You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan
persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan
salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan
berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa
pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa.
Tantangan

dunia

pendidikan

ke

depan

adalah

mewujudkan

proses

demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan


tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan
belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar bahwa anak memiliki kekuatan
disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan kecemasan,
bisa marah di samping juga bisa gembira .
Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar
adalah : Kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang
diinginkan dalam tingkah laku? Atau dengan kata lain, bagaimana bisa apa yang kita
ketahui tentang belajar diterapkan dalam instruksi? Sebelum kita menjawab
pertanyaan tersebut, kita harus melihat pada penjelasan-penjelasan psikologis tentang
belajar.
Hidup bersama antarmanusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk
komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan
demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau
komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun
interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak disengaja.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan
keinginan manusia, untuk itu perlu difahami secara benar mengenai pengertian proses
dan interaksi belajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tapi
memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar


adalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta mangarahkan kegiatan
belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang dapat membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.
Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong
seseorang itu untuk belajar antara lain sebagai berikut:
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan temanteman;
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi;
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman;
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. (Frandsen, 1961,
p. 216).
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi

atau

bagaimanapun

juga

membicarakan

masalah

belajar

ialah

membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang
harus mendapat perhatian. anah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan
binatang. Binatang adalah juga makhluk yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak
menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia
berpengalaman dalam melakukan serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia
melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan
makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan
hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan. Proses
belajar yang digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan
asosiasi antara stimulus dan respons refleksif.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Teori Belajar ?
2. Apa saja macam-macam teori belajar ?
3. Jelaskan riwayat hidup jean Piaget ?
4. Jelaskan Prinsip Dasar Teori Piaget
5. Bagaimana Tahapan Perkembangan teori belajar Piaget ?
6. Kelebihan dan kekurangan teori piaget ?
7. Bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran dalam Teori Piaget ?
8. bagaimana Implikasi teori Belajar Piaget dalam pembelajaran di kelas?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian teori belajar.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui macam-macam teori belajar.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui riwayat hidup jean piaget.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar teori belajar piaget.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui tahapan perkembangan teori belajar
piaget.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teori piaget.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pembelajaran dalam
teori piaget.
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui implikasi teori piaget dalam pembelajaran
di kelas.

D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian teori belajar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam teori belajar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui riwayat hidup jean piaget.
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar teori belajar piaget.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan perkembangan teori belajar piaget.
6. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teori piaget.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

7. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pembelajaran dalam teori


piaget.
8. Mahasiswa dapat mengetahui implikasi teori piaget dalam pembelajaran di
kelas.

E. Batasan Masalah
Makalah ini dibatasi pada teori piaget.

BAB II
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar


Pengertian teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk mengubah
perilaku mereka. Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang meliputi
kecakapan, keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak, minat,
penyesuaian diri dan lain sebagainya. Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif,
perubahan psikomotor, dan perubahan afektif. Prinsip-prinsip belajar pada hakekatnya
berkaitan dengan potensi yang bersifat manusiawi dan kelakuan. Belajar
membutuhkan proses dan tahapan serta kematangan mereka yang belajar. Belajar
lebih baik dan efektif jika didorong oleh motivasi, khususnya motivasi dari dalam diri
karena akan berbeda dengan belajar karena terpaksa atau memiliki rasa takut.
Di dalam banyak hal belajar adalah proses mencoba dengan kemungkinan untuk
keliru dan pembiasaan. Kemampuan belajar seseorang harus bisa diperhitungkan
dalam menentukan isi pelajaran. Belajar bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu diajar
secara langsung, kontrol, penghayatan, kontak, pengalaman langsung dan dengan
pengenalan atau peniruan. Belajar melalui praktik secara langsung akan lebih efektif
daripada melakukan hafalan. Pengalaman mempengaruhi kemampuan belajar
seseorang. Bahan belajar yang bermakna lebih mudah dan menarik untuk dipelajari
dibandingkan bahan yang kurang bermakna. Informasi mengenai kelakuan yang baik,
pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan belajar akan banyak membantu kelancaran
dan semangat belajar siswa. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka
ragam tugas sehingga murid yang belajar bisa melakukan dialog dengan dirinya
sendiri.

