You are on page 1of 9

ETIKA MEMBELANJAKAN HARTA

Kode : 2D21.4
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mendapatkan materi ini, maka kader akan
1. Memahami cara mengelola harta yang benar. Dia tidak boros serta konsumtif. Tidak sering
membelanjakannya untuk kebutuhan sekunder apalagi tertier. Begitu pula tidak kikir dan
terlalu mengirit. Dia hanya membelanjakannya untuk urusan yang benar dan tidak menyalahi
syariat
2. Mengutamakan produk-produk Islam ketika berbelanja dan tidak membelinya di toko-toko
non muslim meskipun harganya lebih murah
3. Mengkondisikan diri dan lingkungannya untuk konsisten dengan adab-adab Islam dalam
mengelola harta dan membelanjakannya
TITIK TEKAN MATERI
okok-pokok pikiran dan titik tekan materi yang harus disampaikan adalah !
eserta menyadari pentingnya masalah ekonomi dalam kehidupan umat dan diantara
realitasnya dia harus berlaku hemat dengan tidak melakukan pemborosan atau kikir.
Disamping itu, setiap uang yang berpindah tangan harus dihindari jatuhnya ke tangan
kalangan non muslim.
"ntuk mendukung basis ekonomi yang kuat, setiap produk yang dikonsumsinya benar-benar
diproduksi oleh umat Islam.
"ntuk menambah ilustrai masalah ini ada baiknya menurunkan kisah "mar bin #bdul #$i$
ketika ditanya oleh mertuannya tentang nafkah yang ia berikan kepada istrinya, beliau
berkata bah%a nafkahnya berupa kebaikan yang berada antara dua keburujkan.
&'&'-&'&' M#T()I
*. Mengelola harta secara efisien dan produkstif
+. 'ebutuhan hidup manusia, primer, skunder, tersier
,. Mengutamakan produk umat Islam
-. Tidak berbelanja kepada orang .on muslim.
Penjabaan da! "o#o#$"o#o# %a&e!
Bagian Pertama
Men'e(o(a )a&a Se*aa E+!,!en dan Pod-#&!+
A. Men''-na#an )a&a Se*-#-"n.a
Memproduksi barang-barang yang baik dan memiliki harta adalah hak sah menurut
Islam. .amun pemilikan harta itu bukanlah tujuan tetapi sarana untuk menikmati karunia #llah
dan wasilah untuk me%ujudkan kemaslahatan umum, yang memang tidak sempurna kecuali
dengan harta yang dijadikan #llah bagi manusia sebagai batu pijakan. Memiliki harta untuk
disimpan, diperbanyak, lalu dihitung-hitung adalah tindakan yang dilarang. Ia merupakan
penyimpangan petunjuk #llah, Sunnah dan memungkiri keberadaan istikhlaf.
/irman #llah !
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang
Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka rang-rang yang beriman di antara kamu
dan menafkahlan !sebagian" dari hartanya memperleh pahala yang besar.# 01S. #l-2adiid ! 34.
5ang dimaksud dengan menguasai disini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak. 2ak milik
pada hakekatnya adalah milik #llah. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut
hukum-hukum yang telah disyariatkan #llah. 'arena itu tidak boileh kikir dan boros.
Belanja dan konsumsi adalah tindakan yang mendorong masyarakat berproduksi
sehingga terpenuhinya segala kebutuhan hidupnya. 6ika tidak ada manusia yang bersedia menjadi
konsumen , dan jika daya beli masyarakat berkurang karena sifat kikir yang melampaui batas,
maka cepat atau lambat, roda produksi niscaya akan terhenti , selanjutnya perkembangan bangsa
akan terhambat.
*
B. T!da# beb-a& M-ba/!
Islam me%ajibkan setiap orang membelanjakan harta miliknya untuk memenuhi
kebutuhan diri pribadi dan keluarganya serta menafkahkannya di jalan #llah. Dengan kata lain
Islam memerangi kekikiran dan kabakhilan. 7arangan kedua dalam masalah harta adalah tidak
berbuat mubad$ir kepada harta karena Islam mengajarkan bersifat sederhana. 2arta yang mereka
gunakan akan dipertanggungja%abkan di hari perhitungan, seperti sabda )asulullah ! $idak
beranjak kaki seserang pada hari kiamat% ke&uali setelah ditanya empat hal'dan tentang
hartanya% darimana diperlehnya dan kemana membelanjakannya.
