You are on page 1of 66

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari
empat kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces cair/encer,
dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
(gastiyah. !""#$
Gastroenteritis merupakan penyakit yang banyak di %ndonesia terutama
pada bayi dan anak, penyakit ini sering mengakibatkan kematian karena
penanganannya kurang tepat dan terlambat mendapatkan pengobatan yang efektif.
&i Amerika 'erikat ada !(( ) 3*# juta kasus diare terjadi setiap tahun,
yakni *3 juta kasus diantaranya berkonsultasi ke dokter, (,+ juta kasus opname di
,umah 'akit dan 3.("" kasus diantaranya mengalami kematian. &i %ndonesia
khususnya di kota -edan sepanjang tahun !"". tercatat /!."#" kasus diare,
dimana pasiennya sempat mendapat perawatan di 30 1uskesmas atau di ,'2 dr.
1ringadi (http://2www.info_ibu.com$. &ata yang diperoleh dari ,' ,K 3haritas
1alembang pada tahun !"". sebanyak !.""+ penderita terdiri dari /*3 orang
penderita dewasa dan (.#3# penderta anak4anak dan balita. 1ada bulan 5anuari
sampai dengan 5uni !""* ada !/" penderita terdiri dari /( penderita dewasa dan
(00 penderita anak4anak.
'ehubungan dengan begitu banyaknya anak yang menderita
Gastroenteritis dan berhubung penulis mendapatkan kasus penyakit gastroenteritis
maka semakin mendorong penulis untuk mendalami Asuhan Keperawatan
1enyakit Gastroenteritis khususnya pada pasien 6y757 di 1a8ilyun 9heresia
kamar (!4# ,' ,K 3haritas 1alembang. &alam hal ini perawat ikut menentukan
(
(
keberhasilan penyembuhan penyakit gastroenteritis, dipengaruhi oleh asuhan
keperawatan. 2ntuk itu perlu memahami konsep tinjauan teoritis medik
gastroenteritis: pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, klasifikasi penyakit,
patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan
penatalaksanaan medik.
6. Ruang Lingkup Penulisan
'ehubungan dengan keterbatasan waktu, pengalaman, pengetahuan dan
keterbatasan sumber yang penulis alami, maka penulis hanya memfokuskan pada
Asuhan Keperawatan pada Klien 6y ;57 dengan Gangguan 'istem 1encernaan
;Gastroenteritis7 di ,' ,K 3haritas 1alembang 1a8ilyun 9heresia kamar (!4#
pada tanggal "# 5uli !""* ) "* 5uli !""*.
C. Tujuan Penulisan
(. 9ujuan 2mum
1enulis dapat mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi pasien secara komprehensif
dengan gangguan sistem saluran pencernaan : Gastroenteritis secara
langsung.
!. 9ujuan Khusus
1enulis mampu <
a. -engkaji klien dengan Gangguan 'istem 1encernaan: Gastroenteritis.
b. -erumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Gangguan 'istem
1encernaan: Gastroenteritis..
c. -enyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem pencernaan : Gastroenteritis.
d. -engimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk
pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan Gangguan 'istem
1encernaan: Gastroenteritis.
!
e. -elakukan e8aluasi tindakan keperawatan yang sudah dilaksanakan pada
klien dengan gangguan pencernaan : Gastroenteritis.
f. -enyusun laporan hasil pengamatan dan asuhan keperawatan kasus dalam
bentuk Karya 9ulis %lmiah sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

D. Metoe Penulisan
-etode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah
ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu
keadaan secara objektif selama mengamati pasien, mulai dari pengumpulan data
sampai melakukan e8aluasi yang disajikan dalam bentuk naratif.
2ntuk mendapatkan data yang diperlukan dalam karya tulis ilmiah ini
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut <
(. =awancara
=awancara dilakukan secara allo anamnese dengan keluarga (nenek dan ibu
klien$ untuk memperoleh data yang diharapkan.
!. >bser8asi
1enulis mengadakan pengamatan langsung pada pasien sehingga penulis
dapat mengumpulkan data dengan tepat.
3. 1emeriksaan ?isik
'umber data berikut dilakukan pada pasien dengan cara < inspeksi, palpasi,
perkusi auskultasi untuk melengkapi data.
/. 'tudi &okumentasi
2ntuk melengkapi data melalui catatan status pasien, catatan keperawatan
pasien, data4data medik dan pemeriksaan diagnostik.
#. 'tudi Kepustakaan
1enulis dalam penyusunan asuhan keperawatan serta konsep dasar tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis adalah dari beberapa
buku sumber.
3
E. !iste"atika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari lima
bab yaitu < 6A6 % 1endahuluan, dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar
belakang masalah, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan. 6ab %% 9injauan 9eori, 6ab ini penulis menjelaskan tentang landasan
teori medis yaitu pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, klasifikasi penyakit,
patofisiologi, komplikasi pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medik. &an
konsep dasar asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, e8aluasi, discharge planning dan patoflow diagram.
6ab %%% 9injauan Kasus, 6ab ini merupakan penerapan asuhan keperawatan secara
langsung pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, daftar diagnosa keperawatan, rencana tindakan, catatan keperawatan,
dan catatan perkembangan. 6ab %@ 1embahasan, bab ini berisi tentang
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus yang meliputi <
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan
keperawatan dan e8aluasi. 6ab @ 1enutup, bab ini meliputi kesimpulan dan saran.
/
BAB II
TIN#AUAN TE$RI
A. %onsep Dasar Meis
&. Pengertian
Gastroenteritis adalah pergerakan yang cepat dari materi tinja
disepanjang usus besar yang disebabkan karena adanya infeksi baik oleh 8irus
maupun oleh bakteri pada fraktus intestinalis (Guyton and Aall, (00*$.
Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang
tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari$, juga perubahan dalam jumlah dan
konsistensi / feces cair$ (6runner and 'uddarth. !"""$
Gastroenteritis ada inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus (3ecily 6etB, !""!$.
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari /
kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja.
(gastiyah, !""#$.
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi$ dengan tinja
berbentuk cairan / setengah cair (setengah padat$, kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari !"" gram / !"" ml / !/ jam. (Aru =. 'udoyo,
!"".$.
#
'. Anato"i (isiologi
.
#
Gambar !4(. 'istem 1encernaan 'umber < =olf AeideggerCs. Atlas of Human
Anatomy, 5akarta < =idya -edika, (00(, hal. !"
a. -ulut
-ulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas !
bagian yaitu <
($ 6agian luar yang sempit / 8estibula yaitu ruang di antara gusi, gigi,
bibir, dan pipi.
!$ 6agian rongga mulut / bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi
sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah
belakang bersambung dengan faring.
1encernaan mulut dibantu oleh ptyalin yaitu enBim yang
dikeluarkan oleh kelenjar sali8a untuk membasahi dalam metabolisme
makanan.
b. ?aring
-erupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (Dsofagus$ di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel$ yaitu kumpulan kelenjar linfe yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. &i sini terletak
persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung. &i depan ruas tulang belakang makanan
melewati epigiotis lateral melalui resus piriformis masuk ke esophagus
tanpa membahayakan jalan udara. 1ada waktu yang sama jalan udara
ditutup sementara. 1ermulaan menelan, otot mulut dan lidah konraksi
secara bersamaan.
c. Dsofagus
-erupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya E !# cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di
bawah lambung. Fapisan dinding dari dalam keluar, lapisan selaput lendir
*
(mukosa$, lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan
otot memanjang longitudinal. Dsophagus terletak di belakang trakea dan di
depan tulang punggung setelah melalui thoraG menembus diafragma
masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
d. Gaster / Fambung
-erupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas
fundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui orifisium pilorik,
terletak di bawah diafragma di depan pankreas dan limfa, menempel di
sebelah kiri fundus uteri, pencernaan dalam lambung dibantu oleh
pepsinogen untuk mencerna protein, lemak dan asam garam lambung
berdistensi untuk menampung makanan yang masuk, pada awalnya
pylorus tetap tertutup dan efek dari gelombang peristaltik pada saat ini
adalah mencampur makanan dan untuk memaparkan makanan dengan
cairan lambung kemudian sfingter pylorus mula4mula relaksasi dan
membiarkan sejumlah kecil makanan melewatinya setiap waktu.
