Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Rokok
2.1.1
Pengertian Rokok
Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan
4000 bahan kimia beracun yang berbahaya dan dapat mengakibatkan maut. Di
antara kandungan asap rokok termasuklah aceton (bahan pembuat cat), naftalene
(bahan kapur barus), arsen, tar (bahan karsinogen penyebab kanker), methanol
(bahan bakar roket), vinyl chloride (bahan plastik PVC), phenol butane (bahan
bakar korek api), potassium nitrate (bahan baku pembuatan bom dan pupuk),
polonium-201 (bahan radioaktif), ammonia (bahan pencuci lantai) dan sebagainya
(Jaya, 2009). Racun yang paling utama ialah tar, nikotin, dan karbon monoksida
(Universiti Teknologi Malaysia, 2005). Bahan - bahan kimia yang terkandung
dalam rokok adalah sebagi berikut :
1. Nikotin
Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin
yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap,
sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin
merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun.
Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau
susunan saraf pusat. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan
psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk
mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar
nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya
(Pusat Data dan Informasi, Persatuan Rumah Sakit Indonesia, 2006).
2. Karbon Monoksida (CO)
Gas ini bersifat toksik dan dapat menggeser gas oksigen dari
transport hemoglobin. Dalam rokok terdapat 2-6% gas karbon monoksida pada
saat merokok, sedangkan gas karbon monoksida yang diisap perokok paling
rendah 400 ppm (part per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksihemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%. Kadar normal karboksi-hemoglobin
hanya 1% pada bukan perokok (Sitepoe, 2000).
3. Tar
Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak
cengkeh juga diklasifikasikan sebagai tar. Di dalam tar, dijumpai zat-zat
karsinogen seperti polisiklik hidrokarbon aromatis, yang dapat menyebabkan
terjadinya kanker paru-paru. Selain itu, dijumpai juga N nitrosamine di dalam
rokok yang berpotensi besar sebagai zat karsinogenik terhadap jaringan paru-paru
(Sitepoe, 2000). Tar juga dapat merangsang jalan nafas, dan tertimbun di saluran
nafas, yang akhirnya menyebabkan batuk-batuk, sesak nafas, kanker jalan nafas,
lidah atau bibir (Jaya, 2009).
4. Timah Hitam
Timah hitam merupakan partikel asap rokok, setiap satu batang
rokok yang diisap mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Apabila seseorang
mengisap 1 bungkus rokok perhari, 10 mikrogram timah hitam akan dihasilkan,
sedangkan batas bahaya kadar timah hitam di dalam tubuh adalah 20
mikrogram/hari (Sitepoe, 2000).
5. Amoniak
Amonia adalah senyawa nitrogen dan hidrogen yang memiliki
aroma tajam dengan bau yang khas. Sebuah molekul amonia terbentuk dari ion
nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan positif, dan karena itu
secara kimia direpresentasikan sebagai NH3 (rumus kimia amonia) (Tantri, 2013).
6. Hidrogen Sianida (HCN)
Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berbau, bau pahit
seperti bau kacang almond. HCN juga disebut formanitrille, dalam bentuk cairan
disebut asam prussit dan asam hidrosianik . Dalam bentuk cairan HCN tidak
berwarna atau dapat berwarna biru pucat pada suhu kamar. HCN bersiafat
flamable atau mudah terbakar serta dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan
peledak, juga sangat mudah bercampur dengan air sehingga mudah digunakan
(Jeny, 2011).
7. Nitrous Oxide
Nitric Oxide yang juga dikenal sebagai nitrogen monoksida,
merupakan molekul dengan rumus kimia (N1O1). Molekul ini merupakan zat
perantara yang sangat penting dalam siklus kimia di dalam tubuh. Pada manusia,
senyawa Nitric Oxide (N1O1) merupakan senyawa kimia yang penting untuk
tranportasi sinyal listrik didalam sel-sel, dan berfungsi dalam proses fisiologis dan
patologis. Demikian pula, senyawa ini bisa menyebabkan pelebaran pembuluh
darah atau dalam istilah kedokteran di sebut vasodilator yang kuat sehingga bisa
menurunkan tekanan darah (Taruna, 2012).
8. Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang
berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air,
yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan
anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air (Adi, 2012).
9. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida adalah senyawa dari dua unsur zat kimia yaitu gas
hidrogen dan belerang yang sering disebut hidrogen sulfur. Gas Hidrogen Sulfida
merupakan gas beracun yang sangat berbahaya bagi manusia. Untuk mengurangi
kadar hidrogen sulfida yang terdapat pada limbah produksi gas bisa digunakan
zeolit sebagai media penyerap (Jumidah, 2011).