Ada tiga golongan besar teori belajar yaitu teori belajar menurut ilmu jiwa daya, teori
belajar ilmu jiwa gestalt dan teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi. Pengertian teori
belajar menurut ilmu jiwa daya adalah bermacam-macam daya yang ada pada
manusia bisa dilatih untuk memenuhi fungsinya. Sebagai contoh adalah melatih daya

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

ingat dengan menghafal istilah asing atau angka. Sedangkan pengertian teori belajar
menurut ilmu jiwa Gestalt adalah belajar secara keseluruhan lebih penting dan pada
belajar bagian atau unsur. Berdasarkan aliran ini belajar dimulai pada saat diperoleh
insight dengan melihat hubungan tertentu berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Insight ini tergantung pada pengalaman, kesanggupan, kompleksitas suatu situasi,
latihan dan kesalahan.

B. Macam-macam Teori Belajar


1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran
melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.
Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh
utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi
dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup
yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena
mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih
pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat
secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
4. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika seorang pelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori
belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan
dari sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai fasilitator
bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna
kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai
pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

5. Teori Belajar Gestalt


Menurut pandangan teori gestalt seseorng memperoleh pengetahuan melaui
sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian
menyusunya kembali dalam struktur yang sederhana sehungga lebih mudah dipahami.
Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :
a)
b)
c)
d)

Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar


Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
Memandu guru untuk mengelola kelas
Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil

belajar siswa yang telah dicapai


e) Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif
f) Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga
dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.
6. Teori Pembelajaran Sosial
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang
memperoleh penguatan(reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan
diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau
perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada
membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada
seberapa jauh siswatelah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka
mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).

7. Teori Belajar Sosial


Dalam dasa warsa terakhir, penganut teori konstruktivisme memperluas focus
tradisionalnya pada pembelajaran individual kedimensi pembelajaran kolaboratif dan
sosial.Konstruktivisme sosia lbisa dipandang sebagai perpaduan antara aspek-aspek
dari karya Piaget dengan karya Bruner dan karya Vygotsky. Istilah Konstruktivisme
komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun 2001. Dalam model ini, "siswa tidak
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

hanya mengikuti pembelajaran seperti halnya air mengalir melalui saringan namun
membiarkan mereka membentuk dirinya." Dalam perkembangannya muncullah istilah
Teori Belajar Sosial dari para pakar pendidikan.
Pijakan awal teori belajar social adalah bahwa manusia belaja rmelalui
pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak melakukan
riset teori belajar social adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner.
Meskipun classical dan operant conditioning dalam hal-hal tertentu masih
merupakan tipe penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian besar apa
yang ia ketahui melalui observasi (pengamatan). Belajar melalui pengamatan berbeda
dari classical dan operant conditioning karena tidak membutuhkan pengalaman
personal langsung dengan stimuli, penguatan kembali, maupun hukuman. Belajar
melalui pengamatan secara sederhana melibatkan pengamatan perilaku orang lain,
yang disebut model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut.
Baik anak-anak maupun orang dewasa belajar banyak hal dari pengamatan
adanimitasi (peniruan) ini.Anak mudabelajarbahasa, keterampilansosial, kebiasaan,
ketakutan, danbanyakperilaku lain denganmengamati orang tuanyaatauanak yang
lebihdewasa. Banyak orang belajara kademik, atletik, dan keterampilan music dengan
mengamati dan kemudian menirukan gueunya.Menurut psikolog Amerika Serikat
kelahiran Kanada Albert Bandura, pelopor dalam studi tentang belaja rmelalui
pengamatan, tipe belajar ini memainkan peran yang penting dalam perkembangan
kepribadian anak. Bandura menemukan bukti bahwa belajar sifat-sifat seperti
keindustrian, keramahan, pengendalian diri, keagresivan, dan ketidaksabaran sebagian
dari meniru orang tua, anggota keluarga lain, dan teman-temannya.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