?ungsi lambung terdiri dari <
($ -enampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan
oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
!$ Getah cerna lambung yang dihasilkan <
a$ 1epsin : fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan pepton$
b$ Asam garam (A3l$ fungsinya mengasamkan makanan sebagai
antiseptic dan desinfektan dan membuat suasana asam pada
pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c$ ,enin fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan
membentuk kasein dari karsinogen (karsinogen dan protein susu$.
+
d$ Fapisan lambung : jumlahnya sediki memecah lemak menjadi
asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
'ekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan, bila
melihat makanan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung akan
terangsang. ,asa makanan merangsang sekresi lambung karena kerja saraf
sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding
lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Getah
lambung dihalangi oleh sistem saraf simpatis yang dapat terjadi pada
waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut.
e. 2sus halus / %ntestinum -inor
1encernaan makanan lebih lanjut dilakukan di dalam usus halus
dengan bantuan aksi getah usus. 2sus halus adalah bagian dari sistem
pencernaan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum
panjangnya E . m, merupakan saluran paling panjang tempat proses
pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan. Fapisan usus halus : lapisan
mukosa (sebelah dalam$, lapisan otot melingkar (-. sirkuler$, lapisan otot
memanjang (-.longitudinal$, dan lapisan serosa (sebelah luar$. 2sus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu <
($ &uodenum
&isebut juga usus dua belas jari, panjangnya E !# cm,
berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini
terdapat pankreas. 'edangkan pada bagian kanan duodenum ini
terdapat selaput lendir yang membukit disebut papila 8ateri. 1ada
papila 8ateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus$ dan
saluran pankreas (duktus pankreatikus. Dmpedu dibuat di hati untuk
dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus dan fungsinya
0
mengemulsi lemak dengan bantuan lipase. 1ankreas juga
menghasilkan : amilase yang berfungsi mencerna hidrat arang
menjadi disakarida dan tripsin yang berfungsi mencerna protein
menjadi asam amino atau albumin dan polipeptida. &inding duodenum
mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar.
Kelenjar ini disebut kelenjar4kelenjar 6runner, berfungsi untuk
memproduksi getah intestinum.
!$ Heyenum dan %leum
Heyenum dan %leum mempunyai panjang sekitar E . m. !/#
bagian atas adalah yeyenum dan 3/# adalah ileum. Fekukan yeyenum
dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan
perantaraan lipatan teritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai
mesenterium. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya
cabang4cabang arteri dan 8ena mesentrika superior pembuluh limfe
dan saraf ke ruang antara dua lapisan peritoneum yang membentuk
mesenterium. 'ambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai
batas yang tegas. 2jung bawah ileum berhubungan dengan seikum
dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoseikalis,
orifisium ini diperkuat oleh sfingter ileoseikalis dan pada bagian ini
terdapat katup 8al8ula seikalis atau 8al8ula baukhini yang berfungsi
untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke
dalam ileum.
?ungsi usus halus terdiri dari :
($ -enerima Bat4Bat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui
kapiler4kapiler darah dan saluran4saluran limfe.
!$ -enyerap protein dalam bentuk asam amino.
3$ Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
("
&i dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah
usus yang menyempurnakan makanan <
($ Dnterokinase, mengaktifkan enBim proteolitik
!$ Dripsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino
a$ Factase mengubah lactase menjadi monosakarida
b$ -altosa mengubah maltosa menjadi monosakarida
c$ 'ukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida
f. 2sus 6esar / %ntestinum -ayor
9erdiri atas kolon asenden, trans8ersum, desenden dan sigmoid
serta rectum. 1eristaltik di bagian ini sangat kuat dan feces cair dalam usus
asenden dan trans8ersum terdorong, kemudian air diserap ke usus
desenden. 6ahan kotoran yang terdapat di dalam ujung usus sebagian
besar berupa feces dan menggumpal di dalam rektum akhirnya keluar
melalui anus.
g. ,ektum
9erletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus, terletak dalam rongga pel8is di depan os sacrum dan
os koksigis.
h. Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rectum dengan dunia luar (udara luar$. 9erletak di dasar pel8is,
dindingnya diperkuat oleh tiga sfingter :
($ 'fingter ani internus (sebelah atas$ bekerja tidak menurut kehendak
!$ 'fingter le8ator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak
((
3$ 'fingter ani eksternus (sebelah bawah$ bekerja menurut kehendak.
). Etiologi
a$ ?aktor %nfeksi
($ %nfeksi internal yaitu infeksi pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enteral sebagai
berikut <
a$ %nfeksi bakteri < @ibrio D 3olli, 'almonella, 'tigella,
3ampylobacter, Hersinia, Aeromonas dan sebagainya.
b$ %nfeksi 8irus : entero8irus (8irus Dcho, 3oGsackie, 1oliomyeletis$
Adeno8irus, ,osta8irus, Astro8irus dan lain4lain$
c$ %nfeksi 1arasit : cacing (Ascaris, 9richuris, >Gyuris,
'trongyloides$ : 1rotoBoa (Dntamoeba histolytica, Grandia lamblia,
9richomonas hominis$, 5amur (3andida Albicans$.
!$ %nfeksi 1arenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti
>titis -edia Akut (>-A$, 9onsilitis / 9onsilofaringitis,
6ronkopneumonia, Dnsefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah ! tahun.
b$ ?aktor -alabsorbsi
($ -alabsorbsi karbohidrat < disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa$ : monosakarida (intoleransi gluksosa, fruktosa, dan
galaktosa$. 1ada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
intoleransi laktosa.
!$ -alabsorbsi lemak
3$ -alabsorbsi protein
c$ ?aktor -akanan
-akanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
(!
d$ ?aktor 1sikologis
,asa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar$
*. %lasi+ikasi pen,akit
Klasifikasi penyakit diare yaitu <
a. &iare Akut
Haitu diare yang berlangsung kurang dari (# hari. 'edangkan
menurut World Gastroenterology organitation Global Guidelines 2!,
diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja cair / lembek dengan jumlah
lebih banyak dari normal, berlangsung kruang dari (/ hari.
b. &iare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari (# hari.
c. &iare 1ersisten
-erupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang menyatakan
diare berlangsung selama (# sampai 3" hari yang merupakan kelanjutan
dari diare akut (peralihan akut dan kronik, dimana lama diare kronik yang
dianut yaitu yang berlangsung lebih dari 3" hari$.
d. &iare %nfektif
Adalah bila penyebabnya infeksi sedangkan diare non infektif bila
tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab pada kasus tersebut.
e. &iare >rganik
Adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik,
hormonal atau toksikologik. &iare fungsional bila tidak dapat ditemukan
penyebab organik.
(3
-. Pato+isiologi
&iare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. &iare dapat
terjadi akibat adanya makanan / Bat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. %si rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare. Aal ini disebut diare osmotik atau karena iritasi saluran cerna.
1enyebab tersering iritasi adalah infeksi 8irus atau bakteri di usus
halus distal atau usus besar. %ritasi usus oleh suatu pathogen mempengaruhi
lapisan mukosa usus sehingga terjadi peningkatan produk4produk sekretorik,
termasuk mukus. %ritasi oleh mikroba juga mempengaruhi lapisan otot
sehingga terjadi peningkatan motilitas. 1eningkatan motilitas menyebabkan
banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk
penyerapan Bat4Bat tersebut di kolon berkurang. %ndi8idu yang mengalami
diare berat dapat meninggal akibat syok hipo8olemik dan kelainan elektrolit.
'elain itu diare dapat terjadi akibat rangsangan tertentu misalnya
toksin, yang dikeluarkan oleh bakteri adalah contoh dari bahan yang sangat
merangsang. -otilitas secara langsung menyebabkan sekresi air dan elektrolit
ke dalam usus besar, sehingga unsur4unsur plasma yang penting ini terbuang
dalam jumlah besar.
