Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian Belajar
mengajar, ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hudoyo (1990 : 1) bahwa :
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa belajar matematika adalah suatu proses
2. Matematika Sekolah
Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah adalah unsur-unsur atau bagian-
(IPTEK). Hal ini berarti, bahwa yang dimaksud dengan kurikulum matematika
ini menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap memiliki cirri-ciri yang dimiliki
matematika, yaitu memiliki objek kejadian yang abstrak serta bepola pikir
deduktif konsisten.
a. Penyajian Matematika.
butir yang akan disampaikan dengan realitas di sekitar siswa atau disesuaikan
matematika.
Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Dasar (SD). Hal ini didasarkan pada
tahap perkembangan intelektual siswa SMA yang semestinya berada pada tahap
operasional formal. Jadi tidak banyak butir matematika sekolah disajikan secara
berpikir deduktif namun pada proses pembelajarannya dapat digunakan pola pikir
16
c. Keterbatasan Semesta
sekali lebih dipersempit. Selanjutnya semakin meningkat usia siswa, yang berarti
diperluas lagi.
d. Tingkat Keabstrakan
Sifat abstrak matematika tetap ada pada matematika sekolah. Hal ini
sekolah, karena itu guru matematika harus berusaha mengurangi sifat abstrak dari
matematika sekolah.
Fungsi matapelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengertian itu.
suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat
pengetahuan yang dikembangkan pola pikir induktif dan pola pikir deduktif.
Namun tentu dari semua itu harus diselesaikan dengan perkembangan kemampuan
pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu sebagai berikut:
latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat,
(2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
pengetahuan.
matematika pada jenjang pendidikan dasar ini terbagi menjadi dua bagian besar.
Slameto (Akib, 2001) mengemukakan bahwa belajar adalah proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
adalah proses untuk mencapai perubahan tingkah laku dalam bentuk sikap,
kegiatan yang dapat membawa perubahan tingkah laku seseorang ke tingkat dan
arah yang lebih baik, terutama dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
keberhasilan usaha yang dicapai. Jadi prestasi adalah bukti usaha yang digunakan
melakukan usaha tertentu dalam suatu penggalan waktu tertentu pula. Dengan
demikian, jika tujuan pembelajaran dipandang sebagai suatu harapan yang akan
belajar dapat disajikan sebagai ukuran sebarapa jauh tujuan pembelajaran tersebut
16
matematika dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang setelah melalui
ukur berupa tes. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ratumanan
(Ahmad, 2006) bahwa tes merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan
dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan
waktu tertentu yang diukur dengan tes prestasi belajar. Tes tersebut hanya
mengukur aspek kognitif yang lebih diharapkan pada kemampuan ingatan dan
Ratumanan (Muhkal, 1998 : 10) menyatakan bahwa belajar akan lebih berhasil
16
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu
dalam belajar matematika yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar
matematika.
membelajarkan siswa bukan pada apa yang dipelajari oleh siswa. Hal ini berarti,
siswa.
terdiri dari tujuan fomal dan tujuan material. Tujuan formal menekankan pada
kembali.
melibatkan siswa secara aktif dalam belajar baik secara mental, fisik, maupun
pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis untuk membantu siswa dalam
a) Definisi
f ( x + h) − f ( x )
f ' ( x ) = lim
h →0 h
16
(differentiation).
1. (dibaca “de , de ”)
dy y x
dx
2. (dibaca “de , de )
d f (x ) x
[ f (x)]
dx
(dibaca “ aksen”)
3.
y' y
16
sebaga berikut:
maka atau
f ( x) = k f ' ( x) = 0 d
(k ) = 0
dx
maka atau
f ( x) = x f ' ( x) = 1 d
( x) = 1
dx
sebagai berikut:
maka atau
f ( x) = x n f ' ( x ) = nx n −1 d n
( x ) = nx n −1
dx
atau
g ' ( x) = k ⋅ f ' ( x) d
[ k ( f ( x) ) ] = k ⋅ f ' ( x)
dx
b) Turunan Jumlah dan Selisih dari Fungsi-fungsi Aljabar
16
1. Jika , maka
f ( x) = u ( x) + v ( x )
atau
f ' ( x ) = u ' ( x) + v' ( x)
.
