You are on page 1of 66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP


PROFITABILITAS PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK
BERASTAGI

OLEH :

NAMA

: RELANI NOVERITA SIANTURI

NIM

: 020503044

DEPARTEMEN

: AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi
2008

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:


Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Hotel
Internasional Sibayak Berastagi
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Dan bila kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 3 Juni 2008


Yang Membuat Pernyataan

Relani Noverita Sianturi


NIM: 020503044

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk
setiap kasih, penyertaan dan kebaikanNya yang memampukan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan,
serta dukungan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc. Ak., selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji


I dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji II.
5. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak. selaku Dosen Wali dan seluruh staf
pengajar serta seluruh staf administrasi dan perpustakaan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Pimpinan dan seluruh staf Hotel Internasional Sibayak Berastagi,
terutama Ibu Hidayati dan Bapak Ricko yang telah banyak membantu penulis
terutama dalam penyediaan data.
7. Yang terkasih kedua orangtua saya M.T. Sianturi dan E. br. Munthe, untuk
semua kasih sayang, pengertian, perhatian dan dukungan serta doa-doanya
bagi penulis. Juga buat abang Hotma, Tamen, kakak Selly, Rusti, dan eda
Lastri serta keponakan-keponakan saya Tashya dan Hani, atas semua
dukungan, penghiburan dan perhatiannya.
8. Teman-teman KTB (Bang Roland, Ervina, Yenny), adik-adik kelompok kecil
YANG LIU (Delvi, Siskha, Tika, Fani) yang selalu mendukung dan memberi
banyak bantuan dalam berbagai wujud.
9. Teman-teman di departemen akuntansi stambuk 02 Sri, Bona, Eva, Yanti,
Desy, Ellys, Ana. Juga teman-teman dari departemen dan stambuk lain
KJimel, KSusan Sinaga, KBeatrix, Eva Nirwana, Honey, Bernadetha,
Korry, Nita, Roy, Bono, Fanny, Ekha, Nova, Juni dan lain-lain yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

10. Saudara-saudara di KMK UP Fakultas Ekonomi, yang telah menjadi keluarga


dan lingkungan tempatku bertumbuh. Tuhan kiranya yang membalas setiap
kebaikan yang telah kalian berikan bagiku.
11. Seluruh teman di tempat tinggalku, Terompet 3, Terompet 11 dan Terompet
52, serta teman-teman lain yang jauh dariku namun tetap mengingatku dan
mendukungku.
12. Untuk semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.

Medan, 3 Juni 2008


Penulis

Relani Noverita Sianturi


NIM: 020503044

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

ABSTRAK

Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya. Manajemen modal kerja adalah salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana dan seberapa besar pengaruh manajemen modal kerja yang meliputi
rasio lancar, rasio cepat, dan rasio perputaran modal kerja terhadap profitabilitas
(ROI) perusahaan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan modal kerja,
dan juga sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan.
Jenis penelitian ini berbentuk asosiatif kuantitatif dengan teknik analisis
menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda digunakan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio
cepat, dan rasio perputaran modal kerja terhadap variabel terikat yaitu ROI.
Pengerjaan model regresi berganda ini dilakukan dengan bantuan aplikasi
komputer program SPSS 12. Data yang dianalisis adalah neraca dan laporan laba
rugi per bulan Hotel Internasional Sibayak Berastagi kurun waktu 2004-2006,
sehingga jumlah sampel adalah 36 bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio lancar, rasio cepat, dan
rasio perputaran modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan ROI, namun
tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap ROI. Nilai R Square sebesar 0,034
berarti variabel-variabel bebas hanya mampu memberikan penjelasan/pengaruh
sebesar 3,4 % terhadap variabel terikat.

Kata Kunci: rasio lancar, rasio cepat, rasio perputaran modal kerja, ROI

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

ABSTRACT

Working capital is an important thing for the company to run its business.
Working capital management is one factor that can influence the profitability.
This research aims to know how and how big is the influence of working capital
management include current ratio, quick ratio, and working capital turnover ratio
towards profitability (ROI) of the company. Besides, hope this research can give
contribution for managements that related with working capital, and can be the
reference for next research.
The type of this research is comparative associative and the analytical technic is
using multiple regression model. Multiple regression model is used to find how is
the influence of the independent variables include current ratio, quick ratio, and
working capital turnover ratio towards ROI as dependent variable. This multiple
regression model is run with SPSS 12 program computer application. The
analyzed datas are monthly Balance Sheets and Income Statements of Sibayak
Berastagi International Hotel from 2004-2006, so there are 36 months as the
samples.
The results of this research is that current ratio, quick ratio, and working capital
turnover ratio have current relation with ROI, but dont have strong influence
towards ROI. The R Square value is 0.034 means the independent variables can
influence the dependent variable for only 3.4 %.

Key words: current ratio, quick ratio, working capital turnover ratio, ROI

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN...i
KATA PENGANTARii
ABSTRAK......v
ABSTRACT...vi
DAFTAR ISI.vii
DAFTAR TABEL.......x
DAFTAR GAMBAR.xi
DAFTAR LAMPIRAN....xii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.1
B. Batasan dan Perumusan Masalah...4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..5
D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis..6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan.7
1. Pengertian Laporan Keuangan...7
2. Tujuan Laporan Keuangan.8
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan...8
B. Modal Kerja.18

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

1. Pengertian Modal Kerja...18


2. Jenis-jenis Modal Kerja22
3. Sumber Modal Kerja23
C. Manajemen Modal Kerja..24
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja31
E. Profitabilitas Perusahaan..33
F. Pengaruh Manajemen Modal Kerja
terhadap Profitabilitas Perusahaan...34

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.36
B. Jenis dan Sumber Data.36
C. Teknik Pengumpulan Data...36
D. Teknik Analisis dan Evaluasi ......37
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian...38

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian.39
1. Sejarah Singkat Perusahaan.39
2. Struktur Organisasi Perusahaan...41
3. Laporan Keuangan Perusahaan42
B. Hasil Analisis Penelitian..49

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..59
B. Saran.61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR TABEL

