You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berbagai pernyataan yang menjelaskan betapa pentingnya kemampuan membaca telah
diungkapkan oleh banyak pakar. Rusyana (1984:190) berpendapat bahwa kemampuan
membaca sangat penting untuk pemeliharaan dan pengembangan kehidupan suatu
masyarakat, baik sebagai perseorangan maupun sebagai bangsa, agar suatu masyarakat dapat
bertahan di muka bumi.
Kemampuan membaca dalam kehidupan merupakan conditio sine qua non. Oleh karena
itu, kemampuan membaca menjadi kebutuhan yang sangat vital jika tidak ingin ketinggalan
zaman. Dalam dunia pendidikan, kegiatan membaca dapat dipandang sebagai jantungnya
pendidikan. Melalui kegiatan membaca, setiap orang dapat mengikuti perkembangan baru
yang terjadi dalam kehidupan. Oleh karena itu, Harjasujana (1987) berpendapat bahwa
anggota masyarakat yang aliterat akan terkucilkan hidupnya, karena tidak dapat mengikuti
kemajuan zaman bersama anggota masyarakat lainnya.
Jika dikaitkan dengan program pendidikan di sekolah, membaca memegang peranan yang
sangat penting. Kemampuan membaca merupakan faktor utama yang turut menentukan
prestasi belajar (Harjasujana, 1988:1). Pendapat Harjasujana sejalan dengan pernyataan
Doman (1986) bahwa semua proses belajar mengajar sesungguhnya didasarkan atas kegiatan
membaca.
Kegiatan membaca berhubungan dengan kegiatan berpikir. Dengan demikian, kegiatan
membaca merupakan sarana dalam upaya memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.
Kemampuan membaca melibatkan dua hal pokok, yaitu pemahaman yang tepat tentang
isis suatu bacaan dan banyaknya waktu yang digunakan untuk memahaminya. Dengan kata
lain, kemampuan membaca merupakan perpaduan anatar kadar pemahaman dan tingkat
kecepatan dalam membaca. Harris (1981) mengatakan bahwa reading ability is skill in
processing text accurately and rapidly in interpreting it and using it.
Dalam kenyataannya, banyak siswa yang malas membaca. Padahal, implikasinya sangat
berguna, seperti mencari informasi dalam buku telepon. Dalam mencari informasi, siswa

hendaknya menggunakan teknik membaca scanning. Terlihat pula kebiasaan buruk siswa
SMPN 4 Tanggerang selatan yang membaca scanning sambil menggunakan jari. Metode
pembelajaran juga dirasa kurang pas tanpa adanya media yang tepat.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh metode example and example terhadap kemampuan membaca scanning
siswa kelas 11 SMPN 4 Tanggerang Selatan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan guru membuat siswa bosan dan malas membaca.
2. Kemampuan siswa menggunakan buku telepon sangat rendah.
3. Guru terlalu otoriter, sehingga siswa mengikuti pelajaran dengan rasa takut.
4. Materi yang diajarkan tidak bertahan lama di ingatan siswa.

1.3 Pembatasan Masalah


Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh metode permainan kuis terhadap kemampuan
membaca scanning buku telepon kelas 11 SMPN 4 Tanggerang Selatan saja.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Apakah ada pengaruh metode permainan
kuis terhadap kemampuan membaca scanning buku telepon kelas 11 SMPN 4
Tanggerang Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk memperoleh
gambaran tentang:
1. Dampak metode permainan kuis terhadap kemampuan membaca siswa.
2. Kendala-kendala yang muncul saat tindakan membaca scanning dalam pembelajaran
mencari informasi dari buku telepon.
3. Penerapan membaca scanning dalam pelajaran membaca di SMP.

1.6 Kegunaan Penelitian


Jika penelitian ini menunjukkan dampak positif, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
member manfaat terhadap berbagai pihak.
1. Manfaat bagi penulis. Penulis dapat mengetahui kefektifan metode example and
axample terhadap kemampuan membaca scanning siswa.
2. Manfaat bagi guru dan tentor. Para guru dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai salah satu alternative model pembelajaran membaca scanning untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
3. Manfaat bagi siswa. Siswa dapat memanfaatkan hasil penelitian ini guna
meningkatkan kemampuan membaca scanning.

BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Membaca
Dalam KBBI, membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati)1
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik dan meta kognitif. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas
pengenalan kata, pemahaman literal interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.2
Menurut Goodman dalam Alfin, membaca merupakan suatu proses dinamis untuk
merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki penulis.3
Menurut Syafiie dalam Alfin,membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik
dan spikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan proses
psikologis dimulai ketika indra visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat
kesadaran melalui system saraf.4
Jadi, membaca adalah suatu kegiatan yang berinteraksi dengan teks dan menerka isi teks yang
dibaca. Melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pikiran, pemahaman, daya
khayal,dan pemecahan masalah.

2.1.1 Proses Membaca


Menurut Burns dalam Prambudi, Proses membaca meliputi Sembilan aspek yaitu:
a. Aspek sensori
Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual symbol-simbol yang
digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan.
b. Aspek preseptual

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2008), ed. Ke-4 hlm. 109
2
Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca cepat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, program D2 PGKSD, (UNNES, 2006), hl. 4
3
Jauharoti Alfin, dkk. Bahasa Indonesia I, (Surabaya: Learning Assistance Program For Islamic School, 2008), ed. 1
paket 7, hlm 7-10
4
Ibid. 7-12

Anak mengenali rangkaian symbol tertulis, baik berupa kata, frasa, atau
kalimat kemudian member makna dengan menginterpretasikan teks yang
dibacanya.
c. Aspek urutan
Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear yang
urutannya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah.
d. Aspek pengalaman
Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai
kesempatan luas dalam mengembangkan kosakata dan konsep yang dihadapi
dalam membaca.
e. Aspek berpikir
Anak membuat kesimpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat memahami
bacaan tersebut.
f. Aspek pembelajaran
Anak belajar membaca dalam kegiatan pembelajaran.
g. Aspek asosiasi
Anak mengenal hubungan antara symbol dengan bunyi bahasa dan makna.
h. Aspek afektif
Kegiatan memusatkan perhatian anak, membuktikan kegemaran membaca
dan menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca.
i. Aspek pemberian gagasan
Anak memberikan gagasan atas pendapat tentang teks yang telah mereka
baca.5

2.1.2 Jenis Membaca


Ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara pembaca, membaca dapat dibagi dua,
yaitu:

Prambudi Angga Tristono, Op.cit, hlm. 5-6

a.

Membaca nyaring, membaca bersuara, atau membaca lisan (oral reading).


Cara ini dilakukan ketika belajar membaca suwaktu di sekolah dasar,
deklamasi puisi, membaca naskah pidato, dan ikrar.

b.

Membaca dalam hati (silent reading). Cara ini dilakukan ketika membaca
buku, surat kabar, atau majalah. Tujuan membaca dalam hati adalah agar si
pembaca mampu memahami isi bacaan dengan baik dan cepat.

Pada saat membaca dalam hati, yang kita gunakan adalah:


1.

Mata digunakan untuk melihat dan menyapu halaman-halaman yang dibaca


dengan cepat.

2.

Ingatan berperan sebagai penyimpan dan penyaring isi bacaan yang ditangkap
melalui mata.
Jadi, dilihat dari terdengar atau tidaknya suara pembaca yang penulis bahasa
adalah jenis membaca dalam hati (silent reading).
Ditinjau dari tujuannya, membaca terbagi atas dua jenis yaitu:

1.

Membaca ekstensif adalah cara membaca yang dilakukan terhadap sebanyakbanyaknya teks dalam waktu sesingkat mungkin. Teknik ini lebih tepat
dilakukan ketika jumlah teks yang sangat banyak, sedangkan waktu yang
dimiliki sangat sempit.
Tujuan membaca ekstensif adalah: (a) memperoleh pemahaman umum, (b)
menemukan hal tertentu dalam teks.

2.

Membaca intensif adalah membaca untuk memahami dan menganalisis bahan


bacaan secara teliti dan mendalam.
Jadi, ditinjau dari tujuan membaca di atas yang penulis bahas adalah
membaca ekstensif yaitu membaca sebanyak-banyak teks dalam waktu yang
singkat.
Ditinjau dari kecepatannya, membaca terbagi menjadi jenis-jenis berikut:

1.

