You are on page 1of 33

1

ACADEMY OF METEOROLOGY AND GEOPHYSICS


ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSES ON SEISMOLOGY
English Indonesian

Translated by
Cadet of the Academy of Meteorology and Geophysics
Semester 4
th
, majored in Geophysics


No

Name

CRN

No

Name

CRN

1 Aditya Rahman 13.11.2526 18 Isna Ayu Mustika 13.11.2543
2 Admiral Musa Julius 13.11.2527 19 Lintang Kesumastuti 13.11.2544
3 Alghani Yullatifah 13.11.2528 20 Mahdi Kokab Zawawi 13.11.2545
4 Andrean Vesalius Hasiholan Simanjuntak 13.11.2529 21 Nurain Silvana Akuba 13.11.2546
5 Andy Rachmadan 13.11.2530 22 Pande Komang Gede Arta Negara 13.11.2547
6 Anisa Nurbaeti Rahayu 13.11.2531 23 Rafdi Ahadi Triputra 13.11.2548
7 Aprilia Nur Vita 13.11.2532 24 Rian Mahendra Taruna 13.11.2550
8 Armansyah 13.11.2533 25 Ricardo Alfencius Sagala 13.11.2551
9 Aswin 13.11.2534 26 Riw Sulsaladin 13.11.2552
10 Asyer Octhav 13.11.2535 27 Rizqa Adhary Tegar Putri 13.11.2553
11 Baso Arfan Maulana 13.11.2536 28 Shandy Yogaswara Surya Putra 13.11.2491
12 Bertalina Sihotang 13.11.2537 29 Taufan Taufik 13.11.2554
13 Bryan Fitzgerald Amos Rumy 13.11.2538 30 Tio Azhar Prakoso Setiadi 13.11.2555
14 Dimas Salomo Januarianto Sianipar 13.11.2539 31 Vrieslend Haris Banyunegoro 13.11.2556
15 Else Nopianti 13.11.2540 32 Yopi Ruben Serhalawan 13.11.2557
16 Fadiah Khairina 13.11.2541 33 Yusuf Hadi Perdana 13.11.2558
17 Gatut Daniarsyad 13.11.2542



2



Table of content


Chapter 1: Seismic waves
a. What are seismology, seismologist, and seismic waves?
b. Types of seismic waves
(1) Body waves : P waves and S waves
(2) Surface waves: Love waves and Rayleigh waves
c. Making your own P and S Waves
(1) Making P Waves
(2) Making S Waves
Chapter 2: Where do earthquakes happen?
a. Fault
b. Type of faults
(1) Normal faults
(2) Reverse faults
(3) Strike-slip faults
Chapter 3: Why do earthquake happen?
Chapter 4: How is earthquake studied?
a. The first seismograph
b. Modern seismograph
c. How do I read a seismogram?
d. How do I locate that earthquake's epicenter?
e. Finding the epicenter
f. How are earthquake magnitudes measured?
Chapter 5: What are earthquake hazards?
Chapter 6: Earthquake in the Midwestern and Eastern United States
Chapter 7: What should I do before, during, and after an earthquake?


Bab 1: Gelombang seismik



Bab 1: Gelombang seismik
a. Apa itu seismologi, seismologis dan gelombang seismik?
b. Tipe dari gelombang seismik
(1) Gelombang Body : gelombang P dan gelombang S
(2) Gelombang permukaan : gelombang love dan gelombang Rayleigh
c. Percobaan membuat gelombang P dan S
(1) Membuat gelombang P
(2) Membuat gelombang S
Bab 2: Dimana gempabumi terjadi?
a. Patahan
b. Jenis-jenis sesar
(1) Sesar turun
(2) Sesar naik
(3) Sesar geser
Bab 3: Mengapa gempabumi terjadi?
Bab 4: Bagaimana mempelajari gempabumi ?
a. Seismograph pertama
b. Seismograph Modern
c. Bagaimana cara membaca seismogram?
d. Bagaimana cara melokalisasi episenter gempabumi?
e. Mencari episenter
f. Bagaimana cara mengukur magnitudo?
Bab 5: Apa itu bencana gempabumi?
Bab 6: Gempabumi di bagian tengah barat dan timur
Bab 7: Apa yang harus saya lakukan sebelum, saat dan setelah gempabumi?
3


CHAPTER 1
SEISMIC WAVES

a. What are seismology, seismologist, and seismic waves?

Seismology is the study of earthquakes and seismic waves that
move through and around the earth.
A seismologist is a scientist who studies earthquakes and seismic
waves.
Seismic waves are the waves of energy caused by the sudden
breaking of rock within the earth or an explosion. They are the
energy that travels through the earth and is recorded on
seismographs.

b. Types of seismic waves
There are several different kinds of seismic waves, and they all move in different ways.
The two main types of waves are body waves and surface waves. Body waves can travel
through the earth's inner layers, but surface waves can only move along the surface of
the planet like ripples on water. Earthquakes radiate seismic energy as both body and
surface waves.

(1) Body waves : P waves and S waves
Traveling through the interior of the earth, body waves arrive before the surface
waves emitted by an earthquake. These waves are of a higher frequency than
surface waves.
(a) P waves
The first kind of body wave is the P wave or primary wave. This is the fastest
kind of seismic wave, and, consequently, the first to 'arrive' at a seismic station.
The P wave can move through solid rock and fluids, like water or the liquid layers
of the earth. It pushes and pulls the rock it moves through just like sound waves
push and pull the air. Have you ever heard a big clap of thunder and heard the
windows rattle at the same time? The windows rattle because the sound waves
were pushing and pulling on the window glass much like P waves push and pull

































BAB 1
GELOMBANG SEISMIK
a. Apa itu seismologi, seismologist dan gelombang seismik?
Seismologi adalah ilmu gempabumi dan gelombang seismik
yang bergerak menyeluruh dan sekeliling bumi. Seorang
seismolog adalah ilmuwan yang mempelajari gempabumi dan
gelombang seismik. Gelombang seismik adalah gelombang
berenergi dikarenakan patahan yang terjadi secara tiba-tiba dari
batuan di dalam bumi atau karena ledakan. Energi tersebut
menjalar ke seluruh lapisan bumi dan terekam pada seismograf-
seismograf.

b. Tipe-tipe gelombang seismik
Terdapat beberapa perbedaan jenis gelombang seismik, dan
menjalar di lapisan-lapisan berbeda. Dua tipe utama gelombang
adalah gelombang badan dan gelombang permukaan.
Gelombang badan dapat menjalar melalui lapisan dalam bumi,
sedangkan gelombang permukaan hanya bisa menjalar
sepanjang permukaan planet seperti riak air. Gempabumi
memancarkan energi gelombang dari gelombang badan dan
permukaan.
(1) Gelombang badan: Gelombang P dan gelombang S
Menjalar melalui bagian dalam bumi, gelombang badan tiba
sebelum gelombang permukaan yang dihasilkan gempabumi.
Gelombang ini memiliki frekuensi lebih tinggi daripada
gelombang permukaan.
(a). Gelombang P
Jenis pertama dari gelombang badan adalah gelombang P atau
gelombang primer. Ini adalah jenis tercepat dari gelombang
seismik, dan, karenanya, pertama kali tiba di stasiun seismik.
Gelombang P dapat bergerak melalui batuan keras dan lunak,
seperti air atau lapisan cair di dalam bumi. Itu mendorong dan
dan menarik batuan seluruhnya seperti gelombang suara
mendorong dan menarik udara. Pernahkah Anda mendengar
gemuruh guntur besar dan mendengar jendela bergetar pada
waktu yang sama? Jendela bergetar karena gelombang suara
mendorong dan menarik kaca jendela seperti gelombang P
mendorong dan menarik batuan. Kadang hewan dapat
mendengar gelombang P dari gempabumi.
4

on rock. Sometimes animals can hear the P waves of an earthquake. Dogs, for
instance, commonly begin barking hysterically just before an earthquake 'hits'
(or more specifically, before the surface waves arrive). Usually people can only
feel the bump and rattle of these waves.
P waves are also known as compression waves, because of the pushing and
pulling they do. Subjected to a P wave, particles move in the same direction that
the wave is moving in, which is the direction that the energy is traveling in, and
is sometimes called the 'direction of wave propagation'.

Figure 1-1: A P wave travels through a medium by means of compression and dilation. Particles are
represented by cubes in this model. Image 2000-2006 Lawrence Braile, used with permission.

(b) S waves
The second type of body wave is the S wave or secondary wave, which is the
second wave you feel in an earthquake. An S wave is slower than a P wave and


































Anjing, misalnya, biasanya mulai menggonggong histeris
sebelum terjadi gempa bumi (atau lebih spesifik, sebelum
gelombang permukaan tiba). Biasanya orang hanya bisa
merasakan benturan dan getaran dari gelombang ini.
Gelombang P juga dikenal sebagai gelombang kompresi,
karena melakukan dorongan dan tarikan. Dikenai gelombang P,
partikel bergerak ke arah yang sama dengan arah gerakan
gelombang, yang merupakan arah penjalaran energi, dan
kadang-kadang disebut arah propagasi gelombang.

Gambar 1-1 : Gelombang P merambat melalui medium dengan
cara kompresi dan dilatasi. Partikel digambarkan oleh kubus
dalam model ini. Gambar 2000-2006 Lawrence Braile,
digunakan dengan izin.

(b) Gelombang S
Jenis kedua dari gelombang badan adalah gelombang S atau
gelombang sekunder, yang merupakan gelombang kedua yang
anda rasakan pada saat gempa.
5

can only move through solid rock, not through any liquid medium. It is this
property of S waves that led seismologists to conclude that the Earth's outer
core is a liquid. S waves move rock particles up and down, or side-to-side--
perpendicular to the direction that the wave is traveling in (the direction of wave
propagation).