Nomor
Tabel 1.1

Judul

Halaman

Perbandingan antara rasio modal kerja


dengan kemampuan memperoleh laba Hotel
Internasional Sibayak Berastagi

Tabel 2.1

Contoh neraca PT ABC

21

Tabel 2.2

Contoh neraca PT XYZ

21

Tabel 4.1a

Ringkasan Neraca PT Indah Alam Lestari


tahun 2004

Tabel 4.1b

Ringkasan Laporan Laba Rugi PT Indah Alam


Lestari tahun 2004

Tabel 4.2a

46

Ringkasan Neraca PT Indah Alam Lestari


tahun 2006

Tabel 4.3b

45

Ringkasan Laporan Laba Rugi PT Indah Alam


Lestari tahun 2005

Tabel 4.3a

44

Ringkasan Neraca PT Indah Alam Lestari


tahun 2005

Tabel 4.2b

43

47

Ringkasan Laporan Laba Rugi PT Indah Alam


Lestari tahun 2006

48

Tabel 4.4

Descriptive Statistics

49

Tabel 4.5

Pedoman untuk memberikan interpretasi


koefisien korelasi

50

Tabel 4.6

Correlations

51

Tabel 4.7

Variables Entered/Removed

53

Tabel 4.8

Model Summary

54

Tabel 4.9

Tabel ANOVA

55

Tabel 4.10

Coefficients

56

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 1.1

Judul

Halaman

Kerangka Konseptual 6

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan
(profit). Selanjutnya tujuan ini dikembangkan yaitu untuk perkembangan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut,
perusahaan biasanya melakukan aktivitas/operasi. Dengan melakukan aktivitas
tersebut diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang digunakan
untuk kelangsungan hidup dan pengembangan kegiatan operasional perusahaan.
Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan dana untuk operasi
sehari-hari. Dana yang diperlukan tersebut dapat berupa uang kas atau setara kas
yang akan digunakan sebagai modal kerja. Modal kerja ini dapat digunakan untuk
membelanjai operasi sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku untuk
memproduksi barang yang kemudian akan dijual. Selain itu juga untuk biayabiaya lain yang dikeluarkan sampai produk tersebut terjual sehingga menimbulkan
pendapatan demi memperoleh keuntungan.
Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu modal kerja ini
perlu dijaga sehingga dapat menjamin kontinuitas perusahaan. Pengelolaan modal
kerja mencakup kebijakan modal kerja. Modal kerja yang dikelola dengan baik
diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Untuk mengelola
modal kerja dibutuhkan analisis untuk mengetahui posisi modal kerja yang tepat
demi menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen modal
kerja. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kamel (2004), rasio yang
digunakan adalah rasio pembelanjaan modal kerja, perubahan rasio lancar,
perubahan tingkat perputaran modal kerja, dan perubahan rasio jumlah aktiva
lancar terhadap aktiva tetap. Melalui pengujian hipotesis secara individual dengan
sistem uji statistik dari penelitian tersebut ditemukan bahwa tingkat perputaran
modal kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2006), yang
menggunakan rasio receivable turnover, working capital turnover, dan current
ratio. Diantara rasio-rasio tersebut, hasil penelitian menunjukkan, hanya rasio
working capital turnover dan receivables turnover yang memiliki hubungan yang
positif dan signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba perusahaan.
Hotel Internasional Sibayak Berastagi merupakan Hotel Resort dengan status
hotel berbintang 4 yang terletak di Dataran Tinggi Karo dan berada di bawah
naungan PT Indah Alam Lestari yang berpusat di Medan. Hotel ini memiliki
banyak fasilitas untuk kenyamanan tamu dengan kegiatan utama yaitu pengadaan
fasilitas akomodasi, food and beverage, serta bagian-bagian operasi lainnya
seperti hiburan, rekreasi, olahraga, ruang pertemuan dan beberapa fasilitas lain.
Dalam kegiatan tersebut perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai
operasi sehari-hari, yang hasilnya diharapkan akan memberi keuntungan.
Modal kerja yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan tersebut. Jumlah modal kerja harus mencukupi untuk operasional
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

perusahaan sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan selama operasinya.


Pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan.
Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh
perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangkan dengan beban pokok penjualan
dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Jadi
dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Hal inilah yang
menjadi alasan perlunya menganalisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap
kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitabilitas).
Tabel 1.1
Perbandingan antara rasio modal kerja dengan kemampuan memperoleh
laba Hotel Internasional Sibayak Berastagi
Periode
Keterangan

Des 2004

X1
73,84%

X2
59,165%

X3
-1,0099%

Y
-0,00325%

Des 2005

83,888%

64,46%

-1,6046%

-1,6999%

Des 2006

150,74%

134,935%

0,4729%

-2,726%

Sumber: Laporan Keuangan Hotel Internasional Sibayak Berastagi, diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada priode Desember 20042005 current ratio dan quick ratio mengalami kenaikan. Pada periode yang sama
rasio profitabilitas (ROI) juga mengalami kenaikan. Pada periode Desember 20052006 current ratio dan quick ratio mengalami kenaikan sementara ROI
mengalami penurunan. Pergerakan yang sama juga dialami oleh rasio perputaran
modal kerja (working capital turnover) dimana pada periode Desember 20042005 rasio ini mengalami kenaikan, sedangkan pada periode Desember 2005-2006
rasio ini mengalami penurunan.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Dengan melihat hubungan rasio-rasio modal kerja yang mencakup current


ratio, quick ratio, dan working capital turnover terhadap kemampuan
memperoleh laba perusahaan (ROI) pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi
maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh manajemen modal kerja
terhadap profitabilitas dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Manajemen
Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak
Berastagi.

B. Batasan dan Perumusan Masalah


1. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah sebelumnya, dapat diketahui
bahwa ada beberapa rasio yang dapat digunakan dalam manajemen modal kerja
yaitu mencakup rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran
persediaan, tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasi perusahaan,
perputaran modal kerja, dan perputaran aktiva lancar. Namun karena keterbatasan
waktu, tenaga dan dana maka penulis membatasi variabel independen (rasio) yang
digunakan yaitu: rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja. Sedangkan
untuk variabel terikat dibatasi pada kemampuan memperoleh laba yang diukur
melalui return on investment (ROI).

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasan masalah sebelumnya
maka penulis membuat perumusan masalah Bagaimana pengaruh variabelRelani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

variabel: rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja terhadap
profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya
pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas.
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh
manajemen modal kerja terhadap profitabilitas.
2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk bahan pertimbangan bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan
modal kerja.
3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian yang sejenis.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis


1. Kerangka Konseptual
Hotel Internasional Sibayak Berastagi

Harta Lancar

Hutang Lancar

Modal kerja:
Rasio lancar
Rasio cepat
Perputaran modal kerja

Profitabilitas

Variabel
independen

Variabel
dependen

Gambar 1.1 Kerangka konseptual

2. Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan berdasarkan perumusan masalah adalah: rasio
lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan Hotel Internasional Sibayak
Berastagi.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berisi informasi tentang
posisi keuangan perusahaan tersebut pada saat tertentu, kinerja dan perubahan
dalam posisi keuangan perusahaan tersebut yang dimanfaatkan oleh para pemakai
laporan keuangan untuk memberi penilaian dan mengambil keputusan yang
berhubungan dengan perusahaan. Sundjaja dan Barlian (2002: 68) menyebutkan
bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari
proses akuntansi yang digunakan sebagai alat

komunikasi antar data

keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan


data-data/aktivitas tersebut. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan, maka
dapat diketahui bagaimana keadaan perusahaan tersebut.
Pihak-pihak

yang

menggunakan

laporan

keuangan

biasanya

dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak
internal merupakan pihak pengambil keputusan yang secara langsung berpengaruh
terhadap kegiatan internal perusahaan. Sementara pihak eksternal merupakan
pihak pengambil keputusan yang tidak secara langsung berpengaruh terhadap
kegiatan internal perusahaan, tetapi berkaitan dengan hubungan mereka dengan
perusahaan.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

2. Tujuan Laporan Keuangan


Laporan

keuangan

disusun

untuk

menggambarkan

posisi

keuangan

perusahaan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan. Penyajian


laporan keuangan oleh perusahaan dimaksudkan untuk memberikan informasi
kuantitatif tentang perusahaan pada suatu periode bagi berbagai pihak, dimana
masing-masing pihak mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut.
Karena adanya kepentingan yang berbeda-beda terhadap perusahaan dari masingmasing pihak tersebut, maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa
agar dapat memenuhi kebutuhan dari berbagai pihak yang bersangkutan.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.1 (2007: 1.2) menyebutkan bahwa:
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan
pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
(a) aset;
(b) kewajiban;
(c) ekuitas;
(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
(e) arus kas.

3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut:

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

a. Neraca
Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi tentang posisi
keuangan perusahaan berupa keseimbangan antara aktiva dan kewajiban serta
modal yang menjadi sumber kekayaan perusahaan tersebut pada saat tertentu.
Neraca menurut Djarwanto (2004: 20) adalah suatu laporan yang sistematis
tentang aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owners equity) dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Purba (2002: 36) mengemukakan bahwa
neraca menggambarkan posisi keuangan (financial position) sebuah perusahaan
pada saat tertentu biasanya per 31 Desember setiap tahun. Neraca juga
menggambarkan total investasi (total investment) dan total pembelanjaan (total
financing) pada saat tertentu. Dimana total investasi itu disebut aktiva (assets)
yang letaknya pada sisi kiri dan total pembelanjaan itu disebut pasiva (liabilities
and equity) pada sisi kanan.
Sundjaja dan Barlian (2002: 69) menyebutkan bahwa neraca (balance sheet)
adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu
saat tertentu. Sementara menurut Stice dan Skousen (2004: 136) yang dikutip
dari Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) aktiva merupakan
kemungkinan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di
masa lalu.
Dari beberapa pengertian neraca tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
neraca terdiri dari tiga bagian pokok yaitu sebagai berikut:

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

1. Aktiva
Aktiva (aset) adalah sumber ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh
suatu perusahaan. Aktiva disebut juga sebagai harta yang dimiliki perusahaan
yang berperan dalam operasi perusahaan. Menurut Djarwanto (2004: 20) aktiva
merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Dimana aktiva ini dapat
berupa kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan
tersebut. Djarwanto juga menjelaskan bahwa harta kekayaan tersebut harus
dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan
lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.
Secara garis besar, aktiva dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Menurut Purba (2002: 37) aktiva lancar
adalah kas atau yang dapat diubah menjadi dalam waktu kurang dari tahun. Hal
ini juga berarti aktiva mempunyai perputaran kurang dari satu tahun. Sementara
Djarwanto (2004: 25) mengemukakan bahwa aktiva lancar mencakup uang kas,
aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang dapat diharapkan dapat direalisir
menjadi uang kas, atau dijual, atau dikonsumir selama jangka waktu yang normal
(biasanya satu tahun).
Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 1.7) mengemukakan bahwa suatu aktiva
(aset) diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva itu:
a) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan;
atau
b) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan dari tanggal neraca; atau
c) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori tersebut diklasifikasikan sebagai


aktiva tidak lancar. Purba (2002: 39) mendefinisikan bahwa aktiva tidak lancar
(aktiva tetap) adalah aktiva yang berumur lebih dari satu tahun buku. Aktiva ini
merupakan aktiva jangka panjang. Purba juga menjelaskan karakteristik dari
aktiva tetap yaitu sebagai berikut:
a. Berumur lebih dari satu tahun
b. Nilai bukunya (book value) terus berkurang melalui penyusutan
(depreciation)
c. Memiliki nilai sisa
d. Aktiva yang menghasilkan.