d
[ u ( x) + v ( x)] = u ' ( x) + v' ( x)
dx
2. Jika , maka
g ( x) = u ( x) − v ( x) g ' ( x) = u ' ( x) − v' ( x)
a) Turunanatau
Hasil Kali Fungsi-fungsi Aljabar .
d
Jika dan [ u ( xadalah
) − v( x)]fungsi-fungsi
= u ' ( x) − v' ( x)dari variabel yang dapat
dx
u v x
dengan aturan:
Jika maka
f ( x) = u ( x) ⋅ v ( x) f ' ( x) = u ( x) ⋅ v ' ( x) + v ( x ) ⋅ u ' ( x)
fungsi pertama dikali dengan turunan dari fungsi kedua ditambah fungsi
Jika maka
u ( x) v ( x ) ⋅ u ' ( x ) − u ( x )v ' ( x )
f ( x) = f ' ( x) =
v( x) ( v( x) ) 2
Dari aturan di atas bahwa turunan dari pembagian dua fungsi
a) Turunan Sinus
df d
= ( sin x ) = cos x
dx dx
b) Turunan Cosinus
df d
= ( cos x ) = − sin x
dx dx
c) Turunan Tangen
Jika , maka
y = f ( x) = tan x y ' = f ' ( x) = sec2 x
atau
df d
= ( tan x ) = sec2 x
dx dx
d) Turunan Cotangen
17
e) Turunan Secan
f) Turunan Cosecan
1) Aturan Rantai
16
atau
dy dy du
= ⋅
dx du dx
2) Aturan Pemangkatan
atau
d n
dx
( u ) = n ⋅ u n −1 .
du
dx
Definisi:
16
f ( x1 + h) − f ( x1 )
m = lim
h→0 h
Bentuk limit pada ruas kanan dari bentuk di atas tak lain adalah turunan
atau
m = y ' ( x1 ) = f ' ( x1 ) dy
m=
dx x = x1
y − y1 = m( x − x1 )
15
Definisi:
y − f ( x) = m gs ( x − c)
atau
y − f ( x) = m gn ( x − c ) 1
y − f (c ) = − ( x − c)
m gs
Definisi:
f ( x ) − f (c )
f ' (c) = lim =±∞
x →c x−c
sebagai berikut:
naik dan fungsi turun di setiap titik dalam selang interval adalah:
I
a. Titik stasioner atau titik ekstrim suatu fungsi adalah titik pada kurva
nol.
b. Nilai stasioner atau nilai ekstrim suatu fungsi adalah nilai fungsi di
f
1) Jenis-jenis Stasioner
Jenis titik stasioner (titik ekstrem) bergantung pada gradien dari kedua sisi
dari titik stasioner. Secara umum ada tiga jenis stasioner, yaitu titik balik
Turunan kedua suatu fungsi adalah nilai turunan pertama fungsi yang
y y
, , , atau
y" d y d f2 2
f "( x)
dx 2 dx 2
sehingga:
f ' (c ) = 0
Teorema:
differensial (turunan).
“cooperative learning method share the idea that students work together to
learn ad are responsible for one another’s learning as well as their own”
(2007:73 dalam Rahayu)
saling bertanggung jawab ini sering diistilahkan dengan “swim and sink together”.
dari guru kepada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dalam membimbing
diharapkan siswa bekerja sama, satu sama lainnya berdiskusi dan berdebat,
diorganisasikan dengan tepat, siswa dapat bekerja sama dengan yang lainnya
untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai
konsep yang telah diajarkan. Kelompok kooperatif yang terdiri dari anggota siswa
yang heterogen baik tingkat kepandaian, jenis kelamin, suku dan etnis, diharapkan
16
memahami materi pelajaran dengan tutor sebaya. Sehingga siswa dapat mudah
mempelajari materi yang kompleks dan sulit dalam kelompok kooperatif. Proses
sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui
(Felder, R. M. 1996).
kognitif dalam otak mereka. Pokok pikiran pandangan konstruktivis adalah bahwa
pengetahuan diperoleh sebagai akibat dari proses konstruksi yang terus menerus
yang dikaitkan dengan struktur kognitif yang dimiliki sehingga struktur kognitif
17
atau ditransfer oleh guru kepada siswa (Piaget dalam Felder, R. M. 1996).
