Professional Documents
Culture Documents
bahwa masyarakat memiliki kesadaran palsu atau sejati. Sedang kritik secara tegas
menjelaskan masyarakat memiliki kesadaran palsu yang mesti dilawan dan dihancurkan.
Epistemologi yang berbeda menjadikan setiap aliran memiliki metodologi yang
berbeda. Secara kasar, positivis menggunakan teknik-teknik kuantitatif, interpretatif dengan
kualitatif dan kritis dengan kualitatif-emansipatorik. Dalam metodologi, ilmu sosial
positivisme menggunakan metode empiris-analitis, menggunakan logika deduksi, teknikteknik penelitian survai, statistika, dan berbagai teknis studi kuantitatif. Humanisme ilmu
sosial menggunakan metode historis-hermeneutis, mencakup logika induktif, dan metode
penelitian kualitatif. Ilmu sosial kritis mencakup pendekatan emansipatorik, penelitian
partisipatorik dan metode kualitatif.
Walaupun begitu, secara spesifik masing-masing sosiolog memiliki penekanan yang
berbeda-beda walau masuk dalam satu aliran. Terlebih dalam humanisme dan kritik.
Walaupun sama-sama menekuni makna, Garfinkel menggunakan etnometodologi yang
memiliki perbedaan dengan fenomenologi Schutz. Berger, yang membidik makna dalam
skala lebih luas, menggunakan studi sejarah sebagai bagian dari metodologinya.
Socrates, Aristoteles, Chu Hsi, Shankara, Wittgenstein, dan Heidegger dapat berkembang
secara intelektual - dalam jaringan-jaringan dan menjelaskan proses emosional dan simbolis
yang membentuk pemikiran, akhirnya membawa sejarah keberhasilan ide-ide yang sukses.