You are on page 1of 15

KONSEP DASAR PENGELOLAAN KELAS

MAKALAH

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas

Oleh:
Kelompok 1
Nur Fidiyati (111714008)
Rizky Ary Susanti (111714010)
Atsna Nur Hasanah (111714012)
Sri Yuliyanti (111714013)
Warda Indahdihayati (111714020)
Ichtiyar Arief Fillah (111714032)
Siti Khoirunnisa (111714033)
Ady Setiawan (111714043)

Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Kelas:
Drs. Purwanto, M. Pd.


MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
Kata Pengantar



TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN KELAS (KELOMPOK 1)
SUBJECT MATERI: PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS
ANGGOTA KELOMPOK:
NUR FIDIYATI (111714008)
RIZKY ARY SUSANTI (111714010)
ATSNA NUR HASANAH (111714012)
SRI YLIYANTI (111714013)
WARDA INDAHDIHAYATI (111714020)
ICHTIYAR ARIEF FILLAH (111714032)
SITI KHOIRUNNISA (111714033)
ADY SETIAWAN (111714043)

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan
perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah
berpengalaman. Karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah
berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan
optimal, dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat
diterima oleh peserta didik dengan baik.
1. Pengertian Pengelolaan
Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari pengelolaan
kelas. Sebab pengelolaan kelas merupakan serangkaian perilaku guru
dalam uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik. Kata pengelolaan
merupakan kata lain dari manajemen, berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
kata manus yang berarti tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi kata kerja managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan
manager untuk melakukan kegiatan pengelolaan.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Sebagaimana yang diuraikan oleh Usman, bahwa pengelolaan
menurut Mary Parker, adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung perhatian
pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang
pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu
oleh dirinya sendiri. Itulah yang dimaksud pengelolaan.
Sejathi menguraikan bahwa, arti dari pengelolaan adalah
manajemen, penyelenggaraan, ketatalaksanaan, penggunaaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai tujuan/sasaran yang diinginkan. Dengan
demikian, manajemen/pengelolaan adalah penyelenggaraan atau
pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar,
efektif dan efisien. Sementara itu, pengertian pengelolaan (manajemen)
menurut Terry adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-
tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Pengelolaan juga
adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu
pengetahuan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan
pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan pengelolaan.
Lain halnya menurut Stoner & Freeman, pengelolaan adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pengelolaan adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan
fasilitas, yang dikerjakan mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam
kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.

2. Pengertian Kelas
Pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas
dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi
siswa. Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yakni:
a. Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat
dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses
belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis
karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis
masing-masing.
b. Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir
menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara itu, menurut Hamalik kelas adalah suatu kelompok
orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat
pengajaran dari guru. Sedangkan menurut Ahmad (1995:1) kelas ialah
ruangan belajar dan atau rombongan belajar. Sulaeman (2009)
mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada
pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas
merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu
masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi
unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan
untuk proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas
merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa
untuk tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual dan omosional.
Mengingat pentingnya sebuah kelas dalam pembelajaran, kelas hendaknya
dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar yang
nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik
adalah:
a. Rapi, bersih, sehat, dan tidak lembab
b. Cukup cahaya yang meneranginya
c. Sirkulasi udara cukup
d. Perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata dengan rapi, dan
e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang

3. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengertian pengelolaan kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber.
W. A. (1988), mendefenisikan pengelolaan kelas sebagai complex of
teaching behavior of teacher efficient instruction yang mengandung
pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat
belajar dengan baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan pengelolaan
sebagai those teacher behavior that produceshigh levels of student
infolfoment classroom activities and minimize student behaviors that
interfiris with dan pencapaianthe teachers or other students work and
efficient use of instructional time (1998). Houston (1988) menegaskan
bahwa Without effective mamanagement the learning process student for
interfering with instruction, yang mengandung pengertian bahwa tanpa
pengelolaan yang efektif proses belajar mengajar menjadi kacau sehingga
guru akan menegur murid-muridnya yang menggagu proses belajar
mengajar.
Johson dan Bany (1970) menguraikan bahwa pengelolaan kelas
adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam
memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak
menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah: sifat kelas, pendorong
kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Suharsimi
Arikunto (2006) mendefinisikan pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal,sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Muliyasa
(2006) mendefinisikan pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru
untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya
jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu (disarikan
dari Wiford A. Weber, 1986) pengelolaan kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana
kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas
perangkat-perangkat, yakni:
a. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi)
b. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa
(pendekatan permisif)
c. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan
cara mengikuti petunjuk/resep yang telah di sajikan (pendekatan buku
masak)
d. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang
efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan
dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional)
e. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta
didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak
diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku)
f. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif
(pendekatan penciptaan iklim sosioemosional)
g. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan
organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial) Arikunto,
(2004).
Selaian definisi di atas, definisi pengelolaan kelas atau pengelolaan
kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima
definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
a. Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan
guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas,
disiplin sangat diutamakan.
b. Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini
menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan
kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa
bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya
berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara
alamiah.
c. Pengelolaan kelas yang berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan
tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku
yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori
penguatan (reinforcement).
d. Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional
yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar
bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam
kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang
baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk
terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci.
Peranan guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang
positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat.
Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosio-emosional kelas yang positif.
e. Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan
sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya.
Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran
berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan
demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai
pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar
dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong
berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan
demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif
(Depdikbud, 1982).
Untuk memahami pengertian tentang pengelolaan kelas secara
mendalam, maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli di
antaranya:
a. Menurut Made Pidarta
Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru
sebagai berikut:
1) Pengertian lama: pengelolaan kelas adalah mempertahankan
ketertiban kelas
2) Pengertian baru: pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi
pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan
kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas
individual (Pidarta, 47).
b. Menurut Suharsimi Arikunto
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi
yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar
seperti yang diharapkan. (Arikunto, 1986: 143)
c. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata
kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan
prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk
memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. (Wijaya dan
Rusyan, 1994: 113)
d. Menurut Muljani A. Nurhadi
Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang
dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi)
kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan
dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan
serta dalam proses pendidikan di sekolah. (Nurhadi, 1983: 162)
Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di
kelas dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi
kelas yang mendukung program pengajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses; guru
dengan segala kemampuannya; murid dengan segala latar belakang dan
potensinya; kurikulum dengan segala komponennya; metode dengan segala
pendekatannya; media dengan segala perangkatnya; materi dengan segala
sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Sementara
itu, hasil pembelajaran ditentukan pula segala sesuatu yang terjadi di kelas.
Oleh karena itu, sudah selayaknya kelas dikelola secara baik, profesional, dan
berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud terlebih dahulu
diperlukan pemahaman akan hal-hal umum/prinsip-prinsip pengelolaan kelas
sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih khusus.
Tujuan pengelolaan Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada
tujuan pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan
pengelolaan kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja,
terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto (2004) berpendapat bahwa tujuan dari pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih
jelasnya Arikuno menguraikan rincian tujuan Pengelolaan Kelas,
sebagaimana berikut ini:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional dan intelek siswa dalam belajar.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya (Dirjen PAUD dan Dirjen
Dikdasmen, 1996).

C. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas
Ruang lingkup dari pengelolaan kelas meliputi:
1. Pengelolaan kurikulum
Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang
guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar
mengajar. Jadi pengelolaan kurikulum adalah sebuah perencanaan atau
pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut.
2. Pengelolaan peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, pengelolaan
peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap
seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar
dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien. (UUSPN, 2003)
3. Kegiatan akademik
Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching),
di antaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan
pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran
yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik.
4. Kegiatan administratif
Kegiatan administratif dikategorikan sebagai kiegiatan non
teaching sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi
kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan prosedural, dan kegiatan
organisasional.
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya ruang lingkup pengelolaan kelas
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat
fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot
kelas.
2. Nonfisik pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa
dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau
sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini
aspek psikologis, social, dan hubungan interpersonal perlu
diperhatikan. Imam gunawan.

BAB III
PENUTUP

Simpulan
Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan
situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang
optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman, menyenangkan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
tenang, memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya
semaksimal mungkin dan membentuk perilaku berbudaya dan berakhlak mulia.
Masalah yang sering timbul dalam aplikasi pengelolaan kelas disebabkan
karena kelas yang kurang kohesif, perbedaan suku, jenis kelamin, adanya
penyimpangan tingkah laku. Dan yang menjadi ruang lingkup pengelolaan kelas
adalah kegiatan akademik dan kegiatan administrasi, serta pembentukan perilaku
yang bermoral bagi peserta didik.

Daftar Pustaka

Ardiansyah, Asrori. 2011. Definisi Pengelolaan Kelas. Online, tersedia:
http://www.majalahpendidikan.com/2011/06/definisi-pengelolaan-
kelas.html, diakses tanggal 16 Mei 2013

Nawawi, Hadari. 1989. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai
Lembaga Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya

Popham, W. James. 1992. Teknik mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka
Cipta

Setiawan, Conny dkk. 1985. Pengelolaan kelas. Jakarta: Gramedia

You might also like