Membaca regular, yaitu cara membaca dengan kecepatan relative


lambat.Cara ini dilakukan dengan membaca baris demi baris, dengan tujuan
memahami teks yang tingkat kesulitannya sangat tinggi, misalnya karyakarya imiah.

2.

Membaca memindai (scanning) adalah membaca dengan memindai bagianbagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar, atau lainnya. Cara ini
lebih tepat dilakukan untuk mencari sesuatu kata dalam kamus atau nomor
tertentu dalam buku telepon.

3.

Membaca cepat (skimming) adalah membaca dengan cara lebih cepat.


Pandangan mata langsung meluncur, menyapu halaman-halaman teks. Cara
ini lebih tepat dilakukan ketika membaca Koran atau bacaan-bacaan ringan
lainya.

4.

Membaca kecepatan tinggi (warp speed) adalah cara membaca suatu teks
dengan kecepatan tinggi dengan disertai pemahaman yang tinggi pula.
Jadi, ditinjau dari jenis kecepatan di atas yang penulis bahas adalah membaca
memindai (scanning).

2.2 Hakikat Membaca Memindai (scanning)


Pemindaian (scanning) adalah teknik membaca cepat tanpa membaca yang lain, langsung
ke masalah yang dicari berupa fakta khusus atau informasi tertentu, seperti mencari nomor
telepon, mencari kata pada kamus, indeks, acara TV, dan sejenisnya.6
Teknik memindai dilakukan dengan cara menyapu halaman secara merata, kemudian
ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata terhenti. Mata bergerak cepat,
meloncat-loncat dan tidak melihat kata demi kata. Oleh karena itu, dalam membaca memindai
kecermatan mata sangat diperlukan. Latihan terus-menerus merupakan satu-satunya cara
meningkatkan kemampuan membaca jenis ini.7 (halamn 13)

Iskak, Ahmad dan Yustinah. Bahasa Indonesia, Tataran Semenjana untuk SMK dan MAK kelas X. (Jakarta:
Erlangga, 2008).
7
Winarsih, Sumi dan Sri Wahyuni. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2009 Bahasa Indonesia SMA/MA Program
IPA/IPS. (Jakarta: Grasindo, 2008), hal, 13

Di dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita memerlukan informasi yang cepat dan akurat.
Informasi yang kita butuhkan bermacam-maca, antara lain nomor telepon, kata dalam kamus, entri pada
indeks, acara televise, daftar perjalanan, dan masih banyak informasi penting lainnya. Untuk itu,
diperlukan suatu teknik membaca yang disebut teknik membaca memindai (scanning).8

Nurhadi (1988:114) menyatakan bahwa teknik membaca scanning merupakan teknik membaca
cepat untuk menemukan sesuatu yang dicari. Dengan demikian, pembaca tidak perlu melihat
kata per kata, kalimat demi kalimat, atau paragraf demi paragraf, tetapi menyapu halaman demi
halaman secara menyeluruh. Setelah menemukan hal yang dimaksud baru membaca dengan
kecepatan normal. Tampubolon (1987:49) menyatakan bahwa membaca memindai merupakan
membaca yang memakai teknik baca-tatap yaitu membaca cepat dengan memusatkan perhatian
untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditentukan. Kemudian
membaca bagian yang telah ditemukan dengan teliti sehingga informasi yang ditemukan dapat
dipakai atau digunakan secara benar. Tarigan (1987:140) memberi contoh bahwa membaca
dengan teknik skaning dapat dilakukan pada berbagai hal, seperti: membaca indeks, membaca
buku telepon (termasuk halaman kuning), membaca kamus, membaca ensiklopedi, membaca
daftar isi untuk menemukan topik yang dimaksud, membaca lowongan kerja, dan masih banyak
lagi

2.3 Hakikat Metode Permainan Kuis


Ada banyak pakar pendidikan yang memberi definisi metode pembelajaran.
Fathurrohman dan Sutikno (2008:15) menyatakan metode merupakan cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan, Roestiyah (2008:1) menyatakan metode adalah
cara penyajian yang dilakukan guru agar para siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Dari kedua definisi itu disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara
yang digunakan oleh guru agar para siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada banyak metode yang digunakan, yaitu metode
ceramah, tanya-jawab, diskusi, penugasan, karyawisata, termasuk metode permainan. Hitipeuw
(1997:61-62) menyatakan keuntungan menggunakan metode permainan, yaitu 1) partisipasi
8