Figure 1-2: An S wave travels through a medium. Particles are represented by cubes in this model.
Image 2000-2006 Lawrence Braile, used with permission

(2) Surface waves: Love waves and Rayleigh waves
Travelling only through the crust, surface waves are of a lower frequency than body
waves, and are easily distinguished on a seismogram as a result. Though they arrive
after body waves, it is surface waves that are almost entirely responsible for the


































Gelombang gempabumi selanjutnya yang kamu rasakan.
Gelombang S lebih lambat dari gelombang P dan hanya dapat
bergerak melalui batuan padat, tidak melalui medium cair. Ini
adalah gambaran gelombang S yang menyebabkan seismolog
menyimpulkan bahwa inti luar bumi adalah cairan. Gelombang
S menggerakkan partikel-partikel batuan keatas dan ke bawah,
atau ke sisi-sisi yang tegak lurus terhadap arah gelombang S
yang bergerak langsung (arah propagasi gelombang).

Gambar 1-2: Penjalaran Gelombang S yang bergerak melalui
media. Partikel digambarkan oleh kubus-kubus dalam model
ini. Gambar 2000-2006 Lawrence Braile, digunakan dengan
izin

(2) Permukaan gelombang: Gelombang Love dan gelombang
RayleighPenjalarannya hanya melalui kerak, gelombang
permukaan memiliki frekuensi yang lebih rendah daripada
gelombang badan, dan dapat dibedakan pada hasil keluaran
seismogram. Meskipun mereka tiba setelah gelombang badan,
akan tetapi gelombang ini hampir secara keseluruhan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat gempa bumi.
kerusakan dan kekuatan gelombang permukaan berkurang
terhadap kedalaman dari sumber gempa bumi.

6

damage and destruction associated with earthquakes. This damage and the strength
of the surface waves are reduced in deeper earthquakes.
Love Waves
The first kind of surface wave is called a Love wave, named after A.E.H. Love, a
British mathematician who worked out the mathematical model for this kind of
wave in 1911. It's the fastest surface wave and moves the ground from side-to-side.
Confined to the surface of the crust, Love waves produce entirely horizontal motion.


Figure 1-3: A Love wave travels through a medium. Particles are represented by
cubes in this model. Image 2000-2006 Lawrence Braile, used with permission.
Rayleigh Waves
The other kind of surface wave is the Rayleigh wave, named for John William
Strutt, Lord Rayleigh, who mathematically predicted the existence of this kind of
wave in 1885. A Rayleigh wave rolls along the ground just like a wave rolls across a
lake or an ocean. Because it rolls, it moves the ground up and down, and side-to-
side in the same direction that the wave is moving. Most of the shaking felt from an


































Gelombang Love
Jenis gelombang permukaan yang pertama disebut gelombang
Love, dinamai A.E.H. Love, seorang Matematikawan Inggris
yang bekerja secara matematis model untuk jenis gelombang
pada tahun 1911. Gelombang ini adalah gelombang tercepat
dari gelombang permukaan dan menggerakkan tanah dari sisi
ke sisi. Terbatas pada permukaan kerak bumi, gelombag Love
secara keseluruhan menghasilkan gerakan horizontal.

Gambar 1-3: gelombang Love bergerak melewati sebuah medium. Pada
model ini, partikel digambarkan sebagai kubus-kubus. Gambar 2000-2006
Lawrence Braile, dipergunakan dengan izin

Gelombang Rayleigh
Jenis lain dari gelombang permukaan adalah gelombang
Rayleigh, dinamai oleh john William Strutt, Lord Rayleigh, yang
secara matematika memprediksi adanya jenis gelombang ini
pada tahun 1885. Sebuah gelombang Rayleigh bergulung
disepanjang tanah seperti gulungan gelombang melewati
sebuah danau atau lauatan. Karena gulungannya, gelombang
ini bergerak naik dan turun, dan dari sisi ke sisi dalam arah
yang sama sehingga gelombang berjalan. Kebanyakan getaran
yang dirasakan dari gempabumi diakibatkan oleh gelombang
Rayleigh, yang dapat lebih besar dari gelombang yang lain.
7

earthquake is due to the Rayleigh wave, which can be much larger than the other
waves.


Figure 1-4: A Rayleigh wave travels through a medium. Particles are represented by
cubes in this model. Image 2000-2006 Lawrence Braile, used with permission


c. Making your own P and S Waves
You can imitate the motion of P and S waves using a Slinky (the metal ones work best).
The S wave can also be simulated using a piece of rope in place of a Slinky. These
activities work best with a partner and on a flat surface such as a table or the floor.



































Gambar 1-4 : Gambar diatas merupakan gelombang Rayleigh yang bergerak
melewati suatu medium. Partikel dipresentasikan dalam bentuk kubus.
Penyajian gambar telah mendapatkan izin 2000-2006 Lawrence Braile.

c. membuat gelombang P dan S sendiri.
Anda dapat membuat gerakan gelombang P dan S
menggunakan Slinky (logam yang dapat bekerja dengan baik).
Gelombang S dapat juga disimulasikan menggunakan seutas tali
seutas tali yang ditempatkan di Slinky. Aktivitas tersebut
berjalan lancar dengan seorang teman dan pada sebuah
permukaan datar seperti meja atau lantai.

8

(1) Making P Waves
P waves consist of a compessional (shortening) motion and a dilational (expanding)
motion that both lie along a line. As you make your own P wave in this exercise, try
to identify the compressions and dilations in the Slinky. Here's how you do it.
(a) Place the Slinky on a flat surface. Have your partner hold the opposite end of
the Slinky. If you don't have a partner, you can tie the Slinky onto a hook in
the wall or onto a door knob (close the door first) and try this activity in the air.

(b) Holding the other end of the Slinky, walk away from your partner, or from the
wall or door.

(c) Stop walking away when the Slinky isn't sagging anymore (if in the air) or there
is no slacker. Don't pull the Slinky too tight; just take up the slack.

Push your end of the Slinky towards your partner in one, quick motion (if the
Slinky is suspended in the air, quickly jerk your end of the Slinky towards the wall
and then back). Don't let go of the Slinky.
You'll see waves similar to P waves moving back and forth along the Slinky like in
the picture below:


(1) Membuat Gelombang P
Gelombang P terdiri dari sebuah gerakan kompresi
(pemendekan) dan sebuah dilatasi (pemanjangan) yang
keduanya berada pada sebuah garis. Saat anda membuat
gelombang P anda sendiri pada latihan ini, cobalah untuk
mendidentifikasi kompresi dan dilatasi pada Slinky. Inilah
langkah-langkah yang harus anda lakukan :
(a). Tempatkan Slinky pada permukaan yang datar. Mintalah
bantuan pada rekan anda untuk memegang ujung Slinky yang
berlawanan. Jika anda tidak mempunyai rekan, anda dapat
mengikat Slinky pada gantungan dinding atau pada gagang pintu
(tutup pintu terlebih dahulu) dan lakukan aktivitas ini secara
bebas.
(b). Pegang ujung Slinky yang lain, berjalanlah menjauh dari
rekan anda, atau dari dinding atau pintu.
(c). Berhentilah saat Slinky tidak longgar lagi (jika di udara) atau
sudah tidak ada bagian yang kendur. Jangan menarik Slinky
terlalu keras,cukup buat agar tidak kendur.

tekan ujung Slinky anda menuju rekan anda dalam satu kali
gerakan cepat ( JIka Slinky tergantung di udara, sentaklah
dengan cepat ujung Slinky anda terhadap dinding). Jangan
lepaskan Slinky.
Anda akan melihat gelombang yang mirip dengan gelombang P
bergerak mundur dan menuju arah luar sepanjang Slinky seperti
pada gambar dibawah :
9




(2) Making S Waves
When making your S wave, notice how the Slinky itself moves in a direction
perpendicular to the direction that the energy is traveling in (perpendicular to the
direction of wave propagation). S waves are more complex than P waves, but they
should be easier to simulate in this activity:
(a) Place the Slinky on a flat surface, and have your partner hold the opposite end
of the Slinky. If working alone, tie one end of the Slinky to a hook on the wall
or a door knob (close the door first).
(b) Holding the other end of the Slinky, walk away from your partner, or from the
(2). Membuat gelombang S
Ketika kamu membuat gelombang S, perhatikan bagaimana
slinky itu bergerak dalam arah yang tegak lurus terhadap arah
penjalaran energi ( tegak lurus dengan arah perambatan
gelombang). Gelombang S lebih kompleks daripada
gelombang P, tapi seharusnya lebih mudah untuk
disimulasikan dalam aktifitas ini :

(a). Tempatkan slinky pada permukaan datar, arahkan rekan
Anda memegang salah satu ujung slinky. Jika melakukannya
sendirian, ikat salah satu ujung slinky untuk dikaitkan pada
tembok/dinding atau pada sebuah gagang pintu ( tutup pintu
terlebih dahulu ).

(b). Pegang salah satu ujung dari slinky, berjalanlah menjauh
dari rekanmu, atau dari dinding atau pintu.
10

wall or door.
(c) Stop walking when the Slinky has only some slack left. If working alone and the
Slinky is suspended in the air, you want to stop walking only when the Slinky
no longer sags in the air. Don't pull the Slinky tight; just take up most of the
slack.
Quickly jerk your end of the Slinky from side to side once. If the Slinky is
suspended in the air, a quick jerk up and down once is sufficient. Don't let go of the
Slinky.
You'll see waves similar to S waves moving along the Slinky like in the picture
below:

(c) Berhenti mengayun ketika slinki mulai mengendur. Apabila
ayunan bekerja sendiri dan tetap di udara, kamu hanya
berhenti mengayun apabila slinki tak lagi melengkung di
udara. Jangan menarik slinki hingga tegang, cukup jaga agar
tetap kendur.
Hentakkan dengan kuat ujung slinki yang kamu pegang ke
ujung yang lainnya. Apabila slinki mengambang di udara,
hentakan ke atas dan ke bawah akan jelas terlihat.
Kamu akan melihat gelombang yang serupa dengan
pergerakan gelombang S sepanjang slinki seperti gambar di
bawah ini :
11


CHAPTER 2
Where Do Earthquakes Happen?