2.1.3 Kategori Perokok
Sitepoe (2000) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah
konsumsi rokok harian yaitu perokok ringan (1 10 batang/ hari), perokok sedang
(11 20 batang/ hari), perokok berat (> 20 batang/ hari). Perokok yang
mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil memiliki kecenderungan
yang lebih besar untuk berhenti merokok (Kwon Myung & Gwan Seo, 2011).
Taylor (2009) menyebut istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang
mengkonsumsi rokok kurang dari 5 batang/ hari dan biasanya chippers tidak
menjadi perokok berat sehingga sangat kecil kemungkinan mengalami
ketergantungan nikotin. Istilah lainnya pada perokok adalah social smoker yaitu
individu yang merokok hanya pada situasi sosial atau situasi tertentu misalnya
saat bertemu dengan teman lama di suatu acara atau pesta. Situasi sosial tersebut
bertindak sebagai isyarat atau pemicu untuk merokok (Hahn & Payne, 2003).
2.1.4 Tahap Menjadi Perokok
Merokok tidak terjadi dalam sekali waktu karena ada proses yang
dilalui, antara lain: periode eksperimen awal (mencoba-coba), tekanan teman
sebaya dan akhirnya mengembangkan sikap mengenai seperti apa seorang
perokok (Taylor, 2009). Ada 4 tahapan yang merupakan proses menjadi perokok
(Ogden, 2000) antara lain:
besar. Ada beberapa situasi yang mempengaruhi pre-lapse yaitu high risk
situation, coping behavior dan positive-negative outcome expectancies.
Saat individu dihadapkan dengan high risk situation maka individu
akan melakukan strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif. Bentuk
perilaku misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku pengganti (makan
permen karet) sedangkan bentuk kognitif adalah mengingat alas an berhenti
merokok. Positive outcome expectancies (misalnya merokok mengurangi
kecemasan) dan negative outcome expectancies (misalnya merokok membuatnya
sakit) dipengaruhi pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika individu
memiliki strategi coping dan negative outcome expectancies serta peningkatan self
efficacy yang mempengaruhi individu tetap bertahan untuk tidak merokok.
Namun, jika individu tidak memiliki strategi coping dan memiliki positive
outcome expectancies serta self efficacy yang rendah maka individu akan
mengalami lapse (kembali merokok dalam jumlah kecil).
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Taylor (2009) mengatakan bahwa kumpulan teman sebaya dan
anggota keluarga yang merokok menimbulkan persepsi bahwa merokok tidak
berbahaya
sehingga
meningkatkan
dorongan
untuk
merokok.
Perokok
berpendapat bahwa berhenti merokok merupakan hal yang sulit, meskipun mereka
sendiri masih tergolong sebagai perokok yang baru (Floyd, Mimms & Yelding,
2003). Ada beberapa alasan sehingga perokok tetap merokok, antara lain:
pengaruh anggota keluarga yang merokok, untuk mengontrol berat badan,
membantu mengatasi stres, self esteem yang rendah dan pengaruh lingkungan
sosial (Floyd, Mimms & Yelding, 2003). Selain itu, rendahnya self efficacy
satu pembuluh darah utama yang memasok jantung, hal ini disebabkan oleh
nikotin yang mengganggu irama jantung yang teratur dan membuat darah dalam
tubuh menjadi lengket. Asap rokok ketika merokok dapat menyebabkan bronkitis
(Amstrong, 1992).
2. Dampak Bagi Psikologis
Merokok juga dapat menimbulkan dampak psikologis yaitu
Memperoleh perasaan positif seperti rasa santai, rasa senang, atau sebagai
penambah semangat, Mengurangi perasaan yang negatif seperti rasa cemas atau
rasa tegang, Sebagai obat dari ketergantungannya secara psikologis yang
mengatur keadaan emosional, baik yang positif maupun yang negative (Sarafino,
1990).
Seseorang merokok karena ketagihan nikotin dan tanpa nikotin hidupnya terasa
hampa. Mereka menjadi terbiasa untuk merokok agar dapat merasa santai dan
mereka menikmatinya sewaktu merokok. Perilaku merokok telah menjadi bagian
dari perilaku sosial mereka, secara tidak langsung tanpa merokok mereka akan
terasa hampa dan merokok merupakan penopang bermasyarakat. Mereka yang
pemalu perlu mengambil tindakan tertentu untuk menutupi perasaan malunya di
hadapan orang lain dengan merokok (Amstrong, 1992).
