You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG
Usaha kesejahteraan Ibu dan Anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan,
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, penting sekali untuk meningkatkan
kesehatan umum dari masyarakat.
Dinas KIA melayani pemeliharaan kesehatan Ibu, Bayi dan Anak sampai umur 5
tahun.Di Indonesia diperkirakan jumlah ibu yang menyusui dan ibu yang hamil ada
7% dan anak umur 0 5 tahun 18%. Jadi jumlah yag harus dilayani. Dinas KIA
berjumlah 25% dari seluruh penduduk. Untuk itu, makalah ini akan membahas lebih
jauh mengenai kesejahteraan ibu dan anak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

Definisi
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh
dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon
genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan
informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi
serta pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.

II.

Tujuan

a. Usaha KIA bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu ibu secara
teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa ante-partum, intrapartum, post-partum dan masa menyusui serta pemeliharaan anak-anaknya dari mulai
lahir sampai masa prasekolah.
b. Keluarga berencana diberikan kepada ibu ibu / suami suami yang perlu diberikan dan
membutuhkannya.
c. Usaha KIA mengadakan integrasi kedalam general health services ( pelayanan
kesehatan menyeluruh ) dan mengadakan kerja sama serta koordinasi dengan lain lain
dinas kesehatan.
d. Usaha KIA mencari dan mengumpulkan masalah masalah mengenai ibu, bayi dan anak
dicari penyelesaiannya.

III.

Kegiatan kegiatan yang dijalankan di KIA

1) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui.


2) Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
3) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan anak.
4) Imunisasi dasar dan revaksinasi.
5) Pengobatan sederhana.
6) Pencegahan dehydrasi pada anak yang menderita mencret-mencret dengan pemberian
cairan per oral.
7) Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi dari ibu, bayi dan anak serta mencegah
timbulnya penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin dan protein calori
malnutrition.
8) Bimbingan kesehatan jiwa anak.
9) Melakukan kunjungan rumah.
10) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
11) Kursus dukun.
12) Pelayanan keluarga berencana.
Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas dapat dibagi :
a. Usaha-usaha yang ditujukan kepada Ibu
1. Perawatan ante-partum (waktu hamil)
Setiap ibu hamil sejak dari bulan pertama sampai akhir kehamilannya harus
memeriksakan dirinya secara teratur ke KIA. Yang diperiksa antara lain : berat
badan, tekanan darah, Hb, golongan darah, letak bayi dalam kandungan, ukuran
panggul dan sebagainya.
2. Perawatan intra-partum (waktu melahirkan)
Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
3. Perawatan post-partum (setelah melahirkan)
Perawatan : masa nifas, pemeriksaan jumlah air susu ibu, pemberian nasehat
tentang merawat bayi, menyusun makanan ibu dan bayi, nasehat untuk mengikuti
program KB.

b. Usaha-usaha yang ditujukan kepada bayi


Meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya makanan yang sehat
dan tepat, pemberian vaksinasi dasar yaitu:

Cacar

: BCG (sebelum umur 1 bulan).

DTP

: polio (umur 3, 4, dan 5 bulan).

Chotypa

: umur 6 bulan.

c. Usaha yang ditujukan kepada anak prasekolah


Meliputi pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, revaksinasi,
pendidikan kesehatan melalui guru Taman Kanak-kanak
d. Kursus dukun
Untuk meneruskan angka kematian ibu bersalin dan bayi, diadakan kursus dukun
karena di Indonesia 70% dari persalinan ditolong oleh dukun.
Pada kursus dukun ini yang diajarkan antara lain:

Cara kerja secara steril misalnya : sebelum kerja harus cuci tangan terlebih
dahulu dengan sabun, memotong tali pusat dengan gunting yang telah digodok
terlebih dahulu. Mengenai persalinan yang harus segera ditolong oleh dokter /
bidan misalnya: kelaianan letak bayi, perdarahan.

e. Keluarga Berencana
Usaha Keluarga Berencana mempunyai aspek bermacam-macam. Salah satu
aspeknya adalah penjarangan kehamilan, yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
ibu yang mempunyai pengaruh baik terhadap bayi yang dilahirkan, anak-anak yang
dibesarkan dan akhirnya keluarga secara keseluruhan.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut ini:
1) Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk
perempuan saat hamil dan bersalin.
2) Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan
perempuan.
3) Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi
merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.

4) Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.


5) Menggunakan pendekatan partisipatif.
6) Melakukan aksi dan advokasi.
Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi
mereka dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan pendekatan
belajar dan melakukan aksi bersama secara partisipatif (Participatory Learning and Action PLA). Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola
berbagai komponen, kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang
memiliki pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini
juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir
dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka.
Ini adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi
untuk meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah
diri mereka secara individual dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang
mereka miliki dari energi dan kekuatan mereka (Hartock, 1981). Didalam konteks
pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu untuk memahami dan
menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu; kesehatan bayi
baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan dan kekuasaan yang
memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna
memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka
miliki.
Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses
fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga
yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang
konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan yang
diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan proses dan
kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini.

Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang
gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa,
kejadian bencana, kecelakaan dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat, secara
gotong royong.
Selain sebagai upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat, pengembangan Desa Siaga juga mencakup upaya peningkatan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan

masyarakat

menghadapi

masalah-masalah

kesehatan,

memandirikan

masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti dari kegiatan Desa
Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.
Memperhatikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan Desa Siaga tersebut, maka
Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
komponen yang penting dalam pencapaian tujuan Desa Siaga dalam hal penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi.
IV.

Manajemen Kegiatan KIA


Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah Setempat KIA

(PWS-KIA) dengan batasan :Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk
pengelolaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang
terkait dan dipergunakan untuk pemantauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu :
1) Indikator Pemantauan Teknis :
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang
terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f. Indikator Neonatal.
2) Indikator Pemantauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun
masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga dimengerti
dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam
berbagai tingkat administrasi, yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih indikator AKSES (jangkauan) dalam pemantauan secara teknis
memodifikasinya menjadi indikator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh
para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :
Untuk ini dipilih CAKUPAN (coverage) dalam pemantauan secara teknis dengan
memodifikasinya menjadi indikator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh
para penguasa wilayah.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa serta
dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desa mana
yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas
dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian
sumber daya setempat yang diperlukan.

BAB III
KESIMPULAN
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan
upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan.
Usaha KIA bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu ibu
secara teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa ante-partum,
intra-partum, post-partum dan masa menyusui serta pemeliharaan anak-anaknya dari
mulai lahir sampai masa prasekolah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kebijaksanaan Umum dan Pelaksanaan program Kesehatan Dalam Pelita (1969/1970


1970/1971) Departemen Kesehatan RI.
2. Pedoman kerja PUSKESMAS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1976.

You might also like