C. Riwayat Hidup Jean Piaget


Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ia adalah anak
seorang sejarawan. Masa kanak-kanak Jean Piaget banyak dipengaruhi oleh apa yang
ia lihat pada ayahnya, seorang pria yang berdedikasi pada penelitian dan
pekerjaannya. Karenanya, sejak kanak-kanak dia sangat suka belajar, terutama dalam
hal ilmu pengetahuan alam.
Saat dia berumur sebelas tahun, tulisannya tentang burung gereja "albino` (memiliki
kulit yang benar-benar pucat atau terang) yang langka, diterbitkan -- yang pertama
dari ratusan artikel dan lebih dari lima puluh buku. Beberapa kali, saat memberikan
karyanya untuk diterbitkan dalam berbagai redaksi majalah, Piaget dipaksa untuk
merahasiakan usianya yang masih muda. Banyak editor menganggap penulis muda
tidak memiliki kredibilitas. Apa yang dilakukannya untuk membantu mengategorikan
koleksi museum zoologi Neuchatel, menginspirasi penelitiannya terhadap kerangkerangan. Salah satu artikelnya, yang ia tulis saat berumur lima belas tahun,
membuatnya ditawari sebuah pekerjaan di museum zoologi di Jenewa, Swiss, ia
menolak tawaran itu untuk melanjutkan pendidikannya. Ia menyelesaikan pendidikan
ilmu pengetahuan alam di Universitas Neuchatel pada 1916 dan mendapat gelar
doktoral untuk penelitian atas kerang-kerangan pada 1918.
Piaget meninggal pada 17 September 1980 di Jenewa, Swiss, dan digadang oleh New
York Times sebagai seorang figur yang teorinya "membebaskan dan revolusioner",
sama dengan teori Sigmund Freud tentang tahap kehidupan emosional manusia.
Banyak orang mengklaimnya sebagai salah satu pemikir ilmiah paling kreatif di
Swiss.

D. Prinsip Dasar Teori Piaget


Jean Piaget meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun
1927 sampai 1980. Berbeda dengan para ahli-ahli psikologi sebelumnya, Piaget
menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan
dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan , tetapi juga berbeda secara kualitatif.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

10

Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap perkembangan individu /pribadi serta


perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan
intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang
menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesishipotesis.
Piaget mengemukakan, inteligensi adalah ciri bawaan yang dinamis sebab tindakan
yang cerdas akan berubah saat organisme itu makin matang secara biologis dan
mendapat pengalaman. Inteligensi adalah bagian integral dari setiap organisme karena
setiap organisme yang hidup selalu mencari kondisi yang kondusif untuk
keberlangsungan hidup.
Teori Piaget sering disebut sebagai genetic epistemology, karena teori ini
berusaha melacak perkembangan kemampuan intelektual.Sedangkan istilah genetik
yang dimaksud mengacu pada pertumbuhan developmental bukan warisan biologi.
Ada tiga aspek perkembangan intelektual yaitu : struktur, isi dan fungsi. (Dahar ,
1988:179). Struktur atau skemata merupakan organisasi mental tingkat tinggi yang
terbentuk pada individu waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Isi merupakan
pola perilaku khas anak yang tercermin pada responnya terhadap berbagai masalah
atau situasi yang dihadapinya. Sedangkan fungsi adalah cara yang digunakan
organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Fungsi itu terdiri dari organisasi dan
adaptasi.Semua organisme lahir dengan kecenderungan untuk beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Cara beradaptasi ini berbeda antara
organisme yang satu dengan yang lain. Adaptasi terhadap lingkungan dilakukan
melalui 2 proses yaitu : assimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi seseorang
menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah
yang dihadapinya dalam lingkungan. Dan proses akomodasi seseorang memerlukan
modifikasi struktur mental yang ada untuk mengadakan respon terhadap tantangan
lingkungan.
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

