Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1.
Sri Lestari
2.
3.
(6411412222)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Industri adalah aktivitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode, biaya dan
material serta waktu yang cukup besar. Dengan berdirinya suatu industri secara tidak
langsung mengakibatkan bahaya maupun resiko yang cukup besar yag dapat dialami oleh
oleh para pekerja. Pada proses produksi terjadi interaksi antara pekerja dengan alat maupun
mesin yang digunakan sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan
kerja.
Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan pada tahun
1654-1746 oleh Yuzenzai Miyasaki dan 1822-1890 oleh Zikukeo Hirose berkebangsaan
Jepang. Selanjutnya cetak sablon berkembang pada tahun 1851-1862 di Eropa. Setelah itu
berkembang di Amerika Serikat higga tahu 1924. Dan kemudian MC Kornick dan Penney
pada tahun 1946 menemukan mesin cetak sablon.
Dewasa ini, industri cetak sablon telah merambah ke negara Indonesia. Banyak
bermunculan industri industri sablon yang bergerak dalam bidang pembuatan pakaian batik.
Kain batik merupakan kain khas negara Indonesia yang pembuatannya cukup sulit yaitu
dengan menggunakan lilin panas dan dilukiskan ke atas kain meggunakan canting. Metode
ini memerlukan waktu yang cukup lama. Seiring berkembangnya teknologi, batik sudah bisa
dibuat dengan menggunakan metode penyablonan. Namun, teknik penyablonan dapat
memberikan efek negatif bagi kesehatan. Hal itu tentu perlu diperhatikan agar para pekerja /
buruh pabrik sablon dapat terhindar dari efek negatif teknik penyablonan.
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1.
No.
1.
Proses Produksi
Pembuatan Desain
Faktor
Lingkungan
Kerja
Ventilasi
2.
Percetakan Desain
3.
Pemindahan Desain
4.
Finishing
2.
Luas ruangan,
Debu, Udara,
Pencahayaan
Sarana Kerja
Penerangan, Luas
ruangan
3.
Proses Produksi
1.
2.
Pembuatan Desain
Pencetakan Desain
3.
Pemindahan Desain
4.
Finishing
Faktor Ergonomi
Sikap dan sistem kerja
Ukuran meja kerja dan kursi duduk
kurang sesuai
Ukuran meja kerja dan kursi duduk
kurang sesuai, sikap dan sistem kerja
Ukuran meja dan kursi duduk kurang
sesuai
Faktor Manusia
Permasalahan yang terjadi pada faktor manusia meliputi factor managerial dan
faktor tenaga kerja. Adapun permasalahannya sebagai berikut :
1. Manajemen
2. Tenaga Kerja
C.
kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan
oleh pimpinan perusahaan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung dari karyawan
sendiri.
Pemantauan lingkungan kerja dilakukan terhadap :
a.
b.
2.
pemantauan megenai masalah yang mengganggu keselamatan bagi para pekerja. Pemantauan
potensi bahaya di tempat sablon yang perlu diperhatikan adalah :
1.
Pada bagian penyablonan, terdapat cat yang mengandung bahan kimia yang dapat
menyebabkan gangguan pada pernafasan maka perlu adanya alat pelindung diri
berupa masker atau sumplemen untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
2.
Bahaya tersengat arus listrik pada bagian pembuatan desain melalui computer dan
bagian pressing.
3.
Bahaya kebakaran mudah terjadi, oleh karena itu pemantauan secara rutin alat
pemadam kebakaran perlu dimaksimalkan.
4.
Bahaya tersengat instalasi listrik atau tertusuk jarum pada karyawan bidang jahit.
5.
Bahaya kebakaran pemantauan secara rutin terhadap alat pemadam kebakaran yang
telah disediakan.
6.
Bahaya jari atau tangan terpotong pada karyawan bidang pemotongan, sebaaiknya
melengkapi alat pemotong serta alat pelindungnya.
FAKTOR MANUSIA
1.
tenaga kerja serta untuk mengetahui adanya kemungkinan penderita penyakit akibat kerja.
Pemantauan dilaksanakan dengan pemeriksaan yang meliputi :
1.
Pemberian susu kepada karyawan setiap satu minggu sekali bertujuan sebagai
suplemen tubuh agar karyawan memiliki kekebalan tubuh yang cukup baik.
2.
3.
Membawa karyawan ke puskesmas terdekat apabila mengalami sakit yang tidak bisa
di atasi sendiri dalam perusahaan.
D.
Lingkungan Kerja
Penerangan
Penerapan Ergonomi
Untuk meninngkatkan proses produktifitas, baik kuantitas maupun kualitasnya
diperlukan alat dan sarana kerja yang ergonomic. Ukuran-ukuran alat dan sarana
kerja yang dianjurkan berdasarkan norma-norma ergonomic di Indonesia adalah
Tempat Duduk
Tempat duduk yang digunakan harus dapat memberikan kenyamanan bagi
pekerja supaya tidak mengganggu sirkuasi udara dalam tubuh.
Meja Kerja
Meja kerja yag digunakan harus disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu
kerja, memberikan kebebasan bergerak, rata, dan tidak melebihi jarak
jangkauan tangan.
Pada dasarnya perlu diupayakan agar sikap kerja adalah dengan duduk. Pada
keadaan tidak memungkinkan maka beberapa hal tersebut yang perlu diperhatikan adalah
posisi tenaga terhadap objek kerja. Untuk sikap kerja membungkuk diupayakan agar
membungkuknya tidak terlalu dalam. Membungkuk yang disarankan adalah batang tubuh
tetap tegak atau agak tegak dengan kaki dilipat dilutut dan bagian sendi bokong.
E. KELEBIHAN
a. Memperbaiki perekonomian setempat
Dengan dibukanya banyak industri sablon batik, maka banyak pula tenaga kerja yang
diserap. Oleh sebab itu, banyak masyarakat sekitar yang dapat memenuhi kebutuhan
dan berkehidupan layak, sehingga perekonomian setempat meningkat.
b. Ikut melestarikan kekayaan budaya
Batik merupakan hasil karya anak bangsa yang harus dijaga. Kini dengan banyaknya
buruh batik sablon, maka produksi batikpun menjadi meningkat dan industri batik
semakin maju. Oleh sebab itu, batik-batik tidak akan mati dan akan selalu lestari.
c. Batik sablon lebih mudah dan cepat daripada batik tulis
Batik tulis membutuhkan ketrampilan dan ketelitian yang sangat tinggi, sehingga
dalam memproduksi barang membutuhkan waktu yang lama. Berbeda dengan batik
sablon, waktu dalam proses produksi lebih cepat sehingga barang yang diproduksi
lebih banyak karena memakai alat-alat yang lebih modern.
F. KEKURANGAN
a. Kualitas hasil produksi lebih rendah daripada batik tulis
Dikarena batik sablon diproduksi dengan instan, membuat hasil produksinya
berkualitas rendah. Terkadang dalam proses penyablonan, penggunaan cat sablon
terlalu banyak atau terlalu sedikit yang membuat kualitasnya menurun.
DAFTAR PUSTAKA
http://k3tium.wordpress.com/2013/04/30/tugas-4-penerapan-k3-di-industri-4/