Professional Documents
Culture Documents
diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital
dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan bentuk hukumnya
Badan usaha milik swasta dibedakan atas :
Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada 4 bentuk
perusahaan persekutuan:
Badan usaha perseorangan
Badan usaha perseorangan adalah badan usaha swasta yang didirikan dan dimiliki perseorangan
serta melakukan kegiatan usaha untuk mendapatkan laba dan biasanya tidak memiliki badan
hukum. Misalnya, salon kecantikan, bengkel, dan usaha kerajinan.
Firma
Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap- tiap anggota
bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota pendiri serta laba/
keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.
Persekutuan komanditer
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang
didirikan oleh 2 orang atau lebih. Persekutuan komanditer mengenal 2 istilah yaitu :
Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan bertanggung
jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada
sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif
bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam.
Perseroan terbatas
Perseroan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham.
Setiap pemegang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham
berhak atas keuntungan (dividen).
Yayasan
Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan perusahaan karena tidak mencari
keuntungan. Badan usaha ini didirikan untuk sosial dan berbadan hukum. Di Indonesia, yayasan
diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004
menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada
tanggal 6 Oktober 2004. Pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun
2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004, diatur dalam
pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:
a)
Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih. Yang dimaksud Satu orang di sini bisa
berupa orang perorangan, bisa juga berupa badan hukum. Pendiri yayasan boleh WNI, tapi juga
boleh orang asing (WNA atau Badan hukum asing). Namun demikian, untuk pendirian yayasan
oleh orang asing atau bersama-sama dengan orang asing akan ditetapkan lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah (pasal 9 ayat 5).
b)
Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan. Hal ini
sama seperti PT, dimana pendiri menyetorkan sejumlah uang kepada Yayasan, untuk kemudian
uang tersebut selanjutnya menjadi Modal awal/kekayaan Yayasan.
c)
Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya pada Menteri
Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia.
D. Proses Pendirian Badan Usaha
Syarat mendirikan usaha:
Untuk membangun atau membentuk sebuah badan usaha, kita harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
1. modal yang di miliki.
2. dokumen perizinan.
3. para pemegang saham.
4. tujuan usaha.
5. jenis usaha.
Salah satu yang paling penting dalam pembentukan sebuah badan usaha adalah perizinan usaha.
Izin usaha merupakan bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas
penyelenggaraan kegiatan usaha. Tujuannya untuk memberikan pembinaan, arahan, serta
pengawasan sehingga usaha bisa tertib dan menciptakan pemerataan kesempatan berusaha/kerja
dan demi terwujudnya keindahan, pembayaran pajak, menciptakan keseimbangan perekonomian
dan perdagangan.
Surat izin usaha yang diperlukan dalam pendirian usaha di antaranya:
1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Nomor Register Perusahaan (NRP)
5. Nomor Rekening Bank (NRB)
6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
7. Surat izin lainnya yang terkait dengan pendirian usaha, sepertii izin prinsip, izin penggunaan
tanah, izin mendirikan bangunan (IMB), dan izin gangguan.
Proses yang harus dilakukan untuk mendirikan sebuah badan usaha yaitu :
1. Mengadakan rapat umum pemegang saham.
2. Dibuatkan akte notaris (nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, tujuan
perusahaan didirikan).
3. Didaftarkan di pengadilan negeri (dokumen : izin domisili, surat tanda daftar perusahaan
(TDP), NPWP, bukti diri masing-masing).Diberitahukan dalam lembaran negara (legalitas dari
dept. kehakiman
Adapun yang menjadi pokok yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan pendirian
badan usaha ialah :
a. Tahapan pengurusan izin pendirian
Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan demi kemajuan
dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini adalah sebuah
izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin sementara, izin tetap
hingga izin perluasan. Untuk beberapa jenis perusahaan misalnya, sole distributor dari sebuah
merek dagang, Letter of Intent akan memberi turunan berupa Letter of Appointment sebagai
bentuk surat perjanjian keagenan yang merupakan izin perluasan jika perusahaan ini memberi
kesempatan pada perusahaan lain untuk mendistribusikan barang yang diproduksi.
b. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum
Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi setiap usaha yang memang
dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar maka hal yang harus
dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan
hukum yang berlaku. Izin yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang
terdapat lebih dari satu macam. Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), hingga Undang-Undang Penanaman Modal Asing (
UU PMA ).
c. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani
Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan yang
dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan
departemen yang membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb.