&iare juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya
ketakutan atau jenis4jenis stress tertentu, yang diperantarai oleh stimulasi usus
oleh saraf parasimpatis.
.. Mani+estasi %linik
-ula4mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. 9inja cair
mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. =arna tinja makin lama makin
(/
berubah kehijau4hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin
asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang
tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum
atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau
akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. 6ila pasien telah
banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu <
a. 6erat badan menurun
b. 9urgor berkurang
c. -ata dan ubun4ubun besar menjadi cekung (pada bayi$
d. 'elaput lendir, bibir dan mulut serta kulit tampak kering
6erdasarkan keadaan klinis dehidrasi dibagi dalam 3 tingkatan yaitu <
a. &ehidrasi Klinis < Kehilangan cairan ! I 4 # I dari berat badan.
Gambaran klinis < &ehidrasi, turgor kulit kurang plastis, suara serak,
pasien belum jatuh dalam keadaan pre syok.
b. &ehidrasi 'edang < Kehilangan cairan # I 4 + I dari berat badan.
Gambaran klinis < 9urgor jelek, suara serak, pasien jatuh dalam pre syok /
syok, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.
c. &ehidrasi 6erat < Kehilangan cairan + I 4 (" I dari berat badan.
Gambaran klinis < 9urgor jelek, suara serak, pasien jatuh kedalam pre syok
/ syok, nadi cepat, nafas cepat, kesadaran menurun, otot kaku.
1enentuan derajat dehidrasi. &erajat dehidrasi dapat ditentukan
dan berdasarkan <
($ Keadaan Klinis < ringan, sedang dan berat
!$ 6erat jenis plasma < pada dehidrasi 65 plasma meningkat
a. &ehidrasi 6erat < 65 plasma (,"3! )
(,"/"
(#
b. &ehidrasi 'edang < 65 plasma (,"!+ )
(,"3!
c. &ehidrasi ,ingan < 65 plasma (,"!# )
(,"!+
9abel !4( Kehilangan cairan pada dehidrasi berat menurut berat badan
pasien dan umur
Berat Baan U"ur P/L0 N/L00 C/L000 #u"lah
"43 Kg "4. bulan (#" (!# !# 3""
34(" Kg ( 6ulan4! 9h (!# ("" !# !#"
("4(# Kg !4# 9h ("" +" !# !"#
(#4!# Kg #4(" 9h +" !# !# (3"
Keterangan <
J 1=F < 1re8ius =ater Fosses (ml/Kg66$ (cairan yang hilang karena
muntah$
JJ=F < ormal =ater Fosses (ml/Kg66$ (karena urine, penguapan
kulit, pernafaan$
JJJ3=F < 3oncomitant =ater Fosses (ml/Kg66$ (karena diare dan
muntah4muntah terus$
1. %o"plikasi
Akibat diare dan kehilangan cairan dan elektrolit dapat terjadi berbagai
komplikasi, sebagai berikut <
a. &ehidrasi
&ehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas
karena nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia.
(.
&ehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya
jumlah air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat dan
perubahan ortostatik.
b. 'yok hipo8olemik
'yok yang terjadi karena penurunan abnormal 8olume cairan
sirkulasi (plasma dalam tubuh$.
c. Kematian
6ila diare tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dapat
menimbulkan kematian.
2. Pe"eriksaan Diagnostik
a. 1emeriksaan darah tepi lengkap.
b. 1emeriksaan analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin, dan berat jenis
plasma.
c. 1emeriksaan urine lengkap.
d. 1emeriksaan tinja lengkap dan biarkan tinja dari colok di dubur.
e. 1emeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik.
f. 1emeriksaan sediaan malaria serta serologi heliobakter.
3. Penatalaksanaan Meik
&asar pengobatan diare adalah <
a. 1emberian cairan per oral
1ada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan a3l dan aA3>
3
, K3l dan glukosa.
2ntuk diare akut dan kolera pada anak di atas umur . bulan kadar atrium
0" meK/l, pada anak di bawah umur . bulan dengan dehidrasi ringan,
(*
sedang kadar atrium #" ) ." meK/l. ?ormula lengkap sering disebut
oralit. 3airan sederhana dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap$
hanya mengandung garam dan gula (a3l dan sukrosa$, atau air tajin yang
diberi garam dan gula, untuk pengobatan sementara di rumah sebelum
dibawa berobat ke rumah sakit / pelayanan kesehatan untuk mencegah
dehidrasi lebih jauh.

b. &iet
1asien diare tidak dianjurkan puasa kecuali bila muntah4muntah
hebat. 1asien dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, minuman
tidak bergas, makanan mudah cerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup.
'usu sapi harus dihindari karena adanya lactase transien yang disebabkan
oleh infeksi 8irus dan bakteri, minuman beralkohol dan berkafein harus
dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
c. >bat4obatan
($ >bat anti diare
>bat4obat ini dapat mengurangi gejala4gejala <
a$ Hang paling efektif yaitu deri8at opioid misalnya loperamide,
difenoksilat4atrofin dan tinktur opium. Foperamide paling disukai
karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil.
6ismuth subsalisilat merupakan obat lain yang dapat digunakan
tetapi kontraindikasi pada pasien A%@ karena dapat menimbulkan
Dnsefelopati 6ismuth. >bat antimotilitas penggunaannya harus
hati4hati pada pasien disentri yang panas (termasuk infeksi
shigella$ bila tanpa disertai anti mikroba, karena dapat
memperlama penyembuhan penyakit.
b$ >bat yang mengeraskan tinja < atapulgite / G ! tab/hari, smectite
3 G ( sachet diberikan tiap diare/ 6A6 encer sampai diare berhenti.
(+
c$ >bat anti sekretorik/anti enkephalinase < Aidrasec 3 G ( tab/hari.
!$ >bat anti mikroba
Karena kebanyakan pasien memiliki penyakit yang ringan, self
limited disease karena 8irus/bakteri non in8asif, pengobatan empirik
tidak dianjurkan pada semua pasien. 1engobatan empirik diindikasikan
pada pasien4pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri in8asif,
diare turis (tra8elerCs diarea$ atau imunosupresif. >bat pilihan yaitu
Kuindon (misalnya siprofloksasin #"" -g ! G / hari selama #4* hari$.
>bat ini baik terhadap bakteri pathogen in8ansif termasuk campylobac
bacter, shigella, salmonella, yersinia, dan aeromonas spesies.
6. %onsep Dasar Asuhan %epera4atan
&. Pengkajian
a. %dentitas pasien
ama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
asal suku, nama orang tua, pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
6uang air besar (6A6$ lebih 3 G sehari, L / kali dan cair (diare
tanpa dehidrasi$, 6A6 /4(" kali dan cair (dehidrasi ringan, sedang$, 6A6
M (" kali (dehidrasi berat$.
c. ,iwayat penyakit sekarang
($ 6ayi menangis, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
berkurang
!$ 9inja makin cair mungkin disertai lendir/darah
3$ Anus dan daerahnya timbul lecet karena sering defekasi
/$ Gejala muntah dapat terjadi
#$ 6ila terjadi dehidrasi berat, gejala dehidrasi mulai tampak
(0
.$ &iuresis < terjadi oliguria (kurang dari ( ml/Kg/66/5am$
d. ,iwayat kesehatan
($ ,iwayat imunisasi terutama campak karena diare lebih sering terjadi
atau berakibat berat pada anak dengan campak atau yang baru
menderita campak / minggu terakhir sebagai akibat dari penurunan
kekebalan pada pasien.
!$ ,iwayat alergi terhadap makanan atau obat4obatan (anti biotik$
3$ ,iwayat penyakit yang sering terjadi pada anak4anak berusia dibawah
! tahun biasanya batuk, pilek, kejang yang terjadi sebelum atau setelah
diare
e. ,iwayat nutrisi
($ 1emberian A'% penuh pada anak umur /4. bulan sangat mengurangi
resiko diare dan infeksi yang serius.
!$ 1emberian susu formula apakah di buat dengan air masak dan
diberikan dengan botol (dot$ karena botol yang tidak bersih akan
menimbulkan pencemaran.