Earthquakes occur all the time all over the world, both along plate edges and along faults.

Along Plate Edges
Most earthquakes occur along the edge of the oceanic and continental plates. The earth's crust
(the outer layer of the planet) is made up of several pieces, called plates. The plates under the
oceans are called oceanic plates and the rest are continental plates. The plates are moved
around by the motion of a deeper part of the earth (the mantle) that lies underneath the crust.
These plates are always bumping into each other, pulling away from each other, or past each
other. The plates usually move at about the same speed that your fingernails grow. Earthquakes
usually occur where two plates are running into each other or sliding past each other.


Figure 2.1 - An image of the world's plates and their boundaries.
Notice that many plate boundaries do not coincide with coastlines
BAB 2
Dimanakah Gempabumi Terjadi ?
Gempabumi terjadi setiap waktu di seluruh dunia, baik
sepanjang ujung lempeng dan sepanjang patahan.
Sepanjang Ujung Lempeng
Kebanyakan gempabumi terjadi di sepanjang tepi lempeng
samudera dan lempeng benua. Kerak bumi (lapisan terluar
dari bumi) terdiri dari beberapa pecahan, yang disebut
lempeng. Lempeng-lempeng yang terletak di bawah samudera
disebut lempeng samudera dan di atasnya dinamakan
lempeng benua. Lempeng-lempeng tersebut bergerak
diakibatkan gerakan di bagian bumi yang lebih dalam (lapisan
mantel) di bawah kerak bumi. Lempeng-lempeng tersebut
selalu bertumbukan satu sama lain, salaing tarik menarik, atau
bergeseran satu sama lain. Lempeng-lempeng biasanya
bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
kuku jari kita bertumbuh. Gempabumi terjadi ketika dua
lempeng saling bertumbukan atau bergeser satu sama lain.

Gambar 2.1 Gambar lempeng-lempeng dunia dan batas-batasnya. Perlu
dicatat bahwa batas lempeng tidaklah sama dengan garis pantai.
12

Along Faults
Earthquakes can also occur far from the edges of plates, along faults. Faults are cracks in the
earth where sections of a plate (or two plates) are moving in different directions. Faults are
caused by all that bumping and sliding the plates do. They are more common near the edges of
the plates.

Types of Faults
Normal faults are the cracks where one block of rock is sliding downward and away from
another block of rock. These faults usually occur in areas where a plate is very slowly splitting
apart or where two plates are pulling away from each other. A normal fault is defined by the
hanging wall moving down relative to the footwall, which is moving up.


Figure 2.2 - A normal fault. The 'footwall' is on the 'upthrown'
side of the fault, moving upwards. The 'hanging wall' is on
the 'downthrown' side of the fault, moving downward


Reverse faults are cracks formed where one plate is pushing into another plate. They also occur
where a plate is folding up because it's being compressed by another plate pushing against it. At
these faults, one block of rock is sliding underneath another block or one block is being pushed
up over the other. A reverse fault is defined by the hanging wall moving up relative to the
footwall, which is moving down.

Sepanjang Patahan
Gempabumi juga dapat terjadi jauh dari tepi lempeng, yaitu di
sepanjang patahan. Patahan adalah retakan di bumi dimana
bagian dari sebuah lempeng (atau dua lempeng) bergerak
dengan arah yang berbeda. Patahan disebabkan oleh segala
tumbukan dan pergeseran yang terjadi pada lempeng.
Patahan pada umumnya terletak dekat di tepi lempeng.
Tipe-tipe Patahan
Patahan normal adalah retakan dimana salah satu blok batuan
bergeser ke arah bawah ke blok yang lain. Patahan tersebut
umumnya terjadi pada daerah dimana sebuah lempeng
terpisah sangat lambat atau dimana dua lempeng saling
menarik satu sama lain. Patahan normal didefinisikan sebagai
hanging wall yang bergerak ke bawah relatif terhadap
footwall yang bergerak ke atas.
Gambar 2.2 Sebuah patahan normal. Footwall berada di bagian atas
patahan, bergerak ke atas. Hanging wall berada di bagian bawah
patahan, bergerak ke bawah.

Patahan naik (reverse faults) adalah retakan yang terbentuk
saat suatu lempeng terlipat karena terkompresi oleh lempeng
lainnya yang menekan lempeng itu. Pada patahan ini, suatu
blok batuan bergeser ke bawah blok lainnya yang saling
mendorong. Patahan naik didefinisikan sebagai hanging wall
bergerak ke atas relatif terhadap footwall yang bergerak ke
bawah.
13



Figure 2.3 - A reverse fault. This time, the 'footwall' is on the
'downthrown' side of the fault, moving downwards, and the
'hanging wall' is on the 'up thrown' side of the fault, moving
upwards. When the hanging wall is on the up thrown side, it
'hangs' over the footwall

Strike-slip faults are the cracks between two plates that are sliding past each other. You can find
these kinds of faults in California. The San Andreas fault is a strike-slip fault. It's the most famous
California fault and has caused a lot of powerful earthquakes.


Figure 2. 4 - Two strike-slip faults. (Left), A left-lateral strike-slip fault. No matter which side of the fault you are on, the
other side is moving to the left. (Right), A right-lateral strike-slip fault. No matter which side of the fault you are on,
the other side is moving to the right
Gambar 2.3 - Gambar ini merupakan sesar naik. Bagian
footwall pada sesar ini bergerak ke bawah, sedangkan bagian
hanging wall bergerak ke atas. Pada saat hanging wall
bergerak ke atas, bagian ini menyalip bagian footwall.

Sesar mendatar adalah retakan diantara dua lempeng yang
saling bergerak. Kita dapat mengetahui contoh dari sesasr ini di
California. Sesar San Andreas adalah salah satu contoh dari
sesar mendatar. Sesar ini sudah sangat terkenal di California
dan telah menyebabkan banyak gempabumi besar.

Gambar 2.4 - Gambar sebelah kiri adalah jenis sesar mendatar
melintang kiri, sedangkan gambar sebelah kanan adalah jenis
sesar mendatar melintang kanan.
14



CHAPTER 3
Why Do Earthquakes Happen?

Earthquakes are usually caused when rock underground suddenly breaks along a fault. This
sudden release of energy causes the seismic waves that make the ground shake. When two
blocks of rock or two plates are rubbing against each other, they stick a little. They don't just
slide smoothly; the rocks catch on each other. The rocks are still pushing against each other, but
not moving. After a while, the rocks break because of all the pressure that's built up. When the
rocks break, the earthquake occurs. During the earthquake and afterward, the plates or blocks
of rock start moving, and they continue to move until they get stuck again. The spot
underground where the rock breaks is called the focus of the earthquake. The place right above
the focus (on top of the ground) is called the epicenter of the earthquake.
Try this little experiment



1. Break a block of foam rubber in half.
2. Put the pieces on a smooth table.
3. Put the rough edges of the foam rubber pieces together.
4. While pushing the two pieces together lightly, push one piece away from you along the table
top while pulling the other piece toward you. See how they stick?
BAB 3
Mengapa Gempa Terjadi?
Gempa bumi biasanya terjadi ketika batuan di bwah tanah tiba-
tiba rusak di sepanjang fault. Pelepasan energy secara tiba-tiba
menyebabkan munculnya gelombang seismic yang membuat
tanah bergetar. Ketika dua blok batuan atau dua lempeng yang
bergesekan satu sama lain. Mereka tidak hanya bergeser
dengan halus, bebatuan mengunci satu sama lain. Bebatuan
saling mendorong satu sama lain, tetapi tidak bergerak. Setelah
beberapa saat, batu-batu patah karena semua tekanan yang
dibangun. Ketika batu patah, gempa bumi terjadi. Selama
gempa bumi dan setelahnya, lempeng atau blok dimana batuan
mulai bergerak, mereka terus bergerak sampai mereka terjebak
lagi. Titik dibawah tanah dimana pataan batuan terjadi disebut
focus gempa. Tempat tepat di atas fokus (di atas tanah) disebut
episentrum gempa.
Cobalah percobaan kecil ini

1. patahkan setengah bagian busa.
2. Taruh potongan di atas meja halus.
3. Pasang tepi kasar dari potongan-potongan karet busa
bersama-sama.
4. Sambil mendorong dua buah bagian secara perlahan, dorong
satu bagian menjauh dari Anda sepanjang meja sambil menarik
bagian laimendekati Anda. Lihat bagaimana mereka tetap?
15


Keep pushing and pulling smoothly.
Soon a little bit of foam rubber along the crack (the fault) will break and the two pieces will
suddenly slip past each other. That sudden breaking of the foam rubber is the earthquake. That's
just what happens along a strike-slip fault.
Earthquake-like seismic waves can also be caused by explosions underground. These explosions
may be set off to break rock while making tunnels for roads, railroads, subways, or mines. These
explosions, however, don't cause very strong seismic waves. You may not even feel them.
Sometimes seismic waves occur when the roof or walls of a mine collapse. These can sometimes
be felt by people near the mine. The largest underground explosions, from tests of nuclear
warheads (bombs), can create seismic waves very much like large earthquakes. This fact has
been exploited as a means to enforce the global nuclear test ban, because no nuclear warhead
can be detonated on earth without producing such seismic waves.



CHAPTER 4
How Are Earthquakes Studied?

Seismologists study earthquakes by going out and looking at the damage caused by the
earthquakes and by using seismographs. A seismograph is an instrument that records the
shaking of the earth's surface caused by seismic waves. The term seismometer is also used to
refer to the same device, and the two terms are often used interchangeably.