2. Kewajiban
Kewajiban atau disebut juga hutang menunjukkan sumber modal yang berasal
dari kreditur. Dimana pihak perusahaan wajib memenuhi tagihan yang berasal dari
pihak kreditur tersebut dalam jangka waktu tertentu. Hutang adalah kewajiban
perusahaan untuk membayar kas, pemindahan aset lain atau memberikan jasa-jasa
kepada orang lain. Djarwanto (2004: 34) mendefinisikan kewajiban atau hutang
adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang
atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Berdasarkan jangka
waktu pengembalian atau pelunasannya, Djarwanto mengelompokkan hutang
menjadi hutang jangka pendek (current liabilities) dan hutang jangka panjang
(noncurrent liabilities).
Stice dan Skousen (2004: 136) seperti yang dikutip dari SFAC mendefinisikan
bahwa kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di
masa depan yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk
mengalihkan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain pada masa yang
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

akan datang sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu. Stice dan
Skousen mengelompokkan kewajiban sebagai kewajiban lancar (kewajiban jangka
pendek) dan kewajiban tidak lancar (kewajiban jangka panjang). Stice dan
Skousen juga memberikan definisi dari kewajiban lancar (2004: 142) sebagai
kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar
atau

dengan

menciptakan

kewajiban

jangka

pendek

lain.

Kewajiban

diklasifikasikan sebagai lancar jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar


dalam waktu dua belas bulan. Sementara kewajiban yang tidak diharapkan akan
dibayar dalam waktu dua belas bulan (atau dalam satu siklus operasi yang
melebihi dua belas bulan) diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar (2004:
144).
Kewajiban atau hutang jangka pendek menurut Djarwanto (2004: 34)
merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalan
jangka waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang semenjak neraca
disusun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang
berjalan. Sedangkan hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan
kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun
(2004: 36).
Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 1.8) mengemukakan bahwa suatu kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar jika:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan; atau
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka


panjang.

3. Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik atau modal sendiri merupakan dana yang bersumber dari
pemilik perusahaan. Stice dan Skousen (2004: 136) mengemukakan definisi
ekuitas pemilik yang dikutip dari SFAC yaitu sisa kepemilikan atas aktiva dari
suatu

entitas setelah dikurangi kewajiban-kewajibannya.

Dalam

sebuah

perusahaan, modal mencerminkan bagian kepemilikan.


Metode untuk melaporkan ekuitas pemilik bervariasi sesuai dengan bentuk
usahanya. Pada perusahaan perseorangan, ekuitas pemilik biasanya disajikan pada
sebuah akun modal tunggal yang merupakan hasil akumulasi dari investasi
pemilik, penarikan oleh pemilik, dan laba atau rugi masa lalu. Pada perusahaan
persekutuan, akun modal dibentuk untuk masing-masing sekutu (partner). Pada
perusahaan perseroan, modal atau ekuitas dibagi dalam:
a. Contributed Capital (modal kontribusi) atau paid-in-capital (modal
disetor) yaitu ekuitas yang berasal dari investasi pemegang saham.
b. Retained Earnings (saldo laba atau laba ditahan) yaitu ekuitas yang berasal
dari laba.
b. Laporan Laba Rugi
Setiap jangka waktu tertentu, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha
perusahaannya yang dituangkan dalam suatu laporan laba rugi. Besarnya laba atau

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

rugi yang diperoleh perusahaan dapat diketahui dari hasil membandingkan


penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu.
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menandingkan antara pendapatan
dan beban. Dari hasil penandingan tersebut akan didapatkan kelebihan dari salah
satu sisi. Jika terjadi kelebihan dari sisi pendapatan dibandingkan beban, maka
kelebihan tersebut dinamakan laba bersih (net income/net profit). Sementara jika
terjadi kelebihan dari sisi beban dibandingkan dengan pendapatan,maka kelebihan
tersebut dinamakan rugi bersih (net loss). Penandingan antara pendapatan dengan
beban tersebut dilakukan dalam satu periode akuntansi.
Informasi mengenai kinerja terutama disajikan dalam laporan laba rugi.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002: 69) laporan laba rugi (income statement)
adalah laporan mengenai penghasilan (revenue), biaya (expense), laba/rugi yang
diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Purba (2002:48)
mengemukakan bahwa laporan laba rugi menggambarkan jumlah penerimaan,
biaya dan laba yang dapat direalisasi sebuah perusahaan selama satu periode
tertentu biasanya dalam satu tahun.
Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian yang wajar. Menurut IAI
(2007: 1.10) laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)

pendapatan;
laba rugi usaha;
beban pinjaman;
bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
e) beban pajak;
f) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;
g) pos luar biasa;

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

h) hak minoritas; dan


i) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

Djarwanto (2004: 47) menyebutkan bahwa data laporan laba-rugi dapat


disajikan dalam bentuk rekening (account form)

atau dalam bentuk laporan

(report form) . Dalam bentuk rekening, biaya-biaya dan kerugian dikelompokkan


di sebelah kiri, sedangkan penghasilan-penghasilan ditempatkan di sebelah kanan,
sementara saldonya menunjukkan laba atau rugi. Dalam bentuk laporan, data
penghasilan dan biaya tersebut disusun secara vertikal. Dalam bentuk laporan,
terdapat lagi dua bentuk penyusunan laporan laba-rugi yaitu langkah tunggal
(single step) dan langkah bertahap (multiple step).
Menurut Stice dan Skousen (2004: 236-237) dalam bentuk single-step,
semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasi ditempatkan pada
bagian awal laporan laba rugi, diikuti dengan seluruh beban dan kerugian yang
termasuk kategori operasi. Selisih antara total pendapatan dan keuntungan
dengan total beban dan kerugian akan menghasilkan laba operasi dimana jika
tidak ada pos tidak biasa dan luar biasa, maka selisih tersebut merupakan laba
(rugi) bersih. Sedangkan dengan bentuk multiple-step, Stice dan Skousen
menyebutkan bahwa laporan laba rugi dibagi menjadi bagian terpisah, dan
berbagai subtotal yang dilaporkan menunjukkan perbedaan tingkat profitabilitas.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang memberikan informasi
perubahan ekuitas pemilik dalam jangka waktu tertentu. Laporan perubahan
ekuitas akan menghasilkan perhitungan modal pemilik yang ada pada perusahaan
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

pada periode tertentu. Untuk mengetahui perubahan besarnya modal atau ekuitas
selama suatu periode akuntansi perlu disusun laporan perubahan ekuitas ini. Di
dalam laporan perubahan ekuitas disajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam
ekuitas yang merupakan perubahan total dari modal selama satu periode termasuk
laba atau rugi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi tentang arus
perputaran kas. Laporan arus kas (statement of cash flow) menurut Stice dan
Skousen (2004: 319) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash
equivalent) dalam periode tertentu. Yang dimaksud dengan setara kas adalah
investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas.
Dengan mengutip dari SFAC, Stice dan Skousen menyebutkan bahwa untuk dapat
dikatakan setara kas, maka suatu unsur haruslah:
1. Dapat segera ditukar dengan kas ketika diperlukan
2. Sangat dekat dengan masa jatuh temponya sehingga kecil risiko terjadinya
perubahan nilai akibat perubahan tingkat suku bunga.
Laporan arus kas menunjukkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan
jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu. Dari laporan
arus kas akan terlihat kenaikan atau penurunan bersih kas perusahaan di akhir
periode. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan
menjadi tiga bagian utama yaitu:
1. Aktivitas operasi

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Yang termasuk dalam aktivitas operasi menurut Stice dan Skousen (2004:
320) adalah transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba
bersih. Arus kas masuk yang utama bagi kebanyakan bisnis berasal dari
penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa. Penerimaan kas
lainnya dapat berasal dari bunga, dividen, dan pos-pos lainnya yang serupa.
Sedangkan arus kas keluar yang terutama adalah pembayaran untuk pembelian
persediaan, gaji, pajak, sewa, dan beban-beban yang sejenis.
2. Aktivitas investasi
Arus kas terutama dalam aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan
tanah, bangunan, peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual
kembali. Aktivitas ini juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan. Aktivitas-aktivitas tersebut
dapat terjadi secara rutin sehingga menghasilkan penerimaan dan pengeluaran kas
namun tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas operasi bisnis.
3. Aktivitas pendanaan
Yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian
dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik dan para
kreditor. Misalnya, kas yang diperoleh dari suatu pinjaman, kas yang dihasilkan
dari penerbitan saham, dan lain sebagainya.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan dasar tidak memberikan semua informasi yang diinginkan
para pemakainya. Karena itu, diperlukan informasi tambahan berupa catatan atas
laporan keuangan. Melalui catatan atas laporan keuangan, para pemakai laporan
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

keuangan dapat mengetahui prosedur yang digunakan dalam pembuatan laporan


yaitu menyangkut masalah kebijakan dan praktik akuntansi pada perusahaan.
Selain itu juga dapat diketahui rincian dari jumlah tertentu yang dicantumkan pada
laporan keuangan.

B. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan aktivitasnya
sehari-hari. Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada modal
kerjanya. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi
dalam rangka pencapaian laba yang ditargetkan. Modal kerja juga harus dijaga
agar tidak timbul masalah selama perusahaan menjalankan aktivitasnya. Modal
kerja tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil.
Modal kerja dapat diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Menurut Harahap (2006:288) modal kerja ini merupakan ukuran tentang
keamanan dari kepentingan kreditur jangka pendek. Harahap juga memberikan
pengertian bahwa modal kerja bisa juga dianggap sebagai dana yang tersedia
untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak
lancar. Kenaikan modal kerja dapat diakibatkan oleh oleh penurunan atau
penjualan aktiva tidak lancar atau adanya kenaikan utang jangka panjang dan
modal. Sebaliknya, penurunan modal kerja dapat diakibatkan adanya kenaikan
aktiva tidak lancar atau penurunan utang jangka panjang dan modal.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Purba (2002: 125) menyebutkan bahwa modal kerja adalah sama dengan
aktiva lancar (current assets). Dimana aktiva lancar adalah aktiva yang terdiri
dari kas dan aktiva lain yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu kurang dari
satu tahun. Sementara modal kerja netto (net working capital) adalah selisih
aktiva lancar dengan hutang lancar (current liabilities). Hutang lancar adalah
hutang atau kewajiban yang harus dibayar atau dilunasi dalam waktu kurang dari
satu tahun.
Menurut Syahyunan (2004:37) modal kerja mengandung dua pengertian,
yaitu gross working capital yang merupakan keseluruhan dari aktiva lancar, dan
net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang
lancar.

Sehubungan

dengan

kedua

pengertian

tersebut

Syahyunan

mengemukakan beberapa konsep yaitu:


a. Konsep kuantitatif
b. Konsep kualitatif
c. Konsep fungsional

Sementara Sundjaja dan Barlian (2002:155) mendefinisikan modal kerja


sebagai aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu
bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha. Dengan kata lain
modal kerja diartikan sebagai kas/bank, surat-surat berharga yang mudah
diuangkan (misal giro, cek, deposito), piutang dagang

dan persediaan yang

tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal
perusahaan.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Secara lebih sederhana, modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar
dengan pasiva lancar perusahaan. Dari pengertian tersebut, Sundjaja dan Barlian
menjelaskan bahwa modal kerja bersih dapat bernilai positif ataupun negatif.
a. Modal kerja bersih perusahaan dikatakan positif jika aktiva lancar
melebihi pasiva lancar, dimana umumnya modal kerja bersih adalah
bagian aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang (terdiri
dari hutang jangka panjang dan modal saham). Pasiva lancar menunjukkan
sumber dana jangka pendek, karena itu jika aktiva lancar lebih besar dari
pasiva lancar maka kelebihan itu dibiayai dengan dana jangka panjang.
b. Modal kerja bersih perusahaan dikatakan negatif jika aktiva lancar lebih
kecil dari pada pasiva lancar dan itu berarti modal kerja bersih adalah
bagian dari aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

Berikut ini ditunjukkan contoh modal kerja positif dan modal kerja negatif:
Tabel 2.1
PT ABC
NERACA
31 Desember 2006
AKTIVA

PASIVA

Aktiva lancar

175 Pasiva lancar

Aktiva tetap

125 Hutang jangka panjang

Jumlah

100

80

Modal

120

300 Jumlah

300

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Tabel 2.2
PT XYZ
NERACA
31 Desember 2006
AKTIVA

PASIVA

Aktiva lancar

100 Pasiva lancar

Aktiva tetap

200 Hutang jangka panjang

Jumlah

150

60

Modal

90

300 Jumlah

300

Pada neraca ABC modal kerja bersih adalah 75 yaitu 175 dikurangi 100. Ini
merupakan modal kerja positif, dimana aktiva lancar lebih besar dari pada pasiva
lancar sehingga modal kerja bersih dibiayai dengan hutang jangka panjang dan
modal. Sementara pada neraca XYZ, modal kerja bersih adalah (50) yaitu 100
dikurangi 150. Jumlah tersebut menunjukkan modal kerja negatif, dimana aktiva
lancar lebih kecil dari pada pasiva lancar sehingga modal kerja bersih merupakan
bagian aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

2. Jenis-jenis modal kerja


Dalam menjalankan operasinya sehari-hari perusahaan menggunakan modal
kerja dimana ada modal kerja yang sifatnya harus ada pada perusahaan, dan ada
modal kerja yang sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan.
Berdasarkan sifat tersebut jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan menjadi:
a

Modal kerja tetap/permanen (permanent working capital)

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Modal kerja ini adalah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk
menjaga agar perusahaan dapat tetap menjalankan operasinya secara terusmenerus.
Modal kerja ini dapat dibedakan lagi menjadi:
1) Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus
ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2) Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang harus ada untuk
memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi yang normal.
b

Modal kerja variabel (variable working capital)


Modal kerja ini adalah modal kerja jumlah penggunaannya selalu
berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Perubahan tersebut bisa disebabkan
oleh beberapa hal, karena itu modal kerja ini dapat dibedakan lagi
menjadi:
1) Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya dapat
berubah-ubah sesuai fluktuasi musiman.
2) Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi konjungtur.
3) Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya dapat berubahubah karena keadaan darurat yang tidak dapat diprediksikan
sebelumnya.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

3. Sumber Modal Kerja


Ada beberapa sumber yang dapat digunakan untuk membelanjai modal kerja.
Purba (2002: 132) mengemukakan bahwa pembelanjaan modal kerja dapat berasal
dari dua sumber yaitu hutang (liabilities) dan modal sendiri (net worth). Hutang
yang dapat digunakan untuk membelanjai modal kerja dapat dibentuk dari hutang
jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Modal sendiri yang digunakan
untuk membelanjai modal kerja dapat berbentuk saham atau laba yang ditahan.
Sementara Djarwanto (2004: 95-96) menyebutkan bahwa pembelanjaan
modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:
a. Pendapatan bersih,
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga,
c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak
lancar lainnya,
d. Penjualan obligasi dan saham kontribusi dana dari pemilik,
e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya,
f. Kredit dari supplier atau trade creditor.

C. Manajemen Modal Kerja


Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja yang digunakan untuk
membiayai aktivitas sehari-hari perusahaan. Modal kerja ini harus berada pada
jumlah yang tepat, sehingga harus dijaga agar tidak berlebihan dan juga tidak
kekurangan. Jika perusahaan mengalami kekurangan uang tunai/kas, maka dapat
menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban dalam jangka
pendek, sedangkan jika perusahaan mengalami kekurangan persediaan, dapat
menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena tidak ada
persediaan yang dapat dijual dan calon pembeli tidak jadi membeli ke perusahaan
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

tersebut. Sementara jika perusahaan membiayai kebutuhan modal kerja dengan


pinjaman, maka harus direncanakan dengan matang agar tidak mengakibatkan
berkurangnya laba yang seharusnya diperoleh ataupun menimbulkan beban di
masa mendatang bagi perusahaan.
Sundjaja dan Barlian (2002:154)

mengemukakan alasan pentingnya

melakukan manajemen modal kerja, yaitu:


1. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer
digunakan untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga
waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengelola aktiva
lancar dan seperempat dari waktu manajemen dihabiskan untuk
mengelola hutang lancar).
2. Bagi banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang lancar
merupakan bagian investasi dan pinjaman yang besar. Aktiva
lancar dan uhtang lancar merupakan pos yang cepat berubah.
3. Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya dengan
menyewa, tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali
tidak mungkin dihindarkan.

Modal kerja merupakan determinan besar dalam kebanyakan investasi total


perusahaan. Usaha yang dilakukan untuk mengelola tingkat investasi perusahaan
dapat memberi pengaruh besar bagi profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Keown (2000:659) menyebutkan bahwa mengelola modal kerja bisa dianggap
mengelola likuiditas perusahaan yang pada akhirnya berakhir pada investasi
perusahaan pada aset lancar, dan penggunaan kewajiban lancarnya. Umumnya,
semakin besar investasi perusahaan dalam aktiva lancar, maka semakin besar pula
likuiditasnya.