3$ 1erasaan haus anak diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus (minum
biasa$ pada dehidrasi ringan atau sedang anak merasa haus dan ingin
minum banyak sedangkan pada dehidrasi berat anak malas, minum
atau tidak bisa minum.
f. 1emeriksaan fisik
($ Keadaan umum < 4 6aik, sadar (tanpa dehidrasi$
4 Gelisah, rewel (dehidrasi ringan$
4 Fesu, Funglai (dehidrasi berat$
!"
!$ 6erat badan
Anak diare dengan dehidrasi biasanya mengalami penurunan
berat badan sebagai berikut <
9abel !4! 9abel 9ingkat dehidrasi dengan persentase kehilangan berat badan.
9ingkat
&ehidrasi
I Kehilangan 6erat
6adan Kulit -ata
-ulut N
Fidah
6ayi Anak besar
&ehidrasi
,ingan
&ehidrasi
'edang
&ehidrasi
6erat
# I
#"ml/Kg
# ) (" I
#"4(""
ml/Kg
(" ) (# I
(""4(#"
ml/Kg
3 I
(3" ml/Kg$
. I
(." ml/Kg$
0 I
(0" ml/Kg$
9urgor kembali
dengan lambat
(cubitan kembali
dalam waktu ! detik$
9urgor kembali
dengan lambat
(cubitan kembali
dalam waktu ! detik$
9urgor kembali
sangat lambat
(cubitan kembali
lebih dari waktu !
detik$
Kelopak
mata cekung
(cowong$
Kelopak
mata cekung
(cowong$
Kelopak
mata sangat
cekung
Kering
Kering
'angat
kering
3$ Kepala mengalami dehidrasi ubun4ubun biasanya cekung
/$ Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram dan bising usus
yang meningkat
#$ Anus, apakah ada iritasi atau tidak.
'. Diagnosa ,ang "ungkin ti"5ul
a. &iare berhubungan dengan inflamasi. iritasi / malabsorbsi usus, adanya
toksin, penyempitan segmental lumen.
!(
b. Kekurangan 8olume cairan berhubungan dengan gangguan absorbsi
nutrien, status metabolik.
c. 1erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ganguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik
d. yeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi
kulit/jaringan, eksoriasi, fisuria perirektal, fistula.
e. ,esiko tinggi kerusakan intergritas jaringan yang berhubungan dengan
resiko terhadap kekurangan cairan/nutrisi
f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar$ tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kesalahan interprestasi
informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber.
). Peren6anaan
a$ &iare yang berhubungan dengan inflamasi, iritasi/malabsorbsi usus
adanya toksin/ penyempitan segmental.
Aasil yang diharapkan <
&iare teratasi
Kriteria hasil <
-elaporkan penurunan frekuensi defekasi
-engatakan bahwa konsistensi feces sudah kembali normal
%nter8ensi<
($ >bser8asi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik , jumlah dan
faktor pencetus.
,asional <
-embantu membedakan penyakit indi8idu dan mengkaji beratnya
episode.
!$ 9ingkatkan tirah baring
!!
,asional <
%stirahat menurunkan motilitas usus untuk menurunkan laju
metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi.
3$ 1ertahanan status puasa sampai frekuensi dan 8olume defekasi
menurun untuk mencegah iritasi gastrik lebih lanjut.
,asional <
2ntuk mengidentifikasi keadaan keseimbangan 8olume cairan tubuh
3$ -ulai pemberian makanan berupa larutan elektrolit dalam porsi kecil
tetapi diberikan sering sesuai pesanan.
,asional <
-inuman bikarbonat dapat menggantikan natrium dan kalium yang
hilang pada diare dan muntah
/$ 6eri A'% atau secara berangsur diberikan formula dari O sampai (
porsi penuh sesuai petunjuk
,asional <
2ntuk secara bertahap memenuhi 8olume cairan sesuai dengan
kebutuhan tubuh
#$ Kaji kemampuan pasien menerima setiap perubahan diet dan formula
yang mengakibatkan pengeluaran yang kuat / banyak jika jumlah feces
yang keluar meningkat secara bermakna.
,asional <
-engidentifikasikan perubahan defekasi dengan adanya perubahan
diet
.$ 9ingkatkan diet dari cair menjadi lebih padat seperti pisang, nasi, selai,
apel, dan roti panggang (pada anak yang lebih besar$
,asional <
'ecara bertahap untuk memenuhi nutrisi sesuai dengan kebutuhan
!3
b. Kekurangan 8olume cairan yang berhubungan dengan gangguan absorbsi
nutrien, status hipermetabolik.
Aasil yang diharapkan <
-empertahankan 8olume cairan adekuat.
Kriteria hasil <
-embran mukosa mulut lembab.
9urgor kulit elastis, tanda4tanda 8ital stabil.
Keseimbangan masuk dan haluaran dalam kosentrasi / jumlah.
%nter8ensi <
($ 1antau tanda dan gejala dini defisit 8olume cairan misalnya membran
mukosa kering (bibir, mulut$, urine kuning kecoklatan, berat jenis
urine M (,"!#.
,asional <
1enurunan 8olume yang bersirkulasi menyebabkan kekeringan
jaringan dan pemekatan urine, deteksi dini memungkinkan terapi
penggantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
!$ Awasi masukan dan haluaran, karakter dan jumlah feces perkirakan
kehilangan yang tak terlihat misalnya keringat
,asional <
-emberikan informasi tentang keseimbangan cairan fungsi ginjal dan
kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian
cairan.
3$ Kaji tanda4tanda 8ital (nadi, suhu, nafas$.
,asional <
9akikardi, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan atau efek
kehilangan cairan
/$ 2kur berat badan tiap hari
!/
,asional <
%ndikator cairan dan status nutrisi.
#$ Kaji kemampuan anak untuk rehidrasi melalui mulut.
,asional <
-embantu untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
.$ Kolaborasi medik dalam pemberian obat sesuai indikasi antidiare, anti
emetik, anti piretik
,asional <
Antidiare < menurunkan kehilangan cairan dari usus
Antiemetik < digunakan untuk mengontrol mual / muntah pada
eksarsebasi akut
Antipiretik < mengontrol demam, menurunkan kehilangan tak terlihat
*$ Kolaborasi medik dalam pemberian cairan parenteral sesuai indikasi
,asional <
-empertahankan istirahat usus dan memerlukan penggantian cairan
untuk memperbaiki kehilangan cairan tubuh
c. 1erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrien status hipermetabolik.
Aasil yang diharapkan <
Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.
Kriteria hasil <
-enunjukkan 66 yang ideal
-ampu menghabiskan porsi makan yang disediakan
%nter8ensi <
($ Kaji status nutrisi 66 awal, derajat kekurangan 66 dan integritas
mukosa oral

!#
,asional <
2ntuk mengetahui derajat kekurangan nutrisi
!$ Kaji tanda4tanda 8ital
,asional <
2ntuk mengetahui keadaan umum pasien
3$ >bser8asi masukan dan keluaran
,asional <
2ntuk mengetahui keseimbangan cairan
/$ 9imbang 66 tiap hari
,asional <
66 yang turun merupakan indikator langsung kehilangan cairan
#$ 6erikan makanan cair sedikit tapi sering
,asional <
-eningkatkan keadekuatan pasien dan penetuan kebutuhan nutrisi
.$ Kolaborasi medik dalam pemberian cairan
,asional <
2ntuk menambah kebutuhan cairan
d. yeri (akut$ berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit
atau jaringan, eksoriasi fisura perirektal, fistula
Aasil yang diharapkan
yeri teratasi
Kriteria hasil <
-elaporkan hasil nyeri hilang / terkontrol
9ampak rileks dan mampu tidur, istirahat dengan tepat
%nter8ensi <
($ Kaji karakter, intensitas dan letak nyeri
!.