internal” yang bekerja melalui dua proses biologis yang saling melengkapi yaitu
dengan pengertian bahwa kita dalam memandang dunia adalah dengan cara kita
proses yang konstan sepanjang hidup. Disequilibrasi terjadi bila kita tidak
tersebut dapat diatasi. Proses dimana struktur kognitif awal dimodifikasi untuk
diperoleh dari pengalaman sehari-hari, teman atau orang tua, dapat juga
mengungkapkan apa yang telah dilakukan dan apa yang diketahui. Belajar
matematik hanya mungkin karena adanya perkembangan bahasa dan simbol untuk
merupakan pikiran seseorang yang bertindak terpisah dari orang lain dalam
Untuk belajar dan paham apa yang terjadi terletak pada si pebelajar itu
permasalahan yang muncul. Tentunya hal ini bagi pebelajar memerlukan waktu
mereka yang melibatkan bahasa yang dapat disumbangkan melalui diskusi dengan
pebelajar lainnya.
kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Hal ini
dimaksudkan agar interaksi siswa menjadi maksimal dan efektif. Harus disadari
juga bahwa tidak semua kelompok menjadi kelompok kooperatif. Ada kelompok
kelompok dengan cara mereka sendiri. Siswa yang bekerja dalam kelompok
19
mungkin akan menunjukkkan hasil belajar yang rendah, karena hanya beberapa
siswa saja yang bekerja keras dalam menyelesaikan materi tugas sedangkan siswa
lainnya bersikap pasif. Oleh karena itu, tugas seorang guru adalah mengatur siswa
lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan kepada proses kerja sama dalam kelomppok. Tujuan yang ingin
tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya
kerja sama inilah yang merupakan ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap
siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu
anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat
dicapai.
kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur oleh
tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya
aktivitas dan kegiatan yang nampak dalam keterampilan bekerja sama. Sehingga,
siswa harus dimotivasi untuk ingin dan mampu untuk berinteraksi dan
Menurut Roger and Johnson (1988:6 dalam Lawrence Lyman dan Harvey
C .Foyle), terdapat lima prinsip dasar model cooperative learning, seperti yang
Siswa harus merasa bahwa mereka saling tergantung secara positif dan
saling terikat antar sesama anggota kelompok. Mereka merasa tidak akan sukses
bila siswa lainnya juga tidak sukses. Dengan demikian, materi tugas haruslah
Menurut Let Vygotsky (Lawrence Lyman, At All, 1988:7) ada lima aspek
kelompoknya.
Hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan cara adanya komunikasi
verbal antar siswa yang didukung oleh saling ketergantungan positif. Belajar
kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan yang lainnya
dan berinteraksi secara langsung. Siswa harus saling berhadapan dan saling
Agar siswa dapat menyumbang, membantu satu sama lain, setiap siswa
terhadap hasil belajar kelompok. Dengan cara ini prestasi setiap siswa dapat
dimaksimalkan. Karena belajar kooperatif mirip dengan belajar tuntas, maka guru
harus diajarkan kepada siswa. Selain itu siswa harus dimotivasi untuk
sebagai bagian dari proses belajar, baik secara individu maupun dalam kelompok.
menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar dan mana yang
tidak, dan membuat keputusan terhadap tindakan yan bisa dianjutkan atau yang
perlu diubah. Proses kelompok terjadi baik dalam kelompok kecil maupun
diseluruh kelas. Fase- fase dalam proses ini meliputi umpan balik, refleksi dan
memiliki tujuh unsur dasar yaitu : 1) setiap siswa/anggota kelompok harus merasa
16
mempunyai tujuan yang sama, 4) setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung
perlu melakukan 3 langkah yaitu: persiapan, proses belajar dan evaluasi (Yusuf,
2003).
a. Persiapan
sebagai berikut:
kelompok.
kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang ras (suku). Guru
16
3) Menjelaskan tugas
Dalam hal ini ada dua aspek tugas yaitu tugas akademik dan tugas sosial.