11

dalam perkembangan genetik.Perubahan genetik bukan peristiwa yang menuju


kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap
lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam
responnya organisme mengubah kondisi lingkungan, membangun struktur biologi
tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa mempertahankan hidupnya. Perkembangan
kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget
dalam bidang biologi.
Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi, ia berkeyakinan bahwa suatu
organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderungan yang fundamental, yaitu
kecenderungan untuk :
a. Beradaptasi. Pada proses ini berisi dua kegiatan. Pertama, mengabungkan atau
mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia atau disebut asimilasi.
Kedua, mengubah struktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan struktur
pengetahuan baru, sehingga akan terjadi keseimbangan (equilibrium).
b. Organisasi (tindakan penataan). Yaitu proses ketika manusia menghubungkan
informasi yang diterimanya dengan struktur-struktur pengetahuan yang sudah
disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Melalui proses ini, manusia dapat
memahami sebuah informasi baru yang didapatnya dengan menyesuaikan informasi
tersebut dengan struktur pengetahuan yang dimilikinya, sehingga manusia dapat
mengasimilasikan atau mengakomodasikan informasi atau pengetahuan tersebut.
Untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar,
yaitu sebagai berikut:
1. Skema
Istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan
mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk
menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.
Skema adalah struktur kognitif atau serangkaian perilaku terbuka secara sistematis
yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan (barang,
orang, keadaan, kejadian) dan menata lingkungan ini secara intelektual.Misalnya,

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

12

skema memegang adalah kemampuan umum untuk memegang sesuatu.Skema lebih


dari sekedar manifestasi refleksi memegang saja.Skema memegang dapat dianggap
sebagai struktur kognitif yang membuat semua tindakan memegang bisa
dimungkinkan.
Dalam teori Piaget, skema dianggap sebagai elemen penting dalam struktur kognitif
organisme. Skema akan menentukan bagaimana ia akan merespon lingkungan fisik.
Skemata dapat muncul dalam perilaku yang jelas, seperti dalam kasus refleks
memegang, atau muncul secara tersamar.Manifestasi skema yang tidak jelas dapat
disamakan dengan tindak berpikir. Jelas, cara anak menghadapi lingkungan akan
berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Agar terjadi interaksi organismelingkungan, skemata yang tersedia untuk anak harus berubah.
Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi
2. Asimilasi
Asimilasi itu suatu proses kognitif, yang aktif dalam menggunakan skema untuk
merespon lingkungan. Dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan
persepsi atau stimulus ke dalam skema yang ada atau tingkah laku yang ada.Asimilasi
berlangsung setiap saat.Seseorang tidak hanya memproses satu stimulus saja,
melainkan memproses banyak stimulus.Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan
perubahan skemata, tetapi asimilasi mempengaruhi pertumbuhan skemata. Dengan
demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, dengan proses itu individu
secara kognitif mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.
3. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan penyesuaian aplikasi skema yang cocok dengan
lingkungan yang direspons .Atau sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan
skemata lama.Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap
individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada
keserasian dan oleh Piaget disebut sebagai keseimbangan.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