Sebagaimana seorang muslim dilarang memperoleh harta dengan cara haram, maka
dalam membelanjakannya pun dilarang dengan cara yang haram. Ia tidak dibenarkan
membelanjakan uang di jalan halal dengan melebihi batas ke%ajaran karena sikap boros
bertentangan dengan paham istikhla harta majikannya 0#llah4.
Islam membenarkan pengikutnya menikmati kebaikan dunia. rinsip ini bertolak
belakang dengan sistem kerahiban 0kepasturan4 'risten, Manuisme arsi, Sufisme Brahma, dan
sistem lainnya yang memandang dunia secara sinis.
+
Sikap Muba$ir akan menghilangkan
kemaslahatn harta, baik kemaslahatan pribadi maupun kemaslahatan orang lain. 7ain halnya jika
harta tersebut dinafkahkan untuk kebaikan dan untuk memperoleh pahala, dengan tidak
mengabaikan tanggungan yang lebih penting.
Sifat muba$ir ini akan timbul jika kita merasa mempunyai harta berlebihan sehingga
sering membelanjakan harta tidak untuk kepentingan yang hakiki, tetapi hanya menuruti ha%a
nafsunya belaka. #llah sangat keras mengancam orang yang berbuat muba$ir dengan ancaman
sebagai temannya setan.
0. T!da# %en')a%b-$)a%b-#an )a&a 1boo,2
Sikap boros atau menghambur-hamburkan harta yang berbahaya adalah merusk harta,
meremehkannya, atau kurang mera%atnya sehingga rusak dan binasa. erbuatan ini termasuk
kriteria menghambur-hamburkan uang yang dilarang oleh .abi Muhammad Sa%.
8ontoh dari menghamburkan harta misalnya, menelantarkan he%an hingga kelaparan
atau sakit, menelantarkan tanaman hingga rusak, menelantarkan biji-bijian, makanan atau buah-
buahan hingga rusak dimakan bakteri atau serangga, dan membiarkan bangunan rusak dimakan
usia. Termasuk juga menghidupkan lampu pada %aktu siang hari, membiarkan keran air terbuka
hingga airnya terbuang sia-sia, membuang makanan ke tong sampah sedangkan manusia lain
membutuhkannya, membuang pakaian yang masih bisa dipakai hanya karena berlubang kecil
0robek sedikit4 atau karena sudah tidak sesuai dengan mode, padahal orang lain membutuhkannya
untuk menutupi auratnya atau melindungi tubuhnya dari panas dan dingin.
*
Dr. 5usuf 1ardha%i, Nrma dan (tika (knmi )slam% #lih bahasa 9ainal #rifin, 7c. Dan Dra. Dahlia
2usin, :ema Insani ress, 6akarta, *;;<, hal, *,=.
+
)bid%% hal. *-=.
8ontoh lain adalah ! menelantarkan tanah perkebunan tanpa ditanami, menelantarkan
alat-alat yang bisa meningkatkan produksi secara kualitas ataupun kuantitas, menelantarkan
sumber daya he%ani padahal kulit, susu atau bagian lainnya bisa dimanfaatkan sebagaimana
disyariatkan oleh #l-1ur>an.
#l-2afid$ berkata dalam hadits Bukhari !#*esungguhnya Allah memakruhkan kamu
menghambur-hamburkan uang.#. Menurut sebagian orang, menghambur-hamburkan uang selalu
berkaitan dengan sikap boros dalam membelanjakan harta. 5ang lain berpendapat bah%a hal itu
berkaitan dengan membelanjakan barang haram. endapat terkuat adalah berkaitan dengan segala
jenis pembelanjaan yang tidak dii$inkan oleh syari>at, baik untuk kepentingan agama maupun
kepentingan dunia. Sebab , #llah menjadikan harta sebagai sarana untuk menegakkan
kemaslahatan hamba-.ya.
Dengan demikian, tindakan menghambur-hamburkan uang dapat disimpulkan dalam tiga
hal !
*. membelanjakan untuk hal yang dilarang agama, ini hukumnya haram
+. membelabjakannya untuk hal yang diperbolehkan agama, hukumya dikehendaki, selama
tidak meninggalkan tanggung ja%ab yang lebih berat
,. Membelanjakannya untuk hal yang dimubahkan agama, seperti untuk menyenagkan hatai.