2.2 Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
2.2.1
Sejarah SEFT
Metode
SEFT
merupakan
sebuah
pengembengan
dan
10
11
12
Freedom Technique (eft). Prosesnya dibuat universal agar bisa diterapkan untuk
semua permasalahan mental, emosional dan fisik. Jika pada TFT menggunakan
urutan titik meridian yang kompleks dan aplikasinya berbeda-beda sesuai dengan
jenis penyakitnya, maka pada EFT hanya mengetuk seluruh titik meridian untuk
setiap masalah, sehingga selalu dapat menggunakan titik yang tepat. Dengan
demikian EFT lebih mudah untuk dipelajari, dapat digunakan oleh semua orang
dan dengan protokol yang sama digunakan untuk semua masalah. Bahkan oleh
Steve Wells, seorang psikolog klinis dari Australia, EFT dikembangkan lebih jauh
lagi. Tidak hanya digunakan untuk penyembuhan saja, tetapi diperluas
kegunannya untuk meningkatkan prestasi (peak performance) (Zainduddin, 2009;
Thayib 2010).
Di Indonesia, Ahmad Faiz Zainuddin mengembangkan apa yang
dinamainya dengan Spirirtual-EFT (selanjutnya disebut SEFT) sejak tanggal 17
Desember 2005. Ia belajar langsung EFT dari Steve Wells dan Gary Craig. SEFT
merupakan pengembangan dari EFT, yang menggabungkan antara spiritualitas
(melalui doa, keiklasan dan kepasrahan) dan energy psychology untuk mengatasi
berbagai macam masalah fisik, emosi serta untuk meningkatkan performa kerja.
Latar belakang masyarakat Indonesia yang agamis, sudah menjadi sesuatu yang
taken for granted bahwa doa sangat penting untuk penyembuhan, bahakan
untuk pemecahan segala maslah hidup. Hal ini didukung oleh penelitian Larry
Dossey, MD, Seorang dokter ahli penyakit dalam yang melakukan penelitian
13
ektensif tentang efek doa dan spiritualitas memiliki kekuatan yang sama besar
dengan pengobatan dan pembedahan (Zainuddin, 2009).
2.2.2
Definisi SEFT
SEFT merupakan teknik penggabungan dari sistem energi tubuh
(energy medicine) dan terapi spiritual dengan menggunakan metode tapping pada
beberapa titik tertentu pada tubuh. SEFT bekerja dengan prinsip yang kuraang
lebih sama dengan akupuntur dan akupresur. Ketiganya berusaha merangsang
titik-titik kunci pada sepanajang 12 jalur energi (energy meridian) tubuh. Bedanya
dibandingkan metode akupuntur dan akupresur adalah teknik SEFT menggunakan
unsur spiritual, cara yang digunakan lebih aman, lebih mudah, lebih cepat dan
lebih sederhana, karena SEFT hanya menggunakan ketukan ringan (tapping)
(Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).
Sebagian besar penyakit ternyata berasal dari gangguan emosi atau
psikologis. Contohnya, ketika seseorang stres, ada yang mengalami diare, ada
yang perutnya mulas dan beban pikiran yang menyebabkan seseorang terserang
penyakit
lambung
(maag).
Dalam
dunia
kedokteran
istilahnya
adalah
adalah titik titiknya. Perlu diketahui bahwa semua teknik energy psychology
14
yang memakai tapping, mulai dari TFT-nya Roger Callahan, EFT-nya Gary Craig,
PET-nya (Provocative Energy Technique) Steve Walls dan David Lake
menggunakan titik-titik tapping yang sama. Sejak 5000 tahun yang lalu titik-titik
tersebut sudah digunakan oleh akupuntur, moxa dan akrupresur dan sebagainya.
Proses yang dilakukan sambil men-tapping itulah yang membedakan EFT, TFT,
PET dengan SEFT (Zainuddin, 2009). Berikut ini perbedaannya :
SEFT
Basic Philosopy
Self centerd
Asumsi
God centered
kesembuhan
Asumsi
berasal
begitu
individu
bisa
kesembuhan
dari
Tuhan
Ya
Up
pain...
deeply
Allah...
walaupun
iklas
self
Walaupun
saya
sakit
menerima
kesembuhannya
MU..
sakit
pada-
15
suasana
pennuh
santai,
fokusnya
kaena
pada
diri
keyakinan
bahwa
sendiri
kesembuhan
kekhusukkan,
keiklasan,
kepasrahan
Tune In masalahnya.
pedih
ini,
dan
seterusnya...