Dan

untuk

meningkatkan

likuiditasnya,

perusahaan

bisa

menginvestasikan dana tambahan dalam bentuk kas atau surat berharga. Akan
tetapi keputusan ini berkaitan dengan keseimbangan karena aktiva lancar
mengahsilkan sedikit pengembalian atau bahkan tidak ada pengembalian. Tetapi
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

perusahaan dapat mengurangi risiko likuiditas dengan mengurangi keseluruhan


pengembalian dalam dana yang diinvestasi atau sebaliknya.
Manajemen modal kerja netto menurut Purba (2002: 125) adalah berkaitan
dengan pengaturan dari berbagai bentuk aktiva lancar maupun hutang lancar.
Artinya manajemen modal kerja netto berkaitan dengan pembuatan keputusan
bagaimana aktiva lancar dibelanjai dengan hutang jangka pendek (short term
debt), hutang jangka panjang (long term debt) atau modal sendiri (equity).
Van Horne dan Wachowicz (2005: 309), menyatakan bahwa manajemen
modal kerja adalah hal yang paling penting, jika tidak ada hal lainnya daripada
proporsi waktu manajer keuangan yang harus didedikasikan untuk hal tersebut.
Akan tetapi, yang paling penting adalah, pengaruh keputusan modal kerja atas
risiko, pengembalian, dan harga saham perusahaan.
Menurut Syahyunan (2004:36) kegiatan dalam manajemen modal kerja
mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka
pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk
pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Modal kerja
haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat membayar kewajiban
jangka pendek tepat pada waktunya dan terhindar dari kemungkinan menghadapi
masalah likuiditas. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja
adalah:
1) Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva


tersebut.
2) Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva
lancar.
3) Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana
dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

Djarwanto (2004:89) menyebutkan bahwa selain memungkinkan perusahaan


untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan,
modal kerja yang tersedia dalam jumlah cukup juga memiliki manfaat lain yaitu:
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai
aktiva lancar, misalnya seperti adanya kerugian karena debitur tidak
membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan
tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya
kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup guna melayani permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit
yang menguntungkan kepada para langganan.
7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku,
jasa, dan supplies yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode
resesi atau depresi.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Dalam suatu perusahaan dapat saja terjadi kelebihan atau kekurangan modal
kerja. Keadaan itu, baik kelebihan ataupun kekurangan modal kerja merupakan
keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kelebihan modal kerja menurut
Djarwanto (2004: 90) yaitu:
1. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang
diperlukan.
2. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali.
3. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk
membayar dividen, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud
lainnya.
4. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses
penyusutan, tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali.
5. Akuntansi dana sementara menunggu investasi, ekspansi dan lainlain.

Sementara kekurangan modal kerja seperti dikemukakan oleh Djarwanto


dapat terjadi karena beberapa hal (2004: 90-91) yaitu:
1. Adanya kerugian usaha. Sebab-sebab adanya kerugian usaha ialah:
(a) volume penjualan yang tidak efisien relatif dibandingkan dengan
harga pokok penjualan, (b) tekanan terhadap harga jual akibat
ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualan
dan biaya usaha, (c) banyaknya kerugian karena adanya piutang
yang tidak kembali, (d) kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan
penjualan/penghasilan, (e) biaya naik sementara penjualan malah
menurun.
Kerugian usaha tidak selalu akan mengurangi modal kerja karena
ada sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas (noncash
expense) seperti beban penyusutan, deplesi dan amortisasi. Yang
jelas kerugian usaha itu mengurangi laba yang ditahan (retained
earnings).
2. Adanya kerugian-kerugian insidentil seperti misalnya turunnya
harga pasar persediaan barang, adanya pencurian, kebakaran dan
lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.
3. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu
mengadakan perluasan usaha/ekspansi seperti misalnya perluasan
daerah penjualan, penjualan produk baru, penerapan metode
produksi baru, strategi penjualan baru dan lain sebagainya.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

4. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti


misalnya membeli aktiva tetap baru, membeli saham dari
perusahaan lain (investasi jangka saham).
5. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena
harapan keuangan terus membaik pimpinan perusahaan masih terus
melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen seperti tahun-tahun
sebelumnya.
6. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan
mengeluarkan jumlah rupiah lebih banyak untuk mempertahankan
volume fisik barang dan aktiva tetap dan membelanjai penjualan
kredit dalam volume fisik yang sama.
7. Pelunasan utang yang sudah jatuh tempo. Manajemen tidak
menyisihkan sebagian pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan
utang jangka panjang.

Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen modal
kerja. Rasio-rasio ini mencakup rasio-rasio likuiditas (rasio modal kerja).
Menurut Djarwanto (2004: 149) rasio ini terdiri dari current ratio, acid test ratio
(quick ratio), receivables turnover, inventory turnover, tingkat tersedianya uang
kas untuk membelanjai operasi perusahaan, working capital turnover, dan current
assets turnover.
1. Current ratio (rasio lancar) menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan. Rasio
lancar diperoleh dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan utang
jangka pendek (current liabilities).
2. Acid test ratio (atau quick ratio atau rasio cepat) didapatkan dengan
membandingkan kas dan aktiva lancar lainnya setelah dikurangi persediaan
dengan utang jangka pendek. Persediaan tidak ikut diperhitungkan karena
dianggap memerlukan waktu lama untuk direalisasi menjadi uang, dan tidak
pasti apakah akan terjual atau tidak.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

3. Receivables turnover (tingkat perputaran piutang) dapat dihitung dengan


membagi nilai penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata atau piutang
akhir. Jika perputaran piutang semakin tinggi maka akan semakin baik karena
modal kerja yang tertanam dalam piutang akan semakin rendah.
4. Inventory turnover (tingkat perputaran persediaan) menunjukkan berapa kali
persediaan barang dijual dan dibeli kembali selama satu periode akuntansi.
Tingkat perputaran persediaan didapatkan dengan membagi harga pokok
penjualan (cost of goods sold) atau nilai penjualan neto dengan persediaan
rata-rata.
5. Tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasi dapat ditentukan
dengan membandingkan ongkos dan biaya operasi dengan saldo kas dan suratsurat berharga.
6. Working capital turnover (tingkat perputaran modal kerja) dapat digunakan
untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja. Perputaran modal kerja
merupakan rasio antara penjualan dengan modal kerja.
7. Current assets turnover (tingkat perputaran aktiva lancar) menunjukkan
berapa kali rata-rata aktiva lancar digunakan untuk membayar ongkos dan
biaya. Tingkat perputaran aktiva lancar dihitung dengan membagi total cost
dan expense dengan rata-rata total aktiva lancar.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja


Setiap perusahaan yang menjalankan usahanya pasti membutuhkan modal
kerja. Namun seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kebutuhan
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

modal kerja pada tiap-tiap perusahaan tidaklah sama. Penentuan jumlah modal
kerja yang tepat harus direncanakan dengan baik karena kalau modal kerja terlalu
banyak atau terlalu sedikit akan berakibat tidak baik bagi perusahaan bahkan
dapat menimbulkan kerugian.
Purba menyebutkan ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi besarnya
jumlah modal kerja pada sebuah perusahaan (2002: 130-131) yaitu:
1. Rencana penjualan sesuai dengan potensi pasar.
2. Perputaran modal kerja.
3. Kebijakan mengenai jumlah piutang, jumlah persediaan serta jumlah kas
yang diinginkan oleh perusahaan.
Syahyunan menjelaskan bahwa kebutuhan modal kerja dalam perusahaan
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor (40-41) yaitu:
1. Volume penjualan.
2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan.
3. Aktivitas perusahaan.
4. Perkembangan teknologi.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.

Menurut Djarwanto (91-92), untuk menentukan jumlah modal kerja yang


diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisis
yaitu:
1. Sifat umum atau tipe perusahaan. Modal kerja yang dibutuhkan
perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi dalam
persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

2. Waktu yang diperlukan unuk memprodusir atau mendapatkan


barang dan ongkos produksi per unit/harga beli per unit barang itu.
3. Syarat pembelian dan penjualan. Syarat kecil pembelian barang
dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar-kecilnya
modal kerja. Di samping itu modal kerja juga dipengaruhi oleh
syarat kredit penjualan barang.
4. Tingkat perputaran persediaan. Semakin sering persediaan diganti
(dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang
ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin
rendah.
5. Tingkat perputaran piutang. Kebutuhan modal kerja juga
tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah
piutang menjadi uang kas.
6. Pengaruh konjungtur (business cycle). Pada periode makmur
(prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan
cenderung membeli barang-barang lebih banyak memanfaatkan
harga yang masih rendah.
7. Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka
pendek. Menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari
surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan
menurunkan modal kerja.
8. Pengaruh musim. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim
membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang
relatif pendek.
9. Credit rating dari perusahaan. Jumlah modal kerja perusahaan
tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas, yang
tergantung pada credit rating dari perusahaan.