2al ini terbagai dua !
engeluarannya sesuai dengan pendapatan. Dengan kata lain ia tidak boros.
Membelanjakannya sesuai dengan kebiasaan, yang juga terbgai dua !
- Membelanjakan harta demi menanggulangi bencana, seperti peperangan. Ini tidak
termasuk boros
- Segala sesuatu yang termaduk hal di atas. Menurut pendapat jumhur ini termasuk sifat
boros, namun menurut sebagian ulama Syafei itu bukan boros.
A($Baj! 0pengikut Al-Malikiyah4 berkata ! $erlalu banyak membelanjakan harta untuk
kepentingan dunia adalah makruh. +ika hanya sekali-kali tidak mengapa% seperti ketika
kedatangan tamu% merayakan hari raya% atau menyelenggarakan pernikahan.# Diantara sikap
menghamburkan uang yang tidak terdapat khilaf di dalamnya ialah perbuatan bangunan yang
melebihi kebutuhan, apalagi jika ditambah dengan hiasan me%ah. #dapaun menghambur-
hamburkan uang dalam kegiatan maksiat termasuk prbutaan keji.
Menurut A,$S-b-#! a($Kab!, jika uang dihamburkan bukan untuk kepentingan agama
dan dunia hukumnya haram, sedangkan jika demi salah satu kemaslahatan maka hukumya boleh
dan tidak berdosa.
,
D. Ke3aj!ban %e%be(anja#an )a&a
Islam me%ajibkan umatnya untuk bekerja dan berpenghasilan demi memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Setelah seseorang memperoleh harta dengan cara halal maka ada ke%ajiban
setelah itu yang harus ditunaikan yaitu membelanjakannya. 'etika seseorang membelanjakan
harta ia harus mengacu pada kaidah dan aturan Islam seperti Tidak boros, tidak muba$ir, tidak
kikir, dll. erintah membelanjakan harta di dalam #l-1ur>an tercantum setelah perintah untuk
beriman kepada #llah dan )asul-.ya. Seperti firman #llah ! !,aitu" mereka yang beriman
kepada yang gaib% yang mendirikan shlat dan menafkahkan sebagian ri-kinya yang .ami
anugrahkan kepada mereka.# 14S. A($Ba5aa) : 32
-
,
)bid % hal. *<3 ? *<=.
-
7ihat juga 1S. #n-nisa> ! ,; @@ al-#nfal ! +-- @@ dan asy-Syura ! ,=
ara mufasir berbeda pendapat tentang maksud infak ini, apakah infak ini maksudnya
$akat /ardhu, sedekah sunah, atau menafkahkan harta untuk keluarga. ara pengamat condong
mengatakan bah%a redaksi infak bertendensi untuk keluarga, untuk masyarakat ataupun
/isabilillah
<
emahaman tentang Islam yang Syamil dan mutakamil harus dimiliki semua
umat Islam sehingga ketika ia akan membelanjakan harta sesuai dengan syariat Islam.. Ia faham
betul bah%a harta yang ia miliki ada hak bagi orang lain, anak yatim, orang miskin, orang
berhutang, mualaf dll. 2artanya bukan hasil jerih payahnya sendiri tapi ada kontribusi dari pihak
lain. Ia pun sadar untuk mengeluarkan $akat terhadap hartanya agar menjadi bersih.
Menurut beberapa hadits nabi bah%a ke%ajiban membelanjakan harta yang paling utama
adalah nafkah untuk keluarga dan fisabilillah. 6uga ada larangan dalam membelanjakan harta
seperti, digunakan untuk membeli barang yang tak berguna, membeli sutera dan dipakai bagi
laki-laki, membeli perhiasan emas dan dipakai bagi laki-laki, membeli barang yang dapat
mendekatkan pada perbuatan syirik, membeli berhala dan patung-patung yang hanya dipajang
dirumah.
5ang paling baik untuk membelanjakan harta adalah digunakan kembali untuk usaha-
usaha yang produktif yang dapat mengentaskan kemiskinan dan megangkat derajat kaum
muslimin di dunia ini. "mat Islam yang mempunyai harta di Bank-bank konAensional seharusnya
memikirkan hal ini, jangan sampai harta yang ia simpan di Bank hanya digunakan oleh orang-
orang non muslim. ada akhirnya merekalah yang menikmati keuntunganya sedangkan kita
hanya menjadi penyokong mereka.