,asional <
-embantu dan memberikan terapi untuk toleransi nyeri
!$ Anjurkan pasien berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat diatas abdomen
,asional <
9indakan ini meningkatkan relaksasi otot gastrointestinal
3$ 6erikan akti8itas hiburan dan periode istirahat sering
,asional <
-engalihkan perhatian pasien terhadap nyeri
/$ 6erikan tindakan nyaman (misal < pijatan punggung$
,asional <
-eningkatkan relaksasi, menfokuskan kembali mekanisme koping
#$ 6ersihkan area rektal dengan sabun ringan dan di lap setelah defekasi
dan berikan perawatan kullit
,asional <
-elindungi kulit dari asam usus
e. ,esiko tinggi kerusakan intergritas jaringan yang berhubungan dengan
resiko terhadap kekurangan cairan / nutrisi.
Aasil yang diharapkan
Kerusakan integritas kulit tidak terjadi
Kriteria hasil <
-enunjukkan jaringan yang bersih dan utuh
9urgor kulit dan warnanya normal
%nter8ensi <
($ Kaji area perirektal terhadap inflamasi abses atau fistula
,asional <
&eteksi dini dapat membantu dalam pemberian inter8ensi yang tepat
!*
!$ 5aga daerah popok bersih dan kering
,asional <
1opok yang lembab / basah mempercepat timbulnya proses infeksi dan
ketidaknyamanan pasien
3$ 3uci kulit dengan suhu yang lembut dan air setiap kali setelah
defekasi, kekeringan dengan seksama, berikan salep, topikal sesuai
dengan pesanan
,asional <
-emperkecil terjadinya iritasi kulit pada daerah perianal
/$ 6iarkan daerah bokong terbuka terhadap udara sebanyak mungkin
,asional <
&aerah bokong kering, memperkecil terjadinya iritasi kulit
#$ Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian salep kulit setelah
mengganti popok
,asional <
-enjaga integritas kulit dari iritasi terutama daerah sekitar anus dan
bokong.
f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar$ tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi kurang mengingat tidak mengenai sumber.
Aasil yang diharapkan <
1engetahuan pasien tentang pemahaman proses penyakit dan
pengobatannya meningkat.
Kriteria hasil <
1asien mengatakan paham tentang proses penyakit dan regimen
pengobatan
!+
1asien dapat mengidentifikasi situasi dan tindakan khusus untuk
menerimanya
%nter8ensi <
(. 9entukan persepsi pasien dan keluarga tentang proses penyakit
,asional <
-embuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan
belajar indi8idu
!. 6erikan instruksi dalam penatalaksanaan diet, penekanan makanan
untuk dihindari buah4buahan dan sayuran mentah, alkohol, coklat dan
makanan yang menghasilkan gas.
,asional <
1engetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan pasien untuk
membuat keputusan / pilihan
3. 9ekankan pentingnya perawatan kulit misalnya < teknik cuci tangan
dengan baik dan perawatan perineal yang baik
,asional <
-enurunkan penyebaran bakteri dan resiko iritasi kulit / kerusakan
infeksi.
/. 6erikan informasi tentang obat4obatan termasuk nama, dosis, tujuan,
waktu pemberian, efek samping, dan interaksi, jelaskan pentingnya
untuk menghindari pemakaian obat yang dijual bebas
,asional <
-eningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam
program.
!0
*. Pelaksanaan
1ada tahap ini merupakan realisasi dari rencanan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasien secara
optimal
-. E7aluasi
9ahapan akhir dari proses keperawatan ialah menge8aluasi respon
pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil
yang diberikan dan diharapkan telah tercapai. Aasil asuhan keperaatan yang
diharapkan tercapai pada pasien dengan Gangguan 'istem 1encernaan
Gastroenteritis yaitu <
a. -elaporkan pola defekasi normal
b. -empertahankan keseimbangan cairan
($ -engkonsumsi cairan per oral dengan adekuat.
!$ -elaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot.
3$ -enunjukkan membran mukosa lembab dan turgor jaringan normal.
/$ -engalami keseimbangan asupan dan haluaran.
#$ -engalami berat jenis urin normal.
c. -engalami penurunan tingkat ansietas
d. -empertahankan integritas kulit
($ -empertahannkan kulit tetap bersih setelah defekasi
!$ -enggunakan pelembab atau salep sebagai barier kuli
e. 9idak mengalami kompikasi
($ Dlektrolit tetap dalam rentang normal
!$ 9anda 8ital stabil
3$ 9idak ada disritmia atau perubahan dalam tingkat kesadaran
3"
.. Dis6harge Planning
a. 5elaskan penyebab diare.
b. Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
c. Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan : ajarkan tentang
standar pencegahan.
d. Ajarkan perawatan anak : pemberian makanan/minuman (misalnya oralit$.
e. Ajarkan mengenal tanda4tanda dehidrasi, ubun4ubun dan mata cekung,
turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering.
f. 5elaskan obat4obatan yang diberikan : efek samping dan kegunaannya.
3(
C. Pato+lo4 Diagra"
3!
?aktor -alabsorbsi
(karbohidrat, lemak, protein
?aktor makanan (makanan
basi, beracun$
-asuk ke dalam sistem
pencernaan
Gangguan absorbsi usus
halus terhadap Bat4Bat
penting tersebut
?aktor %n8eksi
(@irus, 6akteri, 1arasit$
?aktor 1sikologis (takut,
cemas$
-engandung toksin
9oksin terikat pada mukosa
usus
-erangsang kerja sistem
saraf simpatis
1elepasan asetilcolin N
muatan fleksus
meisentrikus
-empengaruhi lapisan
otot4otot polos usus
1eningkatan motilitas usus
1eningkatan produksi sekretorik
Gastrointesntinal
-erangsang sekresi asam
A3l
1eningkatan produksi
gastrin
'uasana asam pada usus
halus
1ergerakan materi pada
usus terlalu cepat
1eningkatan produksi
mukus mukosa usus
9inja menjadi lebih
asam
%ritasi kulit sekitar anus
saat defekasi
%ritasi mukosa usus
Gangguan sistem ansorbsi
Air N elektrolit
&%A,D
1enatalaksanaan <
1emberian oralit
1emasangan infus
-K < Kurang 1engetahuan
-K < Kurang 8olume cairan
Air N elektrolit
6anyak terbuang
Kehilangan cairan
ekstraseluler berlebih
Ketidakseimbangan
elektrolit
Ailangnya cairan dalam
intraseluler
6A6 cair M / G
1erut mulas
-ual, muntah
6erat badan menurun
-K< &iare
-K< Gangguan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi
-K< gangguan
integritas kulit sekitar
anus
-K< yeri
Aiperperistaltik usus
,asa tidak enak
-ulas
Asidosis metabolik
9achipnea
yeri / kram perut
9& menurun
9urgor kulit menurun
'yok hipo8olemik
9achicardi
Gelisah, pucat
Dkstermitas dingin
'ianosis
&ehidrasi
Femah, pucat
Kulit kurang elastis
-ata Nubun4ubun cekung
-ukosa mulut kering
-K< Kurang
8olume cairan
KD-A9%A
BAB III
TIN#UAN %A!U!
A. PEN8%A#IAN %EPERA/ATAN
ama -ahasiswa yang mengkaji < @incentia 9ri Huwandhini
2nit < Anak
,uang / Kamar < 9heresia / (!4#
9anggal -asuk ,umah 'akit < / 5uli !""*
9anggal 1engkajian < # 5uli !""*
=aktu 1engkajian < "..3" =%6
Auto Anamnese < 4
Allo Anamnese < Keluarga klien
&. IDENTITA!
a. Klien <
ama %nitial < 6y. ;57
2mur < (( 6ulan
5enis Kelamin < 1erempuan
Anak Ke < ( ('atu$
=arga egara < %ndonesia
6ahasa yang digunakan < 6elum bisa bicara
1endidikan < 6elum 'ekolah
Agama < %slam
Alamat < 6ukit 6esar
b. >rang 9ua/ 1enanggung 5awab
Ayah %bu 1enanggung 5awab
ama < 9n ;A7 y. ;&7 9n. ;A7
33
3!