E. Profitabilitas Perusahaan
Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit merupakan elemen penting
dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya kemampuan
memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka
tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunaan semua sumber daya
tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi.
Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangkan dengan
beban pokok penjualan dan beban-beban lain. Beban-beban tersebut berasal dari
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

modal kerja. Wild (2005: 110) mendefinisikan laba sebagai pendapatan dan
keuntungan dikurangi beban dan kerugian selama periode pelaporan.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Ukuran profitabilitas
memiliki keunggulan dibandingkan dengan ukuran kekuatan keuangan jangka
panjang yang lainnya. Angka profitabilitas juga dapat digunakan dalam analisis
likuiditas jangka pendek. Rasio profitabilitas didapatkan dengan menghitung ROI
(return on investment) yaitu dengan menbandingkan net earnings (laba bersih)
dengan total assets (total aktiva). Atau dapat dituliskan dengan rumus:
ROI = Laba bersih
Total aktiva

F. Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan


Analisis terhadap profitabilitas adalah hal yang sangat penting dalam analisis
laporan keuangan. Dimana tujuan utama setiap perusahaan pada umumnya adalah
untuk memperoleh profit (keuntungan) sebagai hasil dari operasi. Analisis
terhadap profitabilitas ini sangat penting bagi semua pengguna terutama investor
dan kreditor. Wild (2005:110) mengemukakan bahwa Bagi investor ekuitas, laba
merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Bagi
kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran
bunga dan pokok. Sementara itu, rasio laba operasi terhadap penjualan dan laba
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

operasi terhadap aktiva merupakan angka yang berguna dalam analisis


profitabilitas.
Jika perusahaan memiliki tingkat aktiva lancar yang berlebih maka
perusahaan dapat dengan mudah merealisasi pengembalian atas investasi (ROI)
dalam jumlah yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar
yang terlalu sedikit juga dapat berkibat perusahaan itu mengalami kekurangan
dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Seperti dikatakan oleh
Wild (2005: 63) Pengembalian atas investasi modal merupakan indikator
penting atas kekuatan perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan
ukuran ringkas dari laporan laba rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk
menilai profitabilitas.
Analisis kinerja perusahaan membutuhkan analisis secara bersama dimana
dengan analisis itu kita dapat menilai suatu ukuran secara relatif terhadap ukuran
lainnya. Hubungan antara laba dengan investasi modal atau disebut pengembalian
atas investasi (ROI) merupakan ukuran terhadap kinerja perusahaan yang telah
diakui secara luas. Wild (2005: 62) menyebutkan bahwa Dengan ROI kita dapat
membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan
relatif terhadap risiko investasi modal serta membandingkan pengembalian atas
investasi modal dengan pengembalian investasi alternatif.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

BAB III
METODE PENELITIAN

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan bentuk asosiatif kuantitatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

C. Jenis Data
Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti:
1. Laporan keuangan bulanan periode 2004-2006,
2. Sejarah singkat Hotel Internasional Sibayak Berastagi, dan
3. Struktur organisasi Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder,
penulis menggunakan berbagai teknik yaitu:
1. Teknik Wawancara
Melalui teknik pengumpulan data ini, penulis melakukan tanya jawab
langsung dengan pihak-pihak yang terkait pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi.
2. Teknik Observasi

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap


objek yang diteliti. Penulis melakukan observasi tersebut terhadap data
sekunder yang diperoleh dari Hotel Internasional Sibayak Berastagi .

E. Teknik Analisis dan Evaluasi


1. Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel manajemen
modal kerja terhadap profitabilitas adalah dengan menggunakan analisis
regresi berganda dengan persamaan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
dimana:
Y = variabel dependen yaitu profitabilitas perusahaan (ROI)
a

= konstanta

= koefisien regresi

X1 = rasio lancar
X2 = rasio cepat
X3 = perputaran modal kerja
e

= standar error

2. Uji t
a) Merumuskan hipotesis
Ho : bi = 0 (Setiap variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan
perputaran

modal

kerja

secara

individual

tidak

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu


ROI)
Ha : bi 0 (Setiap variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan
perputaran modal kerja secara individual berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu ROI)
b) Kriteria uji t yang akan dilakukan
Ho diterima bila t hitung > t tabel ()
Ha diterima bila t hitung < t tabel ()
c) Menentukan besarnya t hitung dengan bantuan pengolahan data
melalui program SPSS 12.
d) Menarik kesimpulan dari hasil yang diteliti
Ho diterima berarti variabel bebas (independent variable) yaitu rasio
lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu ROI,
sebaliknya Ha diterima berarti variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan oleh penulis sejak bulan Agustus 2007 bertempat di Hotel
Internasional Sibayak Berastagi yang beralamat di Jl. Merdeka, Berastagi,
Sumatera Utara.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Hotel Internasional Sibayak Berastagi merupakan hotel resort yang terletak di
dataran tinggi Karo, dengan luas 3,6 hektare, 1400 meter di atas permukaan laut.
Hotel Internasional Sibayak terletak di Jalan Merdeka No. 1, Berastagi.
Hotel Internasional Sibayak Berastagi merupakan usaha dari Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN), yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1990 dan
baru diresmikan secara simbolis pada tanggal 03 Maret 1991 oleh Presiden
Soeharto di Bali bersama beberapa hotel lainnya. Pada awal berdirinya Hotel
Internasional

Sibayak

Berastagi,

pengelolaan

dipercayakan

kepada

PT

Griyawisata Hotel Coorporation yang merupakan pengelola hotel profesional


yang berkantor di Jalan Melawai Jakarta.
Pada saat Griyawisata Hotel Coorporation memegang manajemen hotel ini,
yang menjabat sebagai General Manager pertama adalah Bapak Wagiyono, yang
merupakan General Manager pertama di Hotel Internasional Sibayak Berastagi
selama lebih kurang satu tahun yaitu saat Soft Opening. Pada saat Grant
Opening jabatan General Manager digantikan oleh Bapak FR. X. Hartadi.
Pada bulan Oktober 1992 pengelola manajemen secara keseluruhan diambil
alih oleh pihak pemilik, yaitu PT Indah Alam Lestari yang berkantor pusat di
Jalan Gandhi No. 202, Medan. Setelah manajemen diambil alih oleh PT Indah
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Alam Lestari, maka General Manager dijabat oleh Bapak Mustika Akbar S.Sos,
MAP sampai dengan saat ini.
Dalam pengelolaannya, General Manager dibantu oleh Manager Operasional
dan kepala bagian pada setiap departemen. Hotel Internasional Sibayak Berastagi
memiliki kurang lebih 125 orang karyawan dan berkantor pusat di Medan. Di
dalam operasionalnya Hotel Internasional Sibayak dibagi dalam beberapa
departemen yang dikepalai oleh masing-masing kepala bagian yaitu departemen
House Keeping, Food & Beverage, Front Office, Security, Personalia, Sales &
Marketing, Accounting, Engineering.
Hotel Internasional Sibayak Berastagi dengan status Hotel berbintang IV
(empat) memiliki banyak fasilitas untuk kenyamanan tamu. Adapun kelebihan
yang dimiliki oleh Hotel Internasional Sibayak Berastagi yaitu:
a. Tempatnya yang strategis, yaitu dekat kota.
b. Banyak ruangan meeting.
c. Punya swimming pool dengan air hangatnya.
d. Air hangat/panas di kamar 24 jam.
e. Letak kamar yang unik dengan berbagai cottage menjadi pilihan tamutamu.

Hotel Internasional Sibayak Berastagi memiliki visi dan misi yang hendak
dicapai. Adapun visi dan misi tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kualitas pelayanan yang tertinggi kepada semua pelanggan
dengan harga yang pantas.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

b. Memberikan keuntungan untuk peningkatan standar mutu dan kinerja


perusahaan dan laba kepada pemegang saham.
c. Memberikan tingkat kesejahteraan yang memadai kepada seluruh staf dan
karyawan sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan efisiensi dan standar
pekerjaan.
d. Seluruh anggota keluarga besar Hotel Internasional Sibayak Berastagi
selalu memberikan yang terbaik dan berusaha meningkatkan produktivitas
dan kinerja perusahaan dengan mengembangkan semua sumber daya
secara efisien.

2. Struktur Organisasi Perusahaan


Suatu perusahaan yang baik seharusnya memiliki struktur organisasi. Struktur
organisasi perusahaan sangat penting sebagai alat manajemen dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan maka
semakin bertambah pulalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
mewujudkan

tujuan

perusahaan

sebagaimana

yang

diharapkan.

Dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, tentunya pemimpin perusahaan tidak


melakukannya sendiri, melainkan dibantu dengan adanya suatu sistem struktur
organisasi. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan bahwa segala kegiatan
menyangkut kepentingan perusahaan akan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Pada hakekatnya setiap organisasi memiliki struktur di dalamnya. Akan tetapi
setiap perusahaan dapat memiliki struktur yang berbeda dengan organisasi
lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh besar kecilnya suatu organisasi atau
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

ruang lingkup usahanya. Hotel Internasional Sibayak Berastagi juga memiliki


stuktur organisasi sendiri (lihat lampiran 1). Berikut ini akan diuraikan tugas dari
bagian-bagian setingkat manajer di Hotel Internasional Sibayak Berastagi:
a

Jabatan:

General Manager, departemen:

non departemen, atasan

langsung: Dewan Direksi, bawahan langsung: Deputi General Manager.


b

Jabatan: Purchasing Manager/Assistant, departemen: Purchasing, atasan


langsung: Director Finance/Financial Controller, bawahan langsung:
Purchasing Officer.

Jabatan: Chief Accountant, departemen: Accounting, atasan langsung:


Financial

Controller,

bawahan

langsung:

karyawan

Accounting

Department.

3. Laporan Keuangan Perusahaan


Laporan keuangan perusahaan secara ringkas dapat ditunjukkan pada halaman
berikut:

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

B.

Hasil Analisis Penelitian

Output 1
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
Profitabilitas
Rasio lancar
Rasio cepat
Rasio Perputaran
modal kerja

Mean
-.003409
1.0387706
.9133314

Std. Deviation
.017428530
.40563413
.38567323

-.8353483

.98600037

N
36
36
36
36

Sumber: Lampiran 2

Penjelasan dari analisis dengan menggunakan SPSS 12 di atas adalah sebagai


berikut:
1. Jumlah data (N) yang valid adalah sebanyak 36 buah yaitu jumlah bulan
yang diteliti sebanyak 36 bulan.
2. Nilai rata-rata (Mean) perubahan ROI (Profitabilitas) adalah -0,003409
3. Nilai rata-rata (Mean) rasio lancar adalah 1,0387706
4. Nilai rata-rata (Mean) rasio cepat adalah 0,9133314
5. Nilai rata-rata (Mean) rasio perputaran modal kerja adalah -0,8353483
6. Deviasi standar dari variabel perubahan ROI adalah 0,017428530
7. Deviasi standar dari variabel rasio lancar adalah 0,40563413
8. Deviasi standar dari variabel rasio cepat adalah 0,38567323
9. Deviasi standar dari variabel rasio perputaran modal kerja adalah
0,98600037
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Untuk memberikan interpretasi terhadap kuat atau lemahnya hubungan antara


variabel-variabel yang dilihat dari angka koefisien korelasi, maka dapat digunakan
pedoman seperti yang tertera pada tabel 4.5.

Tabel 4.5
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199

Sangat rendah

0,20-0,399

Rendah

0,40-0,599

Sedang

0,60-0,799

Kuat

0,80-1,000

Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2004: 183)

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Output 2
Tabel 4.6
Correlations

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

Profitabilitas
Rasio lancar
Rasio cepat
Rasio Perputaran
modal kerja
Profitabilitas
Rasio lancar
Rasio cepat
Rasio Perputaran
modal kerja
Profitabilitas
Rasio lancar
Rasio cepat
Rasio Perputaran
modal kerja

Profitabilitas
1.000
.131
.062

Rasio lancar
.131
1.000
.824

Rasio cepat
.062
.824
1.000

Rasio
Perputaran
modal kerja
.010
.731
.919

.010

.731

.919

1.000

.
.223
.359

.223
.
.000

.359
.000
.

.476
.000
.000

.476

.000

.000

36
36
36

36
36
36

36
36
36

36
36
36

36

36

36

36

Sumber: Lampiran 2

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS yang ditunjukkan pada tabel di atas
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasio lancar
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan angka korelasi antara rasio lancar
dengan profitabilitas (ROI) adalah sebesar 0,131. Artinya, hubungan kedua
variabel lemah (penjelasan dapat dilihat pada tabel 4.5). Korelasi positif
menunjukkan bahwa hubungan antara rasio lancar dengan ROI searah.
Artinya jika rasio lancar naik (meningkat) maka akan diikuti dengan kenaikan
persentase ROI. Untuk melihat apakah hubungan antara variabel rasio lancar
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

dengan ROI signifikan atau tidak dapat dilihat dari angka probabilitas (Sig)
yaitu sebesar 0,223 yang lebih besar dari 0,05. Ketentuan menyatakan bahwa
jika angka probabilitas (Sig) lebih kecil dari 0,05 maka ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel tersebut. Sementara pada perhitungan diatas,
angka probabilitas (Sig) yang diperoleh adalah sebesar 0,223 yang berarti
lebih besar dari 0,05, sehingga diketahui hubungan antara variabel rasio lancar
dengan ROI tidak signifikan.
2. Rasio cepat
Angka korelasi antara rasio cepat dengan ROI adalah sebesar 0,062. Artinya,
hubungan kedua variabel tersebut lemah. Angka korelasi positif menunjukkan
hubungan antara keduanya juga searah. Artinya, jika rasio cepat naik
(meningkat) maka akan diikuti dengan kenaikan (peningkatan) rasio
profitabilitas (ROI). Pada perhitungan yang ditunjukkan dalam output 2,
angka probabilitas (Sig) yang didapat sebesar 0,359 (berarti lebih besar dari
0,05) maka diketahui hubungan antara variabel rasio cepat dengan ROI adalah
tidak signifikan.
3. Rasio perputaran modal kerja
Angka korelasi antara rasio perputaran modal kerja dengan ROI adalah
sebesar 0,010. Angka ini menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut
lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan yang searah di antara variabel
rasio perputaran modal kerja dengan variabel ROI. Artinya kenaikan pada
rasio perputaran modal kerja akan diikuti oleh kenaikan ROI. Angka
probabilitas (Sig) antara variabel rasio perputaran modal kerja dengan ROI
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

yang didapat adalah sebesar 0,476 (lebih besar dari 0,05) yang menunjukkan
bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut tidak signifikan.
Diantara ketiga variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan rasio
perputaran modal kerja, dapat dilihat bahwa yang memiliki angka koefisien
korelasi yang paling besar terhadap variabel terikat rasio profitabilitas (ROI)
adalah rasio lancar. Maka secara teoritis variabel rasio lancar lebih berpengaruh
terhadap ROI dibandingkan dengan kedua variabel bebas lainnya.

Output 3
Tabel 4.7
Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
Rasio
Perputaran
modal
kerja,
Rasio
lancar,
Rasioa
cepat

Variables
Removed

Method

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Lampiran 2

Tabel Variables Entered/Removed (b) menunjukkan metode regresi linier


berganda yang dipilih yaitu Enter. Pemilihan ini memungkinkan cara menentukan
bagaimana variabel independen dimasukkan untuk dianalisis. Metode Enter

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

memasukkan semua variabel baik independen maupun dependen sekaligus untuk


dianalisis.
Output 4
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model
1

R
.185a

R Square
.034

Adjusted
R Square
-.056

Std. Error of
the Estimate
.017911448

a. Predictors: (Constant), Rasio Perputaran modal kerja,


Rasio lancar, Rasio cepat
b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Lampiran 2
Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut:
1. Tabel Model Summary menunjukkan nilai (R) yang menyatakan tingkat
hubungan diantara variabel adalah sebesar 0,185.
2. Nilai R square atau koefisien determinasi adalah 0,034 yang merupakan
hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi R yaitu (0,185 x 0,185). Nilai
0,034 mengartikan bahwa variabel independen mampu memberikan
penjelasan korelasi ROI sebesar 3,4 %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar
96,6 % (100 %-3,4 %) dijelaskan oleh variabel-variaebl lain yang lebih
kuat pengaruhnya yang tidak disertakan dalam estimasi model.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Output 5
Tabel 4.9
ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
.000
.010
.011

df
3
32
35

Mean Square
.000
.000

F
.379

Sig.
.768a

a. Predictors: (Constant), Rasio Perputaran modal kerja, Rasio lancar, Rasio cepat
b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Lampiran 2
Tabel output 5 tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Dari tabel ANOVA atau F test diatas diperoleh F hitung adalah sebesar
0,379 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,768.
2. Df for denumerator = NK = 36-2 = 34, df for numerator = K-1 = 2-1 = 1
maka nilai F tabel pada 5%. Oleh karena F hitung lebih kecil dari F tabel
maka variabel bebas secara serentak memiliki pengaruh terhadap variabel
terikat pada tingkat kepercayaan 95 %.
3. Tingkat signifikansi yaitu 0,768 lebih besar dari 0,05, maka model regresi
ini kurang tepat dipakai untuk menyatakan pengaruh variabel-variabel
bebas (rasio lancar, rasio cepat dan rasio perputaran moda kerja) terhadap
variabel ROI tersebut.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Output 6
Tabel 4.10
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta

Model

(Constant)
Rasio lancar
Rasio cepat
Rasio Perputaran
modal kerja

-.022
.010
.005

.024
.013
.024

.226
.120

t
-.913
.732
.224

-.005

.008

-.265

-.598

Sig.