E. Me%be(anja#an Ha&a Un&-# #eba!#an
Sebagaimana telah diketahui, Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja dan berusaha
dengan baik. Islam pun menganjurkan agar harta dikeluarkan dengan tujuan yang baik dan
bermanfaat bagi manusia.
#lah berfirman !
/ai rang-rang yang beriman% makanlah di antara re-eki yang baik-baik yang .ami
berikan kepadamu'# 01S. #l-BaBarah ! *3+4.
Mereka menanyakan kepadamu%Apakah yang dihalalkan bagi mereka 0
.atakanlah%1ihalalkan bagimu yang baik-baik'.# !2*. Al-Maaidah 3 4".
Dalam menjalankan hidup ini seorang muslim seyogyanya memiliki konsep bah%a
pembelanjaan hartanya akan berpahala jika dilakukan untuk hal-hal yang baik dan sesuai dengan
perintah agama, dan yang penting harta itu pun diperoleh dengan cara yang baik pula.
)asulullah Sa% bersabda !
*esungguhnya Allah itu baik dan hanya menerima yang baik-baik saja.
*esungguhnya tidaklah kamu menafkahkan suatu nafkah dengan ikhlas karena Allah
ke&uali kamu mendapat pahala darinya.# !Muttafa5 Alai"
Sesungguhnya seorang muslim yang berpegang pada ayat #llah dan hadits tersebut dan
komit dengan aturan tersebut dapat menjauhkannya dari masalah-masalah yang timbul dari
pengeluaran yang ditujukan untuk keburukan dan menjauhkan seorang muslim dari kemaksiatan.
C
6. Men')!nda! Pe%be(anjaan -n&-# Baan' Me3a)
<
7ihat $afsir ath-$habrani surat al-BaBarah ! ,
C
Dr. 2usein syahatah, (knmi Rumah $angga Muslim% #lih bahasa oleh 2. Dudung ).2 dan "st. Idhoh
#nas, :ema Insani ress, 6akarta, *;;=, hal. 33-3=.
Islam Mengharamkan pengeluaran yang berlebih-lebihan dan terkesan me%ah karena
dapat mendatangkan kerusakan dan kebinasaan. #llah berfirman !
1an jika .ami ingin membinasakan suatu negeri% maka .ami perintahkan kepada rang-rang
yang hidup mewah di negeri itu !supaya menaati Allah"% tetapi mereka melakukan kedurhakaan
di dalam negeri itu% maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan !ketentuan .ami"
kemudian .ami han&urkan negeri itu sehan&ur-han&urnya.#!2*.al-)sra 3 67"
#pa yang #llah firmankan dalam ayat di atas saat ini sudah menjadi sebuah kenyataan
dan fakta. Setiap hari kita mendengar dan melihat bagaimanan penduduk disebuah negeri diberi
bencana oleh #llah, mulai dari kebanjiran, gempa, tanah longsor, gunung meletus dan fenomena
alam yang lainnya. Bahkan di negeri kita sendiri beberapa %aktu yang lalu telah terjadi prahara
yang sangat dasyat. Mulai dari #ceh sampai Irian 6aya bencana datang silih berganti, tak kenal
tua atau muda, kaya atau msikin, laki-perempuan, semuanya mendapat teguran oleh #llah.

Betapa hati kita tersayat ketka melihat #ceh, Medan, adang, Bengkulu, Banten, 8ilacap,
ur%orejo, Magelang, oso, 'upang, terjadi banjir dan tanah longsor. )atusan rumah hancur,
ribuan nya%a melayang, kerugian harta benda dan moral tak terhitungkan. #pakah kita masih
menungu a$ab #llah datang lagi di negeri yang subur ini D 6a%abanya, tentunya kita tak ingin
sederetan bencana tersebut terulang kembali di bumi perti%i ini. 7alu apa yang harus kita lakukan
sekarang untuk mengantisipasi bencana tersebut. Memang bencana hanya #llah yang tahu kapan
dan dimana akan terjadi, tapi setidaknya #yat #llah diatas menjadi rujukan kita untuk tidak
berlaku berme%ah-me%ahan dimuka bumi ini. 2arta yang kita punyai sekarang ini hakekatnya
adalah pinjaman #llah, se%aktu-%aktu akan diambil oleh-.ya.