13

4. Keseimbangan
Yaitu keseimbangan antara skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons
sebagai hasil ketepatan akomodasi . Dalam proses adaptasi dengan lingkungan
individu berusaha mencapai struktur mental atau skemata yang stabil. Yaitu
keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi. Seandainya hanya asimilasi
secara kontinu maka yang bersangkutan hanya akan memiliki beberapa skemata
global dan ia tidak mampu melihat perbedaan antara berbagai hal. Sebaliknya jika
hanya akomodasi saja secara kontinu, maka hanya memiliki skemata kecil-kecil saja
dan mereka tidak memiliki skemata yang umum. Dan tidak akan mampu melihat
persamaan antara berbagai hal.
Dengan keseimbangan ini maka efisiensi interaksi antara anak yang sedang
berkembang dengan lingkungannya dapat tercapai dan terjamin. Dengan kata lain
terjadi keseimbangan antara faktor-faktor internal dan faktor eksternal.
Proses akomodasi adalah proses memodifikasi struktur kognitif yang sudah dimiliki
dengan informasi yang diterima. Proses asimilasi dan akomodasi akan menimbulkan
ketidakseimbangan antara yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau
dialaminya sekarang. Proses ketidakseimbangan ini harus disesuaikan melalui proses
ekuilibrasi. Proses ekuilibrasi ini merupakan proses yang berkesinambungan antara
proses asimilasi dan akomodasi. Proses ini akan menjaga stabilitas mental dalam diri
pembelajar dan ia akan dapat terus mengembangkan dan menambah pengetahuannya.

E. Tahapan Perkembangan Teori Belajar Piaget


Piaget

mengidentifikasi

empat

faktor

yang

mempengaruhi

transisi

tahap

perkembangan anak, yaitu :


1. kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh
manfaat

secara

maksimum dari

pengalaman

fisik.

Kematangan

membuka

kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

14

secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan


yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar
sendiri.
2.

pengalaman fisik / lingkungan

Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi
kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan
kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
3.

transmisi social

Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat
memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif
4. equilibrium
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dari individu
dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan
jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan
tersusun baik.
Selanjutnya Piaget mengemukakan tentang perkembangan kognitif yang dialami
setiap individu secara lebih rinci, mulai bayi hingga dewasa. Teori ini disusun
berdasarkan studi klinis terhadap anak-anak dari berbagai usia golongan menengah di
Swiss.
Berdasarkan

hasil

penelitiannya,

Piaget

mengemukakan

ada

empat

tahap

perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis :


a. tahap Sensori Motor : 0 2 tahun ;
b. tahap Pra Operasi : 2 7 tahun ;
c. Operasi Konkrit : 7 11 tahun ;
d. tahap Operasi Formal : 11 keatas tahap.
Sebaran umur pada seiap tahap ersebut adalah rata-rata (sekitar) dan mungkin pula
terdapat perbedaan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya,
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Dan teori ini berdasarkan
pada hasil penelitian di Negeri Swiss pada tahun 1950-an.
a. Tahap Sensori Motor (Sensory Motoric Stage)
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

15

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan
anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra).Pada mulanya pengalaman itu
bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada pada
penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk mencari objek
yang asalnya terlihat kemudian menghiang dari pandangannya, asal perpindahanya
terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda tersebut
tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan
dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan matang. Ia
mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke dalam symbol-simbol, misalnya
mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.
Kesimpulan pada tahap ini adalah : Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema
dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks.
Pada masa kanak-kanak ini, anak beum mempunyai konsepsi tentang objek yang
tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya.
b. Tahap Pra Operasi ( Pre Operational Stage)
Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Istilah
operasi yang digunakan oleh Piaget di sini adalah berupa tindakan-tindakan kognitif,
seperti mengklasifikasikan sekelompok objek (classifying), menata letak benda-benda
menurut urutan tertentu (seriation), dan membilang (counting), (mairer, 1978 :24).
Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit
daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya
berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak masih berada pada
tahap pra operasional belum memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu
kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain dari itu, cirri-ciri anak pada
tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara
bersamaan.
Kesimpulan pada tahap ini adalah : Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya,
tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai (dilihat) di dalam
lingkungannya saja.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

16

c. Tahap Operasi Konkrit (Concrete Operational Stage)


Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, dan
pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan
bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep
kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang
suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objek
Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika,
tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional
konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini
masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.
Smith (1998) memberikan contoh. Anak-anak diberi tiga boneka dengan warna
rambut yang berlainan (Edith, Suzan, dan Lily), tidak mengalami kesulitan untuk
mengidentifikasi boneka yang berambut paling gelap. Namun, ketika diberi
peranyaan, Rambut Edith lebih terang daripada rambut Lily. Rambut siapakah yang
paling gelap? , anak-anak pada tahap operasional konkret mengalami kesulitan
karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan lambanglambang.
Kesimpulan pada tahap ini adalah : Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol
matematis, tetapi belum dapatt menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).
d. Tahap Operasi Formal (Formal Operation Stage)
Tahap operasi formal ini adalah tahap akhir dari perkembangan konitif secara
kualitatif. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan
menggunakan hal-hal yang abtrak dan menggunakan logika. Penggunaan bendabenda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan
dengan dengan objek atau peristiwanya berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur
kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi
dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan
operasi-operasi

yang

menyatakan

hubungan

di

antara

hubungan-hubungan,

memahami konsep promosi.


Sebagai contoh eksperimen Piaget berikut ini :
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

17

Seorang anak pada tahap ini dihadapkan pada gambar pak Pendek dan untaian
klip (penjepit kertas) untuk mengukur tinggi Pak Pendek itu. Kemudian
ditambahkan penjelasan dalam bentuk verbal bahwa Pak Pendek itu mempunyai
teman Pak Tinggi. Lebih lanjut dikatakan bahwa apabila diukur dengan batang
korek api tinggi Pak Pendekempat batang sedangkan tinggi Pak Tinggi enam
batang korek api.
Berapakah tinggi Pak Tinggi bila diukur dengan klip? Dalam memecahkan
masalah diatas, anak harus memerlukan operasi terhadap operasi.
Karakteristik dari anak pada tahap ini adalah telah memiliki kekampuan untuk
melakukan

penalaran

hipotek-deduktif,

yaitu

kemampuan

untuk

menyusun

serangkaian hipotesis dan mengujinya (child, 1977 : 127)


Kesimpulan pada tahap ini adalah :
Pada tahap operasional formal, anak-anak sudah mampu memahami bentuk argumen
dan tidak dibingungkan oleh isi argument (karena itu disebut operasional formal).
Tahap ini mengartikan bahwa anak-anak telah memasuki tahap baru dalam logika
orang dewasa, yaitu mampu melakukan penalaran abstrak. Sama halnya dengan
penalaran abstrak sistematis, operasi-operasi formal memungkinkan berkembangnya
system nilai dan ideal, serta pemahaman untuk masalah-masalah filosofis.

F. Kelebihan dan kekurangan teori piaget


Teori Piaget terus berkembang selama bertahun-tahun. Banyak penjelasan lain
diungkapkan dan percobaan lain dilakukan, namun semuanya itu tidak mengubah
dasar pemikiran dari teorinya.
KELEBIHAN
Kelebihan dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

18

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan


dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temanya.
KEKURANGAN
Dari segi kekurangan teori ini adalah:
1. Menyatakan bahwa teori Piaget tidak mampu menjelaskan struktur, proses dan
fungsi kognitif dengan jelas.
2. Tidak adanya kebenaran wujud dari empat tingkat perkembangan kognitif
yang direkomendasikan oleh Piaget (Gelman dan Baillargeon, 1983). Dapat
dikatakan masa anak-anak melalui setiap tingkat perkembangan kognitif
berbasis set operasi yang khusus, maka saat anak tersebut berhasil
memahirkan set operasi tertentu, mereka seharusnya juga dapat menyelesaikan
semua masalah yang membutuhkan set operasi yang sama.
Misalnya, ketika anak menunjukkan kemampuan konservasi yaitu yang
terdapat pada tahap operasi konkrit, maka berdasarkan teori Piaget, dia
seharusnya dapat menunjukkan kemampuan konservasi dalam angka dan berat
pada waktu yang sama. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh
Klausmeier dan Sipple (1982) menunjukkan kondisi yang berbeda di mana
anak-anak selalu menunjukkan kemampuan konservasi berat lebih lewat dari
konservasi angka. Kondisi ini adalah bertentangan dengan teori Piaget.
Dari segi metodologi ini, metode klinis yang digunakan dalam penelitian Piaget
di mana penelitian dengan metode klinis sulit untuk diulang. Jadi, kesahihannya
adalah diragukan. Pengkritiknya juga menuduh Piaget membuat generalisasi dari
sampel-sampel yang ukurannya terlalu kecil dan tidak memenuhi standar.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

19

G. Langkah-langkah Pembelajaran dalam Teori Piaget


Piaget menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterpretasikan

dan

beradaptasi

dengan

lingkungannya.