1. Rasakan sakitnya,
2. Fokuskan pikiran ke
tempat sakit,
3. Iklaskan
dan
pasrahkan
kesembuhan sakit itu
kepada Tuhan YME.
Tapping
EFT
menggunakan
SEFT
atau 14 titik
menambahkan
Tidak ada
90%
penekanan
pada
16
unsur spiritualitas
Sumber : Zainuddin, 2009
2.2.4
Metode SEFT
SEFT memandang jika aliran energi tubuh terganggu karena dipicu
kenangan masa lalu atau trauma yang tersimpan dalam alam bawah sadar, maka
emosi seseorang akan menjadi kacau. Mulai dari yang ringan, seperti bad mood,
malas, tidak termotivasi melakukan sesuatu, hingga yang berat, seperti Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi, phobia, kecemasan berlebihan dan
stres emosional berkepanjangan. Sebenarnya semua ini penyebabnya sederhana,
yakni terganggunya sistim energi tubuh. Karena itu solusinya juga sederhana,
menetralisir kembali gangguan energi itu dengan metode SEFT (Zainuddin, 2009;
Saputra, 2012). Zainuddin (2009) menjelaskan teknik teknik yang mendasari
SEFT adalah sebagai berikut :
a. Emotional Freedom Technique (EFT)
Hainsworth (2008) mengatakan bahwa EFT diperkenalkan pada
tahun 1995 oleh Gary Craig. EFT adalah metode sederhana yang menekankan
fokus pada masalah dalam diri individu disertai dengan menekan secara lembut
pada titik akupuntur (tapping) di wajah , tubuh bagian atas dan tangan. EFT dapat
membantu berbagai masalah emosi dan fisik, diantaranya adalah fobia, gangguan
fisik dan seksual, stress dan kecemasan, trauma, alergi, sakit kepala, migrain,
kecanduan, kepercayaan diri, dan insomnia.
Hainsworth (2008) menjelaskan bahwa banyak saluran energi yang
berjalan dalam tubuh seseorang. Energi tersebut sangat penting perannya bagi
kesehatan seseorang. Energi tersebut mengalir dalam 12 jalur energi yang disebut
17
energy meridian. Jika aliran energi ini terhambat atau kacau maka timbullah
gangguan emosi atau penyakit fisik. Proses penyembuhan dalam EFT tidak perlu
mengungkap peristiwa atau emosi masa lalu. Individu hanya perlu menekankan
apa yang dialami pada saat ini dan mengikuti penyebab timbulnya perasaan
negatif tersebut. Individu tidak harus mengalami kembali emosi lama, hanya perlu
fokus untuk menyembuhkan emosi-emosi negatif tersebut (Hainsworth, 2008).
Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam EFT adalah sebagai berikut :
1) Estimate Severity
Hainsworth (2008) mengatakan bahwa ada baiknya terlebih dahulu
subjek menentukan nilai seberapa tinggi intensitas emosi / rasa sakit yang dialami
sekarang dengan menggunakan skala 0-10 (0 = tidak terasa, 10 = intensitas
maksimum). Nilai subjektif tersebut (0-10) yang menjadi tolok ukur kemajuan
setelah SEFT diterapkan.
2) The Set Up
Hainsworth (2008) mengatakan bahwa semua individu memiliki
aspek bawah sadar yang tidak siap untuk menyembuhkan karena menganggap
jauh lebih aman dengan keadaan dirinya yang sekarang. The set up dirancang
untuk membantu individu agar siap untuk sembuh. Cara melakukan set up adalah
dengan mengucapkan kalimat set up seperti Meskipun saya ingin merokok
ketika minum kopi padahal saya juga ingin berhenti merokok, saya benar benar
menerima dan mencintai diri saya sendir . Kalimat tersebut diucapkan sebanyak
tiga kali sambil menekan pada titik karate chop yaiti pada samping telapak tangan
(Hainsworth, 2008).
18
3) Tapping
Pada bagian tapping yang dilakukan adalah dengan menekan atau
mengetuk 5-7 kali ketukan pada titik-titik di bagian tubuh tertentu sambil
mengucapkan permasalahn yang sedang dialami subjek. Adapun titik-titik tersebut
adalah pada bagian top of head (bagian atas kepala), end of eyebrow (titik
permulaan alis mata), side of eye (titik permulaan alis mata), under eye (2 cm di
bawah mata), under nose (di bawah hidung), chin (antara dagu dan bagian bawah
bibir), collarbone (pada ujung tempat bertemu tulang dada dan tulang rusuk
pertama), under arm, (untuk laki-laki terletak di bawah ketiak sejajar dengan
putting susu dan wanita terletak di perbatasan antara tulang dada dan bagian
bawah payudara), gamut (di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan
tulang jari kelingking), karate point (di samping telapak tangan) (Hainsworth,
2008).