6ika kita tergolong orang yang mampu, seharusnya malu jika masih tetap membelanjakan
hata untuk barang-barang yang me%ah yang tak ada kemanfatanya sama sekali. 'ita dengan
bangganya menenteng /and 8hne% mengendarai mobil me%ah, rumah bertingkat dan penuh
dengan perabotan, pakaian yang mahal dari merek yang terkenal , makanan yang enak buatan
produk import dll. .amun disisi lain, tetangga dan saudara kita 0ikh%ah4 bnayak yang hidupnya
serba pas-pasan. Bahkan jauh dari mencukupi. Mereka berhutang untuk menyambung hidupnya..
#kankah sifah membelanjakan barang me%ah ini akan terus kita lakukan. Ingat akhi.. bah%a
hidup ini hanya sementara dan ketika kita mati bukan harta yang kita ba%a, tetapi amal shalihlah
yang akan menyertainya.
Sungguh sangat bijak jika kita merenungkan sabda dari "s%ah kita rasulullah berkenaan
dengan sifat bergaya hidup me%ah !
Makan% minum dan berpakaianlah sekehendakmu% sebab yang membuat kamu berbuat
kesalahan itu ada dua perkara 9 bergaya hidup mewah dan berprasangka buruk.#!Da! Ibn-
U%a dan Ibn- Abba,2
7. Men')!nda! Pe%be(anjaan .an' T!da# D!,.a!a&#an
'arena bergaya hidup me%ah itu diharamkan, untuk tindakan preAentif, diharamkan pula
segala pembelanjaan yang tidak mendatangkan manfaat, baik manfaat materi maupun spiritual.
Diantara pembelanjaan dan pngeluaran yang tidak disyariaatkan adalah segala bentuk
pengeluaran untuk membeli sesuatu yang dibenci #llah SET, sepeti membeli alat-alat permainan
yang tidak diperintahkan dalam agama, membeli makanan dan minuman yang merusak, misalnya
daging babi, minuman berakohol dan madat. 6elasnya bah%a pengeluaran harta hanya untuk yang
baik dan bermanfaat saja.
#llah Berfirman !
.atakanlah%*iapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya
untuk hamba-hamba-Nya dan !siapakah pula yang mengharamkan " re-eki yang baik 0
.atakanlah%*emua itu !disediakan" bagi rang-rang yang beriman'#!2*. Al-Araaf 3 :;"
Selain itu, pembelian untuk sesuatu yang mengarah pada berbuat bid>ah dan kebiasaan
buruk, seperti membeli barang-barang me%ah buatan luar negeri, termasuk pengeluaran yang
tidak disyariatkan sebab orang yang bersangkutran akan menjadikan hal itu sebagai kebiasaan.
adahal tingkat kemanfaatannya sangat rendah atau sama dengan barang yang ada di dalam
negeri.
H. Be,!#a" Ten'a)$&en'a) da(a% Pe%be(anjaan
Islam mengajarkan sikap pertengahan dalam segala perkara. Begitu juga dalam
mengeluarkan harta, yaitu tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Sikap berlebihan adalah sikap
hidup yang merusak ji%a, harta, dan masyarakat, sementara kikir adalah sikap hidup yang dapat
menahan dan membekukan harta..
#llah berfirman !
1an rang-rang yang apabila membelanjakan !harta"% mereka tidak berlebih-lebihan% dan
tidak !pula" kikir% dan adalah !pembelanjaan itu" di tengah-tengah yang demikian.# !2*. Al-
<ur5an 3 7=".
&leh karena itu, di%ajibkan kepada para muslimin untuk bersikap pertengahan dalam
membelanjakan harta dan menjauhi sifat kikir. 2al ini diperkuat dengan sabda rasul Sa% !
Allah akan memberikan rahmat kepada seserang yang berusaha dari yang baik%
membelanjakan dengan pertengahan% dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga pada
hari dia msikin dan membutuhkannya. !/R. Ahmad".