1. The First Seismograph

The first seismograph was invented in 132 A.D. by the Chinese astronomer and
mathematician Chang Heng. He called it an "earthquake weathercock."
Each of the eight dragons had a bronze ball in its mouth. Whenever there was even a slight
earth tremor, a mechanism inside the seismograph would open the mouth of one dragon.
The bronze ball would fall into the open mouth of one of the toads, making enough noise to
alert someone that an earthquake had just happened. Imperial watchman could tell which
direction the earthquake came from by seeing which dragon's mouth was empty.

Teteplah mendorong dan menarik secara perlahan.
Tiba-tiba, sedikit karet busa di sepanjang retak (fault) akan pecah
dan secara tiba-tiba dua potong akan menyelinap melewati satu
sama lain. Pecahnya secara mendadak karet busa itu merupakan
gempa. Itulah yang terjadi sepanjang strike-slip fault.
Gempa-seperti gelombang seismik juga dapat disebabkan oleh
ledakan bawah tanah. Ledakan ini dapat digunakan untuk
memecahkan batu ketika membuat terowongan untuk jalan, rel
kereta api, kereta bawah tanah, atau tambang. Ledakan ini,
bagaimanapun, tidak menyebabkan gelombang seismik yang sangat
kuat. Anda mungkin tidak merasakannya. Kadang-kadang
gelombang seismik terjadi ketika atap atau dinding dari sebuah
tambang runtuh. Ini kadang-kadang dapat dirasakan oleh orang-
orang di sekitar tambang. Ledakan bawah tanah terbesar, dari tes
hulu ledak nuklir (bom), dapat menciptakan gelombang seismik
sangat banyak seperti gempa bumi besar. Fakta ini telah
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menegakkan larangan uji nuklir
global, karena tidak ada hulu ledak nuklir dapat meledak di bumi
tanpa menghasilkan gelombang seismik tersebut.

BAB 4
Bagaimana Gempabumi Dipelajari ?
Seismolog mempelajari gempa bumi dengan pergi keluar dan
melihat kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi dan dengan
menggunakan seismograf. Seismograf adalah alat yang mencatat
getaran dari permukaan bumi yang disebabkan oleh gelombang
seismik. Istilah seismometer ini juga digunakan untuk merujuk ke
perangkat yang sama, dan dua istilah ini sering digunakan secara
bergantian.
1. Seismograf Pertama
Seismograf pertama ditemukan pada 132 AD oleh astronom dan
matematikawan Cina, Chang Heng. Dia menyebutnya sebagai
"earthquake weathercock".
Masing-masing dari delapan naga memiliki bola perunggu dalam
mulutnya. Setiap kali ada getaran bumi bahkan yang sedikit,
mekanisme dalam seismograf akan membuka mulut satu naga. Bola
perunggu akan jatuh ke dalam mulut terbuka dari salah satu dari
kodok, membuat kebisingan cukup untuk mengingatkan seseorang
bahwa gempa bumi baru saja terjadi. Penjaga Imperial bisa
membedakan dari arah mana gempa datang dengan melihat mulut
naga kosong.
16





Figure 4. 1 - A large-scale model of Cheng Heng's original Earthquake Weathercock

In 136 A.D. a Chinese scientist named Choke updated this meter and called it a "seism
scope." Columns of a viscous liquid were used in place of metal balls. The height to which the
liquid was washed up the side of the vessel indicated the intensity and a line joining the
points of maximum motion also denoted the direction of the tremor.

2. Modern Seismographs
Most seismographs today are electronic, but a basic seismograph is made of a drum with
paper on it, a bar or spring with a hinge at one or both ends, a weight, and a pen. The one
end of the bar or spring is bolted to a pole or metal box that is bolted to the ground. The
weight is put on the other end of the bar and the pen is stuck to the weight. The drum with
paper on it presses against the pen and turns constantly. When there is an earthquake,
everything in the seismograph moves except the weight with the pen on it. As the drum and
paper shake next to the pen, the pen makes squiggly lines on the paper, creating a record of
the earthquake. This record made by the seismograph is called a seismogram.
Gambar 4.1 model skala besar penunjuk arah gempabumi asli Cheng Heng
Pada 136 Masehi seorang ilmuan China bernama Choke
memperbaruinya dan menyebutnya Seismocope. Kolom cairan
kental digunakan sebagai tempat bola logam. Ketinggian cairan
yang mengenai sisi dari wadah menunjukan intesitas dan garis
yang menghubungkan titik gerak maksimal melambangkan
arah gempa.
1. 1. Seismograf modern
Kebanyakan seismograf saat ini merupakan seismograf
elektronik, tapi dasar seismograf berasal dari sebuah drum
dengan kertas diatasnya, sebuah batang atau pegas dengan
engsel di salah satu ujungnya, sebuah beban, dan sebuah pena.
Salah satu ujung dari batang atau pegas dipasang ke tiang atau
kotak logam yang dipaku di tanah. Beban diletakan di salah
satu ujung batang dan pena menempel pada beban. Drum
dengan kertas di atasnya menekan pena dan berlangsung
terus-menerus. Ketika gempa, semua perangkat di seismograf
bergerak kecuali beban dan pena diatasnya. Drum dan kertas
mengguncang pena, pena membuat garis berlekuk-lekuk diatas
kertas, membuat rekaman gempa bumi. Rekaman yang dibuat
seismograf disebut seismogram.
17




Figure 4.2 - Two illustrations of a modern seismograph in action (from Lutgens & Tarbuck, 1989).

By studying the seismogram, the seismologist can tell how far away the earthquake was and
how strong it was. This record doesn't tell the seismologist exactly where the epicenter was,
just that the earthquake happened so many miles or kilometers away from that seismograph.
To find the exact epicenter, you need to know what at least two other seismographs in other
parts of the country or world recorded. We'll get to that in a minute. First, you have to learn
how to read a seismogram.

3. How Do I Read a Seismogram?
When you look at a seismogram, there will be wiggly lines all across it. These are all the
seismic waves that the seismograph has recorded. Most of these waves were so small that
nobody felt them. These tiny microseisms can be caused by heavy traffic near the
seismograph, waves hitting a beach, the wind, and any number of other ordinary things that
cause some shaking of the seismograph. There may also be some little dots or marks evenly
Gambar 4.2 Dua ilustrasi dari sebuah seismograf moderen sedang bekerja
Dengan mempelajari seismogram, seismologis dapat
menyatakan seberapa jauh gempa bumi terjadi dan seberapa
besar gempa itu terjadi. Rekaman ini tidak memberikan
informasi kepada seismologist secara pasti letak episenternya,
hanya memberikan informasi berapa mil atau kilometer jauhnya
gempa bumi dari rekaman seismograph. Untuk mencari
episenter secara pasti, kamu Anda mengetahui minimal 2 data
rekaman seismograph di bagian negera lain ataupun rekaman di
Negara lain.. kita akan mendapatkannya dalam hitungan menit.
Pertama kamu harus mempelajari cara membaca seismogra
3. bagaimana cara membaca seismogram ?
ketika Anda melihat seismogram, akan terlihat garis yang naik
turun di sana. Itu semua adalah gelombang seismic yang
direkam seismograph. Kebanyakan dari gelombang sangat kecil
hingga tidak ada orang yang merasakannya. Gelombang micro
ini dapat disebabkan oleh kemacetan di dekat seismograpp
diletakkan, gelombang yang menghantam pantai, angin dan
beberapa benda benda yang menyebabkan seismogram
bergetar. Mungkin juga terdapat beberapa titik-titik kecil atau
tanda-tanda merata sepanjang kertas.

18

spaced along the paper. These are marks for every minute that the drum of the seismograph
has been turning. How far apart these minute marks are will depend on what kind of
seismograph you have.

Figure 4.3 - A typical seismogram

So which wiggles is the earthquake? The P wave will be the first wiggle that is bigger than the
rest of the little ones (the microseisms). Because P waves are the fastest seismic waves, they
will usually be the first ones that your seismograph records. The next set of seismic waves on
your seismogram will be the S waves. These are usually bigger than the P waves.


Figure 4.4 - A cross-section of the earth, with earthquake wave
paths defined and their shadow-zones highlighted
Ini adalah tanda untuk setiap menit drum seismograf itu telah
berputar. Seberapa jauh tanda menit ini terpisah tergantung
pada jenis seismograf apa yang anda punya.
Jadi guncangan mana yang merupakan gempabumi?
Gelombang P akan menjadi guncangan pertama yang mana
paling besar daripada guncangan setelahnya (mikroseismik).
Karena gelombang P adalah gelombang seismik yang tercepat,
mereka biasanya akan menjadi yang pertama direkam oleh
seismograf. Gelombang seismik selanjutnya yang terekam oleh
seismogram adalah gelombang S. Gelombang ini biasanya lebih
besar daripada gelombang P.
19


If there aren't any S waves marked on your seismogram, it probably means the earthquake
happened on the other side of the planet. S waves can't travel through the liquid layers of
the earth so these waves never made it to your seismograph.
The surface waves (Love and Rayleigh waves) are the other, often larger, waves marked on
the seismogram. They have a lower frequency, which means that waves (the lines; the ups-
and-downs) are more spread out. Surface waves travel a little slower than S waves (which, in
turn, are slower than P waves) so they tend to arrive at the seismograph just after the S
waves. For shallow earthquakes (earthquakes with a focus near the surface of the earth), the
surface waves may be the largest waves recorded by the seismograph. Often they are the
only waves recorded a long distance from medium-sized earthquakes.

4. How Do I Locate That Earthquake's Epicenter?
To figure out just where that earthquake happened, you need to look at your seismogram
and you need to know what at least two other seismographs recorded for the same
earthquake. You will also need a map of the world, a ruler, a pencil, and a compass for
drawing circles on the map. Here's an example of a seismogram.