Hainsworth (2008) juga menjelaskan bahwa ketika subjek
menekan pada titik-titik tertentu dalam tubuh yang telah disebutkan di atas,
sadarilah bahwa setiap kenangan atau emosi atau pikiran atau perasaan dalam
tubuh yang muncul ke permukaan akan menuntun subjek pada permasalahan atau
apa yang harus diucapkan pada putaran tapping selanjutnya.
4) Conntinuation
Pada tahap conntinuation individu memperkirakan kembali berapa
tinggi intensitas emosi / rasa sakit yang dialami. Jika sudah turun namun belum
nol maka melakukan langkah-langkah EFT kembali mulai langkah pertama
hingga ketiga. Akan tetapi, kalimat yang diucapkan ketika melakukan set up
disesuaikan menjadi seperti contoh berikut ini : Meskipun saya masih ingin
19
merokok ketika minum kopi, padahal saya juga ingin berhenti merokok, saya
benar-benar mencintai dan menerima diri saya sendiri". Individu juga dipastikan
untuk memasukkan setiap kenangan, pikiran, emosi atau perasaan dalam tubuhnya
yang muncul saat melakukan EFT berikutnya (Hainsworth, 2008).
5) Nine Gamut Prosedure
Hainsworth (2008) mengatakan bahwa nine gamut procedure
adalah proses keseluruhan dari sembilan bagian dari bentuk panjang EFT yang
pada awalnya diajarkan namun tidak banyak digunakan pada saat sekarang. Tetapi
proses ini bisa sangat kuat dalam menghilangkan semua link dalam otak seseorang
untuk menghilangkan peristiwa traumatis. Hainsworth (2008) juga mengatakan
bahwa beberapa praktisi percaya bahwa melakukan proses ini sangat penting
untuk menghilangkan trauma. Hainsworth (2008) mengatakan 9 langkah yang
dilakukan dalam nine gamut procedure sambil menekan pada titik gamut dan
tuning adalah menutup mata, membuka mata, mata digerakkan dengan kuat ke
kanan bawah, mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah, memutar bola mata
searah jarum jam, memutar bola mata berlawanan arah jarum jam, bergumam
dengan selama 3 detik, menghitung 1,2,3,4,5 kemudian diakhiri dengan
bergumam lagi selama 3 detik (Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).
6. Self Hypnotherapy (Ericksonian)
Sarafino (1990) menyebutkan bahwa hypnosis merupakan salah
satu teknik yang sudah digunakan sudah digunakan beberapa dokter sejak lama
untuk menghilangkan rasa sakit (analgesik) dalam pembedahan. Ketika dalam
kondisis terhipnosis perhatian seseorang terhadap dirinya (termasuk tubuh)
berkurang, bahkan hilang sama sekali.
20
21
klien
mampu
memeriksa
kembali
asumsinya
sendiri
terhadap
9. Logotherapy
Southwick dkk. (2006) mengatakan bahwa secara bahasa
logotherapy adalah penyembuhan melalui makna. Logotherapy adalah psikoterapi
yang memusatkan pada kebermaknaan yang berasal dari filsafat eksistensial dan
didasarkan pada pengalaman hidup penggagas psikoterapi tersebut yaitu Viktor
Frankl.
10. Powerfull Prayer
Barth (2004) menyatakan bahwa terdapat bukti ilmiah yang
mengatakan bahwa doa dan spiritualitas berpengaruh terhadap kesehatan.
Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian Koenig (2004) yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara agama, spiritualitas, dan kesehatan baik mental
maupun fisisk. Zainuddin (2009) menjelaskan bahwa dalam SEFT, 90%
menekankan pada unsur spiritualitas. Subjek dibawa pada keyakinan bahwa
kesembuhan berasal dari Tuhan sehingga subjek dapat ikhlas dan pasrah terhadap
masalah ataupun sakit yang sedang dialaminya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik yang
mendasari SEFT adalah seluruh teknik yang terdapat dalam EFT, ditambahkan
22
23
24
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik
titik tertentu di tubuh sambil terus Tune In. Titik titik ini adalah titik titik
kunci dari The Major Energy Meridians, yang jika kita ketuk beberapa kali
akan berdampak pada netralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita
rasakan. Tapping menyebabkan aliran tubuh berjalan dengan normaal dan
seimbang kemabali (Zainuddin, 2009).
