Dengue hemoragik (demam berdarah dengue) adalah infeksi akut yang di sebab kan oleh virusdengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot,nyeri sendi ,ruam , trombositopenia,dan testis hemoragik (Aru,2009:108)
-Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam group arboviruses - Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari (Sumarmo, 1998). - Penyebab DHF adalah virus dengue. Di indonesia virus tersebut sampai sekarang telah di isolasi menjadi 4 senotipe virus dengue yaitu dengue 1,2,3,&4. Manifestasi Klinis Demam Demam akut dengan gejala yang tidak spesifik, anoreksi, lemah, nyeripunggung, nyeri tulang sendi dan kepala. Biasanya berlangsung 2-7 hari. Perdarahan Manifestasi perdarahan pada umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam. Bentuk perdarahan dapat berupa : uji torniquet positif. Ptekiae, purpura, ekimosis, epitaksis dan perdarahan gusi, hematemesis melena. Uji torniquet positif bila terdapat lebih dari 20 ptekiae dalam diameter 2,8 cm. Hepatomegali Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus. Renjatan ( Syok ) Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada hari ke-3 dan ke-7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau pada periode demam biasanya mempunyai prognosa buruk.
Patofisiologi Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi ,hemodinamik & Biokimia DHF belum di ketaui secara pasti ,namun perubahan fisiologis ya muncul adalah meningkatnya permeobilitas di pembuluh darah ,menurunya volume plasma , serta terjadi hipotensi ,trombositopeni & terjadi syok . pada kasus berat renjatan terjadi secara akut dan nilai Hb meningkat bersamaan dengan menghilang nya plasma melalui endoten didalam pembuluh darah. Ada dugaan bahwa renjatan ini terjadi akibat kebocoran plasma ke daerah vaskular melalui kapiler yang rusak , sehingga mengakibatkan volume plasma menurun hematokrit meningkat. Trombositopeni yg hebat , gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi koagulasi merupakan penyebab utama terjadinya pendarahan MANIFESTASI KLINIS
Demam Demam akut dengan gejala yang tidak spesifik, anoreksi, lemah, nyeri punggung, nyeri tulang sendi dan kepala. Biasanya berlangsung 2-7 hari. Perdarahan Manifestasi perdarahan pada umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam. Bentuk perdarahan dapat berupa : uji torniquet positif. Ptekiae, purpura, ekimosis, epitaksis dan perdarahan gusi, hematemesis melena. Uji torniquet positif bila terdapat lebih dari 20 ptekiae dalam diameter 2,8 cm. Hepatomegali Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus. Renjatan ( Syok ) Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada hari ke-3 dan ke-7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau pada periode demam biasanya mempunyai prognosa buruk.
Klasifikasi DHF sangat berfariasi ,who(2000) membaginya menjadi 4 derajat yaitu:
1.Derajat 1 Demam disertai gejala2 yg tidak khas dan manifestasi pendarahan spontan satu satunya adalah uji torniquet yang positif. 2. Derajat 2 Gejala nya ada pada derajat 1 disertai dengan gejala pendaraha kulit spontan atau di tempat lain 3.Derajat 3 Terjadi kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat atau lemah ,hipotensi ,suhu tubuh yang rendah,kulit lembab dan penderita gelisah . 4.Derajat 4 Terjadi syok dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diperiksa.
KOMPLIKASI 1.Hepatomegali 2.syok hipovolemik 3.splenomegali 4.pendarahan 5.kematian PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.Tes tourniquet yang positif 2.Adanya pendarahan dalam bentuk ekimosis,ptekia,atau purpuna. 3.pendarahan selaput lendir mukosa , alat cerna gastrointestinal,tempat suntikan atau ditempat lainya. 4.hematemesis atau melena 5.trombositopeni (<100.000/mm2) PENATALAKSANAAN MEDIS
DHF tanpa renjatan (syok) Usahakan pasien bayak minum yaitu sebanyak satu setengah sampai 2 liter selama 24 jam diberikan teh manis, sirup, susu, dan jika mau diberikan garam elektrolit
DHF disertai renjatan (syok) Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon maka diberikan plasma, plasma ekspandek sebanyak 20-30 ml per kg BB.
PENCEGAHAN
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat yaitu : Lingkungan Pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dan pembersihan rumah. Contoh : Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1kali seminggu Menutup dengan rapat tempat penampungan air. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas disekitar rumah, dsb Biologis Pengertian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan jentik bakteri seperti ikan adu/cupang. Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain : Pengasapan/foging Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, fas bunga dan kolam.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN Identifikasi pasien Pada pengkajian identitas yang perlu ditekankan adalah umur, karena DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia < 15 tahun Keluhan utama Alas an paling menonjol pada pasien DHF ketika dating ke RS adalah demam tinggi dan anak lemah Riwayat penyakit sekarang Didapatkan ada-ada keluhan panas mendadak yang disertai menggil dan saat demam kesadaran komposmentis . turunnya panas terjadi antara hari ke-3 s/d ke-7 dan anak semakin lemah. Riwayat penyakit dahulu/yang pernah dialami Penyakit apapun yang pernah diderita, pada DHF anak baru mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain Riwayat imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan
Riwayat gizi Status gizi anak yang terkena DHF dapat bvervariasi karena semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko bila terdapat factor predisposisinya. Kondisi lingkungan DHF sering diderita olrh orang-orang yang tinggal didaerah padat penduduk & lingkungan yang kurang bersih . -Pola kebiasaan a. Nutrisi & Metabolisme b. Eliminasi c. Istirahat Tidur d. Kebersihan e. Perilaku Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan Grade DHF keadaan fisik anak adalah sebagai berikut : Grade I :Kesadaran komposmentis, kead umum lemah, adanya perdarahan spontan TD & N lemah
Grade II :Kesadaran komposmentis, kead umum lemah, ada perdarahan spontan Ptekia, perdarahan gusi, Nadi lemah, Kecil & tidak teratur serta TD
Grade III :Kesadaran apatis, somnolen, ku lemah, N lemah, kecil dan tidak bisa teratur serta tekanan darah menurun
Grade lV :Kesadaran koma, N tidak teraba, TD tidak dapat diukur, rr tidak teratur, aknal dingin, berkeringat & kulit tampak biru.