Menurutnya,

pemahaman anak tentang objek melalui asimilasi dan akomodasi. Jika kedua proses
tersebut terjadi terus menerus, membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru
menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun
pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka
perilaku belajar anak dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan
lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses
belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Konkrit mengandung
makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni dapat dilihat, didengar,
dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab anak dihadapkan pada peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual,
lebih bermakna dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.
Pada renang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajara sebagai berikut:
1. Mulai memandang dunia secara obyektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek
lan secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
2. Mulai berpikir secara operasional.
3. Menggunakan cara berpiki operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda.
4. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
secara sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab-akibat.
5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat.
Pengetahuan dibangun dalam pikiran. Setiap individu membangun sendiri
pengetahuannya.Pengetahuan yang dibangun ada tiga bentuk, yaitu pengetahuan fisik,
logika-matematika dan sosial.
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

20

Belajar pengetahuan meliputi tiga fase, yaitu fase eksplorasi (siswa mempelajari
gejala dengan bimbingan), pengenalan konsep (siswa mengenal konsep yang ada
hubungannya dengan gejala), dan fase aplikasi konsep (siswa menggunakan konsep
untuk meneliti gejala lebih lanjut).
Empat langkah pembelajaran:
1. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri dengan dibimbing
dengan beberapa pertanyaan:
a) Pokok bahasan apakah yang cocok untuk eksperimentasi?
b) Topik manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam situasi kelompok?
c) Topik manakah yang dapat disajikan pada tingkat manipulasi secara fisik sebelum
secara verbal?
2. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut yang
dibimbing dengan pertanyaan:
a) Apakah aktivitas itu memberi kesempatan untuk melaksanakan eksperimen?
b) Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?
c) Dapatkah siswa membandingkan berbagai cara bernalar dalam mengikuti kegiatan
di kelas?
d) Apakah masalah tersebut merupakan masalah yang dapat dipecahkan atasa dasar
pengisyaratan perseptual?
e) Apakah kegiatan itu dapat menghasilkan aktivitas fisik dan kognitif?
f) Dapatkah kegiatan siswa itu memperkaya konstruk yang sudah dipelajari?
3. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk memberikan pertanyaan yang
menunjang proses pemecahan masalah, yang dibimbing dengan pertanyaan:
a) Pertanyaan lanjut yang memancing berfikir seperti bagaimana jika?
b) Membandingkan materi apakah yang cocok untuk menimbulkan pertanyaan
spontan?
4. Menilai pelaksanaan kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi,
yang dibimbing dengan pertanyaan:
a) Segi apakah yang menghasilkan minat dan keterlibatan siawa yang besar?

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

21

b) Segi kegiatan manakah yang tak menarik, dan apakah alternatifnya?