.368
.469
.824
.554

a.Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Lampiran 2
Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
1. Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi:
Y = - 0,022 + 0,010X1 + 0,005X2 0.005X3
Dimana:
Y = Rasio Profitabilitas (ROI)
X1 = Rasio Lancar
X2 = Rasio Cepat
X3 = Rasio Perputaran Modal Kerja
Konstanta sebesar (-0.022) menyatakan bahwa jika Rasio Lancar, Rasio
Cepat, atau Rasio Perputaran Modal Kerja bernilai nol, maka ROI adalah
sebesar -0.022.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Koefisien regresi X1 sebesar 0.010 menyatakan bahwa setiap kenaikan


(karena tanda +) satu rupiah untuk rasio lancar akan meningkatkan ROI
sebesar 0.010 persen.
Koefisien regresi X2 sebesar 0,005 menyatakan bahwa setiap kenaikan
(karena tanda +) satu rupiah untuk rasio cepat akan meningkatkan ROI
sebesar 0,005 persen.
Koefisien regresi X3 sebesar 0,005 menyatakan bahwa setiap penurunan
(karena tanda -) satu rupiah rasio perputaran modal kerja akan
meningkatkan ROI sebesar 0,005 persen. Dan sebaliknya, setiap
peningkatan satu rupiah untuk rasio perputaran modal kerja akan diikuti
penurunan ROI sebesar 0,005 persen.
2. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta regresi dan variabel dependen:
Hipotesis untuk kasus ini:
Ho: Koefisien regresi tidak signifikan.
Ha : Koefisien regresi signifikan.
Pengambilan keputusan:
a

Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.


Jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka Ho diterima.
Jika statistik t hitung > statistik t tabel, maka Ha diterima.
Dari tabel output di atas terlihat bahwa t hitung adalah sebesar 0,732
untuk rasio lancar. Untuk rasio cepat, t hitung adalah sebesar 0,224.
Sementara untuk rasio perputaran modal kerja, t hitung adalah sebesar
0,598.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

Tingkat signifikansi () = 5%,


df (derajat kebebasan) = jumlah data 2 atau 36 2 = 34
maka diperoleh t tabel sebesar 2,0322.
Keputusan: t hitung untuk rasio lancar (0,732), rasio cepat (0,224) dan
rasio perputaran modal kerja (-0,598) < t tabel 2.0322, maka Ho
diterima (koefisien regresi tidak berpengaruh signifikan) dan Ha
ditolak.
b

Berdasarkan probabilitas.
Jika probabilitas > 0,005, maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,005, maka Ha ditolak.
Keputusan: terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan) adalah 0,469
untuk rasio lancar, sebesar 0,824 untuk rasio cepat, dan sebesar 0,554
untuk rasio perputaran modal kerja atau probabilitas jauh di atas
0,005, maka Ho diterima yang berarti koefisien regresi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap rasio profitabilitas (ROI).

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil perhitungan dalam penelitian
ini antara rasio lancar dengan ROI adalah sebesar 0,131. Sesuai dengan tabel
4.5 (tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi), nilai ini
menunjukkan bahwa hubungan antara rasio lancar dengan ROI pada Hotel
Internasional Sibayak Berastagi tergolong sangat rendah yaitu berada pada
interval koefisien korelasi 0,00-0,199, ini berarti variabel rasio lancar tidak
terlalu berpengaruh terhadap ROI. Korelasi positif menunjukkan bahwa
hubungan antara rasio lancar dengan ROI searah. Artinya jika rasio lancar
naik (meningkat) maka akan diikuti dengan kenaikan persentase ROI.
2. Nilai koefisien korelasi yang didapat antara rasio cepat dengan ROI adalah
sebesar 0,062. Sesuai dengan tabel 4.5, nilai ini menunjukkan bahwa
hubungan antara rasio cepat dengan ROI adalah sangat rendah yaitu berada
pada interval koefisien korelasi 0,00-0,199. Berarti variabel rasio cepat tidak
memiliki pengaruh yang besar terhadap ROI. Angka korelasi positif
menunjukkan hubungan antara keduanya juga searah. Artinya, jika rasio cepat
naik (meningkat) maka akan diikuti dengan kenaikan (peningkatan) rasio
profitabilitas (ROI).
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

3. Nilai koefisien korelasi yang didapat antara rasio perputaran modal kerja
dengan ROI adalah sebesar 0,010. Dimana berdasarkan tabel 4.5 maka nilai
ini menunjukkan bahwa hubungan antara rasio perputaran modal kerja dengan
ROI tergolong sangat rendah yaitu berada pada interval 0,00-0,199. Jadi
variabel rasio perputaran modal kerja juga tidak memiliki pengaruh yang kuat
terhadap ROI. Nilai positif menunjukkan hubungan yang searah di antara
variabel rasio perputaran modal kerja dengan variabel ROI. Artinya kenaikan
pada rasio perputaran modal kerja akan diikuti oleh kenaikan ROI.
4. Nilai R Square atau koefisien determinasi adalah 0,034 yang merupakan hasil
pengkuadratan dari koefisien korelasi ( R ) yaitu 0,185 x 0,185. Nilai R
Square sebesar 0,034 mengartikan bahwa variabel-variabel rasio lancar, rasio
cepat, dan rasio perputaran modal kerja pada Hotel Internasional Sibayak
Berastagi hanya mampu memberikan penjelasan/pengaruh terhadap rasio
profitabilitas (ROI) sebesar 3,4 % sedangkan sisanya 96,6 % (100 %- 3,4 %)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam estimasi model.
5. Berdasarkan pengamatan terhadap laporan keuangan Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, penulis menemukan bahwa perusahaan ini cenderung
memiliki ROI yang rendah. Selain itu juga jumlah beban yang tinggi sehingga
menghasilkan laba bersih yang cukup rendah bahkan mengalami kerugian
pada beberapa periode.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Rasio-rasio modal kerja seperti rasio lancar, rasio cepat, dan rasio perputaran
modal kerja sebaiknya diperhatikan, dimana rasio-rasio tersebut memiliki
hubungan yang searah dengan rasio profitabilitas (ROI), sehingga adanya
peningkatan pada rasio-rasio modal kerja juga akan meningkatkan rasio
profitabilitas. Demikian juga, penurunan pada rasio-rasio modal kerja akan
berpengaruh terhadap menurunnya rasio profitabilitas.
2. Perusahaan disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap profitabilitasnya dimana selama tiga tahun yang digunakan sebagai
data, profitabilitas perusahaan cenderung cukup rendah bahkan mengalami
kerugian.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi


Kedelapan, Alih Bahasa Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Erlangga,
Buku 2, Jakarta.
Djarwanto Ps, 2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi 2, BPFE,
Yogyakarta.
Harahap, Sofyan S., 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Kamel, Muhammad, 2004. Pengaruh Kebijakan Modal Kerja terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan yang Go-Publik di Indonesia, Skripsi,
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Keown, Arthur J., David F. Scott, John D. Martin dan J. William Petty, 2000.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan Chaerul D. Djakman dan
Dwi Sulistyorini, Salemba Empat, Buku 2, Jakarta.
Sartono, R. Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4,
BPFE,Yogyakarta.
Sinaga, Magdalena, 2006. Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja terhadap
Kemampulabaan pada PT (Persero) Angkasa Pura II Medan, Skripsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Stice, Earl K., James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate,
Edisi Lima Belas, Terjemahan Safrida Rumondang Parulian dan Ahmad
Maulana, Salemba Empat, Buku 1, Jakarta.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian, 2002. Manajemen Keuangan 1, Edisi
Keempat, PT Prenhallindo, Jakarta.
Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Van Horne, James C. and John M. Machowicz, 2005. Fundamentals of Financial
Management, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Salemba
Empat, Jakarta.
Wild, John J., K.R. Subramanyam dan Robert F. Hasley, 2005. Analisis Laporan
Keuangan, Edisi 8, Terjemahan Yavini S. Bachtiar dan S. Wahyu Harahap,
Salemba Empat, Buku 2, Jakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 September
2007) Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional
Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository 2009

You might also like