Badan hukum.
d. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain yang terkait
Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan
mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin dari departemen
lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha misalnya
Departemen Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat berupa SIUP.
Maka sebagai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi juga dari BP POM, Izin
Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan, Izin Reklame, dll.
e. Syarat Sah Kontrak (Perjanjian)
Menurut Pasal 1338 ayat (1), perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Untuk itu,
pembuatan perjanjian harus mempedomani Pasal 1320 KHU Perdata yang menetapkan empat
syarat sahnya perjanjian, yaitu:
1. Kesepakatan
Kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas atau saling memberi dan menerima atau sukarela di
antara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Kesepakatan tidak ada apabila kontrak
dibuat atas dasar paksaan, penipuan, atau kekhilafan.
2. Kecakapan
Kecakapan di sini berarti para pihak yang membuat kontrak haruslah orang-orang yang oleh
hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pada dasarnya semua orang menurut hukum cakap
untuk membuat kontrak. Yang tidak cakap adalah orang-orang yang ditentukan oleh hukum, yaitu
anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang sakit
jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur 18 (delapan belas) tahun. Meskipun belum
berumur 18 (delapan belas) tahun, apabila seseorang telah atau pernah kawin dianggap sudah
dewasa, berarti cakap untuk membuat perjanjian.
3. Hal tertentu
Maksudnya objek yang diatur kontrak harus jelas, setidak-tidaknya dapat ditentukan. Jadi, tidak
boleh samar-samar. Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada pihakpihak dan mencegah timbulnya kontrak fiktif.
4. Sebab yang dibolehkan
Maksudnya isi kontrak tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang bersifat
memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.
Masa masa percobaan ini harus dinyatakan secara tertulis lebih dahulu.
2. Yang Dapat Membuat Perjanjian Kerja
Pembuatan kontrak kerja hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa. Pengertian orang dewasa di
sini adalah:
Menurut KUH Perdata, seseorang dianggap telah dewasa dan karenanya mampu bertindak
dalam lalu lintas hukum, jika telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau telah kawin.
Menurut Hukum Adat, seseorang disebut sebagai orang dewasa jika sudah dipandang sebagai
akil balik atau sudah kawin. Biasanya telah berumur 16 (enam belas) tahun atau 18 (delapan
belas) tahun.
Menurut Hukum Perburuhan, orang dewasa ialah orang laki-laki maupun perempuan yang
berumur 18 tahun ke atas (Pasal 1 ayat (1) huruf b Undang-undang No. 12 Tahun 1948 tentang
Undang-Undang Kerja Tahun 1984).
E. Faktor yang harus dihadapi dalam pencarian Badan Usaha
Faktor faktor yang harus dihadapi atau diperhitungkan di dalam pendirian suatu badan usaha,
khususnya di bidang IT adalah:
1. Barang dan Jasa yang akan dijual.
2. Pemasaran barang dan jasa.
3. Penentuan harga.
4. Pembelian.
5. Kebutuhan Tenaga Kerja.
6. Organisasi intern.
7. Pembelanjaan.
F. Pendirian Badan Usaha dan Sertifikat Tender
Prosedur Pendirian PT
Bentuk badan usaha PT adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak digunakan dan
diminati oleh para pengusaha. Hal ini dikarenakan badan hukum PT memiliki banyak kelebihan
jika dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain adalah luasnya bidang
usaha yang dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal yang
disetor. Dasar hukum yang utama tentang pendirian PT-Perseroan Terbatas adalah Undangundang No. 40 tahun 2007: Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Tentang
Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1998 tentang Pemakaian Nama PT Perseroan Terbatas. Permohonan Pendirian PT bisa diajukan bersama-sama oleh para pendiri
kepada Notaris atau memberikan kuasa kepada salah satu pendiri atau kepada pihak lain untuk
menghadap Notaris. Persiapan dan untuk mendirikan Perseroan Terbatas adalah:
Pertama kali yang harus anda lakukan untuk dapat mendirikan Perseroan Terbatas adalah
menetapkan nama pendiri perusahaan, nama perusahaan, tempat/kedudukan perusahaan, modal
perseroan terbatas, maksud dan tujuan serta direksi dan komisaris perseroan terbatas.
Setiap Pendirian PT harus dibuat dengan Akta Otentik oleh Notaris dalam bahasa Indonesia
yang memuat anggaran dasar pendirian PT untuk memperoleh statusnya sebagai badan hukum
Perseroan Terbatas harus mendapatkan pengesahan dari Menteri sesuai dengan Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Prosedur Pendirian perseroan terbatas adalah sebagai berikut:
a. Perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.
b. Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham atas perseroan yang didirikan.
c. Setelah perseroan disahkan pemegang saham menjadi berkurang 2 orang, maka dalam waktu
paling lama 6 bulan sejak keadaan tersebut pemegang saham wajib mengalihkan sebagian
sahamnya ke orang lain.
d. Setelah jangka waktu yang dimaksud dalam ayat 3, pemegang saham tetap kurang dari 2
orang maka pemegang saham bertanggung jawab atas segala resiko atau kerugian dan Pengadilan
Negeri dapat membubarkan perseroan tersebut.
e. Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih diatur dalam ayat 1,
ayat 3 dan ayat 4 tidak berlaku bagi perseroan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara.
f. Perseroan memperoleh status badan hukum setelah Akta Pendirian sebagaimana diatur dalam
ayat 1 disahkan oleh menteri.
g. Dalam pembuatan Akta Pnedirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat
kuasa.
1. Karakteristik Perseroan Terbatas antara lain :
1. Pendiriannya dapat dilakukan oleh Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing dalam
rangka PMA.
2. Proses pendirian, Perubahan atau Pembubaran Perusahaan diatur dengan Undang-undang No.
1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
3. Setiap pendirian dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas wajib mendapatkan
Pengesahan Menteri Hukum & HAM RI.
4. Status PT Bersifat Terbuka atau Tertutup.
5. Bersifat mencari keuntungan sebesar-besarnya.
6. Status modalnya dapat berupa PMA, PMDN, BUMN atau Swasta Lokal.
7. Modal Dasarnya diatur minimal Rp. 20 juta kecuali ditentukan lain sesuai kegiatan usahanya.
8. Adanya Pemegang Saham sebagai pemilik modal yang secara jelas disebutkan dalam Akta
Pendirian atau Perubannya baik atas nama perusahaan asing/lokal ataupun atas nama perorangan.
9. Tanggung jawab dan pengawasan perusahaan dilakukan oleh Direktur dan Komisaris.
10. Keputusan tertinggi berada didalam Keputusan RUPS-Rapat Umum Pemegang Saham.
Apabila para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha berencana untuk ikut serta dalam tender
yang dilakukan oleh instansi pemerintahan maupun swasta, maka harus dilengkapi dengan suratsurat lainnya, yaitu berupa :
1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
3. Tanda Daftar Perseroan.
4. Keanggotaan pada KADIN dan Sertifikasi Kompetensi KADIN.
Keanggotaan pada Asosiasi dan Sertifikat Badan Usaha, serta Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi.
(penjelasan lengkap pada halaman Sertifikasi Izin Tender).
2. Kualifikasi perusahaan berdasarkan SIUP
1. Perusahaan Besar adalah perusahaan yang memiliki Modal atau Kekayaan Bersih diluar
investasi tanah dan bangunan atau Modal disetor dalam Akta Pendirian/Perubahanya diatas Rp.
500.000.000 (limaratus juta rupiah).