$idak akan miskin rang yang bersikap pertengahah dalam pengeluaran.#!/R. Ahmad"
Dari penjelasan-penjelasan di atas kita dapat melihat bah%a syari>at Islam memiliki
aturan-aturan yang harus dipraktekan oleh setiap muslim dalam mengeluarkan hartanya.
2endaklah kita mengintrospeksi diri, apakah pengeluaran kita telah sesuai dengan aturan Islam
atau tidak D 6ika sesuai teruskanlah, jika tidak, berhentilah. 6ika kita dalam pengelolaan harta
sesuai dengan syariat Islam, #llah akan memajukan usaha kita berlipat ganda dan berkah #llah
senantiasa menaungi kita.
3
Bagian Kedua
Keb-&-)an H!d-" Man-,!a8 P!%e8 S#-nde8 Te,!e
Islam telah meletakkan peraturan-peraturan pokok yang harus dilaksanakan di dalam
kehidupan, seperti masalah pngeluaran. Islam mengajarkan agar pengeluaran seorang muslim
lebih mengutamakan pembelian barang pokok sehingga sesuai dengan tujuan syariat. Dalam hal
ini terdapat tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu !
1. Keb-&-)an P!%e, yaitu nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang diperkirakan dapat
me%ujudkan lima tujuan syariat 0memelihara ji%a, akal, agama, keturunan, dan
kehormatan4. Tanpa kebutuhan primer, hidup manusia tidak akan berlangsung. 'ebutuhan ini
meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan,
dan pernikahan.
3
Ibid, hal. 3; ? =+.
2. Keb-&-)an Se#-nde8 yaitu kebutuhan manuia untuk memudahkan kehidupan, jauh dari
kesulitan. 'ebutuhan ini tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuan primer terpenuhi..
'ebutuhan inipun masih berhubungan dengan lima tujuan syariat.
3. Keb-&-)an Te,!e 8 yaitu kebutuhan yang dapat menciptakan kebaikan dan kesejahteraan
dalam kehidupan manusia. emenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan
sekunder dan semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.
"ntuk dapat me%ujudkan lima tujuan syariat, setiap muslim harus memperhatikan ketiga
jenis kebutuhan diatas dengan jalan mengutamakan kebutuhan yang lebih penting 0primer4. Disisi
lain, mengeluarkan harta untuk hal-hal yang dapat menimbulkan kebinasaan dan kehancuran,
seperti membeli candu, sabu-sabu, rokok, khamr, film yang merusak, dan lain-lainnya merupakan
hal yang penting.
"st. 2asal #l-Banna memberikan komentar khusus tentang masalah ini, beliau berkata !
F8emerintah harus memberi pengarahan kepada rakyat untuk tidak banyak menuruti kebutuhan
hidup yang bersikap pelengkap. Mereka dianjurkan agar mempriritaskan pada pemenuhan
kebutuhan hidup yang bersifat dharuri !pkk dan mendesak".
1alam hal ini% para pemimpin dapat menjadi teladan bagi anggta masyarakatnya.
1engan demikian% pemerintah harus segera melarang semua pesta gila-gilaan dan fenmena
pembrsan harta benda. $ampilnya para pemimpin dnegan sederhana% bersahaja% dan
berwibawa di gdung-gedung% istana% dan a&ara resmi adalah sesuatu yang diajarkan leh )slam
yang hanif. *emua itu membutuhkan persiapan.#
>
Bagian ketiga
Men'-&a%a#an Pod-# U%a& I,(a%
Dalam sejarah peradaban manusia, Islam pernah mengalami kejayaan sampai berabad-
abad. Seluruh kendali kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya dan ekonomi dikuasai oleh
umat Islam. 'ejayaan umat Islam pada masa kekhilafahan memberikan andil yang besar dalam
masalah produksi. Diba%ah kepemimpinan Islam, ada ke%ajiban yang harus ditunaikan yaitu
ke%ajiban untuk membelanjakan harta terhadap produk-produk umat Islam. Dengan adanya
ke%ajiban untuk hanya membeli produk milik umat Islam, maka perputaran roda perekonomian
dapat berjalan dengan baik.
