You are on page 1of 11

Evolusi dan Bioteknologi

Oleh
Kelas

: Muhammad Yunus
: XII Analis kesehatan

Fenomena Evolusi dan Hubungannya dengan Kesetimbangan


Populasi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama:

variasi

reproduksi

seleksi

Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifatsifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
Ciri-ciri proses evolusi :
1.Adanya penyimpangan faktor genetik
a. Perubahan kromosom atau gen karena mutasi
b. Rekombinasi dari macam-macam mutasi yang dapat menghasilkan spesies yang
berbeda-beda.

2. Terjadi dalam populasi, bukan pada spesies atau individu.


3. Frekuensi gen tetap
Genotip yang ada dalam individu selalu tetap dari generasi ke generasi berikutnya.
4. Tidak mencakup semua sifat, hanya beberapa sifat saja dan bersifat selektif.
Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi:
1. seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat
yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus
menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
2. hanyutan genetika (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah
proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam
suatu populasi. Hanyutan genetika dihasilkan dari probabilitas apakah suatu
sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil,
perubahan ini akan terakumulasi, menyebabkan perubahan yang substansial pada
organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang
baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme
yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek
moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Genetika populasi

Biston Betularia putih


Biston Betularia hitam
Dari sudut pandang genetika, evolusi ialah perubahan pada frekuensi alel
dalam populasi yang saling berbagi lungkang gen (gene pool) dari generasi yang
satu ke generasi yang lain. Sebuah populasi merupakan kelompok individu
terlokalisasi yang merupakan spesies yang sama. Sebagai contoh, semua ngengat
dengan spesies yang sama yang hidup di sebuah hutan yang terisolasi mewakili
sebuah populasi. Sebuah gen tunggal pada populasi ini dapat mempunyai bentukbentuk alternatif yang bertanggung jawab terhadap variasi antar fenotipe
organisme. Contohnya adalah gen yang bertanggung jawab terhadap warna
ngengat mempunyai dua alel: hitam dan putih. Lungkang gen merupakan

keseluruhan set alel pada sebuah populasi tunggal, sehingga tiap alel muncul pada
lungkang gen beberapa kali. Fraksi gen dalam lungkang gen yang merupakan alel
tertentu disebut sebagai frekuensi alel. Evolusi terjadi ketika terdapat perubahan
pada frekuensi alel dalam sebuah populasi organisme yang saling berkembangbiak;
sebagai contoh alel untuk warna hitam pada populasi ngengat menjadi lebih umum.
Untuk memahami mekanisme yang menyebabkan sebuah populasi
berevolusi, adalah sangat berguna untuk memperhatikan kondisi-kondisi apa saja
yang diperlukan oleh suatu populasi untuk tidak berevolusi. Asas Hardy-Weinberg
menyatakan bahwa frekuensi alel (variasi pada sebuah gen) pada sebuah populasi
yang cukup besar akan tetap konstan jika gaya dorong yang terdapat pada populasi
tersebut hanyalah penataan ulang alel secara acak selama pembentukan sperma
atau sel telur dan kombinasi acak alel sel kelamin ini selama pembuahan. Populasi
seperti ini dikatakan sebagai dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dan tidak
berevolusi.
Untuk soal-soal klik di sini !

Dampak Bioteknologi Bagi Masyarakat dan


Lingkungan
Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau
Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang
ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan ISP. Di antaranya:
1. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun
sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan

kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.


2. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida
tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di
Amerika Serikat.
3. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi
pertanian Kerajaan Inggris.
4. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman
rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
5. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin,
sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena
adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India,
meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah
meninggal dalam waktu setahun.
6. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan
penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium.
7. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio.
Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang
ditanam di seluruh dunia.
8. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan
penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21
kilometer.

Resiko Kesehatan
Dr. Irina Ermakova menunjukkan bagaimana kedelai rekayasa genetik
menyebabkan tikus betina melahirkan bayi kerdil dan tidak normal dengan lebih
dari setengahnya meninggal dalam tiga minggu. Ratusan penduduk dan pemetik

kapas di India mengalami alergi. Ribuan domba mati setelah merumput di lahan
yang mengandung residu kapas Bt, begitu pun kambing dan sapi dilaporkan tahun
ini. Protein buncis berbahaya pindah ke kacang polong, ketika diuji coba pada
tikus menyebabkan radang paru-paru hebat dan secara umum menimbulkan sensitif
makanan.

Sejumlah penduduk di selatan Philipina jatuh sakit ketika lahan jagung


sekitarnya berbunga pada tahun 2003, lima meninggal dan sebagian masih sakit
hingga sekarang. Sejumlah sapi mati setelah makan jagung rekayasa genetik di
Hesse, Jerman dan beberapa lainnya dibunuh karena penyakit misterius. Arpad
Pusztai dan rekannya menemukan tomat rekayasa genetik dengan snowdrop lectin
merusak setiap sistem organ tikus muda. Jagung rekayasa genetik Mon 863 yang
dinyatakan aman seperti jagung non-rekayasa genetik oleh perusahaan dan
diterima oleh EFSA, tetapi ketika dianalisa oleh ilmuwan indipenden CriiGen,
mereka menemukan tanda keracunan pada liver dan ginjal.

Fakta mendorong kita untuk mempertimbangkan bahwa risiko GMO mungkin


melekat pada teknologinya, ilmuwan ISIS mengingatkan untuk sepuluh tahun ke
depan.

RESIKO POTENSIAL
1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau
imunogenik untuk manusia dan hewan.
2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan
bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang
disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin
diaktifkan oleh rekayasa genetik.
4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal,
membuat tidak menghilangkan infeksi.
5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab
penyakit.
6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai
promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen
(materi dasar sel-sel kanker).
7. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan
meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti
pada tanaman.

Dampak Bioteknologi
1. Dampak Negatif Bioteknologi

Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif.


Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan
oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di
bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing, seperti, gen

cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan


reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan )
gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang
produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan
tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum
memiliki teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut
disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit
dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa
dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris
berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga
semakin menambah dominasi negara maju.
2. Dampak Positif Bioteknologi

Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk


keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri
bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus,
bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien
gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu
produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu,
kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak
terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik
yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut
disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi
dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992
telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on Biological

Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut


mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut,
Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda
ketahui, Negara Amerika Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di
sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol Cartegena tentang
pengamanan hayati ). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor
produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat
dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan kesehatan
manusia. Pengertian klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel jasad renik,
sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek yang banyak dilakukan pada
tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit
dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula
diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur
pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.
Secara ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi
perkembangan sains dan teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat.
a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana
molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan
bioteknologi maupun industri bioteknologi
b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan
dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.
c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan
lumpur aktif.
d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain
vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon
e. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur

jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon


tumbuhan.
f. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa
menjadi etanol (cair) dan metana (gas)
g. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman,
antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir
dan anggur.

You might also like