2. Perusahaan Menengah adalah perusahaan yang memiliki Modal atau Kekayaan Bersih diluar
investasi tanah dan bangunan atau Modal disetor dalam Akta Pendirian/Perubahaanya Rp.
200.000.000 (duaratus juta rupiah) sampai Rp. 500.000.000 (limaratus juta rupiah).
3. Perusahaan Kecil adalah perusahaan yang memiliki Modal atau Kekayaan Bersih diluar
investasi tanah dan bangunan atau Modal disetor dalam Akta Pendirian/Perubahannya sampai
dengan Rp. 200.000.000 (duaratus juta).
3. Tahapan proses pendirian PT :
TAHAP 1. Pengecekan & Pendaftaran Nama Perseroan.
TAHAP 2. Pembuatan Akta Pendirian PT.
TAHAP 3. Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
TAHAP 4. NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak.
TAHAP 5. Pengesahan Menteri Kehakiman & Ham RI.
TAHAP 6. UUG/SITU-Surat Izin Tempat Usaha.
TAHAP 7. SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan.
Keempat. Tentukan maksud dan tujuan perusahaan (bidang usaha dan lingkup kegiatan usaha
Kelemahan Firma
a) Utang-utang perusahaan di tanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
b) Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar,
maka firma akan bubar.
c) Tanggungjawab pemilik tidak terbatas.
d) Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota lainnya.
e) Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
Syarat yang harus anda siapkan untuk membuat dan membentuk badan usaha PT, CV atau Firma
adalah:
1. Siapakan data dan Informasi Pendirian Perusahaan.
a. Nama para pendiri perusahaan, jumlah pendiri minimal 2 orang.
b. Nama Perusahaan.
c. Tempat dan kedudukan perusahaan.
d. Maksud dan tujuan perusahaan (bidang dan lingkup kegiatan usaha).
e. Nama dan susunan pengurus (direktur dan komisaris).
Khusus untuk proses pendirian PT tentukan besarnya modal dasar, modal ditempatkan dan modal
yang disetor oleh pendiri perusahaan.
2. Isi Formulir pendirian perusahaan dibawah ini sesuai bentuk badan usaha.
3. Lampirkan Persyaratan dokumen yang dibutuhkan.
a. Fotokopi KTP para pendiri perusahaan.
b. Fotokopo NPWP direktur utama/pimpinan perusahaan.
c. Fotokopi KTP pengurus perusahaan (Direktur dan Komisaris).
d. Fotokopi KK-kartu keluarga direktur utama/pimpinan perusahaan.
e. Photo direktur utama/pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4 (2 lembar).
f. Fotokopi bukti sewa/kontrak atau bukti kepemilikan tempat usaha/kantor.
g. Surat keterangan dari pengelola jika berlokasi di gedung/perkantoran.
h. Surat kuasa pendirian perusahaan.
i. Surat pernyataan modal khusus untuk PT.
j. Surat kuasa permohonan NPWP.
Pastikan bahwa anda telah memiliki tempat usaha sebagai kantor dengan alamat lengkap. Tempat
usaha tersebut harus berada dilingkungan komersial seperti di Gedung Perkantoran, Ruko/Rukan,
Pertokoan, Kawasan Industri/Pergudangan atau tempat lain yang memang di peruntukan sebagai
tempat usaha. Jika tempat usaha tersebut milik anda maka harus dilampirkan bukti kepemilikan
tempat usaha tersebut berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak Milik, jika anda
sewa/kontrak maka harus melampirkan bukti surat perjanjian sewa/kontrak termasuk surat
keterangan dari pemilik Gedung/Bangunan.
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Jadi dalam mendirikan badan usaha kita harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan yang telah
di tetapkan UU dan juga harus jelas visi misi perusahaan tersebut, dan sebelum mendirikan badan
usaha kita harus mendapatkan izin dari pemerintah.
Saran
Sebelum mendirikan badan usaha, anda hendak nya mengetahui tahap-tahap yang ada agar
semua berjalan dengan lancar.