Figure 4.5 - Our typical seismogram from before,
this time marked for this exercise (from Bolt, 1978)
Jika tidak ada gelombang S yang terlihat pada seismogram
Anda, mungkin berarti gempa terjadi di sisi lain dari planet.
Gelombang S tidak dapat melakukan perjalanan melalui
lapisan cairan dari bumi sehingga gelombang ini tidak pernah
sampai ke seismograf Anda.
Gelombang permukaan (Love dan gelombang Rayleigh) adalah
yang lainnya, seringkali lebih besar, gelombang terlihat pada
seismogram. Mereka memiliki frekuensi yang lebih rendah,
yang berarti bahwa gelombang (garis-garis, naik dan turun)
yang lebih menyebar. Gelombang permukaan berjalan sedikit
lebih lambat dari gelombang S (yang mana, pada gilirannya,
lebih lambat dari gelombang P) sehingga mereka cenderung
untuk tiba di seismograf sesaat setelah gelombang S. Untuk
gempa dangkal (gempa bumi dengan fokus dekat permukaan
bumi), gelombang permukaan mungkin gelombang terbesar
yang dicatat oleh seismograf tersebut. Seringkali mereka
adalah satu-satunya gelombang yang terekam pada jarak jauh
dari gempa ukuran menengah.
4. Bagaimana saya melokalisasi episenter gempa?
Untuk mencari tahu di mana gempa terjadi, Anda perlu
melihat seismogram Anda dan Anda perlu tahu setidaknya
dua rekaman seismograf lain untuk gempa yang sama. Anda
juga akan memerlukan peta dunia, penggaris, pensil, dan
kompas untuk menggambar lingkaran pada peta. Berikut ini
adalah contoh dari suatu seismogram.
Gambar 4.5 - Seismogram khas kami dari sebelumnya,
kali ini ditandai untuk latihan ini (dari Bolt, 1978)
20


One minute intervals are marked by the small lines printed just above the squiggles made by
the seismic waves (the time may be marked differently on some seismographs). The distance
between the beginning of the first P wave and the first S wave tells you how many seconds
the waves are apart. This number will be used to tell you how far your seismograph is from
the epicenter of the earthquake.
Finding the Distance to the Epicenter and the Earthquake's Magnitude.


Figure 4.6 - Use the amplitude to derive the magnitude of the earthquake,
and the distance from the earthquake to the station. (from Bolt, 1978)

Satu menit interval ditandai oleh garis kecil yang dicetak di
atas garis berlekuk-lekuk yang dibuat oleh gelombang seismik
(waktu mungkin ditandai berbeda-beda pada beberapa
seismograf). Jarak antara datangnya gelombang P pertama
dan gelombang S pertama memberitahu berapa detik kedua
gelombang tersebut terpisah. Angka ini akan digunakan untuk
memberitahu seberapa jauh letak seismograf dari episenter
gempabumi.
Mencari Jarak Episenter dan Magnitude Gempa Bumi


Gambar 4.6 - Gunakan amplitudo untuk mendapatkan magnitude gempa
bumi dan jarak dari gempabumi ke stasiun. (dari Bolt, 1978)

21


a. Measure the distance between the first P wave and the first S wave. In this case, the first
P and S waves are 24 seconds apart.
b. Find the point for 24 seconds on the left side of the chart below and mark that point.
According to the chart, this earthquake's epicenter was 215 kilometers away.
c. Measure the amplitude of the strongest wave. The amplitude is the height (on paper) of
the strongest wave. On this seismogram, the amplitude is 23 millimeters. Find 23
millimeters on the right side of the chart and mark that point.
d. Place a ruler (or straight edge) on the chart between the points you marked for the
distance to the epicenter and the amplitude. The point where your ruler crosses the
middle line on the chart marks the magnitude (strength) of the earthquake. This
earthquake had a magnitude of 5.0.


5. Finding the Epicenter
You have just figured out how far your seismograph is from the epicenter and how strong the
earthquake was, but you still don't know exactly where the earthquake occurred. This is
where the compass, the map, and the other seismograph records come in.


Figure 4.7 - The point where the three circles intersect is the epicenter
of the earthquake. This technique is called 'triangulation
a. Ukur jarak antara gelombang P pertama dan gelombang S
pertama. Dalam hal ini, gelombang P dan S pertama terpisah
selama 24 detik.
b. Tentukan titik jarak terpisah selama 24 detik di sisi kiri dari
bagan di bawah dan tandai titik tersebut. Berdasarkan grafik,
pusat gempa berada pada jarak 215 kilometer.
c. Ukur amplitudo gelombang terkuat. Amplitudo adalah
ketinggian (pada kertas pias) dari gelombang terkuat. Pada
seismogram ini, amplitudonya adalah 23 milimeter. Tentukan
jarak 23 milimeter pada sisi kanan grafik dan tandai titik
tersebut.
d. Tempatkan penggaris pada grafik diantara titik-titik yang
telah ditandai untuk jarak ke pusat gempa dan amplitudo. Titik
yang melintasi garis tengah pada tabel menandai besarnya
(kekuatan) gempa. Gempa ini berkekuatan 5,0 SR.
5. Menentukan Lokasi Episenter
Anda baru saja mengetahui jarak seismograf dari pusat gempa
dan seberapa kuat gempa itu, tetapi Anda masih belum
mengetahui persis di mana letak gempa itu terjadi. Dari sinilah
Anda menggunakan kompas, peta, dan catatan seismograf
lainnya.

Gambar 4.7 - Titik dimana tiga lingkaran saling berpotongan adalah letak
pusat gempa. Teknik ini disebut 'triangulasi.
22

a. Check the scale on your map. It should look something like a piece of a ruler. All maps are
different. On your map, one centimeter could be equal to 100 kilometers.
b. Figure out how long the distance to the epicenter (in centimeters) is on your map. For
example, say your map has a scale where one centimeter is equal to 100 kilometers. If
the epicenter of the earthquake is 215 kilometers away, that equals 2.15 centimeters on
the map.
c. Using your compass, draw a circle with a radius equal to the number you came up with in
Step #2 (the radius is the distance from the center of a circle to its edge). The center of
the circle will be the location of your seismograph. The epicenter of the earthquake is
somewhere on the edge of that circle.
d. Place a ruler (or straight edge) on the chart between the points you marked for the
distance to the epicenter and the amplitude. The point where your ruler crosses the
middle line on the chart marks the magnitude (strength) of the earthquake. This
earthquake had a magnitude of 5.0.

6. How Are Earthquake Magnitudes Measured?
The Richter scale
The magnitude of most earthquakes is measured on the Richter scale, invented by Charles F.
Richter in 1934. The Richter magnitude is calculated from the amplitude of the largest
seismic wave recorded for the earthquake, no matter what type of wave was the strongest.


Figure 4.8 - Charles Richter studying a seismogram


a. Memeriksa skala di peta anda. Seharusnya melihat sesuatu
seperti sepotong dari penggaris. Semua peta yang berbeda.
Pada peta anda, 1 cm bisa sama dengan 100 km.
b. Mengetahui berapa lama jarak ke pusat gempa (dalam cm)
ada di peta Anda. Sebagai contoh, pada peta anda memiliki
skala di mana 1 cm sama dengan 100 kilometer. Jika pusat
gempa adalah 215 kilometer jauhnya, yang sama dengan
2,15 cm pada peta.
c. Menggunakan kompas, menggambar sebuah lingkaran
dengan radius sama dengan langkah #2 (radius adalah jarak
dari pusat lingkaran ke tepi). Bagian tengah lingkaran akan
menjadi lokasi seismograf Anda. Episentrum gempa adalah
suatu tempat di tepi lingkaran itu.
d. Tempatkan penggaris (atau straight edge) pada grafik antara
titik-titik yang Anda tandai untuk jarak ke pusat gempa dan
amplitudo. Titik di mana penggaris Anda melintasi garis
tengah pada tabel menandai besarnya (kekuatan) gempa.
Gempa ini memiliki berkekuatan 5,0.

6. Bagaimana mengukur besaran Gempa?
Skala Richter
Besarnya gempa bumi kebanyakan diukur pada skala Richter,
ditemukan oleh Charles F. Richter pada tahun 1934.
Besarnya Richter dihitung dari amplitudo gelombang seismik
terbesar yang tercatat pada sinyal gempa, tidak tergantung
apa jenis gelombang yang terkuat.
Gambar 4.8 - Charles Richter mempelajari seismogram
23


The Richter magnitudes are based on a logarithmic scale (base 10). What this means is
that for each whole number you go up on the Richter scale, the amplitude of the ground
motion recorded by a seismograph goes up ten times. Using this scale, magnitude 5
earthquakes would result in ten times the level of ground shaking as a magnitude 4
earthquake (and 32 times as much energy would be released). To give you an idea how these
numbers can add up, think of it in terms of the energy released by explosives: a magnitude 1
seismic wave releases as much energy as blowing up 6 ounces of TNT. A magnitude 8
earthquake releases as much energy as detonating 6 million tons of TNT. Pretty impressive,
huh? Fortunately, most of the earthquakes that occur each year are magnitude 2.5 or less,
too small to be felt by most people.
The Richter magnitude scale can be used to describe earthquakes so small that they are
expressed in negative numbers. The scale also has no upper limit, so it can describe
earthquakes of unimaginable and (so far) inexperienced intensity, such as magnitude 10.0
and beyond.
Although Richter originally proposed this way of measuring an earthquake's "size," he only
used a certain type of seismograph and measured shallow earthquakes in Southern
California. Scientists have now made other "magnitude" scales, all calibrated to Richter's
original method, to use a variety of seismographs and measure the depths of earthquakes of
all sizes. Here's a table describing the magnitudes of earthquakes, their effects, and the
estimated number of those earthquakes that occur each year.