Tugas akademik mengacu pada hal-hal yang harus dimiliki siswa untuk
menyelesaikan materi tugas. Tugas sosial meliputi penentuan peran siswa dan
b. Proses Belajar
Menurut Van der Kley dalam Yusuf (2003:37) peranan guru selama
pemecahan masalah.
menyelesaikan tugas.
belajar yang baru bagi siswa. Untuk meningkatkan usaha kooperatif, guru harus
a. Evaluasi
Ada dua macam evaluasi yang harus dilakukan guru yaitu evaluasi hasil
kelompok dan memfokuskan pada penilaian aspek akademik. Hasil belajar yang
dinilai dari evaluasi ini mungkin berupa suatu laporan, satu set jawaban kelompok
yang disetujui oleh semua anggotanya, rata-rata skor ujian individu atau sejumlah
anggota kelompok yang mencapai kriteria tertentu. Cara untuk menilai hasil
a. Setiap anggota kelompok mendapat nilai yang sama dengan nilai kelompok
15
b. Setiap siswa diberikan tugas atau tes perorangan setelah kegiatan belajar
kooperatif berakhir
c. Seorang siswa atas nama kelompoknya bisa dipilih secara acak untuk
d. Nilai setiap kelompok ditalus dan dibagi untuk mendapatkan nilai rata-rata
kelompok
tidak memerlukan nilai. Dalam hal ini penghargaan kepada siswa dapat
kelompok yang lain, meninjau jawaban dan pertanyaan yang diberikan dan
sebagainya.
salah satu metode pengajaran yang dikemukakan oleh Slavin, RE (1985). Metode
teori belajar kognitif. Dalam hal ini para pendidik berfungsi sebagai fasilitator
utama, yaitu :
1) Presentasi kelas
diskusi dengan guru, tetapi bisa juga dalam acara presentasi dengan
pengajaran pada umumnya, karena dalam STAD ada penekanan suatu materi.
karena akan membantu dalam mengerjakan kuis dan menentukan skor dari
pengerjaan kuis yang nantinya akan mempengaruhi skor dari tim mereka.
15
2) Tim / kelompok
Tim terdiri dari 4 – 5 siswa yang mewakili bagiannya dari kelas dalam
menjalankan aktivitas, baik akademik, jenis kelamin, dan suku atau ethnik.
Fungsi utama dari tim adalah membentuk semua tim agar mengingat materi
yang telah diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan
atau materi yang lain. Dalam hal ini siswa biasanya menggunakan cara
soal-soal yang ada dan mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim
ditonjolkan dalam STAD. Dalam setiap langkah, titik beratnya terletak pada
ingatan tim agar bisa bekerja yang terbaik demi timnya dan cara yang terbaik
3) Kuis
Setelah kurang lebih 1 – 2 periode dari presentasi guru dan 1 – 2 periode dari
tidak diijinkan meminta bantuan pada siswa lain dalam mengerjakan kuis. Hal
Maksud dari perbaikan skor individu ini adalah memberikan nilai pada setiap
siswa yang dapat dicapai jika mereka bekerja keras dan mengerjakannya
berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan
nilai, maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkatan nilai dari skor kuis
5) Pengakuan kelompok
melampaui kriteria yang telah ditentukan. Skor tim siswa akan digunakan
a. Jigsaw
orang per kelompok dengan cara secara heterogen mungkin dengan memilih
salah satu siswa sebagai ketua kelompoknya (biasanya siswa yang cukup
menonjol).
bagian sub topik yang sama membentuk kelompok ahli. Pada tahap ini diberi
yang ada dalam topik bagiannya dan berlatih menyajikan topik yang
kelompok ke kelompok lain untuk mengamati proses. Jika ada kelompok yang
g. Pada akhir pelajaran, berikan soal/kuis untuk materi yang telah dipelajari.
2004) dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka mengenai isi materi pelajaran
orang dan memberi mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok
Guru menyebut satu nomor dan para siswa setiap kelompok dari nomor yang
pada model TGT tidak terdapat kuis tapi ada pertandingan akademik atau
model TGT ini mempunyai kelebihan yaitu: keterlibatan siswa dalam belajar
tinggi, siswa menjadi bersemangat dalam belajar, pengetahuan siswa bukan hanya
semata-mata dari guru tapi melalui konstrukksi sendiri oleh siswa, dapat
bisa menerima pendapat orang lain dan lain-lain, sedangkan kelemahannya bagi
para guru membutuhkan waktu yang relatif lama, butuh sarana prasarana yang
memadai, dapat menimbulkan suara gaduh dan siswa terbiasa belajar bila
diberikan hadiah.