Wiyanto, Asul dkk. Mampu Berbahasa Indonesia SMP Kelas VIII. (Jakarta: Grasindo, 2005), hal. 51

siswa meningkat karena lebih termotivasi dan lebih berminat, 2) tingkat kesukaan yang tinggi, 3)
umpan balik dapat diperoleh segera dan langsung, 4) kesempatan untuk memberi respon
ditingkatkan, 5) siswa dihadapkan pada percobaan yang konkrit, 6) dapat diberikan dengan
berbagai model sehingga tidak membosankan, 7) fleksibel, 8) memperkecil beban karena
suasana penuh kegembiraan, 9) dapat dipakai untuk penerapan berbagai materi, dan 10) dapat
diterapkan di kelas yang heterogen. Sebuah permainan dapat digunakan guru untuk memasuki
dunia siswa dengan membawa bahan pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa, seperti
saran quantum teaching. Dengan kata lain, permainan dapat dijadikan sarana oleh guru untuk
memasuki salah satu dunia siswa kemudian melakukan pembelajaran.
Permainan bentuk kuis sekarang ini banyak dikembangkan, terutama di televisi. Kuis
yang berasal dari kata quiz artinya ulangan. Menurut Depdiknas (2000:537), ada tiga arti, yaitu
1) ujian lisan atau tulisan, 2) acara hiburan dalam radio atau televisi yang berupa perlombaan adu
cepat dan ketangkasan dalam menjawab pertanyaan, dan 3) daftar pertanyaan sederhana yang
berhadiah.
Dalam pembahasan ini digunakan definisi yang kedua bahwa kuis sebagai acara hiburan
dengan adu ketangkasan dalam menjawab pertanyaan. Jadi, yang dimaksud sebagai metode
permainan bentuk kuis adalah metode pembelajaran dengan bermain adu ketangkasan dalam
menjawab pertanyaan. Dalam hal ini menjawab pertanyaan setelah membaca memindai.
Permainan bentuk kuis dianggap cocok sebagai metode pembelajaran sebab dalam kuis
unsur-unsur yang ada di dalamnya ternyata memiliki keserasian dengan pengembangan
pembelajaran di kelas, seperti: penciptaan situasinya, pengaturan waktunya, cara bertanyanya,
pemberian ganjarannya, dan masih banyak lagi. Tentu saja dengan sedikit perubahan untuk
disesuaikan dengan situasi kelas.

2.4 Kerangka Berpikir


Sudah waktunya metode pembelajaran yang menganggap siswa sebagi objek yang dijejali
materi dengan metode yang monoton, dihilangkan, karena hanya akan menimbulkan kebosanan
pada siswa. Kebosanan itu pada akhirnya dapat berdampak negatif pada hasil belajar yang ingin
dicapai. Quantum learning menjawab masalah tersebut karena mencoba menyediakan
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Dasarnya yang digunakan yaitu 1)
neurolinguistik, 2) sugestologi, dan 3) pemercepatan belajar. Penerapan secara konkrit quantum

learning di dalam kelas disebut quantum teaching. Metode permainan bentuk kuis adalah metode
pembelajaran dengan bermain adu ketangkasan dalam menjawab pertanyaan. Pembelajaran yang
dimaksud yaitu pembelajaran membaca memindai (scanning) yang bertujuan untuk menemukan
informasi fokus yang dicari atau yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Metode permainan bentuk kuis cocok digunakan untuk mengaplikasikan quantum
learning karena menyenangkan (menghilangkan sugesti negatif), menyeimbangkan kerja kedua
otak, menumbuhkan sikap positif, dan mengajak siswa untuk berpikir logis dan kreatif.
Sedangkan, hubungan metode permainan bentuk kuis dengan quantum teaching, yaitu
menumbuhkan motivasi, menumbuhkan sikap positif, bersifat alami, siswa mengalami sendiri,
menumbuhkan sikap sosial, mengakui keberadaan siswa, serta mengakui siswa sebagai subjek.
Metode permainan bentuk kuis sangat cocok bila digunakan dalam pembelajaran
membaca memindai karena menyajikan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.. Dengan metode permainan bentuk kuis, unsur pembelajaran yang diinginkan
oleh quantum learning dan quantum teaching terpenuhi. Para siswa diharapkan tidak lagi merasa
memasuki kamar tahanan/penjara bila melihat gedung sekolah, tetapi memiliki keinginan cepat
masuk ke dalamnya karena merasa ada kesenangan, kenyamanan, dan kemanfaatan untuk
berada di dalamnya.