2mur < !! 9h !+ 9h
Agama/'uku < %slam/3hina %slam/1alembang
Kebangsaan < %ndonesia %ndonesia
1endidikan < '-A '-A
1ekerjaan < 6uruh %bu ,umah 9angga
Alamat < 6ukit 6esar 6ukit 6esar
'. DATA MEDI%
Klien dikirim dari 2G& ,umah 'akit ,K 3haritas oleh kelurga klien
dengan diagnosa medik < GDA& dan &iagnosa saat pengkajian GD
). %EADAAN UMUM
Keadaan 'akit
Klien tampak sakit sedang dan terbaring lemah, terpasang infuse Ka D
3A (. tetes / menit set makro di kepala, akti8itas klien dibantu oleh perawat /
keluarga.
*. TANDA9TANDA :ITAL
&ari hasil pengkajian tingkat kesadaran klien ditemukan kesadaran
Kualitatif 3ompos mentis, kesadaran Kualitatif dengan 'kala Glasgow <
respon motorik < ., respon bicara < #, respon membuka mata < /, dengan
jumlah < (#, maka kesimpulan klien sadar penuh. 'uhu klien 3.
"
3 melalui
AGillar adi ("" G/menit teratur dan penuh pada arteri radialis, frekuensi
pernapasan !# G/menit, irama teratur. 5enis pernapasan dada.
-. PEN8U%URAN
9inggi 6adan < *# cm
6erat 6adan < *.""" gram
Fingkar Kepala < // cm
3/
Fingkar lengan < (/ cm
Fingkar dada < /. cm
.. 8EN$8RAM
%eterangan ;
< Faki4laki
< 1erempuan
< Klien
< 9inggal 'erumah
1. %A#IAN P$LA %E!EHATAN
a. %ajian Persepsi %esehatan9pe"eliharaan %esehatan
,iwayat prenatal ibu sering muntah dan mendapatkan 8aksinasi,
riwayat kelahiran, bayi lahir cukup bulan dan lahir secara spontan ditolong
oleh bidan dengan 66 lahir 3.+"" gram dan 16 /0 cm. 9idak ada kelainan
bawaan dan tidak terjadi trauma kelahiran.
,iwayat tumbuh kembang anak < %bu klien mengatakan saat ini
klien sudah dapat merangkak dan belajar untuk berjalan, pada umur +
3#
(( bln
(( bln
bulan klien sudah mampu mengucapkan kata mama, papa dan dada, gigi
incisi8us atas dan bawah sudah tumbuh dua buah.
,iwayat penyakit yang pernah dialami : klien pernah dirawat di
,umah 'akit 'iti Khotijah 1alembang tanggal 3" 5uni !""* dengan
demam. 1ada saat dirawat klien menerima makanan berupa coklat dari
pasien lain yang menderita penyakit GD dan dirawat satu ruangan dengan
klien. Keesokan harinya klien 6A6 lebih dari empat kali dengan
konsistensi encer. Karena tidak mengalami perubahan setelah dirawat #
hari maka klien pindah berobat ke ,umah 'akit ,K 3haritas dan
dianjurkan oleh dokter 6G& untuk opname, sekarang klien sedang dalam
perawatan.
,iwayat 8aksinasi, klien sudah mendapatkan 8aksinasi 63G, &19
% ) %%%, 1olio % ) %%%, 3ampak dan Aepatitis % 4 %%%.
&< Data !u5jekti+
a$ Keadaan sebelum sakit <
%bu klien mengatakan sebelum sakit klien makan nasi 9im
dan minum susu dan air putih, lingkungan tempat tinggal cukup
bersih dan klien mandi !G sehari pagi dan sore.
b$ Keadaan sejak sakit <
%bu Klien mengatakan sejak sakit klien hanya mandi ( G
sehari setiap pagi dan hanya di lap saja dengan air hangat.
'< Data $5jekti+
a< $5ser7asi
Kebersihan rambut klien bersih dan tidak berminyak, kulit
kepala bersih tidak tampak ada ketombe, kebersihan kulit bersih
tidak ada lesi, hygiene rongga mulut bersih tidak bau, kebersihan
genetalia bersih tidak ada peradangan, kebersihan anus bersih tidak
ada sisa feces.
3.
'. %ajian Nutrisi Dan Meta5olik
a$ Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3 G sehari,
pagi siang dan sore hari jenisnya nasi tim, selain itu klien juga sering
minum air putih ! gelas / hari dan minum susu E 3#"4#"" cc setiap
hari, makanan klien sehari4hari selalu dijaga.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan sejak sakit klien tidak selera makan,
klien makan makanan yang disediakan dari rumah sakit dan tidak
dihabiskan hanya makan P porsi saja, selain itu klien juga hanya
minum air putih O gelas dan minum susu E (""4!#" cc/hari.
5< Data $5,ekti+
($ >bser8asi
Klien tampak minum air putih O gelas dan minum susu E (#"
cc dan klien makan habis P porsi, 66 klien *.""" gram.
!$ 1emeriksaan ?isik
1ada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan rambut baik
berwarna hitam, hidrasi kulit lembab, palpebrae tidak ada edema,
conjugti8a anemis, sclera an ikterik, keadaan hidung tidak ada secret,
rongga mulut bersih, gusi berwarna merah muda dan tidak ada
peradangan, gigi geligi berupa gigi susu, klien belum mampu untuk
mengunyah keras, lidah bersih dan tidak ada pembesaran tonsil,
pharing tidak ada peradangan.
1emeriksaan ?isik pada Abdomen
1ada pemeriksaan inspeksi < bentuk abdomen simetris tidak ada
bayangan 8ena, auskultasi peristaltik usus 3" G / menit, palpasi < masa
tidak teraba, hidrasi kulit lembab, tidak terdapat nyeri, hepar tidak
terjadi pembesaran, keadan kulit negatif untuk spider nae8i, uremic
3*
frost, edema dan icteric dan tidak ditemukan tanda4tanda peradangan.
9idak ditemukan adanya lesi.
1emeriksaan &iagnostik di laboratorium tangal # 5uli !""*,
Aaemoblobin ((,! g/dl, Dosinophil #I, Fimphosit #/I, leukosit
(../"" sel/mm
3
, ,etikulosit (* >/oo
Terapi
Klien diberikan diet 6', FF- dan dipasang infuse KaD 3A
(. tetes/menit set makro di kepala.
). %ajian Pola Eli"inasi
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan bahwa klien 6A6 teratur ( G tiap pagi,
warna kuning, konsistensi lembek, 6AK E / 4# G/hari, warna kuning
jernih. Klien masih ngompol.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan kemarin klien 6A6 lebih dari #G/hari,
konsistensi encer, tetapi hari ini klien 6A6 pada waktu subuh
berwarna kuning dan mulai berampas, tidak ada darah maupun lendir,
6AK E # ) . G/hari warna kuning jernih. 'aat 6A6 dan 6AK dibantu
oleh ibunya.
5< Data $5s,ekti+
($ >bser8asi
Klien tidak menggunakan kateter dan kolostomi, selama / jam
klien ngompol sebanyak ! kali
!$ 1emeriksaan ?isik
1eristaltik usus 3" G/menit dan pemeriksaan palpasi suprapubika
kandung kemih kosong, tidak ada nyeri ketuk ginjal di sebelah kanan
dan kiri, tidak ada peradangan pada mulut urethra. 1ada pemeriksaan
3+
anus tidak ditemukan peradangan dan negati8e untuk fisura, hemoroid
dan prolapsus recti
*. %ajian Pola Akti7itas an Latihan
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan sebelum sakit klien sering bermain
dengan saudara4saudaranya dan sering merangkak, apabila diganggu
saat bermain klien menangis.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan klien hanya mau di gendong.
5< Data $5,ekti+
($ >bser8asi
Akti8itas harian klien pada umumnya masih mendapat bantuan
dari orang lain, mulai dari makan, mandi, berpakaian, kerapian, buang
air besar, buang air kecil. 2ntuk mobilisasi di tempat tidur dan
ambulasi klien sudah dapat mandiri. 1ostur tubuh klien tegap, gaya
jalan belum seimbang, tidak ada cacat pada anggota gerak, tidak ada
fiksasi dan tracheostomie.