.amun seiring dengan adanya konspirasi dari msusuh-musuh Islam, akhirnya
sedikit-demi sdikit kepekaan umat terhadap ke%ajiban tersebut menjadi mulai luntur. Bahkan saat
ini produk-produk umat Islam sudah tergeser oleh produk-produk dari non Islam. Terlebih lagi
dengan adanya free trade !perdagangan bebas4 yang memungkinkan bebasnya produk asing
masuk ke sebuah negara mengakibatkan terdesaknya produk umat Islam. #mbil contoh di negara
kita saja, betapa banyak produk-produk dari non Islam yang membanjiri pasar dan dikonsumsi
oleh umat Islam. Mulai dari makanan <ast <d 0'/8, i$$a 2ut$, Mac Donald, Dunkin-Donat4
sampai peralatan-peralatan rumah tangga.
:aya hidup yang hedonis, %esternisasi, borjuis, dan egois menyebabkan prilaku
umat Islam menjadi sedikit berubah. 'alau dulu orang bangga dengan mengunalan produk dalam
negeri yang notabene buatan umat Islam, namun trend saat ini adalah kebalikan dari itu semua.
Mereka bangga kalau menggunakan produk dari luar 0non muslim4, karena dianggap dapat
menunjukkan kelas adan status mereka di tengah-tengah masyarakat.

=
2asan #l-Banna, Risalah 8ergerakan )khwanul Muslimin 6% #lih bahasa oleh #nis Matta, 7c, )afi>
Muna%ar, 7c, Eahid #hmadi, Intermedia, Solo, *;;3, hal. -G3.
Sebenarnya kalau kita renungkan lebih dalam bah%a kita sudah terkena siasat licik dari
msusuh-musuh Islam yaitu ?ha-ul <ikri. Salah satu dari gho$ul /ikri adalah dengan melempar
produk-produk milik kaum non Muslim ditengah-tengah aktifitas kaum muslimin. Dengan
harapan produk mereka laku terjual dan akhirnya keuntungan dapat mereka raih. "ntuk kemudian
ia jadikan sebagai sarana menghancurkan umat Islam.
Seharusnya kita sadar bah%a ke%ajiban kita adalah membangun perekonomian umat
yang saat ini sangat terpuruk, salah satu cara untuk dapat membangkitkan perekonomian umat
adalah dengan membelanjakan produk milik "mat Islam. 6angan sampai harta kita jatuh kepada
orang lain, terutama non muslm yang menjadi musuh bebuyutan kita di dunia ini.
)asululah bersabda ! *ebaik-baik harta adalah yang dimiliki leh rang-rang yang shalih.#
'etika kita membelanjakan harta untuk membeli produk milik non muslim, maka harta
tersebut berarti berada pada orang yang tidak shalih. 'alu sudah demikian maka pemanfaatanya
pun sudah pasti juga tidak shalih dan tidak sesuai dengan syariat.
"mat Islam harus sadar dan bangkit untuk lebih konsentrasi mengurusi masalah
perekonomian. 6angan sampai kita ulung pada masalah politik atau seni budaya namun rapuh
dalam masalah ekonomi. ara pemimpin harus memberikan contoh yang baik dalam
mengkonsumsi produk milik umat Islam. "mat di negeri ini masih sangat percaya dengan para
pemimpinnya, jangan sebaliknya, para pemimpin justru mencontohkan pembelanjaan produk
yang bukan milik umat Islam. Tidak apalah kita membeli produk milik Islam dengan harga
sedikit lebih mahal tetapi perputaran uang tetap berada di tengah-tengah masyarakat Islam.
Memang ada pra syarat yang harus dipenuhi jika kita ingin membeli produk milik ita
sendiri !
*. roduk tersebut benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat
+. roduk tersebut mempunyai kualitas yang baik, tidak kalah dengan produk milik non Muslim
,. 2arga yang tidak terlalu tinggi
-. #danya disferfikasi produk
<. 'emudahan dalam memperoleh produk
Sedangkan keuntungan yang di dapat dari membeli produk milik umat Islam adalah !
*. erputaran uang masih di sekitar umat Islam
+. 'euntungan dari hasil penjual produk dapat digunakan untuk keperluan dak%ah dan sosial.
,. Memberikan kesempatan orang untuk tetap bekerja
-. Menghambat usaha dari musuh-musuh Islam untuk interAensi melalui produk tertentu
<. Ikut andil dalam usaha untuk menegakkan kembali khlifah dalam masalah ekonomi 0Net
@rking"
C. Menciptakan kemandirian umat ditengah-tengah berkecamuknya pertarungan idiologi.
Bagian Keempat
T!da# Bebe(anja #e"ada Oan' Non M-,(!%.
