Penerapan entalpi dalam bidang industri ialah pengembangan berbagai bahan bakar
pengganti bahan bakar fosil, misalnya gas sintesis (sin-gas) dan hidrogen.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W.(1996).Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga.
Herliani, An an dan Teni Rodiani.(2011).Aplikasi Entalpi dan Perubahannya.Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.
Poppy, Siti.(2009).Kimia 2 : Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan.
Premono, Shidiq.(2009).Kimia SMA/MA Kelas XI.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan.
Purba, Michael.(2006).Kimia SMA untuk Kelas XI. Jakarta:Erlangga.
Syukri, S.(1999).Kimia Dasar Jilid 1.Bandung:ITB Press.