15
Model ini dirancang oleh Herbert Thelen dan dikembangkan oleh Sharan
dan kawan-kawan dari Universitas Tel Aviv. Dibanding dengan model kooperatif
lainnya, model GI dianggap paling kompleks dan paling sulit karena melibatkan
siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap topik tertentu. Para siswa
sub topik yang dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan laporan di depan
berikut:
1) Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai sub topik dalam wilayah umum yang
orang
2) Merencanakan kerjasama
Para siswa dan guru merencanakan prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan
umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang telah dipilih
3) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (b).
pada langkah (c) dan meringkasnya yang akan disajikan di depan kelas
Semua kelompok menyajikan hasilnya dari berbagai topik tersebut agar siswa
kelompok tersebut.
6) Evaluasi
Dengan TAI siswa bekerja dalam tim yang heterogen bersama dengan siswa lain
dalam pengajaran matematika. Skor tim didasarkan pada angka rata-rata dari
satuan yang diselesaikan setiap minggu oleh anggota tim dan didasarkan pada
learning yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
learning, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk
diskusi dalam tim ahli (ekspert) saling membantu satu sama lain tentang topik
16
pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain
tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model cooperative learning tipe jigsaw, terdapat “kelompok asal” dan
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang
beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli,
yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok
Kelompok Asal
♣ ♥ ♣ ♥ ♣ ♥ ♣ ♥
♠ ♦ ♠ ♦ ♠ ♦ ♠ ♦
♣ ♣ ♥ ♥ ♠ ♠ ♦ ♦
♣ ♣ ♥ ♥ ♠ ♠ ♦ ♦
Kelompok Ahli
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
15
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain
anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada
teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di
kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling
pembelajaran, siswa diberikan soal baik lisan maupun tulisan secara individu yang
mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah
yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan setiap soal yang diberikan
dengan baik.
cooperative learning tipe jigsaw diperlihatkan pada tabel 2.1 berikut ini.
lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan evaluasi, (5) memberi
2. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu
menentukanpenghargaan kelompok.
berikut:
e
l
a
j
a
r
a
n
d
a
n
m
e
m
b
e
ri
m
o
ti
v
a
s
i
k
e
p
a
d
a
s
i
s
w
a
.
• M
e
n
g
g
a
li
p
e
n
g
e
t
a
h
u
15
a
n
a
w
a
l
s
i
s
w
a
1. • M • M 25’
e
m • B
i
n • B
t
a
s
i
s
w
a
u
Ekspansi I n
(Siswa t
berada u
pada k
kelompok m
asal I) a
s
u
k
p
a
d
a
k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a
m
a
s
i
16
n
g
-
m
a
s
i
n
g
.
• M
e
m
b
a
g
i
m
a
t
e
ri
b
e
r
u
p
a
L
e
m
b
a
r
K
e
g
i
a
t
a
n
S
i
s
w
a
(
L
K
S
)
16
d
a
n
B
u
k
u
T
e
k
s
t
e
r
k
a
it
m
a
t
e
ri
p
e
l
a
j
a
r
a
n
.
• M
e
n
y
u
r
u
h
s
i
s
w
a
u
n
t
u
k
m
e
16
m
b
a
c
a
,
d
a
n
m
e
m
p
e
l
a
j
a
ri
B
u
k
u
T
e
k
s
y
a
n
g
t
e
l
a
h
d
i
b
a
g
i
k
a
n
.
• M
e
l
a
k
u
15
k
a
n
o
b
s
e
r
v
a
s
i
d
a
n
m
e
n
g
a
m
a
ti
a
k
ti
v
it
a
s
s
i
s
w
a
.
1. • M • B 25’
e
m • M
i
n
t
a
k
e
p
(Siswa berada a
dalam d
kelompok a
ahli/tim ahli s
(expert) e
ti
16
a
p
s
i
s
w
a
u
n
t
u
k
d
u
d
u
k
d
a
l
a
m
s
a
t
u
k
e
l
o
m
p
o
k
/t
i
m
a
h
li
(
e
x
p
e
rt
)
y
a
n
g
17
m
e
n
d
a
p
a
t
p
e
n
g
g
a
l
a
n
m
a
t
e
ri
y
a
n
g
s
a
m
a
.