!$ 1emeriksaan ?isik
1ada pemeriksaan fisik, perfusi pembuluh perifer kuku kembali
dalam waktu E ( detik, inspeksi bentuk thoraG simetris, sianosis tidak
ada. Auskultasi suara nafas 8esikuler, suara ucapan jelas, suara
tambahan tidak ada. 1ada pemeriksaan jantung inspeksi ictus cordis
tidak terlihat, palpasi ictus cordis teraba.
Pe"eriksaan lengan an tungkai =
Atropi otot tidak ada, rentang gerak aktif, kematian dan
kekauan sendi tidak ditemukan, ,efleG patologik : babinski kiri dan
kanan tidak ditemukan, clubbing jari4jari tidak ditemukan, 8arises
30
tungkai tidak ada, inspeksi pada columna 8ertebraris tidak ditemukan
kelainan bentuk.
3olumna @ertebralis pada saat inspeksi tidak ada kelainan
bentuk, nyeri tekan pada palpasi tidak ada. %%%4%@4@% baik, dapat
menggerakkan bola mata berputar atas, bawah, samping kiri dan
kanan. Q% baik dapat mengangkat bahu kiri dan kanan dan dapat
menggerakkan kepala.
-. %ajian Pola Tiur an Istirahat
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan klien tidur malam hari selama E 0 jam
mulai pukul !"."" ) "#."" =%6 dan sering terbangun pada malam hari
untuk minum susu. Klien bangun pukul "#."" kemudian mengajak
bermain. Klien tidur siang selam E / jam mulai (".""4 (!."" =%6 dan
mulai dari pukul (/."" 4(.."" =%6.
!$ Keadaan sejak sakit
%bu klien mengatakan klien tidur malam hari selama E (" jam
mulai pukul (0."" ) "#."" =%6 dan jarang terbangun pada malam hari
untuk minum susu. Klien bangun pukul "#."" =%6. Klien tidur siang
selam E / jam mulai (".""4 (!."" =%6 dan mulai dari pukul (/.""
4(.."" =%6..
5< Data $5,ekti+
($ >bser8asi
1ada siang hari klien tampak istirahat tidur, tidak tampak ekspresi
mengantuk pada wajah klien dan klien tidak sering menguap serta
palpebrae inferior tidak berwarna gelap.
/"
.. %ajian Pola Persepsi %ogniti+ ; Perseptual
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan klien dapat mengenal orang lain dan mau
diajak bermain, klien sudah mampu mengucapkan kata mama, papa
dan dada.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan klien mau diajak bermain dengan orang
yang sudah dikenalnya, tetapi klien takut kepada perawat/orang yang
baru dikenalnya, klien tidak mengalami gangguan pendengaran,
penglihatan, karena pada waktu dipanggil namanya klien menoleh ke
arah orang yang memanggilnya.
b$ Data $5,ekti+
($ >bser8asi
'aat didekati perawat / orang lain yang belum dikenal, klien
tampak agak ketakutan dan ingin menangis, saat dipanggil namanya
klien menoleh ke arah orang yang memanggilnya.
!$ 1emeriksaan ?isik
1ada pemeriksaan penglihatan didapatkan hasil cornea jernih,
8isus jelas dapat mengenal gambar, pupil isokor ukuran 3 mm, lensa
mata jernih, tekanan intra ocular kanan dan kiri sama. 1ada
pemeriksaan pendengaran didapatkan hasil pina simetris, canalis
bersih, tidak ada serumen, membran timpani utuh. 9es pendengaran
baik, tidak ada gangguan pendengaran.
1. Pola Persepsi Diri > %onsep Diri
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
/(
%bu klien mengatakan sangat menyayangi klien, karena klien
lucu dan bisa menghiburnya.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan sangat sayang dengan klien, dan sedih
dengan keadaan klien yang sedang sakit. %bu berharap agar klien cepat
sembuh dan dapat berkumpul kembali di rumah.
5< Data $5,ekti+
($ >bser8asi
Kontak mata saat bicara fokus, rentang perhatian kurang karena
klien agak ketakutan dan ingin menangis, postur tubuh tegap.
!$ 1emeriksaan ?isik
Kelainan bawaan yang nyata tidak ada, bentuk abdomen simteris,
tidak tampak bayangan 8ena, tidak teraba adanya benjolan massa,
tidak ditemukan lesi pada kulit dan tidak menggunakan protesa.
2. Pola Peranan an Hu5ungan Dengan !esa"a
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan klien adalah anak pertama, keluarga
klien sangat memperhatikan menyayangi klien, klien diasuh sendiri
oleh kedua orang tuanya, klien mau bermain dan mau digendong
dengan orang yang sudah dikenalnya.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan sejak sakit klien hanya mau digendong saja.
5< Data $5,ekti+
($ >bser8asi
Klien tampak selalu digendong oleh %bunya dan kedua orang
tuanya.
3. Pola Reprouksi9!eksualitas
/!
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien mengatakan klien berjenis kelamin perempuan dan
tidak ada kelainan pada klien.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan klien berjenis kelamin perempuan dan
tidak ada kelainan pada klien.
5< Data $5,ekti+
($ >bser8asi
9idak tampak adanya kelainan pada alat kelamin klien.
!$ 1emeriksaan ?isik
Klien berjenis kelamin perempuan.
&?. Mekanins"e %oping an Toleransi Terhaap !trees
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
%bu klien akan menangis apabila klien lapar atau mainannya
diambil.
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan apabila menangis, klien akan minta
gendong ibunya.
b$ Data $5,ekti+
($ >bser8asi
Klien tampak digendong ibunya, apabila menangis.
&&. Pola !iste" Nilai %eper6a,aan atau %e,akinan
a< Data !u5,ekti+
($ Keadaan 'ebelum 'akit
/3
%bu klien mengatakan ajaran agama yang diajarkan kepada
klien adalah agama %slam
!$ Keadaan 'ejak 'akit
%bu klien mengatakan klien belum bisa sholat dan ibu klien selalu
berdoa untuk kesembuhan klien.
9anda 9angan -ahasiswa yang mengkaji
(@%3D9%A 9,% H2=A&A%% $
//
/.
/#
/.
/*
/+
/0
#"
#(
#!
#3
#/
##
#.
#*
#+
BAB I:
PEMBAHA!AN
'etelah penulis mempelajari teori tentang Asuhan Keperawatan klien
dengan Gangguan 'istem 1encernaan : Gastroenteritis dan melaksanakan secara
langsung Asuhan Keperawatan pada klien 6y. ;57, ternyata antara teori yang di dapat
#0
dengan kenyataan yang ditemukan didalam praktek lapangan terdapat kesenjangan.
Aal ini disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi indi8idu, dan juga pemahaman
keluarga terhadap penyakit atau keadaaan yang dialami saat ini.
2raian mengenai kesenjangan ini penulis amati dan temukan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan e8aluasi sebagai
berikut :
A. 1engkajian Keperawatan
1engkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, oleh karena
itu pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui
wawancara, obser8asi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta di dukung
oleh sumber4sumber seperti catatan medika dan hasil pemeriksaan penunjang.
'etelah penulis secara cermat mempelajari teori pengkajian pasien dengan
Gangguan 'istem 1encernaan: Gastroenteritis maka penulis mendapatkan tanda
dan gejala yang khas berdasarkan teori yaitu < hiperperistaltik usus, rasa tidak
enak, mulas, 6A6 cair M / G, mual, muntah, berat badan menurun, lemah, pucat,
kulit kurang elastis, mata dan ubun4ubun cekung, mukosa mulut kering,
tachikardi, gelisah, ekstremitas dingin, sianosis, tachipnea, nyeri / kram perut,
tekanan darah menurun, turgor kulit menurun.
1ada pengkajian pasien 6y.757 dengan Gastroenteritis, yang dikaji penulis
selama 3 hari tanggal # juli penulis menemukan tanda dan gejala tinja berwarna
kuning dan sudah mulai berampas, anoreGia, 6AK lancar, mukosa bibir lembab,
konjungti8a anemia, furgo kulit elastis..