(tika dalam membelanjakan harta menurut beberapa ulama yang terbaik adalah tidak
kepada orang non muslim. #da banyak sebab mengapa kita enggan untuk belanja kepada non
muslim!
1. Ha(a( &!da#n.a ,eb-a) baan'
roduk-produk yang dihasilkan oleh orang non muslim tidak diketahui secara pasti
tingkat kehalalannya. 2al ini terjadi karena mereka tidak memahani tentang kaidah dalam ajaran
Islam. Bah%a Islam menuntut kehalalan dalam setiap produk, apakah produk makanan, minuman,
pakaian dll. adahal Islam dengan sangat jelas dan tegas mengharamkan mengkonsumsi barang
yang mengandung unsur haram didalamnya. #pakah haram $at, sifat, maupun bentuknya.
Terlebih lagi produk tersebut adalah produk makanan dan minuman. #pakah kita yakin
bah%a ayam yang di hidangkan olah restoran atau %arung makan milik non muslmi itu
disembelih dengan cara islami D #pakah kita yakin bah%a bumbu yang ada di dalam sebuh
masakan tidak ada unsur barang haram@ Dan apakah kita yakin barang yang di jual di dapat dari
hasil yang halalD Semua itu seharusnya menjadi fikiran kita setiap kali akan membeli barang
kepada non muslim.
2. Me%a&!#an "od-# dan -,a)a %!(!# -%a& I,(a%
'etika seseorang membelanjakan hartaya kepada orang non muslim berarti ia dengan
sendirinya telah mematikan usaha umat islam. roduk milik uamat Islam sendiri tidak laku yang
pada kahirnya keterpuukan melanda umat islam sendiri.
3. Men.-b-#an dan %end-#-n' -,a)a non %-,(!%
"mat islam di Indonesia adalah mayoritas, mereka semua membutuhkan barang untuk
dikonsumsinya. 'etika seorang muslim berbelanja kepada non muslim, ia dengan sengaja telah
mendukung dan menyuburkan usaha tersebut. Seharusnya kita mempunyai kepekaan dan
keloyalan dalam membelanjakan harta kita kepada pihak lain. Belanja kepada non muslim berarti
mendukung usaha mereka hai ini berarti kita juga ikut mendukung program mereka untuk
menjadikan umat Islam marjnal di tengah-tengah kehiduapannya.
4. I#-& %en')an*-#an ,end!$,end! "ee#ono%!an U%a& I,(a%
erekonomian umat Islam dibangaun atas dasar aBidah, akhlaB dan ibadah. Segala ih%al
yang menyangkut kegiatan ekonomi dalam Islam mendapat tempat yag signifikan. erekonomian
umat Islam akan tumbuh atau hancur disebabkan oleh umat itu sendiri, terlebih lagi di negara kita
umat islam adalah mayoritas. 'etika kesadaran untuk bermuamalah dengan sesama umat Islam
telah terajut dengan baik maka perekonomian umat islam akan berkembang tetapi jika muamalah
justru dilakukan dengan pihak non muslim maka yang akan terjadi adalah hancurnya sendi-sendi
perekonomian uamt islam.
9. Men')a%ba& &e*a"a!n.a #e%and!!an E#ono%! d!#a(an'an -%a& I,(a%
/irman #llah, ! +anganlah kamu berikan kepada rang-rang bdh harta hartamu yang telah
dijadikan Allah sebagai tiang kehidupan.# 01S. #n-.isa> ! <4.
Maraji>
*. Dr. 5usuf 1ardha%i, Nrma dan (tika (knmi )slam% #lih bahasa 9ainal #rifin, 7c. Dan Dra. Dahlia
2usin, :ema Insani ress, 6akarta, *;;<.
+. Dr. 2usein syahatah, (knmi Rumah $angga Muslim% #lih bahasa oleh 2. Dudung ).2 dan "st. Idhoh
#nas, :ema Insani ress, 6akarta, *;;=.

,. 2asan #l-Banna, Risalah 8ergerakan )khwanul Muslimin 6% #lih bahasa oleh #nis
Matta, 7c, )afi> Muna%ar, 7c, Eahid #hmadi, Intermedia, Solo, *;;3.

You might also like