• M
e
n
y
u
r
u
h
s
i
s
w
a
m
e
n
j
a
w
a
b
16
m
a
s
a
l
a
h
-
m
a
s
a
l
a
h
y
a
n
g
b
e
l
u
m
t
e
r
p
e
c
a
h
k
a
n
.
• M
e
m
f
a
s
il
it
a
s
i
s
i
w
a
s
16
e
l
a
m
a
b
e
r
d
i
s
k
u
s
i
d
a
l
a
m
k
e
l
o
m
p
o
k
a
h
li
/t
i
m
a
h
li
(
e
x
p
e
rt
).
• M
e
l
a
k
u
15
k
a
n
o
b
s
e
r
v
a
s
i
d
a
n
m
e
n
g
a
m
a
ti
a
k
ti
v
it
a
s
s
i
s
w
a
.
1. • M • M 30’
e
n • M
g
a • B
m
a • M
ti
d
i
(Siswa berada s
dalam k
kelompok u
asal II) s
i
16
m
e
n
g
e
n
a
i
p
e
n
j
e
l
a
s
a
n
s
i
s
w
a
p
a
d
a
t
e
m
a
n
a
n
g
g
o
t
a
s
e
k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a
17
.
• M
e
n
y
u
r
u
h
s
i
s
w
a
u
n
t
u
k
m
e
m
b
u
a
t
r
a
n
g
k
u
m
a
n
d
a
ri
h
a
s
il
d
i
s
k
u
s
i
k
e
l
16
o
m
p
o
k
n
y
a
.
• M
e
n
y
u
r
u
h
p
e
r
w
a
k
il
a
n
k
e
l
o
m
p
o
k
u
n
t
u
k
m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n
k
15
e
s
i
m
p
u
l
a
n
d
i
s
k
u
s
i.
1. • B • M 5’
e
rt • M
a
n • M
y
a
Refleksi k
e
p
a
d
a
s
i
s
w
a
• M
e
m
b
e
ri
k
a
n
t
e
s
k
o
g
n
it
if
16
,
a
n
g
k
e
t
s
k
a
l
a
s
i
k
a
p
s
i
s
w
a
d
a
n
r
e
s
p
o
n
s
i
s
w
a
t
e
r
h
a
d
a
p
m
e
t
o
d
e
p
e
15
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n
.
Total waktu 90’
dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksudkan adalah hasil
untuk tes hasil belajar produk dan tes hasil belajar psikomotor. Hasil
4. Lila, M., (2007) melakukan penelitian pada mata pelajaran biologi kelas X
SMA Wahid Hasim Malang, dalam materi Animalia dan Ekosistem untuk
belajar siswa, 2) sikap siswa kelas X SMA Wahid Hasim Malang terhadap
tipe jigsaw yang dipadukan dengan problem posing, 3) respon siswa terhadap
pada materi Alkana dan Alkena pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Darut
cooperative learning tipe jigsaw, dan 2) apakah ada perbedaan hasil belajar
baik daripada kelompok ceramah dan siswa X Madrasah Aliyah Darut Malang
yang memberi persepsi sangat baik terhadap model cooperative learning tipe
jigsaw.
A. Kerangka Pikir
Bagaimanapun nilai raport dan hasil ujiannya, moral keagamaan yang melekat
pada sikap dan perilakunya akan menjadi tolok ukur bagi keberhasilan lembaga
pendidikan tempat ia belajar. Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan teori yang
telah ada maka salah satu alternatif peningkatan kualitas pembelajaran pada SMA
atau akhlak adalah penerapan teori kognitif. Teori belajar konstruktivis adalah
peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
siswa saling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi
kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa
pendapatnya.
tipe jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar,
mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang heterogen, untuk
kooperatif terus dilatihkan kepada siswa selama pembelajaran maka cermin siswa
17
yang berakhlak mulia yang ditunjukkan dengan sikap-sikap positif dapat tercapai.
Berdasarkan kerangka berfikir secara teoritis yang dikutip dari pendapat para ahli,
dan secara empiris dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa
tipe jigsaw dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar
matematika pokok bahasan Differensial pada siswa kelas XI IPA SMA Advent
Mebali.
B. Hipotesis Tindakan
penelitian ini adalah “Jika model Cooperative Learning Tipe Jigsaw diterapkan
pada siswa kelas XI IPA SMA Advent Mebali maka prestasi belajar matematika