6erdasarkan uraian di atas penulis berpendapat adanya kesenjangan dari
tanda dan gejala antara teori dengan kajian keperawatan secara langsung pada
klien 6y ;57. 'ebelumnya klien sudah opname selama # hari di ,umah 'akit 'iti
Khodijah 1alembang namun karena tidak ada perubahan maka klien dibawa ke
,umah 'akit ,K 3haritas. 'elama klien dirawat di pa8iliun 9heresia ,umah
'akit ,K 3haritas, penulis mengalami hambatan dalam pengkajian keperawatan
."
#0
karena klien masih berumur (( bulan. 'aat didekati klien agak takut dan ingin
menangis. 2ntuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melakukan pendekatan
dan kerjasama dengan orang tua atau keluarga klien.
6. &iagnosa Keperawatan
&ignosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang di dapat
pada waktu pengkajian. -asalah yang di dapat bersifat aktual dan potensial yang
dapat diatasi atau dikurangi ataupun dicegah dengan tindakan keperawatan.
&alam diagnosa keperawatan teori dengan Gangguan 'istem 'aluran
1encernaan Gastroenteritis, penulis menemukan beberapa diagnosa keperawatan
yaitu <
(. &iare berhubungan dengan inflamasi : iritasi/malabsorbsi usus, adanya toksin,
penyempitan segmental lumen.
!. Kekurangan 8olume cairan berhubungan dengan gangguan sistem absorbsi
nutrien, status metabolik.
3. 1erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrien, status metabolik.
/. yeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit / jaringan,
eksoriasi, fisura perirektal, fistula.
#. ,esiko tinggi kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan resiko
terhadap kekurangan cairan / nutrisi.
.. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar$ tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber.
'etelah penulis merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah
klien 6y ;57 kemudian penulis memprioritaskan berdasarkan kebutuhan klien,
maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah <
.(
(. 1emenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreGia.
!. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyebab penyakit.
3. ,esiko kurang 8olume cairan berhubungan dengan asupan cairan tidak
adekuat.
/. 1otensial peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan mikroorganisme yang
menembus saluran gastrointestinal.
&iagnosa keperawatan secara teori, tidak seluruhnya ditemukan oleh
penulis pada kasus 6y ;57 hal tersebut terjadi karena diagnosa keperawatan dari
klien 6y 757 sesuai dengan masalah kesehatan dan tanda serta gejala4gejala yang
ditemukan pada klien 6y757 dengan gastroenteritis.
3. 1erencanaan Keperawatan
'etelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah
menerapkan dan menyusun rencana tindakan. Fangkah ini memberikan pedoman
pada tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan klien dan
keluarga dalam pembuatan perencanaan penulis menetapkan berdasarkan pada
tinjauan teori sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien 6y.
;57.
'ebelum menyusun rencana tindakan keperawatan, pertama4tama penulis
menerapkan tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan
keperawatan mengarah kepada tujuan atau hasil yang diharapkan.
&. 1elaksanaan Keperawatan.
9indakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana tindakan
keperawatan, jadi tidak semua rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori
dilaksanakan pada klien. &alam melaksanakan tindakan keperawatan penulis
.!
berpedoman pada rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
Aambatan yang penulis hadapi dalam pelaksanaan adalah terbatasnya
waktu disediakan untuk itu penulis melibatkan perawat ruangan, orang tua dan
keluarga klien untuk melanjutkan pelaksanaan Asuhan Keperawatan agar tetap
berkesinambungan dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
D. D8aluasi Keperawatan
D8aluasi merupakan alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan Asuhan
Keperawatan, merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan. 1enulis belum memperoleh
semua hasil yang ditetapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai karena
keterbatasan waktu dan untuk mencapai tujuan yang belum tercapai itu
dilimpahkan kepada perawat ruangan untuk tetap menge8aluasi atau mengkaji
ulang sehingga perawatan tetap dapat diteruskan sampai tujuan yang ingin dicapai
terwujud.
BAB :
PENUTUP
A. %E!IMPULAN
'etelah mengkaj dan melakukan Asuhan Keperawatan pada klien 6y ;57
dengan Gangguan 'istem 1encernaan : Gastroenteritis yang dirawat di 1a8ilyun
.3
9heresia ,umah 'akit ,K 3haritas 1alembang selama tiga hari mulai dari tanggal
# 5uli !""* sampai dengan * 5uli !""*, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
(. 1ada saat pengkajian terjadi kerjasama antara pasien dengan penulis sehingga
mampu mengumpulkan data dan menemukan masalah keperawatan data juga
diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien, tetapi
tidak semua masalah keperawatan yang ada dalam teori ditemukan pada
pasien dengan penyakit yang sama.
!. &iagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak semuanya timbul pada
pasien, hal ini dikarenakan dalam membuat diagnosa keperawatan disesuaikan
dengan data dan keadaan pasien saat pengkajian.
3. 1erencanaan difokuskan pada tindakan yang bertujuan mengatasi masalah
pasien, juga perlu membuat kriteria hasil sesuai dasar landasan, menge8aluasi
tindakan yang diberikan kepada pasien.
/. 1elaksanaan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai dengan masalah
keperawatan yang timbul, tetapi tidak semua diagnosa keperawatan secara
teoritis dilakukan implementasi.
#. 1ada tahap e8aluasi yang dilakukan pada klien 6y. ;57 sudah mengalami
perubahan yang mana pada hari pertama satu diganosa keperawatan sudah
teratasi yaitu masalah kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyebab
penyakit klien.
B. !ARAN
6erdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa
saran, antara lain <
(. 1erawat hendaknya meningkatkan kerja sama dengan pasien untuk menggali
permasalahan pasien sehingga setiap masalah keperawatan dapat teratasi.
!. Karena tidak semua diagnosa keperawatan secara teori timbul pada kenyataan,
maka perawat perlu mengetahui landasan teori dengan Gangguan 'istem
./
.3
1encernaan : Gastroenteritis sehingga bila diagnosa tidak muncul harus
diketahui penyebabnya.
3. 1erencanaan keperawatan yang tepat dapat menjadi penentu keberhasilan
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis .
2ntuk itu perawat perlu memperluas pengetahuan dan keterampilan tentang
asuhan keperawatan sehingga dapat membuat perencanaan yang tepat dan
cepat.
/. 1elaksanaan keperawatan hendaknya lebih memfokuskan pada masalah atau
diagnosa keperawatan yang ada untuk mengatasi masalah pasien.
#. 2ntuk mengatasi perkembangan pasien perlu dilakukan e8aluasi terhadap
pasien yang sesuai dengan permasalahan yang dapat dilakukan secara
berkesinambungan agar setiap masalah yang belum teratasi bisa dilanjutkan
perencanaannya.
DA(TAR PU!TA%A
6auhgman, &iane. 3. !""". "eperawatan #edi$al %edah. 5akarta < DG3.
6ettB, 3ecily. F. !""!. %u$u "eperawatan &ediatri 'disi (. 5akarta < DG3.
3orwin, DliBabeth. !""". %u$u )a$u &atofisiologi. 5akarta < DG3.
.#
&oenges, -arylin. (000. *encana Asuhan "eperawatan. 5akarta < DG3
AeideggerCs, =olf.(00(. Atlas of Human Anatomy. 5akarta < =idya -edika.

http<//!www.infoRibu.com
-arkum, Alf. (00(. %u$u A+ar ,lmu "esehatan Ana$ -ilid ,. 5akarta < ?K2%.
elson. (000. ,lmu "esehatan Ana$ 'disi .!. 5akarta < DG3
gastiyah. !""#. &erawatan Ana$ )a$it. 5akarta < DG3.
'uddarth, 6runner. !""(. %u$u A+ar "eperawatan #edi$al %edah 'disi /.
5akarta < DG3
'udoyo, Aru.=. !"".. %u$u A+ar ,lmu &enya$it 0alam. 5akarta < ?K2%
'yaiffudin. (00*. Anatomi 1isiologi. 5akarta < DG3
=ong, &onna. F. !""3. &edoman "linis "eperawatan &ediatri$ 'disi 2. 5akarta <
DG3
Huliani, ,ita. !""". Asuhan "eperawatan &ada Ana$. 5akarta < &epkes ,%.
..

You might also like