2.5 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
a. Hipotesis nol (Ho)
Ada Pengaruh antara metode permainan kuis dengan kemampuan membaca scanning
siswa kelas VIII SMPN 4 Tanggerang Selatan.

b. Hipotesis alternative (Ha)


Tidak ada Pengaruh antara metode permainan kuis dengan kemampuan membaca
scanning siswa kelas VIII SMPN 4 Tanggerang Selatan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode permainan kuis

terhadap kemampuan membaca scanning siswa kelas VIII SMPN 4 Tanggerang Selatan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian tentang ada tidaknya pengaruh
penggunaan metode permainan kuis terhadap kemampuan membaca scanning siswa kelas VIII
SMPN 4 Tanggerang Selatan.
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Tanggerang Selatan pada tanggal 1 November

2013.
3.3

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini terdiri atas 30 siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tanggerang

Selatan. Sampel diambil dengan teknik acak (random) pada satu kelompok kelas sesuai dengan
jumlah siswa yang mengikuti seluruh tahapan penelitian.
3.4

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melakukan pre test dan post test

pada kelas VIII. Metode eksperimen ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari
metode permainan kuis terhadap kemampuan membaca scanning siswa kelas VIII SMPN 4
Tanggerang Selatan.
Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
X O

Keterangan:
X = Perlakuan

O = Post test
Pre Test

Perlakuan

Post Test

01

02

Desain ini melibatkan satu kelompok kelas yang diberi Pretest (01) diberi
perlakuan (X) serta posttest (02).

3.5

Rancangan Penelitian
(RPP sampai kegiatan penutup)

3.6

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada siswa kelas VIII SMPN 4 Tanggerang Selatan

adalah tes kecepatan mencari informasi. Tes ini berbentuk kartu-kartu pertanyaan yang telah
diberi angka yang kemudian akan dipilihi siswa. Selain itu, instrument juga berupa tanya jawab
yang diberikan setelah kuis berlangsung.
3.7

Kriteria Penilaian
Indikator
Pencapaian
Komponen

Penilaian
No

Aspek yang dinilai

Menulis informasi

1. Jumlah informasi

yang didapat dari

yang didapat

Skor

Bobot

1-10

10 %

1. Ketepatan konsep

1-10

20%

1. Ketepatan
L
infornasi

1-10

25%

1-10

20%

buku telepon
Mengidentifikasi
konsep buku telepon
Menemukan
informasi secara
cepat dan tepat

K
2. Keruntutan
pencarian

Nilai

Mengemukakaan

informasi yang

Struktur kalimat

1-10

20%

50

100%

serta diksi.

didapat dengan
bahasa sendiri.
Skor maksimal

Kriteria dan Skor

Indikator

10-8

8-6

6-4

4-2

2-0

Menulis

Jika ada lebih Jika ada 6-8

Jika ada 4-6

Jika ada 2-4

Jika ada 0-2

informasi yang

dari 8 atau

informasi

informasi

informasi

informasi

didapat dari

lebih

yang berhasil

yang berhasil

yang berhasil

yang berhasil

buku telepon

informasi

ditulis dalam

ditulis dalam

ditulis dalam

ditulis dalam

yang berhasil

waktu 5

waktu 5

waktu 5

waktu 5

ditulis dalam

menit.

menit.

menit.

menit.

Mengidentifikasi Jika

Jika hanya

Jika hanya

Jika hanya

Jika hanya

konsep buku

menyebutkan

menyebutkan

menyebutkan

menyebutkan

menyebutkan

telepon

Definisi,

4 dari

3 dari

2 dari

1 dari

Fungsi, Tata

Definisi,

Definisi,

Definisi,

Definisi,

cara

Fungsi, Tata

Fungsi, Tata

Fungsi, Tata

Fungsi, Tata

pemakaian

cara

cara

cara

cara

buku telepon,

pemakaian

pemakaian

pemakaian

pemakaian

informasi

buku telepon, buku telepon, buku telepon, buku telepon,

yang dapat

informasi

informasi

informasi

informasi

diperoleh,

yang dapat

yang dapat

yang dapat

yang dapat

menyebutkan

diperoleh,

diperoleh,

diperoleh,

diperoleh,

fungsi indeks

menyebutkan

menyebutkan

menyebutkan

menyebutkan

buku telepon.

fungsi indeks

fungsi indeks

fungsi indeks

fungsi indeks

waktu 5
menit

buku telepon. buku telepon. buku telepon. buku telepon.