Earthquake Magnitude Scale
Magnitude Earthquake Effects Estimated Number
Each Year
2.5 or less Usually not felt, but can be recorded by
seismograph
900,000
2.5 to 5.4 Often felt, but only causes minor damage 30,000
5.5 to 6.0 Slight damage to buildings and other structures 500
6.1 to 6.9 May cause a lot of damage in very populated areas 100
7.0 to 7.9 Major earthquake. Serious damage 20
8.0 or greater Great earthquake. Can totally destroy communities
near the epicenter
One every 5 to 10
years

Besaran Richter didasarkan pada skala logaritmik (basis 10). Apakah ini
berarti bahwa untuk setiap bilangan bulat yang anda naikan pada skala
Richter, amplitudo gerakan tanah yang direkam oleh seismograf akan
meningkat sepuluh kali. Dengan menggunakan skala ini, gempa bumi
berkekuatan 5 akan menghasilkan sepuluh kali tingkat getaran tanah
dibandingkan dengan gempa bumi berkekuatan 4 (dan membebaskan
energi 32 kali lebih banyak). Untuk memberikan gambaran bagaimana
angka-angka ini dapat bertambah, pikirkan itu dari segi energi yang
dilepaskan oleh bahan peledak: untuk magnitude 1 gelombang seismik
melepaskan energi sebesar 6 ons ledakkan TNT. Sebuah gempa
berkekuatan 8 melepaskan energi sebesar 6 juta ton ledakkan TNT. Cukup
mengesankan, ya? Untungnya, sebagian besar gempa bumi yang terjadi
setiap tahun memiliki besasan magnitude 2,5 atau dibawahnya, terlalu
kecil untuk dirasakan oleh kebanyakan orang.
Skala Magnitude Richter dapat digunakan untuk menggambarkan gempa
bumi yang begitu kecil dimana besaran gempa tersebut dinyatakan dalam
angka negatif. Skala ini juga tidak memiliki batas atas, sehingga dapat
menggambarkan gempa bumi yang tak terbayangkan dan intensitas
gempa bumi yang belum pernah terjadi sejauh ini seperti Magnitude10,0
dan seterusnya.
Meskipun Richter pada awalnya mengusulkan cara ini untuk mengukur
"ukuran," suatu gempa bumi, namun dia hanya menggunakan jenis
seismograf tertentu dan gempa bumi dangkal yang diukur di California
bagian selatan. Para ilmuwan sekarang telah membuat skala "magnitude"
yang lain, semua dikalibrasi untuk metode asli Richter, menggunakan
berbagai seismograf dan mengukur kedalaman gempa bumi dari semua
ukuran. Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan magnitudo
gempa bumi, dampaknya, dan perkiraan jumlah gempa bumi yang terjadi
setiap tahun.

Skala Magnitude Gempa Bumi
Magnitude Dampak gempa bumi Perkiraan jumlah
yang terjadi setiap
tahun
2.5 atau
dibawahnya
Biasanya tidak terasa, namun
dapat direkam oleh seismograf
900,000
2.5 sampai 5.4 Sering terasa, tetapi hanya
menyebabkan kerusakan kecil
30,000
5.5 sampai 6.0 Sedikit kerusakan pada
bangunan dan struktur lainnya
500
6.1 sampai 6.9 Dapat menyebabkan banyak
kerusakan di daerah yang sangat
padat
100
7.0 sampai 7.9 Gempa besar. Kerusakan serius 20
8.0 atau lebih Gempa besar. Benar-benar dapat
menghancurkan masyarakat di
dekat pusat gempa
Satu setiap 5
sampai 10 tahun

24


Earthquake Magnitude Classes
Earthquakes are also classified in categories ranging from minor to great, depending on their
magnitude.

Class Magnitude
Great 8 or more
Major 7 - 7.9
Strong 6 - 6.9
Moderate 5 - 5.9
Light 4 - 4.9
Minor 3 -3.9


The Mercalli Scale.
Another way to measure the strength of an earthquake is to use the Mercalli scale.
Invented by Giuseppe Mercalli in 1902, this scale uses the observations of the people who
experienced the earthquake to estimate its intensity.


Figure 4.9 - Giuseppe Mercalli

The Mercalli scale isn't considered as scientific as the Richter scale, though. Some witnesses
of the earthquake might exaggerate just how bad things were during the earthquake and you
Klasifikasi Magnitudo Gempabumi :

Gempa bumi juga diklasifikasikan dalam kategori mulai dari
yang kecil hingga besar, tergantung pada besarnya magnitudo.
kelas Magnitude
Sangat besar 8 atau lebih
Besar 7 - 7.9
kuat 6 - 6.9
menengah 5 - 5.9
kecil 4 - 4.9
Minor 3 -3.9

Skala Mercalli.

Cara lain untuk mengukur kekuatan gempa adalah dengan
menggunakan skala Mercalli. Diciptakan oleh Giuseppe Mercalli
pada tahun 1902, skala ini menggunakan pengamatan dari
orang-orang yang mengalami gempa bumi untuk
memperkirakan intensitasnya.

Skala Mercalli tidak dianggap ilmiah sebagaimana skala Richter.
Beberapa Saksi Gempa mungkin melebih-lebihkan betapa
burukhal-hal yang terjadi selama gempa dan Anda mungkin
tidak menemukan dua saksi yang setuju dengan apa yang
terjadi;setiap orang akan mengatakan hal yang berbeda.
25

may not find two witnesses who agree on what happened; everybody will say something
different. The amount of damage caused by the earthquake may not accurately record how
strong it was either.
Some things that affect the amount of damage that occurs are:
the building designs,
the distance from the epicenter,
And the type of surface material (rock or dirt) the buildings rest on.
Different building designs hold up differently in an earthquake and the further you are from
the earthquake, the less damage you'll usually see. Whether a building is built on solid rock
or sand makes a big difference in how much damage it takes. Solid rock usually shakes less
than sand, so a building built on top of solid rock shouldn't be as damaged as it might if it was
sitting on a sandy lot.









CHAPTER 5
What Are Earthquake Hazards?

Earthquakes really pose little direct danger to a person. People can't be shaken to death by
an earthquake. Some movies show scenes with the ground suddenly opening up and people
falling into fiery pits, but this just doesn't happen in real life.

The Effect of Ground Shaking
The first main earthquake hazard (danger) is the effect of ground shaking. Buildings can be
damaged by the shaking itself or by the ground beneath them settling to a different level
than it was before the earthquake (subsidence).

Jumlah kerusakan yang disebabkan oleh gempabumi mungkin
tidak merekam secara tepat seberapa kuat gempabumi itu.
Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah kerusakan yang
terjadi adalah:
Konstruksi rumah,
Jarak dari episenter,
Dan tipe bahan dari permukaan tanah (batuan atau tanah)
dimana rumah berdiri.
Konstrksi bangunan yang berbeda memiliki ketahanan terhadap
gempa yang berbeda- beda dan lebih jauh kalian dari
gempabumi,semakin kecil kerusakan yang akan kalian lihat.
Apakah sebuah bangunan berdiri di atas batuan padat atau
pasir membuat perbedaan yang besar terhadap seberapa besar
kerusakan yang ditimbulkan. Batuan padat umumnya bergetar
lebih kecil dari pasir, sehingga sebah bangunan yang berdiri di
atas batuan padat seharusnya tidak serusak jika berada di atas
tanah berpasir.

BAGIAN 5
Apak sajakah resiko dari gempabumi?
Gempabumi sebenarnya memberikan dampak langsung yang
kecil bagi seseorang, Orang- orang tidak akan digoncangkan
sampai mati oleh gempabumi. Beberapa film menunjukkan
adegan dimana tanah tiba- tiba terbuka dan orang terjatuh ke
dalam lubang yang berapi- api, tetapi ini tadi tidak benar- benar
terjadi di kehidupan nyata.
Akibat Goncangan Tanah
Resiko(bahaya) gempa utama yang pertama adalah akibat dari
goncangan tanah. Bangunan bisa dirusak oleh goncanganya
sendiri atau oleh penurunan tanah dibawah bangunan ke
tingkat yang berbeda dari sebelum terjadi gempabumi

26



Figure 5.1 - These men barely escaped when the front of the
Anchorage J.C. Penny's collapsed during the 1964 Good Friday earthquake



Figure 5.2 - One side of this Anchorage street dropped drastically
during the 1964 Good Friday earthquake.

Gambar 5.1 - Orang-orang ini nyaris lolos ketika bagian depan
Anchorage JC Penny yang runtuh selama gempa bumi Good
Friday 1.964.




Gambar 5.2 - Salah satu sisi jalan Anchorage turun drastis
selama gempa bumi Good Friday 1.964.
27



Figure 5.3 - These buildings in Japan toppled when
the soil underwent liquefaction


Buildings can even sink into the ground if soil liquefaction occurs. Liquefaction is the
mixing of sand or soil and groundwater (water underground) during the shaking of a
moderate or strong earthquake. When the water and soil are mixed, the ground becomes
very soft and acts similar to quicksand. If liquefaction occurs under a building, it may start to
lean, tip over, or sink several feet. The ground firms up again after the earthquake has past
and the water has settled back down to its usual place deeper in the ground. Liquefaction is a
hazard in areas that have groundwater near the surface and sandy soil.
Buildings can also be damaged by strong surface waves making the ground heave and
lurch. Any buildings in the path of these surface waves can lean or tip over from all the
movement. The ground shaking may also cause landslides, mudslides, and avalanches on
steeper hills or mountains, all of which can damage buildings and hurt people.

Ground Displacement
The second main earthquake hazard is ground displacement (ground movement) along a
fault. If a structure (a building, road, etc.) is built across a fault, the ground displacement
during an earthquake could seriously damage or rip apart that structure.

