You are on page 1of 4

Sumber : Rahasia Hidup Sehat dengan Keajaiban Enzim

INHIBITOR


INHIBITOR merupakan zat yang dapat
menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan
irreversible.
Inhibitor reversible
Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor
kompetitif dan nonkompetitif.


Sumber : Rahasia Hidup Sehat dengan Keajaiban Enzim
* Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi
aktif enzim. Inhibitor ini bersaing dengan
substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim.
Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali
seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan
menambah konsentrasi substrat. Inhibitor
kompetitif, misalnya malonat dan oksalosuksinat,
yang bersaing dengan substrat untuk berikatan
dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu
enzim yang bekerja pada substrat oseli suksinat.
* Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang
tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada
sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini
menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga
sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan
substratnya. Contohnya antibiotik penisilin

Sumber : Rahasia Hidup Sehat dengan Keajaiban Enzim
menghambat kerja enzim penyusun dinding sel
bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi
tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
konsentrasi substrat.
Inhibitor Ireversibel
Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan
membentuk aduk dengan protein. Inaktivasi ini
bersifat ireversible. Inhibitor seperti ini contohnya
efloritina, obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit yang disebabkan oleh protozoa African
trypanosomiasis. Penisilin dan Aspirin juga bekerja
dengan cara yang sama. Senyawa obat ini terikat
pada tapak aktif, dan enzim kemudian mengubah
inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara
ireversibel dengan satu atau lebih residu asam amino.
Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim,
inhibitor sering digunakan sebagai obat. Contohnya
adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat aspirin.

Sumber : Rahasia Hidup Sehat dengan Keajaiban Enzim
Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang
memproduksi pembawa pesan peradangan
prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan
dan rasa sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim
lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida
yang merupakan inhibitor enzim ireversibel, akan
bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif
enzim sitokrom c oksidase dan memblok pernapasan
sel.

You might also like