Menemukan

Jika

Jika

Jika

Jika

Jika

informasi secara

informasi

informasi

informasi

informasi

informasi

cepat dan tepat

yang didapat

yang didapat

yang didapat

yang didapat

yang didapat

sangat sesuai

sesuai

cukup sesuai

kurang sesuai tidak sesuai

dengan tema

dengan tema

dengan tema

dengan tema

dengan tema

Jika cara

Jika cara

Jika cara

Jika

Jika

pencarian

pencarian

pencarian

pencarian

pencarian

sangat runtut

runtut

cukup runtut

kurang runtut

tidak runtut

Mengemukakan

Jika struktur

Jika struktur

Jika struktur

Jika struktur

Jika struktur

informasi yang

kalimat serta

kalimat serta

kalimat serta

kalimat serta

kalimat serta

didapat dengan

diksi yang

diksi yang

diksi yang

diksi yang

diksi yang

bahasa sendiri.

digunakan

digunakan

digunakan

digunakan

digunakan

sangat baik

baik

cukup baik

kurang baik

tidak baik

3.8

Tes
Pre test
1. Ibu Tini ingin membeli mainan untuk anak bungsunya. Ia membutuhkan
penjual mainan grosir supaya ia dapat membelinya. Bantu Ibu Tini dengan
mencari informasi tentang mainan grosir yang ada di buku telepon.
2. Airi seorang penulis novel. Ia membutuhkan penerbit supaya novelnya dapat
beredar di pasaran. Tolonglah Airi dengan mencari informasi tentang penerbit
buku di buku telepon.
3. Bapak Reno seorang pejual tas. Ia membutuhkan grosir tas tangan supaya ia
dapat membeli dengan harga murah. Bantu Bapak Reno dengan mencari
informasi tentang tas tangan grosir di buku telepon.
4. Sinar ingin membeli topi dalam jumlah banyak. Ia membutuhkan penjual topi
grosir untuk membeli topi-topi tersebut. Bantulah Sinar untuk mencari
informasi tentang topi grosir di buku telepon.

5. Gusti mengalami masalah dengan AC di rumahnya. Ia membutuhkan tukang


perbaikan ac sipaya AC di rumahnya dapat kembali seperti semula. Tolong
Gusti mencari informasi tentang ac perbaikan di buku telepon.
Post test
1. Rina ingin mencari pasangan yang tepat untuk menjadi pacarnya. Ia
membutuhkan biro jodoh supaya keinginannya dapat terwujud. Carikan
informasi tentang biro jodoh yang ada di buku telepon.
2. Anak Ibu Tari mengalami phobia terhadap gelap. Ia membutuhkan seorang
psikolog spaya anaknya tidak lagi phobia. Bantu Ibu Tari mencari informasi
tentang psikolog (ahli ilmu jiwa) di buku telepon.
3. Intan ingin membeli baju untuk sahabatnya pada hari ulang tahun. Ia
membutuhkan informasi tentang butik, jadi tolong bantu Intan.
4. Kakek Luki mengalami sakit gigi hebat sejak 3 hari yang lalu. Ia ingin
mencabut giginya yang sakit di dokter gigi. Tolong carikan informasi tentang
dokter ahli bedah gigi di buku telepon.
5. Maia ingin mendapatkan hak asuh anaknya. Untuk memenangkan kasus itu, ia
membutuhkan seorang pengacara hokum. Bantu Maia untuk mencari
informasi tentang pengacara hukkum di buku telepon.