c) Apakah aktivitas itu memberikan peluang untuk memberikan siasat baru
dipelajaruntuk penelitian atau meningkatkan siasat yang sudah dipelajari?
d) Apakah kegiatan itu dapat dijadikan modal untuk pembelajaran lebih lanjut?
Secara singkat Piaget menyarankan agar pembelajaran, guru memilih masalah yang
beciri kegiatan prediksi, eksperimentasi, dan eksplanasi.
g). Peran Latihan dan Pengalaman
Menurut Piaget, perkembangan kognitif bukan hanya sekedar kematangan pemikiran
seseorang adalah latihan dan pengalaman.
Latihan berpikir, merumuskan masalah, dan memecahkannya, serta mengambil
kesimpulan akan membantu seseorang dalam mengembangkan pemikirannya dan
inteligensinya. Semakin banyak dan sering seorang anak dalam memecahkan masalah
matematika, ia akan semakin mengerti dan mengembangkan cara berpikirnya. Piaget
membedakan dua macam pengalaman:
1. Pengalaman fisis, terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang
dihadapi untuk mengabstraksi sifat-sifatnya. Misalnya, pengalaman melihat dan
mengamati akan mampu mengabstraksikan sifat-sifat anjing yang pada tahap
selanjutnya membantu pemikiran itu tentang anjing.
2. Pengalaman matematis-logis, terdiri dari tindakan terhadap objek untuk
mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek tersebut. Misalnya, pengalaman
penjumlahan atau pengurangan benda akan membantu pemikiran akan operasi pada
benda itu.
Dalam pengalaman ini, bukan sifat-sifat objeknya yang diambil, melainkan sifat-sifat
objeknya terhadap tindakan terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu Piaget
menekankan bahwa dalam proses belajar penekanan terbesar adalah lebih kepada
siswa. Menurut Piaget, pengetahuan itu dibentuk sendirinya oleh murid dalam
berhadapan dengan lingkungan atau objek yang sedang dipelajarinya. Kegiatan murid
dalam membentuk pengetahuannya sendiri menjadi hal yang sangat penting dalam
sistem Piaget ini. Proses belajar harus dapat membantu dan memungkinkan murid
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

22

mengkonstruksi

pengetahuannya.

Oleh

sebab

itu

kegiatan

belajar

harus

memungkinkan murid mengalami berbagai pengalaman itu dan bertindak terhadap


pengalaman-pengalaman tersebut
H. Implikasi teori Belajar Piaget dalam pembelajaran di kelas
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaikbaiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
berdiskusi.
Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada
siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia
tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui saja.dengan adanya area baru, siswa
akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan. Situasi atau area itulah
yang akan mempermudah pertumbuhan kognitif.
Secara terinci, dibawah ini adalah penerapan teori Piaget terhadap pendidikan di
kelas:
1. Karena cara berpikir anak itu berbeda-beda dan kurang logis di banding dengan
orang dewasa, maka guru harus dapat mengerti cara berpikir anak, bukan sebaliknya
anak yang beradaptasi dengan guru.
2. Anak belajar paling baik dengan menemukan (discovery). Artinya disini adalah
agar pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif, guru tidak
meninggalkan anak-anak belajar sendiri, tetapi mereka memberi tugas khusus yang
dirancang untuk membimbing para siswa menemukan dan menyelesaikan masalah
sendiri.
3. Pendidikan disini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika
Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

23

anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran merekalah yang lebih penting


daripada jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali agar tidak menghukum anakanak untuk jawaban yang salah, tetapi sebaliknya menanyakan bagaimana anak itu
memberi jawaban yang salah, dan diberi pengertian tentang kebenarannya atau
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk untuk menanggulanginya.
4. Guru dapat menemukan menemukan dan menetapkan tujun pembelajaran materi
pelajaran atau pokok bahasan pengajaran tertentu.
Menurut Slavin (dalam Nur :1998 : 27) implikasi dari teori Piaget dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada
produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang
digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
2. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam
inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget,
penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong
untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3. Tidak menekankan pada praktek-praktek yang diarahkan untuk menjadikan anakanak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori
Piaget

mengasumsikan

bahwa

seluruh

anak

berkembang

melalui

urutan

perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang


berbeda.
Dari uraian tersebut pembelajaran menurut konstruktivis dilakukan dengan
memusatkan perhatian kepada berfikir atau progses mental anak, tidak sekedar pada
hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta
memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat
dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak.

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

24

Strategi Belajar Mengajar Kimia_kelompok IX

25

You might also like