Bangunan bahkan dapat tenggelam ke tanah jika terjadi
pencairan tanah. Pencairan adalah pencampuran pasir atau
tanah dan air tanah (air bawah tanah) selama guncangan dari
gempa bumi menengah atau kuat. Ketika air dan tanah
tercampur, tanah menjadi sangat lembut dan bertindak mirip
dengan pasir hisap. Jika pencairan terjadi di bawah bangunan,
mungkin mulai bersandar, ujung atas, atau tenggelam beberapa
meter. Perusahaan tanah lagi setelah gempa bumi memiliki
masa lalu dan air telah menetap kembali ke tempat biasa lebih
dalam tanah. Pencairan adalah bahaya di daerah yang memiliki
tanah di dekat permukaan dan tanah berpasir.
Bangunan juga dapat rusak oleh gelombang permukaan yang
kuat membuat tanah heave dan kesukaran. Setiap bangunan di
jalan ini gelombang permukaan dapat bersandar atau ujung
atas dari semua gerakan. The getaran tanah juga dapat
menyebabkan tanah longsor, tanah longsor, dan longsoran di
bukit curam atau gunung, yang semuanya dapat merusak
bangunan dan menyakiti orang.

Perpindahan tanah

Bahaya gempa utama kedua adalah perpindahan tanah
(gerakan tanah) di sepanjang patahan. Jika struktur (bangunan,
jalan, dll) dibangun di seberang patahan, perpindahan tanah
selama gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan atau
membelah struktur itu secara serius.
28


Figure 5.4 - This road, which crosses the San Andreas fault,
was cut in half by the 1906 earthquake. One end of the
road slid 20 feet (6.5 meters) past the other during the quake

From Figure 5.4 you can tell that the San Andreas Fault is a right-lateral transverse (strike-
slip) fault because the other side of the road (on the opposite side of the fault) has moved to
the right, relative to the photographer's position.

Flooding
The third main hazard is flooding. An earthquake can rupture (break) dams or levees along a
river. The water from the river or the reservoir would then flood the area, damaging
buildings and maybe sweeping away or drowning people.

Figure 5.5 - The Seward, Alaska, and railroad yard was a twisted mess after being hit
by a tsunami in 1964. The tsunami was triggered by the Good Friday earthquake
Gambar 5.4 - Jalan yang melintasi patahan San Andreas ini
terpotong setengah badan disebabkan oleh gempa yang terjadi pada
tahun 1906. Salah satu ujung pada jalan ini terjadi longsor setinggi
20 kaki (6,5 meter).

Dari gambar 5.4 diatas kita dapat mengetahui bahwa jenis
patahan San Andreas termasuk dalam jenis patahan strike-slip
(mendatar) yang melintang ke kanan, ini dibuktikan oleh sisi
berlawanan dari jalan tersebut ikut berpindah, relative
terhadap posisi fotografer yang mengambil gambar ini.

Banjir
Bahaya utama yang ketiga adalah banjir. Kerusakan yang
dihasilkan gempa bumi dapat menghancurkan bendungan
atau tanggul di sepanjang sungai. Maka air dari sungai atau
waduk akan membanjiri daerah tersebut, merusak bangunan
dan mungkin menyapu atau menenggelamkan orang.

Gambar 5.5 - Pada tahun 1964 telah terjadi tsunami yang
menghantam kawasan Seward, Alaska yang menyebabkan rel-rel
kereta api rusak dan saling terpencar. Tsunami terjadi setelah
Gempabumi pada Hari Jumat Agung
29


Tsunamis and seiches can also cause a great deal of damage. A tsunami is what most
people call a tidal wave, but it has nothing to do with the tides on the ocean. It is a huge
wave caused by an earthquake under the ocean. Tsunamis can be tens of feet high when
they hit the shore and can do enormous damage to the coastline. Seiches are like small
tsunamis. They occur on lakes that are shaken by the earthquake and are usually only a few
feet high, but they can still flood or knock down houses, and tip over trees.

Fire
The fourth main earthquake hazard is fire. These fires can be started by broken gas lines and
power lines, or tipped over wood or coal stoves. They can be a serious problem, especially if
the water lines that feed the fire hydrants are broken, too. For example, after the Great San
Francisco Earthquake in 1906, the city burned for three days. Most of the city was destroyed
and 250,000 people were left homeless.




Figure 5.6 - San Francisco burning after the 1906 earthquake

Most of the hazards to people come from man-made structures themselves and the
shaking they receive from the earthquake. The real dangers to people are being crushed in a
collapsing building, drowning in a flood caused by a broken dam or levee, getting buried
under a landslide, or being burned in a fire.



Tsunami dan seiches juga dapat menyebabkan banyak
kerusakan. Tsunami adalah apa yang kebanyakan orang
menyebutnya gelombang pasang, tetapi tidak ada
hubungannya dengan pasang surut di laut. Ini adalah
gelombang besar yang disebabkan oleh gempa bumi bawah
laut. Tsunami bisa puluhan meter tingginya ketika menabrak
pantai dan dapat menyebabkan kerusakan besar pada garis
pantai. Seiches seperti tsunami kecil. Seiches terjadi di danau
yang diguncang gempa dan biasanya hanya beberapa meter
tingginya, tetapi masih bisa membanjiri rumah, dan sampai
lewat ujung atas pohon.
kebakaran
Bahaya utama gempa yang keempat adalah api. Kebakaran ini
dapat dimulai dengan pipa gas dan saluran listrik yang rusak,
atau terbalik kompor kayu atau batubara. Mereka bisa
menjadi masalah yang serius, terutama jika saluran air yang
menjadi sumber pemadam kebakaran rusak, juga. Misalnya,
setelah gempa bumi besar San Francisco pada tahun 1906,
kota ini terbakar selama tiga hari. Sebagian besar kota itu
hancur dan 250.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Sebagian besar bahaya kepada orang-orang datang dari
struktur buatan manusia sendiri dan gemetar mereka terima
dari gempa. Bahaya nyata untuk orang sedang dalam
bangunan runtuh hancur, tenggelam dalam banjir yang
disebabkan oleh bendungan rusak atau tanggul, terkubur di
bawah tanah longsor, atau terbakar dalam api.
30


CHAPTER 6
Earthquakes in the Midwestern and Eastern United States
Most people think that earthquakes occur only in places like California, Alaska, and Japan.
This couldn't be further from the truth. Several major and numerous minor earthquakes have
occurred in the Midwestern and eastern United States, as well as eastern Canada. Some of
the earthquakes that have caused notable damage in these areas are listed below.
1663 & 1870, St. Lawrence River region, Canada
1755, Boston/Cape Ann, Massachusetts. Earthquake estimated to be magnitude
6.0; buildings damaged.
1811 & 1812 -- New Madrid, Missouri, experienced the three largest earthquakes
known to have occurred in North America (magnitudes estimated between 7.2 and
8.3) and 203 damaging aftershocks. Soil liquefaction occurred.
1886, Charleston, South Carolina. Estimated magnitude 6.8. Soil liquefaction
occurred. Extensive damage; 60 people or more died. Over 400 aftershocks over the
next 30 years.
1895, Charleston, Missouri
1897, Giles County, Virginia
1884, New York City area
1931 -- Valentine, Texas, had a magnitude 6.4 earthquake, the largest earthquake to
hit Texas in historic times.
1935, Timiskaming, Ontario (Canada)
1947 -- Michigan experienced a magnitude 4.4 earthquake.
1979 & 1980 - New York State and the adjacent areas experienced 131 earthquakes
of magnitude 1 to 5.
1980, 5 earthquakes recorded north of Philadelphia, Pennsylvania.
1980, Kentucky shaken by a magnitude 5.1 earthquake.
1982 -- New Brunswick, Canada, had a magnitude 5.7 earthquake.
1982 -- Arkansas earthquake swarm starts. Eighty-eight earthquakes between June
24 and July 5, 1982. Four earthquakes with magnitudes of 4.0 to 4.5 during first 3
months of swarm. Total of about 40,000 earthquakes in the area (most very small or
not felt) between 1982 and 1985.
CHAPTER 6
Gempabumi di Midwestern dan Timur Amerika Serikat
Kebanyakan orang berpikir bahwa gempabumi terjadi hanya di
daerah seperti California, Alaska, dan Jepang. Ini tidak bisa menjadi
kelanjutan dari sebuah kebenaran. Beberapa gempabumi besar dan
banyak gempabumi kecil telah terjadi di the Midwestern and Eastern
United States seperti di sebelah timur Kanada. Beberapa dari
gempabumi yang menyebabkan kerusakan di area ini terdaftar di
bawah ini.
1663 & 1870, kawasan sungai St. Lawrence, Kanada
1755, Boston/Cape Ann, Massachusetts. Gempabumi diestimasi
dengan magnitude 6.0; bangunan rusak.
1811 & 1812 -- New Madrid, Missouri, mengalami tiga
gempabumi terbesar yang diketahui terjadi di Amerika Utara
(perkiraan magnitude antara 7.2 and 8.3) dan 203 gempa susulan
merusak. Terjadi likuifaksi tanah.
1886, Charleston, South Carolina. Perkiraan magnitude 6.8.
Terjadi likuifaksi tanah. Kerusakan luas; 60 orang lebih meninggal.
Lebih dari 400 gempa susulan terjadi selama 30 tahun
selanjutnya.
1895, Charleston, Missouri
1897, Giles County, Virginia
1884, daerah New York City
1931 -- Valentine, Texas, gempabumi dengan magnitude 6.4,
gempabumi terbesar yang melanda Texas di waktu lampau.
1935, Timiskaming, Ontario (Canada)
1947 Michigan, mengalami gempabumi dengan magnitude 4.4.
1979 & 1980 Negara bagian New York dan daerah di dekatnya
mengalami 131 gempabumi dengan magnitude 1 sampai 5.
1980, 5 gempabumi terekam di utara Philadelphia, Pennsylvania.
1980, Kentucky diguncang oleh gempabumi dengan magnitude
5.1.
1982 -- New Brunswick, Canada, gempabumi dengan magnitude
5.7.
1982 -- Arkansas gempabumi swarm. 88 gempabumi antara 24
Juni dan 5 Juli 1982. Empat gempabumi dengan magnitude 4.0 to
4.5 selama 3 bulan pertama dari swarm. Total sekitar 40.000
gempabumi di area ini (kebanyakan sangat kecil atau tidak
dirasakan) antara 1982 dan 1985.
31