3.9

Teknik Analisis
Untuk menganaliss data, langkah pengerjaannya sebagai berikut:
1. Menjumlah skor berdasarkan criteria penilaian kemampuan memnaca scanning buku
telepon
2. Mengelompokkan skor tes menjadi skor x untuk pretest dan skor y untuk post test
3. Mencari selisih jumlah rata-rata dari hasil pre test dan post test.
4. Menentukan nilai mean, median, modus dari masing-masing data.
5. Menentukan table distributive frekuensi kelompok
6. Menghitung kemiringan skewness
7. Melakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov serta uji homogenitas
dengan Uji Fisher

8. Menguji hipotesis dengan mencari T-Hitung dan membandingkannya dengan T-Tabel


9. Menguji hipotesis dengan one group pretest posttest.

3.10

Hipotesis Statistik
Hipotesis statistic penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
H0

: Ada pengaruh

positif penggunaan metode permainan kuis, nilai Pretest lebih

besar atau sama dengan nilai post test.


H1

: Ada pengaruh negatif penggunaan metode permainan kuis, nilai Pretest lebih
kecil dari nilai post test.
: Nilai rata-rata tes awal (sebelum diberi perlakuan)
: Nilai rata-rata tes akhir (setelah diberi perlakuan)

Maka dapat dirumuskan bahwa:


Ho

:Terdapat pengaruh penggunaan metode permainan kuis terhadap kemampuan

membaca scanning siswa kelas VIII SMPN 4 Tanggerang Selatan.


H1

: Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode permainan kuis terhadap

kemampuan membaca scanning siswa kelas VIII SMPN 4 Tanggerang Selatan.

BAB IV
DESKRIPSI DATA
4.1 Deskripsi Data
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis

http://books.google.co.id/books?id=krw0HDEejFMC&pg=PA114&dq=bagaimana+menilai+membaca+se
kilas&hl=id&sa=X&ei=CHuqUu3uEpDPkQfry4HYAQ&ved=0CDUQuwUwAQ#v=onepage&q=membaca&f=f
alse
http://books.google.co.id/books?id=9m6rTxoWLsC&pg=PA83&dq=membaca+ekstensif+sekilas+penilaian&hl=id&sa=X&ei=C1OqUrT8N8f0kQe11YHA
Ag&ved=0CDMQuwUwAQ#v=onepage&q=buku%20telepon&f=false
http://books.google.co.id/books?id=9m6rTxoWLsC&pg=PA83&dq=membaca+ekstensif+sekilas+penilaian&hl=id&sa=X&ei=C1OqUrT8N8f0kQe11YHA
Ag&ved=0CDMQuwUwAQ#v=onepage&q=buku%20telepon&f=false
http://books.google.co.id/books?id=qkZn8EafV1sC&pg=RA4PA11&dq=membaca+scanning&hl=id&sa=X&ei=W6KqUuyHHIjIkAfNvYHgCg&redir_esc=y#v=onepage&q
=membaca%20scanning&f=false
http://books.google.co.id/books?id=q0yBCdmfwIsC&pg=PA47&dq=membaca+scanning&hl=id&sa=X&ei
=W6KqUuyHHIjIkAfNvYHgCg&redir_esc=y#v=onepage&q=membaca%20scanning&f=false
http://books.google.co.id/books?id=ktug0K6r8SoC&pg=PA25&dq=membaca+scanning&hl=id&sa=X&ei=
W6KqUuyHHIjIkAfNvYHgCg&redir_esc=y#v=onepage&q=membaca%20scanning&f=false
http://books.google.co.id/books?id=pbzbMEw9WJIC&pg=PA86&dq=membaca+scanning&hl=id&sa=X&e
i=W6KqUuyHHIjIkAfNvYHgCg&redir_esc=y#v=snippet&q=membaca&f=false
secara umum buku2:
https://www.google.com/search?q=membaca+scanning&rlz=1C1TSNO_enID469ID469&oq=membaca+s
canning&aqs=chrome..69i57j69i60.5180j0j8&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=122&ie=UTF8#es_sm=122&espv=210&q=membaca+scanning&start=10&tbm=bks

http://dewishop19.blogspot.com/2012/01/kriteria-penilaian-bahasa-indonesia.html
http://materikuliahku1.blogspot.com/2013/01/materi-mata-kuliah-membaca-i.html

http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-membaca.html
http://hermabastra09.blogspot.com/2012/06/pengertian-membaca-scanning.html
http://panduanguru.com/teknik-membaca-cepat-dengan-skimming-dan-scanning-serta-teknikmembaca-pemahaman-dengan-sq3r/

You might also like