Pemeriksaan fisik
Kepala & Leher Muka tampak kemerahan karena demam, konjungtiva anemis & epitaksis pada ge II, III & IV Mukosa mulut kering, eksmosis & nyeri telan.
Dada Bentuk simetris, kadang terdapat sesak napas. Pada px poto thorax terdapat cairan yang tertimbun pada panu kanan (efusi pleura). Ronkhi biasanya terdapat pada gr III & IV.
Abdomen Biasanya mengalami nyeri tekan, hepatomegali & asitas. Sist Integumen Adanya ptekia pada kulit, turgor , muncul keringat dingin & lembab, kuku sianomis, CRT >2 dtik
Ekstermitas Akral dingin, nyeri otot & persendian
Pemeriksaan Laboratorium
Hb meningkat ( 20%) Trombositopeni ( 100.000/ml) Leucopenia (mungkin normal atau lekositosis) 1 g dengue (+) Kispopnoteinemia, hipokalema, hipenatremia Ureum & ph darah mungkin meningkat
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 Hipertermi b/d peningkatans et point Setelah tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan kh : 1. T : 36,5 37,5
2. Kulit tidak kemerahan 3. Tidak terjadi kejang 1. Ukur suhu setiap jam
2. Ajarkan orang tua untuk memberikan kompres hangat
3. Dorong masukan cairan 1,5 2literdalam 24 jam
4. Monitor balance cairan
5. Instruksikan pada keluarga untuk tidak memakaikan baju &selimut tebal pada klien.
6. Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai dosis. - Menentukan intervensi lanjutan bila terjadi perubahan
- Membantu pengeluaran panas melalui konduksi
- Mengganti cairan tubuh yang hilang
- Mendeteksi kekurangan volume cairan
- Baju &selimut tebal dapat menghambat proses pengeluran padas dari tubuh melalui konduksi
- Menurunkan panas dengan aksi sentralnya di hipotalamus
No. DX tujuan interfensi rasional
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan fungsi pernafasan adekuat, dengan kh :
- menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru bersih/jelas 1.kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
2. auskultasi bunyi nafas dan catan adanya bunyi napas adventisius seperti krekels, mengi.
3. bantu pasien dalam napas dalam dan latihan batuk.
4. berikan oksigen tambahan
- bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan atau kolabs jalan napas kecil (atelektasis)
- dapat meningkatkan / banyaknya sputum dimkecepatan biasannya meningkat. Dospnea dan terjadi peningkatan kerja napas (pada awal/hanya tanda ep sup akut)
- bunyi napas menurun/tidak ada ana gangguan fentilasi dan ditambah ketidak nyamanan upaya bernapas.
- memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas No.DX Tujuan interfensi
rasional 3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kh : Intake adekuat Berat badan stabil Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Catat intake nutrisi seperti makanan & minuman
Ukur berat badan anak setiap hari
Kolaborasi pemberian diet lunak
Kolaborasi pemberian vitamin B 12
kolaborasi pemberian as total
Mengetahui kebutuhan nutrisi & menentukan intervensi
Memberi info kebutuhan diit atau keefektifan terapi yang diberikan
Menurun intake nutrisi
Malabsorbi vitamin B 12 akibat kehilangan fungsi ileum
Kekurangan folat umum pada adanya penyakit kronis sehubungan dengan penurunan absorbsi efek terapi obat
No.DX Tujuan intervensi rasional 4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien tidak mengalami pendarahan Kh:
Vital sign dalam batas normal Membran mukosa warna merah muda CRT < 2 detik 1.Monitor vital sign, kaji pengisian kapiler, warna kulit atau membrane mukosa
Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan & tubuh hangat sesuai indikasi
Kaji kulit untuk rasa dingin, pucat, sianosis, keterlambatan pengisian kapiler.
Pertahankan intake cairan adekuat.
Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap Memberikan info tentang derajat atau keadekuatan perfusi jaringan- jaringan membantu menentukan intervensi
Vasokontriksi penurunan sirkulasi perifer. Kenyamanan klien atau kebutuhan rasa hangat.
Perubahan menunjukkan penurunan sirkulasi atau hipoksia
Dehidrasi tidak hanya menyebabkan hipovolemia, tetapi juga meningkatkan oklusi kapiler & penurunan perfusi ginjal.
Mengidentifikasi defisiensi & kebutuhan pengobatan atau respon terhadap terapi
No.DX tujuan intervensi rasional 5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi volume cairan dengan kh: Input & output seimbang Vital sign dalam batas N Tidak ada tanda pnesyok Akral hangat Pantau vital sign setiap 3 jam
Pantau balance cairan
Instrument pada keluarga untuk meningkatkan asupan cairan 1,5-2,L / 24 jam
Observasi turgor kulit, membrane mukosa.
Kolaborasi pemberian cairan IV Membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intralaskuler.
Penurunan haluaran urin dan balance cairan diduga dehidrasi