1983 - Lake Charles, Louisiana, experienced a magnitude 3.8 earthquake.
1983 -- Indiana had a magnitude 5.9 earthquake.
1986 -- Painesville, Ohio, experienced a magnitude 4.9 earthquake and several
aftershocks. The earthquake was felt in 11 states.
1987 -- Southeastern Illinois experienced a magnitude 5.2 earthquake. This area has
had 7 earthquakes of magnitude 4.5 or greater since 1892.
You probably noticed that in the list above, the magnitudes of earthquakes that took place in
the 1800's are described as "estimated." This is because these earthquake events took place
before the Richter magnitude scale was put in place. The approximation is made by a study
of accounts of the earthquake which are correlated with the damage described in the
Mercalli intensity scale, which, as you may recall, allows a classification of an earthquake's
magnitude by ordinary people (not just seismologists). The descriptions may come even from
personal correspondence of average citizens and include telling details about the damage the
earthquake caused.
Over 900,000 earthquakes occur worldwide each year. Fortunately, the vast majority of them
are magnitude 2.5 or less, and great earthquakes (magnitude 8.0 or more) only happen
about once every 5 to 10 years. Most of these great quakes occur along the plate boundaries,
not in the eastern and Midwestern U.S.
A few areas of the Midwestern and eastern United States are more prone to earthquakes
than others. The most earthquake-prone areas include Charleston, South Carolina, eastern
Massachusetts, the St. Lawrence River area, and the central Mississippi River Valley. Others
sections of this part of the country are prone to earthquakes, but can expect fewer quakes of
smaller magnitude. Below is a map showing the risk of damage by earthquakes for the
continental United States.

1983 Lake Charles, Lousiana, diguncang gempa 3,8 SR
1983 Indiana mengalami gempabumi sebesar 5,9 SR
1986 Painesville, Ohio diguncang gempabumi sebesar 4,9
SR dan beberapa gempa susulan. Gempabumi ini dirasakan
di 11 negara bagian.
1987 Illinois bagian tenggara diguncang gempabumi
sebesar 5,2 SR. Daerah ini telah diguncang gempa dengan
magnitudo lebih besar dari 4,5 SR sejak 1892.
Kamu dapat memperhatikan pada daftar di atas, magnitudo
gempa yang terjadi pada tahun 1800-an disebut estimasi. Hal
ini dikarenakan gempabumi terjadi saat skala magnitudo Richter
belum ditemukan. Perkiraan tersebut berasal dari studi
gempabumi yang berkorelasi dengan kerusakannya yang
dijelaskan pada skala intensitas Mercalli, atau bisa disebut
sebagai ukuran magnitude gempa berdasarkan pengalaman
warga yang merasakan (bukan dari seismologist). Penjelasan
tersebut dapat didasarkan pada wawancara langsung dari
beberapa warga dan menceritakan secara detail kerusakan yang
disebabkan gempa tersebut.
Lebih dari 900.000 gempabumi terjadi di seluruh dunia setiap
tahunnya. Untungnya, kekuatannya mayoritas sebesar 2,5 atau
lebih kecil, dan gempabumi besar (magnitudo 8,0 atau lebih
besar) hanya terjadi setiap 5-10 tahun sekali. Kebanyakan
gempabumi yang besar terjadi di wilayah perbatasan lempeng,
bukan di bagian timur ataupun bagian barat-tengah Amerika
Serikat.
Beberapa wilayah pada bagian timur dan barat-tengah AS
cenderung terjadi gempabumi dibandingkan dengan wilayah
yang lain. Daerah tersebut antara lain Charleston, Carolina
Selatan, Massachussets Timur, daerah Sungai St. Lawrence dan
bagian tengah Lembah Sungai Mississippi. Wilayah yang lainnya
juga cenderung mengalami gempa, akan tetapi magnitudonya
umumnya kecil. Di bawah ini ditampilkan peta yang
menunjukkan resiko kerusakan oleh gempabumi pada wilayah
AS
32


Figure 1 (Modified from Stearns & Miller, 1977)

The central Mississippi River Valley and the Charleston, South Carolina, are more prone to
damage during earthquakes than the northern part of the country. These areas have sandy
soils that shake more than solid rock, resulting in damage from subsidence during an
earthquake. The high water tables along the Mississippi and near the coast also increase the
risk of soil liquefaction during strong earthquakes.

CHAPTER 7
What Should I Do Before, During, And After An Earthquake?

a. What to Do Before an Earthquake
Make sure you have a fire extinguisher, first aid kit, a battery-powered radio, a
flashlight, and extra batteries at home.
Learn first aid.
Learn how to turn off the gas, water, and electricity.
Make up a plan of where to meet your family after an earthquake.
Don't leave heavy objects on shelves (they'll fall during a quake).
Anchor heavy furniture, cupboards, and appliances to the walls or floor.
Learn the earthquake plan at your school or workplace.
Lembah sungai Mississippi dan Charleston, Carolina selatan,
Lebih rawan kerusakan saat gempabumi daripada daerah
bagian utara. Daaerah ini memiliki tanah berpasir yang
berguncang lebih hebat daripada batuan keras,
menyebabkan kerusakan karena subsiden saat gempabumi.
Tingginya kolom air sepanjang Mississippi dan di dekat
pesisir juga meningkatkan resiko liquifaksi tanah saat
gempabumi kuat

BAB 7
Apa yang harus saya lakukan sebelum, selama dan setelah
gempabumi?

a. Apa yang harus dilakukan sebelum terjadi gempa bumi
Pastikan anda memiliki alat pemadam kebakaran,
kotak pppk, radio tenaga baterai, senter dan
cadangan baterai di rumah.
Belajar melakukan pertolongan pertama
Belajar cara mematikan gas, air dan listrik
Buat rencana tempat bertemu keluarga setelah
terjadi gempabumi
Jangan letakkan benda berat di tempat yang tinggi
(benda tersebut akan jatuh saat gempa terjadi)
Ikat benda berat, lemari dan peralatan rumah tangga
ke dinding atau lantai
Pelajari rencana gempabumi di sekolah atau tempat
kerja anda
33

b. What to Do During an Earthquake
Stay calm! If you're indoors, stay inside. If you're outside, stay outside.
If you're indoors, stand against a wall near the center of the building, stand in a
doorway, or crawl under heavy furniture (a desk or table). Stay away from windows
and outside doors.
If you're outdoors, stay in the open away from power lines or anything that might fall.
Stay away from buildings (stuff might fall off the building or the building could fall on
you).
Don't use matches, candles, or any flame. Broken gas lines and fire don't mix.
If you're in a car, stop the car and stay inside the car until the earthquake stops.
Don't use elevators (they'll probably get stuck anyway).
c. What to Do After an Earthquake
Check yourself and others for injuries. Provide first aid for anyone who needs it.
Check water, gas, and electric lines for damage. If any are damaged, shut off the
valves. Check for the smell of gas. If you smell it, open all the windows and doors,
leave immediately, and report it to the authorities (use someone else's phone).
Turn on the radio. Don't use the phone unless it's an emergency.
Stay out of damaged buildings.
Be careful around broken glass and debris. Wear boots or sturdy shoes to keep from
cutting your feet.
Be careful of chimneys (they may fall on you).
Stay away from beaches. Tsunamis and seiches sometimes hit after the ground has
stopped shaking.
Stay away from damaged areas.
If you're at school or work, follow the emergency plan or the instructions of the
person in charge.
Expect aftershocks.

b. Apa yang harus Dilakukan Ketika terjadi suatu Gempa
Tetap tenang! Jika Anda di dalam ruangan, tetaplah di dalam.
Jika Anda berada di luar, tetaplah di luar.
Jika Anda di dalam ruangan,berdirilah di dekat pusat gedung
menjauhi dinding, berdiri di pintu kelur, atau berlindung di
bawah kolong meja yang kuat. Jauhi jendela dan pintu luar.
Jika Anda berada di luar ruangan, tetap di tempat terbuka
yang jauh dari jaringan listrik atau apa saja yang mungkin
bisa jatuh. hindari bangunan tinggi (hal yang mungkin dapat
jatuh dari gedung atau bangunan bisa roboh menimpa anda).
Jangan gunakan korek api, lilin, atau yang berhubungan
dengan itu. Pipa gas yang rusak jauhkan dari api.
Jika Anda berada di dalam mobil, hentikan mobil dan tinggal
di dalam mobil sampai gempa berhenti.
Jangan gunakan lift (karena mungkin dapat terjebak).

c. Apa yang harus Dilakukan Setelah terjadi suatu Gempa
Periksa diri dan orang lain yang cedera. Memberikan
pertolongan pertama bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Periksa aliran dan pipa air, gas, dan jalur listrik apabila ada
kerusakan. Jika ada yang rusak, segera matikan katup. Periksa
apabila ada kebocoran gas. Jika ada , buka semua jendela
dan pintu, keluarlah segera, dan melaporkannya ke pihak
berwenang (menggunakan telepon orang lain).
Hidupkan radio. Jangan menggunakan ponsel kecuali dalam
keadaan darurat.
keluar dari bangunan yang rusak.
Hati-hati di sekitar pecahan kaca dan puing-puing. Kenakan
sepatu bot atau sepatu kokoh untuk menjaga kaki Anda dari
pemotongan.
Berhati-hatilah dari cerobong asap (yang mungkin dapat jatuh
menimpa anda).
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami
Jauhi daerah yang rusak.
Jika Anda berada di sekolah atau bekerja, mengikuti rencana
darurat atau petunjuk dari orang yang bertanggung jawab.
waspadalah terhadap gempa susulan.

You might also like