Titik titik yang akan diberikan ketukan ringan berada di bagian
kepala, daerah dada dan tangan. Pada bagian kepala titik titik tersebut terdiri
dari titik CR (Crown) yaitu titik di bagian atas kepala (ubun ubun), titik EB (Eye
Brow) yaitu titik permulaan alis mata dekat pangkal hidung, titik SE (Side of the
Eye) yaitu titik diatas tulang ujung mata sebelah luar, titik UE (Under the Eye)
yaitu titik tepat di tulang bawah kelopak mata, titik UN (Under the Nose) yaitu
titik yang letaknya tepat dibawah hidung dan titik Ch (Chin) yaitu titik yang
letaknya diantara dagu dan bagian bawah bibir (Zainuddin, 2009; Thayib, 2010;
Saputra, 2012).
Pada bagian dada titik titik tapping terdiri dari titik CB (Colar
Bone) yaitu titik yang letaknya di ujung tempat bertemunya tulang dada dan
tulang rusuk pertama, titk UA (Under the Arm) yaitu titik yang berada dibawah
ketiaak sejajar dengan puting susu (pria) atau tepat di bagian bawah tali bra
(wanita) dan titik BN (Below Nipple) yaitu titik yang letaknya 2,5 cm dibawah
puting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah
payudara (Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).
Pada bagian tangan ada 9 titik tapping yang terdiri dari titik IH
(Inside of Hand) yaitu titik yang letaknya di bagian dalam tangan yang berbatasan
25
dengan telapak tangan, titik OH (Outside of Hand) yaitu titik yang letaknya di
bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan, titik Th (Thumb) yaitu
titik yang letaknya pada ibu jari di samping luar bagian bawah kuku, titik IF
(Indeks Finger) yaitu titik yang letaknya pada jari telunjuk di samping luar bagian
bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari), titik MF (Middle Finger) yaitu
titik yang letaknya pada jari tengah di samping luar bagian bawah kuku (di bagian
yang mengahdap ibu jari), titik RF (Ring Finger) yaitu titik yang letaknya pada
jari manis di samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu
jari), titik BF (Baby Finger) yaitu titik yang letaknya pada jari kelingking di
samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari), titik KC
(Karate Chop) yaitu titik yang letaknya di samping telapak tangan, bagian yang
digunakan untuk mematahkan balok pada olahraga karate dan titik GS (Gamut
Spot) yaitu titik yang letaknya di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan
tulang jari kelingking (Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).
Khusus untuk Gamut Spot, sambil men-tapping titik tersebut, kita
melakukan The 9 Gamut Procedure. Ini adalah 9 gerakan untuk merangsang
otaak. Tiap gerakan dimaksudkan untuk merangsang bagian otak tertentu.
Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah satu titik energi tubuh
yang dinamakan Gamut Spot. Sembilan gerakan itu adalah menutup mata,
membuka mata, mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah, mata digerakkan
dengan kuat ke kiri bawah, memutar bola mata searah jarum jam, memutar bola
mata berlawanan arah jarum jam, bergumam dengan berirama selama 3 detik,
menghitung 1, 2, 3, 4, 5 kemudian diakhiri dengan berguamam lagi selama 3 detik
(Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).
26
27
lebih lanjut. Berbeda dengan kelompok umur 10-14 tahun, walaupun prevalensi
hanya 2%, tetapi rerata jumlah batang rokok yang dihisap 16 batang per hari
(Riskesdas, Departemen Kesehatan RI, 2007).
Salah satu teknik terapi yang kemungkinan dapat membantu untuk
mengurangi kebiasaan merokok adalah SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique). SEFT adalah salah satu varian dari satu cabang ilmu baru yaitu
energy psychology. SEFT merupakan penggabungan antara spiritual power dan
energy psychology. Efek dari penggabungan antara spiritual dan energy
psychology ini dinamakan amplifiying effect (efek pelipatgandaan) (Zainuddin,
2009).
menerima input rangsangan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri
individu itu sendiri. Manusia memiliki fungsi fisiologi, aspek psikososial dan
spiritual. Manusia juga membutuhkan interaksi satu sama lain yang fokusnya
28
adalah untuk saling meberi dan menerima cinta kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai. (Alligood & Tomey, 2006).